You are on page 1of 33

FISIKA KELAS X

Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd.

BAB II
VEKTOR

Advance Organizer
Pernahkah Kamu naik pesawat terbang?
Antara penumpang dan pilot dan copilot
di ruang kemudi dipisah dengan sekat.
Tujuannya agar pilot dapat
berkonsentrasi mengemudikan pesawat.
Pernahkah Kamu bayangkan pesawat
terbang di malam hari? Bagaimana pilot
mengemudikan pesawat terbang di
malam hari. Dengan sistem vektor yang
dikalibrasikan dengan komputer navigasi
pesawat pilot dapat memantau arah
tujuan pendaratan pesawat. Jadi tidak
pernah sebuah pesawat nyasar ke lain
tempat.
Vektor adalah besaran yang memiliki
nilai dan arah. Kecepatan, percepatan,
gaya, tekanan, momentum dan
sebagainya adalah contoh-contoh
besaran vektor. Penulisan vektor dengan
vektor satuan mempermudah pengertian
tentang arah vektor itu. Beberapa vektor
dapat dijumlahkan maupun dikalikan.
Pada bab ini Kamu akan memperdalam
tentang vektor sebagai besaran yang
memiliki nilai dan arah.
Meliputi vektor dua dimensi dan vektor
tiga dimensi.

52
Tentunya Kamu pernah mempelajari jurusan tiga angka di SMP.
Gambar di atas menggambarkan arah tiga kota yang menjadi
rute penerbangan pesawat terbang. Kota 2 berarah 215° dari
kota 1, kota 3 berarah 300° dari kota 2, dan kota 1 berarah 079°
dari kota 3. Jurusan tiga angka merupakan pelajaran vektor yang
menyatakan arah dan besar perpindahan.
Vektor menyatakan arah dan besar suatu besaran. Jurusan tiga
angka, Analisi ruang, Navigasi penerbangan dan pelayaran selalu
menggunakan vektor untuk keperluan itu. Peralatan navigasi
membutuhkan perhitungan vektoris yang sudah dikalibrasikan
dengan alat ukur sehingga menghasilkan keluaran manual atau
digital. Keluaran itu dapat dibaca pada pada alat ukur yang
menera besar dan arah secara bersamaan, sehingga bermanfaat
bagi orang yang memantaunya.

53
Tujuan Pembelajaran
• Menjumlahkan dua vektor atau lebih dengan cara grafis maupun analitis
• Menghitung jumlah dan selisih vektor-vektor dua dimensi
• Menjumlahkan vektor-vektor tiga dimensi menggunakan vektor
satuan

Peta Konsep Bab 2

Penjumlahan Cara Grafis

Vektor
Analitis

Poligon

2 dimensi Perkalian

3 dimensi Segitiga

Perkalian Dot Perkalian Cross


Jajaran Genjang

Konversi Satuan Besaran Pokok


Standar Kompetensi dan Turunan
Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya

Kompetensi Dasar
Melakukan penjumlahan vektor 54
Kata Kunci (Key-words)

• Cara Analitis
• Cara Grafis
• Cara Jajaran Genjang
• Cara Poligon
• Cara Segitiga
• Perkalian Silang (cross product)
• Perkalian Titik (dot product)
• Resultan vektor
• Skalar
• Titik Tangkap
• Vektor
• Vektor Satuan

Daftar Konstanta

Cepat rambat cahaya c 3,00 x 108 m/s


Konstanta Coulomb k 8,99 x 109 N.m2/C2
Konstanta gas umum R 8,314 J/K.mol
Konstanta gravitasi umum G 6,67 x 10-11 N.m/kg2

55
Muatan elektron e 1,60 x 10-19 C

BAB II
VEKTOR

A. Pengertian Vektor

Penggolongan besaran-besaran dalam kehidupan sehari-hari telah diketahui


menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Namun ada juga pengelompokan
lain berdasarkan nilai dan arah besaran. Penggolongan semacam ini membedakan
besaran-besaran menjadi dua kelompok, yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaran
skalar diartikan sebagai besaran yang hanya memiliki nilai saja, sedangkan besaran
vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan memiliki arah. Jarak termasuk besaran
skalar, sedangkan perpindahan dikatakan sebagai besaran vektor. Orang mengukur jarak
adalah menghitung seluruh lintasan gerak yang ditempuh, sedangkan mengukur
perpindahan berarti mengukur panjang dari titik awal ke arah titik akhir lintasan. Jadi
kalau seorang siswa berlari dari suatu sudut mengelilingi lapangan sepak bola satu kali
putaran, berarti Ia menempuh jarak keliling lapangan sepak bola itu, tetapi dikatakan
perpindahannya nol. Contoh besaran skalar lainnya adalah panjang, massa, waktu, suhu,
kelajuan. perlajuan, usaha, daya sedangkan contoh besaran vektor diantaranya
perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, momentum dan sebagainya.
Gambar berikut ini merupakan besaran vektor diantaranya kecepatan angin,
kecepatan arus air laut yang menggerakkan kapal laut, kecepatan pesawat tempur.

