You are on page 1of 26

POS PELAYANAN KELUARGA BERENCANA KESEHATAN TERPADU (POSYANDU)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat

Dosen Pembimbing: DR. Endang Sri Redjeki, Dra, M.S Disusun oleh: Betrix Rifana K. I Nirmala Tri Kartika Rahma Ismayanti (130612607896) (130612607886) (130612607891)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2013

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Daftar Isi ......................................................................................................... i BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 1 1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3 2.1 Definisi Posyandu ....................................................................... 3 2.2 Tujuan Posyandu ........................................................................ 3 2.3 Kegiatan Pokok Posyandu ........................................................... 3 2.4 Pelaksanaan Layanan Posyandu .................................................. 4 2.5 Keberhasilan Posyandu ............................................................... 4 2.6 Kegiatan Posyandu ...................................................................... 4 2.7 Manfaat Posyandu ...................................................................... 6 2.8 Penyelenggaraan Posyandu ........................................................ 8 2.9 Pembentukan Posyandu ............................................................. 9 2.10 Kader Posyandu dan Perannya dalam Posyandu ......................... 9 2.11 Pesan Kader Posyandu ................................................................ 12 BAB III PENUTUP ............................................................................................. 23 3.1 Kesimpulan ................................................................................. 23 3.2 Saran .......................................................................................... 23 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan sematamata tanggungjawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi posyandu? 2. Apa tujuan posyandu? 3. Bagaimana kegiatan pokok posyandu? 4. Bagaimana pelaksanaan layanan posyandu? 5. Bagaimana keberhasilan posyandu? 6. Bagaimana kegiatan posyandu? 7. Bagaimana manfaat posyandu? 8. Bagaimana penyelenggaraan posyandu? 9. Bagaimana pembentukan posyandu? 10. Bagaimana kader posyandu dan perannya dalam posyandu? 11. Bagaimana pesan kader posyandu? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui definisi posyandu 2. Mengetahui tujuan posyandu 3. Mengetahui kegiatan pokok posyandu 4. Mengetahui pelaksanaan layanan posyandu 5. Mengetahui keberhasilan posyandu 6. Mengetahui kegiatan posyandu 7. Mengetahui manfaat posyandu 8. Mengetahui penyelenggaraan posyandu

9. Mengetahui pembentukan posyandu 10. Mengetahui kader posyandu dan perannya dalam posyandu 11. Mengetahui pesan kader posyandu

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Posyandu Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006) Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267) Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita. (Pusat Promosi Kesehatan.2012) 2.2 Tujuan Posyandu Tujuan posyandu antara lain: a. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil), melahirkan dan nifas. b. Membudayakan NKBS c. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. d. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera. (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007) 2.3 Kegiatan Pokok Posyandu KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) KB (Keluarga Berencana) Imunisasi Gizi Penanggulangan diare (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

2.4 Pelaksanaan Layanan Posyandu Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu: Meja I : Pendaftaran Meja II : Penimbangan Meja III : Pengisian KMS Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS Meja V : Pelayanan kesehatan berupa: Imunisasi Pemberian vitamin A dosis tinggi. Pembagian pil KB atau kondom. Pengobatan ringan. Konsultasi KB. Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V merupakan meja pelayanan medis. (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007) 2.5 Keberhasilan Posyandu Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN. S : Semua balita di wilayah kerja posyandu. K : Semua balita yang memiliki KMS. D : Balita yang ditimbang. N : Balita yang Berat Badannya naik Keberhasilan Posyandu berdasarkan: D : Baik/ kurangnya peran serta masyarakat. N : Berhasil tidaknya program posyandu. (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007) 2.6 Kegiatan Posyandu 1. Jenis pelayanan minimal kepada anak Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan khusus terhadap anak yang selama ini 3 kali tidak melakukan penimbangan, pertumbuhannya tidak cukup baik sesuai umurnya dan anak yang pertumbuhannya berada di bawah garis merah KMS.

Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A. Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200 gram/ bulan) dan anak yang berat badannya berada di bawah garis merah KMS. Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tanda-tanda lumpuh layu. Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan bila perlu. 2. Pelayanan tambahan yang diberikan Pelayanan ibu hamil dan menyusui. Program Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) yang diintegenerasikan dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) dan kelompok bermain lainnya. Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin, tabunus dan sebagainya. Program penyuluhan dan penyakit endemis setempat. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD). Program diversifikasi pertanian tanaman pangan. Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan perbaikan lingkungan pemukiman. pemanfaatan pekarangan. Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lainlain. Dan kegiatan lainnya seperti: TPA, pengajian, taman bermain. (Bagian Kependudukan dan Biostatik FKM USU. 2007) Kegiatan pengembangan/pilihan, masyarakat dapat menambah kegiatan baru disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan, dinamakan Posyandu Terintegrasi. Kegiatan baru tersebut misalnya: - Bina Keluarga Balita (BKB); - Tanaman Obat Keluarga (TOGA); - Bina Keluarga Lansia (BKL); - Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); - Berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya. (Pusat Promosi Kesehatan.2012)

2.7 Manfaat Posyandu Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. 1. Kesehatan ibu dan anak Ibu: Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan kehamilan dan nifas, pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah, Imunisasi TT untuk ibu hamil. Pemberian Vitamin A: Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bulan Februari dan Agustus (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007). Akibat dari kurangnya vitamin A adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. (Dinas Kesehatan RI. 2006: 95) Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 95). Penimbangan secara rutin di posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita. Dari penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari data tersebut dapat diketahui status pertumbuhan balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 54), apabila penyelenggaraan posyandu baik maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik pula. KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita dengan melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat diketahui status pertumbuhan anaknya. Kriteria Berat Badan balita di KMS: Berat badan naik : Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat badan bertamabah ke pita warna diatasnya. Berat badan tidak naik : Berat badanya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat badan bertambah atau naik tapi pindah ke pita warna di bawahnya. Berat badan dibawah garis merah Merupakan awal tanda balita gizi buruk. Pemberian makanan tambahan atau PMT, PMT diberikan kepada semua balita yang menimbang ke posyandu. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 104)

2. Keluarga Berencana Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi kondom, pil KB, dan suntik KB. 3. Imunisasi Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi. Macam imunisasi yang diberikan di posyandu adalah: BCG untuk mencegah penyakit TBC. DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus. Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan. Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning). 4. Peningkatan Gizi Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita, sangat tepat untuk meningkatkan gizi balita (Notoadmodjo, Soekidjo. 2003: 205). Peningkatan gizi balita di posyandu yang dilakukan oleh kader berupa pemberian penyuluhan tentang ASI, status gizi balita, MP-ASI, Imunisasi, Vitamin A, stimulasi tumbuh kembang anak, diare pada balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 24). 5. Penanggulangan diare Penyediaan oralit di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 127). Melakukan rujukan pada penderita diare yang menunjukan tanda bahaya di Puskesmas. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 129). Memberikan penyuluhan penggulangan diare oleh kader posyandu. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 132) Selain itu, dalam Buku Saku Posyandu (Pusat Promosi Kesehatan.2012) menyebutkan bahwa manfaat posyandu adalah sebagai berikut: 1. Bagi Masyarakat a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita. b. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk. c. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A. d. Bayi memperoleh imunisasi lengkap. e. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT). f. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).

g. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak. h. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas. i. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi, dan anak balita. 2. Bagi Kader a. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap. b. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita dan kesehatan ibu. c. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan. d. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu. (Pusat Promosi Kesehatan.2012) 2.8 Penyelenggaraan Posyandu a. Penyelenggara Posyandu Dalam penyelenggaraannya, pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara. Berikut ini beberapa kriteria pengelola Posyandu: 1. Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat. 2. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi, dan mampu memotivasi masyarakat. 3. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat. (Pusat Promosi Kesehatan.2012) b. Waktu dan Lokasi Posyandu Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu (1) kali dalam sebulan. Jika diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu (1) kali dalam sebulan. Hari dan waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan masyarakat. Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan/RT/RW atau dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun oleh swadaya masyarakat. Tempat penyelenggaraan

kegiatan Posyandu sebaiknya berada di lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. (Pusat Promosi Kesehatan.2012) 2.9 Pembentukan Posyandu Langkah-langkah pembentukan Posyandu. 1. Mempersiapkan para petugas/aparat sehingga bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta membina Posyandu. 2. Mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh masyarakat sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu. 3. Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) agar masyarakat mempunyai rasa memiliki, melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi dan potensi yang dimiliki. 4. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat. 5. Membentuk dan memantau kegiatan Posyandu dengan kegiatan pemilihan pengurus dan kader, orientasi pengurus dan pelatihan kader Posyandu, pembentukan dan peresmian Posyandu, serta penyelengaraan dan pemantauan kegiatan Posyandu. (Pusat Promosi Kesehatan.2012) 2.10 Kader Posyandu dan Perannya dalam Posyandu Kader posyandu adalah seorang yang karena kecakapannya atau kemampuannya diangkat, dipilih dan atau ditunjuk untuk memimpin pengembangan posyandu disuatu tempat atau desa (Depkes, 2008) Setiap warga keluarahan setempat laki-laki maupun perempuan yang bisa membaca dan menulis huruf latin, mempunyai waktu luang, memiliki kemampuan dan mau bekerja sukarela dengan tulus ikhlas bisa menajdi kader. (Rahaju, 2005). Kader posyandu bertanggung jawab terhadap masyarakat setempat serta pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan mereka dapat melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerjasama dari sebuah tim kesehatan. (Heru, 1995) Dalam Buku Saku Posyandu, menyebutkan bahwa Peran Kader Posyandu adalah sebagai berikut: a. Sebelum Hari Buka Posyandu 1. Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu. 2. Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat atau surat edaran.
9

3. Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan tambahan, serta pelayanan yang dapat dilakukan oleh kader. 4. Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya terkait dengan jenis layanan yang akan diselenggarakan. Jenis kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Posyandu sebelumnya atau rencana kegiatan yang telah ditetapkan berikutnya. 5. Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan. Bahan-bahan penyuluhan sesuai permasalahan yang di dihadapi para orangtua serta disesuaikan dengan metode penyuluhan, misalnya: menyiapkan bahan-bahan makanan apabila ingin melakukan demo masak, lembar balik untuk kegiatan konseling, kaset atau CD, KMS, buku KIA, sarana stimulasi balita. 6. Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu (Pusat Promosi kesehatan.2012) b. Saat Hari Buka Posyandu 1. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan sasaran lainnya. 2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak pada Posyandu, dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar kepala anak, pemantauan aktifitas anak, pemantauan status imunisasi anak, pemantauan terhadap tindakan orangtua tentang pola asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan tentang permasalahan anak balita, dan lain sebagainya. 3. Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil pengukuran dan pemantauan kondisi anak balita. 4. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan ini, kader bisa memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok dan demonstrasi dengan orangtua/keluarga anak balita. 5. Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik pada anaknya, dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh. 6. Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke Posyandu dan minta mereka untuk kembali pada hari Posyandu berikutnya. 7. Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader apabila ada permasalahan terkait dengan anak balitanya.

