Professional Documents
Culture Documents
NIM/NIMKO : 2004.4.037.0307.1.00080
Fakultas : Ushuluddin
Angkatan : 2004
Judul :
ََي ْعَلمُون
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui" (QS Ar-Rum [30]: 30).
Quraish Shihab menfasirkan kata "fitrah" salah satunya adalah sebagai
"agama". Manusia tidak dapat memisahkan dirinya dari ikatan agama. Karena agama
merupakan kebutuhan hidupnya. Jika pemisahan sains dan agama ini terjadi, maka
manusia akan buta,pun sebaliknya agama tanpa agama maka manusia akan pincang.
Sebagaimana seorang ilmuan terkenal Barat Albert Einsten mengatakan "Science
without religion is blind and religion without science is lame". Artinya manusia tidak
dapat memisahkan dirinya dari ikatan Agama, karena Agama merupakan kebutuhan
hidupnya. Kemudian Said Hawa mengatakan, (2004: 280) bahwa agama memberikan
perlindungan kepada manusia dari berbagai aksi pemaksaan karena agama yang
benar pasti memberikan kebebasan pada setiap pemeluknya. Dan Tri Prasetya
mengartikan ayat di atas, (2004: 48) bahwa agama yang hakiki ialah kebenaran
murni terjaga dari kesalahan dan bersifat tetap karena ia bersumber dari Allah.
Islam mengajarkan bahwa pengetahuan dapat mengantarkan manusia
kepada keyakinan dan keyakinan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan dapat
melahirkan keyakinan yang hakiki dalam kehidupan manusia.
Sementara itu, dalam perjalanan perkembangan sejarah, sains sering
dipandang sebagai satu-satunya bentuk pengetahuan yang obyektif, karena dapat
diakses dan dibuktikan kebenarannya oleh banyak orang. Karakternya yang sekuler
sering mengakibatkan terjadinya benturan dengan nilai-nilai agama. Seperti yang
berkembang pada abad lalu, para saintis Barat menganggap bahwa agama lahir dari
keyakinan terhadap unsur-unsur yang menyertainya. Sedangkan sains dianggap pasti
berdasarkan akal, sebab fakta-faktanya dapat dibuktikan dan diakui kebenarannya.
Mereka berfikir bahwa nalar memiliki fondasi tersendiri tanpa harus merujuk kepada
realitas transenden. Sejak saat itu, dunia sains di Barat terbangun dengan sikap
menyingkirkan agama dari konteks pencarian pengetahuan (Bruno
Guiderdoni,2004:43). Paham sekularitas sains inilah yang kerap menimbulkan
kontroversi dalam hubungannya dengan agama.
Pemisahan antara sains dan Agama sangat populer di dunia barat
sebagaimana yang diungkapkan oleh Zainal Baqir bahwa ada sebagian yang
menganut independensi, dengan memisahkan sains dan agama dalam dua wilayah
yang berbeda. Masing-masing mengakui keabsahan eksistensi atas yang lain antara
sains dan agama. Baik agama maupun sains dianggap mempunyai kebenaran sendiri-
sendiri yang terpisah satu sama lain, sehingga bisa hidup berdampingan dengan
damai (Armahedi Mahzar, 2004:212). Pemisahan wilayah ini dapat berdasarkan
masalah yang dikaji, domain yang dirujuk, dan metode yang digunakan. Mereka
berpandangan bahwa sains berhubungan dengan fakta, dan agama mencakup nilai-
nilai. Dua domain yang terpisah ini kemudian ditinjau dengan perbedaan bahasa dan
fungsi masing-masing. (http://ahmadsamantho.wordpress.com)
Agar tidak terjadi kesenjangan antara keduanya, maka keduanya harus
diintegrasikan. Dan menjadikan keduanya saling berdiri satu sama lainnya. Namun
untuk menyatukan sains dan agama tidaklah semudah membalik kedua telapak
tangan. Sebagaimana dikatakan oleh Husni Thoyyar, dalam makalahnya, bahwa
menyusun dan merumuskan konsep integrasi sains dan agama tidaklah mudah,
karena ilmu dalam prakteknya memiliki corak dan jenis yang beragam.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis kemudian membatasi
fokus penelitian ini pada pendapat Mehdi Golshani terhadap integrasi Sains dan
agama, yang selanjutnya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, sebagai berikut:
B.Tujuan Kajian
C.Kegunaan Kajian
Bakker dan Zubair, (1990: 11) mengungkap bahwa, fungsi dari penulisan
yakni terus- menerus memperbarui lagi kesimpulan dan teori yang telah diterima
berdasarkan fakta-fakta dan kesimpulan yang telah ditemukan, sehingga ilmu
pengetahuan tidak berdiri di tempat dan surut ke belakang. Kemudian Kaelan,
(2005:235) menyatakan bahwa suatu penulisan atau kajian harus memiliki nilai
guna baik secara praktis maupun akademis. Berikut kegunaan dari penulisan ini:
1.Secara Akademis:
Kajian ini secara garis besar diharapkan dapat menjadi tambahan informasi
penting dan jembatan untuk mengkaji disiplin ilmu yang serupa terhadap
penulisan mendatang. Kemudian, mengingat kajian ini merupakan salah satu
bagian yang perlu mendapat perhatian khusus karena sains dan agama senantiasa
bertautan secara erat dengan kajian keilmuan filsafat kontemporer yang telah
berkembang belakangan ini. Lain dari pada itu, kajian ini berfungsi untuk
mencari makna pengintegrasian antara sains dan agama sebagai sebuah pijakan
dalam konsep penerapan mengintegrasikan disiplin keilmuan lain.