56
Tentu saja kecepatan–kecepatan tersebut memiliki besar dan arah.

Gambar 1. Kecepatan angin Gambar 2. Kecepatan pesawat

Menurut Alonso dan Finn, sebuah vektor dapat digambarkan berupa anak panah
atau ruas garis berarah. Panjang anak panah atau ruas garis menyatakan nilai atau besar
vektor, sedangkan arah anak, panah menyatakan arah vektor.

Notasi besaran vektor dapat dinyatakan dengan huruf besar atau huruf kecil yang diberi
tanda panah di atasnya. Misalnya: vektor ab atau |AB|

B. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor

Dua buah vektor atau lebih dapat dijumlahkan atau dikurangi. Ada beberapa cara
penjumlahan dan pengurangan vektor.

1. Cara Grafis
Cara ini menekankan pada cara menggambarnya. Yang termasuk dalam cara grafis
adalah cara poligon, cara segitiga dan cara jajaran genjang.

a. Cara Poligon
c    
Berikut ini adalah langkah-langkah penjumlah vektor r = a + b + c dengan cara
poligon.

c
b r
57
b
a
a
 gambarkan salah satu vektor yang kita pilih, misalnya vektor a
a

b
 Berikut menggambarkan vektor b dengan cara pangkal vektor b
a
berada diujung vektor a
c

 Kemudian gambarkan vektor c dengan cara yang sama a b

 Gambarkan resultan vektor r yang merupakan jumlah dari vektor a, b dan c


a
dengan cara menggambarkan vektor dari pangkal vektor a ke ujung vektor
c, vektor resultan dinyatakan dengan besarnya atau penjang vektor resultan
dan arahnya sesuai dengan hasil dari gambar yang didapat, seperti vektor
berikut ini
c
r
b. Cara Segitiga
b
Untuk cara segitiga, berlaku untuk tiap-tiap dua vektor. Semua pangkal vektor-vektor
yang akan dijumlahkan digabung menjadi satu titik tangkap. Kemudian gambarkan
vektor resultan dengan menghubungkan kedua ujung vektor tersebut.


b b r
r=a+b
a

a

c. Cara Jajaran Genjang


Untuk cara jajaran genjang, semua pangkal vektor-vektor yang akan
dijumlahkan digabung menjadi satu titik tangkap. Kemudian gambarkan
vektor bayangan masing-masing vektor. Selanjutnya gambarlah vektor

58
resultan dari titik tangkap ke perpotongan vektor bayangan. Perhatikan contoh
penjumlahan vektor secara jajaran genjang berikut ini.


b b r
r=a+b
a

a
Untuk vektor yang lebih dari dua; pertama kali tentukan a + b terlebih dahulu,
kemudian ( a + b ) + c, perhatikan contoh berikut ini.

c
c

b
b
a
a

( a + b )+ c
c a+b
b
b
c
a a

2. Cara analitis.

Masing-masing vektor diuraikan menjadi komponen-komponen vektor searah sumbu x


dan sumbu y dari sistem koordinat Cartesius.

59
Vektor α v x = v cos α v y = v sin α
v1 α1 v1 x = v cos α1 v1 y = v sin α1
v2 α2 v2 x = v cos α2 v2 y = v sin α2 Menurut
v3 α3 v3 x = v cos α3 v3 y = v sin α3 Bresnick
∑v x = ................ ∑v y = ................ besar
Resultan
vektor dan arah ditentukan dengan :
∑ vY
VR = (∑ v X ) 2 + (∑ vY ) 2 Arah resultan : tg θ =
∑vX

C. Vektor dalam Bidang Datar

Dengan mendefinisikan vektor satuan i dan j yang masing-masing searah sumbu X dan Y,
untuk vektor dua dimensi akan berlaku r = x i + y j . Misalnya posisi titik A pada
gambar 3 berikut ini.
Hal yang sama ditunjukkan pada gambar 4 dengan mendefinisikan tiga vektor i, j, k,
→ → →
yang masing-masing sejajar dengan sumbu X. Y dan Z diperoleh r = x i + y j + z k.

→ → →
Koordinat titik P(x, y, z) sebagai vektor tiga dimensi.

y
z


A (x, y) k P (x, y, z)
i
→ 0
i

j y ii →
− i z

i x x y x
0 x

Gambar 3. Vektor Dua dimensi Gambar 4. Vektor Tiga Dimensi

1. Resultan Vektor-vektor dalam Bidang Datar 2 Dimensi (x,y)


a. Segaris

60
    
F1 F2 r = F1 + F2

 
F1 F2
  
r = F1 + (− F2 )
  
F1 - F2 - F2

F1

b.Vektor yang membentuk sudut

Besar resultan vektor a dan b dirumuskan:



r = a + b + 2ab.cos α
2 2

α = sudut apit antara vektor a dan b


Batas besar resultan yang mungkin antara vektor a dan b adalah:
|a-b| <r<a+b

Arah vektor terhadap vektor maupun vektor dapat ditentukan dengan rumus sinus

r a b
sebagai berikut: = =
sin α sin α1 sin α 2

c. Pengurangan Vektor
Selisih antara vektor a dan b, besarnya dirumuskan:
r = a + b – 2ab.cos α
2 2