10

8. Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari buka Posyandu. (Pusat Promosi kesehatan.2012) c. Sesudah Hari Buka Posyandu 1. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka Posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami gizi buruk rawat jalan, dan lain-lain. 2. Memotivasi masyarakat, misalnya untuk memanfaatkan pekarangan dalam rangka meningkatkan gizi keluarga, menanam tanaman obat keluarga, membuat tempat bermain anak yang aman dan nyaman. Selain itu, memberikan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 3. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah untuk menyampaikan hasil kegiatan Posyandu serta mengusulkan dukungan agar Posyandu terus berjalan dengan baik. 4. Menyelenggarakan pertemuan, diskusi dengan masyarakat, untuk membahas kegiatan Posyandu. Usulan dari masyarakat digunakan sebagai bahan menyusun rencana tindak lanjut kegiatan berikutnya. 5. Mempelajari Sistem Informasi Posyandu (SIP). SIP adalah sistem pencatatan data atau informasi tentang pelayanan yang diselenggarakan di Posyandu. Manfaat SIP adalah sebagai panduan bagi kader untuk memahami permasalahan yang ada, sehingga dapat mengembangkan jenis kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran. 6. Format SIP meliputi: - Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian ibu hamil, melahirkan, nifas. - Catatan bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Posyandu; jenis kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran. - Catatan pemberian vitamin A, pemberian oralit, pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil, tanggal dan status pemberian imunisasi. - Catatan wanita usia subur, pasanganusia subur, jumlah rumah tangga, jumlah ibu hamil, umur kehamilan, imunisasi ibu hamil, risiko kehamilan, rencana penolong persalinan, tabulin, ambulan desa, calon donor darah yang ada di wilayah kerja Posyandu. (Pusat Promosi kesehatan.2012)
11

Peranan kader dalam kegiatan posyandu sangat besar. Menurut Depkes RI (2000) ada dua peran kader yaitu: 1. Peran kader saat posyandu (sesuai dengan sistem lima meja) adalah: a. Melaksanakan pendaftaran (pada meja I) b. Melaksanakan penimbangan bayi balita (pada meja II) c. Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan (pada meja III) d. Memberikan penyuluhan (pada meja IV) e. Memberi dan membantu pelayanan yang dilakukan oleh petugas puskesmas (pada meja V) 2. Peran kader di luar posyandu adalah: a. Menunjang pelayanan KB, KIA, imunisasi, gizi dan penanggulangan diare. b. Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan posyandu. c. Menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang ada, seperti pemberantasan penyakit menular, penyehatan rumah, pembersihan sarang nyamuk, pembuangan sampah, penyediaan sarana air bersih,menyediakan sarana jamban keluarga, pemberian pertolongan pertama pada penyakit, P3K dan dana sehat. 2.11 Pesan Kader Posyandu 2.11.1 Pesan Kader tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) - Mendorong keluarga untuk melakukan persalinan di fasilitas kesehatan dengan pertolongan tenaga kesehatan agar ibu dan bayi selamat dan sehat. - Mengajak keluarga untuk mendorong ibu dalam memberikan ASI Eksklusif dari usia 0-6 bulan agar bayi tumbuh sehat. - Mendampingi keluarga untuk menimbang bayi dan balita di Posyandu setiap bulan agar terpantau pertumbuhan dan perkembangannya. - Mengajak keluarga untuk bergotong royong dalam penyediaan air bersih di lingkungan agar terhindar dari penyakit. - Mendorong keluarga untuk membiasakan diri buang air besar di jamban. - Menggerakkan masyarakat untuk terbiasa mencuci tangan menggunakan sabun dengan air bersih mengalir. - Mengajak keluarga untuk menjadikan rumah bebas jentik nyamuk dengan 3M plus seminggu sekali agar terhindar dari Demam Berdarah.
12

