You are on page 1of 2

Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi Prematur

Bayi prematur dengan berbagai resiko dan komplikasi yang dideritanya saat dalam kandungan dan saa dalam perawatan di rumah sakit menimbulkan dampak dan resiko gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Sehingga dipelukan pemantauan yang ketat dalam tumbuh dan berkembangnya di kemudian hari. Berbagai faktor tumbuh kembang yang harus dilakukan pemantauan secara ketat adalah : Pemantauan pertumbuhan Untuk memantau pertumbuhan bayi prematur dapat digunakan kurva seperti kuraBabson and Benda, IHDP (Infant Health and Develompment Program), Gairdner and Pearson serta kurva CDC. Berdasarkan konvensi, untuk memantau pertumbuhan digunakan untuk koreksi, yaitu umur kronologis jumlah minggu prematuritas sampai bayi mencapai 2 tahun. Pengukuran dilakukan terhadap :

Panjang badan. Panjang badan bayi prematur rerata umur pasca menstruasi 30-40 minggu, turun di bawah persentil 50 kurve pertumbuhan intera uterin. Tumbuh umur 1,5-7,5 bulan. Dari umur 7,5 bulan sampai 5 tahun, pertumbuhannya sama atau sedikit lebih cepat dari bayi-bayi aterm

Berat badan. Sejak umur pasca menstruasi 32 minggu sampai 1 bulan setelah aterm, rerat meningkat persentil ke 10 kurve pertumbuhan intra uteri aterm. Rerata berat badan bayi umur 2-18 bulan, berkisar antara 0-1 SD dibawah rerata bayi aterm.

Lingkar kepala. Setelah umur kronologis 3-4 minggu, pertumbuhan kepala bayi prematur suboptimal yaitu 0,2 cm/minggu, kemudian diikuti dengan pertumbuhan cepat (1 cm/minggu) selama 1-2 bulan. Setelah itu tumbuh dengan laju normal, yaitu 1 cm/bulan dalam 6 bulan pertama dan 0,5 cm/bulan untuk 6 bulan berikutnya. Pertumbuhan kepala yang tidak memadai

merupakan indikator awal adanya gangguan perkembangan . Pemantauan Perkembangan Perkembangan bayi prematur dalam 2 tahun pertama dinilai berdasarkan umur koreksi. Kemajuan perkembangan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain umur kehamilan, nutrisi, penyakit, stimulasi dan pemberian kasih sayang. Alat yang digunakan dalam pemantauan perkembangan bayi prematur adal;ah dengan BINS (Bayley Infant Neurodevelopment Screening).

DDST II ( Denver Development Screening Test II). Pada DDST yang dinilai adalah 4 sektor perkembangan, yaitu perilaku sosial, gerakan motorik halus, gerakan motorik kasar dan bahasa. Setiap kemampuan dalam kotak persegi panjang horizontal yang berurutan menurut umur. Penilaian dilakukan dengan memberikan nilai lulus (passed = P), tidak lulus (failed = F) atau tidak melakukan (no opprtunity = N.O). saat ini digunakan DDST II, hasil revisi dari Frakenbrurg y ang merupakan pengembangan dari DDST dan DDST-R. BINS adalah suatu metode untuk menilai perkembangan anak yang berusia 3-24 bulan.

BINS (Bayley Infant Neurodevelopment Screening). Pada BINS yang dinilai adalah fungsi neurologis (N), reseptif (R), ekspresif (E), dan kognitif (K). Resiko untuk terjadi gang guan perkembangan dilihat dari beberapa nilai yang didapatkan, anak digolongkan menjadi resiko rendah, rendah dan tinggi. Bila hasil skrining menunjukkan hasil yang tidak normal, perlu dilanjurkan dengan pemeriksaan neurologis. Agar perkembangan bayi menjadi optimal perlu diberikan intervensi berupa stimulasi

dini. Pemeriksaan Penunjuang lain Yang Harus Dilakukan

Pemeriksaan fungsi penglihatan. Pada bayi dengan berat lahir < 1700 gr, 50 % menderita ROP, 5 % di antaranya ROP berat. Semua bayi dengan resiko tinggi harus dilakukan pemeriksaan mata pada umur 4-6 minggu atau sebelum bayi dipulangkan. Bila ditemukan kelainan, diperlukan pemeriksaan berkala tiap 2 minggu, sehingga progesivitas penyakit dapat sangat diketahui. Bila tidak ditemukan kelainan, pemeriksaan mata diulangi pada umur 12-24 bulan.

Pemeriksaan fungsi pendengaran. Tuli kongenital lebih sering ditemukan pada bayi beresiko tinggi, termasuk bayi prematru. Intervensi dini akan memberikan perubahan bermakna pada kesempatan bicara. Fungsi pendengaran perlu dievaluasi ulang pada umur 12-24 bulan

Pemantauan Gangguan lainnya. Bayi prematur mempunyai kemungkinan empat kali lebih tinggi untuk dirawat kembali di rumah sakit dalam usia pertama kehidupan. Gangguan yang mungkin timbul adalah gamgguan hipersensitifitas saluran cerna, resiko penyakit alergi meningkat, anemia defisiensi besi dan hipertensi.

You might also like