α = sudut apit antara vektor a dan b

2. Menguraikan vektor menjadi komponen-komponen menurut sb. X dan sb. Y


dalam satu bidang

61
  
Suatu vektor v dapat diuraikan menjadi vektor v x dan v y dimana masing-masing

menyatakan vektor komponen dalam arah sb. X dan sb. Y. Besarnya vektor komponen v x
 Y
dan v y adalah : v x = v cos α dan v y = v sin α

V
Vy
v = v 2
x +v 2
y

α = sudut apit antara v dan sumbu X positif α


X
Vx

Apabila yang membentuk sudut terhadap sumbu X lebih dari satu vektor maka:
v = Σv2x + Σv2 y

Contoh soal:
1. Dua buah vektor F1 = 5 N, F2 = 12 N membentuk sudut θ = 600, maka tentukan
resultan dari F1 + F2
Jawab :
R = F12 + F22 + 2F1F2.cos θ

R= 52 + 132 + 2.5.12. cos 60

R = 25 + 169 + 2.5.12.0,5 = 254 = 15,94

2. Tentukan besar komponen gaya sumbu X dan Y Y

Jawab F=60N
Fx = F cos θ = 60 cos 60° = 60 x 0,5 = 30 N Fy

Fy = F sin θ = 60 sin 60° = 60 x 0,5 3 = 30 3 N 600


Fx

3. Tentukan besar dan arah vektor yang memiliki komponen-komponen sebagai berikut
:
a. Ax = 3 cm, Ay = 4 cm
b. Fx = -3 N, Fy = 3 N

Jawab:

62
a. A = Ax2 + Ay2= 3 + 42 = 5

Ay 4
tg θ = = (kuadran I) → θ = 53 0
Ax 3

b. F = Fx2 + Fy2= ( − 3) 2 + ( 3) 2
= 12

Fy 3
tg θ = = (kuadrat II) → θ = 1500
Fx −3

4. Hitunglah resultan gaya pada gambar di samping secara analitis!


F2
Mengetahui: F1 = 40 N F2 = 60 N F3 = 30 N
Jawab: 600
F1
Rx = F1 cos θ° + F2 cos (120°) + F3 cos (240°)
F3 300
= 40 . 1 + 60 . - 0,5 + 30 . – 0,5
= 40 - 30 – 15 = - 5

Ry = F1 sin θ° + F2 sin (120°) + F3 sin (240°)


= 40 . 0 + 60 . 0,5 + 30 . – 0,5
= 0 + 30 – 15 = 15

R = Rx2 – Ry2 = − 52 + 152 = 250 = 15,81

Tugas
Kerjakan jawabannya di buku tugasmu!

1. Dua buah gaya searah dan satu garis kerja bekerja pada sebuah benda. Masing-
masing gaya besarnya 50 N dan 20 N. Tentukan besar resultan gaya yang bekerja
pada benda itu !
2. Bagaimanakah menggambarkan gaya 8 N ke arah barat diteruskan gaya 6 N ke
arah selatan secara vektor? Berapakah resultannya ?
3. Tentukan resultan gaya-gaya yang saling tegak lurus seperti ditunjukkan gambar
di bawah ini. Masing-masing gaya besarnya 20 N dan 50 N.

63
4. Dua buah vektor F1 dan F2 saling membentuk sudut 120o. F1 = 50 N dan
membentuk sudut 30o dengan Resultan kedua vektor, Hitunglah besar F2 dan R.

3.Vektor Pada Sistem Koordinat Ruang ( x, y, z )

Telah kamu lihat bagaimana suatu vektor diuraikan atas komponen-komponen pada
sumbu x dan sumbu y. Untuk vektor yang terletak dalam ruang (3 dimensi), maka vektor
dapat diuraikan atas komponen-komponen pada sumbu x, y dan z.
α, β, γ = masing-masing sudut antara vektor A
dengan sumbu-sumbu x, y dan z
A = Ax+ Ay+ Az
atau
A = Ax i + Ay j + Az k
Ax = A cos α
Ay = A cos β
Az = A cos γ
Besaran vektor A
A = / AX / 2 + / AY / 2 + / AZ / 2
dan i , j , k masing-masing vektor satuan pada sumbu x, y dan z

4. Vektor Satuan

Vektor satuan adalah vektor yang besarnya satu.


a. Penjumlahan Vektor Satuan
  
i = j = k =1 y

j
i
64 x
z k
 
Untuk bidang dimensi 2 v = vx i + v y j →
  
Untuk bidang dimensi 3 v = vx i + v y j + v z k →

Contoh:  

a = 4 i +2 j - k a + b = ( 4i +2 j - k ) + ( i - j +2 k )
  
b = i - j + 2k = (4 + 1)i + (2 -1)j + (-1 + 2)k
  
=5 i + j + k
b. Perkalian Vektor Satuan
 Perkalian titik (dot product) y

Arah sumbu x = i j
 i
Arah sumbu y = j x

Arah sumbu z = k z k
  
besar i = j = k = 1 satuan

Perkalian titik 2 vektor satuan sejenis Perkalian titik 2 vektor satuan lain jenis
   
i .i = i . i cos θ i . j = i . j cos θ
= 1 . 1 cos 0 = 1 . 1 cos 90
  = 1 . 1 . 1 = 1 satuan   = 1 . 1 . 0 = 0 satuan
j . j =1 j . k =0
   
k . k =1 i . k =0

Jika vektor a diuraikan menjadi vektor proyeksinya Y


ayj a
   
Vektor satuan → a = a xi + a yj + a zk
α
 2 2 2
0 X
Besar → a = ax + ay + az axi

a
Arah → tg α = y
ax
 
Perkalian dot vektor a dengan vektor b
     ax 2 + ay 2 + az 2
a . b = a xi + b yj → [a ] =

