You are on page 1of 94

PENDAHULUAN

Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan suatu perwujudan dari tugas pokok bagi suatu pemerintah daerah. Fungsi pembangunan daerah dapat berwujud pembangunan fisik, maupun pembangunan sumberdaya manusia. Untuk menjalankan fungsi pembangunan tersebut pemerintah daerah memerlukan sokongan dana yang biasanya didapatkan melalui APBD. Besarnya kebutuhan dana untuk menyokong program-program pembangunan daerah tentunya tidak dapat seluruhnya ditompang oleh APBD yang tersedia, masih banyak programprogram pembangunan yang belum tersentuh oleh pembiayaan APBD. Pemerintah hendaknya harus mencari solusi pembiayaan alternative untuk mendanai program-program yang belum tersentuh oleh APBD. Alternatif pembiayaan atas kekurangan APBD tersebut hendakannya bersumber dari dana yang justru malah tidak membebani pemerintah daerah dimasa mendatang seperti kekurangan tersebut diambilkan dari dana hutang yang justru kedepanakan membebani APBD lebih besar. Sumber alternative yang bisa digali salah satunya adalah dari dana-dana CSR (Corporate Social Resposibility) dimana dana tersebut merupakan bagian keuntungan yang disisihkan perusahaan untuk tujuan mengitegrasikan keperdulian social dalam interaks dengan berbagai pihak. Dana CSR yang dikeluarkan oleh perusahaan mengacu kepada UU No 25 tahun 2007 serta PT No. 40 tahun 2007 yang mewajibkan setiap perusahaan untuk melaksanakan tanggungjawab social perusahaan. Sayangnya di Indonesia walaupun sudah ada Undang-Undang yang mengatur perihal CSR, cangkupannya masih sangat terbatas pada perusahanperusahan yang ada kaitan langsung dengan pemanfaatan sumberdaya alam. Alhasil maraknya kegiatan CSR yang dilakukan pihak-pihak swasta dalam sepuluh 1 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

tahun terakhir ini masih terkesan tidak terarah dan untuk publikasi. Bahkan ada perusahan yang salah kaprah mengartikan CSR dan menjadikan CSR sebagai media promosi terselubung. Menurut Garriga dan Mele (2004) perusahan semacam ini adalahperusahan yang masih menerapkan asas instrument dalam pelaksaan CSR, asas yang melihat CSR sebagai keuntungan semata. Sepertihalnya permasalahan yang berkembang umum di Indonesia permasalahan yang dihadapi oleh di Kabupaten Banyuwangi juga serupa. Terbatasnya pembiayaan pembangunan dari APBD membuat banyak programprogram yang tidak terakomodir sehingga pemerintah daerah Kabupeten Banyuwangi sangat perlu mencari sumber pembiayaan program pembangunan alternative salah satunya adalah dengan bersinergi dengan program CSR. Berdasarkan definisi, fungsi dan manfaat dari CSR dengan fungsi pemerintah yang dijabarkan sebelumnya maka sangat tepat jika antara pemeritah dengan program CSR. Dana CSR ini dapat menjadi alternative pembiayaan yang tepat dalam mendukung pembiayaan non APBD sebab tidak membebani pemerintah dibandingkan apabila menggunakan dana hutang. Dalam penjelasan sebelumnya diuraikan bagaimana permasalahan yang kerap terjadi dalam pengelolaan CSR yaitu tidak terkoordinir dan terarah, yang mengakibatkan kurang efektifnya pelaksanaan CSR. Kekurangefektifnya program CSR terlihat dari masih seringnya terjadi tumpangtindih wilayah penyaluran program CSR, terkadang terdapat daerah yang dimasuki oleh beberapa program CSR dari beberapa perusahaan padahal didaerah lainnya terdapat daerah yang tidak terjamah oleh program CSR padahal daerah tersebut potensial. Selain permasalahan program yang kerap tumpangtindih permasalahan lain adalah kurang terkontrolnya program CSR yang mengakibatkan banyak program yang bersifat hit and run sehingga dampak dan manfaat dari program tersebut tidak ada keberlanjutannya. Permasalahn yang terjadi dalam program CSR ini hendaknya dapat di cari solusinya terutama oleh pemerintah daerah sebagai lembaga yang memiliki fungsi regulator agar supaya program CSR memiliki manfaat yang lebih luas baik manfaat bagi perusahaan sebagai pihak yang mengeluarkan dana CSR juga bagi Pemerintah Daerah sebagai dana non APBD yang membantu meringakan program pembangunan tentunya juga manfaat bagi masyarakat Kabupaten 2 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD instrument penambah

Banyuwangi. Berdasarkan uraian tersebut maka kajian mengenai Sinergitas Pembiayaan Pembangun Non APBD ini adalah memberikan gambaran yang komprehensif Banyuwangi Rumusan Masalah 1. Apakah program-program pembangunan Kabupaten Banyuwangi yang potensial dibiayai oleh permbiayaan Non APBD? 2. Bagaimana potensi dan permasalahan penyaluran CSR di Kabupaten Banyuwangi? 3. Bagaimana strategi dalam mensinergikan program Pembangunan Pemerintah Daerah dengan Program CSR di Kabupaten Banyuwangi? Tujuan Penelitian 1. Menganalisa Program-program pembangunan Kabupaten Banyuwangi yang potensial di biayai oleh permbiayaan Non APBD 2. Menganalisa Potensi dan permasalahan penyaluran CSR di Kabupaten Banyuwangi. 3. Menyusun Strategi dalam mensinergikan program Pembangunan Pemerintah Daerah dengan Program CSR di Kabupaten Banyuwangi sebagai bahan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten

3 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

KAJIAN PUSTAKA

Corporate Social Responsibility (CSR)


Definisi tertua dari CSR diartikan oleh Howard.R Bowen dalam bukunya yang berjudul Social Responsibility of the businessman tahun 1953. Menurut Bowen, CSR adalah tanggungjawab seorang pengusaha yang mencoba berkomitmen menunjukkan sebuah nilai misi sosial Bradshaw dan Harahap mengemukakan ada tiga bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu : 1. Corporate Philanthrophy, tanggung jawab perusahaan sebatas kedermawanan atau kerelaan belum sampai tanggung jawabnya. Bentuk tanggung jawab ini biasanya merupakan kegiatan amal, sumbangan atau kegiatan lain yang mungkin saja tidak langsung berhubungan dengan kegiatan perusahaan. Misalnya,perusahaan BUMN mengadakan bakti sosial dengan membagikan sembako kepada masyarakat. 2. Corporate Responsibility, kegiatan pertanggungjawaban merupakan bagian dari tanggung jawab perusahaan karena ketentuan Undangundang atau bagian dari kemauan atau kesediaan perusahaan. 3. Tanggung jawab sosial perusahaan sudah merupakan bagian dari kebijakannya. Misalnya,pada PT. Indosat menerapkan CSR berdasarkan ISO 26000 yang dilakukan tidak terbatas hanya pada pengembangan dan peningkatan menyangkut kualitas masyarakat pada umumnya, baik namun juga tata kelola perusahaan yang (Good Corporate

Governance). Kepedulian terhadap pelanggan, pengembangan Sumber Daya Manusia, mengembangkan Green Environment serta memberikan dukungan dalam pengembangan komunitas dan lingkungan sosial Carrol dalam Solihin menjelaskan komponen-komponen tanggung jawab sosial perusahaan ke dalam empat kategori yaitu: 4 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

1. Ekonomi responsibilities Tanggung jawab sosial utama perusahaan adalah tanggung jawab ekonomi karena lembaga bisnis terdiri atas aktivitas ekonomi yang mengahasilkan barang dan jasa bagi masyarakat secara menguntungkan. 2. Legal responsibilities Masyarakat berharap bisnis dijalankan dengan menaati hukum dan peraturan yang berlaku dimana hukum dan peraturan tersebut pada hakikatnya dibuat oleh masyarakat melalui lembaga legislatif. 3. Ethical responsibilities Masyarakat berharap perusahaan menjalankan bisnis secara etis. Etika bisnis menunjukkan refleksi moral yang dilakukan oleh pelaku bisnis secara perorangan maupun secara kelembagaan (organisasi) untuk menilai sebuah isu dimana penilaian ini merupakan pilhan terhadap nilai yang berkembang dalam suatu masyarakat. 4. Discretionary responsibilities Masyarakat mengharapkan keberadaan perusahaan dapat memberikan manfaat bagi mereka. Ekspektasi masyarakat tersebut dipenuhi oleh perusahaan melalui berbagai program yang bersifat filantropis. Carroll menggambarkan CSR sebagai sebuah piramida, yang tersusun dari tanggung jawab ekonomi sebagai landasannya, kemudian tanggung jawab hukum, lantas tanggung jawab etika , dan tanggung jawab filantropis berada di puncak piramida.

Gambar 2.2 Piramida CSR Carrol

5 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Masih menurut Carroll dalam Susanto (2007:32-33), tanggung jawab ekonomi adalah memperoleh laba, sebuah tanggung jawab agar dapat menghidupi karyawan, membayar pajak, dan kewajiban-kewajiban perusahaan lainnya.Kemudian sebagai perwujudan dari tanggung jawab sosial perusahaan di bidang hukum perusahaan mesti mematuhi hukum yang berlaku sebagai representasi dari rule of the game.Berikutnya tanggung jawab soial juga harus tercermin dalam tindakan etis perusahaan, dan memuncaknya adalah tanggung jawab filantrofis yang mengharuskan perusahaan untuk berkontribusi terhadap komunitasnya. Pengaturan dan Pelaksanaan CSR di Indonesia Pelaksanaan Program CSR di Indonesia telah dilakukan dengan berbagai aturan sebagai berikut 1. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Ketentuan UU ini yang berkaitan dengan CSR adalah sebagai berikut: Setiap orang berkewajiban serta memelihara mencegah usaha kelestarian fungsi

lingkungan Setiap

hidup yang

dan

menanggulangi kegiatan

pencemaran dan perusakan (Pasal 6:1). orang melakukan dan/atau berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup (Pasal 6:2). Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan/atau kegiatan (Pasal 16:1). Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (Pasal 17:1). 2. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Undang-undang ini banyak mengatur tentang kewajiban dan tanggung jawab perusahaan terhadap konsumennya. Perlindungan konsumen ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran corporate 6 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

tentang pentingnya kejujuran dan tanggung jawab dalam perilaku berusaha. Hal-hal lain yang diatur di sini adalah larangan-larangan pelaku usaha, pencantuman klausula baku dan tanggung jawab pelaku usaha. 3. UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal Beberapa ketentuan UU ini yang berkaitan dengan CSR adalah sebagai berikut. Setiap penanam modal berkewajiban (Pasal 15): melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan; menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal; Yang setiap dimaksud perusahaan dengan "tanggung modal jawab untuk sosial tetap perusahaan" adalah tanggung jawab yang melekat pada penanaman menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat (penjelasan pasal 15 Huruf b). Setiap penanam modal bertanggung jawab (Pasal 16) menjaga kelestarian lingkungan hidup; menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja; Pasal 34: (1) Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditentukan dalam Pasal 15 dapat dikenai sanksi administratif berupa: a. b. b. c. peringatan tertulis; pembatasan kegiatan usaha pembekuan pencabutan kegiatan kegiatan usaha usaha dan/atau dan/atau fasilitas fasilitas penanaman modal; atau penanaman modal.

7 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh instansi atau lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Selain dikenai sanksi administratif, badan usaha atau usaha perseorangan dapat dikenai sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan pengaturan-pengaturan di atas, kewajiban dan tanggung jawab perusahaan bukan hanya kepada pemilik modal saja, melainkan juga kepada karyawan dan keluarganya, konsumen dan masyarakat sekitar, serta lingkungan hidup.

4. UU NO. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas Undang-undang ini diundangkan secara resmi pada tanggal 16 Agustus 2007. Ketentuan dalam Pasal 74 ayat (1): Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Bagi BUMN yang sudah melakukan alokasi biaya untuk bina wilayah atau yang sejenis sebelum diterbitkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 (UUPT), maka dalam pelaksanaannya agar dilakukan sesuai dengan mekanisme korporasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). Bagi BUMN yang sumber dana program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL)-nya berasal dari penyisishan laba, maka tetap melaksanakan PKBL sesuai dengan alakosi dana yang disetujui RUPS. Bagi BUMN yang sumber dana program kemitraan dan/atau bina lingkungan (PKBL)-nya dibebankan/menjadi biaya perusahaan sebagai pelaksanaan Pasal 74 UUPT,maka dalam pelaksanaannya agar tetap berpedoman pada peraturan menteri Negara BUMN No: Per-05/MBU/2007, sampai adanya penetapan lebih lanjut dari menteri Negara BUMN. 8 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Selengkapnya tentang Pasal 74 UU No. 40 tahun 2007 tersebut adalah sebagai berikut: Bab V Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Pasal 74: (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau (2) Tanggung berkaitan Jawab dengan Sosial sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhitungkan kepatutan dan kewajaran. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah 5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Bunyi Pasal 21 UU No. 20 Tahun 2008:..Badan Usaha Milik Negara dapat menyediakan pembiayaan dari penyisihan bagian laba tahunan yang dialokasikan kepada Usaha Mikro dan Kecil dalam bentuk pemberian pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya. PKBL merupakan Program Pembinaan Usaha Kecil dan pemberdayaan kondisi lingkungan oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Jumlah penyisihan laba untuk pendanaan program maksimal sebesar 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan maksimal 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Bina Lingkungan (CSR). Ketentuan UU inilah yang dijadikan dasar bagi penataan tentang pemanfaatan CSR di Indonesia.

9 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

6. Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) 15 April 2009 Mahkamah Konstitusi (MK) dalam putusannya 15 April 2009 menolak gugatan uji material oleh Kadin terhadap pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) mengenai kewajiban Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) bagi perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya alam. Karena putusan MK bersifat final dan mengikat, maka lebih baik kita melihat dari sisi positifnya, yaitu sinergi antara pasal PJSL dengan UU Pajak Penghasilan 36/2008 (UU PPh) pasal 6 ayat 1 huruf a yang sekarang memberlakukan beberapa jenis sumbangan sosil sebagai biaya, yaitu. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan; Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah; Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah; Biaya pembangunan infrasrtuktur sosial yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah; Sumbangan Sumbangan fasilitas dalam pendidikan rangka yang ketentuannya olahraga diatur yang dengan Peraturan Pemerintah:dan pembinaan ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan komitmen perusahaan


untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bersama dengan para pihak yang terkait, utamanya masyarakat di sekelilingnya dan lingkungan sosial dimana perusahaan tersebut berada, yang dilakukan terpadu dengan kegiatan usahanya secara berkelanjutan. Sayangnya, masih ada perusahaan yang mempersepsi CSR sebagai bagian dari biaya atau tindakan reaktif untuk mengantisipasi penolakan masyarakat dan lingkungan. Beberapa perusahaan memang mampu mengangkat status CSR ke tingkat yang lebih tinggi dengan menjadikannya sebagai bagian dari upaya brand building dan peningkatan

corporate image. Namun upaya-upaya CSR tersebut masih jarang yang dijadikan
sebagai bagian dari perencanaan strategis perusahaan. 10 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif, karena memberikan uraian mengenai hasil penelitian yang dimuat dalam satu analisis yang terkait dengan hasil penelitian. Sedangkan untuk menganalisis permasalahan ini menggunakan deskriptif evaluatif Lingkup Penelitian Lingkup yang akan diteliti dalam penulisan ini adalah wilayah yang mendapatkan progam CSR di Kabupaten Banyuwangi. Metode pengambilan sampel adalah dalam penelitian ini adalah Purposive random sampling, Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Purposive sampling juga bisa berarti sampling yang menentukan target kelompok tertentu. Ketika populasi yang diinginkan untuk penelitian ini adalah langka atau sangat sulit untuk ditemukan dan diajak untuk menyelesaikan studi, purposive sampling mungkin adalah satu-satunya pilihan. Data danJenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder yaitu data yang tidak diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data ini diambil dengan tujuan untuk melengkapi informasi yang akan disajikan pada penyusunan rencana aksi. a. Data Primer : pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Untuk wawancara terstruktur seluruh pertanyaan akan dituangkan dalam sebuah uraian-uraian maupun susunan pertanyaan yang akan diajukan kepada responden dalam proses wawancara, telah disiapkan sebelumnya dan dituangkan dalam wujud suatu kuesioner. 11 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Wawancara

terstruktur

akan

dipergunakan

untuk

menggali

informasi yang bersumber dari responden yang merupakan pemangku kepentingan atau key informan yang berkaitan dengan pengelolaan CSR di Kabupaten Banyuwangi b. Data Sekunder : Data diperoleh dari literatur-literatur yang ada serta badan-badan terkait yang sesuai dengan kajian yaitu pengelolaan program CSR. Data tersebut dapat berupa dokumen laporan SPJ dari dinas di Kabupaten Banyuwangi terkait mengenai penyaluran CSR, literature peraturan peraturan yang mengatur pengelolaan CSR, dokumen dokumen lainnya yang yang berkaitan dengan implementasi CSR. Metode Pengumpulan Data Data penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui pengabungan atau kolaborasi dari beberapa pengumpulan data penelitian yaitu: 1. 2. 3. Kuisioner,

Focus Group Discussion (FGD),.


