You are on page 1of 11

ARTIKEL ILMIAH

PENGEMBANGAN HERBARIUM TUMBUHAN PAKU (Pteridophyta)


SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA
OLEH
YUNITA NURPRIYA SARI
A1C408026
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JANUARI, 2013
YUNITA NURPRIYA SARI: A1C408026 BIOLOGI PMIPA UNJA Page 2
Pengembangan Herbarium Tumbuhan Paku (Pteridophyta) sebagai Media
Pembelajaran Biologi di SMA
Yunita Nurpriya Sari
Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak Mendalo Darat, Jambi
yunita_speciosa@yahoo.com
ABSTRAK
Pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan
penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran di SMA penggunaan herbarium
untuk dijadikan media pembelajaran belum digunakan pada materi tumbuhan paku
(Pteridophyta). Penelitian pengembangan media perlu dilakukan karena pada materi
tumbuhan paku (Pteridophyta) sulit untuk dipahami siswa apabila hanya dijelaskan
tanpa menggunakan media. Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian yang berjudul
pengembangan herbarium tumbuhan paku (Pteridophyta) sebagai media pembelajaran
biologi di SMA .
Tujuan dari penelitian adalah menghasilkan sebuah produk berupa sebuah media
pembelajaran herbarium tumbuhan paku (Pteridophyta) dalam bentuk awetan kering.
Menguji kelayakan media yang telah dibuat melalui uji coba pada uji ahli media, uji ahli
materi dan uji responden.
Metode penelitian yang digunakan adalah model pengembangan prosedural
ADDIE yang terdiri dari lima tahapan: Analisis permasalahan pembelajaran dan
pertimbangan herbarium tumbuhan paku (Pteridophyta) sebagai media solusinya;
Desain herbarium tumbuhan paku (Pteridophyta) yang akan dikembangkan;
Development (pengembangan) herbarium tumbuhan paku (Pteridophyta), Implementasi
herbarium tumbuhan paku (Pteridophyta) di SMA, Evaluasi dan revisi produk
berdasarkan uji ahli dan uji responden di lapangan. Instrumen pengumpulan data yang
digunakan berupa angket. Teknik analisis data dilakukan dengan kualitatif untuk uji ahli
dan kuantitatif untuk uji responden siswa kelas XI IPA.
Hasil penelitian dari validasi ahli media didapat skor 69% dan produk
dikategorikan biasa. Hasil dari validasi ahli materi didapat skor 85% dan produk
dikategorikan sangat menarik. Sedangkan hasil dari validasi responden didapat skor
74.13% dan produk dikategorikan sangat menarik. Dari hasil keseluruhan produk
dinyatakan menarik/layak untuk dijadikan media pembelajaran pada materi tumbuhan
paku (Pteridophyta) dengan persentase 76.04%.
Kajian dari penelitian ini yaitu media herbarium yang dibuat layak digunakan sebagai
media pembelajaran Biologi pada materi tumbuhan paku (Pteridophyta). Peneliti
menyarankan agar guru mata pelajaran Biologi mengembangkan media herbarium dan
menggunakannya pada saat mengajar materi tumbuhan paku (Pteridophyta).
Kata kunci: media, herbarium, tumbuhan paku
YUNITA NURPRIYA SARI: A1C408026 BIOLOGI PMIPA UNJA Page 3
I. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu
seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan berbagai aspek kehidupan
dikembangkan melalui proses belajar dan pembelajaran. Berbagai masalah dalam proses
belajar perlu diselaraskan dan distabilkan, agar kondisi belajar tercipta sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai serta dapat diperoleh seoptimal mungkin guru harus
memanfaatkan media yang mampu merangsang pembelajaran secara efektif dan efisien.
Pembelajaran merupakan pendukung dalam proses belajar, maka dibutuhkan
media belajar sebagai sarana pendukung, selain tranformasi belajar secara konvensional
atau tatap muka (ceramah) di dalam kelas. Media pembelajaran merupakan bagian yang
tidak bisa dipisahkan dan sudah merupakan suatu integrasi terhadap pembelajaran yang
dipakai. Media memiliki peranan yang penting karena dapat membantu proses belajar
siswa. Media belajar yang abstrak bisa dikongkritkan dan membuat suasana belajar
yang tidak menarik menjadi menarik. Bahan belajar yang abstrak bisa dikongkritkan
dan membuat suasana belajar yang tidak menarik menjadi menarik. Banyak media
belajar diciptakan untuk belajar mandiri saat ini, namun untuk mencari suatu solusi
yang benar-benar baik agar proses belajar menjadi efektif, dan menarik serta
menyenangkan merupakan suatu permasalahan yang perlu dicari solusinya.