[b ] = bx 2 + by 2 + bz 2

   
a .b = [ a ][ b ]cos α

65
a.b
cos α =
[ a ][ b ]

          
Contoh 1: a = i + 2 j - 3k a . b = ( i + 2 j - 3k ) . ( -2 i + 5 j - k )
   
b = -3 i + 2 j – k = ( 1 )( -2) + ( 2)(5) + ( -3 )( -1)
= ( -2 ) + ( 10 ) + (3 ) = 11
Contoh 2:
   
Dua vektor p = 3 i - 4 j dan q = 4 i -3 j
Hitung: a. p . q
b. sudut apit antara p dan q
Jawab:
   
a. p . q = (3 i - 4 j ) . ( 4 i -3 j )
= ( 3 )( 4 ) + ( -4 )( -3 ) = ( 12 ) + ( 12 ) = 24
b. p = 32 + − 42 = 5

q= 4 2 + − 32 = 5

bila sudut apit antara p dan q adalah θ, maka


p . q = p q cos θ


p.q 24 24
cos θ = = = = 0,96
p.q 5x5 25

θ = 16,26°

 Perkalian silang (cross product)


- Perkalian silang 2 vektor satuan sejenis - Perkalian silang 2 vektor satuan lain jenis

c a
(+ (-)
j i
α
k
b
  -c        
i x i = 1 x 1 sin θ jx j =0 j x j = -k ix j = k

66
       
= 1 x 1 sin 0 k x k = 0 i x k =- j j xk = i
     
= 1 x 1 x 0 = 0 satuan k x j = -i k xi = j

Memakai Determinan
Contoh:
       
a = 2 i + 3 j + -4 k dan b = 3 i -4 j + 2 k
     i j
a x b = i (3)(2) + j (-4)(3) + k (2)(4) axb = i j k
2 3 -4 2 3
  
- k (3)(3) - i (-4)(-4) - j (2)(2) 3 -4 2 3 -4
     
= 6 i + (-12) j + 8 k - 9 k + 8 i - 4 j
  - 9k 16i 4j 6i -12j 8k

j
= 14 i - 16 - k
 
Besar a x b = | a x b | = 14 2 − 16 2 − 12 = 59

Memakai Cara Praktis


       
a = x i + y j + zk b = pi + q j + r k
  
axb = i j k i j = (y.r – q.z) i + (z.p –x.r) j + (x.q – y.p) k
x y z x y
p q r p q
Contoh:
       
a = i + 2 j -3 k dan b = -3 i + 2 j + k

Jawab: a x b = i j k i j
1 2 -3 1 2
-3 2 1 -3 2  
= (2.1 – 2. -3) i +(-3.-3 - 1.1) j + (1.2 – 2. -3) k
  
=8 i +8 j +8 k

Tugas
Kerjakan penyelesaian soal-soal berikut di buku tugasmu!
1. Dua vektor A =3i+4j
B=-i+j
a. Tentukan besar dan arah resultannya!
b. Tentukan besar dan arah A-B
c. Sudut antara A dan B

67
2. Diketahui vektor- vektor:
A = 3 i + 4 j -5 k dan
B =-i+j+2k
Tentukan :
a. Besar resultannya.
b. Hal yang sama bagi selisih A - B, dan
c. Sudut antara A dan B
3. Diketahui: A =2i +3j
B=- i+j
Hitunglah : a. A – B
b. A x B
c. Sudut antara A dan B

Kegiatan Percobaan

Tanggal/Jam :
Kelas/ Smt : X/I
Kelompok :
1. ......................... 5 ............................
2. ......................... 6. ............................

A. Judul Percobaan : Penjumlahan Vektor


B. Petunjuk Belajar : 1. Baca literatur yang berkaitan dengan vektor
2. Baca teori sebelum melakukan percobaan
3. Baca petunjuk percobaan sesuai dengan urutan langkah
yang disajikan
4. Buatlah laporan hasil pekerjaan (tugas individual) dan
kumpulkan kepada guru.
C. Alat-alat dan Bahan : 1. pegas Newton 4. bensin
2. mikrometer sekrup 5. kertas HVS
3. neraca 8. katrol dan beban
D. Informasi
1. Vektor adalah besaran fisika yang memiliki nilai dan arah

68
2. Contoh-contoh besaran vektor adalah gaya, kecepatan, arus listrik, percepatan,
dan lain-lain.
3. Nilai vektor ditentukan oleh panjang garis dan arah vektor ditentukan oleh arah
panah.
4. Dua vektor atau lebih dapat dijumlahkan atau dikurangkan
5. Hasil penjumlahan dapat bernilai lebih besar atau lebih kecil dari komponen
vektornya.

E. Langkah- langkah Kerja :


1. Sudut antara F1 dan F2 = 0 = 90° dan 60°
a. Susun alat bahan seperti gambar
b. Catat besarnya F1, F2 dan F3 yang
ditunjukkan ketiga neraca ke dalam tabel
c. Lakukan beberapa kali dengan F1 dan F2
yang berbeda-beda

0 = 90 0 0 = 60 0
No. F1 F2 F3 F3 No. F1 F2 F3 F3

F. Kesimpulan : ........................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................

Analisa
Lakukan analisa setiap persoalan berikut, dan buatlah penyelesaiannya, bila
dipandang perlu lakukan dengan perhitungan. Buatlah di buku tugasmu!

1. Siswa kelas XA kebingungan mendapatkan lima macam contoh besaran skalar dan lima
contoh besaran vektor. Coba, bantulah siswa tersebut mengatasi kebingungannya
2. Pada alat speedometer seorang sopir dapat membaca besaran yang diinginkan. Besaran
apakah yang dimaksud ?
3. Tentukan resultan vektor berikut secara grafis dengan A

69
a. Metode Poligon : A + B + C + D dan A - B
b. Metode Jajaran Genjang : A + B + C
c. Metode analitis A + B + C + D
B C D

4. Sebuah Perahu motor akan menyeberang sungai yang lebarnya 35 3 dengan


kecepatan arus air sungai 3 m/s . Jika kecepatan perahu untuk menyeberang 5
m/s.dengan arah 60° terhadap arah arus sungai. Maka tentukan :
a. Kecepataran resultan perahu motor ketika menyeberang sungai.
b. Lamanya perahu menyeberang.
5. Pada gambar disamping, Tentukan komponen y
vektor gaya F = 10 N menurut sumbu x dan y F

30°

x
6. Jika masing-masing kotak berukuran ( 1x1) cm
Tentukan besar resultan vektor A + B

B
A


7. Usaha W didefinisikan sebagai perkalian titik dari vektor gaya F dengan vektor
  
perpindahan r . W = F . r Tentukan besarnya usaha W, jika
   
F = i + 2 j + 3 k N,
   
r = 3 i + 2 j + k m.
   
8. Suatu vektor gaya F = i + 2 j + 3 k N bekerja pada suatu poros dengan
   
lengan momen r = 3 i + 2 j + k m, sehingga menghasilkan momen gaya τ .

70
Momen gaya didefinisikan sebagai perkalian silang vektor gaya dengan vektor
lengan momen.

atau momen gaya τ = F x r . Tentukan besarnya momen gaya τ tersebut.
9. Dua buah vektor F1 dan F2 saling membentuk sudut 120o. F1 = 50 N dan
membentuk sudut 30o dengan resultan kedua vektor, hitunglah besar F2 dan R.
10. Sebuah benda ditarik oleh dua buah gaya masing-masing besarnya 10 newton.
Kedua gaya itu membentuk sudut 600. Berapakah besar resultan kedua gaya
tersebut ?

Rangkuman
1. Besaran Skalar adalah besaran yang hanya ditentukan oleh besarnya atau nilainya
saja.
Contoh : panjang, massa, waktu, kelajuan, dan sebagainya.
2. Besaran Vektor adalah besaran yang selain ditentukan oleh besarnya atau nilainya,
juga ditentukan oleh arahnya.
Contoh : kecepatan, percepatan, gaya dan sebagainya.
3. Sifat-sifat vektor.

− − − −
a. A + B = B + A Sifat komutatif.
− − − − − −
b. A + ( B + C ) = ( A + B ) + C Sifat assosiatif.
− − − −
c. a ( A + B ) = a A + a B
− − − −
d. / A / + / B / ≥ / A + B /

4. Resultan Dua Vektor

71
e. Cara Jajaran genjang

α = sudut antara A dan B

− − − − −

/ R / = / A/ + / B / +2 / A/ / B / cosα
2 2

arahnya :
− − −
/ R/ / A/ / B/
= =
sin α sin α 1 sin α 2

f. Cara Poligon

v R adalah resultan dari A , B dan C

g. Cara Analitis

Vektor sudut vx = v cos α vy = v sin α


V1 α1 vx = v cos α 1 vy = v sin α 1
V2 α2 vx = v cos α 2 vy = v sin α 2
V3 α3 vx = v cos α 3 vy = v sin α 3
∑ vx = ....... ∑ vy = .......

72
( ∑ v X ) 2 + ( ∑ vY ) 2
Resultan / v R / =
∑ vY
Arah resultan : tg = ∑ v X

5. Vektor Pada Sistem Koordinat Ruang ( x, y, z )

α , β , γ = masing-masing sudut antara


vektor A dengan sumbu-sumbu x, y dan z
A = Ax+ Ay+ Az atau

A = / A x / i + / A y / j + / A z / k / A x / = A cos α / A y / = A cos β / A z / = A cos γ


Besar vektor A

A = / A X / 2 + / AY / 2 + / AZ / 2

dan i , j , k masing-masing vektor satuan pada sumbu x, y dan z

6. Perkalian Vektor

a. Perkalian vektor dengan skalar.