Wawancara. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

Metode Analisis Data lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan, permasalahan, dan metode yang digunakan.Data penelitian yang berupa data primer, data sekunder, dan informasi-informasi pendukung lainnya diolah secara manual dan dianalisis. Analisa Data Model Interaktif Pendekatan SWOT Dalam merumuskan dan menyusun strategi sinergitas pembiayaan no APBD, peneliti akan menggunakan model analisa SWOT dimana Analisa SWOT (SWOT Analysis) adalah suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats) yang mungkin terjadi dalam mencapai suatu tujuan dari kegiatan proyek/kegiatan usaha atau institusi/lembaga dalam skala yang lebih luas. Untuk keperluan tersebut diperlukan kajian dari aspek lingkungan baik yang berasal dari lingkungan 12 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

internal maupun eskternal yang mempengaruhi pola strategi institusi/lembaga dalam mencapai tujuan. Tabel Matrik Analisa SWOT

Dari hasil analisa SWOT ini kemudian akan digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih besar untuk kemudian bisa digunakan sebagai visi misi institusi serta strategi yang ingin dicapai. Visi merupakan capaian jangka panjang yang diinginkan dan diimpikan oleh seluruh stakeholders dalam suatu proses pembangunan. Tujuan penetapan visi antara lain adalah : 1) mencerminkan apa yang akan dicapai 2) memberikan arah dan fokus strategi yang jelas 3) menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategik 4) memiliki orientasi terhadap masa depan. Analisa Ziel Orentierte Project Planung (ZOPP) Metode Ziel Orentierte Project Plannung ZOPP adalah perencanaan yang berorientasi kepada tujuan ZOPP adalah singkatan dari Ziel , Tujuan Orienterte, berarti Berorientasi Projekt berarti proyek Planung berarti perencanaan

Perencanaan dengan menggunakan ZOPP mempunyai kegunaan untuk meningkatkan kerjasama semua pihak yang terkait, mengetahui keadaan yang 13 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

ingin diperbaiki melalui proyek merumuskan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan sebagai dasar pelaksanaan proyek. Metode ZOPP (Ziel Orentierte Project Planung) ini adalah melalui tujuan yang bermanfaat yang dapat di rumuskan apabila sebab-sebab dan akibat-akibat dari masalah-masalah yang akan di tanggulangi telah di analisis secara mendalam, yang digambarkan dalam suatu analisis permasalahan, dalam pengertian, bukanlah hipotesis yang berdasarkan pemikiran teoritis, tetapi masalah-masalah yang benar-benar yang di alami masyarakat. Tabel Langkah langkah Dalam Metode ZOPP Analisis Partisipasi Analisis dari kelompo sasaran proyek, serta orang orang atau instansi lain yang berpartisipasi dan terlibat dalam proyek. Analisis Masalah 1 Mengidentifikasi semua masalah inti yang diekspresikan dalam kalimat negative. Analisis Masalah 2 Menganalisis penyebab dan akibat dari masalah inti, menjadi pohon masalah. Analisis Tujuan Pohon masalah yang ditransformasi menjadi pohon tujuan dengan cara mengubah pernyataan masalah menjadi kondisi positif yang akan dicapai di masa depan. Diskusi Alternatif Mengidentifikasi solusi alternative yang potensial dengan menggunakan pohon tujuan yang ada. Menyususn Matriks Menentukan asumsi asumsi penting, menetapkan Perencanaan Proyek 1 indicator, alat verifikasi. Menyusun Matriks Menganalisis seberapa relevan asumsi, resiko dan Perencanaan Proyek 2 memasukkannya dalam konsep proyek dan mencek seberapa jauh pelaksanaan proyek menuju menjamin hasil/output. Menyususn Matriks Memutuskan spesifikasi dari jumlah dan biaya dari Perencanaan Proyek 3 setiap aktualisasi. Masalah dan penyebabnya tidak berada dalam isolasi, tetapi terkait dengan orang, kelompok dan organisasi. Oleh sebab itu, kita hanya bias berbicara tentang masalah jika kita meiliki pemahaman dan gambaran yang komprehensif tentang kepentingan dari kelompok, individu dan institusi yang terlibat. Hasil analisis dicatat dalam bentuk dokumen sbb: Review partisipasi Pohon masalah Pohon tujuan, indikasi alternative potensial. Solusi 14 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KABUPATEN BANYUWANGI

Kabupaten Banyuwangi dalam melaksanakan program pembangunan ke depan masih dihadapkan beberapa persolan utama dan mendasar. Sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2011-2015 Persoalan pembangunan tersebut antara lain: 1) Pendidikan dan kesehatan, 2) Kemiskinan & pengangguran, 3) Revitalisasi Sektor pertanian, 4) Akselarasi perkembangan pariwisata yang masih lambat, 5) Infrastruktur, 6) Degradasi lingkungan, 7) Tata kelola pemerintahan berbasis prinsip-prinsip good governance. TERWUJUDNYA MASYARAKAT BANYUWANGI YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERAKHLAK MULIA MELALUI PENINGKATAN PEREKONOMIAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA. Visi pembangunan tersebut diwujudkan dalam misi pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Banyuwangi tahun 2011-2015 sebagai berikut: 1. Mewujudkan pemerintahan yang efektif, bersih dan demokratis melalui penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, aspiratif, partisipatif dan transparan; 2. Meningkatkan kebersamaan dan kerjasama antara pemerintah, pelaku usaha dan kelompok-kelompok masyarakat untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat; 3. Membangun kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dengan mengoptimalkan sumberdaya daerah yang berpijak pada pemberdayaan masyarakat, berkelanjutan, dan aspek kelestarian lingkungan; 4. Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan ketepatan alokasi investasi pembangunan melalui penciptaan iklim yang kondusif untuk pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja;

15 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

5. Mengoptimalkan ketepatan alokasi dan distribusi sumber-sumber daerah, khususnya APBD, untuk peningkatan kesejahteraan rakyat; 6. Meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang beriman dan bertaqwa kehadhirat Tuhan Yang Maha Kuasa; 7. Meningkatkan kualitas pelayanan bidangkesehatan, pendidikan dan sosial dasar lainnya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kearifan lokal; 8. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana publik dengan memperhatikan kelestarian lingkungan; 9. Mendorong terciptanya ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat melalui pembuatan peraturan daerah, penegakan peraturan dan pelaksanaan hukum yang berkeadilan.

16 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

GAMBARAN UMUM IMPLEMENTASI KEGIATAN CSR

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi dalam bab sebelumnya setiap tahunnya menunjukan angka perkembangan yang sangat baik. Hal tesebut terlihat dengan terus meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi dari tahun ketahun bahkan mendekati angka pertumbuhan provinsi. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi pada umumnya merata disumbang oleh seluruh sektor yang ada baik sektor pertanian, pertambangan , industri, jasa serta sektor lainnya. tumbuhnya perekonomian tersebut menjadi indikator bahwa kondisi usaha semakin berkembang yang konsekuensi akhirnya adalah dengan meningkatnya keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut. Peningkatan keuntungan perusahaan semestinya harus dapat

dimanfaatkan bagi kepentingan yang beragam bukan hanya sebatas peningkatan kesejahteraan pegawai namun harus diwujudkan dalam bentuk lainnya seperti keperdulian sosial. Bentuk keperdulian terhadap lingkungan diluar perusahaan merupakan hal yang harus dilakukan sebab tanpa disadari bagi beberapa jenis usaha keberadaan mereka akan membawa suatu dampak (eksternalitas) ke sekitar seperti dengan dibangunya suatu pabrik akan membawa dampak terhadap pencemaran baik air maupun udara. Wujud keperdulian tersebut dikenal sebagai tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social

Responsibility (CSR).
Pentingnya keperdulian sosial perusahaan dipertegas dengan munculnya UU No 25 tahun 2007 serta PT No. 40 tahun 2007 yang mewajibkan perusahaan untuk melaksanakan tanggungjawab sosialnya. Dalam pelaksanaan masih ditemui berbagai variasi kendala dalam pelaksanaan program CSR tersebut seperti kurang terencanaannya pelaksanaan yang akhirnya berdampak kepada kekurang tepatan sasaran pelaksanaan, adanya tumpang tindih wilayah pelaksanaan dan berapa permasalahan lainnya. permasalahan tersebut menunjukan bahwa belum terjadinya sinergitas dalam pelaksanaan CSR baik dari 17 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

segi perusahaan maupun dari segi tingkat koordinasi dengan pemerintahn daerah. Pada tahun 2012 di Kabupaten Banyuwangi terdapat sekitar 14 perusahaan yang melaporkan kegiatan CSR mereka ke Pemerintah Daerah dengan total dana yang tersalurkan sebesar Rp. 17.422 milliar dengan beragam kegiatan CSR. Perusahaan dan ragam kegiatan CSR yang telah dilaksanakan oleh ke-14 perusahaan tersebut antara lain sebagai berikut : Tabel Ragam Kegiatan CSR di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012

No
1

Uraian Kegiatan CSR


PT. BCA Persero - Sosialisasi Tabunganku & Pemberian Sumbangan - Pemberian Sumbangan PT. PELNI PROGRAM KEMITRAAN - Program Kemitraan Tahun 2007 - Program Kemitraan Tahun 2008 - Pelatihan Kewirausaan dan Manajemen Usaha 2008 - Program Kemitraan Tahun 2009 - Pelatihan Kewirausaan dan Manajemen Usaha 2009 - Program Kemitraan Tahun 2010 - Pelatihan Kewirausaan dan Manajemen Usaha 2010 - Program Kemitraan Tahun 2011 PROGRAM BINA LINGKUNGAN Program Bina Lingkungan Tahun 2008 Program Sembako Peduli Ketahanan Pangan Tahun 2008 Program Bina Lingkungan Tahun 2009 Program Bina Lingkungan Tahun 2010 Program Bazar Murah Tahun 2010 Program Gizi Sehat Tahun 2011 Program Penghijauan Tahun 2011

PT. Bank Jatim PROGRAM KEMITRAAN (sudah dilaksanakan) - Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun 2010 - Program Penanggulangan Kemiskinan (sedang dilaksanakan) - Rehabilitasi dan Plesterisasi Rumah Masih Dikaji : - Pendidikan 18 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

No

Uraian Kegiatan CSR


- Budaya - Kesehatan - Pelestarian Alam dan Lingkungan - Pengembangan prasarana dan /atau Prasarana Umum - Pemberian Armada Ambulance PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO) KETAPANG - ID Card - Kaos Lengan Pendek, Rompi dan Topi untuk asongan - Kotak Acrylyc untuk pedagan asongan - Kaos untuk pedagang lesehan - Khitanan Umum - Bantuan Pembangunan Masjid - Bantuan Renovasi Masjid - Bantuan Renovasi Musholla - Sepeda Motor Pengangkut Sampah - Renovasi Musholla - Renovasi Masjid - Khitanan Masal - Santunan Anak Yatim - Sosialisasi KUR - Tendanisasi PKL - Bantuan Pembangunan TPQ - Bantuan Bibit Tanaman Produktif PT. Perhutani - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang 19 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

No

Uraian Kegiatan CSR


istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - Penyaluran Dana Pinjamam Lunak CSR/PKBL (Tahap I) 1. Sektor Perdagangan Obat2n Pertanian 2. Sektor Perdagangan Empon2 3. Sektor Industri Ringan (aneka kripik) 4. Sektor Pertanian (budaya buah naga) 5. Sektor peternakan 6. Sektor Peternakan - Rencana Permohonan Dana Pinjaman Lunak CSR/PKBL (Tahap II) 1. Sektor Pertanian 2. Sektor Perikanan 3. Sektor Peternakan 4. Sektor Peternakan 5. Sektor Pertanian 6. Sektor Industri 7. Sektor Peternakan PERHUTANI KPH BANYUWANGI BARAT - Penyaluran dana pinjaman lunak - Penyaluran dana pinjaman lunak PERHUTANI KPH BANYUWANGI UTARA Penyaluran Pinjaman PKBL Bantuan Pendidikan SD Fillial Bantuan Perbaikan Sarana MCK Bantuan Genteng Kaca Bantuan Sunatan Massal 20 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

No
6

Uraian Kegiatan CSR


- Bantuan Hutan Kota - Bantuan Pelatihan PKBL PERKEBUNAN KALIKLATAK Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi Donatur Poskesdes Posyandu Donatur SLB, YPAC, Yayasan Kanker Bantuan sarana pendidikan siswa siswi berprestasi Bantuan kesejahteraan Guru-guru TK di Kec. Kalipuro Bantuan kesejahteraan Guru-guru SDN II & IV Gombengsari Pelatihan Lancar Baca Tulis (Pengentasan Buta Aksara) TK (Taman Kanak-kanak) Bantuan Honor Guru Ngaji serta lomba rohani untuk anak-anak (Membaca Ayat Suci, Shalat) - PKK (Pembinaan/Pendidikan Kesejah-teraan keluarga) dalam wadah PKP (Perkumpulan keluarga pegawai), PKK (perkumpulan keluarga karyawan) dan RIKA (rukun istri karyawan), mengadakan lomba kebersihan dan keindahan dalam rangka HUT perkebunan. - Pelestarian Budaya (kesenian) dan kegiatan Olahraga - Bantuan untuk BBM / operasional kepala lingkungan PT. CANDI NGRIMBI - Bantuan Rutin - Bantuan Sembako - Pembersihan kanan-kiri jalan buat sudetan air - Pembersihan kanan-kiri jalan - Bantuan rutin - Pemberian Sembako - Pembersihan dan potong rumput kanan kiri jalan PT. ASKES BANYUWANGI - Bantuan Rumah Sehat Layak Huni untuk RTM - Bantuan Sarana Peningkatan Kesehatan - Bantuan Pos Kamling dan MCK PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Banyuwangi - Mandiri Peduli Pendidikan - Business Meeting - Bantuan pembangunan sarana ibadah - Mandiri Peduli Pendidikan - Program Kemitraan Bina Lingkungan (Kelompok tani benih) - Mandiri Peduli Kesehatan Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai dan Penyeberangan (GAPASDAP) Banyuwangi - Bantuan Bedah Rumah PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Tanjung Wangi 21 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

10 11

No
-

Uraian Kegiatan CSR


Beasiswa Pendidikan Bantuan 1.028 Kacamata Baca Siswa Penghijauan Penanaman 500 Bibit Trembesi Peningkatan Kualitas Rumah Miskin Pemberdayaan Usaha Mandiri Masyarakat Pembuatan dan Pengolahan Kerupuk Ikan - Perlindungan Keanekaragaman Hayati (Budidaya Penyu Laut) - Pertamina Sehati (Bantuan Sarana Posyandu & Pemantapan Kinerja Kader Posyandu) - Penataan PKL Pelabuhan Tanjung Wangi PDAM Kabupaten Banyuwangi - Gebyar Hadiah Pelanggan - Penghijauan - Bantuan Sosial - Bantuan Sosial - Pipa Langring - Persewangi - Zakat dan Yatim Piatu - Qurban - Bantuan Kekeringan - Kemitraan dengan Kepolisian PT. BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) PERSERO TBK Kantor Cabang Jember - Sarana Promosi Neon Box - Sarana Promosi Tenda Pembangunan Jalan Mushola Mbah Saeran - Pembangunan Jalan Mushola Pak Tarip - Pembangunan Pemasaran Keramik Lantai Miftahul Hidayat Blok Agung

12

13

14

PTPN XII (Persero) Wil. 1 Jember BINA LINGKUNGAN - Pasewaran a. Kegiatan Anak Yatim Lomba Tartir Al-Qur'an, Adzan, dll b. Bantuan biaya pendidikan c. Sarana ibadah - Kaliselogiri a. Bantuan biaya pendidikan b. Pembangunan saluran air bersih - Sumberjambe a. Bantuan biaya pendidikan b. Bantuan perbaikan jalan c. Bantuan kayu & batu utk pemb. Desa d. Pembuatan taman terbuka 22 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

No
-

Uraian Kegiatan CSR


e. Infaq Bayuwangi (Ibuwangi) f. Bantuan Pondok Pesantren Darul Atam Sungailembu a. Perbaikan Jalan Ds. Gunung Gamping; S.Lembu 3,78 Km lbr 4 Mtr b. Pembangunan Balai Desa Sumberagung c. Bantuan biaya pendidikan d. Partisipasi perbaikan gereja e. Partisipasi perbaikan gereja Kalisepanjang a. Bantuan biaya pendidikan b. Rehab Masjid Ar Roudloh c. Rebab Mushola Al Burdah Kaletelpak a. Bantuan biaya pendidikan b. Pembangunan asrama c. Pembangunan Madrasah Dinniyah d. Pengadaan Mebel Kalirejo a. 2 rehab Masjid b. Bantuan Ponpes c. Bantuan Puskesmas d. Bantuan biaya pendidikan Kalikempit a. Pengaspalan Jalan desa b. Rehab Gedung Madrasah Jatirono

a. Sarana belajar meja dan bangku b. Renovasi Mushola - Malangsari Bantuan Biaya Pendidikan Anak Sekolah - Gunung Gumitir NIHIL MITRA BINAAN Kendenglembu (Sapi Kereman) Jatirono (Sapi Kereman) Gunung Gumitir (Perdagangan/Toko) Malangsari (Pembinaan Kopi Rakyat) Sumberjambe (Sapi Kereman) Kalirejo (Sapi ISS)

