Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Tindak pidana pemalsuan uang tidak hanya terjadi pada saat sekarang akan
tetapi sudah terjadi sejak masa lampau, sejak zaman Romawi kuno. Hal-hal yang
penelitian yang mendalam. Tetapi yang jelas mereka hanya ingin mendapatkan
aktual, sebab perkara tindak pemalsuan uang pada akhir-akhir ini sering terjadi.
Dari situlah maka penulis ingin membahas secara tuntas tentang tindak pidana
tersebut.
uang.
terbentuknya peraturan diharapkan kepada setiap warga negara taat sehingga ada
1
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terkenal dengan adat istiadat dan
kepribadiannya yang luhur. Pada zaman dahulu Bangsa Indonesia sangat disegani
banyak orang pandai, akan tetapi kepandaian tersebut tidak diikuti dengan etika
dan moral yang baik sehingga banyak orang yang memanfaatkan kepandaian
moralitas dan akhlak masyarakat sudah mulai berkurang. Sebagai contoh akhir-
akhir ini banyak terjadi aksi-aksi penipuan salah satunya yaitu maraknya
peredaran uang palsu. Peredaran uang palsu ini tidak hanya melanda pada warga
Tindak pidana pemalsuan uang merupakan delik formil yaitu delik yang
dianggap telah terlaksana apabila telah dilakukan suatu tindakan yang terlarang.
Dalam delik formil hubungan kausal mungkin diperlukan pula tetapi berbeda
dengan yang diperlukan dalam delik materiil, dengan demikian dikatakan bahwa
delik materiil tidak dirumuskan secara jelas, lain dengan formil yang dilarang
Dalam delik formil yaitu apabila perbuatan dan akibatnya terpisah menurut
waktu, jadi timbulnya akibat yang tertentu itu baru kemudian terjadi.
diatur dalam KUHP pada pasal 244 dan pasal 245. Perbedaan kedua pasal tersebut
2
adalah hanya perbedaan unsur saja, jika pada pasal 245 mengancam pelaku yang
dengan sengaja mengedarkan atau menyimpan uang palsu. Sedangkan pada pasal
244 dijelaskan terhadap ancaman pidana terhadap orang yang dengan sengaja
dengan nama terdakwa Muktar als. Tar bin Muhamad Latif yang telah tertangkap
oleh pihak kepolisian yang dengan sengaja mengedarkan uang palsu pecahan Rp.
100.000,- (Seratus ribu rupiah) pada tanggal 17 Agustus 2005 di Pasar Cikokol
Tangerang.
Oleh karena penelitian didalam buku ini difokuskan pada perkara di atas
maka pembahasan hal yang bersifat Yuridis terhadap perkara yang kemudian akan
Pada umumnya ada 6 macam unsur obyektif1 yang terdapat dalam rumusan
barheid bepalen)
1
Suharto, Hukum Pidana Materiil. Jakarta. Penerbit Sinar Grafika.2002
3
6. Unsur tambahan dari suatu tindak pidana (big komande voorwaarden
berupa perbedaan materiil harus dimasukkan dalam uraian surat dakwaan untuk
Pada pokoknya kejahatan uang palsu terdiri dari 4 unsur kegiatan pokok
yaitu:
1. Meniru
2. Memalsukan
3. Mengedarkan
4. Menyimpan
yang mirip dengan sesuatu yang lain dan yang memberikan sifat asli. Dalam hal
meniru merupakan perbuatan membuat mata uang atau uang kertas bank yang
mata uang kertas atau uang kertas bank, tidak tergantung pada kurangnya
banyaknya kesamaaan dengan yang asli, hanya melakukan pembuatan mata uang.
Berita Acara Pemeriksaan (B.A.P) yang akan digunakan sebagai dasar membuat
surat dakwaan.
4
Dalam hal ini persamaan persepsi atas suatu perkara antara penyidik dan
penuntut umum harus sama, utnuk itu masing-masing diperlukan sikap yang
transparan demi tercipta suatu tujuan hukum yaitu kebenaran dan keadilan.
baik di bidang penegak hukum, pejabat yang bergerak di bidang jasa pengabdian
masyarakat yang menjadi pelengkap kesempurnaan negara dan bangsa, tidak akan
mengkhianati hati nurani. Hati nurani hanya dapat dibina melalui penghayatan,
dengan mendengarkan pesan suci yang telah diamanatkan oleh rasul agar
perkara No.1425/PID.B/2005/PN.TNG.
B. Pokok Permasalahan
5
dalam bidang hukum, banyak masalah-masalah hukum yang ditemukan untuk
2. Apa yang menjadi unsur pidana dan bagaimana ancaman pidana dari
1. Tujuan Penelitian
pemalsuan uang.
2. Kegunaan Penelitian
6
a) Mewujudkan efektifitas peraturan perundang-undangan dalam upaya
uang palsu.
pemalsuan uang.
palsu.
7
D. Metode Penelitian
informasi yang telah dikumpulkan akan releven dengan masalah yang diselidiki
dalam hal ini adalah masalah tindak pidana pemalsuan uang khususnya dalam
dapat diperoleh suatu kesimpulan yang dapat dipercaya kebenarannya dan dapat
yang merupakan bagian dari kegiatan itu masing-masing unsur bagian kegiatan
itu mempunyai metode dan cara tersendiri yang dilakukan untuk berhasilnya
penelitian.
1. Tipe Penelitian
8
sinkronisasi hukum, sistematika hukum, serta penemuan-penemuan asas-
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terbagi atas dua jenis data yaitu:
3) Bahan Hukum Tersier yang terdiri dari kamus hukum, Kamus Bahasa
9
b) Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan melalui
terjadi di lapangan.
Cara dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
studi pustaka dengan cara meringkas atau mengambil intisari dari buku
masalah penelitian.
tersebut.
5) Analisis Data
data ini terbagi atas dua bagian yaitu Teknik Analisa Kuantitatif dan Teknik
10
dari data yang ada, baik data primer atau data sekunder yang sudah terkumpul
E. Landasan Teori
aktual, sebab perkara tindak pidana pemalsuan uang pada akhir-akhir ini sering
terjadi. Dari situlah penulis ingin membahas secara tuntas tindak pidana tersebut.
F. Definisi Operasional
11
Ada beberapa definisi yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini agar tidak
diadakan oleh negara dan yang diancam dengan suatu pidana atau nestapa
(led) bagi siapa yang tidak mentaatinya. (definisi menurut Prof. Simons)
2. Delik Formil adalah delik yang dianggap telah terlaksana apabila telah
3. Meniru adalah membuat yang menyerupai uang dengan bahan logam yang
lebih murah atau lebih mahal atau semula tidak terdapat sesuatu mata uang,
kemudian orang membuat suatu mata uang seolah-olah mata uang asli dan
tidak dipalsukan.
atau penggunaan uang palsu itu sebagai alat pembayaran dalam lalu lintas
pembayaran.
