You are on page 1of 14

'

Kuliah Fisika Dasar FMIPA-Universitas Indonesia


$
Arus Listrik & Rangkaian Arus DC
• Arus listrik, I didefinisikan sebagai laju aliran muatan listrik
,∆Q yang melalui suatu penampang dalam waktu tertentu,∆t

∆Q Q
I= = (1)
∆t t
satuan arus listrik adalah ampere.

• Menurut konvensi, arah arus searah dengan aliran muatan


positif. Hal ini ditetapkan sebelum diketahui bahwa elek-
tron bebas, bermuatan negatif, yang sebenarnya bergerak
dan menghasilkan arus pada suatu kawat penghantar. Jadi
elektron bergerak yang berlawanan dengan arah arus.
Vd t

A
Vd

Gambar 1: Arus listrik dan gerak muatan

• Pergerakan pertikel negatif dan positif, memberikan kontri-


busi terhadap arus. Gerak elektron bebas sebenarnya acak
dengan laju relatif tergantung pada energi termalnya. Untuk
mempelajari dibutuhkah dasar “Fisika Zat Padat”.

• Pada saat elektron mendapatkan medan listrik luar(beda

& %
potensial sepanjang kawat) maka elektron bebas akan meng-

dede@fisika.ui.ac.id -1
'
Kuliah Fisika Dasar FMIPA-Universitas Indonesia
$
alami suatu percepatan −eE bergerak berlawanan arah
medan listrik. Akibat tumbukan dengan ion-ion kawat maka
energi kinetik mengalami disipasi yang disebut kecepatan
vd . Maka jumlah elektron bebas atau partikel yang
drift,
melalui suatu volume adalah nAvd ∆t, muatan totalnya

∆Q = qnAvd ∆t (2)

∆Q
I= = nqAvd (3)
∆t
• Selain arus dikenal juga dengan rapat arus, ~j yaitu

~ →j= I
Z
I= ~j · dA (4)
A
Kecepatan drift dapat dinyatakan dalam rapat arus

I j
vd = = (5)
nqA nq

Hambatan dan Hukum Ohm


• Dalam percobaan Ohm didapatkan dalam suatu kawat peng-
hantar bahwa “arus dalam suatu segmen sebanding de-
ngan beda potensial yang melalui segmen tsb”
1 V
I= V → R = ,Ω (6)
R I

& %
dede@fisika.ui.ac.id -2
'
Kuliah Fisika Dasar FMIPA-Universitas Indonesia
$
NonOhmik
V

Ohmik

Gambar 2: Plot V dan I untuk bahan ohmik dan nonohmik, pada bah-
an ohmik nilai hambatan tidak tergantugn pada arus

• Disamping hambatan dikenal juga dengan hambatan jenis,


ρ, satuan Ω.m dan didefinisikan sebagai
E
ρ= (7)
j
Sehingga hambatan kawat dapat dinyatakan

V El l
R= = =ρ (8)
I jA A
Kebalikan dari hambatan jenis disebut konduktivitas

1
σ= (9)
ρ
Hambatan jenis suatu bahan sangat dipengaruhi tempera-
tur

ρ = ρ20◦ C [1 + α(tc − 20◦ C)] (10)


& %
dede@fisika.ui.ac.id -3
'
Kuliah Fisika Dasar FMIPA-Universitas Indonesia
$
α adalah koefisien temperatur hambatan jenis pada 20◦ C .
Berikut ini beberapa nilai hambatan jenis :

Bahan ρ, Ω.m, 20◦ C


Perak 1, 6 × 10−8
Tembaga 1, 7 × 10−8
Air raksa 96 × 10−8
Karbon 3500 × 10−8
Silikon 640
Kayu 108 − 1014
Belerang 1 × 1015
• Ada beberapa material mempunyai hambatan nol pada tem-
peratur tertentu, atau temperatur kritis. Fenomena ini di-
kenal dengan superkonduktivitas. Pertama kali diamati
oleh fisikawan Belanda, H.Kamerlingh Onnes tahun 1911.
N b3 Ge temperatur kritis
Contoh material superkonduktor
23, 2 K atau −249.8◦ C , Y Ba2 Cu3 O7 , temperatur kri-
tis 92 K = −181◦ C .

Energi pada rangkaian listrik


• Hilangnya energi potensial dalam kawat penghantar dinya-

& %
dede@fisika.ui.ac.id -4
'
Kuliah Fisika Dasar FMIPA-Universitas Indonesia
$
takan

∆W = ∆Q(V2 − V1 ) = ∆Q(−V ) (11)

−∆W = (∆Q)V (12)

dengan V = V1 − V2 adalah penurunan potensial.


• Laju kehilangan energi
∆W ∆Q
− = V = IV = P (13)
∆t ∆t
P adalah daya yang didisipasikan pada kawat penghan-
tar,dan dapt juga dinyatakan dalam

2V2
P =I R= (14)
R
GGL dan Baterai
• Untuk menghasilkan energi yang tetap atau arus tetap dibu-
tuhkan sumber listrik yang disebut sumber gaya gerak listrik
atau ggl. GGL dapat mengubahan energi kimia, mekanik
dan lain-lain menjadi energi listrik.