15

BANK INDONESIA JEMBER 23 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

No

Uraian Kegiatan CSR


- Bantuan buku perpustakaan - Program pemberdayaan usaha tani beras organik dengan pendekatan Solitude Coorperative Farming di Kab. Bwi - Program cooling unit koperasi ternak sapi perah "Dadi Mulyo" Kab. Bwi - Program bantuan sarana dan prasarana wilayah karesidenan Besuki - Program bantuan sarana dan prasarana wilayah karesidenan Besuki Sumber : Bappeda Kabupaten Banyuwangi Pemerintah daerah salah satu fungsi utamanya adalah melaksanakan pembangunan daerah yang biasanya didanai oleh dana APBD, namun karena keterbatasan dalam segi jumlah anggaran maka tidak keseluruhan program mampu untuk dijalankan. CSR merupakan salah satu alternatif sumberdana bagi pembangunan, namun dengan dengan berbagai permasalahan yang terjadi tersebut dimana apabila program CSR tersebut dilaksanakan dengan terencana dan merata mampu membantu pelaksanaan program pembangunan pemerintah. Dalam kajian ini sampel penelitian yang diambil adalah didasarkan kepada 3 (tiga) jenis perusahaan yaitu perusahaan BUMN yang ada di Kabupaten Banyuwangi, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), serta perusahaan swasta. Dimana pada dasarnya dari sampel yang diambil mereka pada umumnya telah melakukan kegiatan CSR dengan beragam entuk serta beragam permasalahan yang melingkupinya. Berbagai implementasi dalam pelaksanaan program CSR dari sampel yang diambil adalah sebagai berikut : A. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Untuk perusahaan dengan jenis BUMN sampel yang dapat diambil keterangannya adalah perusahaan PT. Pelindo, PT. ASDP, PT. Bank Mandiri 1. PT. Pelindo a. Profil Perusahaan dan Responden Kami mewawancarai Ibu Indah sebagai responden, Beliau adalah salah satu staff di bidang keuangan yang juga mengurusi CSR Pelindo. b. Penjelasan Mengenasi CSR Perusahaan PT. Pelindo memiliki 2 jenis CSR yang diberikan kepada masyarakat dan kebijakan megnenai CSR ini merupakan kebijakan dari pusat. CSR yang mereka lakukan adalan Progam Kemitraan dan Program 24 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Bina Lingkungan dimana biasa disebut PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan). Keduanya merupakan program yang sangat berbeda. Program Kemitraan merupakan program yang mefokuskan pada aspek ekonomi, dimana dalam program ini masyarakat desa dibina dan diberikan permodalan untuk melakukan usaha. Bagian keuangan PT. Pelindo membentuk tim yang bertugas untuk melakukan survey untuk mencari desa yang sekiranya pantas untuk dibina. Pembinaan dilakukan melalui kerjasama dengan konsultan luar. Sebelum dana diturunkan PT. Pelindo dan konsultan tersebut memberikan pembinaan yang intens di awal dan pembinaan secara berkala selanjutnya. Hal ini ditujukan agar warga desa tersebut memiliki keahlian khusus yang nantiknya dapat menciptakan produk khusus dari desa tersebut serta tentu saja pengelolaan keuangan dan organsiasi yang baik. Salah satu contohnya adalah Desa Gombongsari yang dibina serta diberi dana untuk menciptakan produk berupa anyaman kayu. Selain itu sebelum dana dicairkan pengaju dana perlu mengajukan proposal yang nantinya harus disetujui oleh PT. Pelindo dan juga pihak Pelindo pusat yang bertanggung jawab mengenai hal ini. Setelah proposal diajukan maka tim akan melakukan survey ke tempat yang bersangkutan untuk menilai apakah benar-benar ada usaha yang akan didanai. Apabila lolos tahap ini, maka pengaju dana harus menyertakan agunan berupa BPKB kendaran, surat tanah, atau surat rumah tergantung dari jumlah yang diajukan. Dana yang diberikan nanti harus dikembalikan ke PT. Pelindo melalui Bank Jatim sebagai perantara. Seluruh dana wajib dikembalikan dalam waktu sekurang-kurangnya 3 bulan dengan bunga ringan. Apabila dalam tiga bulan dana belum kembali maka tim CSR akan mendatangi rumah warga untk mencari tahu penyebabnya. Apabila penyebabnya adalah adanya kendala dalam pengelolaan maka tim akan membantu semampunya untuk memperbaiki pengelolaan. Pelindo tidak berniat untuk menyita barang jaminan, namun menunggu hingga dana dapat kembali. Kendala dari program ini adalah letak desa binaan yang cukup terpencil sehingga relatif sulit dijangkau. Selain itu juga masalah 25 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

pengembalian yang terkadang sulit (kredit macet). Namun untuk masalah kredit macet ini, perusahaan akan terus berusaha melakukan penagihan. Program selanjutnya adalah Program Bina Lingkungan. Program ini pada intinya adalah memberikan dana sosial secara sukarela kepada masyarakat. Yang paling sering dilakukan adalah bantuan dana dalam pembangunan masjid dan fasilitas umum seperti sekolah dsb. Selain itu dalam aspek lingkungan, perusahaan juga telah melakukan penghijauan di beberapa daerah. Dana hibah PKBL ini juga Program ini tidak memiliki banyak hambatan karena sifatnya sosial. Penentu kebijakan dari Program Ini adalah dari pusat. Ketika ditanya mengenai motivasi mengapa melakukan bina lingkungan dalam hal tertentu maka jawaban yang diberikan adalah karena memang hal tersebut keputusan dari pusat. Tim yang melakukan survey adalah tim dari Pelindo Banyuwangi dan juga perwakilan dari pusat Pelindo. c. Pemahaman Mengenai CSR Pemahaman mengenai CSR yang dimiliki responden sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari pemberian kejelasan dua program CSR hingga teknis pelaksanaan CSR tersebut. Responden telah memahai kewajiban CSR meskipun belum sampai pemahaman ke ranah undangundang. Selain itu, responden juga telah dapat memahami tujuan dari diadakan CSR dimana memang CSR merupakan kewajiban yang dibebankan kepada perusahaan. Responden juga telah mengerti bahwa setiap BUMN pasti memiliki CSR dimana hal tersebut merupakan instruksi yang diberikan dari pusat. d. Sinergitas Dengan Pemerintah Dalam malakukan CSR, selama ini Pelindo selalu melakukan koordinasi dengan pemerintah. Hal ini ditujukan agar daerah yang dituju benar-benar tepat sasaran. Responden mengatakan bahwa memang yang lebih mengerti kondisi masyarkat adalah peerintah itu sendiri oleh karena itu sinergitas perlu dibangun agar CSR dapat tepat sasaran Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan perusahan PT. Pelindo maka jika di petakan dalam analisa SWOT maka hasil analisa adalah sebagai berikut : 26 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PT. Pelindo No 1 Indikator Strength (kekuatan) Deskripsi Perusahaan memiliki tim khusus untuk melakukan CSR Keterlibatan pusat sangat tinggi, hal ini terlihat ketika melakukan survey tim pusat selalu mendampingi Perusahaan melakukan koordinasi dengan baik dengan pemerintah 2 Weakness (Kelemahan) Program CSR merupakan kebijakan dari pusat Pemahaman CSR yang terbatas pada PKBL

Oportunity (Peluang)

Perusahaan memiliki konsultan eksternal yang bekerja sama untuk melaksanakan CSR Luasnya daerah yang menjadi lingkup CSR perusahaan, sehingga banyak daerah yang berpotensi mendapat penyaluran CSR

Threat (Ancaman)

Dana kemitraan yang dikeluarkan tidak semuanya dapat kembali dalam waktu yang ditentunkan (3 bulan)

Sumber : wawancara lapang diolah

2. PT. ASDP a. Profil Perusahaan dan Responden PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) adalah BUMN di Indonesia yang bergerak dalam jasa angkutan penyeberangan dan pengelola pelabuhan penyeberangan untuk penumpang, kendaraan dan barang.

27 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Dalam kajian ini responden adalah Bapak Thoyib Armanu selaku Kabag Umum b. Penjelasan tentang CSR Perusahaan Seperti BUMN pada umumnya, program CSR yang dilakukan oleh ASDP sampai saat ini adalah program PKBL( Program Kemitraan dan Bina Lingkungan). Program Kemitraan diwujudkan dalam bentuk pemberian modal usaha kepada masyarakat yang membutuhkan dengan adanya jaminan atau agunan. Namun sampai saat ini program kemitraan belum bs dilaksanakan dikarenakan masyarakat sekitar ASDP keberatan dengan adanya agunan yang disyaratkan untuk mendapatkan pinjaman lunak dari perusahaan. Sedangkan program lainnya adalah program Bina lingkungan yang sampai saat ini masih berjalan. Program bina lingkungan ini diwujudkan dalam bentuk bantuan pembangunan sarana umum dan tempat ibadah yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Di tahun 2013 nanti berdasarkan permintaan dari pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk merapikan pedagang kaki lima di sekitar pelabuhan ketapang, maka direncanakan akan diberikan gerobak oleh PT ASDP kepada para pedagang kaki lima yang sering berjualan di areal pelabuhan dengan harapan para pedagang itu bisa berjualan lebih tertib dan tidak mengganggu keindahan jalan sekitar Pelabuhan. c. Sinergitas dengan Pemerintah bentuk sinergi yang selama ini sudah dilakukan oleh PT ASDP dengan pemerintah baru sebatas koordinasi dengan pemerintah wilayah setempat yang akan menjadi tempat mereka memberikan dana hibah bina lingkungan seperti perangkat Desa,kelurahan atau Kecamatan. Sehingga diharapkan bantuan dana hibah yang diberikan bisa tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sedangkan koordinasi dengan pemerintah kabupaten baru sebatas pelaporan terkait kegiatan sosial apa saja yang telah dilakukan perusahaan

28 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan perusahan PT. ASDP maka jika di petakan dalam analisa SWOT maka hasil analisa adalah sebagai berikut : Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PT. ASDP No 1 Indikator Strength (kekuatan) Deskripsi Program PKBL sudah diupayakan untuk berjalan dengan rutin setiap tahun Kesediaan untuk berkoordinasi dengan pemerintah terkait pengelolaan dana hibah bina lingkungan 2 Weakness (Kelemahan) 3 4 Oportunity (Peluang) Threat (Ancaman) Cakupan program CSR masih sebatas di sekitar masyarakat yang tinggal di daerah ketapang( Cakupan wilayah terbatas) Cakupan wilayah yang diberikan dana hibah bina lingkungan masih bisa diperluas Program Kemitraan belum bisa dijalankan karena masyarakat sekitar blm mampu mengikuti prosedur pemberian dana program kemitraan yang mensyaratkan adanya jaminan atau agunan Minimnya koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Banyuwangi terkait pengelolaan CSR Perusahaan dikarenakan koordinasi hanya dilakukan dengan perangkat desa setempat

Sumber : wawancara lapang diolah

3. PT. Bank Mandiri a. Profil Perusahaan dan Responden Responden kami bernama Bpk. Dandung M. Qomari. Beliau adalah kepala cabang PT. Bank Mandiri Banyuwangi. 29 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

b. Penjelasan Mengenai CSR Perusahaan Perusahaan memiliki program CSR dari beberapa aspek yaitu: pendidikan, kesehatan, pelestarian lingkungan hidup, pembangunan prasarana umum, dan pemberdayaan perekonomian masyarakat. Dari kelima aspek CSR tersebut yang menjadi fokus utama perusahaan adalah dibidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Ada beberapa hal CSR yang dilakukan perusahaan dalam aspek pendidikan. Yang pertama adalah, perusahaan memberikan sumbangan berupa buku untuk perpustakaan. Kedua, perusahaan juga memberikan edukasi kepada anak-anak SMA dan juga dan juga mahasiswa mengenai perbankan. Hal ini ditujukan supaya siswa SMA memiliki pandangan yang lebih luar mengenai aktivitasaktivitas perbankan dan juga memberikan pemahaman mengenai dunia perbankan dalam konteks dunia kerja. Dalam hal pemberdayaan masyarakat, perusahaan memiliki program PKBL dimana program ini bertujuan untuk memberikan permodalan dengan suku bunga yang lunak. Bank Mandiri memberikan suku bunga sebesar 6%. Sasaran dari program ini adalah masyarakat yang sebenarnya tidak cukup secara prasyarat untuk mendapatkan pendanaan dari Bank, namun mereka memiliki usaha dan membutuhkan tambahan dana. Selain memberikan kredit lunak, perusahaan juga memberikan pembinaan. Dalam melakukan hal ini, bank harus bersifat sangat selektif. Tahun lalu, perusahaan mengeluarkan CSR melalui program ini seesar 800 juta. Keharusan bersikap selektif akhirnya membawa perusahaan dalam keputusan untuk membentuk tim khusus yang bertugas untuk melakukan validasi secara langsung kepada calon pihak yang akan diberikan dana PKBL tersebut. Dalam beberapa kasus, pemberian Dengan adanya dana tidak disetujui karena ketika dilakukan validasi ternyata tidak sesuai dengan data yang diterima perusahaan. validasi ini maka perusahaan dapat memastikan bahwa dana diberikan kepada pihak yang tepat dan menghindari moral hazard yang merugikan mental masyarakat itu sendiri. 30 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Selain itu masih dalam program PKBL, perusahana juga memberikan bantuan langsung. Dalam hal ini perusahaan telah memberikan dana langsung kepada beberapa pura yang ada dan beberapa bantuan langsung alinnya. Hambatan dari program CSR PKBL adalah adanya anggapan di masyarakat bahwa program CSR ini hanya memberikan bantuan tanpa ada prasyarat-prasyarat. Hal ini juga karena ada perusahaan lain yang memberikan bantuan serupa tanpa prasyarat atau dengan prasyarat yang lunak serta dengan pengawasan dan validasi yang kurang memadai. Hal ini menyebabkan munculnya mindset yang buruk di masyarakat dan juga menumbuhkan sikap konsumtif dalam masyarakat. Dengan adanya bantuan semacam ini, perusahaan selalu mendapat masukan yang bersifat membanding-bandingkan dengan perusahaan lain yang memiliki CSR sejenis yang akhirnya berdampak pada berkurangnya masyarakat yang mengajukan dana pada perusahaan. Hambatan lainnya adalah pemahaman kurangnya peran dari pemerintah dalam memberikan data sasaran masyarakat. Data yang diberikan pemerintah seringkali kurang bagus. Hal ini menyebabkan selama ini dalam mencari pihak-pihak yang membutuhkan bantuan, perusahaan melakukan survey sendiri dan tidak hanya bersandarkan dari data pemerintah. c. Pemahaman Mengenai CSR CSR yang baik adalah CSR yang menyentuh masyarkat. Hal ini lah yang dipahami perusahaan sebagaimana terucap oleh responden. Selain itu perusahaan mamahami bahwa CSR yang diberikan perusahaan adalah CSR yang harus dapat membangun tidak hanya secara ekonomi namun juga secara mental . Hal ini teercermin dari pernyataan responden bahwa CSR yang diberikan perusahaan adalah CSR yang bersifat bantuan finansial permodalan agar pihak yang menerima CSR dapat merdeka secara ekonomi. Perusahaan juga memahami bahwa CSR harus diberikan dan dialokasikan setiap tahunnya. Hal ini tercermin dari pernyataan responden bahwa perusahaan tanpa dipaksa tetap harus 31

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

mengeluarkan dana CSR dan alokasi dana tersebut harus dikeluarkan secara efektif dan tepat sasaran. d. Sinergitas Dengan Pemerintah Perusahan menganggap pemerintah kurang memberikan kontribusi yang baik dalam membantu terlaksananya program CSR perusahaan. Responden mengatakan bahwa data yang diberikan pemerintah terkadang merupakan data yang kurang baik sehingga perusahaan masih harus melakukan validasi sendiri terhadap target CSR. Namun perusahaan telah melakukan komunikasi secara terus menerus dengan pemerintah. Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan perusahan PT. Bank Mandiri maka jika dipetakan dalam analisa SWOT maka hasil analisa adalah sebagai berikut : Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PT. Bank Mandiri Indikator 1 Strength (kekuatan) Deskripsi Pemahaman yang baik mengenai CSR (CSR bersifat keharusan, CSR harus menyentuh masyarakat, dsb.) Besarnya dana yang dialokasikan untuk CSR (tahun lalu PKBL 800jt) Perusahaan memiliki CSR dari beberapa aspek (Pendidikan, kesehatan, PLH, pembangunan saran umum, dan pemberdayaan ekonomi masy.) meskipun tergantung fokus mana yang dipilih perusahaan. Perusahaan dapat secara bebas melaksanakan CSR sesuai dengan kebijakan cabang (karena cabang lebih mengerti masyarakat sekitar). 2 Weakness (Kelemahan) Kurang memiliki data yang baik untuk mencari target CSR yang tepat Data yang diberikan pemerintah untuk keperluan

32 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Indikator

Deskripsi CSR bukan data yang baik

3 4

Oportunity (Peluang) Threat (Ancaman)

Masih banyak aspek yang dapat dijangkau Pengetahuan masyarakat yang kurang mengenai CSR (CSR hanya pemberian cuma-Cuma)

4. PT. Askes a. Profil Perusahaan dan Responden PT Askes adalah BUMN yang bergerak di bidang asuransi kesehatan yang mengcover seluruh Pegawai Negeri di indonesia. Responden dalam penelitian lapang di PT Askes adalah Bapak Agus selaku Staf PKBL dan Bagian Umum b. Penjelasan Tentang CSR perusahaan Program CSR yang dilakukan oleh PT ASKES sampai saat ini berbentuk PKBL(Program Kemitraan dan Bina Lingkungan). Program kemitraan ini dilakukan dengan cara pemberian pinjaman lunak kepada masyarakat yang membutuhkan modal untuk menjalankan sebuah bisnis baru. Pinjaman ini bisa diberikan selama masyarakat memiliki barang yang bisa dijaminkan seperti surat kendaraan bermotor,rumah dan tanah. Sedangkan program Bina lingkungan sampai saat ini dilakukan dengan pemberian dana hibah untuk pembangunan sarana pendidikan,sosial maupun tempat ibadah. Pada tahun 2012 lalu, Program Bina lingkungan PT ASKES dilakukan dengan pemberian dana hibah untuk pembangunan rumah sehat di sebuah kecamatan yang ada di kabupaten banyuwangi. Pemberian dana hibah untuk pembangunan 100 rumah sehat ini dilakukan atas permintaan bupati banyuwangi kepada direktur PT ASKES secara langsung yang mengharapkan ada perusahaan yang bersedia memberikan dana nya untuk merehabilitasi rumah kurang layak yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Selain itu PT ASKES juga memiliki program beasiswa untuk anak-anak dari karyawan PT ASKES yang berprestasi. 33 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Untuk pelaksanaan

PT

ASKES CSR

Banyuwangi hanya

sendiri sebagai

dalam fasilitator

proses yang

program

menghubungkan masyarakat yang membutuhkan dengan penentu kebijakan CSR di perusahaan yaitu kantor pusat di Jakarta. Sehingga ASKES banyuwangi tidak memiliki wewenang untuk menentukan bisa atau tidaknya bantuan diberikan pada masyarakat yang membutuhkan. Untuk pelaporan program CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan sampai saat ini pertanggungjawaban perusahaan hanya pada Kementrian BUMN secara langsung meskipun PT ASKES Banyuwangi tetap memberikan laporan CSR mereka pada pemerintah setempat sebagai bentuk pemberitahuan. c. Pemahaman mengenai CSR Pemahaman PT ASKES terkait program CSR sendiri sampai saat ini sesuai dengan Undang-Undang Tentang CSR yang mewajibkan 2,5% dari laba bersih perusahaan digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan. Untuk pemahaman mengenai program CSR sendiri perusahaan hanya terfokus pada program-program PKBL d. Sinergitas dengan pemerintah sampai saat ini sinergitas PT ASKES dengan pemerintah Kabupaten Banyuwangi hanya sebatas pemberian laporan formal mengenai kegiatan sosial yang telah dilakukan perusahaan. Untuk sinergitas dengan pemerintah setempat,PT ASKES Banyuwangi masih belum bisa dilakukan dikarenakan sampai saat ini mereka hanya sebagai fasilitator saja dan bukan sebagai penentu kebijakan terkait program CSR itu sendiri. Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan perusahan PT. Askes maka jika dipetakan dalam analisa SWOT maka hasil analisa adalah sebagai berikut :