Suatu vektor jika dikalikan dengan suatu besaran skalar maka hasilnya adalah
suatu vektor.

b. Perkalian vektor dengan vektor.


Dalam perkalian vektor dengan vektor, kita mengenal dua bentuk perkalian , yaitu :
1) Perkalian titik (Dot Product)
2) Perkalian silang (Cross Product)

73
7. Dalam Perkalian Titik antara vektor A dengan vektor B akan diperoleh besaran
skalar.
Contoh : A • B = C
C besaran skalar yang besarnya C = / A / • / B / cos θ
dengan θ adalah sudut antara A dengan B
8. Dalam Perkalian Silang antara vektor A dengan vektor B akan diperoleh
besaranvektor.
Contoh : A x B = C

C besaran skalar yang besarnya C = / A / x / B / sin θ


dengan θ adalah sudut antara A dengan B

Tugas Akhir Bab 2


Kerjakan penyelesaian permasalahan berikut di buku tugasmu!

1. Sebuah bola tenis dikenai tiga buah gaya seperti ditunjukkan pada gambar di
bawah ini. Buatlah pemisalan sendiri besar ketiga gaya yang bekerja pada bola
tenis. Menurut datamu, kemana arah resultan gayanya ? Kemana arah gerak bola
tenis tersebut ?

2. Carilah resultan gaya gambar di bawah ini dengan cara analitis !

74
3. Hitunglah resultan gaya dari gambar di samping ini !

4. Berapakah kecepatan resultan perahu boat dan berapa sudut simpangnya dari arah
sumbu +y ?

75
Info Tambahan
Sebuah program komputer yaitu Aplikasi Vektor telah diciptakan untuk
mempermudah pekerjaan manusia. Dengan program ini orang dapat bekerja
menggunakan berbagai kaidah vektor. Bahkan dapat pula digunakan untuk membuat
ilustrasi gedung misalnya. Hasilnya seperti pada gambar di bawah ini

Soal Latihan Akhir Bab 2

Soal Pilihan Ganda


Pilihlah salah satu jawaban yang benar

1. Jika vektor F1 = 8 N, vektor F2 = 6 N mempunyai titik tangkap sama membentuk sudut


60o, besarnya resulatan kedua vektor tesebut adalah …N
a3 37 b. 2 37 c. 2 74 d. 4 37 e. 3 74
2. Berapa sudut yang dibentuk oleh dua buah vektor gaya masing-masing 12 N dan 10 N

yang tertitik tangkap sama. Jika besar resultannya 2 31 adalah …


a 30o b. 450 c. 600 d. 1200 e. 1500
3. Dua buah vektor F1 = 9 N dan F2 = 24 N yang bertitik tangkap sama dan membentuk
sudut 600 . Berapakah besar selisih kedua vektor tersebut.
a 15 N b. 20 N c. 21 N d. 31 N e. 41 N

76
4. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan R = F1 + F2 dengan menggunakan 3
neraca pegas berikut ini.
1. 2. 3.
. 5N α 5N 4N α 3N 8N α 8N

α α

5N
5N tg α = 3/4 8N tg α = 3/4

yang sesuai dengan rumus vektor gaya resultan secara analitis adalah gambar…
a. 1, 2 dan 3 b. 1 c.1 dan 2 d. 1 dan 3 e. 2
5. Perhatikan diagram-diagram vektor berikut ini
C A A

A B C B B C
(1) (2) (3)

C B
A A (5)
(4)
B C

Diagram vektor di atas yang menunjukkan C = A – B adalah …


a. (1 ) b. (2) c. (3) d. (4) e. (5)
6. Dari tiga buah vektor gaya berikut ini, besarnya resultan gaya adalah ….N
a. 20 3 F2=20 N
b. 25 3 30o F1 = 30 N
c. 30 3 60o
d. 45
e. 60 60o

F3 = 10 N

7. Sebuah gaya F = (2i + 3j) N melakukan usaha dengan titik tangkapnya berpindah
menurut r = (4 i + a j) m dan vektor i dan j berturut-turut adalah vektor satuan yang