• Pandang pada Gambar 3, potensial pada titik a dan poten-


sial pada titik b

Va = Vb + E − Ir (15)

Tegangan terminal

Vb − Va = E − Ir (16)
& %
dede@fisika.ui.ac.id -5
'
Kuliah Fisika Dasar FMIPA-Universitas Indonesia
$

r
I
R

V

Gambar 3: Sebuah rangkaian dengan sumber V dan hambatan da-


lam r dan hambatan luar R

Tegangan jatuh pada hambatan R adalah

E
IR + Ir = E → I = (17)
R+r
Artinya tegangan terminal/tegangan jepit lebih kecil diban-
dingkan ggl baterai.

Kombinasi Hambatan
1. Hambatan Seri

Rs = R1 + R2 + R3 + · · · (18)

2. Hambatan Paralel
1 1 1 1
= + + + ··· (19)
Rp R1 R2 R3

& %
dede@fisika.ui.ac.id -6
'
Kuliah Fisika Dasar FMIPA-Universitas Indonesia
$
Hukum Kirchhoff
• Hukum Kirchhoff adalah prinsip yang digunakan untuk meng-
hitung arus dan tegangan dalam rangkaian tertutup(dengan
syarat arus tetap).

• Kirchhoff I
“Pada titik percabangan jumlah arus yang memasu-
ki cabang sama dengan jumlah arus yang keluar ca-
P
bang” I=0
• Kirchhoff II
“ Jumlah aljabar dari perubahan potensial(tegangan)
sepanjang lintasan tertutup sama dengan nol”
P P
E+ iR = 0
R
1 b
a

I2
I −
I1

a
+ E
+
2
E1
I
3 −

R 2

d c

Gambar 4: Hukum Kirchhoff pada rangkaian tertutup

• Beberapa konvensi untuk memudahkan perhitungan


1. Tegangan bergerak arah − → + adalah positif sebalik-

& %
nya dari + → − adalah negatif jika searah looping arus.
dede@fisika.ui.ac.id -7
'
Kuliah Fisika Dasar FMIPA-Universitas Indonesia
$
2. Sebaliknya jika berlawanan dengan looping arus maka
tegangan berharga berlawanan dari pernyataan perta-
ma.
3. Nilai arus searah looping adalah positif dan berlawanan
adalah negatif.

Maka bentuk rangkaian pada gambar dapat dinyatakan

E1 − E2 − iR1 − iR2 = 0

Rangkaian Transient RC
Rangkaian RC adalah rangkaian yang terdiri atas hambatan, R
dan kapasitor, C yang dihubungkan dengan sumber tegangan
DC, E . Ada dua proses dalam rangkaian RC yaitu:
Vc

C
Saklar
+
I
E

R

VR

Gambar 5: Rangkaian transient RC

& %
dede@fisika.ui.ac.id -8
'
Kuliah Fisika Dasar FMIPA-Universitas Indonesia
$
1. Pelepasan Muatan(discharge)
Pada proses pelepasan muatan, potensial mula-mula kapa-
sitor adalah V0 = Q0 /C . Pada t = 0 arus yang mengalir
mula-mula
V0 Q0
I0 = = (20)
R RC
Berdasarkan hukum Kirchhoff

Q(t)
E = VR + VC → + I(t)R = 0 (21)
C
Q dQ dQ 1
+R =0→ =− Q (22)
C dt dt RC
t
ln Q = − +A (23)
RC
atau dapat dinyatakan

Q(t) = Be−t/RC ; B = eA (24)

Pada kondisi awal Q = Q0 , t = 0

Q(t) = Q0 e−t/RC = Q0 e−t/τ (25)

τ = RC disebut konstanta waktu.


Arus fungsi waktu I(t) didapatkan

dQ Q0 −t/RC
I(t) = = e = I0 e−t/RC (26)
dt RC

& %
dede@fisika.ui.ac.id -9
'
Kuliah Fisika Dasar FMIPA-Universitas Indonesia
$

Q I

I0
Q0

τ =RC t τ =RC t

Gambar 6: Proses pelepasan pada rangkaian RC

Pada kondisi t= τ , muatan Q = Q0 e−1 = 0, 37Q0 , dan


t = 2τ , muatan Q = Q0 e−2 = 0, 135Q0 , dst. Tipe pe-
nurunan dari muatan adalah penurunan eksponensial

2. Pengisian Muatan(charge)
Pada proses pengisian diasumsikan bahwa kapasitor mula-
mula tidak bermuatan. Saat saklar ditutup pada t = 0 dan
muatan mengalir melalui resistor dan mengisi kapasitor. Ber-
dasarkan hukukm Kirchhoff
Q
E = VC + VR = + IR (27)
C
karena Q dan I merupakan fungsi waktu maka dapat ditu-
liskan
dQ Q dQ dt
E =R + ⇒ = (28)
dt C CE − Q RC
t
− ln(CE − Q) = +A (29)