34 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PT. Askes No 1 2 Indikator Strength (kekuatan) Weakness (Kelemahan) Deskripsi Dana PKBL yang disediakan oleh ASKES pusat tergolong tinggi Kesadaran perusahaan tentang CSR baru sebatas pengaplikasian PKBL Penyaluran dana PKBL hanya tergantung permintaan masyarakat Penyaluran dana PKBL ditentukan terpusat oleh PT ASKES Jakarta 3 4 Oportunity (Peluang) Threat (Ancaman) Ketidakmampuan PT ASKES Banyuwangi untuk berkoordinasi dengan pemerintah setempat mengenai pengelolan CSR Sumber : wawancara lapang diolah

B. BUMD 1. PDAM a. Profil Perusahaan dan Responden PDAM adalah Perusahaan Daerah Air Minum yang bergerak pada penyediaan air bersih di Kabupaten Banyuwangi. Sampai saat ini jangkauan Wilayah PDAM Banyuwangi mencakup 9 Kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Dalam penelitian lapang yang menjadi responden adalah bapak Agus Tjahyono selaku kepala bagian produksi dan distribusi PDAM Banyuwangi b. Penjelasan tentang CSR perusahaan PDAM termasuk salah satu perusahaan yang rutin dan konsisten menerapkan prinsip CSR meskipun tidak instruksi mengenai keharusan melakukan program ini. Program CSR yang telah dilakukan oleh PDAM terbagi ke dalam beberapa hal :

35 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

1) Pemberian Kompensasi 5-10 juta per tahun pada desa yang salah satu sumber airnya digunakan oleh PDAM 2) Pemberian fasilitas air gratis untuk sarana umum seperti tempat ibadah,pendidikan dan sosial yang dilewati oleh pipa air PDAM 3) Pemberian fasilitas air siap minum gratis untuk acara-acara sosial dan keagamaan yang diadakan oleh masyarakat. 4) Berdasarkan kesepakatan seluruh karyawan PDAM banyuwangi, maka setiap bulannya akan ada pemotongan gaji mulai 10rb-50rb tergantung dari jabatannya yang nantinya dari dana yang terkumpul itu akan digunakan untuk program santunan dan tali asih pada masyarakat yang membutuhkan c. Pemahaman Mengenai CSR Pemahaman mengenai CSR yang dimiliki oleh PDAM

banyuwangi sampai saat ini tergolong sudah tepat karena bagi manajemen PDAM sendiri keberadaan mereka sudah sepantasnya juga berdampak positif bagi lingkungan disekitar mereka. Hal ini sebagai kompensasi kegiatan produksi dan distribusi mereka yang mungkin menyebabkan masyarakat sekitar terganggu ketika ada pemasangan pipa PDAM maupun ketika sumber air di desa mereka diambil. d. Sinergitas dengan pemerintah Sampai saat ini PDAM Banyuwangi belum memiliki alur koordinasi yang intensif dengan pemerintah kabupaten terkait pelaksanaan CSR di perusahaan. Koordinasi yang dilakukan sampai saat ini baru sebatas adanya surat edaran bupati yang menyebutkan mengenai keharusan perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosialnya. Namun PDAM secara tersirat mengungkapkan kesiapannya untuk berkoordinasi dengan pemerintah terkait program CSR asalkan tidak mempengaruhi dan berdampak negatif pada kebijakan CSR perusahaan yang telah ada sebelumnya. Kesiapan PDAM ini dikarenakan pada kenyataannya walaupun belum ada intruksi terkait CSR pun perusahaan telah melakukan program tanggungjawab 36 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

sosialnya secara rutin sebagai bentuk kesadaran dan tanggungjawab perusahaan secara moral kepada masyarakat sekitar Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan perusahan PDAM maka jika dipetakan dalam analisa SWOT maka hasil analisa adalah sebagai berikut: Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PDAM Kabupaten Banyuwangi Indikator 1 Strength (kekuatan) Deskripsi Kesadaran mengenai pentingnya CSR bagi perusahaan sudah terbentuk dengan atau tanpa peraturan pemerintah Laba Perusahaan Cukup tinggi dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun Kesiapan untuk berkoordinasi dengan pemerintah terkait pengelolaan CSR 2 Weakness (Kelemahan) Program CSR yang di buat masih belum beragam. Karena sampai saat ini program-programnya CSR nya masih berupa kompensasi dari pengelolaan air mereka Kurangnya data yang dimiliki perusahaan terkait wilayah yang membutuhkan bantuan perusahaan 3 4 Oportunity (Peluang) Threat (Ancaman) Masih banyak bidang lainnya yang potensial untuk dikembangkan melalui program CSR perusahaan Belum adanya koordinasi secara intensif dengan pemerintah setempat Karena belum ada koordinasi menyebabkan jalannya CSR perusahaan masih tergantung dari internal perusahaan sendiri Sumber : wawancara lapang diolah

37 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

C. SWASTA 1. PT. Candi Ngrimbi a. Profil Perusahaan dan Responden PT. Candi Ngrimbi adalah perusahaan swasta dengan pusat di Surabaya yang bergerak di Bidang penambangan belerang yang terletak di Desa Tamansari dan dekat dengat tempat wisata yang juga sumber belerang Kawah Ijen. Penambangan aktif diadakan mulai pukul 6 pagi higga pukul 4 sore hari. Responden bernama Bapak Budi. Beliau adalah kepala bagian keuangan PT. Candi Ngrimbi. Beliau bertempat tinggal tidak jauh dari tempatnya bekerja. b. Penjelasan Mengenai CSR Perusahaan Responden menjelaskan bahwa CSR yang dilakukan oleh perusahaan adalah CSR yang bersifat sosial, yakni pemberian satunan kepada yayasan yatim piatu di sekitar Tamansari. Santunan diberikan dalam bentuk uang tunai sebersar Rp 1.000.000,- setiap bulannya dimana uang tersebut nantinya bebas digunakan oleh pengurus yayasan yatim piatu tersebut. Selain itu perusahaan juga aktif dalam memberikan bantuan dana pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh warga sekitar. Salah satu contoh yang diutarakan responden adalah membantu memberikan dana dalam kegiatan kompetisi bola voli warga sekitar. Berdasarkan apa yang diucapkan responden, ada beberapa alasan yang menyebabkan mengapa perusahaan memilih untuk melakukan CSR dalam bentuk tersebut. Adanya kepedulian terhadap yatim piatu di kalangan warga sekitar menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu, PT. Candi Ngrimbi pusat juga menyarankan agar unit tersebut menjalan CSR di kalangan sekitar warga saja. Responden juga mengatakan bahwa perusahaan bertanggung jawab juga terhadap kondisi jalan yang setiap hari dilalui untuk melakukan kegiatan penambangan. Oleh karena itu, perusahaan juga harus memastikan bahwa kondisi jalan tesebut selalu dala keadaan yang baik. Mengingat juga bahwa jalan yang dilalui juga merupakan 38 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

jalan utama menuju wisata kawah ijen yang cukup terkenal secara Internasional. Responden kurang yakin kapan edaran mengenai CSR dari pemerintah diterima oleh perusahaan, antara tahun 2010 atau 2011. Namun bukan berarti CSR belum dilakukan sebelu itu. Perusahaan telah lama memberikan bantuan keapda warga sekitar bahkan sejak beberapa tahun sebelum surat edaran tersebut diberikan. Bantuan yang diberikan adalah dalam bentuk uang tunai yang diberikan sesuai dengan keperluan warga selama warga mengajukan permohonan kepada perusahaan. Ada satu hal yang cukup menarik dari CSR PT. Candi Ngrimbi. Ketika kondisi Gunung Ijen sedang aktif, ada larangan dari pemerintah untuk mendekati kawah gunung tersebut. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak dapat melakukan produksi sehingga tidak ada pemasukan sama sekali. Namun karena ada rasa sungkan dengan yayasan yang selalu diberikan dana CSR, perusahaan tetap memberikan dana CSR sebesar 1 juta pada yayasan tersebut. c. Pemahaman Mengenai CSR Pemahaman yang dimiliki oleh respoden mengenai CSR masih kurang. Sebelum surat edaran dari bupati masuk, responden belum mengerti apa-apa mengenai CSR meskipun perusahaan telah melaksanakan CSR dalam bentuk bantuan kepada masyarakat. Responden baru menyadari bahwa perusahaan telah melakukan CSR setelah edaran diterima. Pengetahuan responden hanya sebatas dari edaran dari Bupati yang intinya adalah mewajibkan perusahaan untuk meluangkan sekian persen pendapatannya untuk membangun masyarakat CSR, sekitar perusahaan. Ketika dilakukan wawancara dan diberi pertanyaan mengenai undang-undang yang mewajibkan responden menjawab belum mengerti hal tersebut. Responden juga sempat kebingungan dengan biaya yang dikeluarkan untuk membantu warga sekitar yang membutuhkan dimana sifatnya individu. Responden menganggap hal tersebut bukan 39 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

terasuk CSR meskipun hal tersebut dapat digolongkan dalam kegiatan sosial. Dan seiring dengan berjalannya wawancara, responden menganggap bahwa hal tersebut bukan termasuk CSR. d. Sinergitas Dengan Pemerintah Komunikasi antara perusahaan dan aparat pemerintah setempat masih terus dilakukan. Responden menyatakan bahwa kepala desa setempat selalu meminta perusahana agar terus melaporkan kegiatan CSR yang dilakukan. Untuk perihal sinegitas antara pemeritah dan perusahaan, responden belum berani menjawab dikarenakan apabila benar-benar terjadi maka perusahaan tersebut, yang merupakan unit usaha dengan pusat di Surabaya, masih perlu mengkomunikasikan perihal sinergitas tersebut kepada pusat. Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan perusahan PT. Ngrimbi maka jika dipetakan dalam analisa SWOT maka hasil analisa adalah sebagai berikut: Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PT. Ngrimbi No 1 Indikator Strength (kekuatan) Deskripsi Pemahaman CSR yang merupakan bagian dari ibadah (sehingga tetap memberi CSR meskipun kondisi rugi) 2 Weakness (Kelemahan) Pemahaman CSR yang masih lemah karena hanya berdasar dari edaran pemerintah. Keputusan pemberian CSR harus sesuai dengan persetujuan pusat Koordinasi yang dilakukan hanya dengan kepala desa 3 4 Oportunity (Peluang) Threat (Ancaman) Masyarakat sekitar perusahaan merasa cukup terbantu dengan CSR perusahaan Perusahaan belum berani melakukan sinergi lebih lanjut karena semua tergantung dari keputusan PT. Candi Ngrimbi pusat Sumber : wawancara lapang diolah 40 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

2. PT. Bank Central Asia (BCA) a. Profil Perusahaan dan Responden Bank BCA adalah salah satu perusahaan swasta yang ada di kabupaten banyuwangi dan bergerak di bidang jasa perbankan. Responden kami adalah Bapak Hadi Waskito selaku Kepala Operasional BCA Banyuwangi b. Penjelasan Tentang CSR yang telah dilakukan perusahaan Berdasarkan penjelasan responden,sampai saat ini BCA tidak hanya concern pada bidang bisnis belaka namun juga concern pada pemberdayaan sosial kemasyarakatan. Proses pemberdayaan sosial masyarakat ini ada sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan. Pelaksanaan CSR di BCA sendiri ada yang dilakukan oleh BCA pusat namun ada pula yang pelaksanaannya diserahkan kepada daerah yang itu artinya dilakukan oleh kantor cabang masing-masing Sampai saat ini ada beberapa program perusahaan yang telah dilaksanakan sebagai bentuk CSR perusahaan: 1. Donor darah untuk karyawan BCA setiap 2 bulan sekali 2. Bantuan beasiswa secara rutin tiap tahun untuk karyawan agar dapat melanjutkan sekolahnya 3. Bantuan dana hibah untuk tempat-tempat ibadah masyarakat 4. Bantuan alat olahraga untuk sekolah maupun universitas yang menjalin kerjasama dengan Bank BCA Selain beberapa program diatas,ada pula program khusus dari BCA pusat untuk berkontribusi pada pengembangan sosial masyarakat dan budaya seperti: 1. Diterbitkannya kartu kredit dengan motif batik beberapa saat setelah batik diresmikan sebagai warisan budaya indonesia 2. Pemberian bantuan dana untuk atlet nasional kita yang akan berlaga di luar negeri c. Sinergitas dengan pemerintah Menurut pengakuan responden, untuk kerjasama dengan pihak pemerintah setempat yang dalam hal ini adalah pemerintah Kabupaten masih belum masimal. selama ini koordinasi masih sebatas 41 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

surat edaran yang dikeluarkan oleh bupati tentang kewajiban melaksanakan program CSR bagi perusahaan. Selain itu belum ada forum yang digunakan untuk keperluan koordinasi intens antara pihak BCA dengan pemerintah padahal untuk Bank BCA sendiri selalu melakukan koordinasi intens dengan bank-bank lainnya melalui forum komunikasi perbankan se Banyuwangi. Inilah yang menyebabkan sampai saat ini pihak BCA Banyuwangi masih mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan program-program CSR yang dimiliki. karena kurangnya data dan informasi yang dimiliki oleh pihaknya terkait kebutuhan masyarakat banyuwangi sendiri. Untuk itu ke depannya pihak BCA Banyuwangi mengharapkan adanya komunikasi yang jelas dengan pemerintah sehingga program-program perusahaan bisa benar-benar menimbulkan kemanfaatan yang jelas bagi masyarakat Kabupaten Banyuwangi secara keseluruhan. Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan perusahan PT. Bank Central Asia (BCA) maka jika dipetakan dalam analisa SWOT maka hasil analisa adalah sebagai berikut: Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PT.Bank Centra Asia (BCA) No 1 Indikator Strength (kekuatan) Deskripsi BCA memiliki program CSR pusat dan juga memiliki program CSR dari cabang, sehingga banyak CSR yang dilakukan 2 Weakness (Kelemahan) CSR yang diberikan belum memiliki alasan dan fokus yang jelas, seperti ada donor darah, operasi katarak, bantuan terhadap acara sekitar, dsb. Kurangnya data yang dimiliki untuk menunjang CSR 3 4 Oportunity (Peluang) Threat (Ancaman) Banyaknya aspek dan lingkup yang bisa dijangkau oleh persuahaan kurang data untuk menunjang jalannya CSR perusahaan Sumber : wawancara lapang diolah 42 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

MEMBANGUN SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Berdasarkan pengamatan dilapangan terhadap beberapa sampel dari perusahaan BUMN, BUMD, serta Swasta terhadap dinamika pelaksanaan program tanggungjawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) didapatkan gambaran umum sebagai berikut: Tabel Uraian Temuan Lapang Kegiatan CSR dunia usaha di Kabupaten Banyuwangi No 1 Indikator Strength (kekuatan) Adanya Deskripsi kesadaran beberapa perusahaan

mengenai pelaksanaan program CSR Peraturan beberapa perusahan yang mendukung Dukungan finansial perusahaan Beragamnya perusahaan. 2 Weakness (Kelemahan) Lemahnya koordinasi, baik antara perusahaan dengan perusahaan ataupun antara perusahaan dengan pemerintah. Lemahnya koordinasi berdampak kepada lemahnya tingkat fokus sasaran kegiatan CSR Belum terbentuknya forum yang menaungi 43 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD kegiatan CSR yang dilakukan

No

Indikator

Deskripsi Belum adanya payung hukum yang memayungi adanya sinergitas

Oportunity (Peluang)

Peraturan daerah yang menghimbau kegiatan CSR dari masing-masing perusahaan Semakin Semakin bertambahnya tumbuhnya dunia usaha di yang Kabupaten Banyuwangi perekonomian berimbas kepada peningkatan laba perusahaan. Adanya kemauan dari beberapa perusahaan untuk saling bersinergi

Threat (Ancaman)

Pemahaman

yang

salah

dari

masyarakat

mengenai program CSR. Otoritas terbatas dari beberapa perusahaan Perbedaan perusahaan Minimnya data dalam menunjang pelaksanan CSR kepentingan dari masing-masing

Salah satu yang paling menonjol dari beberapa bentuk kekuatan dalam kegiatan CSR dari berbagai dunia usaha yang berada di Kabupaten Banyuwangi adalah sudah mulai munculnya kesadaran akan pentingnya kegiatan CSR, kekuatan tersebut semakin tumbuh dengan didukung oleh peraturan perusahaan dalam pelaksanaan program CSR di perusahaan. Hal tersebut memang bukan muncul disemua jenis usaha namun masih sebagian, terdapat perusahaan yang malah tidak memahami apa yang dimaksud dengan CSR tersebut sehingga mereka tidak melakukan kegiatan CSR. Pemahaman mengenai CSR ini dapat menjadi suatu hambatan dalam pelaksanaan program CSR yang dapat berimbas kepada kekurangtepatan bentuk kegiatan CSR yang dilakukan serta salahnya sasaran dari kegiatan tersebut. Pengetahuan perusahaan terhadap pemahaman CSR juga ditunjang oleh belum adanya komunikasi yang intensif antara perusahaan dengan perusahaan maupun perusahaan dengan pemerintah daerah. Pemerintah daerah sebenarnya 44 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

telah mengeluarkan Peraturan Bupati yang menghimbau setiap perusahaan melakukan program keperdulian sosial / CSR namun karena masih kurang intensifnya sosialisasi dan pengawasan masih banyak perusahaan yang masih enggan untuk melakukan program tersebut terutama untukperusahaanperusahaan swasta, sedangkan perusahaan BUMN pengamatan dilapangan seluruhnya telah melakukan program CSR karena diperkuat dengan adanya peraturan menteri BUMN yang mengharuskan setiap perusahaan BUMN untuk menjalankan program CSR. Tingkat kesadaran dan pemahaman perusahaan yang kurang, ditunjang oleh lemahnya sosialisasi semakin diperparah dengan tingkat kepentingan perusahaan yang berbeda-beda dapat menjadi ancama terhadap sinergitas pembiayan non APBD sebab dengan perusahaan yang tingkat kepentingan yang berbeda apalagi berseberangan maka akan sangat sulit untuk bersinergi dalam program CSR ini. Setelah mendapatkan IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (Eksternal

Factor Evaluation) maka langkah selanjutnya adalah membuat matrik SWOT


dimana Matriks Strength Weaknesses Opportunities - Threat (SWOT) merupakan matching tool yang penting untuk membantu mengembangkan empat tipe strategi, yaitu strategi SO (Strength-Opportunity), strategi WO (Weakness-Opportunity), berikut: Strategi SO (Strength-Opportunitiy), strategi ini menggunakan kekuatan internal pemerintah daerah untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar pemerintah daerah. Strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal pemerintah daerah sinergitas pembiayaan non APBD dengan memanfaatkan peluangpeluang eksternal. Strategi ST (Strength-Threat), melalui strategi ini pemerintah daerah berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. strategi ST (Strength-Threat), dan strategi WT (Weakness-Threat). Keempat tipe strategi tersebut dapat dijelaskan sebagai

45 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Strategi WT (Weakness-Threat), strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman.

