You are on page 1of 7

Sahabatku

Tidak mudah bagiku Ivan, My Beloved Cousin


Tuk jadikanmu yang pertama
Walaupun halangan dan rintangan
Yang membuat kita jauh

Kau yang pertama menghiburku


Disaat suka dan duka
Kau yang selalu menemaniku
Disaat ku mulai lelah berjalan

Tapi, mengapa kau pergi tinggalkanku


Tanpa pesan dan kabar yang pasti
Sekian lama kita bersama
Kau pergi begitu saja

Ku do’akan
Smoga kau bahagia
Dengan kehidupan barumu
Dengan teman barumu

Kesunyian Ditengah Malam


Aku berjalan menyusuri lorong sempit
Melihat bulan yang bersinar terang
Angin menyapu tubuhku
Kudengar para binatang malam mengeluarkan pendapatnya
Tentang kerusakan dunia ini

Oh Tuhan, bagaimana dengan masa


depan
Akankah dunia ini akan damai
Ataukah semakin berantakan
Aku tak tahu dan tak mau tahu

Aku malu untuk mengatakan


Akan dunia yang berantakan
Membuatku lelah berjalan
Menuju kebahagiaan

Oh Tuhan, berikanlah hidayah-Mu


Pada dunia yang hina ini
Semakin banyak manusia rusak
Hanya demi jabatan dan keagungan

Aku berhenti berharap


Pada dunia yang terlelap
Akan segenap kekayaan
Yang membodohi dunia!
Aku bingung…
Untuk mengatakan sesuatu
Yang membuatku canggung
Mengatakan itu….

Aku yang lelah….


Membuatku tak berdaya…
Menghadapi semua masalah…
Yang membutakan mata…..

Ketika itu….
Aku mulai menulis semua…
Kehidupan yang penat….
Dan penuh dengan fatamorgana..

Aku mulai marah….


Dengan semua kepenatan….
Yang membutakan mata…
Menutupi telinga….

Sang surya….
Telah tenggelam…
Menggelapkan dunia..
Dan tak bersinar lagi…..

Mataku terlelap….
Dalam kesedihan…
Menanti cahaya-Nya….
Yang tiada duanya….

Kusambut malam dengan kekecewaan


Di malam yang sunyi akan binatang malam
Ku lelah dengan semua ini
Mataku terlelap dengan air mata

Biarkan ku gapai langit malam ini


Biarkan ku peluk bulan dengan mesra
Menemani tidurku yang sunyi
Seakan tak ada lagi kebahagiaan

Ku keluarkan emosiku lewat tulisan


Agar beban ini trasa lebih ringan
Tanpa ada air Mata yang tertahan
Hingga ku mulai terlelap

Bintang-bintang malam seakan tertawa


Tapi tidaklah aku
Aku menangisi kehidupanku
Yang sunyi dan sepi
Ku sambut pagi ini dengan senyuman
Hari ini ku bahagia akan suatu kejadian
Yang takkan mungkin kulupakan
Sepanjang hidupku

Ku lihat di balik pintu


Seorang lelaki besar
Berjalan dengan tegap
Seperti layaknya tentara

Dialah ayahku
Pulang kerumah dengan gembira
Ku peluk erat ayahku
‘tuk melepas rindu

Aku berharap
Dia takkan pergi lagi
Dari kehidupanku
Tuk slamanya

SELAMAT TINGGAL RUMAHKU


Kau adalah rumahku
Tempat terindah yang pernah kusinggahi
Darimulah aku lebih mengenal Allah
Mengenal islam lebih dekat

Rumah terindah
Rasanya tak ingin pulang
Karena keramahan penghuninya
Yang jarang ku temukan dirumah lain

Banyak khilaf dan salah


Yang telah kulakukan
Tapi kau tetap peduli padaku
Maafkan aku

Tibalah saatnya
Kita berpisah
Tuk bertemu lagi
Suatu saat nanti

Selamat tinggal
Rumahku yang nyaman
Serta ramah penghuninya
Aku takkan melupakanmu

Pengorbanan Guru
Guru
Betapa besar pengorbananmu
Mengajariku berbagai hal
Sehingga ku bisa membuka pintu dunia

Guru
Betapa besar pengabdianmu
Sehingga aku bisa belajar
Tuk menggapai kesuksesan

Guru
Maafkan aku
Yang khilaf dan bersalah
Hingga menyakiti hatimu

Guru
Aku ucapkan maaf dan terima kasih
Karena telah membuat dunia
Tertuju pada diriku

You might also like