2.Secara Praktis:
1.Alasan Obyektif.
2.Alasan Subyektif.
a.Latar belakang
kehidupan Mehdi
Golshani sebagai
seorang
Fisikawan
muslim yang
intens terhadap
dunia keilmuan ,
mengagumi
perjuangan beliau
sebagai tokoh
saintis muslim
yang memandang
bahwa islam
tidak
membedakan
antara sains dan
agama karena
masing-masing
diorientasikan
untuk memahami
alam semesta
sebagai jalan
menemukan sang
pencipta,
sehingga menarik
penulis untuk
melakukan kajian
ini.
1.Mehdi Golshani
Dalam peta pemikir muslim di Iran, tokoh yang menyukai musik klasik
ini mewakili kalangan reformis, yang mencoba merengkuh modernitas secara
kritis. "Saya seorang fundamentalis," kata Golshani. Cuma, fundamentalis
dalam pengertian yang positif, yakni merujuk ke substansi Al-Quran. Di
negaranya, popularitasnya tak kalah dibanding Dr. Abdul Karim Soroush,
pemikir liberal yang disejajarkan dengan Dr. Nurcholish Madjid di Indonesia.
Lahir di Isfahan, Iran, Golshani tertarik pada agama dan filsafat sejak di
bangku SMU. Ia menyabet gelar Ph.D bidang fisika dengan spesifikasi
partikel dari Universitas California di Berkeley, AS. adalah pendiri dan ketua
Fakultas Filsafat Ilmu di Sharif University of Technology. Dia juga
merupakan direktur dari Institut Insani dan Budaya Studies, Teheran, Iran,
dan Profesor di Departemen Fisika Universitas Teknologi Sharif, juga sebagai
Senior Fellow dari Sekolah Fisika di Lembaga Studi Theoretical Fisika dan
Matematika (IPM ).
Dia telah menulis banyak buku dan artikel tentang fisika, filosofi fisika,
ilmu pengetahuan dan agama, serta ilmu pengetahuan dan teologi. Menurut
penulis, dalam sebagian besar dari pekerjaan Mehdi Golshani, jelas ada upaya
untuk membantu kembali semangat ilmiah di dunia Muslim
(http.//www.majalah.tempointeraktif.com)
Sedangkan ilmu secara nyata dan khas adalalah suatu aktivitas manusiawi,
yakni perbuatan melakukan sesuatu yang dilakukan oleh manusia.oleh karena itu
ilmu tidak hanya satu aktivitas tunggal saja, melainkan suatu rangkaian aktivitas
sehingga merupakan sebuah proses. Melainkan suatu rangkaian aktivitas
sehingga merupakan sebuah proses. Liang Gie menambahkan, aktivitas yang
berpangkal pada hasrat kognitif dan kebutuhan intelektualnya, manusia
melakukan rangkaian pemikiran dan kegiatan rasional yang selanjutnya
melahirkan ilmu. Kemudian ilmu menampakkan diri sebagai kegiata penalaran
logis dari pengamatan. (Liang Gie, 2007: 96).
3.Pengertian Agama
F.Kajian Pustaka
1. Metode holistik.
Secara umum metode ini untuk memahami komsep-konsep dan
konsepsi-konsepsi filosofis tokoh (Bakker,1990:64), dalam penulisan ini
penulis akan menetapkan inti pikiran yang mendasar, dan topik yaitu menarik
kesimpulan dari data-data yang telah dikumpulkan untuk menyusun ucapan
umum (Suryadi, 2006: 10).
Walaupun penulis mengkaji integrasi antara sains dan agama, namun yang
menjadi pokok bahasannya adalah pengintegrasian antara sains dan agama
(dalam pemikiran Armahedi Mazhar). Sedangkan penulis akan meneliti model
pengintegrasian sain dan agama (dalam pemikiran Mehdi Golshani).
Walaupun masalah model integrasi sains dan agama ini pernah diteliti
oleh Wahyudi Irwan Yusuf dalam disertasinya yang berjudul Mencari Model
Integrasi Sains dan Agama : Studi Perbandingan John F. Haught dan Mehdi
Golshani, namun fokus penulisannya adalah tentang metode komparatif yang
digunakan untuk membandingkan metode kedua tokoh tersebut.
G.Metode Kajian
2.Sumber Data.