Berdasarkan matrik IFE dan EFE maka matrik SWOT bagi program Sinergitas Pembiayaan Non APBD diuraikan sebagai berikut: Tabel Matching Tool Strategi Sinergitas Pembiayaan Non APBD Streght (Kekuatan) Faktor Internal Weakness (Kelemahan)

Faktor Eksternal Opportunity (Peluang) Peraturan daerah yang menghimbau kegiatan CSR dari masing-masing perusahaan Semakin bertambahnya dunia usaha di Kabupaten Banyuwangi Semakin tumbuhnya perekonomian yang berimbas kepada peningkatan laba perusahaan. Adanya kemauan dari beberapa perusahaan untuk saling bersinergi. Treath (Ancaman) Pemahaman yang salah dari masyarakat mengenai program CSR.

Adanya kesadaran beberapa Kurang bervariasinya kegiatan perusahaan mengenai CSR disebabkan kurangnya pelaksanaan program CSR pengetahuan dari beberapa perusahaan Peraturan beberapa perusahan yang mendukung Lemahnya koordinasi, baik antara perusahaan dengan perusahaan Dukungan finansial perusahaan Beragamnya kegiatan CSR yang ataupun antara perusahaan dengan pemerintah. dilakukan perusahaan. Lemahnya koordinasi berdampak kepada lemahnya tingkat fokus sasaran kegiatan CSR Belum terbentuknya forum yang menaungi Belum adanya payung hukum yang memayungi adanya sinergitas Strategi SO Strategi WO Mengembangkan ragam kegiatan program CSR yang lebih bermanfaat dan cakupan wilayah yang semakin luas. Membentuk sebuah forum yang menaungi kegiatan CSR di Kabupaten Banyuwangi Membentuk payung hukum untuk pelaksanaan CSR. Membuat sebuah pertemuan rutin untuk membahas isu strategis pembangunan

Strategi ST Intensitas sosialisasi program CSR ke Masyarakat Peningkatan koordinasi dan

Strategi WT Memperkuat fungsi dari forum, utamanya terhadap komunikasi baik antar perusahaan maupun 46

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Otoritas terbatas dari beberapa perusahaan Perbedaan kepentingan dari masing-masing perusahaan Minimnya data dalam menunjang pelaksanan CSR

komunikasi antar perusahaan serta pemerintah

pemerintah.

Dari berbagai daftar kekuatan (streght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) serta ancaman (treath) akan di dapatkan matching tool dimana tujuan matching tool ini juga untuk melihat strategi yang akan muncul bilamana diketahui jenis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Apabila dalam upaya untuk mensinergikan pembiayaan non APBD diketahui kekuatannya adalah sudah mulai munculnya kesadaran untuk melakukan CSR serta adanya peluang yang dimiliki yaitu semakin berkembangnya dunia usaha dengan semakin meningkatnya perekonomian di Kabupaten Banyuwangi maka strategi yang dapat diambil adalah dengan semakin meningkatkan ragam kegiatan CSR dari saat ini. Lalu pendekatan ini bila dikaitkan antara kelemahan dan peluang maka dapat dimana dalam upaya sinergitas pembiayaan non APBD memiliki kelemahan berupa masih rendahnya koordinasi antar perusahaan maupun dengan pemerintah dilihat dari sisi peluang yang memperlihatkan adanya kemauan perusahaan untuk bersinergi maka alternatf terhadap strateginya adalah dengan membentuk forum yang menaungi kegiatan CSR dimana elemen dalam forum tersebut terdiri dari perusahaan-perusahaan baik perusahaan sejenis maupun lintas perusahaan serta elemen pemerintah. Agenda yang terdapat dalam forum tersebut setidakanya dapat membahas mengenai berbagai perpektif CSR , isu-isu strategis pengembangan CSR di Banyuwangi maupun membahas permasalahanpermasalahan yang melingkupi kegiatan CSR. Dari segi kekuatan dilihat dari segi ancaman terhadap sinergitas pembiayaan non APBD dapat terlihat alternatif strategi yang dapat dimunculkan bilamana terdapat kemauan perusahaan untuk melakukan CSR namun terdapat ancaman yaitu persepsi masyarakat yang salah mengenai program CSR maka alternative straegi yag dapat muncul adalah dengan mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat agar tujuan dari pelaksanaan program CSR dapat terlaksana.

47 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Dilihat dari segi kelemahan dan ancaman salah satu alternatif yang dapat muncul apabila melihat jenis kelemahan dilihat dari segi ancaman seperti bila kelemahan berupa kurangnya komunikasi dengan melihat ancaman mengenai tingkat kepentingan masing-masing perusahaan yang berbeda bahkan terdapat perusahaan yang tingkat otoritasnya ditentukan oleh perusahaan pusat maka strategi yang muncul adalah dengan mengintensifkan keberadaan forum agar komunikasi antar perusahaan dapat meningkat dan tercipta berbagai solusi terhadap permasalahn komunikasi antar perusahaan. Penggunaan analisa SWOT sangat berguna untuk membuat alternatifalternatif terhadap suatu tujuan dengan mempertimbangkan unsur kekuatan (streght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (treath). Berdasarkan unsur-unsur tersebut akan tercipta berbagai alternatif strategi untuk mencapai tujuan yang akan dicapai jika dalam kajian ini adalah untuk tujuannya membuat sinergitas pembiayaan non APBD maka dengan pendekatan tersebut akan lahir alternatif strategi terhadap tujuan yang hendak dicapai.

48 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Gambar Diagram Pohon Masalah Sinergitas Pembiayaan Non APBD

Strategi Sinergitas Pembiayaan Non APBD

Masalah Internal

Masalah Ekternal

Masalah Kelembagaan

jenis dan ragam kegiatan terbatas

Otoritas Terbatas

sasaran kurang tepat

kekurang berhasilan kegiatan

Berjalan Sendiri-sendiri

Belum adanya ketentuan yang tegas

Fungsi Pengawasan kurang

Pemahaman CSR yang masih kurang

peraturan perusahaan

kurangnya data yang akurat

Pandangan salah mengenai masyarakat

Belum adanya forum

kepentingan berbeda

tidak dijalankanya CSR

keterbatasan aparatur

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Untuk mencapai tujuan terciptanya sinergitas pembiayaan non APBD di kabupaten Banyuwangi berdasarkan pendekatan alat analisis akar masalah terdapat beberapa permasalahan yang dapat menjadi penghambat tersinerginya pembiayaan non APBD. Dalam gambar tersebut permasalahn-permasalahan yang terdapat pada bagian yang paling bawah adalah permasalahan yang harus segera di buatkan solusinya, semisal adanya pemahaman yang kurang dari perusahaan mengenai definisi CSR maka berdampak kepada kurang beragamnya pelaksanaan CSR atau perusahaan bingun mengenai kegiatan CSR apa yang hendak dilakukan. Artinya dengan permasalahan tersebut pemerintah daerah harus membuat solusi agar perusahaan mendapatkan pemahaman yang luas mengenai kegiatan CSR, berdasarkan analisa akar masalah maka solusi untuk mengatasi permasalahn tersebut adalah sebagai berikut: Tabel Jenis Masalah Dan Solusi permasalah Berdasarkan Analisa Akar Masalah Sinergitas Pembiayaan Non APBD No 1 Jenis Permasalahan Pemahaman CSR yang masih kurang Solusi Permasalahan Diadakannya sosialisasi ataupun

workshop mengenai kegiatan CSR kepada perusahaan 2 3 4 5 Peraturan perusahaan Kurangnya data yang akurat Pemerintah Pengakurasian Daerah dan Melakukan Pensinergian Mediasi kepada perusahaan induk data dari masing-masing SKPD Pandangan masyarakat yang salah Mengintensifkan sosialisasi kepada terhadap program CSR kepentingan. 6 Tidak terlaksanakannya CSR masyarakat masing-masing perusahaan dalam suatu wadah forum. oleh Sosialisasi dan Pembuatan beberapa perusahaan peraturan yang tegas Belum adanya forum dan perbedaan Mensinergikan kegiatan CSR dari

87 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Program dan Sinergitas Program Pembangunan dengan CSR per Wilayah Peta Program Bantuan dana CSR yang dilakukan di Banyuwangi disebar di 24 kecamatan yang ada di kabupaten Banyuwangi . dalam pembagiannya, dana CSR ini dikelompokkan dalam 9 bidang meliputi bidang pertanian, ketahan pangan, peternakan , kelautan perikanan, lingkungan hidup, Koperasi dan UMKM, Pemberdayaan masyarakat, pendidikan serta perdagangan. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai pembagian CSR di 9 bidang tersebut serta kecamatan- kecamatan yang memperoleh bantuan dana CSR. 1. Pertanian Sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang paling dominan berdasarkan struktur beberapa ekonomi Kabupaten Banyuwangi. Sektor pertanian tersusun atas sub sektor yang sangat potensial.Peranan sub sektor tanaman bahan

makanan dapat me-nyumbang produksi padi Jawa Timur, yang mana Kab. Banyuwangi merupakan salah satu daerah lumbung padi. Kabupaten Banyuwangi me-rupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang mempunyai luas daerah terbesar, sehingga dengan adanya ketersediaan luas daerah yang begitu besar tersebut, kesempatan untuk dijadikan sebagai lahan pertanian akan mempunyai peluang besar.Pada tahun 2010 produksi Padi sawah dan ladang sebesar 852.536 ton (dalam bentuk gabah kering giling) telah mengalami kenaikan sebesar 10,95 persen dibanding tahun 2009.Sedangkan Sawi/Petsai dan Tomat. Untuk pengembangan di sektor pertanian, maka pemerintah bekerja sama dengan stakeholder yang ada mendanai beberapa kegiatan daerah dengan dananCSR. Untuk program CSR bidang pertanian pada umumnya dilakukan oleh perusahaanperusahaan yang bergerak dalam produksi yang berkaitan dengan pertanian seperti perusahaan pupuk, perusahaan kimia untuk obat-obatan pertanian, perusahaan bibit pertanian dan perusahaan sejenisnya. Perusahaan-perusahaan tersebut pada orientasi utama program CSR yang disalurkan pada umumnya diprioritaskan untuk hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pertanian, namun tidak menutup kemungkinan perusahaan lain dapat menyalurkan bantuan program CSR ke dalam bidang pertanian. Untuk produksi tanaman sayuran, didominasi Cabe Besar,

88 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

a. Bidang Tanaman Pangan Untuk pertanian tanaman pangan menurut dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan setidaknya terdapat tiga program yang dapat disinergikan dengan program CSR perusahaan. Salah satu bentuk program yang dapat disinergikan adalah bantuan alat pengolahan tanah (hand tractor), Rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani, serta bantuan penguatan modal bagi gabungan kelompok tani mitra Bulog.Wilayah tersebut dinilai oleh pihak dinas tingkat ketersediaan masih kurang dan belum sepenuhnya mampu terfasilitasi melalui dana dari dinas. Bagi perusahaan yang memiliki perencanaan penyaluran program dibidang pertanian semisal penyaluran dana CSR untuk pembangunan irigasi pertanian, maka perusahaan dapat memperhatikan wilayah di Kecamatan Sempu dan Kecamatan Genteng, karena diwilayah tersebut berdasarkan informasi dinas tingkat ketersediaan sistem irigasi pertanian masih membutuhkan penambahan, selain itu juga karena wilayah tersebut merupakan wilayah potensi pertanian tanaman pangan yaitutermasuk sebagai wilayah penghasil tanaman padi sehingga ketersediaan saluran irigasi memang sangat penting sebagai penyuplai kebutuhan air untuk proses tanam komoditas tersebut. b. Bidang Tanaman Holtikultur Untuk sektor pertanian bidang tanaman holtikultur yang menangani masalah pertanian buah-buahan dan tanaman hiassetidaknya terdapat 5 program yang dapat disinergikan dengan program CSR seperti kebutuhan pengadaan sumur bor bagi kebutuhan pengairan pertanian tanaman holtikultura komoditas jambu biji daging merah serta komoditas jeruk siam. Dimana wilayah yang membutuhkan pengadaan sumur tersebut adalah di Desa karangdoro Kecamatan Tegalsari untuk komoditas jambu biji daging merah karena wilayah tersebut potensi pertanian komoditas tersebut sedang menjadi perhatian namun masih membutuhkan dukungan system pengairan untuk proses pertaniannya. Selain pengadaan sumur bor tingkat kebutuhan lainnya di bidang tanaman holtikultur adalah kebutuhan pengadaan keranjang panen, serta bantuan modal untuk pembelian benih tanaman holtikutur seperti benih pohon jeruk yang terdapat di Kecamatan Bangorejo. Perusahaan perusahaan yang hendak menyalurkan dana CSR di bidang holtikultur dapat memperhatikan informasi tersebut sebagai dasr pertimbangan untuk jenis penyaluran dan wilayah penyaluran. 89 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

c. Bidang Perkebunan Bidang perkebunan Kabupaten Banyuwangi menyimpan potensi yang sangat besar karena ditunjang dengan kondisi geografis daerah terutama Banyuwangi bagian barat yang merupakan daerah dataran tinggi.Beragam potensi perkebunan yang dimiliki Banyuwangi diantaranya adalah perkebunan kopi, perkebunan kelapa, karet, kakao, Lada, dan beragam tanaman perkebunan lainnya.potensi tersebut sangat disayangkan apabila tidak mampu terkelola dengan optimal hanya karena kurangnya pendanaan Perusahaan yang perduli terhadap kondisi pertanian dan memiliki perencanaan penyaluran dana CSR bidang perkebunai maka dapat menjadi pertimbangan seperti pengembangan tanaman kopi arabika dengan wilayah sasaran Kecamatan Kalibaru dan Kecamatan Wongsorejo. 2. Peternakan Sektor peternakan saat ini sedang mendapatkan perhatian tinggi dari pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi terutama peternakan sapi perah dan sapi potong.Pemerintah sedang serius untuk terus mengembangkan sentra-sentra peternakan sapi seperti wilayah Kecamatan Licin untuk peternakan sapi perah dan Kecamatan Wongsorejo untuk peternakan sapi potong disamping wilayah lainnya di Kabupaten Banyuwangi. Agar dapat menghasilkan pembangunan yang maksimal maka programprogram tersebut hendaknya dapat bersinergi dengan berbagai stakeholder yang lainnya dan tidak hanya mengandalkan sumber dari pemerintah daerah.Seperti di kecamatan purwoharjo dan cluring dana CSR digunakan untuk pembuatan biogas. Pembuatan biogas diharapkan dapat membantu peternak memanfaatkan limbah ternak dengan memanfaatkannya menjadi biogas yang bisa menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat setempat. Selain itu untuk mendukung program pemerintah mengembangkan daerah peternakan di kecamatan licin, maka dana CSR digunakan untuk membantu daerah setempat dengan mendistribusikan bibit sapi unggul di kecamatan tersebut.

90 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

3.

Pemberdayaan Masyarakat dan pemerintah Desa Selain di bidang pertanian terdapat permasalahan lainnya yang menjadi

program pembangunan di Kabupaten Banyuwangi adalah permasalahan sosial.Salah satu permasalahan social yang kerap melanda berbagai daerah tidak terkecuali untuk negara maju adalah permasalahan kemiskinan.Di Kabupaten Banyuwangi permasalahan kemiskinan terjadi merata di setiap Kecamatan dengan daerah yang memiliki jumlah kemiskinan yang tertinggi adalah kecamatan Rogojampi dan Kalipuro Kemiskinan memberikan dampak terhadap beberapa hal seperti tidak tercukupinya kebutuhan dasar mereka karena rendahnya tingkat pendapat yang diterima masyarakat. Salah satu kebutuhan dasar masyarakat selain kebutuhan akan pangan adalaha kebutuhan akan tempat tingga yang layak. Kebutuhan tempat tinggal yang layak tersebut menjadi kebutuhan dasar karena akan memberikan dampak terhadap tingkat kesehatan masyarakat. 4. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pencapaian perekonomian Kabupaten Banyuwangi yang besar, salah satu sektor yang memberikan sumbangan terbesar adalah berasal dari bentuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).sektor ini menjadi penompang utama dalam struktur perekonomian daerah dengan jumlah UMKM sudah mencapai lebih dari 200.000 UMKM. karena peranannya yang penting dalam perekonomian maka diperlukan perhatian yang serius untuk menjaga agar usaha tersebut terus tumbuh dan berkembang. Pengembangan UMKM diharapkan agar perekenomian di Banyuwangi dapat berkembang serta menjadikan usaha kecil mampu bersaing dengan usaha besar dengan mempunyai nilai tambah tersendiri. Fasilitas yang bisa didanai dari dana CSR diantaranya yaitu fasilitas sarana tenda, fasilitas sarana kaos dan fasilitas ketrampilan . program pengembangan ketrampilan bagi para pedagang kecil dan menengah diharapkan mampu memperbaiki pedagang kecil agar dapat bersaing dengan pedagang lainnya. Pelatihan ini juga sangat berguna bagi para pedagang, dikarenakan masih banyak pedagang yang kurang terampil dalam penjualan serta pengelolaan usaha , pengembangan ketrampilan bagi PKL diberikan di beberapa kecamatan di antaranya purwoharjo, glagah, dan giri.