77
searah dengan sumbu x dan sumbu y pada koordinat Cartesian. Bila usaha itu bernilai 26
J maka nilai a sama dengan …
a. 5 b. 6 c. 7 d. 8 e. 12
8. Dua buah vektor F1 dan F2 bertitik tangkap sama saling mengapit sudut A. Ternyata
dipenuhi [ F1 + F2] = [F1 – F2], maka besarnya sudut A adalah …..
a. 1800 b. 1200 c.900 d. 600 e. 00
9. Besar resultan gaya pada gambar di bawah ini adalah …

y F1 = 10 N

x
F2 = 3 N
F3 = 5 3 N

a. 8 N b. 6 N c. 5 N d. 3 N e. 2 N
10. Sebuah perahu menyeberangi sungai yang lebarnya 180 meter dan kecepatan arus airnya
4 m/s. bila perahu di arahkan menyilang tegak lurus sungai dengan kecepatan 3 m/s,
maka setelah sampai diseberang perahu telah menempuh lintasan sejauh …. meter
a. 100
b. 240
c. 300
d. 320
e. 360
11. Vektor F1 = 20 N berimpit sumbu x positif, Vektor F2 = 20 N bersudut 120O terhadap F1
dan F3 = 24 N bersudut 240 derajat terhadap F1.
Resultan ketiga gaya pada pernyataan di atas adalah :
a. 4 N searah F3
b. 4 N berlawan arah dengan F3
c. 10 N searah F3
d. 16 N searah F3
e. 16 N berlawanan arah dengan F3
12. Dua buah gaya bernilai 4 N dan 6 N. Resultan gaya tersebut tidak mungkin bernilai ….N

78
a. 1
b. 2
c. 4
d. 6
e. 10
13. Jika sebuah vektor dari 12 diuraikan menjadi dua buah vektor yang saling tegak lurus dan
yang sebuah dari padanya membentuk sudut 30o dengan vektor itu, maka besar masing-
masing adalah :
a. 3 N dan 3 3 N
b. 3 N dan 3 2 N
c. 6 N dan 3 2 N
d. 6 N dan 6 2 N
e. 6 N dan 6 3 N
14. Dari hasil pengukuran di bawah ini yang termasuk vektor adalah …
a. Gaya, daya dan usaha
b. Gaya, berat dan massa
c. Perpindahan, laju dan kcepatan
d. Kecepatan, momentum dan berat
e. Percepatan, kecepatan dan daya
15. Dua buah vektor gaya masing-masing F1 = 10 N dan F2 = 10 N, Resultannya 10 N,
maka sudut apit kedua vektor tersebut adalah ….
a. 1200 b. 900 c. 600 d. 450 e. 300

Soal Uraian
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar!

1. Dua vektor gaya A dan B saling mengapit sudut 1200. Resultan yang terbentuk
membentuk sudut 600 terhadap vektor A. Tentukan besarnya vektor A dan B, bila resultan
kedua vektor tersebut 20 N !

79
2. Dua vektor setitik tangkap F1 mendatar yang besarnya 10 N. Sudut antara resultan R

dengan F2 = 30°. Jika besar resultan vektor tersebut 10 3 newton, maka tentukan:
a. sudut antara F1 dan F2
b. sudut antara F1 dan R
c. besarnya F2
3. Lima gaya pada bidang datar setitik tangkap masing-masing besarnya sama dengan 10 N.
Vektor – vektor tesebut terhadap sumbu X positif membentuk sudut 30°, 60°, 210°, 240°,
dan 330°. Tentukan besar resultan dan arahnya terhadap sumbu X positif!
4. Lima buah gaya tersusun seperti pada
gambar.
Tentukan:
a. Harga resultan dari gaya-gaya itu
b. Arah resultan terhadap sumbu X
positif
c. Memakai cara apakah menurutmu yang paling kamu sukai ?

5. Isilah titik-titik berikut ini untuk :


A B R
a. 8 satuan 4 3 satuan 300 ...............
0
b. 6 satuan 2 2 satuan 45 ...............
0
c. 5 satuan 10 satuan 60 ...............
d. 3 satuan 4 satuan 900 ...............

6. Dua vektor dari 4 satuan dan 3 satuan yang bertitik tangkap di suatu titik, menghasilkan

vektor resultan sebesar 37 satuan. Hitunglah sudut yang di bentuk oleh kedua vektor
tersebut.
7. Sebuah perahu bergerak arah utara dengan kecepatan 12 km/jam mendapat dorongan dari
angin arahnya ke barat dengan kecepatan 5 km/jam. Tentukan kecepatan perahu dan
arahnya
8. Dari titik A, Badu berjalan menuju arah Timur sejauh 5 km sampai di titik B dan
melanjutkan perjalanannya dengan arah Utara sejauh 10 km sampai di titik C. Berapakah
jarak AC ?

80
9. Dua buah vektor v1 = 2 21 satuan dan v2 = a satuan bertitik tangkap pada suatu titik. Jika

jumlah kedua vektor itu 6 21 satuan, dan membentuk sudut 600. Berapa nilai a?
10. Tiga buah vektor bertitik tangkap sama dan sebidang. v 1 = 16 satuan; v2 = 8 satuan. Sudut
antara v1 dan v2 adalah 1200. Jika resultan ketiga vektor tersebut adalah nol. Berapakah
besarnya v3 dan berapa besar sudut yang dibentuk oleh v1 dan v3 ?
11. Gambarkan :
a. A + B - 3 C
b. 2 C - 21 ( 2 B - A )

12. Empat buah vektor bertitik tangkap di titik 0 pada susunan salib sumbu Cartesius. v1
berimpit dengan sumbu x+ besarnya 3 satuan v2 membentuk sudut 450 dengan sumbu x+
besarnya 4 satuan, v3 besarnya 5 satuan dan membentuk sudut 1500 dengan sumbu x+ dan
v4 besarnya 6 satuan, membentuk sudut 2400 dengan sumbu x+. Gambarkan resultan
keempat gaya tersebut dan hitung besarnya. (v6 = 2,45 ; v3 = 1,73 ; v2 = 1,41)
13. Lima buah vektor bertitik tangkap di 0 pada koordonat kartesius. Sudut yang dibentuk
oleh masing-masing vektor dengan sumbu x+ serta besar vektor tersebut adalah sebagai
berikut :
v1 450 14 satuan
v2 600 20 satuan
v3 1800 18 satuan
v4 2100 30 satuan
v5 3000 16 satuan
Tentukan resultan dari kelima vektor tersebut.

