Professional Documents
Culture Documents
PENGANTAR
negara otoriter. Kondisi ini mendorong keterlibatan aktor-aktor baru dalam perumusan
kebijakan publik. Perumusan kebijakan publik dewasa ini tidak lagi didominasi oleh segelintir
elit politik yang tidak dapat di kritik, namun kini telah melibatkan semakin banyak warga negara
dan kelompok-kelompok kepentingan. Konsekuesi logis dari semua itu pemerintah dihadapkan
Studi kebijakan publik dalam konteks Indonesia menjadi semakin penting dan
menarik jika dikaitkan dengan diundangkannya UU No. No 22 dan 25 Tahun 1999 tentang
Otonomi Daerah yang telah membawa perubahan yang pundamental termasuk di bidang
penyimpangan / korupsi yang dilakukan oleh oknum pejabat pemerintah daerah masih banyak
terjadi, bahkan di beberapa daerah cenderung meningkat. Di sisi lain tingkat kesejahteraan
masyarakat yang merupakan tujuan dari otonomi daerah belum menunjukan peningkatan yang
signifikan.
Sektor pendidikan yang merupakan domain dari kebijakan publik juga telah
umum. Untuk itu kebijakan publik menjadi bagian yang penting untuk dipelajari oleh pada
Papaer kebijakan publik ini merupakan tugas mata kuliah pada program
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Bapak Prof. Dr.
H. Tb. Abin Syamsudin, MA, dan Ibu Dr. Cornelia Jane Bany, M.Pd yang telah banyak
memberikan pengetahuan dan wawasan yang sangat berarti kepada penulis. Mudah-mudahan
menjadikan amal saleh yang mendapatkan ridha Allah SWT, semoga beliau tetap diberikan
kekuatan dan kesehatan dalam mengantarkan anak-anak bangsa menjadi generasi yang mampu
Penulis.
Ade Gumilar
Book Report : Kebijakan Publik 3
pendidikan banyak negara, umumnya buku-buku tersebut cenderung menjadi referensi ringan
bagi kebijakan pendidikan. Nampaknya belum pernah ada buku yang mengumpulkan studi-studi
tentang kebijakan pendidikan di negara-negara yang dicakup didalam buku ini yaitu Australia,
Prancis, Jepang, Swedia, Inggris, dan Amerika serta Jerman. Jadi buku ini penting untuk mengisi
gap dalam literatur yang ada. Motivasi kedua, berasal dari pengalaman beberapa tahun
belakangan ini dengan adanya perubahan-perubahan yang menonjol yang terjadi dalam sistem
ekonomi dan sosial di banyak negara di dunia, tentunya termasuk yang dicakup dalam buku ini
negara tersebut.
Konteks
Setelah terjadinya krisis minyak, trend historis terhadap kemakmuran ekonomi yang
lebih besar menjadi mandeg sejalan dengan angka pertumbuhan ekonomi yang menurun, yang
kadang-kadang mencapai nol atau bahkan mencatat nilai-nilai negatif. Meskipun angka inflasi
akhirnya menurun dan kembali ke angka-angka tunggal, pengangguran terus meningkat di semua
level-level yang tinggi, tetap dan mungkin saja secara signifikan mengalami penurunan sebelum
akhir abad, terutama dengan adanya komputerisasi, yang terus menggantikan pekerjaan manusia
Di banyak negara, pendidikan adalah salah satu yang menyedot pengeluaran dana
publik sehingga tidak bisa menghindar dari efek-efek depresi ekonomi yang mendalam.
Iklim Pendidikan
pendidikan: apakah lebih banyak lagi pendidikan benar-benar merupakan kebaikan universal
yang telah para pendidik nyatakan sekian lama dan umumnya masyarakat terima? Jika demikian,
mengapa makin banyak jumlah orang-orang muda semakin jauh dari sistem pendidikan?
Mengapa di televisi makin sering ditayangkan tawuran siswa di setiap negara yang dibicarakan
di sini ? dll.
Beberapa pertanyaan tersebut tidak begitu saja muncul dalam sekejap dan tidak
muncul di semua negara pada saat yang sama. Melainkan mereka melambangkan beberapa dari
masalah yang mendorong pada kebijakan resmi yang berkaitan dengan pendidikan yang menjadi
fokus perhatian. Pemerintah makin mencurahkan waktu dan sumber daya terhadap persoalan-
persoalan kebijakan pendidikan, dan ini direfleksikan dan diwujudkan dalam bentuk komitmen
dengan meningkatkan perhatian pada masalah-masalah kebijakan pendidikan dalam mass media.