Guru sudah sering menggunakan metode diskusi dan menggunakan berbagai
media pembelajaran, tetapi untuk media herbarium di SMA pada umumnya belum
digunakan pada materi tumbuhan paku (Pteridophyta). Keadaan tersebut membuat guru
biologi mengandalkan sepenuhnya pada buku yang bersumber dari Dinas Pendidikan
Nasional atau Departemen Pendidikan, atau buku pegangan siswa dari penerbit lain,
pada pembelajaran materi tumbuhan paku (Pteridophyta) siswa diharapkan mengetahui
tentang jenis-jenis tumbuhan. Menurut observasi langsung di SMA, tanpa adanya media
untuk materi tumbuhan paku (Pteridophyta), siswa kesulitan untuk memahami
materinya. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aktivitas belajar biologi
siswa adalah dengan mengembangkan media pembelajaran yang relevan, memberi
kesempatan kepada siswa untuk ikut berperan secara aktif dalam proses belajar
mengajar di kelas.
Media pembelajaran yang dimaksud adalah media herbarium tumbuhan paku
(Pteridophyta) untuk siswa kelas X. Herbarium juga merupakan salah satu sumber
pembelajaran yang penting dalam ilmu biologi tumbuhan. Herbarium merupakan
koleksi kering yang dibuat berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dan memiliki
kriteria-kriteria tersendiri (Anonim, 2011a:5). Media herbarium cocok digunakan di
dalam kelas, karena dengan adanya media herbarium siswa bisa langsung melihat
bentuk asli dari tumbuhan paku (Pteridophyta) beserta nama dari spesies tumbuhan
tersebut. Pembelajaran menggunakan media dapat membuat siswa lebih mampu
mengingat jenis-jenis tumbuhan paku (Pteridophyta) dari yang mereka lihat pada
media tersebut. Media herbarium tumbuhan paku (Pteridophyta) bisa dijangkau siswa
apabila ingin membuat herbarium ini, disamping itu sampel tumbuhan paku
(Pteridophyta) di Jambi banyak, sehingga peneliti melakukan penelitian pengembangan
media herbarium tumbuhan paku (Pteridophyta).
Berdasarkan uraian di atas di SMA Jambi perlu kiranya dilakukan perbaikan dan
inovasi untuk memperbaiki mutu pembelajaran biologi di SMA. Penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Herbarium Tumbuhan Paku
(Pteridophyta) sebagai Media Pembelajaran Biologi di SMA.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
YUNITA NURPRIYA SARI: A1C408026 BIOLOGI PMIPA UNJA Page 4
1. Bagaimanakah mengembangkan herbarium tumbuhan paku (Pteridophyta)?
2. Bagaimanakah kelayakan produk dari hasil pengembangan?
Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah:
1. Menghasilkan sebuah produk berupa sebuah media pembelajaran herbarium pada
materi tumbuhan paku (Pteridophyta) dalam bentuk awetan kering.
2. Menguji kelayakan media yang telah dibuat melalui uji coba pada uji ahli media, uji
ahli materi dan uji responden.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Media sebagai suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau
saluran dalam kegiatan komunikasi antara komunikator dan komunikan. Pesan yang
masih berada pada pikiran pembicara tidak akan sampai ke penerima pesan apabila
tidak dibantu dengan media sebagai perantara. Selain media, pesan akan sampai kepada
penerima pesan apabila pesan itu dikodekan. Jadi, sebelum sampai kepada penerima,
pesan tersebut harus dikodekan terlebih dahulu melalui simbol verbal maupun
nonverbal. Setelah pesan itu diartikan oleh penerima pesan barulah penerima pesan
memberikan respon (umpan balik) kepada pengirim pesan (Asyhar, 2010:4).
Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa.
Selain itu media juga harus merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari
selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan
siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk
melakukan praktik-praktik dengan benar. Pengetahuan yang diperoleh oleh seseorang
secara prosentase mencapai 83% melalui penglihatan dan hanya sekitar 11% diperoleh
dari pendengaran serta sekitar 6% dari yang lainnya. Kemampuan daya ingat terhadap
pengetahuan yang telah diperoleh tersebut sekitar 20% dari apa yang didengar dan
sekitar 50% dari apa yang dilihat. Dengan demikian peranan penglihatan lebih dominan
dalam menentukan kemampuan kognitif seseorang. Oleh sebab itu penggunaan media
yang lebih banyak menggunakan penglihatan dari pada pendengaran akan menunjang
pencapaian tujuan pembelajaran (Arrijani, 2005:140).
