Professional Documents
Culture Documents
TRANSPORTASI1
Agus Sugiyono
Direktorat Teknologi Energi, BPP Teknologi
Abstract
Recently oil product is a main fuel in transportation sector in Indonesia. Waste gas
from combustion of oil product contains pollutant such as SO2, NOx, CO, VHC,
SPM and other particles. The pollutants have negative impact to human and the
ecosystem if exceed the certain concentration. To reduce the pollutant in
transportation sector, energy utilization strategies should be carried out. In this
paper, the MARKAL Model is used with two scenarios: Doing Nothing Case (DNC)
and Emission Reduction Case (ERC) to make energy utilization strategies in
transportation sector. Using ERC scenario, waste gas emission in transportation
sector especially NOX, CO and VHC emission could be reduced using this method:
fuel substitution from oil product to gas fuel, equipment of gasoline car with
catalytic converters, and utilization of diesel engine with low emission.
1
Majalah BPP Teknologi, No. LXXXV/Mei'98, hal 34-40, ISSN 0216-6569
34
melanda ASEAN, termasuk Indonesia yang transportasi udara dengan pangsa 9 % pada
terjadi sejak bulan Juni 1997 hingga saat ini. tahun 2021. Pangsa transportasi dengan
Diasumsikan bahwa krisis ekonomi tersebut menggunakan kereta api diperkiraan masih
hanya berpengaruh terhadap perekonomian untuk sangat rendah.
jangka pendek sedangkan untuk jangka panjang, Kebutuhan bahan bakar untuk sektor
Indonesia sudah akan mampu mencapai transportasi secara keseluruhan didominasi oleh
pertumbuhan seperti dalam proyeksi ini. minyak diesel diikuti oleh bensin. Kedua bahan
Kebutuhan energi saat ini masih didominasi bakar tersebut dikonsumsi lebih dari 85 % dari
oleh sektor rumah tangga. Mulai tahun 2001 total kebutuhan. Sisanya adalah minyak tanah
pangsa kebutuhan energi yang terbesar bergeser dan FO. Konsumsi BBM akan meningkat dengan
dari sektor rumah tangga ke sektor industri dan pertumbuhan sebesar 6.2 % per tahun. Pada
sektor transportasi menduduki urutan yang ketiga. tahun 2021 sektor ini memerlukan BBM sebesar
Pada tahun 2006 sektor transportasi menduduki 83 % dari total produksi BBM nasional. Untuk
pangsa terbesar yang kedua (30 %) setelah jangka panjang bahan bakar gas (BBG) yang
sektor industri (51 %). Untuk jangka panjang dapat digunakan untuk mobil LPG (Liquid
sektor transportasi tetap memegang pangsa Petroleum Gas) dan CNG (Compressed Natural
terbesar yang kedua. Gambar 1 memberikan Gas) mempunyai potensi untuk dikembangkan
gambaran proyeksi kebutuhan energi di Indonesia seperti yang dinyatakan dengan bahan bakar lain-
untuk tiap-tiap sektor. lain pada Gambar 3. Bahan bakar lain-lain di sini
termasuk konsumsi energi listrik untuk kereta api
12000
8000
Transportasi
Industri
PJ/tahun
6000
4000
2000
0
1996 2001 2006 2011 2016 2021
35
observasi dengan menggunakan kamera video dan dengan menggunakan data hasil pengukuran
pada berbagai jenis kondisi lalu lintas. dapat ditentukan koefisien emisi seperti
Pengambilan sampel dilakukan pada 350 ditampilkan pada Tabel 1. Yang termasuk dalam
kendaraan secara random di berbagai tempat di perhitungan ini adalah emisi NO2, SO2, SPM dan
Jakarta. Dengan tambahan informasi dari literatur VHC untuk wilayah Jawa.
