Professional Documents
Culture Documents
DEMOKRASI
1. PENDAHULUAN
Semua negara mengakui bahwa Demokrasi sebagai alat ukur dari keabsahan politik.
Kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintahan menjadi basis
tegaknya system politik demokrasi. Demokrasi meletakkan rakyat pada posisi
penting, hal ini karena masih memegang teguh rakyat selaku pemegang kedaulatan.
Negara yang tidak memegang demokrasi disebut negara otoriter. Negara otoriterpun
masih mengaku dirinya sebagai negara demokrasi. Ini menunjukkan bahwa
demokrasi itu penting dalam kehidupan bernegara dan pemerintahan.
2. PENGERTIAN
Demokrasi dikenal dalam pengertian universal,. Konseptual dan kontekstual.
A. MENURUT ETIMOLOGIS / BAHASA
B. MENURUT TERMINOLOGI
Demokrasi pengertian etimologis mengandung makna pengertian universal.
Abraham Lincoln th 18673 memberikan pengertian demokrasi " government of
the people, by the people, and for the people". Menurut etimologi/bahasa,
demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu dari demos = rakyat dan cratos atau
cratein=pemerintahan atau kekuasaan. Demokrasi berarti pemerintahan rakyat
atau kekuasaan rakyat. Oleh karena itu dalam sistem demokrasi rakyat mendapat
kedudukan penting didasarkan adanya rakyat memegang kedaulatan.
Pelaksanaan demokrasi ini ada dua cara yaitu demokrasi Iangsung dan tidak
langsung. Demokrasi langsung, rakyat seluruhnya dikutsertakan dalam
permusyawaratan untuk menentukan kebijakan dan mengambil keputusan. Hal ini
terjadi pada zaman yunani kuno (abad ke 4 SM – abad ke 6 SM). Pada masa itu
Yunani berupa negara kota (polis). Akan tetapi pada masa itu ada pembatasan ikut
dalam pemerintahan adalah anak, wanita dan budak. Akibat perkembangan
penduduk maka system demokrasi. Akibat perkembangan penduduk maka
demokrasi langsung sudah tidak memungkin lagi sehingga timbul cara kedua
yaitu demokrasi tidak langsung.
Demokrasi tidak langsung dilaksanakan melalui system perwakilan. Biasanya
dilaksanakan dengan cara pemilihan umum. Secara terminology . Demokrasi dari
segi terminology mengandung makna demokrasi konseptual. Demokrasi dilihat
dari segi pemikiran politik. Torres demokrasi dilihat dari tiga tradisi pemikiran
politik. Clssical Aristotelian theory, medieval theory dan contemporary doctrine.
Torres melihat demokrasi dari segoi formal dan substantive.
Formal menunjuk pada demokrasi dim arti system pemerintahan. Substantive
menunjuk pada demokrasi dalam 4 bentuk.
1) menitik beratkan pada perlindungan terhadap tirani.
2) titik berat pada manusia mengembangkan kekuasaan dan kemampuan.
3) melihat keseimbangan partisipasi masyarakat terhadap beban yang berat dan
tuntutan yang tidak dapat dipenuhi
4) bahwa tidak dapat mencapai partisipasi yang demokratis tanpa perubahan
lebih dulu dalam keseimbangan social dan kesadaran social. Perubahan social
dan partisipasi demokratis perlu dikembanakan secara bersamaan karena satu
sama lain salina keteraantunaan.
demokrasi merupakan salah satu bentuk pemerintahan;
1) Tradisi medieval theory menerapkan roman law dan konsep popular
souvregnty.
2) Contemporary doctrine dengan konsep republik dipandang sebagai bentuk
pemerintahan rakyat yang murni.
3) Harris Soche, Demokrasi adalah pemerintahan rakyat karena itu kekuasaan
melekat pada rakyat.
4) Henry B. Mayo, system politik demokratis adalah menunjukkan kebijakan
umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara
efektif oleh rakyart, dan didasarkan atas kesamaan politik dalam suasana
terjaminnya kebebasan politik.