Herbarium adalah material tumbuhan yang telah diawetkan (disebut juga
spesimen herbarium). Herbarium juga bisa berarti tempat dimana material-material
tumbuhan yang telah diawetkan disimpan. Herbarium juga merupakan salah satu
sumber pembelajaran yang penting dalam ilmu biologi tumbuhan. Herbarium
merupakan koleksi kering yang dibuat berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dan
memiliki kriteria-kriteria tersendiri (Anonim, 2011a:5).
Menurut hasil penelitian Syamswisna (2006:241), bahwa spesimen herbarium
sangat penting sekali untuk menunjang kegiatan praktikum perkuliahan taksonomi
tumbuhan. Keberhasilan pembuatan spesimen herbarium ditentukan oleh tahap-tahap
kerja yang benar dalam proses pembuatan spesimen, seperti pada proses pengeringan
harus betul-betul kering agar spesimen tidak berjamur.
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai
kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan daam tiga bagian pokoknya,
yaitu akar, batang, dan daun. Namun demikian pada tumbuhan paku belum dihasilkan
biji. Alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama adalah spora. Ada jenis-jenis
paku yang sangat kecil dengan daun-daun yang kecil-kecil pula dengan struktur yang
masih sangat sederhana, ada pula yang besar dengan daun-daun yang mencapai ukuran
panjang sampai 2 m atau lebih dengan struktur yang rumit. Dari segi cara hidupnya ada
jenis-jenis paku yang hidup terestial (paku tanah), ada paku epifit dan paku air
(Tjitrosoepomo, 1986:205).
YUNITA NURPRIYA SARI: A1C408026 BIOLOGI PMIPA UNJA Page 5
III. METODE PENGEMBANGAN
Penelitian pengembangan yang dilakukan dengan menggunakan model ADDIE.
Dipilihnya model ADDIE menurut Lee and Owens, karena model ini merupakan model
prosedural, yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah yang jelas dan
cermat untuk menghasilkan produk. Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan
yakni:
1. Analysis (analisis)
2. Design (desain)
3. Development (pengembangan)
4. Implementation (implementasi)
5. Evaluation (evaluasi)
Proses pengembangan model ADDIE
Tahap desain pada pengembangan media pembelajaran ini meliputi beberapa
tahap yaitu: jadwal, tim, spesifikasi media, struktur materi dan pengulangan atau
evaluasi.
1. Jadwal: meliputi jadwal pembuatan produk, dimulai dari penganalisisan produk,
pengumpulan bahan, dan pembuatan produk.
2. Tim: penulis sebagai pengembang produk, tim ahli untuk menilai produk yang
dihasilkan yaitu terdiri dari tim ahli media, tim ahli materi dan siswa sebagai
pemakai dan penilai produk pada tahap uji coba dengan jumlah 20 siswa.
3. Spesifikasi media: merupakan penjelasan tumbuhan paku (Pteridophyta). Spesifikasi
media ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Media ini memuat materi dengan tampilan herbarium yang dibuat dalam bentuk
awetan kering yang ditempel pada karton.
b. Spesimen dipisahkan dalam karton yang berbeda
c. Ukuran spesimen yang dipakai dalam media ini adalah 30x40 (panjang 40 cm dan
lebar 30 cm).
Secara fisik desain yang akan dibuat digambarkan sebagai berikut:
4. Struktur materi: materi disajikan dengan mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada pada kurikulum KTSP.
1. Analisis
5. Evaluasi
4. Implementasi 3. Pengembangan
2. Desain
YUNITA NURPRIYA SARI: A1C408026 BIOLOGI PMIPA UNJA Page 6
Kerangka herbarium tumbuhan paku (Pteridophyta)
Dalam penelitian pengembangan ini, jenis data yang digunakan adalah
deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari tim validasi yaitu tim
ahli materi dan tim ahli media berupa isian angket berupa saran dalam perbaikan media
pembelajaran biologi, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari jumlah skor penilaian
dari tim ahli dan siswa mengenai penilaian terhadap media pembelajaran biologi dengan
menggunakan herbarium tumbuhan paku (Pteridophyta) yang telah dibuat.
Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian
pengembangan ini adalah angket yang digunakan untuk memperoleh data kualitatif
berupa saran perbaikan media dan data kuantitatif tentang kelayakan media. Saran
perbaikan media diperoleh dari tim ahli (tahap validasi) yaitu ahli media dan ahli materi,
dan data kelayakan media diperoleh dari siswa pada saat uji coba produk. Angket yang
disebarkan berupa angket terbuka dan tertutup. Berikut ini adalah kisi-kisi pernyataan
untuk lembar angket:
a. Angket untuk penilaian ahli materi
Kisi-kisi angket untuk dinilai ahli materi
No Materi/Indikator Jumlah butir soal
1 Substansi materi keseluruhan 6
2 Kesesuaian materi dengan silabus KTSP 2
3 Inovasi penyajian materi 6
4 Latihan dan umpan balik 1
Jumlah butir soal 15
b. Angket untuk penilaian ahli media
Kisi-kisi angket untuk dinilai ahli media
No Indikator Jumlah butir soal
1 Presentasi 4
2 Bentuk, warna dan kesesuaian media 4
3 Komponen pendukung 6
4 Kemudahan media 6
Jumlah butir soal 20
c. Angket untuk penilaian siswa
Kisi-kisi angket untuk dinilai siswa
No Indikator Jumlah butir soal
1 Tampilan media 4
2 Kejelasan materi 3
3 Keefesien waktu 1
4 Kesesuaian spesimen herbarium dengan materi 3
4
0

c
m
30 cm
Label
Spesimen
YUNITA NURPRIYA SARI: A1C408026 BIOLOGI PMIPA UNJA Page 7
5 Bentuk dan warna 1
6 Daya tarik dari keseluruhan media 1
7 Ketepatan umpan balik/ evaluasi 2
Jumlah butir soal 15
IV. HASIL dan PEMBAHASAN
Media sebelum revisi dan setelah revisi ahli media dapat dilihat pada Gambar 4.2
a. Media sebelum revisi b. Media setelah revisi
Gambar 4.2. Media sebelum revisi dan setelah revisi ahli media (Dokumen pribadi, 2012)
Berdasarkan penilaian dari ahli media mengenai media pembelajaran tumbuhan
paku (Pteridophyta) seperti yang terdapat pada tabel dibawah, validasi yang telah
dilakukan didapat skor 69, dengan persentasenya:
6 9
1 0 0
x 100% = 69% dan produk
dikategorikan biasa.
Kategori tingkat validitas media pembelajaran
No. Skala Nilai Skor (%) Tingkat Validasi
1 5 88 104 Sangat sesuai/sangat menarik
2 4 71 87 Sesuai/menarik
3 3 54 70 Biasa/cukup
4 2 37 53 Tidak sesuai/tidak menarik
5 1 20 36 Sangat tidak sesuai/sangat tidak menarik
Sudjana (1989:48) dan Riduwan (2010:13)
Berdasarkan penilaian dari ahli materi mengenai media pembelajaran Tumbuhan
Paku (Pteridophyta) seperti yang terdapat pada tabel dibawah, validasi yang telah
dilakukan didapat skor 64, dengan persentasenya:
6 4
7 5
x 100% = 85% dan produk
dikategorikan sangat sesuai/sangat menarik.
Kategori tingkat validitas materi pembelajaran
No. Skala Nilai Skor (%) Tingkat Validasi
1 5 67 79 Sangat sesuai/sangat menarik
2 4 54 66 Sesuai/menarik
3 3 41 53 Biasa/cukup
4 2 28 40 Tidak sesuai/tidak menarik
5 1 15 27 Sangat tidak sesuai/sangat tidak menarik
Sudjana (1989:48) dan Riduwan (2010:13)
Hasil dari angket siswa SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi
No Aspek yang dinilai
Skor
JUMLAH
SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
Tampilan media pembelajaran
5 4 4 4 3 4 4 4 5 5 42
YUNITA NURPRIYA SARI: A1C408026 BIOLOGI PMIPA UNJA Page 8
yang disajikan membuat saya
tertarik mengikuti pelajaran
biologi materi tumbuhan paku
(Pteridophyta)
2
Bentuk yang ditampilkan
menjelaskan materi pelajaran
4 3 4 5 5 4 5 4 4 4 42
3
Sulit membuat media ini jika
sesuai prosedur
5 3 4 4 4 3 2 3 2 4 34
4
Bentuk yang ditampilkan untuk
menjelaskan materi tumbuhan
paku (Pteridophyta),
memudahkan saya dalam
memahami konsep-konsep
tumbuhan paku (Pteridophyta)
3 4 4 3 3 4 5 5 5 5 41
5
Tampilan warna dan bentuk
pada media pembelajaran
menarik
4 5 3 3 5 4 4 4 4 4 40
6
Waktu belajar biologi pada
materi tumbuhan paku
(Pteridophyta) terasa begitu
cepat apabila menggunakan
media pembelajaran ini
4 4 4 2 4 4 4 5 4 3 38
7
Media pembelajaran untuk