3500
Kereta Api
3000
Transp. Udara
2500 Transp. Air
Transp. Darat
PJ/Tahun
2000
1500
1000
500
0
1996 2001 2006 2011 2016 2021
3500
Lain-lain
3000
FO
2500 Minyak Tanah
ADO+IDO
PJ/Tahun
2000 Bensin
1500
1000
500
0
1996 2001 2006 2011 2016 2021
Mobil Penumpang Truk Bus Truk & Bus Kecil Sepeda Motor
Bensin Diesel Bensin Diesel
g/km g/km g/km g/km g/km g/km g/km
NO2 6.38 1.89 16.1 15.6 7.98 2.22 0.2
VHC 3.66 0.99 2.37 2.36 6.42 3.8 5.99
SO2 0.062 0.86 1.28 1.29 0.087 1.02 0.026
SPM - 0.36 0.54 0.56 - 0.48 0.12
36
Emisi polutan di sektor transportasi syaraf dan ginjal serta dapat menyebabkan
ditunjukkan pada Gambar 4. Pangsa emisi NO2 di hiperaktif. Terhadap ekosistem SO2 dan NO2
sektor transportasi saat ini mencapai 66 % dari merupakan pencemar yang menyebabkan
total emisi akibat penggunaan energi. Pada tahun kenaikan pH air hujan yang sering disebut hujan
2021 emisi NO2 mencapai 5 kali dari pada kondisi asam.
saat ini. Emisi SPM untuk sektor transportasi
1.75 NO2
SPM
1.5 SO2
Juta ton/tahun
1.25 VHC
0.75
0.5
0.25
0
1996 2001 2006 2011 2016 2021
4.1. Penggunaan Teknologi Pengurangan 4.2. Penetapan Standar Emisi dan Kualitas
Emisi Udara
Teknologi yang dapat digunakan untuk Penetapan suatu standar yang berupa
mengurangi emisi gas buang adalah penggunaan undang-undang atau surat keputusan diperlukan
katalitik konverter pada kendaraan yang sebagai upaya untuk pengendalian pencemaran.
berbahan bakar bensin dan penggunaan mesin Sampai saat ini sudah ada Undang-Undang
diesel yang beremisi rendah. Beberapa negara Nomor 4 tahun 1982 tentang Pokok-Pokok
maju telah melakukan penelitian serta Pengelolaan Lingkungan Hidup, Keputusan
menggunakan katalitik konverter untuk Menteri KLH tahun 1988 tentang Pedoman Baku
mengurangi emisi NOx, CO dan VHC dari gas Mutu Lingkungan, Keputusan Menteri KLH tahun
buang kendaraan yang menggunakan BBM. 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Pemasangan katalitik konverter untuk mobil baru Bergerak dan untuk DKI Jakarta ada SK
dapat menurunkan emisi NOx, CO dan VHC Gubernur tahun 1996 tentang Baku Mutu Udara
sebesar 90 %. Persentasi penurunan emisi NOx Ambien dan Tingkat Kebisingan. Dengan adanya
dapat berkurang sampai menjadi 70 % untuk standar ini diperlukan pelaksana pengawasan
mobil yang sudah beroperasi lebih dari 80.000 sehingga baku mutu yang telah ditetapkan dapat
km. Katalitik konverter ini hanya bisa diterapkan tercapai.
untuk kendaraan yang menggunakan BBM yang
38
4.3. Meningkatkan Efisiensi dan Konservasi - meberikan pajak yang besar bagi penggunaan
Energi teknologi yang lebih banyak menghasilkan
Dengan meningkatkan efisiensi polutan.
penggunaan energi maka energi yang dibutuhkan - memberikan insentif yang dapat berupa
per unit output akan berkurang sehingga akan bantuan investasi untuk menerapkan teknologi
mengurangi besarnya emisi per unit operasi bersih lingkungan.
Polutan g/km
Bensin LPG BBG
CO 96 7,2 4,8
VHC 12 6,6 1,6
NOx 3,6 3,6 1,2
Pb 0,09 0 0
40