International Commision for Jurist, Demokrasi adalah suatu bentuk
pemerintahan untuk membuat keputusan politik diseleng-garakan oleh
wakil wakil yang dipilih dan bertanggung jawab kepada mereka melalui
pemilihan yang bebas.
1. C.F. Strong, Suatu system pemerintahan pada mayoritas anggota dewasa dari
masyarakat politik ikut serta atas dasar system perwakilan yang menjamin
bahwa pemerin-tah akhirnya mempertanggung jawabkan tindakan kepada
mayoritas.
2. Samuel Huntington, system politik sebagai demokratis sejauh para pembuat
keputusan kolektif yang paling kuat dalam system itu dipilih melalui
pemilihan umum yang adil, jujur, dan semua orang dewasa mempunyai hak
yang sama memberikan suara.
6. DEMOKRATISASI
Demokratisasi merupakan penerapan kaidah-kaidah atau prinsip demikrasi pada
keguatan sistem politik kenegaraan. Tujuasn untuk membentuk kehidupan politik
bercirikan demokrasi. Demokratisasi merujuk pada proses perubahan menuju system
pemerintahan yang lebih demokratis.
Tahapan demokrasi:
1. pergantian dari penguasa non demokratis ke penguasa demokrasi
2. pembentikan lembaga dan tertib politik demokrasi;
3. konsolidasi demokrasi
4. Praktik demokrasi sebagai budaya politik bernegara
Ciri-ciri demokrasi.
1. berlangsung secara evolusioner;
2. perubahan secara persuasive bukan koersif; (musyawarah bukan paksaan atau
kekerasan);
3. proses demokrasi tidak pernah selesai. Demokrasi suatu yang ideal tidak pernah
tercapai. Negara yang benar-benar demokrasi tidak ada. Bahkan negara yang
menyatakan negaranya demokrasi dapat jatuh menjadi otoriter.
7. DEMOKRASI DI INDONESIA
Bangsa Indonesia sejak dulu sudah mempraktikkan ide ten-tang demokrasi walau
bukan tingkat kenegaraan, masih tingkat desa. Disebut demokrasi desa.Contoh
pelaksanaan demokrasi desa pemilihan kepala desa dan rembug desa. Inilah
demokrasi asli.
Demokrasi desa mempunyai 5 ciri.
Rapat, mufakat, gotong royong, hak mengadakan protes bersama dan hak menyingkir
dari kekuasaan raja absolut
Mempergunakan pendekatan kontekstual, demokrasi di Indonesia adalah demokrasi
Pancasila. Demokrasi Pancasila ini oleh karena Pancasila sebagai ideology negara,
pandangan hidup bangsa Indonesia, dasar negara Indonesia dan sebagai identitas
nasional Indonesia. Sebagai ideology nasional, Pancasila sebagai cita-cita ma-
syarakat dan sebagai pedoman membuat keputusan politik. Sebagai pemersatu
masyarakat yang menjadi prosedur penyelesaian konflik.
Nilai-nilai demokrasi yang terjabar dari nilai-nilai Pancasila sbb:
1. Kedaulatan rakyat;
2. republik
3. Negara berdasar atas hukum
4. Pemerintahan yang konstitusional
5. Sistem perwakilan
6. Prinsip musyawarah
7. Prinsip ketuhanan
Welzer dengan rumusan konseptual, civil society adalah jaringan yang kompleks dari
LSM diluar pemerintahan ne-gara (NGO) yang bekerja secara merdeka atau bersama-
sama pemerintah yang diatur oleh hukum. la merupakan ranah publik yang
beranggotakan perorangan.
Masyarakat madani Indonesia tidak sepenuhnya sama dengan civil society menurut
konsep liberalisme/komunita-rianisme Barat. Masyarakat madani Indonesia
mempunyai ciri khas, tetap agamis/religius dan adanya fasilitasi lebih nyata dari
negara dalam hal memberikan jaminan hukum dan dukungan politik bagi kehadiran
masyarakat madani, suasana kulturtal dan ideologis dan menyediakan infrastruktur
social yang diperlukan.