Tujuan
Book Report : Kebijakan Publik 5
Tujuan dari buku ini bukan semata-mata untuk menjelaskan kebijakan pendidikan di
setiap negara diantara ketujuh negara melainkan untuk memfokuskan pada perkembangan dari
kebijakan itu seiring dengan waktu, yang berkaitan dengan setingnya dalam ekonomi dan
masyarakat nasional yang relevan, dan untuk menjelajah trend-trend yang berbeda dan
bertentangan dan pengaruh-pengaruh diantara mereka. Di dunia modern yang ditandai dengan
arus komunikasi yang sangat instan dan penyebaran informasi yang cepat, sangat tidak mungkin
bagi suatu negara untuk mengisolasi diri dari perkembangan yang mempengaruhi negara-negara
lain yang seringkali menghadapi masalah-masalah yang sama. Jika ini memang terjadi di banyak
bidang, maka demikian pula yang terjadi dalam pendidikan dan kebijakan pendidikan.
Studi Banding
Dalam bidang pendidikan, tidak ada hal yang sangat baru tentang studi banding antar
negara dan dalam studi-studi seperti itu tidak ada hal yang sangat baru tentang fokus yang
menaruh kepentingan dalam interaksi antara lembaga-lembaga pendidikan dan masyarakat yang
lebih luas.
seperti sejarah, sosiologi, politik dan ekonomi, dan secara khusus, mereka tidak bisa tidak
terpengaruh oleh apa yang disebut ‘pencarian-jiwa dalam sain sosial’. Dalam era struktural-
fungsionalis, sistem pendidikan nasional cenderung digambarkan relatif statis, dengan melayani
masyarakat dengan baik dan merespon pengaruh-pengaruh perubahan tanpa menemui kesulitan,
ekonomi nasional dalam jumlah dan proporsi yang tepat. Gagasan reformasi selalu ada. Tujuan
utama dari studi-studi ini ialah untuk membantu pembentukan kebijakan dan keputusan
pendidikan.
Jika keragu-raguan yang serius diungkapkan mengenai dasar teoritis dan ideologis
bagi studi-studi banding yang diumumkan dalam bidang pendidikan mungkin mereka mengacu
dengan pendidikan tinggi, yang diadakan di organisasi Pengembangan dan Kerjasama Ekonomi
Di banyak negara nampaknya ada krisis kepercayaan diri yang mendekati dimensi
bahaya sehingga potensi pendidikan tinggi untuk mendukung vitalitas ekonomi negara dan
kesejahteraan warga negara, melalui perkembangan teknologi dan ilmiah, bisa secara serius tidak
dapat dikompromikan.
Struktur Buku
Book Report : Kebijakan Publik 7
Pilihan negara mana yang akan dimasukkan dalam kompas buku ini mengikuti dua volume yang
Bisa diperdebatkan bahwa masalah yang paling krusial dari kebijakan pendidikan di
dunia dewasa ini ditemukan di negara-negara berkembang dan mungkin yang disesalkan adalah
BAB DUA
Persoalan-Persoalan Teoritis dan Konseptual
(By : Grant Harman)
KEBIJAKAN
Istilah ‘kebijakan’ merupakan suatu istilah yang sulit dipahami dan menuntut
penjelasan. Penelitian singkat menunjukkan bahwa kata ‘kebijakan’ digunakan dengan cara-cara
yang berbeda untuk mengacu pada seperangkat fenomena yang berbeda. Kebijakan kadang-
kadang digunakan dalam arti sempit yang mengacu pada pernyataan formal dari tindakan yang
harus diikuti, sedangkan yang lain menggunakan kata ‘kebijakan’ sebagai sinonim dari kata
seperti ‘rencana’ atau ‘program’. Banyak penulis juga tidak membedakan dengan jelas antara
Di sini kita akan menggunakan kebijakan untuk mengacu pada spesifikasi yang
eksplisit atau implisit dari aliran tindakan yang dimaksudkan yang diikuti atau harus diikuti
dalam mengatasi masalah yang ada, dan diarahkan pada pencapaian beberapa perangkat tujuan
yang dikehendaki. Kebijakan juga bisa dianggap sebagai posisi yang dikembangkan dalam
Book Report : Kebijakan Publik 8
merespon suatu masalah atau persoalan konflik, dan diarahkan kepada tujuan khusus. Kebijakan
Kebijakan difokuskan pada tujuan atau tindakan yang diorientasikan ketimbang pada
perilaku acak. Kebijakan mengacu pada aliran atau pola-pola tindakan, ketimbang keputusan-
melibatkan sejumlah keputusan yang berhubungan, ketimbang satu keputusan. Kebijakan bisa
saja bervariasi dalam orientasi, maksud, dan apakah mereka dinyatakan secara eksplisit.