Menggerakkan masyarakat agar giat makan sayur dan buah secara rutin. - Menggerakkan masyarakat agar melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari. - Mendorong masyarakat menjadikan rumah tempat bebas asap rokok. (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.2 Pesan Kader untuk Ibu Hamil 2.11.2.1 Pengaturan Kelahiran - Seorang ibu sebaiknya hamil pada usia 20-30 tahun. Karena pada usia tersebut tubuh wanita telah siap secara fisik maupun mental untuk hamil dan melahirkan. - Untuk menjaga kesehatan ibu dan anak sebaiknya jarak antara anak pertama dan kedua paling sedikit dua tahun. Kesehatan ibu akan terancam jika melahirkan dengan jarak waktu terlalu dekat, demikian pula bayi yang akan lahir sebelum waktunya dengan berat badan lahir rendah. - Hamil lebih dari empat kali, dapat membahayakan kesehatan ibu dan anak. Ibu yang telah 4 (empat) kali menjalani kehamilan dan persalinan akan mudah menderita kurang darah, pendarahan pada masa nifas dan kemungkinan bayi meninggal. (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.2.2 Pemeriksaan Kehamilan - Memeriksakan kehamilan secara rutin. Ibu hamil perlu memeriksakan diri ke petugas kesehatan minimal 4 kali selama kehamilan; mengukur tinggi badan pada saat pertama kali datang; mengukur LILA, menimbang berat badan, mengukur tekanan darah dan besarnya kandungan setiap kali periksa. - Minum pil tambah darah selama 90 hari. - Meminta imunisasi Tetanus Toxoid (TT) kepada petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada bayi. - Mengikuti kelas ibu hamil. - Mempersiapkan kelahiran (persalinan). Ibu perlu bertanya kepada bidan atau dokter tanggal perkiraan
13

persalinan didampingi suami, dan mempersiapkan biaya persalinan. - Merawat diri dan kehamilan dengan baik. Yaitu, dengan cara mandi dan gosok gigi teratur, mengurangi kerja berat, istirahat berbaring dengan posisi miring sekurangnya 1 jam di siang hari, melakukan perawatan payudara dengan cara membersihkan puting secara rutin. (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.2.3 Makanan yang Sehat bagi Ibu Hamil - Makanlah aneka ragam makanan tanpa pantangan dalam jumlah yang lebih banyak dari sebelum hamil, jangan lupa makan sayur dan buah. - Gunakan garam beryodium setiap kali memasak. - Biasakan makan pagi. - Minumlah air matang, sebaiknya 8 gelas / hari. - Hindari minuman beralkohol. - Apabila ibu hamil mengalami mual, muntah, dan tidak nafsu makan, pilih makanan yang tidak berlemak dan menyegarkan seperti roti, ubi, singkong, biskuit, dan buah. Makan dengan porsi kecil dan sering. - Tidak dibolehkan minum jamu, minuman keras, atau merokok karena akan membahayakan kandungan. (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.2.4 Menjaga Kebersihan Diri - Ibu hamil harus mandi sebanyak 2 kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok gigi paling sedikit 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan sebelum tidur. Mandi yang teratur dan bersih menghindarkan ibu dari penyakit kulit seperti gatal gatal dan dengan menggosok gigi secara teratur untuk mencegah sakit gigi dan gusi. - Setiap kali mandi sebaiknya ibu hamil mengganti baju dan pakaian dalam dari bahan yang dapat menyerap keringat. (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.2.5 Mengenali Tanda-tanda pada Ibu Hamil - Pendarahan pada hamil muda atau hamil tua.
14

Bengkak kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang. - Demam atau panas tinggi. - Air ketuban keluar sebelum waktunya. - Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak. - Muntah terus dan tidak mau makan (Pusat Promosi kesehatan.2012)

2.11.3

Pesan Kader untuk Ibu Bersalin 2.11.3.1 Pertolongan Persalinan Persalinan pada ibu hamil harus ditolong oleh bidan/dokter. Karena di tangan ahlinya persalinan akan bersih, aman dan akan menghindari ibu serta bayinya dari penyakit dan kematian (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.3.2 Mengenali Tanda-tanda Persalinan - Mulas-mulas secara teratur yang semakin lama makin sering. - Perut terasa keras bila diraba. - Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir. - Keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput ketuban. - Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda tersebut pada ibu hamil, maka segeralah membawa ibu hamil ke Puskesmas terdekat atau meminta pertolongan dokter/bidan (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.3.3 Mengenali Tanda-tanda Bahaya pada Ibu bersalin - Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas. - Pendarahan lewat jalan lahir. - Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir. - Ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang. - Air ketuban keruh dan berbau. - Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar. - Ibu gelisah akan mengalami kesakitan yang hebat. - Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda tersebut, maka segeralah membawa ibu yang akan