91 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

5.

Perikanan Pantai timur Banyuwangi (Selat Bali) merupakan salah satu penghasil ikan

terbesar di Jawa Timur, salah satu daerah di Banyuwangi penghasil ikan yaitu di daerah muncar yang memiliki pelabuhan ikan.Produksi ikan di Kabupaten Banyuwangi setiap tahun naik.Berdasarkan data di Dinas Perikanan dan Kelautan Banyuwangi, tahun 2011 produksi ikan di Banyuwangi mencapai 57 ribu ton per tahun.Sementara di tahun 2012 naik menjadi 66 ribu ton. Untuk meningkatkan potensi perikanan serta mensejahterakan masyarakat pesisir, maka pemerintah Banyuwangi melakukan program-program yang di danai oleh CSR dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Dana tersebut akan digunakan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, kesehatan, dan lingkungan. Pasalnya, potensi yang dimiliki sektor kelautan dan perikanan di Banyuwangisangatlah besar Beberapa program yang dibaiayai dengan dana CSR diantaranya mengenai pengolahan hasil laut.pengolahan hasil laut di antaranya yaitu pembuatan nugget, pembuatan gel, pembuatan bakso, dll. Pelatihan ketrampilan ini bertujuan agar pengolahan hasil laut tidak hanya berhenti pada penjualan bahan mentah hasil laut, namun sudah berupa hasil olahan yang menghasilkan nilai jual lebih tinggi dibandingkan hanya menjual hasil laut. Dan hal ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir. Program program lain yang dapat didanai oleh dana CSR yaitu bantuan peralatan pemasaran seperti freezer dan coolbox. Penggunaan freezer diharapkan membantu penyimpanan ikan agar lebih tahan lama dan tetap segar sehingga tidak membuat rugi negalayan jika ikan yang didapat tidak terjual semua. Program lain yang dibiayai oleh dana CSR di bidang perikanan yaitu gerakan makan ikan yang ditujukan kepada seluruh warga Banyuwangi. Hal ini mengingat bahwa Banyuwangi memiliki potensi yang baik di bidang perikanan, maka dengan peningkatan jumlah konsumsi ikan karena pentingnya protein bagi tubuh maka nantiya diharapkan akan berdampak pada pendapatn nelayan. 6. Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan Dana CSR di Banyuwangi juga tidak luput pada program pembangunan pada bidang perindustian, perdagangan dan pertambangan. Untuk peningkatan pada bidang 92 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

tersebut maka pembangunan program yang didanai oleh CSR di Banyuwangi banyak ditujukan pada IKM . adanya bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas usaha masyarakat di Banyuwangi, dapat menciptkan sebuah kemandirian dan bisa bersaing dengan usaha besar. Bantuan program yang diberikan berupa peralatan produksi, bantuan pinjaman dengan bunga rendah, serta ketrampilan dalam bidang pemasaran. Bantuan program yang di danai dengan CSR lebih banyak pada bantuan peralatan IKM Gula sehat. Hal ini dikarenakan gula merupakan industri inti dan perlu dikembangkan untuk kemajuan daerah Banyuwangi. Penerima bantuan inperalatan gula ditujukan di kecamatan rogojampi, srono, bangorejo, pesanggaran dan siliragung. Kecamatan- kecamatan tersebut merupakan daerah di Banyuwangi yang merupakan sentra IKM di sektor gula. 7. Lingkungan Hidup Kepedulian terhadap lingkungan sangat perlu perhatian khusus. Hal ini karena lingkungan berperan banyak untuk kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik fator alami ataupun karena tangan-tangan jahil manusia.Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut dan menghambat aktivitas manusia. Maka dari itu, maka diperlukan program-program khusus untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar. semakin meningkatnya kuantitas perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Banyuwangidengan melakukan kegiatan eksploitasi serta ekstraksi terhadap lingkungan hidup dan sumber daya alam harus pula berbanding lurus dengan kualitas pertanggungjawaban dan penanganan dampak-dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan operasionalnya terhadap lingkungan dan sumber daya alam, sehingga, akan tercipta harmonisasi dan keseimbangan antara kegiatan perekonomian (profit), sosial (people) dan pelestarian terhadap lingkungan hidup (planet) oleh korporasi sesuai dengan prinsip Triple Bottom Lines CSR (Keuntungan, tanggung jawab sosial dan kelestarian lingkungan) sebagai tonggaknya. Pada tabel 7.4 dapat dilihat mengenai program- program yang dilakukan untuk lingkungan hidup di Banyuwangi, diantaranya yaitu pemeriksaan kesehatan masyarakat, pembentuka IPAL biogas, dan sebagainya.

93 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Tabel 7.4 Program-program Pembangunan Bidang Lingkungan Hidup Yang Dapat Dibiayai Melalui Program CSR NO 1. 2. 3. PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN Pemeriksaan kesehatan masyarakat sekitar pabrik terkait disfungsi paru-paru akibat debu semen dan asbes Pembentukan bank sampah (konsep : pinjam uang, bayar pakai sampah) Pembentukan patroli lingkungan oleh my darling (masyarakat sadar lingkungan) Kemah hijau dan sekolah alam siswa SD/SMP, pembentukan karakterpeduli lingkungan Pembuatan portaible biogas digester dari limbah rumah tangga (sisa makanan) Pembuatan IPAL Biogas Bantuan sarana pengelolaan sampah dengan system 3 R (Reduse, Reuse, Recycle) Penanaman pohon daerah penangkap air Penghijauan tanaman pantai dan tanaman produktif Pembuatan Biopori Sanitasi lingkungan / MCK (Mandi, Cuci, Kaskus) LOKASI KETERANGAN Sekitar pabrik semen, asbes, mebeuler dan pecahan batu. Lokasi timbulan sampah, lokasi padat penduduk, contoh : perumahan GGM, Sobo, Sutri, Brawijaya dll. Sekitar pabrik yang berpotensi mencemari lingkungan, patrol perairan untuk kerusakan terumbu karang dan patrol sungai untuk pencemaran air. Kalongan licin, watudodol kalipuro, paltuding kawah ijen, trianggulasi alas purwo. Pilot projek di beberapa perumahan Masyarakat petani ternak Masyarakat Kabupaten Banyuwangi Sekitar sumber-sumber air, sempadan sungai Jalan lingkar timur (Kel. Mandar, Kepatihan, Karangrejo, Kertosari) kawasan pelabuhan ketapang. Lahan yang cenderung kurang produktif Masyarakat yang memanfaatkan sungai sebagai MCK

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup 8. Pendidikan Pendidikan merupakan unsur paling penting suatu bangsa.Kemajuan suatu bangsa merupakan cerminan dari kemajuan pendidikan rakyatnya. Kemajuan di bidang pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak tidak hanya pemerintah. Dengan peran serta lembaga-lembaga terkait, tentunya dapat membantu meringankan beban pemerintah guna memajukan pendidikantermasuk di daerah Banyuwangi. Peningkatan di bidang pendidikan diharapkan menciptan generasi penerus bangsa yanglebih baik. 94 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Program bidang pendidikan yang didanai oleh CSR di daerah Banyuwangi dapat dilihat pada tabel 7.5. pengembangan di bidang pendidikan di Banyuwangi tidak hanya dilakukan dengan program peningkatan sarana dan prasarana sekolah serta bantuan dan penghargaan bagi siswa. Namun juga termasuk penghargaan bagi guru yang berprestasi. Hal ini dikarenakan guru dianggap sebagai salah satu indikator keberhasilan pendidikan di indonesia. Tabel 7.5 Program-program Pembangunan Bidang Pendidikan Yang Dapat Dibiayai Melalui Program CSR Nomor Pelaksanaan Program / Kegiatan pembangunan 1 Pembangunan Taman Posyandu 2 Pembelian alat peraga, perlengkapan sekolah bagi siswa kurang mampu bagi SiswaSD, SMP, SMA dan SMK 3 Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi kurang mampu 4 Pemberian besiswa bagi siswa berprestasi 5 Pemberian penghargaan bagi guru berprestasi 6 Pemberian Penghargaan bagi siswa berprestasi SD, SMP, SMA dan SMK Sumber: Dinas Pendidikan 9. Ketahanan Pangan Banyuwangi merupakan salah satu lumbung pangan nasional di Jawa Timur, yang memiliki peran strategis dalam memberikan kontribusi produksi pangan nasional. Sektor pertanian di Banyuwangi tidak hanya berperan terhadap ketahanan pangan tetapi juga mempunyai andil yang sangat besar terhadap sumber pendapatan, kesempatan kerja, serta perekonomian regional maupun nasional. Lokasi / Keterangan Masing - masing desa se kabupaten Banyuwangi Siswa se Kabupaten Banyuwangi Siswa kurang mampu Siswa yang berprestasi Guru berprestasi Siswa berprestasi

Namun, permasalahan ketahanan pangan di berbagai daerah termasuk di Banyuwangi sebagai implikasi berkembangnya sektor jasa, perdagangan, konstruksi, dan beberapa sektor non pertanian lainnya, telah terjadi konversi lahan pertanian sehingga luas garapan usaha tani semakin berkurang dan kapasitas produksi semakin menurun. Ini merupakan problem yang harus dihadapi dihadapi bersama. Dukungan semua pihak diperlukan untuk menekan laju konversi lahan pertanian antara lain
95 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

melalui perencanaan dan pengendalian tata ruang, rehabilitasi dan ekstensifikasi lahan; meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha pertanian serta pengendalian pertumbuhan penduduk. Untuk meningkatkan ketahanan pangan di Banyuwangi, maka dilakukan program-program pengembangan dan peningkatan baik di sektor pertanian maupun non pertanian untuk ketahanan pangan di Banyuwangi. Beberapa program yang perlu ditingkatkan dan didanai oleh biaya CSR meliputi beberapa sektor yaitu: pertanian, peternakan, dan perikanan. Di bidang pertanian bantuan yang diberikan dari dana CSR yaitu berupa pemberian bibit tanaman sayur .Pemberian bibit diharapkan dapat mendongkrak petani sayur untuk peninngkatan produksinya. Pembagian bibit sayur di antaranya bibit tomat, terong, kacang panjang, cabe besar dan cabe kecil. Pemberian bibit sayur dikarenakan karena produksi sayur di Banyuwangi rendah dibandingkan dengan padi. Kesulitan mendapatkan bibit unggul mengakibatkan produksi sayur rendah. Bantuan lain yang diberikan yaitu di bidang peternakan , perikanan dan pupuk. Hal ini juga bertujuan agar pengembangan bidang tidak hannya di pertanian, namun juga ke semua bidang. Pemberian bantuan di bidang peternakan yaitu berupa pemberian bibit ayam buras, bibit itik, dan di bidang perikanan yaitu pemberian bibit lele di kecamatan licin. Sinergitas Program Pembangunan dengan CSR per Wilayah
Dalam peningkatan CSR telah dijelaskan bahwa ada 9 bidang dinas yang memperlihatkan keinginan untuk mensinergikan program pembangunannya dengan program CSR dengan berbagai program dan kegiatan yang tersebar di 24 Kecamatan di daerah Banyuwangi. Di Banyuwangi sendiri terdapat 24 kecamatan yang masingmasing wilayah mendapatkan bantuan sesuai dengan kebutuhan wilayah tersebut. Berikut akan di jelaskan program program yang didanai oleh dana CSR di 24 kecamatan yang tersebar luas di Kabupaten Banyuwangi.

96 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

a.

Kecamatan Gambiran
Kecamatan Gambiran merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Banyuwangi. Kecamatan Secara gambiran geografis, berbatasan

langsung dengan Kecamatan Genteng dan Bangorejo di sebelah utara dan selatan sedangkan di sebelah Barat dan timur, Kecamatan Gambiran berbatasan langsung dengan Kecamatan Tegalsari dan Cluring. Program CSR di kecamatan ini masih dalam 2 lingkup yaitu di bidang pertanian dan untuk kelautan perikanan. Di bidang bantuan Gabungan pertanian, program yang masih terbuka dikembangkan untuk adalah modal penguatan

Kelompok Tani. Sedangkan di bidang kelautan program yang masih terbuka untuk dikembangkan adalah program penguatan Gerakan Memasyarakat Makan Ikan seperti yang ditunjukkan dalam tabel 7.6 Tabel7.6 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Gambiran No Program Bidang Pertanian, Perkebunan dan kehutanan 1 Bantuan penguatan modal bagi Gabungan Kelompok Tani Mitra Bulog 2 Pengembangan tanaman kelapa gejah Bidang Kelautan Perikanan 3 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

97 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

b. Kecamatan Bangorejo Pada kecamatan Bangorejo sudah banyak Salah satu program-program contohya yaitu di yang bidang dikembangkan dengan bantuan dana CSR. peternakan. Potensi peternakan Banyuwangi ini masih diperkaya produksi kulit. Program yang mendukung di pengembangan ini yaitu peternakan kecamatan

pembuatan biogas dan pabrik pakan ternak, hal ini dikarenakan kecamatan bangorejo memiliki potensi pada bidang peternakan. Untuk menigkatkan nilai tambah pada bidang peternakan maka program yang dapat disenrgikan adalah pembuatan pabrik pakan ternak dan biogas. Pembuatan pabrik pakan ternak dibuat dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan produk pakan jadi dari luar kabupaten dengan harga pembelian yang tinggi. Dengan dibentuknya pabrik pakan ternak di kecamatn ini, diharapkan mempermudah peternak dalam mengelola peternakannya. Untuk pembuatan biogas diharapkan mampu menggunakan sisa kotoran ternak yang melimpah di kecamatan ini dan menjadikan kecamatan bungorejo menjadi kecamatan mandiri. Selain di bidang ternak pengembangan program untuk kemajuan daerah dapat dilihat pada tabel 7.7 Tabel7.7 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Bangorejo No 1 2 3 4 Keterangan Bidang Pertanian, Perkebunan dan kehutanan Pengadaan sumur bor mendukung kawasan hortikultura (komoditas jeruk siam) Pengadaan keranjang panen buah (komoditas buah naga) Bantuan modal untuk pembenihan jeruk dalam rangka mendukung kawasan hortikultura Pengembangan tanaman kelapa gejah 98 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

No

Keterangan

5 Intensifikasi tanaman kelapa 6 pengembangan tanaman tebu rakyat Badan Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa 7 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 8 desa Bidang Peternakan 8 Pabrik pakan ternak 9 Biogas Bidang Perindustrian,perdagangan dan Pertambangan 10 Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi Bidang Kelautan Perikanan 11 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi 12 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi 13 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar 14 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal 15 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) 16 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi c. Kecamatan Banyuwangi Kecamatan Banyuwangi merupakan ibu kota dari kabupaten ini. Di kecamatan Banyuwangi dapat dikatakan sebagai pusat perdagangan di kabupaten Banyuwangi. Dari data Banyuwangi dalam angka tahun 2010 tercatat indutri rumah tangga yang bersifat informal sebanyak 416 industri dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 2.958 orang dan Industri kecil formal sebanyak 130 industri dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 891 orang. Hal ini telah dapat menunjukkan bahwa kecamatan Banyuwangi merupakan pusat perdagangan di kabupaten ini. Untuk mengembangkan berbagai potensi yang ada di kecamatan Banyuwangi maka program pemerintah yang dapat disinergikan dengan CSR dapat dilihat pada tabel 7.8. karena kecamatan Banyuwangimerupakan ibukota dari kabupaten ini, maka 99 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

akses perusahaan swasta dan pemerintah untuk pengembangan daerah lebih mudah. Banyak program-program dari berbagai bidang yang dilakukan di kecamatan ini. Seperti bidang pemberdayaan masyarakat, perikanan, peternakan dan ketahanan pangan. Tabel7.8 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Banyuwangi No Keterangan Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan 1 Pengembangan tanaman kelapa gejah Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa 2 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 8 desa Bidang Peternakan 3 Alat pemotong rumput (chooper) Bidang Perindustrian,Perdagangan dan Pertambangan 4 Bantuan peralatan membatik dan pelatihan untuk penumbuhan WUB dalam rangka pengembangan OVOP 5 home industry mamin dalam rangka penerapan good manufacturing practices 6 Pemberian kredit bunga rendah dan pendampingan usaha bagi Industri kecil 7 Pemberian kredit bunga rendah dan pendampingan usaha bagi pedagang kecil 8 Bantuan tenda dan gerobak dagang bagi PKL 9 Bantuan subsidi harga bahan pokok untuk pelaksanaan pasar murah 10 Fasilitasi promosi produk - produk unggulan IKM Bidang Kelautan Perikanan 11 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi 12 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi 13 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar 14 Rehabilitasi ekosistem pantai 15 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal 16 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) 17 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan 18 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan Bidang Ketahanan Pangan 19 Program Peningkatan ketahanan pangan(pertanian/perkebunan)/ kegiatan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan Dinas Koperasi dn UMKM 20 Fasilitas sarana Tenda 21 Fasilitasi sarana Kaos Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

100 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

d.

Kecamatan Cluring

Kecamatan Cluring terletak di sebelah barat dari kecamatan Muncar Kabupaten banyuwangi. Letaknya yang dekat dengan daerah muncar yang merupakan tempat pelelangan ikan di Banyuwangi membuat Kecamatan ini juga memiliki potensi pemasaran perikanan yang juga perlu untuk dikembangkan seperti program bantuan peralatan pemasaran produk perikanan bagi kelompok pemasar dan juga program pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi. Beberapa program yang dapat dilakukan di kecamatan Cluring dalam rangka mengembangkan potensi daerah dapat dilihat pada tabel 7.9

Tabel7.9 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Cluring No 1 Keterangan Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 7 desa Bidang Peternakan Biogas Bidang Kelautan Perikanan Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

2 3 4 5

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

101 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

e.