G. Sistematika Pembahasan
sistematika atau urutan dalam penyusunan laporan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
12
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab I ini akan membahas mengenai Latar Belakang Masalah, Pokok
PEMALSUAN UANG
Pada Bab II ini akan membahas mengenai Politik Kriminal dalam Rangka
Uang Kertas Negara dan Uang Kertas Bank dan beberapa sebab timbulnya
kejahatan.
Pada Bab III ini akan membahas mengenai Kejahatan Pemalsuan Uang,
13
BAB V PENUTUP
Pada Bab V ini membahas tentang Keimpulan dan Saran-saran atau Intisari
dari Penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
14
BAB II
Sebuah tehnologi komputer sudah merupakan suatu alat Bantu yang amat
bermanfat bagi masyarakat dan digunakan pada berbagai aktifitas manusia dalam
disadari bahwa, berbagai kemungkinan yang buruk dapat atau telah terjadi, baik
dari sini jelas bahwa menanggulangi kejahatan komputer bukan lagi masalah
2
Prof. Dr. Muladi, SH, Kerjasama Hukum Indonesia-Belanda di Purwokerto tanggal 18 dan 19
Agustus 1990, Disampaikan pada Penataran Hukum Pidana Nasional Angkatan IV
15
dilakukan oleh Council of Europa, studi perbandingan internasional terhadap
kejahatan computer sangat penting. Salah satunya yaitu dengan Politik Kriminal
kriminal ini merupakan bagian dari politik penegakkan hukum dalam arti luas
(law enforcement policy). Semuanya merupakan bagian dari politik sosial (social
kesejahteraan warganya.
tindak pidana perbankan. Selain sebagai tindak pidana perbankan juga sebagai
bersifat khusus ini perlu dikaji secara mendasar hakikat tindak pidana dalam
Pada mulanya perkembangan hakikat dapat diamati sejak Tahun 1939, pada
collar crime dalam pidatonya di depan American Sosiological Society pada Tahun
1939 yang kemudian oleh beliau dijabarkan lebih lanjut dalam bukunya
principles of criminology.
dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kedudukan social yang tinggi dan
high social status in the course of their occupation). Perumusan ini sebenarnya
16
merupakan suatu usaha untuk merombak teori tentang perilaku kriminal yang
secara tradisional adalah orang-orang yang berasal Sari kelaskelas dan ekonomi
masyarakat yang lebih tinggi yang penyebabnya tidak dapat dijelaskan secara
bersifat individual.
Pesan pesan moral dan politik dalam istilah white collar crime mengandung
dua elemen, pertama status pelaku tindak pidana (status of the 1)f fMIM) !an
tertentu (the occupation of the offence). Dua elemen inilah yang membedakannya
berupa keadilan yang sama dengan sederajat (equal justice) dalam system
kejahatan yang dilakukan oleh para pengusaha dan pejabat-pejabat eksekutif yang
17
pertemuan-pertemuan ilmiah, baik yang bersifat nasional, regional dan
B. Faktor Kriminogen
instrumen kredit.
18
4. Kemajuan technologi masyarakat (Technological advance of society)
seringkali sangatlah rumit. Disamping pelakunya seringkali cukup lihai dan poses
terjadinya yang cukup lama, maka antar hubungan yang terkait cukup lama. Antar
dan masyarakat luas. Dengan demikian jelas bahwa system peradilan pidana
Semua sektor yang terkait dalam antar hubungan diatas harus mengambil
terjadi.
19
Seandainya hukum pidana digunakan sehingga sangsi pidana diterapkan,
pencegahan dari sanksi pidana. Dalam hal ini pelaku tindak pidana telah
atas dasar perbedaan karakter, setatus dan motip pelaku, maka dapat
purpose of intent)
palsu, pembuatan uang pals,pembuatan uang palsu yang bisa berupa berbagai
fasilitas dan kesempatan bagi si penerima dan bagi si pemberi yang juga dapat
20
b. Keyakinan si pelaku terhadap kebodohan dan kesembronoan si korban
Dalam tindak pidana biasa, yang jadi masalah adalah menemukan si pelaku
melanggar kepercayaan. (in breach of their duty of trust with their employer).
21
Contohnya adalah suap menyuap, mengedarkan uang palsu dan memberikan
4. Kejahatan sosio ekonomi sebagai usaha business atau sebagai aktivitas utama
E. Pemalsuan Mata Uang Uang Kertas Negara dan Uang Kertas Bank
“Barangsiapa meniru atau memalsukan mata uang atau uang kertas mata
negara atau uang kertas bank, dengan maksud untuk menjalankan atau
menyuruh menjalankan mata uang atau uang kertas Negara atau mata uang
bank itu sebagai yang asli dan tidak dipalsukan, dipidana dengan pidana
Dari bunyi pasal diatas maka yang diancam dengan hukuman adalah sebagai
berikut:
2. Mata uang Negara ialah alat pembayaran sah dari negara yang dibuat dari
logam.
3. Uang kertas Negara adalah alat pembayaran sah dari Negara yang dibuat dari
kertas.
4. Uang Kertas Bank adalah alat pembayaran sah yang dibuat oleh bank yang
22
5. Dalam pemalsuan alat pembayaran ini, tidak saja meliputi uang Indonesia,
Seseorang yang melukis uang kertas negara demikian rapi sehingga sama
dengan yang aslinya, tetapi tidak disertai untuk mnjalankanya sebagai uang kertas
yang sah, tidak dapat dituntut dengan pasal 244 KUHP ini. Sesuai dengan
potongan logam atau benda lain, yang rupanya mirip dengan uang kertas
negara atau uang ketas bank atau mata uang, barang mas atau prak yang
negara, uang kertas bank, mata uang, uang atau prangko sebagai reklame atau
tukang emas yang menjual perhiasan seperti tusuk konde, kancing baju dan
sebagainya yang menyerupai mata uang. Dalam pengertian “mata uang” temasuk
Termasuk meniru uang mengurangi logam mata uang yang asli, kemudian
menambal dengan lgam yang yang lain, mencetak uang kertas serupa dengan
23
Ancaman terhadap perbuatan ini adalah diatur dalam pasal 246 KUHP yang
berbunyi:
atau menyuruh mengeluarkan uang yang sudah kurang harganya itu, dipidana
Penjelasan yang dipeoleh dari bunyi pasal diatas adalah bahwa yng diancam
dengan hukuman pidana adalah orang yang mengurangi mata uang, dengan
maksud untuk mengeluarkan mata uang yang sudah berkurang itu sebagai mata
uang yang masih utuh. Sedangkan yang dapat dikurangi harganya adalah mata
uang yang erbuat dari logam., uang kertas tidak dapat dikurangi. Dan yang bisa
dikurangi ialah mata uang yang terbuat dari emas atau perak. Adapun cara
menguranginya yaitu dengan cara mengikir mata uang terebut sehingga berat
timbanganya berkurang.