menjelaskan materi tumbuhan
paku (Pteridophyta) membuat
belajar biologi tidak
membosankan
5 5 5 3 5 3 4 5 5 4 44
8
Saya merasa bersemangat
mengikuti pelajaran materi
tumbuhan paku (Pteridophyta)
dengan menggunakan media
pembelajaran ini
4 5 4 3 3 4 4 5 4 4 40
9
Saya merasa lebih cepat
memahami materi tumbuhan
paku (Pteridophyta) dengan
menggunakan media
pembelajaran ini
3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 34
10
Spesimen jelas dan mudah
diamati
4 3 3 4 3 4 4 4 3 5 37
11
Media yang ditampilkan dapat
digunakan untuk belajar mandiri
dirumah
5 3 4 4 5 5 5 5 3 4 43
12
Saya mudah memahami
penjelasan antar spesies
tumbuhan paku (Pteridophyta)
dengan melihat herbariumnya
pada media yang ditampilkan
5 3 4 4 3 4 4 4 5 5 41
13
Saya mudah menghafal nama-
nama latin tumbuhan paku
dengan menggunakan media ini
4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 32
14
Saya aktif dalam belajar dengan
3 3 4 2 2 3 4 4 4 4 33
YUNITA NURPRIYA SARI: A1C408026 BIOLOGI PMIPA UNJA Page 9
menggunakan media ini
15
Adanya daya tarik secara
keseluruhan media pembelajaran
herbarium tumbuhan paku
(Pteridophyta)
4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 37
Jumlah 578
Hasil dari angket siswa SMA Negeri 4 Kota Jambi
No
Aspek yang dinilai
Skor
JUMLAH
SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
Tampilan media pembelajaran
yang disajikan membuat saya
tertarik mengikuti pelajaran
biologi materi tumbuhan paku
(Pteridophyta)
4 4 5 5 5 4 2 3 4 4 40
2
Bentuk yang ditampilkan
menjelaskan materi pelajaran
2 2 3 3 2 3 2 3 2 4 26
3
Sulit membuat media ini jika
sesuai prosedur
4 4 5 5 5 5 4 4 4 2 42
4
Bentuk yang ditampilkan untuk
menjelaskan materi tumbuhan
paku (Pteridophyta),
memudahkan saya dalam
memahami konsep-konsep
tumbuhan paku (Pteridophyta)
2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 23
5
Tampilan warna dan bentuk
pada media pembelajaran
menarik
3 4 4 4 2 2 1 2 1 2 25
6
Waktu belajar biologi pada
materi tumbuhan paku
(Pteridophyta) terasa begitu
cepat apabila menggunakan
media pembelajaran ini
2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 33
7
Media pembelajaran untuk
menjelaskan materi tumbuhan
paku (Pteridophyta) membuat
belajar biologi tidak
membosankan
3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 36
8
Saya merasa bersemangat
mengikuti pelajaran materi
tumbuhan paku (Pteridophyta)
dengan menggunakan media
pembelajaran ini
3 4 5 5 4 4 4 5 4 4 42
9
Saya merasa lebih cepat
memahami materi tumbuhan
paku (Pteridophyta) dengan
menggunakan media
pembelajaran ini
2 3 3 3 3 4 3 2 4 4 31
10
Spesimen jelas dan mudah
diamati
4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 47
YUNITA NURPRIYA SARI: A1C408026 BIOLOGI PMIPA UNJA Page 10
11
Media yang ditampilkan dapat
digunakan untuk belajar mandiri
dirumah
4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 47
12
Saya mudah memahami
penjelasan antar spesies
tumbuhan paku (Pteridophyta)
dengan melihat herbariumnya
pada media yang ditampilkan
3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 34
13
Saya mudah menghafal nama-
nama latin tumbuhan paku
dengan menggunakan media ini
2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 35
14
Saya aktif dalam belajar dengan
menggunakan media ini
3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 32
15
Adanya daya tarik secara
keseluruhan media pembelajaran
herbarium tumbuhan paku
(Pteridophyta)
4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 41
Jumlah 534
Berdasarkan tabel rekapitulasi nilai hasil uji coba siswa tersebut menunjukkan
bahwa media pembelajaran dikategorikan sangat sesuai dengan skor 578 + 534 = 1112
dibagi dengan 20 siswa. Uji coba siswa diambil 20 orang dengan analisis data terakhir
sesuai pada hasil uji coba siswa dengan perolehan skor rata-rata adalah 55,6.