Kebijakan bisa positif atau negatif dalam arti bahwa mereka bisa mengambil tindakan tertentu
dalam merespon suatu masalah, serta berkembang dari kegagalan untuk bertindak, atau dari
sejumlah kebijakan substantif yang berhubungan dengan pendidikan tersier yang meliputi
misalnya ketentuan biaya hidup yang diuji-alat pada para siswa tersier. Kebijakan seperti itu akan
meliputi detail tentang kriteria memenuhi syarat dan operasi tes alat. Kebijakan juga bisa berupa
kebijakan tertulis dan tidak tertulis. Analisis kami terutama akan berkenaan dengan kebijakan
tertulis substantif, positif, dan dengan kebijakan publik, yang berbeda dengan kebijakan di
organisasi-organisasi swasta, biasanya berdasarkan hukum dan tentu saja otoritatif; kebijakan ini
otoritatif dan merupakan kualitas yang secara potensial koersif untuk masyarakat pada umumnya
Kebijakan publik dalam bidang apa pun yang meliputi pendidikan bisa dalam bentuk
ungkapan yang macam-macam dan bisa diarahkan pada tujuan-tujuan yang berbeda. Beberapa
kebijakan diungkapkan dalam pernyataan kementrian atau kertas putih, kebijakan lain disahkan
Book Report : Kebijakan Publik 9
melalui undang-undang atau peraturan, sedangkan kebijakan lain berbentuk direktif yang
dikeluarkan oleh mentri atau pejabat yang berwenang. Berkenaan dengan tujuan, beberapa
kebijakan ditujukan untuk mengatur atau mengontrol aktivitas (misalnya peraturan wajib
sekolah, sedangkan kebijakan-kebijakan lain ditujukan untuk ketentuan dari suatu jasa baru atau
manfaat (atau ketentuan beasiswa, atau program untuk membantu kelompok-kelompok yang
tidak mampu), penyelenggaraan atau kontrol suatu organisasi atau transfer sumber dan kekayaan
dari suatu kelompok ke kelompok lain. Beberapa kebijakan ditujukan untuk memperkenalkan
perubahan, sedangkan kebijakan-kebijakan lain ditujukan untuk mempertahankan status quo atau
Dalam hal isi, kebijakan publik untuk pendidikan bisa dikelompokkan menjadi empat
kategori. Pertama, ada kebijakan yang berkenaan dengan fungsi-fungsi esensil dari sekolah dan
kurikulum, tetapi ini meliputi kebijakan yang berhubungan dengan penetapan tujuan dan sasaran,
rekrutmen dan pendaptaran siswa, penilaian siswa, penghargaan dalam bentuk ijasah, diploma,
dan disiplin siswa. Kedua, ada kebijakan yang berkenaan dengan penetapan, struktur, dan
pengaturan lembaga individual dan sistem pendidikan yang menyeluruh atau sebagian. Ketiga
berhubungan dengan rekrutmen; pekerjaan, promosi, supervisi dan remunerasi seluruh staf,
tetapi terutama kategori-kategori berbeda dari para professional. Kategori keempat ialah
kebijakan yang berhubungan dengan ketentuan alokasi sumber keuangan dan ketentuan dan
Proses Kebijakan
Book Report : Kebijakan Publik 10
ditangani secara karakteristik, dan pada sifat dari masalah-masalah kebijakan tertentu dan asal
mereka, dan respon yang dikembangkan. Dalam melakukan ini, kita akan menekankan gagasan
‘proses kebijakan’ ketimbang konsep yang lebih tradisional dari ‘pembuatan kebijakan’, karena
kita yakin bahwa kebijakan publik secara esensil adalah tentang transformasi konflik kelompok
mengenai sumberdaya publik dan nilai-nilai pada aliran tindakan yang sah menyangkut alokasi
mereka. Jadi, sementara konsep ‘pembuatan kebijakan’ berkonsentrasi pada unsur keputusan dari
kebijakan pada titik perumusan, konsep ‘proses kebijakan’ berdasarkan pada gagasan bahwa
penanganan kebijakan oleh departemen atau agen manapun umumnya melibatkan serangkaian
tahap yang berurutan, yang mencakup suatu rentang yang dari rentang inilah suatu program
tertentu telah menjalankan alirannya dan mengakhirinya, atau mengambil bentuk baru. Masing-
Konteks Kebijakan
konteks perangkat nilai tertentu, tekanan dan hambatan, dan dalam susunan struktural tertentu.