Keterkaitan Demokrasi Pancasila dengan civil society/ masyarakat madani Indonesia,
secara kualitatif ditandai oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, jaminan hak asasi manusia, penegakan prinsip rule of law, partisipasi yang luas
dari warganegara dalam mengam bil keputusan publik diberbagai tingkatan,
pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan untuk mengembangkan warganegara
Indonesia yang cerdas dan baik, berakhlak baik serta berbudi luhur.
1. Landasan System Politik Demokrasi di Indonesia
Menurut Samuel Huntington sistem poiitik demokrasi dapat dibedakan dari
system politik demokrasi dan non demokrasi.
Sistem poiitik demokrasi didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur dan
kelembagaan yang demokratis. Sistem ini mampu menjamin hak kebebasan
warganegara, membatasi kekuasaan pemerintah dan memberikan keadilan.
Indonesia sejak awal berdiri sudah menjadikan demokrasi sebagai pilihan sistem
politik.
Negara Indonesia sebagai negara demokrasi terdapat pada pembukaan UUD 45
alinea ke 4 dan Ps 1 ayat (2) UUD 45 (sebelum di amandemen), kedaulatan
adaiah di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Ps 1 ayat (2) seteiah diamandemen berubah
menjadi "kedauiatan berada dita-ngan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD".
Perubahan ini menghilangkan kata "dilaksanakan sepenuhnya" menjadi
dilaksanakan menu-rut UUD. Apapun perubahannya ini membuktikan sejak
berdirinya negara Indonesia teiah menganut demokrasi.
9. PENDIDIKAN DEMOKRASI
Perilaku dan kultur demokrasi menunjuk pada nilai-nilai demokrasi di masyarakat.
Masyarakat yang demokratis adaiah masyarakat yang dilandasi oleh nilai-niiai
demokrasi. Menurut Henry B. Mayo nilainilai demokrasi meliputi damai, sejahtera,
adil, jujur, menghargai perbedaan, menghormati kebebasan. Membangun kultur
demokrasi berarti tindakan mensosiaiisasikan, mengenalkan dan menegakkan niiai
demokrasi pada masyarakat. Membangun kultur demokrasi lebih sulit dari
membangun struktur demokrasi. Tidak tegaknya kultur demokrasi menyebabkan
masya rakat sulit diatur, terjadi kekerasan, terror, brutal, masyarakat tidak aman.
Contohnya : Sampai sekarang masih ada usaha RMS yang ditandai dengan ulang
tahun RMS, Gerakan Papua Merdeka yang ditandai dengan ulang tahun setiap tahun.
Perang antar suku yang bermotifkan SARA.
Indonesia sudah ada institusi demokrasi, masyarakat belum menikmati demokrasi,
baik dikalangan pemerintahan, jasa usaha. Dari segi pemerintahan masyarakat banyak
merasa tertindas. Pada jasa usaha terjadi penindasan terhadap pekerja. Nampaknya
demok rasi masih merupakan usaha, dan masih terbatas pada kaum alit. Disini terlihat
institusi tidak didukung oleh perilaku demokratis. Tercapainya demokrasi sampai
menyentuh kehidupan rakyat cukup lama dan sulit, sehingga masih sangat mutlak
diperlukan.
Ada 3 hal pengetahuan dan kesadaran demokrasi.
1. demokrasi adalah pola kehidupan menjamin hak warganegara;
2. demokrasi merupakan the long learning process
3. kelangsungan demokrasi tergantung kepada proses pendidikan demokrasi pada
masyarakat secara Iuas.
Pola demokrasi dapat mengembangkan unsur demokrasi desa yang terdiri dari rapat,
mufakat, gotong royong, hak mengadakan protes bersama dan menyingkir dari
kekuasaan absolut.
Nilai-nilai demokrasi langsung dijabarkan dalam demokrasi dibi-dang politik,
dibidang ekonomi dan dibidang sosial.
1. Pembunuhan. (Ps. 338 KUHP).
2. Pembunuhan yang direncanakan. (Ps. 340 KUHP).
3. Penganiayaan yang berakibat luka-luka berat atau matinya orang, penganiayaan yang
direncanakan dan penganiayaan berat. (Ps. 355 ayat (1) KUHP).