15

melahirkan tersebut ke Puskesmas terdekat atau meminta pertolongan dokter/bidan. (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.4 Pesan Kader untuk Ibu Nifas 2.11.4.1 Hal yang Harus dilakukan oleh Ibu Nifas tentang ASI - Berikan ASI segera pada bayi yang baru lahir, karena ASI yang pertama kali (kolostrum) mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi terhadap penyakit. Istirahat cukup supaya ibu sehat dan ASI keluar banyak. - Ibu dapat menyusui sesering mungkin semau bayi paling sedikit 8 kali sehari. - Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui. - Ibu dapat menyusui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara disisi yang lain. - Ibu harus membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun saat akan memegang bayi, sesudah buang air besar atau kecil, dan sesudah menceboki anak (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.4.2 Menjaga Kesehatan pada Ibu Nifas - Minum 2 kapsul Vitamin A warna merah (200.000 SI): 1 kapsul segera setelah melahirkan, dan minum lagi 1 kapsul setelah 24 jam berikutnya selambatnya 27 hari setelah melahirkan (masa nifas). - Minum 1 tablet tambah darah setiap hari selama 40 hari. - Periksa ke bidan/dokter/fasilitas kesehatan minimal 3 kali pada minggu pertama, minggu kedua, dan minggu keenam. - Makan dengan pola gizi seimbang, lebih banyak daripada saat hamil. - Istirahat/tidur cukup dan banyak minum air putih. - Menjaga kebersihan alat kelamin dan mengganti pembalut sesering mungkin. (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.4.3 Mengenali Tanda-tanda Bahaya Pada Ibu Nifas - Pendarahan lewat jalan lahir.

16

Keluar cairan berbau dari jalan lahir. Demam lebih dari 2 hari. Bengkak di muka, tangan dan kaki, kadang disertai dengan sakit kepala dan kejang-kejang. - Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit. - Dapat mengalami gangguan jiwa. - Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda tersebut, maka segeralah membawa ibu nifas tersebut ke Puskesmas terdekat atau meminta pertolongan dokter/bidan. (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.4.4 Pentingnya Ibu Nifas Ikut Program KB - Ibu nifas mempunyai waktu yang cukup untuk menyusui, merawat bayi serta menjaga kesehatan ibu dan keluarga. - Untuk mengatur agar jarak kehamilan 2 tahun atau lebih. (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.4.5 Jenis-jenis Alat KB dan Cara Menggunakannya - Alat ber-KB untuk Suami: Kondom, dipasang pada alat kemaluan suami yang sudah tegang setiap kali melakukan hubungan seksual. Vasektomi, dokter akan melakukan operasi kecil untuk mengikat/memotong saluran sperma/air mani. - Alat ber-KB untuk Istri: Pil, diminum secara teratur setiap hari secara terus menerus, untuk ibu yang sedang menyusui minum pil KB khusus. Suntik, disuntikkan pada pantat sebelah kanan/kiri setiap 1 atau 3 bulan sekali tergantung dari jenis suntikan. Implant, dipasang di lengan atas ibu. IUD, dipasang di rahim 2 hari atau 6-8 minggu setelah persalinan. Tubektomi, dokter akan melakukan operasi kecil untuk menjepit/ memotong saluran telur. (Pusat Promosi kesehatan.2012)