Kebijakan juga merupakan respon terhadap kebutuhan dan aspirasi dan masalah tertentu.
Aktor Kebijakan
Aktor yang terlibat dalam kebijakan pendidikan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu
yang resmi dan tidak resmi. Aktor resmi adalah para individu atau kesatuan organisasional
Book Report : Kebijakan Publik 11
yang mempunyai tanggung jawab yang legal, sedangkan aktor tidak resmi terdiri atas
Aktor resmi terbagi menjadi lima kategori. Yang pertama terdiri atas para aktor di
tingkat senior pemerintah: kepala negara, parlemen, perdana mentri, kabinet dan partai politik
atau partai-partai dalam pemerintah. Pada puncak otoritas eksekutif, kepala negara jarang
melakukan otoritas yang mandiri dan biasanya akan bertindak atas nasihat para mentri. Aktor-
aktor dalam kelompok ini jauh lebih penting, dan mempunyai kapasitas untuk mengambil bagian
yang lebih besar ketimbang yang sering mereka lakukan dalam menentukan kebijakan
pendidikan. Semua kebijakan baru yang memerlukan dasar legislatif, misalnya, tunduk pada
undang terpisah mereka dan karena berbagai perundang-undangan dana harus dikeluarkan tiap
tahun untuk memberikan pemerintah baru dana untuk lembaga-lembaga dan program-program
tertentu, parlemen akan sering mempunyai peran yang lebih penting dalam kebijakan pendidikan
di tingkat nasional yang dibandingkan dengan peran eksekutif yang lebih besar di tingkat
regional atau negara bagian, atau lokal. Tetapi di semua tingkat di banyak negara ada
kecenderungan pada tahun-tahun belakangan ini bagi kabinet dan para pemimpin partai untuk
mengambil peran yang lebih besar. Seluruh inisiatif kebijakan yang sangat penting akan
Perangkat aktor resmi yang kedua terdiri atas mentri pendidikan dan agen-agen
pendidikan dan para pejabat senior mereka. Para mentri memiliki otoritas formal untuk
Book Report : Kebijakan Publik 12
pelaksanaan portofolio pendidikan dalam yurisdiksi, meskipun dalam praktek banyak otoritas
Perangkat aktor resmi ketiga terdiri atas para agen pendidikan lain, yang mungkin
bertanggung jawab atas tugas-tugas seperti melakukan ujian eksternal publik bagi para siswa
sekolah menengah tahun akhir, pengembangan kurikulum, dan memperbaiki gaji para guru.
Kelompok keempat adalah para agen pemerintah di luar portofolio pendidikan yang
Aktor-aktor informal yang utama, seperti yang telah disebutkan, adalah para
yang berkepentingan, yang merupakan para pemain utama ialah serikat guru, asosiasi yang
mewakili guru dan siswa pendidikan tersier, komite yang mewakili pemimpin universitas atau
sekolah tinggi, tetapi yang juga penting adalah asosiasi-asosiasi yang mewakili para orangtua,
Kapan saja dalam sistem pendidikan mana saja ada banyak persoalan potensi yang
kebijakan pendidikan. Tetapi dalam periode yang terbatas, hanya sejumlah kecil akan menjadi
persoalan publik, dan bahkan lebih sedikit lagi akan dibahas secara serius oleh para aktor resmi.
Ini menimbulkan pertanyaan penting tentang mekanisme apa yang beroperasi untuk menentukan
perhatian.
agenda kebijakan seperti konflik antara dua atau lebih kelompok yang lebih bisa diidentifikasi
atas masalah-masalah substansial atau prosedural yang berhubungan dengan distribusi posisi atau
sumber. Mereka menyarankan empat alat utama yang menyebabkan terciptanya persoalan-
persoalan:
a) Manufaktur oleh satu pihak atau lebih yang merasakan penyimpangan yang tidak
b) Penciptaan persoalan oleh seseorang atau kelompok untuk keuntungan mereka sendiri.
d) Generasi oleh orang-orang atau kelompok-kelompok yang tidak mempunyai posisi atau
ditetapkan oleh para inisiator; ini meliputi bencana alam (kebakaran, banjir), peristiwa manusia
bergantung pada interplay yang dinamis antara inisiator dan alat yang memicunya.
Ada masalah-masalah lain juga berkenaan dengan kerangka kerja; tiga diantaranya perlu dibahas.