Kecamatan Genteng

Genteng merupakan salah satu kecamatan di kabupaten pusat Banyuwangi merupakan program rehabilitasi yang Banyuwangi dan salah masih irigasi yang ketiga rogojampi. satu banyak merupakan setelah Karena pusat programperdagangan

perdagangan,cukup

membutuhkan di bidang

pengembangan lebih lanjut seperti bantuan jaringan pertanian, program pengentasan kemiskinan dngan bantuan sosial bagi rumah yang tidak layak, Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi di bidang perikanan dan lainnya. Programprogram pengembangan desa melalui dana CSR yang dapat dilakukan di kecamatan Genteng dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 7.10 Tabel 7.10 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Genteng No 1 2 3 Keterangan Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan Bantuan rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani Pengembangan tanaman kelapa gejah Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 3 desa Bidang Kelautan Perikanan Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

5 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar 6 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) Bidang Koperasi dan UMKM 7 Fasilitas sarana Tenda Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

102 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

f.

Kecamatan Giri

Beberapa program yang dapat dilakukan di kecamatan Giri dalam rangka mengembangkan potensi daerah dapat dilihat pada tabel 7.11. program yang dilakukan sangat beragam di banyak bidang. Dan program wajib yang dibuat oleh pemerintah dengan bantuan dana CSR adalah di bidang perikanan yaitu gemar makan ikan (GEMARIKAN). Hal ini mendukung dan menguatkan daerah Banyuwangi sebagai penghasil ikan yang sangat potensial. Walaupun kecamatan giri bukan daerah pesisir, namun program ini dilaksanakan betapa guna mensosialisasikan ikan dengan pentingnya

kandungan protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini juga menunjukkan bahwa tingkat daya beli masyarakat rendah di daerah penghasil ikan. Maka program ini dilaksnakan guna meningkatkan kesadaran masyrakat akan pentingnya ikan sebagai sumber protein tinggi. Tabel 7.11 Program - Program yang dapat di danai oleh dana CSR di Kecamatan Giri No 1 2 Keterangan Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan Pengembangan tanaman kelapa gejah Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 6 desa Bidang Kelautan Perikanan Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) Bidang Koperasi dan UMKM Fasilitas sarana Tenda Fasilitasi Pelatihan Ketrampilan

3 4 5

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi 103 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

g.

Kecamatan Glagah

Bidang pertanian,perkebunan, dan kehutanan memiliki wilayah yang cukup luas di Kecamatan Glagah sehingga dalam perkembangannya saat ini masih banyak sekali program-program yang dapat dikembangkan lebih lanjut di daerah ini seperti Rehabilitasi tanaman kopi kelapa robusta, robusta, gejah, Intensifikasi Pengembangan tanaman tanaman kopi

Rehabilitasi tanaman cengkeh, Pengembangan tanaman pala, Modal usaha kelompok tani kopi, Pasca panen kopi. Glagah Untuk lebih jelasnya, rangka beberapa program yang dapat dilakukan di kecamatan dalam mengembangkan potensi daerah dapat dilihat pada tabel 7.12. Tabel 7.12 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Glagah No 1 2 3 4 5 6 7 8 Keterangan Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan Rehabilitasi tanaman kopi robusta Intensifikasi tanaman kopi robusta Pengembangan tanaman kelapa gejah Rehabilitasi tanaman cengkeh Pengembangan tanaman pala Modal usaha kelompok tani kopi Pasca panen kopi Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 8 desa Bidang Kelautan Perikanan Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) Bidang Koperasi dan UMKM Fasilitasi Pelatihan Ketrampilan

9 10

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

104 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

h.

Kecamatan Glenmore Kecamatan daya alam perkebunan Glenmore yang kopi, memiliki dan sumber berupa karet.

potensial kakao,

Kecamatan ini terdiri dari 7 desa dengan 38 dusun. Kecamatan ini terlibat aktif dalam masyarakat. Potensi perkebunan yang ada di daerah ini membuat cukup banyak program yang dapat program diharapkan meningkatkan Glenmore dilihat pada tabel 7.13 Tabel 7.13 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Glenmore No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keterangan Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan Rehabilitasi tanaman kopi robusta Intensifikasi tanaman kopi robusta Pengembangan tanaman kelapa gejah Rehabilitasi tanaman cengkeh Pengembangan tanaman pala Modal usaha kelompok tani kopi Intensifikasi tanaman kelapa Pasca panen kopi Bidang Kelautan Perikanan Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) secara dilakukan lebih jauh rehabilitasi, ke intensifikasi depannya potensi maksimal. untuk seperti dan dapat Beberapa mengembangkannya program pemberdayaan

pengembangan tanaman kopi sehingga Kecamatan

program lain yang dapat dilakukan di kecamatan ini dengan bantuan dana CSR dapat

Sumber: Pemerintah Kabupaten Bnayuwangi

105 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

i.

Kecamatan Kabat Kecamatan Kabat merupakan salah satu kecamatan di Banyuwangi yang memiliki potensi di bidang Namun pertanian potensi desa dan di perikanan.

daerah ini lebih menonjol di bidang perikanan. Hal ini dikarenakan karena kecamatan kabat merupakan daerah pesisir Untuk yang sebagian besar daerah mata ini, pencaharian penduduk sebagai nelayan. mengembangkan maka pemerintah memiki program yang dapat disinergikan dengan dana CSR. Program-program tersebut dapat dilihat pada tabel 7.14 Tabel 7.14 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Kabat No 1 2 3 Keterangan Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan Pengembangan tanaman kelapa gejah Intensifikasi tanaman kelapa BidangPemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 7 desa Bidang Kelautan Perikanan Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

4 5 6 7 8 9

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

106 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

j.

Kecamatan Kalibaru Program yang dapat didanai di kecamatan kalibaru di dominasi oleh bidang perkebunan. Hal ini sesuai sekali karena di kecamatan kalibaru memiliki potensi alam yang baik di bidang perkebunan. Program yang masih potensial untuk di danai lebih lanjut seperti Rehabilitasi tanaman cengkeh, Modal usaha kelompok tani kopi,pengembangan tanaman tebu rakyat, Bidang Pemberdayaan dengan kegiatan Masayarakat dan Pemerintah Desa, Program pengentasan kemiskinan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang

tersebar di 2 desa. Beberapa program lain yang dapat dilakukan di kecamatan kalibaru dalam rangka mengembangkan potensi daerah dapat dilihat pada tabel 7.15. Tabel 7.15 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Kalibaru No 1 2 3 4 5 6 7 8 Keterangan Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan Rehabilitasi tanaman kopi robusta Intensifikasi tanaman kopi robusta Pengembangan tanaman kelapa gejah Rehabilitasi tanaman cengkeh Modal usaha kelompok tani kopi pengembangan tanaman tebu rakyat Pasca panen kopi Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 2 desa Bidang Kelautan Perikanan Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

9 10 11

Sumber: Pemerintah Kabupaten Bnayuwangi

107 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

k.

Kecamatan Kalipuro Di Kecamatan Kalipuro terdapat pelabuhan penyeberangan antara pulau Jawa dan Bali, yaitu di daerah Ketapang sehingga letaknya cukup strategis dan ramai karena merupakan perlintasan antara jawa bagian barat dengan pulau bali. Beberapa program di bidang kelautan dan perikanan yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut seperti Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal, Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN), Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan, Bantuan sarana bagi kelompokmasyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan. Program-program lain di kecamatan kalipuro yang dapat di danai oleh CSR dapat dilihat pada Tabel 7.16 dibawah ini. Tabel 7.16 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR Di Kecamatan Kalipuro

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Keterangan Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan Rehabilitasi tanaman kopi robusta Intensifikasi tanaman kopi robusta Pengembangan tanaman kelapa gejah Rehabilitasi tanaman cengkeh Pengembangan tanaman pala Modal usaha kelompok tani kopi Intensifikasi tanaman kelapa Pasca panen kopi Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 8 desa Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi Bidang Kelautan Perikanan Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi 108 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

l.

Kecamatan Licin Licin adalah sebuah kecamatan Provinsi di Kabupaten Banyuwangi, dari Kecamatan Jawa

Timur, Indonesia. Kecamatan ini dibentuk Glagah kabupaten Banyuwangi menurut Peraturan Daerah No. 31 Tahun 2004. Secara Geografis,saat ini Kecamatan Licin berbatasan langsung dengan Kecamatan Glagah,kalipuro, dan Songgon. Selain memiliki potensi yang cukup baik di bidang perkebunan dan kehutanan, wilayah ini juga memiliki potensi yang bagus di bidang peternakan sehingga program distribusi sapi perah menjadi salah satu hal yang sangat potensial untuk dikembangkan melalui program CSR. Tabel 7.17 menggambarkan program-program lain di kecamatan licin yang potensial untuk didanai oleh CSR.

Tabel 7.17 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Licin No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keterangan Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan Rehabilitasi tanaman kopi robusta Intensifikasi tanaman kopi robusta Pengembangan tanaman kelapa gejah Rehabilitasi tanaman cengkeh Pengembangan tanaman pala Modal usaha kelompok tani kopi pengembangan tanaman tebu rakyat Pasca panen kopi Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 7 desa Bidang Peternakan Distribusi bibit sapi perah Bidang Kelautan Perikanan 109 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

10

No

Keterangan

11 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) Bidang Ketahanan Pangan 12 Program Peningkatan ketahanan pangan(pertanian/perkebunan)/ kegiatan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi m. Kecamatan Muncar Kecamatan Kecamatan tangkapan yang nelayan Muncar memiliki di adalah potensi

perikanan yang sangat tinggi. Hasil kecamatan muncar di antaranya ikan lemuru, ikan tongkol, dan ikan layang. Di kecamatan muncar terdapat ikan. puluhan Hasil ikan pabrik dan pengolahan

pengolahan ikan di kecamatan muncar banyak di ekspor ke negara lain seperti hongkong, Selain singapura dan belanda. kecamatan di Desa penghasil ikan

muncar merupakan semangka Tembokrejo dan Desa Bagorejo.

sentra penghasil

terutama

Sebagai kecamatan penghasil ikan terbesar di Banyuwangi dan merupakan potensi daerah Banyuwangi maka pemerintah bekerja sama dengan swasta memberikan bantuan di kecamatan muncar melalui dana CSR. Beberapa program yang ditujukkan di kecamatan muncar sebagian besar merujuk pada perikanan, hal ini dikarenakan memang di kecamatan muncar merupakan penghasil ikan. Untuk lebih mengembangkan daerah ini maka program-program yang perlu dilakukan di kecamatan muncar melalui dana CSR dapat dilihat pada tabel 7.18

110 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Tabel 7.18 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Muncar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Keterangan Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan Bantuan alat pengolah tanah (hand traktor) Pengembangan tanaman kelapa gejah Intensifikasi tanaman kelapa Bidang Kelautan Perikanan Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar Rehabilitasiekosistem pantai Rehabilitasi terumbu karang Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan BIdang Koperasi dan UMKM Fasilitas sarana Tenda

13

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi n. Kecamatan Pesanggaran Pesanggaran adalah sebuah kecamatan di barat daya Kabupaten Banyuwangi yang memiliki wilayah cukup luas. Di kecamatan ini merupakan kecamatan yang memiliki potensi di bidang kelautan perikanan karena letaknya yang berada di tepi pantai selatan pulau jawa. Beberapa potensi program daerah di dan pengembangan bidang

kecamatan ini meliputi 3 bidang, yaitu pertanian, perindustrian kelautan perikanan. Diantara ketiga bidang itu, ada satu bidang yang sangat potensial untuk dikembangkan kembali yaitu bidang kelautan dan perikanan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 7.19 111 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Tabel 7.19 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Pesanggaran No 1 2 3 4 Keterangan Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan Pengembangan tanaman kelapa gejah Pengembangan tanaman lada pengembangan tanaman tebu rakyat Bidang Perindustrian,perdagangan dan Pertambangan Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi Bidang Kelautan Perikanan Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar Rehabilitasi terumbu karang Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan

5 6 7 8 9 10 11

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

o. Kecamatan Purwoharjo Pada kecamatan purwoharjo program program yang di danai oleh CSR meliputi segala aspek. Dari hal ini dapt disimpulkan bahwa kecamatan purwoharjo memiliki potensi yang besar untuk pengembangan kabupaten Banyuwangi. Mulai dari bidang pertanian hingga koperasi dan UMKM. Diantara bidang yang ada tersebut,bidang perikanan dan kelautan menjadi bidang yang lebih potensial untuk dikembangkan lebih lanjut dengan program-program yang ada seperti Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi, Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi, Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok 112 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

pemasar,

Pengadaan

bantuan

rumpon

laut

dalam

dangkal,

Gerakan

memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN), Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan, Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan Pada tabel 7.20 dapat dilihat lebih jelas mengenai program-program yang didanai oleh CSR pada kecamatan Purwoharjo. Tabel 7.20 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Purwoharjo No 1 2 Keterangan Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan pengembangan tanaman tebu rakyat Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 9 desa Bidang Peternakan Alat Pasteurisasi susu Biogas Distribusi bibit sapi perah Bidang Kelautan Perikanan Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan Bidang Koperasi dan UMKM Fasilitasi Pelatihan Ketrampilan Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

113 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

p.

Kecamatan Rogojampi Kecamatan Rogojampi merupakan salah satu kecamatan di Banyuwangi yang memiliki potensi di bidang pertanian dan perikanan. Namun potensi di daerah ini lebih menonjol di bidang perikanan. Hal ini dikarenakan karena kecamatan penduduk memiki Rogojampi sebagai yang merupakan nelayan. dapat daerah Untuk pesisir yang sebagian besar mata pencaharian mengembangkan daerah ini, maka pemerintah program disinergikan dengan dana CSR. Program-program tersebut dapat dilihat pada tabel 7.21 Tabel 7.21 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Rogojampi

No

Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan 1 Pengembangan tanaman kelapa gejah 2 Intensifikasi tanaman kelapa Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa 3 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 16 desa Bidang Perindustrian,perdagangan dan Pertambangan 4 Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi Bidang Kelautan Perikanan 5 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi 6 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi 7 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar 8 Rehabilitasiekosistem pantai 9 Rehabilitasi terumbu karang 10 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal 11 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) 12 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan 13 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan Bidang Koperasi dan UMKM 14 Fasilitas sarana Tenda 15 Fasilitasi sarana Kaos Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi 114 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

q.

Kecamatan Siliragung Siliragung adalah sebuah kecamatan di

Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan ini dibentuk pada tanggal 8 Juli2004 dari Kecamatan Pesanggaran menurut Perda No. 33 Tahun 2004. Kecamatan siliragung merupakan daerah pesisir sehingga daerah ini banyak menghasilkan hasil laut. Dalam pengembangan daerah ini, maka pemerintah bersinergi dengan swasta mendanai program dengan dana CSR dengan tujuan meningkatkan potensi daerah agar menjadi lebih maju dan berkembang. Pada tabel 7.22 dapat dilihat mengenai program dari dana CSR. Tabel 7.22 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Siliragung No 1 2 3 Keterangan Dinas Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan Pengembangan tanaman kelapa gejah pengembangan tanaman tebu rakyat Badan Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 5 desa Dinas Perindustrian,perdagangan dan Pertambangan Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi Dinas Kelautan Perikanan Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

5 6 7 8 9

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

115 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

r.

Kecamatan Sempu Kecamatan Sempu merupakan salah satu kecamatan di Banyuwangi yang memiliki potensi di bidang pertanian. Pertanian merupakan sektor unggulan di kabupaten Banyuwangi. Untuk mengembangkan potensi pertanian di kecamatan tersebut maka banyak program-program pemerintah yang bekerja sama dengan swasta yang didanai dari dana CSR yang dilakukan utnuk pengembangan di bidang pertanian, namun tidak melupakan bidang lain seperti pemberdayaan masyarakat dan perikanan. Program-program yang berpotensi untuk

dikembangkan lebih lanjut melalui didanai melalui dana CSR dapat dilihat pada tabel 7.23 Tabel 7.23 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Sempu No 1 2 3 4 5 6 7 Keterangan Dinas Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan Bantuan rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani Pengembangan tanaman kelapa gejah Rehabilitasi tanaman cengkeh Modal usaha kelompok tani kakao Intensifikasi tanaman kelapa pengembangan tanaman tebu rakyat Badan Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 3 desa Dinas Kelautan Perikanan Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

9 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar 10 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

116 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

s.

Kecamatan Singojuruh Kecamatan singojuruh merupakan salah satu kecamatan di Banyuwangi. Programprogram yang dapat dilaksanakan dengan bantuan dana CSR dapat dilihat tabel 7.24. pada kecamatan ini program yang paling banyak dibutuhkan yaitu pemberdayaan masyarakat, yaitu bantuan sosial rumah yang tidak layak huni tersebar di 11 desa. Kecamatan ini merupakan kecamatan ke-2 yang paling banyak membutuhkan bantuan di bidang pemberdayaan bantuan. bantuan masyarakat, masyarakat, Namun,selain di bidang ini wilayah kurang lebih sebanyak 1.519 rumah yang perlu membutuhkan pemberdayaan

juga membutuhkan bantuan pengembangan program di bidang pertanian,kehutanan dan perkebunan karena potensi di bidang ini juga berpotensi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Program yang masih berpotensi untuk dikembangkan melalui dana CSR dapat dilihat pada tabel 7.24 dibawah ini. Tabel 7.24 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Singojuruh No Keterangan Dinas Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan 1 Pengembangan tanaman kelapa gejah Badan Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa 2 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 11 desa Dinas Kelautan Perikanan 3 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

117 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

t.