17

2.11.5

Pesan Kader untuk Ibu Kader 2.11.5.1 Pemberian ASI - ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI mudah dicerna oleh bayi dan mengandung zat gizi sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan kekebalan dan mencegah berbagai penyakit, serta untuk kecerdasan. - Beri ASI saja sampai anak berumur 6 bulan. - Setelah 6 bulan, teruskan menyusui sampai anak berumur 2 tahun dan berikan makanan pendamping ASI. - Makanan pendamping ASI berupa makanan lumat diberikan secara bertahap, mula-mula 2 kali berangsur sampai 3 kali sehari, dalam jumlah yang kecil sebagai makanan perkenalan. Kenalkan buah/sari buah 2 kali sehari sedikit demi sedikit. (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.5.2 Pola Makan Anak Usia Pola Makan 0-6 bulan ASI saja 6-9 bulan ASI + makanan pendamping ASI (MP-ASI) Contohnya, bubur susu atau bubur tim yang dilumat 9-11 bulan ASI + MP-ASI yang lebih padat Contohnya, bubur nasi, nasi tim, dan nasi lembek 1-2 tahun Makanan keluarga/makanan yang dicincang atau dihaluskan 3-4 kali sehari 2-3 tahun Makanan keluarga + makanan selingan 2 kali sehari (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.5.3 Tumbuh Kembang Anak - Perhatikan tumbuh kembang anak secara teratur. - Bawa ke Posyandu untuk ditimbang, dapatkan kapsul vitamin A, imunisasi, stimulasi tumbuh kembang dan periksa kesehatan. - Timbanglah berat badan untuk memantau pertumbuhan anak sehingga dapat mencegah gizi kurang atau gizi buruk. - Bila ditimbang berat badan tidak naik 2 bulan berturut-turut atau turun rujuk ke Puskesmas.

18

Beri makanan bergizi sesuai kelompok umur anak, agar tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas. - Gunakan garam beryodium setiap kali masak. - Bila ada gangguan perkembangan anak, rujuk ke Puskesmas. - Bila anak sakit, bawa ke Puskesmas. - Rawat anak dengan kasih sayang dan doa. (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.5.4 Pemberian Kapsul Vitamin A - Vitamin A bersumber dari sayur-sayuran berwarna hijau (bayam, daun katuk, serta buah-buahan segar berwarna cerah seperti pepaya, tomat, wortel, mangga dan dari sumber hewani seperti telur, hati, ikan). - Vitamin A membuat mata sehat, tubuh kuat dan mencegah kebutaan. - Beri kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita, kapsul biru dengan dosis 100.000 SI untuk bayi dan kapsul merah dengan dosis 200.000 SI untuk anak balita. - Dapatkan kapsul vitamin A secara gratis setiap bulan Februari dan Agustus di Posyandu atau Puskesmas. (Pusat Promosi kesehatan.2012) Imunisasi Lengkap untuk Bayi Umur Jenis Imunisasi Dasar 0-7 hari HB 0 1 bulan BCG, Polio 1 2 bulan DPT/HB 1, Polio 2 3 bulan DPT/HB 2, Polio 3 4 bulan DPT/HB 3, Polio 4 9 bulan Campak (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.5.5 Hal yang Perlu dilakukan Bila Balita batuk - Teruskan pemberian ASI bila bayi masih menyusui. - Bila umur anak lebih dari 6 bulan, beri makan dan minuman hangat lebih banyak. - Pada anak umur 1 tahun keatas, beri kecap manis ditambah madu atau air jeruk.

19

Bersihkan hidung agar tidak terganggu pernafasannya. - Jauhkan anak dari asap rokok dan asap dapur. - Tidak membakar sampah didekat rumah. - Rujuk ke Puskesmas bila: Ada tanda-tanda nafas cepat; Ada tanda sukar bernafas; Batuk pilek dengan panas tinggi. (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.5.6 Hal yang Perlu dilakukan Bila Balita Diare - Teruskan pemberian ASI bila balita masih menyusui. - Beri air matang, cairan makanan (air sayur, air tajin atau oralit). - Teruskan pemberian makanan. - Cegah diare dengan cara minum air matang, cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah makan dan sesudah buang air besar. - Rujuk ke Puskesmas, bila ada tanda-tanda : Anak tidak membaik dalam 2 hari. Buang air besar encer berkali-kali. Muntah berulang ulang. Rasa haus yang nyata. Demam. Makan atau minum sedikit. Ada darah dalam tinja. (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.5.7 Hal yang Perlu dilakukan Bila Anak Demam - Demam merupakan gejala yang menyertai batuk pilek, malaria, campak, demam berdarah, sakit telinga atau infeksi lain. - Teruskan pemberian ASI, bila anak masih menyusui. - Beri anak cairan lebih banyak dari biasa seperti air matang, air teh, kuah sayur bening. - Jangan diberi pakaian tebal atau selimut tebal. - Kompres dengan air biasa atau air hangat. Jangan dikompres dengan air dingin karena bisa menggigil. - Pada demam tinggi beri obat turun panas sesuai anjuran petugas kesehatan.