14. Dua buah gaya F1 dan F2 saling membentuk sudut 600. Resultan kedua gaya tersebut 28
N. Jika F1 : F2 = 5 : 3 maka berapa besar masing-masing F1 dan F2 tersebut?
15. Dua buah vektor gaya F1 dan F2 bertitik tangkap sama masing-masing sebesar 8 N dan 3
N saling mengapit sudut 600, tentukan selisih kedua vektor gaya tersebut !

81
16. Dua buah vektor gaya F1 dan F2 saling membentuk sudut 1200 akan memberikan
resultan = 25 N. Jika sudut antara F1 dengan resultan gaya adalah 600. Tentukan besar
vektor gaya F1 dan F2 !
17. Sebuah titik A ( 0,4 ) dan sebuah titik B ( 3,4 ) pada sisitem koordinat cartesius. Jika a
= OA dan b = OB, maka carilah :
a. Besar vektor a
b. Besar vektor b
c. Besar penjumlahan vektor a dan b
d. Besar pengurangan vektor a dan b
18. Tiga gaya K1, K2 dan K3 bekerja pada sebuah titik dan besar K1 = 10 N, K2 = 5N dan
K3 = 5V3. Jika sudut K1 = 00 terhadap sumbu x ; K2 = 1200 terhadap K1 ; K3 = 900
terhadap K2. Berapa besar resultan ketiga gaya tersebut.
19. Dua buah vektor A = 2 i + 3 j + 4 k dan B = i - 2 j + 3 k
a. Tentukan besar tiap vektor.
b. Tulis pernyataan untuk jumlah vektor A+B dengan menggunakan vektor satuan.
c. Tentukan besar dan arah jumlah vektor A+B
d. Tulis pernyataan untuk selisih vektor A-B dengan menggunakan vektor-vektor
satuan.
e. Tentukan besar dan arah selisih vektor A-B
f. Tentukan A • B
g. Tentukan A x B
20. Tentukan sudut apit antara vektor a = 2 i + 3 j + 4 k dan B = - i - 2 j + 2 k !

82
Glosarium

• Cara Analitis = cara menjumlahkan vektor-vektor dengan menyatukan semua


vektor dalam satu titik tangkap di pangkal koordinat dan menguraikannya
menjadi komponen mendatar dan vertikal. Kemudian menghitung resultannya
dengan teorema pithagoras.
• Cara Grafis = cara menjumlahkan vektor-vektor dengan menggambarkan
kemudian mengukur atau menghitung resultannya.
• Cara Jajaran Genjang = salah satu cara grafis dengan mempertemukan vektor-
vektor pada satu titik tangkap dan membuat vektor-bayangannya. Kemudian
menghubungkan titik tangkap dengan perpotongan bayangan itu.
• Cara Poligon = salah satu cara grafis denganmempertemukan ujung dan
pangkal tiap-tiap vektor. Kemudian menghubungkan pangkal mula-mula
dengan ujung vektor akhir .
• Cara Segitiga = salah satu cara grafis dengan mempertemukan vektor-vektor
pada satu titik tangkap, dan menghubungkan ujung-ujung kedua vektor.
• Perkalian Silang (cross product) = cara perkalian vektor-vektor yang
menghasilkan bentuk vektor.
• Perkalian Titik (dot product) = cara perkalian vektor-vektor yang
menghasilkan bentuk skalar.
• Resultan vektor = penjumlahan vektor-vektor.
• Skalar = besaran yang hanya memiliki arah.
• Titik Tangkap = titik pertemuan pangkal vektor-vektor.
• Vektor = besaran yang memiliki besar dan arah.
• Vektor Satuan = vektor yang besarnya satu meliputi i, j, k.

Indeks Subjeks Halaman

83
• Analitis 59
• Determinan 66
• Grafis 57
• Jajaran Genjang 58
• Perkalian Cross 66
• Perkalian Titik 64
• Poligon 57
• Resultan 58
• Segitiga 58
• Vektor 56
• Vektor Satuan 64

Indeks Author Halaman

• Alonso & Finn 57


• Bresnick 59

Daftar Pustaka

Alonso, Marcelo & Edward J. Finn (1992), Dasar-dasar Fisika Universitas, Edisi
Kedua, Jakarta, Penerbit Erlangga.

Bresnick, Stephen D. (2002), Intisari Fisika, Jakarta, Hipokrates.

84

You might also like