Kecamatan Songgon Kecamatan Songgon merupakan salah satu kecamatan di Banyuwangi yang memiliki potensi tersebut di bidang banyak pertanian. di Untuk mengembangkan maka pemerintah yang potensi bekerja kecamatan dengan

program-program sama

swasta yang didanai dari dana CSR yang dilakukan untuk pengembangan di bidang pertanian, namun tidak melupakan bidang lain seperti pemberdayaan masyarakat dan perikanan. Bidang Pertanian memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan melalui program-program yang dibuat melalui CSR seperti Rehabilitasi, intensifikasi dan pengembangan tanaman kopi robusta. Programprogram lain yang berpotensi dikembangkan melalui dana CSR dapat dilihat pada tabel 7.25 Tabel 7.25 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Songgon No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Keterangan Dinas Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan Rehabilitasi tanaman kopi robusta Intensifikasi tanaman kopi robusta Pengembangan tanaman kelapa gejah Rehabilitasi tanaman cengkeh Pengembangan tanaman pala Modal usaha kelompok tani kopi Modal usaha kelompok tani kakao Intensifikasi tanaman kelapa pengembangan tanaman tebu rakyat Pasca panen kopi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 4 desa Dinas Kelautan Perikanan Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) 118 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

12

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

u.

Kecamatan Srono Kecamatan srono merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Banyuwangi yang memiliki potensi daerah berupa produksi gula kelapa. gula. Dan sebagian dari besar data penduduknya bermata pencaharian sebagai pengrajin Diketahui Banyuwangi dalam angka bahwa kecamatan srono memiliki jumlah penyerapan tenaga kerja terbanyak di kabupaten Banyuwangi. Tercatat sebanyak 12.591 orang pekerja di industri kecil non formal dan sebanyak 726 orang di industri kecil formal. Dalam pemebrian bantuan pada masyarakat melalui bantuan CSR di kecamatan srono lebih

banyak pada pengembangan industri gula serta pengembangan tanaman penghasil gula seperti kelapa dan tebu. Pada tabel 7.26 dapat dilihat menegnai program-program CSR yang ada di kecamatan Srono. Tabel 7.26 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Srono No 1 2 3 4 Keterangan Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan Pengembangan tanaman kelapa gejah Intensifikasi tanaman kelapa pengembangan tanaman tebu rakyat Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 5 desa BidangPerindustrian,perdagangan dan Pertambangan Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi Bidang Kelautan Perikanan Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) Fasilitasi Pelatihan Ketrampilan

6 7

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

119 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

v.

Kecamatan Tegaldlimo Kecamatan Tegaldlimo merupakan salah satu kecamatan yag merupakan daerah pesisir. Dengan demikian tegaldlimo memiliki potensi daerah beberapa di bidang program perikanan. dirancang Untuk untuk menguatkan potensi desa di daerah ini maka menjadikan kecamatan ini lebih baik serta tidak ada ketimpangan antara kecamatan satu dengan Program lainnya seperti program melalui dengan pengentasan kemiskinan

kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 6 desa. Tabel 7.27 menyajikan program-program lain yang berpotensi di danai oleh CSR. Tabel 7.27 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Tegaldlimo No 1 2 Keterangan Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan Pengembangan tanaman kelapa gejah Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 6 desa Bidang Kelautan Perikanan Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

3 4 5 6 7 8

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

120 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

w.

Kecamatan Tegalsari Kecamatan Tegalsari memiliki potensi daerah di bidang pertanian. Salah satu hasil pertanian yang ada di kecamatan Banyuwangi adalah labu kuning dan jambu biji. Untuk meningkatkan kesejahteraan petani di kecamatan ini, maka diperlukan bantuan agar produk hasil pertanian utamanya memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Selain pertanian, bidang kehutanan dan perkebunan juga tidak kalah penting untuk dikembangkan melalui program CSR sehingga mampu meningkatkan kawasan kehidupan ekonomi masyarakatnya seperti Pengadaan sumur bor mendukung hortikultura(komoditas jambu biji daging merah), Pengadaan keranjang panen buah (komoditas jambu biji daging

merah), Pengembangan tanaman kelapa gejah, pengembangan tanaman tebu rakyat Beberapa bantuan pemerintah dan swasta lain yang dapat dilakukan melalui program CSR dapat dilihat melalui tabel 7.28 Tabel 7.28 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Tegalsari No 1 2 3 4 5 Keterangan Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan Pengadaan sumur bor mendukung kawasan hortikultura(komoditas jambu biji daging merah) Pengadaan keranjang panen buah (komoditas jambu biji daging merah) Pengembangan tanaman kelapa gejah pengembangan tanaman tebu rakyat BidangKelautan Perikanan Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

121 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

x.

Kecamatan Wongsorejo Kecamatan wongsorejo merupakan salah satu kecamatan di Banyuwangi yang memiliki potensi di bidang perikanan. Kecamatan wongsorejo merupakan kecamatan yang berada di daerah pesisir. Hasil tangkap ikan di kecamatan ini seperti ikan kakap,kerapu dan udang. Selain itu, hasil non ikan seperti cumicumi, kepiting juga bisa di dapatkan di daerah ini. Untuk peningkatan potensi daerah maka di kecamatan ini programprogram dari dana CSR lebih banyak dilakukan ekosistem daerah laut untuk air.upaya perlu tidak pengembangan pengembangan dilakukan sekedar untuk jumlah

meningkatkan

produksinya saja tetapi juga kualitasnya, sehingga memenuhi standar untuk dieksport. Disamping itu karena jenis-jenis ikan kerapu atau kakap merupakan ikan karang, maka upaya penangkapannya hendaklah juga memperhatikan kelestarian lingkungan terumbu karang sebagai habitat ikan-ikan karang tersebut. Program program CSR dapat dilihat lebih lengkap pada tabel 7.29 Tabel 7.29 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR di Kecamatan Wongsorejo No 1 2 3 4 Keterangan Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan Pengembangan tanaman kopi arabika Pegembangan Tanaman Kelapa Gejah Pasca panen kopi Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 12 desa Bidang Kelautan Perikanan Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi 122 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

5 6

No 7 8 9 10 11 12 13

Keterangan

Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar Rehabilitasiekosistem pantai Rehabilitasi terumbu karang Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN) Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan Bidang Koperasi dan UMKM 14 Fasilitas sarana Tenda Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi MODEL KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN FORUM CSR Dalam rangka meningkatkan optimalisasi pemanfaat dana CSR sebagai upaya mendukung program-program pembangunan pemerintah daerah maka diperlukan suatu wadah untuk mensinergikan CSR dengan pembangunan daerah. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah pemerintah daerah dapat menginisiasi membentuk forum CSR. Forum CSR ini merupakan suatu wahana bertemunya pemerintah daerah, dunia usaha (BUMN, BUMD, Perusahaan, etc.), organisasi kemasyarakatan, LSM, lembaga pendidikan, dan stakeholders lainnya. Gambar. 7.2 Model Kelembagaan Pengembangan Forum CSR

Sumber: Penulis, 2013

123 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Pemerintah daerah dapat menginisiasi pembentukan forum CSR. Pemerintah daerah harus memiliki semacam tim ad hoc (satgas/pokja) yang khusus menangani CSR ini. Satgas/pojka ini dapat dinamakan sebagai Tim Fasilitasi CSR (TF-CSR). Pokja ini terdiri dari SKPD-SKPD yang terkait, dimana salah satu SKPD dapat menajdi koordinator Pokja ini, Misalnya Bappeda. Pokja ini melakukan sosialisasi-sosialisasi penetingnya sinergi swasta dalam mendukung perekonomian daerah kesejahteraan masyarakat melalui sinergi CSR dengan program pembangunan daerah. Pemerintah daerah dapat mengundang pihak swasta (kalangan usaha), perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan, dan stakeholders lainnya untuk mendorong pembentukan forum CSR. Alangkah lebih baik jika forum CSR diberikan payung hukum, misalnya melalui Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati. Dalam forum CSR ini, pemerintah daerah dapat memberikan fasilitasi kepada dunia usaha untuk menyalurkan program CSR-nya. Di sisi lain, pemerintah daerah harus memiliki data base terkait sasaran-sasaran yang dapat dibiayai oleh CSR. Dengan adanya data base ini, perusahaan memiliki pilihan untuk menyalurkan dana CSR-nya sesuai dengan minat dan kompetensi dari masing-masing perusahaan. Dalam hal ini, Perusahan dapat bekerjasama dengan perguruan tinggi maupun organisasi kemasyarakatan untuk membantu atau memediasi penyaluran dana CSR perusahan kepada kelompok sasaran. Di kalangan perusahan, antar perusahaan dapat membentuk wadah tersendiri antar perusahaan sebagai media komunikasi antar perusahaan dalam hal penyusunan program CSR. Wadah ini dapat dinamkan Forum Pelaksana CSR (FP-CSR). FP-CSR harus dapat menunjuk salah satu anggotanya untuk menjadi koordinator, dimana tugas koordinator FP-CSR ini adalh menajalin komunikasi yang intensi dengan koordinatir TF-CSR. Dengan terjalinnya komunikasi yang baik antar keduanya diharapkan dapat menimbulkan sinergi antar program CSR dan program pembangunan daerah. Perguruan tinggi dapat dilibatkan dalam pelaksanaan CSR karena perguruan tinggi meiliki kompetensi dalam hal pemberdayaan masyarakat, pembinaan maupun pendampingan bagi pengembangan kelompok masyarakat. Selain itu, organisasi kemasyarakat dapat dilibatkan dalam pelaksanaan program CSR, karena organisasi kemasyarakatan biasanya memiliki modal sosial yang kuat yaitu trust (kepercayaan) 124 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

dan keeratan hubungan dengan masyarakat. Sehingga hal ini dapat menjadi garansi bagi penyaluran dana CSR. SINERGI PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN CSR Dalam rangka mendorong sinergi dan arah yang lebih jelas prgram CSR dengan program pembangunan daerah, maka perlu ada rule of game atau aturan main yang jelas di dalam foum CSR. Perusahan-perusahan setiap tahun dapat menyusun program CSR-nya masing-masing, kemudian menyampaikan rencana program CSR-nya kepada koordinator FP-CSR. Kumpulan dari berbagai rencana program CSR yang telah disusun oleh masing-masing perusahaan yang tergabung dalam FP-CSR kemudian disampaikan kepada TF-CSR melalui koordinator FP-CSR. Selanjutnya, TF-CSR ini akan mensinergikan dengan program pembangunan daerah, bisanya akan disinergikan dengan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD). Gambar 7.3 Model Sinergi Program Pembangunan Daerah dengan CSR

FP-CSR

Program CSR

Sumber: Penulis, 2013 Perusahan-perusahaan yang belum tergabung di dalam FP-CSR dapat menyampaikan program-program CSR-nya langung kepada TF-CSR. TF-CSR dapat mengarahkan perusahaan-perusahaan yang belum tergabung dalam FP-CSR untuk bergabung dalam FP-CSR agar lebih memudahkan dalam sinergi dan koordinasi. 125 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

PENUTUP

Kesimpulan Merujuk kepada hasil pengamatan di lapangan mengenai pelaksanaan program CSR yang kemudian dianalisa sesuai dengan tujuan penelitian mengenai sinergitas pembiayaan non APBD terdapat beberapa poin yang dapat dikemukanan yaitu : 1. Program program pembangunan yang potensial dibiayai oleh pembiayaan non APBD berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kabupaten Banyuwangi bersadarkan isu strategis terdapat enam hal yaitu a. Mengenai pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan b. Pengentasan kemiskinan dan pengangguran, c. Pembangunan pertanian dan peningkatan pariwisata d. Pembangunan infrastruktur, e. Mengatasi permasalahn degradasi lingkungan, f. serta peningkatan good government pemerintah daerah Program tersebut potensial sesuai dengan perencanaan pembangunan pembangunan jangka menengah daerah, sehingga pelaksanaan pembiayaan non APBD dapat lebih terarah dan dapat mendukung program karena sejalan dengan rencana pembangunan daerah Kabupaten Banyuwangi.

2. Potensi dan permasalahan penyaluran CSR di Kabupaten Banyuwangi berdasarkan observasi lapangan adalah: a. Potensi : Sudah banyak perusahaan yang melakukan program CSR dengan berbagai variasi pelaksanaan kegiatan 126 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Sudah munculnya kesadaran untuk melakukan CSR Adanya dukungan peraturan perusahaan untuk melakukan CSR Adanya keterbukaan perusahaan untuk saling bersinergi Pertumbuhan ekonomi yang memungkinkan semakin berkembangnya usaha dan industri yang kemudian akan berimbas kepada semakin besarnya dana CSR yang akan disalurkan ke Masyarakat b. Permasalahan: Masih minimnya pengetahuan mengenai CSR yang menyebabkan banyak perusahaan tidak memahami definisi dan manfaat CSR sehingga mereka tidak melakukan CSR. Minimnya data yang akurat menyebabkan perusahaan kesulitan untuk menetapkan sasaran kegiatan sehingga kerap mereka masih harus melakukan observasi ulang saran kegiatan. Otoritas terbatas dari beberapa perusahaan utamanya perusahaan yang meiliki induk di Jakarta atau Surabaya karena otoritas penentuan program CSR ditentukan oleh pusat. 3. Permasalahan umum yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi mengenai pelaksanaan program CSR adalah kurang terarahnya dan terkoordinirnya pelaksanaan yang diakibatkan belum adanya forum yang mampu mengakomodir pelaksanaan kegiatan CSR dari semua stakehorlder yang melaksanakan CSR.

Saran a. Agar pelaksanaan program CSR tidak terjadi simpang siur maka hendaknya disesuaikan dengan perencanaan pembangunan daerah. Terdapat beberapa alternatif bentuk CSR dengan mengacu kepada rencana pembangunan jangka menengah daerah yaitu: Tabel 8.1 Program Pembangunan Yang Dapat Dibantu Dengan CSR NO 1 PRIORITAS PEMBANGUNAN Pendidikan BENTUK BANTUAN CSR 1. Rehabilitasi bangunan sekolah dan sarana 127 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

NO

PRIORITAS PEMBANGUNAN penunjang

BENTUK BANTUAN CSR

2. Penyediaan buku-buku sekolah 3. Penyediaan alat-alat praktek & peraga pengajaran 4. Pemberian beasiswa untuk siswa berprestasi dan tidak mampu 5. Pemberian seragam sekolah bagi siswa tidak mampu 6. Pelatihan dan bimibingan bagi peningkatan kompetensi guru 7. Memberikan pelatihan kewirausahaan bagi siswa 8. Mempermudah akses magang bagi siswa SMK dan sederajat. 1. Peningkatan program sosial melalui layanan gratis, misalnya operasi katarak, khitan massal, pemeriksaan gigi, konsultasi dan pemeriksaan kesehatan. 2. Penyuluhan kesehatan masyarakat dan 2 Kesehatan lingkungan. 3. Peningkatan gizi masyarakat. 4. Bantuan peralatan kesehatan di tingkat posyandu dan puskesmas pembantu. 5. Peningkatan partisipasi dalam pencegahan wabah penyakit, misalanya bantuan fogging. 1. Bantuan penyediaan air bersih di daerah terisolasi dan daerah kekeringan. 2. Penydiaan sanitasi di pusat-pusat kemiskinan bayuwangi. 3 Infrastruktur 3. Bantuan perbaikan infrastruktur jalan pedesaan. 4. Bantuan penyediaan penerangan di kawasan terpencil 5. Peningkatan akses informasi bagi masyarakat melalui penyediaan Wifi gratis di pusat-pusat 128 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

NO

PRIORITAS PEMBANGUNAN

BENTUK BANTUAN CSR bertemunya masyarakat, misalnya Alun-alun, pusat perbelanjaan, dan kantor pemerintahan. 1. Rehabilitasi rumah bagi keluarga miskin 2. Bantuan modal usaha untuk keluarga miskin.

Kemiskinan

3. Pelatihan dan pendampingan pemberdayaan ekonomi masyarakat. 4. 1. Pelatihan-pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat, khususnya generasi muda di banyuwangi 2. Prioritas tenaga kerja lokal untuk tenaga kerja

Pengangguran

bagi perusahaan-perusahaan yang berada di banyuwangi 3. Bantuan modal usaha bagi calon wirausaha muda melalui kompetisi (dengan kompetisi busines plan atau proposal usaha) 1. Pembinaan dan pendampingan UMKM di banyuwangi 2. Peningkatan kerjasama antara UMKM dan industri besar. 3. Bantuan modal usaha bagi UMKM yang berpotensi ekspor. 4. Bantuan modal usaha untuk pemberdayaan ekonomi kaun perempuan 1. Bantuan sarana dan prasarana pertanian bagi petani miskin 2. Membuat pilot project untuk pengembangan vaietas tertentu dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian 3. Memberikan prnyuluhan dan pendampingan bagi petani dalam rangka proses produksi dan pengendalian hama serta pasca panen. 129

Sektor UMKM

Sektor Pertanian

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

NO

PRIORITAS PEMBANGUNAN

BENTUK BANTUAN CSR 4. Kerjasama petani dan industri besar untuk kepastian pembilian hasil-hasil pertanian yang dapat mendukung input industri di banyuwangi. 1. Promosi wisata di banyuwangi 2. Memberikan paket-paket murah untuk wisatawan berlibur di banyuwangi 3. Peningkatan frekwensi gelar wisata dan festival seni dan budaya banyuwangi 4. Pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata 1. Bantuan rehabilitasi lingkungan, misalnya penanaman pohon. 2. Membantu dalam pengelolalaan sampah 3. Memberikan kompensasi bagi masyarakat di sekitar industri besar yang terkena dampak polusi akibat proses produksi 1. Bantuan teknis penyusunan perencanaan pembangunan yang dapat diberikan oleh lembaga perguruan tinggi. 2. Mempublikasikan program-program pembangunan daerah dan keberhasilannya melalui media cetak dan media informasi lainnya.

Sektor Pariwisata

Lingkungan

Peningkatan good 9 governance pemerintah daerah

Mendorong terbentuknya forum yang mampu menfasilitasi segala kebutuhan yang berkaitan pelaksanaan kegiatan CSR ini. Forum tersebut merupakan kumpulan dari beragam perusahaan yang mempunya visi dan misi yang sama terhadap pentingnya pelaksanaan program CSR. Dengan adanya forum tersebut diharapkan akan berfungsi sebagai: a. Wadah untuk menampung aspirasi mengenai kegiatan CSR. b. Wadah untuk bertukar fikir mengenai permasalahan yang melingkupi pelaksanaan CSR yang kemudian dicarikan solusi terhadap permasalahn tersebut.

130 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

131 SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

You might also like