20

Usahakan tidur pakai kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk. - Bawa ke Puskesmas jika demam tidak sembuh dalam 2 hari. (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.5.8 Hal yang Perlu dilakukan Bila Anak sakit Kulit - Sakit kulit biasanya berupa biang keringat, bisul, koreng dan sebagainya. - Bersihkan luka dengan air matang, keringkan dengan kain bersih. - Jika berupa koreng, tutup dengan kain bersih. Jangan dibubuhi ramu-ramuan. (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.5.9 Mencegah agar Anak Tidak Terkena Penyakit Kulit - Cegah agar anak tidak sakit kulit dengan cara : mandi teratur, ganti pakaian jika basah atau kotor dan cuci tangan dan kaki setiap habis bermain. - Bawa anak ke Puskesmas jika kulit kemerahan, gatal, luka basah, berbau atau bernanah. - Menjaga kebersihan anak. - Mandikan anak setiap hari pagi dan sore pakai sabun mandi. - Cuci rambut dengan shampo 2-3 kali dalam satu minggu. - Cuci tangan anak dengan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar. - Gunting kuku tangan dan kaki anak. - Bersihkan rumah setiap hari dari sampah dan genangan air. - Ajarkan anak untuk buang air besar di kakus/jamban. (Pusat Promosi kesehatan.2012) 2.11.5.10 Merawat Gigi Anak - Jika tumbuh gigi, bersihkan gusi bayi sesudah diberi ASI dengan kain yang dibasahi air matang hangat. - Jika sudah tumbuh gigi, gosok gigi pakai pasta gigi 2 kali, sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam. - Pada umur 2 tahun ajari anak gosok gigi sendiri. - Tidak membiasakan anak makan makanan yang manis dan lengket.
21

Periksakan kesehatan gigi anak setiap 6 bulan setelah anak berumur 2 tahun. (Pusat Promosi kesehatan.2012)

22

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Keberhasilan pengelolaan Posyandu memerlukan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, baik dukungan moril, materil, maupun finansial. Selain itu diperlukan adanya kerjasama, tekanan dan pengabdian para pengelolanya termasuk kader. Apabila kegiatan Posyandu terselenggara dengan baik akan memberikan kontribusi yang besar, dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak balita.

3.2 Saran 1. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca dalam memahami posyandu secara keseluruhan, dari pengertiannya hingga kegiatan yang berlangsung didalamnya, serta pihak yang terkait dalam pelaksanaanya. 2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai kajian ini.

23

DAFTAR PUSTAKA

Cessnasari. Ke Posyandu Terthindar Busung lapar. http://suaramerdeka.com diunduh pada 16 November 2013 Departemen kesehatan RI. 2000. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. Departemen kesehatan RI. 2006. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. Departemen kesehatan RI. 2008. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. Kementrian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Buku Saku Posyandu. Jakarta. Kementrian Kesehatan RI Kependudukan dan Biostatik FKM USU. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat dalam UPKM. http://www.library.usu.ac.id diunduh pada 16 November 2013 Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta Widiastuti. Pemanfaatan Penimbangan Balita di Posyandu . http://www.irc.kmpk.ugm.ac.id diunduh pada 16 November 2013 Z Fitriyah. 2011. Peran Serta Kader Posyandu. http://repository.usu.ac.id diunduh pada 17 November 2013

24

You might also like