atau bahan-bahan seperti cap cetakan, kertas, logam, mesin percetakan, klise,
harga mata uang diancam dengan hukum pidana sesuai dengan keteantuan pasal
bahwa itu disediakan untuk meniru atau memalsukan uang kertas negara atau
24
uang kertas bank, pidana penjara selama-lamanya enam tahun atau denda
a. Yang diperoleh dengan kejahatan misalnya, uang palsu yang diperoleh dengan
dapat dirampas dalam pasal-pasl 549 (2), 519 (2), 502 (2) KUH Pidana
tajam atau senjata api yang dipakai untuk melakukan pembunuhan dengan
barang itu hanya dapat dirampas apabila ditentukan dengan khusu, misalnya
pasal 205 (3), 502 (2), 519 (2), dan 549 (2) KUH Pidana
c. Lazimnya barang-barang yang boleh dirampas itu adalah milik terhukum jadi
bila bukan milik terhukum tidak boleti dirampas dan tindak pidana subversi
dapat dikategorikan sebagai milik terhukum terdiri dari dua macam, yakni:
25
pada waktu peristiwa pidana dilakukan atau pada waktu perkara itu diputus.
Menilik arti kata ”"terhukum” maka barang barang milik terhukum yang
misalnya dalam pasal 250 Bis, 261 dan 275 KUH Pidana.
Tindak pidana (pemalsuan uang yang selama ini sering terjadi merupakan
suatu hal yang sangat meresahkan masyarakat sehingga perlu penanganan yang
intensif dari kita semua baik dari aparat penegak hukum, pemerintah, dan
pemalsuan Hang.
pidana pemalsuan uang juga belum ditemukan secara jelas. Namun dalam
26
kejahatan. Dalam kesempatan ini Penulis akan menguraikan sebab-sebab yang
menimbulkan kejahatan.
kejahatan, selalu dihadapkan dengan suatu kenyataan bahwa dari sifat dan
hakekat kejahatan sukar sekali untuk dapat dijumpai sebab yang pasti dari
teori yang berbeda, bahkan masalah yang satu berlawanan dengan masalah yang
lain.
gejala kejahatan terletak dalam lingkungan (milliu) pergaulan hidup manusia dan
masing. Timbulnya kejahatan disebabkan karena berbagai factor, yang untuk satu
3
Ninik Wdan Yulius W, Kejahatan Dalam Masyarakat Dan Pencegahannya, 1987 Hal 116
27
1. Faktor Endogen, yang merupakan factor yang terdapat pada din individu itu
suatu kejahatan
begitu saja.
tentang kejahatan, misalnya: keadaan jiwa dan individu, dititik beratkan pada
28
segi psikologi. Kejahatan sebagai salah sate perilaku manusia dalam
kondisinya sejak lahir ataupun karena gangguan yang timbul karena kesulitan
2. Faktor Eksogen, merupakan factor yang berada diluar din individu tersebut,
inilah yang menarut para ahli merupakan factor yang menetukan atau
salah satu factor yang di dalamnya hidup manusia lain yang beraneka ragam
pasti akan menciptakan hal-hal yang tidak baik yang menjurus pada suatu
tindakan kejahatan. Sejak kecil hingga dewasa, orang tersebut bergaul dengan
29
penjahat dan semacarnnya, maka tentu yang akan diwarnai dengan perangai yang
demikian.
Untuk lebih jelasnya lagi, hal ini perlu dikaji lebih jauh secara khusus. Oleh
karena itu berkaitan dengan pennasalahan ini, maka akan dibatasi pembahasannya
pada factor lingkungannya dalam arti sempit, yakni keluarga yang mengakibatkan
timbulnya kejahatan.
Apabila dimulai dari keluarga, maka dapat dikatakan bahwa keluarga itu
terhadap orang lain. Jadi bila interaksi dalam lingkungan masyarakat pun terjadi
demikian.
keluarga yang kiranya dapat men jadi pendorong kearah tindak kejahatan.
30
Tidak seorangpun pada saat dilahirkan tetap pada tabiatnya sebagai seorang
yang nakal ataupun seorang yang patuh. Keluarga merupakan sumber pertama
sebagainya.
2. Ketidak adanya salah satu orang tua atau keduanya karena kematian,
4. Ketidak serasian karena ada yang main kuasa sendiri, iri hati, cemburu, terlalu
5. Perbedaan usia, suku, agama, adat istiadat, rumah piatu dan panti asuhan.
Namun pada sisi lain, ada yang berpendapat bahwa pengaruh keluarga, misalnya
orang tua yang tidak mau memperhatikan pendidikan anak-anaknya, baik itu
secara formal maupun non formal, orang tua yang suing melakukan penjudian,
31
menghasilkan individu-individu yang memiliki perilaku jahat. Ataupun orang tua
yang menerapkan syslem otoriter dalam rnendidik, awalnya orang tua yang
Tapi pada zaman dahulu, sifat otoriter sangat dibutuhkan untuk membentuk
kepribadian seseorang, karena situasi dan kondisi saat itu meningkat dan memang
diperlukan sehingga banyak yang berhasil walaupun sekarang ini, anak-anak tidak
dapat dididik dengan tindak kekerasan. Bila demikian halnya, maka jalan yang
akan di tempuh oleh anak tersebut dengan mengarahkan dirinya ke dunia luar
Hal lain yang dapat dijumpai misalnya, keadaan ekonomi keluarga. Oleh
karena jumlah anggota keluarga besar, apabila bagi keluarga yang kurang atau
tidak mampu, lalu ditambah lagi dengan banyaknya anak, sudah tentu akan
jasmani dan rohani anak-anak tersebut tertekan clan tidak dapat berkembang
Kita semua mungkin dapat memahami dan menerima, bahwa untuk seorang
individu, suasana yang buruk, ketidak beresan yang terjadi di rumah merupakan
hal yang besar sekali pengaruhnya dalam mengarah kepada suatu perilaku yang
tidak baik. Demikian pula dalam rumah tangga, sepatutnya merupakan tempat
32
pengglembengan utama bagi seseorang untuk menjadi manusia yang
kejahatan yang diperoleh dari suatu proses yang tidak berujung pangkal.
saja terjadi baik dilakukan oleh orang atau kelompok yang tingkat ekonominya
lemah, bahkan dilakukan pula oleh mereka yang memiliki status social yang
tinggi, di mana dapat tersembunyi oleh statusnya yang besar. Sangatlah wajar dan
logis jika hal ini menimbulkan keresahan karena kejahatan dianggap sebagai
33
ciri khusus masyarakat modern. Di dalam masyarakat modern perubahan itu
sangat lambat/lemah.
yang tinggi.
masyarakat, suku, dan adat istiadat. Mereka akan membentuk ikatan norma dan
nilai-nilai yang hidup dan Baling berbeda ataupun bertentangan satu sama lain.