& %
RC
dede@fisika.ui.ac.id -10
'
Kuliah Fisika Dasar FMIPA-Universitas Indonesia
$
A adalah konstanta sembarang
CE − Q = e−A e−t/RC = Be−t/RC
Q = CE − Be−t/RC ; B = e−A
NilaiB ditentukan oleh kondisi awal yaitu Q = 0, t = 0
sehingga memberikan B = CE . Maka diperoleh Muatan
fungsi waktu pada proses pengisian

Q = CE(1 − e−t/RC ) = Qf (1 − e−t/RC ) (30)

Nilai Qf = CE adalah muatan akhir. Arus fungsi waktu


dQ
I = = −CEe−t/RC (−1/RC)
dt
E −t/RC
= e = I0 e−t/RC (31)
R

Q I

I0 E/R
Q f=CE
Q0

τ =RC t τ =RC t

& %
Gambar 7: Proses pengisian pada rangkaian RC

dede@fisika.ui.ac.id -11
'
Kuliah Fisika Dasar FMIPA-Universitas Indonesia
$
Alat Ukur
1. Ammeter
Ammeter digunakan untuk mengukur besar arus yang meng-
alir dalam rangkaian dan biasanya diletakkan secara seri
dengan resistor sehingga Ammeter membawa arus yang
sama. Idealnya, hambatan Ammeter sangat kecil sehing-
ga hanya sedikit perubahan terhadap arus yang diukur.

2. Voltmeter
Voltmeter digunakan untuk mengukur tegangan dalam rang-
kaian dan diletakkan paralel dengan resistor sehingga te-
gangan jatuh pada voltmeter sama dengan pada resistor.
Idealnya, voltmeter memiliki hambatan yang sangat besar
hingga efeknya pada rangkaian menjadi sangat kecil.
a

R R
r r
V
+ +
E E Voltmeter
− A −
Ammeter

Gambar 8: Prinsip pengukuran alat Ammeter dan Voltmeter

Komponen dasar suatu Ammeter dan Voltmeter adalah galva-


nometer. Galvanometer dirancang sehingga pembacaan skala
sebanding dengan arus yang melewati. Ada 2 sifat yang pen-
ting yaitu resistansi galvanometer, Rg dan arus yang dibutuhk-
& %
dede@fisika.ui.ac.id -12
'
Kuliah Fisika Dasar FMIPA-Universitas Indonesia
$
an untuk simpangan maksimum, Ig . Nilai yang umum dalam
laboratorium adalah Rg = 20Ω dan Ig = 0, 5 mA. Maka te-
gangan jatuh pada galvanometer untuk simpangan maksimum
adalah

V = Ig Rg = (20Ω)(5, 8 × 10−4 A) = 10−2 V

Untuk membuat Ammeter dari galvanometer, biasanya diletakk-


an hambatan kecil disebut resistor shunt dengan cara paralel
dengan galvanometer. Hambatan shunt dan hambatan ekiva-
len biasanya lebih kecil dari hambatan galvanometer. Sehingga
arus dalam hambatan shunt lebih kecil dibandingkan dengan
galvanometer.
Prinsip Ammeter dengan Galvanometer
Rg
G

Galvanometer

R p Ammeter

Prinsip Voltmeter dengan Galvanometer

Rg R p Voltmeter Galvanometer

Gambar 9: Prinsip pengukuran Ammeter dan Voltmeter dengan meng-


gunakan Galvanometer

& %
Untuk membuat Voltmeter dengan galvanometer, dengan mele-

dede@fisika.ui.ac.id -13
'
Kuliah Fisika Dasar FMIPA-Universitas Indonesia
$
takkan hambatan yang besar sehingga hambatan ekivalen vol-
tmeter jauh lebih besar dibandingkan dengan hambatan galva-
nometer.
Sebagai contoh galvanometer mempunyai hambatan 20Ω un-
tuk arus 5 × 10−4 A, memberikan simpangan skala maksimum.
Desainlah suatu Ammeter yang memberikan simpangan skala
maksimum sebesar 5A. Karena dipasang paralel

Ig Rg = Ip Rp ; Ip + Ig = 5A
Ip = 5A − Ig = 5A − 5 × 10−4 A ≈ 5A
Ig 5 × 10−4 A
Rp = Rg = (20Ω) = 2 × 10−3 Ω
Ip 5A
Sekarang kasusnya desain suatu Voltmeter mempunyai sim-
pangan skala penuh untuk potensial 10V . Misalkan Rs adalah
hambatan yang dipasang seri dengan galvanometer.

10V 4
Ig (Rs + Rg ) = 10V ; Rs + Rg = = 2 × 10 Ω
5 × 10−4 A
Rs = 2 × 104 Ω − Rg = 2 × 104 Ω − (20Ω) = 19.980Ω

& %
dede@fisika.ui.ac.id -14

You might also like