Berpedoman pada tabel dibawah skor maksimal adalah 75. Maka persentasenya
5 5 .6
7 5
x
100% = 74,13 %. Dengan demikian produk yang dikembangkan oleh pengembang
dapat dikategorikan sangat menarik.
Kategori uji coba siswa
No. Skala Nilai Skor (%) Tingkat Validasi
1 5 67 79 Sangat setuju/sangat menarik
2 4 54 66 Setuju/menarik
3 3 41 53 Sedang/cukup
4 2 28 40 Tidak setuju/tidak menarik
5 1 15 27 Sangat tidak setuju/sangat tidak menarik
Sudjana (1989:48) dan Riduwan (2010:13)
V. SARAN PEMANFAATAN
Peneliti menyarankan agar guru Biologi mengembangkan media pembelajaran ini
dan menggunakannya pada saat mengajar materi tumbuhan paku (Pteridophyta) dengan
menggunakan herbarium, karena media ini layak digunakan untuk media pembelajaran
materi tumbuhan paku (Pteridophyta). Dengan menggunakan media pembelajaran
seperti ini akan membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar Biologi dan siswa lebih
mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan.
DAFTAR RUJUKAN
Anitah, S. 2010. Media Pembelajaran. Jawa Tengah: Lembaga Pengembangan
Pendidikan (LPP),UNS Press, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Anonim. 2010a. Diakses tanggal 08 Desember 2011. Artikel biologi. http://
tik5.byethost2. com/ index. php/ artikel-biologi/ 32-herbarium.html
______ . 2010b. Diakses tanggal 08 Desember 2011. Artikel biologi. http:// www.
krcibodas. lipi. go.id/id/? pilih=hal&id=16 html
YUNITA NURPRIYA SARI: A1C408026 BIOLOGI PMIPA UNJA Page 11
______. 2011a. Diakses tanggal 10 Januari 2012. http:// umairacumay. blogspot. Com
/2011/06/ makalah-herbarium.html
______. 2011b. Diakses tanggal 18 September 2012. Artikel biologi. http:// repository.
ipb.ac. id/ bitstream/ handle/ 123456789/ 4725/2000bha. pdf? sequence= 4
Arrijani. 2005. Penggunaan Media Herbarium, Kartu Botani dan Ilustrasi Tumbuhan
dalam Penguasaan Materi Perkuliahan. Tondano: FMIPA UNIMA.
Asyhar, R. 2010. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: GP Press.
Dewi. 2010. Diakses tanggal 05 Desember 2011. Herbarium. http:// dewi-adaningrum.
blogspot. Com / 2010/08/ herbarium.html
Djaali dan Muljono, P. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Onrizal. 2005. Teknik Pembuatan Herbarium. Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rohani. 1997. Media Pembelajaran. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Sanaky, H. 2010. Media Pembelajaran Buku Pegangan Wajib Guru Dan Dosen.
Yogyakarta: KAUKABA Bintang Aksara Galang Wacana.
Santyasa, I. W. 2007. Diakses tanggal 11 Desember 2011. Media Pembelajaran. http://
freewebs.com/ santyasa/ pdf
2
/media pembelajaran.pdf
Setyosari, P.2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Malang:
Kencana.
Steenis, dkk. 1947. Flora. Jakarta: Pradnya Paramita.
Sudjana. 1989. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Sujalu, A. P. 2007. Identifikasi Keanekaragaman Paku-Pakuan. Samarinda: Media
Konservasi Vol. XII, No. 1 April 2007.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Susilana, R dan Riyana, C. 2008. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Syamswisna. 2006. Pembuatan Spesimen Herbarium Tingkat Tinggi (Spermatophyta)
sebagai Media Alat Bantu Praktikum Taksonomi Tumbuhan. Pontianak:
Prosiding Seminar PPD Forum HEDS Bidang Ilmu Pendidikan.
Tjitrosoepomo, G. 1986. Taksonomi Tumbuhan (Taksonomi Khusus). Jakarta: Bhatara
Karya Aksara.
Zuriah, N. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori Aplikasi. Jakarta:
Bumi Aksara.

You might also like