Suasana ini selain menimbulkan konflik budaya, juga dapat menimbulkan suasana
samar-samar. Keadaan semacam ini memberi peluang untuk berbagai norma dan
norma dan nilai hidupnya samar-samar serta tidak jelas yang kian kehidupannya
tidak menentu. Hal ini dapat pula diakibatkan oleh adanya pertentangan norma itu
asing terhadap norma-norma dari individu yang lain atau norma-norma barn
(berbenturan). Norma lama dibuang, sedangkan norma baru belum ada. Nilai-nilai
4
Ninik W dan Yulius. Kejahatan Masyarakat dan Pencegahannya, 1987. Hal. 117
34
hidup bergeser tanpa diiringi nilai-nilai baru yang tetap, seakan-akan terjadi
kekosongan nilai.
yang lama tidak lagi mempunyai kekuatan sedang norma baru belum ada, maka
tidak mengherankan jika kemudian timbul bentrokan satu sama lain, bagaikan
orang yang berjalan dalam gelap gulita tanpa lampu penerang. Bentrokan-
terjadi interaksi dan interrelasi dua manusia atau iebih. arena kondisi social
melatar-belakangi problema social ini, maka perlu diteliti kembali kondisi social
antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Kondisi social dapat dilihat
sebagai situasi atau keadaan tertentu, dari suatu masyarakat yang berinteraksi.
Kondisi social timbul sebagai akibat dari perkembangan kondisi social dan
cultural, yaitu akibat dari deferensasi dan multiplikasi kepentingan dan fungsi
5
Sorjono Soekanto, Sosiologi sebagai Suapu Pengantar Edisi Ketiga. 1987. Hal 342
35
masyarakat, gangguan alam sekitar phisik dan sebagainya. Di samping itu terjadi
Orang yang mengalami hal ini menimbulkan perasaan tidak aman dalam dirinya,
36
norma yang lebih luas lagi. Tidak demikian halnya dengan masyarakat yang
oleh arus kemajuan, sebagai akibat terlibatnya dengan dunia luar, akan
3. Mobilitas Sosial
Memandang kejahatan mudah sekali terjadi, hal ini diakibatkan karena dengan
4. Konflik Kebudayaan
37
Dari keempat gejala di atas cukup mempunyai peranan bagi timbulnya
kejahatan. Namun yang paling dominan dalam hal ini adalah gejala yang
38
BAB III
mafia secara terorganisir. Merupakan satu kesempatan kata Rackles, hahwa para
antropolog, kriminolog, sosiolog dan insinyur, ekonom, ahli mana jemen, biolog,
ahli ilmu matematika, sarjana hukum pada badan-badan hukum dan para ahli
memperinci apa yang luar biasa itu, apa yang bersifat professional tentang
tuntutan hukuman.
Sebagian besar kejahatan, dapat dikatakan dengan satu dan lain cara hingga
tingkat dan macamnya organisasi kejahatan serta macamnya pola perilaku yang
39
oleh sekelompok minoritas kriminal dari pencurian kecil secara besar-besaran
serupa itu merupakan cara menentukan apa yang diartikan dengan istilah seperti:
”terorganisir” dan ”profesional”. Harus terdapat kritik secara terus menerus dan
apa yang dilaporkan Polisi, aparat pengadilan dan mereka yang melakukan riset.
Mula pertama, diperlukan definisi yang tepat dan teliti untuk riset yang
yang sedang diselidiki tidak memungkinkan bagi seorang yang melakukan riset
yang akhir-akhir ini digunakan sama sekali tidak dapat dikatakan telah
kesulitan yang serius bagi pengabdi peradilan pidana. Misalnya, istilah hukum
membuat mata uang palsu, seseorang yang menyimpan mata uang palsu dan
6
John R Lambert; Kejahatan Polisi dan Hubungan Ras (London, Oxford University Press; 1970) Hal
137
40
Penyamaran nama-nama seperti itu memerlukan Polisi dan Aparat
serta suatu pertanyaan apakah kiranya perbuatan yang sangat tidak adil, karena
mengenai perbedaan tiga macam perilaku di atas sehingga para pelaku membagi
tugas secara jelas sesuai dengan tugasnya masing masing untuk kelancaran
menyuruh seorang anak kecil membelikan sesuatu dengan uang palsu kesebuah
warung.
yang luar bisa”, dan "kejahatan yang direncanakan tidak merupakan label yuridis
seperti yang terjadi di Kalifornia dan tempat lainnya, sehingga tidak dapat, seperti
yang akan kita lihat nanti, digunakan secara resmi dalam administras peradilan
pidana.
Nama yang dikenakan kepada seorang pelaku tindak pidana atau tindak
pidana sebagian besar menentukan bagaimana orang atau perilaku tadi akan
41
ditangani oleh pihak yang memiliki kekuasaan untuk menyediakan uang dan
secara beda dengan seorang ”Remaja Nakal” kendati perilaku dari keduanya
Pemalsuan uang yang beaksi dengan direncanakan dengan mantap dan terlatih
peka pada pelbagai ragam kejahatan yang diorganisir, organisasi kejahatan, dan
penggolongan ini akan ditangani dengan metoda yang berbeda dengan yang
kejahatan lain. Seperti apa yang diucapkan oleh Hakim Agung Frankfurter
beberapa tahun yang lalu sebagai ”perjalanan menuju hukum”, di mana orang
yang keluar negeri dari suatu kasus itu tergantung pada yang masuk ke dalam
kasus itu.7 Kita tidak boleh beranggapan bahwa Polisi akan mampu memecahkan
masalah kejahatan yang diorganisasi apabila pelbagai bentuk dari fenomena telah
menarik perhatian mereka dari kita yang ingin berusaha membuat definisi,
7
U.S.V Robinovity; 339 US 56, 69 (1950)
42
sekedar tidak mampu untuk menemukan teknologi, penegakan hukum serta
terorganisir untuk hal tersebut, dengan adanya para penjahat yang cerdas. Marc
professional” merupakan penyelidikan yang paling cerdas dan berhasil, dan telah
serta kemampuannya IT-nya sehingga dapat membuat sedemikian rupa mata uang
hingga sulit dibedakan antara yang asli dengan yang palsu, kemampuan melobi
serapi mungkin sehingga sulit dicurigai, maka perlu diingat bahwa perubahan-
perubahan ini tidak merupakan akibat dari merendahkan secara umum standar-
standar moral yang dapat diperbaiki dengan pendidikan yang lebih ketat, atau
Dengan keadaan demikian maka kita akan lebih berhati hati dalam menilai
mata uang yang kita miliki sehingga kita selalu dihantui rasa takut bila uang yang
kita pegang ternyata palsu dan apabila kita belanjakan di luar maka bila diketahui
uang yang kita miliki dengan memiliki sebuah alat untuk mengetahui bahwa uang
tersebut asli atau palsu. Hal ini sesuai dengan perkembangan teknologi yang
43
mutakhir. Dengan berbuat demikian maka kita telah menciptakan suatu kondisi
menjadi ilmu pengetahuan rumit sesuai anggapannya yang benar, sedikit raja
antara "organisasi informal'' dan "organisasi formal" yang disebut pertama merrn
ipakan pola interaksi yang telah stabil didasarkan pada persama kepentingan dan
interaksi telah menjadi biasa dan teratur sehingga suatu tingkat yang sedemikian
rupa dapat dikatakan, bahwa terdapat suatu kelompok hubungan peranan masing-
masing yang terdiri dari hak-hak dal kewajiban secara timbal balik namun orang-
orang yang memainkan peranan tidak harus merasa, bahwa struktur ini melayanai
Dalam segala hal posisi-posisi yang terdiri dari struktur organisasi terdapat
secara bebas, tidak tergantung pada orang-orang yang menduduki posisi tadi pada
saat tertentu, akan tetapi dalam organisasi-organisasi informal struktur tadi tidak
dibuat secara rasional. Adanya hubungan social tidak secara rasional ditujukan
44
Ada di kalangan peserta yang telah ditetapkan memikul bersama secara
kolektif.
suatu kelompok
8
Samidjo SH. Perbandingan Hukum Pidana. Hal. 46
9
Ibid, Hal. 11
45
c. Seluruh usaha tadi disengaja ditujukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan.
Apabila struktur dari organisasi kriminal yang tidak formal harus memiliki
Betapapun, kita harus mencatat adanya empat butir logis10, yaitu sebagai
berikut;
suatu organisasi formal sederhana hams berjalan terns menuju bentuknya yang
rumit
10
Ibid. Hal. 63
46
Mengingat bahwa untuk mengenal cirri-ciri organisasi kesatuan tertentu
dibandingkan dengan lain. Karena organisasi dalam konteks ini adalah sama
lainnya.
bagian dan fungsi. Di setiap kota besar, biasanya terdapat organisasi dikalangan
kejahatan sebagai lapangan pekerjaannya, namun dunia penjahat ini sendiri hanya
permanen", suatu wadah, suatu dasar yang mengikat kelompok individu bersama-
47
Demikian pula Spaulding sudah bertahun-tahun yang lalu mendefinisikan
jaringan tadi sebagai "sepasang ikatan emosional yang relatif stabil antara orang-
orang yang berakibat adanya saluran komunikasi yang bisa disiplin melalui mana
informasi dan emosi dapat dengan lebih bebas disalurkan kepada anggota
"kultur kriminal" yang sekarang sudah menjadi biasa untuk menamakannya "sub
kultur kriminal" atau kebudayaan khusus kriminal. Istilah atau yang digunakan
oleh klik penjahat secara tersendiri merupakan bukti adanya kebudayaan khusus.
bahwa bahasa khusus atau dialek " dunia penjahat dibuat untuk mendefinisikan
dan menyalurkan dari orang yang satu ke orang yang lainnya, segala kegiatan,
peranan, alat, dan buah pikiran yang terdapat dalam kejahatan "yang ahli" orang
secara tidak realistis dan tidak tepat menunjukkan beribu-ribu penjahat terjalin
menjadi satu dalam ikatan yang tersebar diseluruh negeri dan bahkan meluas
hingga menjadi aliansi internasional. Lebih jauh lagi konsep "dunia penjahat"
11
Charles B Spaulding; cliques, Gangs and Networks” (klik, Gang, dan jaringan), Sosiology and social
search (sosiologi dan Riset Sosial. 32 (1948) hal. 928-937 pada halaman 929
48
secara tidak teliti menyarankan, bahwa aktor-aktor dunia ini dapat dengan mudah
sebelah bawah.
sebagai konfederasi kriminal yang dengan demikian, seperti halnya organisasi itu
tergantung kepada atasan mereka yang sekarang, apakah posisi tadi diatur secara
hirarki atau susunan lainnya. Karena itu setiap organisasi kriminal layak seperti
nama yang dimilikinya, ditujukan sedemikian rupa agar terus dapat memperkosa
hukum atau berusaha untuk berbuat demikian walaupun apabila terjadi pergeseran
uang
49
berlakunya Undang-undang hukum pidana sesuatu negara itu berlaku
pidana.
b. Asas yang tidak dirumuskan dan menjadi asas hukum pidana yang tidak
Para ahli sebenarnya mengakui berlakunya asas tidak tertulis dalam hukum
pidana, yaitu asas "geen straf zonder schuld" yang artinya (tiada pidana tanpa
kesalahan )
Disamping itu juga dikenal beberapa asas yang berlaku sangat luas dalam
ilmu pengetahuan hukum pidana, tetapi dalam beberapa hal telah ada yang
50
- Alasan pemaaf (schould uitsluitings gronden) yaitu menghapuskan sifat
menuntut karena tidak dapat diterima oleh badan penuntut umum yang
Undang undang Hukum Pidana, ada tiga pengertian yang berbeda yaitu
sebagai berikut:
hukum" bukan saja dengan hak orang lain (hukum subyektif), melainkan
juga dengan hukum obyektif, seperti dengan hukum perdata, dan hukum
tata usaha negara. Menurut Pompe, memberikan taksiran yang lebih luas,
bahwa "bertentangan dengan hukum" itu ialah tidak saja dengan hukum
51
c. Hoge raad (Hakim tertinggi) di Negeri Belanda, artinya "melawan hukum
itu ialah tanpa wewenang atau tanpa hak" (arrest 18-12 1911 W.9263)
Dengan demikian timbul dua penafsiran yang berbeda dalam hal apakah
tertulis (hukum positif) saja, atau haruS diartikan bertentangan lebih luas lagi,
yaitu bertentangan dengan hukum tidak tertulis. Dalam hal ini menimbulkan 2
merupakan unsur yang berdiri sendiri, tidak perduli lagi apakah unsur itu
undang unsur "melawan hukum" itu tidak dapat dilepaskan sama sekali.
merupakan suatu hal yang tidak dapat dibenarkan, bail( dilihat dari sudut
52
Van Harrel berpendirian apabila Hakim merasa ragu-ragu apakah tidak ada
Ajaran ini berpendapat bahwa yang disebut malawan hukum itu adalah
tidak"
yang berbuat itu dari sanksi atas perbuatan itu. Jika tidak terdapat
sanksi atas tindak pidana itu, maka menurut Simons Hakim tidak boleh
53
yang telah ditetapkan oleh Pembuat Undang-undang dapat diletakkan di
Golongan yang menganut paham ini berpei dapat bahwa unsur "melawan
hukum" itu. Meskipun betul merupakan unsur peristiwa pidana tetapi tidak
belum pernah ada saat bahwa hukum dan Undang-undang adalah sama.
Bahkan sebaliknya sebagian besar dari hukum adat terdiri dari aturan-aturan
tidak tertulis. Benar bahwa Hakim adalah terikat kepada sistem hukum yang
54
Masyarakat adalah hidup, bergerak berhubungan dengan itu rasa
akan bisa diadakan gambaran yang sempurna mungkin tentang aneka bentuk
berkewajiban jika terhadap suatu soal belum ada peraturan hukum yang
Jiwa dari pada Hakim seperti ini hanya dapat dipenuhi oleh mereka yang
dikecualikan oleh aturan hukum tidak tertulis, sehingga lalu tidak lagi
2. Unsur Kesengajaan
keterangan, apa yang dimaksudkan dengan "sengaja" itu, tetapi pernah dimuat
55
dalam Crimineel Wetboek, tahun 1809 (pasal 11) bahwa yang dimaksud
Definisi ini juga tidak dimasukkan dalam KUHP Belanda tahun 1881,
oleh sebab itu dengan sendirinya juga tidak dimasukkan ke dalam W.v.S.I
(opzettelijk).
Kata "dengan sengaja" (opzetelijk) (Lto ini banyak terdapat dalam pasal-
56
tindakan dan kehendak menimbulkan suatu akibat karena tindakan itu.
tersebut.
palsu"
perbuatan itu.
57
tidak mungkinlah hal suatu akibat dapat dikehendaki. Manusia tidak
Dengan kata lain: "menitikberatkan pada apa yang diketahui, apa yang
akan dicapai yaitu terhadap peredaran mata uang palsu, maka A memberi
sejumlah uang kepada B agar dapat menjalankan tugas dengan baik. Tidak
Pembuatan dan peredaran uang palsu. Yang hanya dapat dikehendaki ialah
uang palsu. Pembuatan dan peredaran mata uang palsu yang dilakukan B.
58
tindakan itu adalah menyuruh melakukan pembuatan dan peredaran uang
uang palsu maka A memberi peralatan mesin cetak yang canggih dan
pengetahuan) maka unsur disengaja itu letaknya pada apa yang dicita-
a. Formil Opzet
saja
b. Materiil Opzet
perbuatan.
59
Hubungan antara keadaan jasa orang dengan perbuatan yang
unsur " dengan sengaja" itu, sudah cukuplah apabila orang semata-
undang.
60
Dengan di undangkannya sesuatu peraturan hukum menurut cara-
asli. Sedangkan yang ditiru disini adalah mata uang negara yang
merupakan alat pembayaran sah dari negarai yang dibuat dari logam dan
kertas.
Dalam pemalsuan uang ini tidak saja meliputi mata uang Indonesia
tetapi juga mata uang asing. Saeorang yang melukis mata uang kertas
negara Seorang yang melukis uang kertas negara demikian rapi sehingga
sebagai uang kertas yang sah, tidak dapat dituntut dengan pasal 244
KUHP
menyerupai uang kertas negara, uang kertas bank, mata uang atau
seperti tusuk konde, kancing baju dan sebagainya yang menyerupai mata
uang. Dalam pengertian ":mata uang" termasuk juga mata uang asing.
Republik Indonesia
61
Dalam unsur menyimpan ini terkait beberapa hal yang merupakan
palsu ini. Dalam hal ini banyak pengertian yang hampir sama sehingga
berikut:
b. Orang yang pada waktu menerima mata uang atau uang kertas negara
ataii uang kertas bank mcngetahui akan kepalsuan atau dipalsukan itu
dengan sengaja mengeluarkan mata uang atau uang kertas negara atau
uang kertas bank tersebut sebagai mata uang atau uang uang kertas
negara atau uang kertas bank asli dan yang tidak dipalsukan
Indonesia mata uang dan uang kertas negara atau uang kertas bank
Secara singkat yang diancam hukuman dalam pasal ini adalah orang yang
daerah Republik Indonesia mata uang dan uang kertas negara atau uang kertas
bank yang palsu atau dipalsukan, dengan maksud untuk diedarkan atau menyuruh
62
BAB IV
A. Identitas Terdakwa
63
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : J1. Jati Padang Rt. 006/009 Kel. Jati Padang
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
B. Susunan Persidangan
C. Uraian Kejadian
Bahwa Muktar Als. Tar bin Muhamad Latif pada hari Rabu tanggal 17
Agustus 2005 sekitar jam 00.30 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu
dalam bulan Agustus 2005 bertempat di Pasar Cikokol Kel. Babakan, Kecamatan
Tangerang, Kota Tangerang atau setidak tidaknya pada suatu tempat tertentu yang
sengaja mengeluarkan mata uang atau uang kertas negara atau uang kertas bank
64
yang ditirunya atau dipalsukannya sendiri atau yang pada waktu diterimanya
diketahui akan palsu atau dipalsukan itu, sebagai mata uang atau uang kertas
negara atau uang kertas bank asli dan yang tidak dipalsukan ataupun yang
menyimpan atau memasukkan ke daerah Republik Indonesia mata uang dan uang
kertas negara atau uang kertas bank yang demikian dengan maksud untuk
- Pada mulanya hari Rabu tanggal 17 Agustus 2005 sekira jam 00.30 Wib di
terdakwa dan membeli satu (1) bungkus rokok Dji Sam Soe seharga Rp.
7000,- (Tujuh ribu Rupiah) dengan menyerahkan uang Rp. 100.000,- (seratus
ribu rupiah) dan saat saksi Marjalena menerima uang tersebut saksi Marjalena
merasa curiga atas keaslian uang tersebut karena saat saksi meraba uang
tersebut agak licin dan warnanya agak pudar. Tidak sebagaimana Hang pada
65
arah lampu sehingga saksi merasa yakin kalau uang yang diberikan oleh
terdakwa tersebut palsu, lalu saksi mengejar terdakwa yang belum jauh yang
akhirnya terdakwa ditangkap oleh petugas keamanan pasar dan saat digeledah
dalam tas dan dompet terdakwa di temukan sebanyak 27 (dua puluh tujuh)
lembar uang kertas pecahan Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah) yang palsu dan
Soekarno dan Dr H. Moh Hatta tahun emisi 2004 dengan nomor serf AAK
BERWARNA
D. Keterangan Saksi-Saksi
berikut:
66
- Bahwa benar terjadinya pada hari Rabu tanggal 17 Agustus 2005 sekira
Sanan
korban Marjalena
67
- Atas keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkannya
sebagai berikut:
- Bahwa benar terjadinya pada hari Rabu tanggal 17 Agustus 2005 sekira
- Bahwa benar saksi mengetahui kejadian tersebut sekira jam 01.00 Wib
pasar Cikokol
tempat kejadian dan disana saksi melihat terdakwa telah diamankan ole'h
keamanan Pasar.
buktinya berupa uang kertas Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) sebanyak
dompetnya.
palsu tersebut terdakwa peroleh dari sdr. Faisal (belum tertangkap) Atas
68
3. Saksi Marjalena di bawah sumpah pada pokoknya memberikan keterangan
sebagai berikut:
- Bahwa benar terjadinya pada hari Rabu tanggal 17 Agustus 2005 sekira
- Bahwa benar awalnya saksi berada di warung rokok miliknya lalu datang
terdakwa membeli sebungkus rokok Dji Sam Soe seharga Rp. 7000,-
(tujuh ribu rupiah) dengan membayar dengan uang kertas pecahan Rp.
100.000,-
- Bahwa benar kemudian saksi merasa curiga dengan uang yang diberikan
oleh terdakwa karena disaat saksi meraba uang tersebut agak licin dari
umnya.
uang tersebut `Apakah uang ini palsu?' Kemudian dijawab ole~~ terdakwa
- Bahwa benar setelah terdakwa pergi kemudian saksi melihat kembali uang
tersebut ke arah lampu sehingga saksi merasa yakin kalau uang tersebut
69
adalah palsu, kemudian saksi mengejar pelaku dan memulangkan uang
dan dompet terdakwa diketemukan 27 (dua pulah tujuh) lembar uang Rp.
100.000,- palsu
4. Saksi Yopi Ahmad Yani Bin Muhammad Yusuf di bawah sumpah pada
- Bahwa benar terjadinya pada hari Rabu tanggal 17 Agustus 2005 sekira
sedang berada dipintu masuk pasar Cikokol sedang jaga sebagai keamanan
pasar bersama-pasar dengan sdr. Ivan Sutisna dan bahwa benar terdakwa
70
menceritakan bahwa terdakwa telah memberi rokok Dji Sam Soe dan
kepolisian
E. Alat Bukti
1. Bukti Surat
pecahan Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) serf gambar Proklamator Dr.
Ir.Soekamo dan Dr.H.Mohammad Hatta tahun emisi 2004 dengan nomor serf
RWARNA
2. Keterangan Terdakwa
71
- Bahwa benar terdakwa mengerti dan membenarkan Surat Dakwaan yang
- Bahwa benar terjadinya pada hari Rabu tanggal 17 Agustus 2005 sekira
- Bahwa benar awalnya terdakwa membeli rokok Dji Sam Soe di waning
- Bahwa benar tak lama kemudian saksi korban mengejar terdakwa dan
- Bahwa benar scat terjadi cekcok mulut kemudian datang keamanan pasar
- Bahwa benar 27 lembar uang Rp. 100.000,- adalah milik terdakwa sirnpan
di dalam dompet
72
- Bahwa benar terdakwa mendapatkan uang palsu tersebut dari saudara
Faisal
3. Petunjuk
persidangan uang kertas pecahan Rp. 100.000,- nomor serf AAK 228326
lembar, GAO 344005 sebanyak 10 lembar dan satu buah dompet warna hitam.
Bahwa benar pada hari Rabu tanggal 17 Agustus 2005 sekira jam 00.30 Wib
F. Barang Bukti
27 lembar uang kertas pecahan Rp. 100.000,- palsu dengan reincian sebagai
berikut: No serf AAK 228 326 sebanyak 8 lembar, BAP 330206 sebanyak 9
lembar, CAT 1`?34 sebanyak 1 lembar, GAO 144665 sebanyak 10 lembar dan
G. Tuntutan
73
1. Menyatakan terdakwa Muktar Als Tar Bin Muhamad Latif terbukti secara sah
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Muktar Als Tar Bin Muhamad Latif
lembar, GAO 344005 sebanyak 10 lembar dan satu buah dompet warna hitam
H. Putusan
Umum, Keterangan Saksi, Alat Bukti yang ada, barang bukti, serta keterangan
dari terdakwa maka Majelis Hakim memberikan putusan terhadap perkara tindak
Adapun isi putusan dari Majelis Hakim tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyatakan terdakwa: Muktar Als Tar Bin Muhamad Latif terbukti secara sah
74
2. Menghukum terdakwa oleh karenanya dengan pidana penjara selama 2 tahun
6 bulan
4. Memerintahkan agar barang bukti berupa 27 lembar uang kertas pecahan Rp.
lembar, GAO 344005 sebanyak 10 lembar dan sate buah dompet warna hitam
6. Menghukum terdakwa untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 1.000,-
(seribu rupiah)
jalannya persidangan dan terdakwa belum pernah dihukum dan berlaku sopan
dalam persidangan.
I. Analisa Kasus
uang.
75
Awalnya terdakwa diajukan kemuka persidangan oleh Jaksa Penuntut
Umum dengan dakwaan seperti yang tersebut di atas. Dan dituntut dengan pasal
barang bukti ke muka persidangan. Adapun mengenai barang bukti yang diajukan
sumpah.
kepada Terdakwa apakah keberatan dengan keterangan yang diberikan oleh para
saksi. Ternyata terdakwa tidak keberatan dengan keterangan yang diberikan oleh
Namun dalam kasus ini ada saksi yang telah dipanggil oleh Jaksa Penuntut
Umum akan tetapi tidak hadir walaupun telah dilakukan pemanggilan sesuai
dengan prosedur. Dengan demikian Jaksa tidak memanggil lagi saksi tersebut ke
76
keterangan yang telah diberikan di depan Penyidik. Pembacaan keterangan saksi
terdakwa dengan perintah Ketua Majelis Hakim kemudian Jaksa Penuntut Umum
dengan cara membelanjakannya di sebuah warung untuk membeli rokok Dji Sam
selanjutnya dapat dilihat dalam Berita Acara pemeriksaan (BAP) yang dibuat oleh
penyidik dan Jaksa penuntut Umum dan dimuat dalam pertimbangan putusan
Majelis Hakim.
Dari keterangan para saksi dan terdakwa serta barang bukti yang
kesemuanya itu merupakan alat bukti sebagaimana diatur dalam KUHAP pasal
a. Keterangan Saksi
b. Keterangan Ahli
c. Surat
d. Petunjuk
e. Keterangan terdakwa
77
2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan
Dalam pemeriksaan cepat keyakinan Hakim cukup didukung satu alat bukti
yang sah. Dalam perkara yang berat atau perkara biasa maka tidak cukup dengan
keyakinan hakim dan satu alat bukti saja melainkan hams didukung minimal 2
Dari keterangan di atas maka terdapat dua alat bukti yaitu keterangan saksi
Selain itu kita harus mengetahui arti dari Kesaksian sehingga Untuk
menjawab pertanyaan tersebut maka penulis juga harus memahami apa yang telah
ditentukan dalam pasal 185 KUHAP. Kesaksian adalah suatu keterangan dengan
lisan di muka Hakim dengan sumpah tentang hal-hal mengenai kejadian tertentu
yang didengar, dilihat dan dialami sendiri. Dalam hal ini pada kasus perkara di
atas keterangan saksi diberikan oleh dua orang saksi. Sering pula ter jadi
keterangan saksi itu tidak lisan melainkan tertulis, akan tetapi tulisan itu harus
dibacakan (dengan lisan) di muka Hakim dansetelah itu Surat tersebut diberikan
kepada hakim.
78
ditetapkan dalam Berita Acara yang dibacakan di muka sidang disebabkan
Selain itu kesaksian juga dapat diberikan dengan kaset rekaman apabila
seorang saksi tersebut berada di luar negeri atau sedang menderita suatu penyakit
tertentu.
Satu alat bukti yang terdapat dalam perkara di atas adalah keterangan
diketahui, atau alami sendiri. Keterangan terdakwa itu bisa juga merupakan apa
setelah ditanya oleh hakim tentang kesehatannya, ia dalam keadaan sehat. Setelah
itu terdakwa memberikan keterangan atas pertanyaan Hakim dan Jaksa Penuntut
Umum.
Yang merupakan alat bukti sah adalah keterangan terdakwa yang diucapkan
dalam pemeriksaan pendahuluan bukan merupakan alat bukti yang sah, ia hanya
yang didakwakan kepadanya maka keterangan terdakwa itu harus ditambah lagi
79
dengan satu alat bukti yang lain, misalnya keterangan saksi, keterangan ahli,
terlebih dahulu mempelajari apa yang menjadi ketentuan dalam pasal 189
KUHAP.
Dari basil keterangan terdakwa dan keterangan saksi di atas maka dapat
a. Bahwa benar pada hari rabu, tanggal 17 Agustus 2005 sekira jam 00.30 Wib di
b. Bahwa benar awalnya terdakwa membeli rokok Dji Sam Soe di waning rokok
milik saksi korban seharga Rp. 7.000,- terdakwa membayar dengan Rp.
100.000,- palsu dan dikembalikan oleh saksi Rp. 93.000,-setelah itu terdakwa
pergi, tak lama kemudian saksi melihat uangnya palsu lalu mengejar terdakwa
100.000,- palsu yang didapat dari sdr. Faisal dengan membelinya uang palsu
tersebut Rp.300.000,-
terdakwa
80
Berdasarkan uraian di atas maka telah terbukti secara sah dan meyakinkan
dan juga pada diri terdakwa terdapat kemampuan untuk bertanggung jawab atas
penahanan yang telah dilakukan oleh Penyidik untuk kepentingan penyidikan dan
ketentuan yang diatur dalam pasal 193 ayat 2b KUHAP, status penahanan
bersalah dan dijatuhi hukuman pidana penjara, maka kepada terdakwa dibebankan
untuk membayar ongkos perkara yang besarnya ditentukan dalam amar putusan
perkara.
J. Analisa kriminologis
81
Tindak pidana pemalsuan uang merupakan suatu bentuk kejahatan yang
Setelah diketahui beberapa hal di atas maka kita harus menyusun strategi
merupakan kejahatan yang terorganisisr dan memang sudah tidak monopoli gejala
dunia salah satunya negara Indonesia. Walaupun dalam bentuk dan gaya yang
Apabila kita meneliti kejahatan yang terorganisasi ini maka kita akan
uang maka ada beberapa tugas dari masing-masing anggota sindikat seperti
82
membuat, mengedarkan, menyimpan dan mengedarkan mata uang yang palsu dan
masing-masing.
Satu hal yang harus diketahui pula bahwa kejahatan ini dalam melakukan
tradisional. Kejahatan bisa saja terjadi baik dilakukan oleh orang atau kelompok
yang tingkat ekonominya lemah, bahkan dilakukan pula oleh mereka yang
memiliki status sosial yang tinggi, di mana dapat tersembunyi oleh statusnya yang
besar. Sangatlah wajar dan logis jika hal ini menimbulkan keresahan karena
83
berlangsung sangat cepat sedangkan dalam masyarakat tradisional, perubahan itu
sangat lambat/lemah.
suku, dan adat istiadat. Mereka akan membentuk ikatan norma dan nilai-nilai
yang hidup dan saling berbeda ataupun bertentangan satu sama lain. Suasana ini
samar. Keadaan semacam ini memberi peluang untuk berbagai norma dan nilai
norma dan nilai hidupnya samar-samar serta tidak jelas yang kian kehidupannya
tidak menentu. Hal ini dapat pula diakibatkan oleh adanya pertentangan norma itu
asing terhadap norma-norma dari individu yang lain atau norma-norma barn
(berbenturan). Norma lama di buang, sedangkan norma baru belum ada. Nilai-
nilai hidup bergeser tanpa diiringi nilai-nilai baru yang tetap, seakanakan terjadi
kekosongan nilai.
84
Kebudayaan sebagai sumber nilai tidak memberi pegangan, karena norma
yang lama tidak lagi mempunyai kekuatan sedang norma baru belum ada, maka
tidak mengherankan jika kemudian timbul bentrokan satu sama lain, bagaikan
orang yang berjalan dalam gelap gulita tanpa lampu penerang. Bentrokan-
terjadi interaksi dan interrelasi dua manusia atau lebih. Karena kondisi social
melatar-belakangi problema social ini, maka perlu diteliti kembali kondisi social
manusia. Kondisi social dapat dilihat sebagai situasi atau keadaan tertentu, dari
Kondisi social timbul sebagai akibat dari perkembangan kondisi social dan
cultural, yaitu akibat dari deferensasi dan multiplikasi kepentingan dan fungsi
masyarakat, gangguan alam sekitar phisik dan scbagainya. Di samping itu terjadi
85
Dapat dikatakan, bahwa problema social sebagai akibat dari penyimpangan
Orang yang mengalami hal ini menimbulkan perasaan tidak arnan dalam dirinya,
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
negeri, pada awalnya memang peredaran uang palsu beredar pada masyarakat
kota tetapi pada akhirnya masyarakat desa juga menjadi sasaran. Perbuatan ini
dilakukan secara terorganisir dan mempunyai jaringan yang cukup luas atau
kejahatan mafia. Salah satu hal yang menjadi faktor yang mengakibatkan
bisnis ini adalah keuntungan yang diharapkan serta kesulitan ckonomi yang
pemalsuan uang. di dalam pasal ini terdapat juga ancaman pidana terhadap
86
siapa yang melanar ketentuan pasal ini. Kejahatan pemalsuan uang ini
beraneka ragam tipenya tetapi pada dasarnya satu yaitu yang dipalsukan
adalah uang baik itu uang kertas atau uang logam. Unsur-unsur yang tidak
B. Saran
pemalsuan uang, selain itu masyarakat juga harus tanggap dan bersifat rekatif
pelanggarnya.
87