Pertama, beberapa inisiator nampaknya tidak sesuai dengan kategori manapun diantara keempat
tunggal, karena beberapa persoalan muncul dari iklim baru opini dengan rentang actor yang
berbeda. Ketiga, masalah-masalah politik yang dibahas oleh para actor resmi tidak selalu muncul
Sukses dalam implementasi pada dasarnya bergantung pada empat faktor. Pertama,
Faktor keempat, ada faktor lingkungan, terutama tingkat dukungan atau oposisi yang dihadapi di
masyarakat, dan kemampuan mereka untuk mampu membangun koalisi yang efektif dari
program tertentu secara formal dievaluasi dengan menggunakan personil luar. Tetapi seringkali
terutama pada tingkat Negara, proses evaluasi lebih dalam bentuk ‘umpan balik’ incidental
kepada para pejabat atau mentri. Kadang-kadang kebijakan plendidikan secara terbuka dan
disengaja diakhiri, tetapi lebih lazim lagi kebijakan-kebijakan kembali disesuaikan, dimodifikasi,
BAGIAN II :
Sebagai pelengkap materi yang disajikan diatas yang merupakan tugas laporan buku
(book report). Pada bagian ini penulis akan mengkaji domain kebijakan publik secara umum
yang merujuk kepada berbagai sumber literatur yang relevan. Dan pada bagian akhir akan
disajikan model kebijakan publik.
Pengertian :
Untuk memahami Kebijakan Publik, berikut definisi kebijakan publik menurut beberapa ahli :
Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa, kebijakan publik adalah keputusan-
keputusan yang mengikat bagi orang banyak pada tataran strategis atau bersifat garis besar yang
dibuat oleh pemegang otoritas publik. Sebagai keputusan yang mengikat publik maka kebijakan
Book Report : Kebijakan Publik 17
publik haruslah dibuat oleh otoritas politik, yakni mereka yang menerima mandat dari publik
atau orang banyak, umumnya melalui suatu proses pemilihan untuk bertindak atas nama rakyat
banyak. Selanjutnya, kebijakan publik akan dilaksanakan oleh administrasi negara yang di
jalankan oleh birokrasi pemerintah. Fokus utama kebijakan publik dalam negara modern
adalah pelayanan publik, yang merupakan segala sesuatu yang bisa dilakukan oleh negara
untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas kehidupan orang banyak.
Menyeimbangkan peran negara yang mempunyai kewajiban menyediakan pelayan publik
dengan hak untuk menarik pajak dan retribusi; dan pada sisi lain menyeimbangkan berbagai
kelompok dalam masyarakat dengan berbagai kepentingan serta mencapai amanat konstitusi.
Terminologi
1. Bagaimana keterlibatan publik dalam setiap tahapan kebijakan bisa menjadi ukuran tentang
tingkat kepatuhan negara kepada amanat rakyat yang berdaulat atasnya.
2. Dapatkah publik mengetahui apa yang menjadi agenda kebijakan, yakni serangkaian
persoalan yang ingin diselesaikan dan prioritasnya.
3. Dapatkah publik memberi masukan yang berpengaruh terhadap isi kebijakan publik yang
akan dilahirkan. Begitu juga pada tahap pelaksanaan,
5. Apakah tersedia mekanisme kontrol publik, yakni proses yang memungkinkan keberatan
publik atas suatu kebijakan dibicarakan dan berpengaruh secara signifikan.
Kebijakan publik menunjuk pada keinginan penguasa atau pemerintah yang idealnya
dalam masyarakat demokratis merupakan cerminan pendapat umum (opini publik). Untuk
mewujudkan keinginan tersebut dan menjadikan kebijakan tersebut efektif, maka diperlukan
sejumlah hal :
Book Report : Kebijakan Publik 18
kedua, kebijakan ini juga harus jelas struktur pelaksana dan pembiayaannya;
ketiga, diperlukan adanya kontrol publik, yakni mekanisme yang memungkinkan publik
mengetahui apakah kebijakan ini dalam pelaksanaannya mengalami penyimpangan atau tidak.
Fokus politik pada kebijakan publik mendekatkan kajian politik pada administrasi negara,
karena satuan analisisnya adalah proses pengambilan keputusan sampai dengan evaluasi dan
pengawasan termasuk pelaksanaannya. Dengan mengambil fokus ini tidak menutup
kemungkinan untuk menjadikan kekuatan politik atau budaya politik sebagai variabel bebas
dalam upaya menjelaskan kebijakan publik tertentu sebagai variabel terikat.