4. Perkosaan, perbuatan cabul dengan kekerasan. (Ps. 285 KUHP).
5. Persetubuhan dengan seorang wanita diluar perkawinan atau perbuatan- perbuatan
cabul dengan seseorang padahal diketahui bahwa orang itu belum berumur 15 tahun
atau belum mampu kawin. (Ps. 290 ayat (1), (2) KUHP).
6. Perbuatan cabul yang dilakukan oleh orang yang cukup umur dengan orang lain sama
kelamin yang belum cukup umur. (Ps. 292 KUHP).
7. Memberikan atau mempergunakan obat-obat dan atau alat-alat dengan maksud
menyebabkan gugur atau mati kandungan seorang wanita. (Ps. 299 ayat (1), (2)
KUHP).
8. Melarikan wanita dengan kekerasan, ancaman kekerasan atau tipu muslihat, dengan
sengaja melarikan seseorang yang belum cukup umur. (Ps. 332 ayat (1), (2) KUHP).
9. Perdagangan wanita dan perdagangan anak laki-laki yang belum cukup umur. (Ps.
297 KUHP).
10. Penculikan dan penahanan melawan hukum. (Ps. 328 KUHP).
11. Perbudakan. (Ps. 324 KUHP).
12. Pemerasan dan pengancaman. (Ps. 368 ayat (1) KUHP).
13. Meniru atau memalsukan mata uang atau uang kertas negeri atau uang kertas bank
atau mengedarkan mata uang kertas negeri atau kertas bank yang ditiru atau
dipalsukan. (Ps. 244 KUHP).
14. Menyimpan atau memalsukan uang ke Indonesia yang telah ditiru atau dipalsukan.
(Ps. 245 KUHP).
15. Pemalsuan dan kejahatan yang bersangkutan dengan pemalsuan. (Ps. 263 KUHP).
16. Sumpah palsu. (Ps. 242 KUHP).
17. Penipuan. (Ps. 378 KUHP).
18. tindak pidana-tindak pidana berhubungan dengan kebangkrutan. (Ps. 396 KUHP).
19. Penggelapan. (Ps. 372 KUHP).
20. Pencurian, perampokan. (Ps. 362 KUHP), (Ps. 365 KUHP)
21. Pembakaran dengan sengaja. (Ps. 187 KUHP).
22. Pengrusakan barang atau bangunan dengan sengaja. (Ps. 406 Jo 408 KUHP).
23. Penyelundupan. (Ps. 380 Jo 393 KUHP).
24. Setiap tindak kesengajaan yang dilakukan dengan maksud membahayakan
keselamatan kereta api, kapal taut atau kapal terbang dengan penumpang-
penumpangnya. (Ps. 479 a KUHP).
25. Menenggelamkan atau merusak kapal di tengah laut. (Ps. 198 Jo 199 KUHP).
26. Penganiayaan diatas kapal tengah taut dengan maksud menghilangkan nyawa atau
menyebabkan luka berat. (Ps. 444 KUHP).
27. Pemberontakan atau permufakatan untuk memberontak oleh 2 (dua) orang atau Iebih
diatas kapal ditengah taut menentang kuasa nakhoda, penghasutan untuk
memberontak. (Ps. 460 Jo 461 KUHP).
28. Pembajakan taut. (Ps. 439 KUHP).
29. Pembajakan udara, kejahatan penerbangan dan kejahatan terhadap sarana/prasarana
penerbangan. (Ps. 479 i Jo 479 j Jo 479 I KUHP).
30. Tindak pidana korupsi. (Ps. 209, 210, 212, 415, 430, 435 KUHP. UU No. 31/1999 &
UU No. 20/2001.
31. Tindak pidana narkotika dan obat-obat berbahaya Iainnya. (UU No. 5/1997 ttg
Psikotropika & UU No. 22/1997 ttg Narkotika ).
32. Perbuatan yang melanggar undang-undang senjata api, bahan-bahan yang
menimbulkan kebakaran.