Yang menjadi sumber penelitian ini, penulis bagi menjadi dua, yaitu sumber
data primer dan sumber data sekunder. Sumber data penulisan ini sepenuhnya
diperoleh dari bahan-bahan pustaka tertulis yang berupa buku, laporan hasil
penulisan, makalah, jurnal ilmiah, atau literatur-literatur lain. Sumber data
primernya adalah buku-buku yang secara langsung berkaitan dengan objek
material penulisan (Kaelan, 2005: 148). Oleh karena itu, data primer dalam
penulisan ini adalah karya dari terjemahan Mehdi Golshani, yaitu "issues in islam
and science". Dan Melacak Jejak Tuhan Dalam Sains Karya ini dipilih, karena
penulis akan mengkaji penelitian tentang pengintegrasian sains dan agama dalam
konteks pemikiran Mehdi Golshani.
a.Metode
Interpretasi.
Dalam hal ini penulis akan menemukan dan mendeskripsikan pemikiran
Mehdi Golshani dalam mengintegrasikan sains dan agama.penulis juga kan
menyelami pemikiran tokoh, untuk menangkap arti dan nuansa yang dimaksudkan
tokoh secara khas. Bekker, (1990: 63) Sehingga peneleti akan menemukan,
menuturkan, dan mengungkapkan makna objek yang terkandung. Kaelan, (2005:
76)
b.Metode
Deskriptif
Historis.
Penulis akan melukiskan, menjelaskan dan menerangkan latar belakang
Mehdi Golshani yang berhubungan dengan: pemikiran, pendidikan, dan segala
hal yang berkaitan dengan perkembangan pemikiran Mehdi Golshani .
c.Metode
Deskripsi.
Penulis berusaha menguak secara teratur seluruh pemikiran Mehdi Golshani
tentang metode-metodenya dalam mengintegrasikan antara agama dan sains, yaitu
dengan memberikan deskripsi mengenai metode penerapan yang dipakai oleh
Mehdi Golshani , khususnya metode yang dipakai untuk mendeskripsikan
maksud dan tujuan dari tokoh dalam penulisan ini. Bekker (1990: 65).
d.Metode Induktif
Dengan metode ini adalah suatu proses dengan membuat analisis mengenai
semua konsep pokok satu persatu dan dalam hubungannya mengambil
kesimpulan. Bekker ,(1990:64) setelah proses pengumpulan dari beberapa data
dan analisis data. Kaelan, (2005: 95). Yaitu melalui suatu sintesis dan
penyimpulan secara induktif.
H.Sistematika Pembahasan
Penelitian ini akan kaji secara sistematis dalam lima bab:
Bab II, landasan teori. Dalam bagian ini peneliti akan mengungkapkan
bagaimana landasan teori yang digagas oleh Mehdi Golshani dalam
mengintegrasikan antara sains dan agama , sehingga pembahasan akan berkisar
pada argumentasi dari pemikiran kata-kata yang menunjuk pada makna
pengintegrasian antara sains dan agama. Kemudian penulis akan mengungkap
wacana relasi sains dan agama pembahasan yang meliputi metode pengintegrasian
antara sains dan agama Mehdi Golshani, landasan integratif sains dan agama,
bentuk integratif sains dan agama (Islamic science), serta mengkomparasikan
pemikiran Mehdi Golshani dengan ilmuan lain yang berhubungan dengan
penelitian ini.
Bab IV, ,adapun dalam bab ini penulis akan menjelasan metodologi
penelitian yang terdiri dari model penelitian, selanjutnya sebagai landasan analisis
(landasan teori) dalam penelitian ini akan diuraikan secara teoritis tentang wacana
relasi sains dan agama. Prosedur teknis, sumber data untuk menerangkan referensi
penelitian ini secara terperinci.
Bab V, berisi penutup dari kesimpulan dan saran saran mengenai pemikiran
Mehdi Golshani tentang pengintegrasian sains dan agama kemudian dilanjutkan
dengan saran dari penulis.
I.Daftar Pustaka (Sementara)
Ahnaf, Iqbal, 2003 Pergulatan Mencari Model Hubungan Agama dan Sains:
Menimbang Tipologi Ian G. Barbor, John F Haughty dan Willem B. Dress,
Relief, 1(1): 35-46
Alwi, Hasan, 2001, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Baqir, Zainal, Abidin, 2005, Integrasi Ilmu dan Agama, Bandung: Mizan Pustaka
Golshani, Mehdi, 2004, Melacak Jejak Tuhan Dalam Sains. Bandung: Mizan
Pustaka.
http.//www.majalah.tempointeraktif.com)
http://ahmadsamantho.wordpress.com
Guiderdoni, Bruno, 2004, Membaca Alam, Membaca Ayat. Bandung: Mizan
Pustaka
BAGIAN AWAL
I. Halaman Sampul
II.Halam Judul
III.Halaman Persetujuan
IV.Halaman Pengesahan
V.Halaman Motto
VI.Halaman Persembahan
VII.Kata Pengantar
VIII.Daftar Isi
XI.Daftar Lampiran
BAGIAN INTI
BAB I : PENDAHULUAN
1.Ko
nfl
ik
2.In
de
pe
de
nsi
ata
u
Ko
ntr
as
3.Di
alo
g
ata
u
Ko
nta
k
4.I
nte
gr
asi
ata
u
Ko
nfi
rm
asi
D.Landasan Integratif Sains dan Agama
C.Karya-karya
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAGIAN AKHIR
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran