You are on page 1of 130

MENINGKATKAN WAWASAN KEBANGSAAN INDONESIA GUNA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI DALAM RANGKA KETAHANAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Umum
Setiap negara pada umumnya memiliki wawasan kebangsaan, demikian juga dengan bangsa Indonesia tentunya memiliki wawasan kebangsaannya sendiri. Secara singkat wawasan kebangsaan merupakan cara pandang bangsa tentang diri dan lingkungannya berdasarkan cita-cita dan tujuan nasionalnya, atau dengan kata lain wawasan kebangsaan merupakan pokok-pokok pikiran tentang cita-cita dan tujuan nasional suatu bangsa. Wawasan kebangsaan Indonesia lahir dari kesadaran segenap masyarakat untuk bersatu memperjuangkan kemerdekaan, kesejahteraan, dan kedamaian bangsa Indonesia. Sesuai dengan ciri khas bangsa Indonesia yang majemuk dan wilayahnya berupa kepulauan yang terletak di wilayah Asia Tenggara. Wawasan kebangsaan Indonesia merupakan pedoman yang sifatnya filosofis dan normatif, wawasan kebangsaan Indonesia perlu digalakkan dengan maksud agar warga negara menyadari pentingnya hidup besama sebagai bangsa atas dasar kesamaan hak dan kewajiban di depan hukum. Wawasan kebangsaan bertujuan menghidupkan kembali semangat kebangsaan, mendorong terwujudnya hidup yang harmonis, menjaga keutuhan bangsa serta mendorong pencapaian cita-cita tujuan nasional. Namun saat ini kesadaran berbangsa kian memudar, gerakan reformasi 1998 disatu sisi memberikan perubahan pada beberapa dimensi, tetapi disisi yang lain gerakan reformasi belum bisa memperbaiki krisis akan nasionalisme dan komitmen kebangsaan yang semakin hari mengarah kepada jurang degradasi. Akibatnya banyak hal yang dilakukan oleh rakyat Indonesia dengan maksud dan tujuan memperbaiki sosial ekonomi mereaka tanpa

memperhatikan nilai, norma dan konsepsi dan semangat wawasan kebangsaan yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Disamping itu, degradasi sangat berdampak pada krisis kesatuan dan persatuan, oleh karena itu banyak terjadi berbagai konflik yang berdimensi agama, etnis, ras dan yang lainnya yang secara nyata mengangncam keutuhan wilayah NKRI. Hal itu terjadi karena wawasan kebangsaan yang tidak dijadikan spirit utuk membangun dan memajukan bangsa saat ini, sehingga krisis tersebut belum menunjukan tandatanda kapan akan berakhir. Menyikapi situasi dan kondisi yang terjadi, maka dibentuklah makalah Wawasan Kebangsaan ini yang mempunyai maksud dan tujuan untuk menumbuhkan dan menguatkan semangat wawasan kebangsaan

1.2 Maksud dan Tujuan Memberikan tambahan pengetahuan terhadap para pembaca tentang wawasan nusantara yang mencakup wawasan kebangsaan dalam menghadapi era globalisasi dalam rangka ketahanan Nasional

1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup yang akan dibahas di dalam makalah ini, meliputi wawasan Nusantara yang mencakup wawasan kebangsaan Indonesia secara Nasional. Dimana wawasan kebangsaan tersebut dapat memeperkuat rasa cinta terhadap Tanah Air sebagai bentuk ketahanan Nasional untuk menghadapi era globalisasi saat ini.

1.4 Metode dan Pendekatan


Metode yang digunakan di dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut. a. Library Resources adalah metode penggunaan berbagai macam sumber buku yang berkaitan dengan wawasan nusantara, wawasan kebangsaan, era globalisasi serta ketahanan nasional.

b. Web Resources adalah metode penggunaan berbagai macam sumber informasi melalui media internet yang berkaitan dengan wawasan nusantara, wawwasan kebangsaan, era global, serta ketahanan nasional. Kemudian pendekatan yang digunakan adalah pendekatan komprehensif integral, yaitu sebuah pendekatan yang menganalisa suatu masalah dari berbagai aspek yang ada, seperti pendidikan, budaya, sosial, ekonomi, politik.

1.5 Sistematika
Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. Tata urut tiap Bab di dalam makalh ini. Bab I Pendahuluan 1.1 Umum 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Ruang Lingkup 1.4 Metode dan pendekatan 1.5 Pengertian Bab II LandasanPemikiran 2.1 Umum 2.2 Landasan Idiil Pancasila 2.3 Landasan Konstitusional UUD 1945 2.4 Landasan Wawasan Nusantara 2.5 Landasan Konstutisional Ketahanan Nasional 2.6 Landasan Operasional Garis-garis Besar Haluan Negara Bab III KetahananNasional 3.1 Ketahanan Nasional Saat Ini 3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Ketahanan Nasional Saat Ini 3.3 Pengaruh Dari Ketahanan Nasional 3.4 Solusi Terhadap Ketahanan Nasional 3.5 Cara Menjaga Ketahanan Nasional Bab IV Wawasankebangsaan Indonesia 4.1 Pengertian Wawasan Kebangsaan Indonesia 4.2 Tujuan Wawasan Kebangsaan Indonesia 4.3 Perkembangan Wawasan Kebangsaan Indonesia

4.4 Dampak Positif dan Negatif Wawasan Kebangsaan Indonesia 4.5 Cara meningkatkan Wawasan Kebangsaan Indonesia 4.5 Pengaruh Wawasan Kebangsaan Indonesia dalam Ketahanan Nasional

Bab V Era-Globlasisasi 5.1 Pengertian era-globalisasi 5.2 Dampak positif era-globalisasi 5.3 Dampak negatife era-globalisasi 5.4 Harapan atas terwujudnya konsepsi globalisasi Bab VI Korelasi Antara Wawasan Kebangsaan Di Era Globalisasi Dalam Lingkup Ketahanan Nasional 6.1 Pengaruh Globalisasi terhadap Ketahanan Nasional 6.2 Hubungan Wawasan Nusantara dengan Ketahanan Nasional 6.3 Cara Meningkatkan Wawasan Kebangsaan Indonesia Dalam Rangka Menghadapi Era Globalisasi 6.4 Cara Meningkatkan Wawasan Kebangsaan Guna Menghadapi Era globalisasi Dalam Rangka Ketahanan Nasional

1.6 Pengertian
a. Wawasannusantara, adalah sebuah wawasan mengenai nusantara atau Indonesia. Dimana wawasan Nusantara mencakup wawasan kebangsaan Indonesia. Mengenal, mengetahui dan memehami serta melakukan poin- poin yang terdapat di dalam wawasan nusantara sebagai wawsan kebangsaanNegara Indonesia, sangatlah penting. Mengingat hal tersebut dapat membuat kita semakin mencintai tanah air. b. Era Globalisasi adalah era dimana banyaknya alur pertukaran dan

pengadpatasian budaya, ekonomi, pendidikan, politik, sosial, pendidikan, dan terutama kebangsaan serta gaya hidup. Sayangnya, bangsa kita, Bangsa Indonesia beserta para generasi muda yang ada, sangat mudah terpengaruh oleh era global ini. Termasuk terpengaruh dengan berbagai aspek yang ada di dalamnya. c. Relasi antara wawasan nusantara itu sendiri, dengan era global adalah

Wawasan Nusantara ayang mencakup wawasan kebangsaan dapat menjadi benteng

atau ketahanan Nasional bagi Bangsa Indonesia dalam hal berbagai aspek. Sehingga bangsa kita tetap memiliki identitasnya sebagai bangsa yang bersatu untuk menghadapi era global.

BAB II LANDASAN PEMIKIRAN


2.1 Umum
Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain, karena potensinya yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak. Kenyataannya ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Terbukti, setelah perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI, ancaman dan gangguan dari dalam juga timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik sampai yang idiologis. Meski demikian, bangsa Indonesia memegang satu komitmen bersama untuk tegaknya negara kesatuan Indonesia. Dorongan kesadaran bangsa yang dipengaruhi kondisi dan letak geografis dengan dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba berubah akan memberikan motivasi dlam menciptakan suasana damai.

Beberapa ancaman dalam dan luar negeri telah dapat diatasi bangsa Indonesia dengan adadnya tekad bersama-sama menggalang kesatuan dan kecintaan bangsa. Berbagai pemberontakan PKI, RMS (Republik Maluku Selatan), PRRI Permesta dan juga gerakan sparatis di Timor- Timur yang pernah menyatakan dirinya berintegrasi dengan Indonesia, meskipun akhirnya kenyataan politik menyebabkan lepasnya kembali daerah tersebut. Ancaman sparatis dewasa ini ditunjukan dengan banyaknya wilayah atau propinsi di Indonesia yang menginginkan dirinya merdeka lepas dari Indonesia seperti Aceh, Riau, Irian Jaya, dan beberapa daerah lain begitu pila beberapa aksi provokasi yang mengganggu kestabilan kehidupan sampai terjadinya berbagai

kerusuhan yang diwarnai nuansa etnis dan agama dan gangguan dari luar adalah gangguan dari negara lain yang ingin menguasai pulau-pulau kecil yang masih berada di didalam wilayah NKRI namun dekat dengan wilayah negara lain. Bangsa Indonesia telah berusaha menghadapi semua ini dengan semangat persatuan dan keutuhan, meskipun demikian gangguan dan ancaman akan terus ada selama perjalanan bangsa, maka diperlukan kondisi dinamis bangsa yang dapat mengantisipasi keadaan apapun terjadi dinegara ini.

Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional. Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang serasi dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh berlandaskan Pancasila, UUD 45, dan Wawasan nusantara.

2.2 Landasan Idiologi Suatu bangsa mutlak perlu memiliki suatu dasar Negara, sebab dasar Negara merupakan rambu bagi arah suatu pemerintahan agar sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang-undang Dasar 1945, maka cita-cita kemerdekaan Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Dengan demikian, kemudian, Pancasila bukan saja sebagai dasar negara, tetapi sekaligus juga telah menjadi tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan dasar Negara Pancasila dan tujuan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, maka tidak dapat tidak, pedoman atau caracara guna mencapai tujuan tersebut juga harus Pancasila. Sehingga, dapat

dikatakan, dari (dasar) Pancasila dengan (pedoman) Pancasila untuk Pancasila. Jika salah satu komponen ini tidak terpenuhi, maka tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila tidak mungkin dapat terwujud. Seperti halnya demokrasi: dari rakyat- oleh rakyat untuk rakyat. Jika salah satu komnponen ini diganti, atau tidak terpenuhi, maka itu berarti sudah tidak demokratis lagi. Sebagai contoh: dari rakyat bukan oleh rakyat untuk rakyat maka bukan demokrasi lagi. Atau: dari rakyat oleh rakyat tetapi bukan untuk rakyat, juga bukan demokrasi. Apalagi jika bukan dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat sekalipun, juga bukan demokrasi. Oleh sebab itu, dengan dasar Pancasila harus berpedoman Pancasila dan harus bertujuan masyarakat yang Pancasila juga. Jika hal itu tidak terpenuhi, maka dasar negara dasar negara yang Pancasila, pedoman yang Pancasila dan tujuan yang Pancasila juga tidak mungkin terwujud. Adanya realita semacam ini, menunjukkan bahwa arti dan fungsi Pancasila bukan saja menjadi dasar negara, tetapi juga mempunyai arti dan fungsi yang semakin banyak lagi. Kedudukan dan fungsi Pancasila dapat menjadi: 1. Pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia Hal ini berarti bahwa Pancasila melekat erat pada kehidupan bangsa Indonesia, dan menentukan eksistensi bangsa Indonesia. Segala aktivitas oleh Pancasila.

bangsa Indonesia disemangati

2. Pancasila adalah kepribadian bangsa Indonesia: Hal ini berarti bahwa sikap mental, tingkah laku dan amal perbuatan bangsa Indonesia mempunyai ciri-ciri khas yang dapat membedakan dengan bangsa lain. Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud dengan kepribadian, Pancasila.

dan kepribadian bangsa Indonesia adalah

3. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia: Hal ini berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasiladipergunakan sebagai petunjuk, penuntun, dan pegangan dalam Indonesia dalam

mengatur sikap dan tingkah laku manusia

kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 4. Pancasila adalah falsafah hidup bangsa Indonesia:

Falsafah berasal dari kata Yunan philosophia. Philos atau philein berarti to love (mencintai atau mencari). Sophia berarti wisdom, secara harafiah, falsafah berarti sebagai falsafah hidup

kebijaksanaan atau kebenaran. Jadi

mencintai kebenaran. Dengan demikian, Pancasila

bangsa Indonesia mempunyai arti bahwa, Pancasila oleh bangsa Indonesia diyakini benar-benar memiliki kebenaran. Falsafah berarti pula pandangan hidup, sikap hidup, pegangan hidup, atau tuntunan hidup.

5. Pancasila sebagai weltanshauung bangsa Indonesia atau sebagai philosophische grondslag bangsa Indonesia:

Kata-kata ini diucapkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 di muka sidang BPUPKI. Welt berarti dunia, Jerman-Inggris

anshauung berarti pandangan. Dalam kamus

weltanschauung diberi arti conception of the world, philosophy of life. Jadi weltanschauung berarti pandangan dunia atau pandangan falsafah hidup atau philoshopischegrondslag (dasar filsafat). idup, atau

6. Pancasila adalah perjanjian luhur rakyat Indonesia: Hal ini berarti bahwa Pancasila telah disepakati dan disetujui oleh rakyat Indonesia melalui perdebatan dan tukar pikiran baik dalam sidang BPUPKI maupun PPKI oleh para pendiri negara. Perjanjian luhur Indonesia. Kita semua

tersebut dipertahankan terus oleh negara dan bangsa

mempunyai janji untuk melaksanakan, mempertahankan serta tunduk pada azas Pancasila.

7. Pancasila adalah dasar Negara Repbuplik Indonesia: Hal ini berarti bahwa Pancasila dipergunakan sebagai dasar dan pedoman dalam mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan negara. Isi perundang-undangan di Indonesia harus

dan tujuan dari semua

berdasarkan, Pancasila dan tidak boleh bertentangan dengan jiwa Pancasila. Pancasila dalam pengertian ini disebut dalam Pembukaan UUD 1945.

8. Pancasila adalah landasan idiil: Kalimat ini terdapat dalam ketetapan MPR mengenai Garis-garis Besar Haluan Negara adalah Pancasila. (GBHN). Hal ini berarti, bahwa landasan idiil GBHN

Arti dan fungsi Pancasila sebenarnya masih banyak lagi, salah satunya adalah: Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa.Pancasila sebagai Pemersatu BangsaSila ketiga Pancasila, yakni Sila Persatuan Indonesia. Artinya, bahwa Pancasila sangat menekankan dan menjunjung tinggi persatuan bangsa. Hal ini berarti, bahwa Pancasila juga menjadi alat pemersatu bangsa. Disebutnya sila Persatuan Indonesia sekaligus juga menunjukkan, bahwa bangsa Indonesia memiliki perbedaanperbedaan. Apakah itu perbedaan bahasa (daerah), suku bangsa,budaya, golongan kepentingan, politik, bahkan juga agama. Artinya, bahwa para pemimpin bangsa, terutama mereka yang terlibat dalam penyusunan dasar negara, sangat mengerti dan sekaligus juga sangat menghormati perbedaan yang ada di dalam masyarakat Indonesia. Mereka juga menyadari bahwa perbedaan sangat potensial menimbulkan perpecahan bangsa, dan oleh sebab itu mereka juga sangat menyadari pentingnya persatuan bagi bangsa Indonesia. Pencantuman Sila Persatuan bagi bangsa Indonesia selain menyadari pentingnya persatuan bagi kelangsungan hidup bangsa, juga menunjukkan adanya pemahaman bahwa perbedaan itu suatu realita yang tidak mungkin dihilangkan oleh manusia. Perbedaan sesungguhnya adalah suatu hikmah yang harus disukuri, dan bukan sesuatu yang harus diingkari. Apalagi harus dihilangkan dari muka bumi ini. Perbedaan adalah juga kodrati yang ada di mana-mana, di negara manapun juga dan di bangsa manapun juga. Menyikapi realita semacam ini, jalan keluarnya tidak dapat tidak adalah menjadikan perbedaan yang ada sebagai suatu kekayaan yang justru harus dijunjung tinggi dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi, golongan maupun daerah. Dalam wacana nasional maka barometer yang harus dijunjung tinggi adalah kepentingan nasional, dan bukan kepentingan yang lebih kecil, lebih

rendah, ataupun yang lebih sempit. Dengan kesadaran semacam ini, maka terlihat jelas bahwa persatuan bangsa sesungguhnya nilai luhur yang seharusnya dijunjung tinggi oleh semua umat manusia. Karena pada hakekatnya, perpecahan atau pertikaian justru akan menghancurkan umat manusia itu sendiri. Seloka Bhineka tunggal Ika memang sangat tepat untuk direnungkan kembali esensi dan kebenaran yang terkandung di dalamnya. Karena pada hakekatnya semua bangsa, semua manusia memerlukan persatuan dan kerjasama di antara umat manusia. Kerjsama butuh persatuan, dan persatuan butuh perdamaian. Oleh sebab itu perpecahan sebagai lawan dari persatuan mutlak perlu dihindari dan disingkirkan dari kehidupan bermasyarakat, berbangsadan bernegara. Dari penjelasan ini, kita semakin tahu dan sadar, bahwa Sila Persatuan Indonesia sangat tepat dicantumkan dalam dasar negara, mengingat kebenaran dan kebutuhan yang dihadapi oleh seluruh umat manusia.

2.3 Landasan Konstitusional UUD 1945 Landasan Konstitusional, Undang Undang Dasar 1945 adalah sumber dari hukum yang berlaku di Indonesia, oleh karena itu UUD 1945 dijadikan landasan konstitusional sesuai dengan fungsi dan kedudukannya. UUD 1945 memberikan landasan serta tujuan dalam pengembangan sistem serta penyelenggaraan pertahanan Negara. UUD 1945 mereaksikan sikap bangsa Indonesia yang menentang segala macam bentuk penjajahan. Bangsa Indonesia senantiasa akan berjuang untuk mencegah maupun melawan segala macam dan bentuk usaha usaha ataupun perilaku yang menjurus pada penjajahan. Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah merupakan hadiah, melainkan diperoleh dari hasil perjuangan pergerakan bangsa Indonesia melalui pengorbanan jiwa dan raga.Oleh karena itulah bangsa Indonesia menempatkan kemerdekaan sebagai kehormatan bangsa yang harus tetap dijaga dan dipertahankan sepanjang masa.

2.4 Landasan Visional Wawasan Nusantara

10

Landasan Visional, Wawasan Nusantara adalah bagaimana cara pandang bangsa Indonesia tentang diri serta lingkungannya sebagai satu kesatuan yang utuh. Indonesia tersusun dari gugusan kepulauan Nusantara beserta segenap isinya sebagai suatu kesatuan serta sarana untuk membangun dan menata diri menjadi bangsa yang berdaya saing tinggi. Hal tersebut mengandung arti bahwa setiap ancaman terhadap sebagian ataupun seluruh wilayah Indonesia merupakan ancaman terhadap kedaulatan Nasional yang harus dihadapi bersama.

2.5 Landasan Konsepsional Ketahanan Nasional Ketahanan nasional, yaitu merupakan kondisi dinamis yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kemampuan sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional. Dalam upaya mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya, bangsa Indonesia mengahadapi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. Agar dapat mengatasinya, basngsa indonesia harus memiliki kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.

2.6 Landasan Operasional GBHN GBHN adalah sebagi landasan wawasan operasional dalam wawasan nusantara, yang dikukuhkan MPR dalam ketetapan Nomor : IV/MPR/1973 pada tanggal 22 Maret 1973.

11

BAB III KETAHANAN NASIONAL

3.1 Ketahanan Nasional Saat Ini Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) : 1. Ancaman di dalam negeri Contohnya adalah pemeberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat indonesia. 2. Ancama dari luar negeri Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri. Dalam perjuangan mencapai cita-cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak terhindar dari berbagai ancaman-ancaman yang kadangkadang membahayakan keselamatannya. Cara agar dapat menghadapi ancaman-ancaman tersebut, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.

12

Ancaman yang dihadapi juga tidak sama, baik jenisnya maupun besarnya. Karena itu ketahanan nasional harus selalu dibina dan ditingkatkan, sesuai dengan kondisi serta ancaman yang akan dihadapi. Dan inilah yang disebut dengan sifat dinamika pada ketahanan nasional. Untuk mengetahui ketahanan nasional, sebelumnya kita sudah tau arti dari wawasan nusantara. Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik yang dimiliki suatu bangsa, yang didalamnya terkandung keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional. Kekuatan ini diperlukan untuk mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang langsung atau tidak langsung akan membahayakan kesatuan, keberadaan, serta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bisa jadi ancaman-ancaman tersebut dari dalam ataupun dari luar. Dewasa ini istilah ketahanan nasional sudah dikenal diseluruh Indonesia. Dapat dikatakan bahwa istilah itu telah menjadi milik nasional. Ketahanan Nasional baru dikenal sejak permulaan tahun 60 an. Pada saat itu istilah itu belum diberi definisi tertentu. Disamping itu belum pula disusun konsepsi yang lengkap menyeluruh tentang ketahanan nasional. Istilah ketahanan nasional pada waktu itu dipakai dalam rangka pembahasan masalah pembinaan teritorial atau masalah pertahanan keamanan pada umumnya. Sejak mulai dengan membahas masalah ketahanan nasional sampai sekarang, telah dihasilkan tiga konsepsi. Pengertian atau devenisi pertama Lemhanas, yang disebut dalam konsep 1968 adalah sebagai berikut : Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan kita dalam menghadapi segala kekuatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup Negara dan bangsa Indonesia.

13

Pengertian kedua dari Lemhanas yang disebut dalam ketahanan nasional konsepsi tahun 1969 merupakan penyempurnaan dari konspsi pertama yaitu : Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan suatu bangsa yang mengandung kemampuan untuk memperkembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala ancaman baik yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup Negara Indonesia. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, didalam menghadapi didalam menghadapi dan mengisi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mengejar perjuangan nasional. Apabila kita bandingkan dengan yang terdahulu, maka akan tampak perbedaan antara lain seperti berikut : a. Perumusan 1972 bersifat universal, dalam arti bahwa rumusan tersebut dapat diterapkan dinegara-negara lain, terutama di Negara-negara yang sedang berkembang. b. Tidak lagi diusahakan adanya suatu devenisi, sebagai gantinya dirumuskan apa yang dimaksud kan dengan istilah ketahanan nasional. c. Jika dahulu ketahanan nasional di identikkan dengan keuletan dan daya tahan, maka ketahanan nasional merupakan suatu kondisi dinamis yang berisikan keuletan dan ketangguhan, yang berarti bahwa kondisi itu dapat berubah. Pembinaan ketahanan nasional kita dilakukan di bidang : ideology, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan, baik secara serempak maupun menurut prioritas kebutuhan kita. Terdapat tiga perspektif atau sudut pandang terhadap konsepsi ketahanan nasional. Ketiga perspektif tersebut sebagai berikut : 1. Ketahanan nasional sebagai kondisi.

14

Perspektif ini melihat ketahanan nasional sebagai suatu penggambaran atas keadaan yang seharusnya dipenuhi. Keadaan atau kondisi ideal demikian memungkinkan suatu negara memiliki kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga mampu menghadapi segala macam ancaman dan gangguan bagi kelangsungan hidup bangsa yang bersangkutan. 2. Ketahanan nasional sebagai sebuah pendekatan, metode atau

cara dalam menjalankan suatu kegiatan khususnya pembangunan negara. Sebagai suatu pendekatan, ketahanan nasional menggambarkan pendekatan yang integral. Integral dalam arti pendekatan yang mencerminkan antara segala aspek / isi, baik pada saat membangun maupun memecahkan masalah kehidupan. Dalam hal pemikiran, pendekatan ini menggunakan pemikiran kesisteman (system thinking). 3. Ketahanan nasional sebagai doktrin.

Ketahanan nasional merupakan salah satu konsepsi khas Indonesia yang berupa ajaran konseptual tentang pengaturan dan penyelenggaraan bernegara. Sebagai doktrin dasar nasional, konsep ketahanan nasional dimasukkan dalam GBHN agar setiap orang, masyarakat, dan penyelenggara negara menerima dan menjalankannya. Kondisi ketahanan nasional Indonesia saat ini kurang baik. Dilihat dari berbagai aspek ketahanan nasional. Antara lain, aspek ekonomi, sosial budaya, ideologi, politik dan geografi. Pada aspek ekonomi, negara Indonesia sedang terjadi banyak kasus korupsi dimana-mana. Hal ini membuat negara kita dikatakan memiliki ketahanan nasional yang kurang baik. Dari aspek sosial budaya, ada banyak budaya asli Indonesia yang dicuri dan diakui negara lain. Hal ini membuat ketahanan nasional di negara kita ini semakin kurang baik. Aspek ideologi, banyak kasus di luar negeri sana seperti di Arab dan Malaysia yang merendahkan martabat TKI sebagai manusia. Hal ini jelas-jelas melanggar ideologi atau dasar negara Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan hak asai manusia. Aspek politik, banyak pula kasus yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku. Contohnya, Gayus yang bisa bebas dan ke Bali untuk menonton

15

pertandingan, uang menguasai hukum. Aspek geografi, ada wilayah Indonesia yang diakui milik negara lain. Ini terjadi karena lemahnya ketahanan nasional Indonesia, perbatasan kurang di jaga dengan baik.

3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Ketahanan Nasional 3.2.1 Aspek Ideologi Ideologi adalah perangkat prinsip pengarahan (guiding principles) yang dijadikan dasar serta memberikan arah dan tujuan untuk dicapai dalam melangsungkan hidup dan kehidupan nasional suatu bangsa dan negara. Ketahanan Nasional di bidang ideologi dapat diartikan sebagai kondisi dinamik suatu bangsa, berisi keuletan dan keteguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan ideologi suatu bangsa dan negara. 3.2.2 Aspek Ekonomi Peranan Negara dalam system ekonomi kerakyatan sesuai dengan pasal 33 lebih ditekankan bagi segi penataan kelembagaan melalui pembuatan peraturan perundang-undangan.Penataan itu baik menyangkut cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak, maupun sehubungan dengan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.Tujuannya adalah untuk menjamin agar kemakmuran masyarakat senantiasa lebih diutamakan daripada kemakmuran orang seorang, dan agar tampuk produksi tidak jatuh ke tangan orang seorang yang memungkinkan ditindasnya rakyat banyak oleh segelintir orang yang berkuasa. Ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Upaya untuk memenuhi kebutuhan

16

hidup meliputi kegiatan produksi barang dan jasa serta mendistribusikannya kepada konsumen atau pemakai. Kegiatan produksi dalam perekonomian melibatkan factor-faktor produksi berupa: Tenaga kerja, modal, teknologi, sumber daya alam,dan manajemen ekonomi di negara Indonesia. Pengelolaan dan pengembangan ekonomi Indonesia didasarkan pada pasal 33 UUD 1945 sebagai berikut : a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. b. Cabang-cabang produksi yang penting bagai Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. c. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. d. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. e. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. Ketahanan di Bidang Ekonomi Ketahanan ekonomi nasional merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan banyak dimensi. Dimensi-dimensi itu meliputi : a. Stabilitas ekonomi, b. Tingkat integritas ekonomi, c. Ketahanan system ekonomi terhadap goncangan dari luar system ekonomi, d. Margin of savety dari garis kemiskinan dan tingkat pertumbuhan ekonomi, e. Keunggulan kompetitif produk-produk ekonomi nasional, f. Kemantapan ekonomi dari segi besarnya ekonomi nasional,

17

g. Tingkat integritas ekonomi nasional dengan ekonomi global. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketahanan di Bidang Ekonomi negara berkembang seperti Indonesia dalam pengelolaan factor produksi menjadi barang dan jasa mempunyai cirri sebagai berikut:

a. Bumi dan sumber alam, kurangnya kemampuan untuk memanfaatkan kekayaan alam dan juga, belum memiliki keterampilan teknologi yang memadai dan tingkat manajemen yang belum memenuhi harapan. Bencana alam seperti banjir dan musim kering.dll Struktur ekonomi agraris merupakan tekanan berat atas areal tanah dan lingkungan dengan konsekuensi social yang amat luas. Negara yang tidak mempunyai kekayaan alam sangat tergantung kepada impor bahan baku

b. Tenaga kerja Pertambahan penduduk yang cepat bisa menguntungkan, karena persediaan tenaga kerja dan lapangan kerja yang cukup, namun harus disertai dengan peningkatan keterampilan teknologis dan perluasan kesempatan kerja. Apabila kebijaksanaan ini ditempuh maka akan menimbulkan pengangguran kelihatan atau tak kelihatan. Untuk jangka panjang perlu ditempuh penanggulangan sebagai berikut:

- Peningkatan keterampilan teknologi, - Transmigrasi, - Keluarga berencana, - Distribusi penduduk secara ekonomi geografis. c. Faktor modal Modal dapat diperoleh dari tabungan, pajak, reinvestasi perusahaan, pendapatan ekspor dan modal asing. Negara berkembang menghadapi

18

kekurangan modal dan pemupukan modal dalam negeri terbatas, misalnya disebabkan: Pendapatan masyarakat rendah, sehingga tidak memungkinkan adanya tabungan Dasar tariff pajak dan aparatur pemungutan pajak masih terbatas, Kemampuan investasi modal perusahaan masih kurang.

Untuk mengurangi masalah ekonomi dalam bidang modal perlu ditempuh strategi pembangunan yang bertujuan: 1.Memberikan pendidikan keterampilan secara masal dan terarah, 2. Industrialisasi untuk perluasan lapangan pekerjaan, 3.Peningkatan produksi barang dan jasa untuk konsumsi dalam negeri dan untuk ekspor barang setengah jadi dan barang jadi, 4. Pembinaan permodalan bagi pengusaha golongan ekonomi lemah. d. Faktor teknologi Penggunaan teknologi memerlukan pertimbangan-pertimbangan, misalnya: Labour intensive (Padat karya) Teknologi intermediate atau teknologi Elektra. Teknologi mutakhir atau technocratium. e. Hubungan dengan ekonomi luar negeri Hal-hal yang harus diperhatikan oleh Negara-negara berkembang di bidang hubungan ekonomi luar negeri adalah sebagai berikut: - Melebarnya jurang pemisah antara Negara maju dengan Negara berkembang, kerena pertumbuhan ekonomi yang tidak sama. -Akibat perkembangan tersebut ialah berupa kemerosotan harga bahan ekspor tradisional dan menurunkan hasil produksi Negara berkembang. -Makin tinggi kapasitas produksi dan volume ekspor Negara industri, makin mudah keadaan tersebut dipengaruhi oleh perkembangan pasaran internasional. f. Prasarana atau infrastruktur

19

Prasarana adalah factor utama bagi pertumbuhan dan kelangsungan ekonomi Negara.Usaha subversip dan infiltrasi baik dalam suasana damai, apalagi dalam keadaan perang selalu menjadikan prasarana sebagai sasaran utama dari pihak lawan. 3.2.3 Aspek Sosial Budaya Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relative mandiri hidup bersama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok tersebut. Manusia mengembangkan kebudayaan tidak lain sebagai upaua mempertahankan kelangsungan hidupnya menghadapi berbagai tantangan yang muncul dari lingkungannya untuk kemudian mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Karena itulah dapat dikatakan bahwa kebudayaan merupakan wujud tanggapan aktif manusia terhadap tantangan yang dating dari lingkungan. Aspek social biasanya mengacu pada masalah struktur social dan pola hubungan social yang ada di dalamnya, sedangkan kalau kita bicara aspek budaya, mengacu pada kondisi kebudayaan yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan. Atas dasar itu, maka hal tersebut akan dibicarakan dalam bahasan berikut. Struktur Sosial di Indonesia Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang bersifat unik.Secara horizontal ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan berdasarkan perbedaan suku-bangsa, agama, adat, serta perbedaan kedaerahan.Secara vertical struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh perbedaan-perbedaan vertical antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Pluralitas masyarakat Indonesia yang bersifat multi dimensional telah menimbulkan persoalan tentang bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi secara horizontal, sementara sratifikasi social sebagaimana terwujud pada masyarakat Indonesia akan memberi bentuk pada integrasi.

20

Oleh karena itulah maka timbul persoalan yang timbul dari struktur masyarakat Indonesia yang demikian adalah bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi pada tingkat nasional sehingga menunjang penciptaan ketahanan nasional yang mantap. Kondisi Budaya di Indonesia Lapisan social yang berbeda membawa perbedaan perilaku kebudayaan yang diwujudkan dalam keadaan tertentu seperti bahasa yang digunakan, kebiasaan berpakaian, kebiasaan konsumsi makanan dan sebagainya.Semua itu menambah keanekaragaman tampilan budaya masyarakat Indonesia. Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia. Identitas bangsa Indonesia adalah manusia dan masyarakat yang memiliki sifat-sifat dasar: o Religius o Kekeluargaan o Hidup seba selaras o Kerakyatan Kebudayaan baru yang lebih penting daripada kebudayaankebudayaan lain dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa adalah kebudayaan nasional atau kebudayaan Indonesia. Kebudayaan ini tidak sama dengan kebudayaan daerah tertentu tidak sama artinya dengan penjumlahan budaya-budaya daerah di kepulauan Indonesia. Apa yang disebutkan kebudayaan bangsa dalam penjelasan UUD 1945 dirumuskan sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah si seluruh Indonesia. Perkataan puncak-puncak kebudayaan itu artinya adalah kebudayaan yang diterima dan dijunjung tinggi oleh sebagian besar suku-suku bangsa di Indonesia dan memiliki persebaran di sebagian besar wilayah Indonesia. 3.2.4 Aspek Politik Politik berasal dari kata politics dan atau policy yang berarti kekuasaan (pemerintahan) atau kebijaksanaan. Politik di Indonesia: 1. DalamNegeri

21

Adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 45 yang mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam satu system yang unsur-unsurnya: a. Wadah penyaluran pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat dan sekaligus wadah dalam menjaring/pengkaderan pimpinan nasional

b.ProsesPolitik Rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai kepentingan politik maupun kepentingan umum yang bersifat nasional dan penentuan dalam pemilihan kepemimpinan yang akhirnya terselenggara pemilu. c.BudayaPolitik Pencerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara yang dilakukan secara sadar dan rasional melalui pendidikan politik dan kegiatan politik sesuai dengan disiplinnasional. d.KomunikasiPolitik Hubungan timbal balik antar berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik rakyat sebagai sumber aspirasi maupun sumber pimpinan-pimpinan nasional 1. LuarNegeri Salah satu sasaran pencapaian kepentingan nasional dalam pergaulan antar bangsa. Landasan Politik Luar Negeri dalam Pembukaan UUD 45, melaksanakan ketertiban dunia, berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social dan anti penjajahan karena tidak sesuai dengan kemanusiaan dan keadilan. Politik Luar Negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas artinya Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.

22

Aktif artinya Indonesia dalam internasional tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi obyek, tetapi berperan atas dasar cita-citanya. Ketahanan aspek politik dalam negeri = Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Kepemimpinan nasional yang mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat Ketahanan pada aspek politik luar negeri yaitu meningkatkan kerjasama internasional yang saling menguntungkan dan meningkatkan citra positif Indonesia.Kerjasama dilakukan sesuai dengan kemampuan dan demi kepentingan politik.Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji dengan seksama.memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan dengan negara industri maju.Mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia.Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan hak-hak WNI di luar negeri perlu ditingkatkan.

3.2.5 Aspek Pertahanan Keamanan Pertahanan keamanan adalah daya upaya rakyat semesta dengan angkatan bersenjata sebagai inti dan merupakan salah satu fungsi utama pemerintah dalam menegakkan ketahanan nasional dengan tujuan mencapai keamanan bangsa dan negara serta keamanan perjuangannya.Hal itu dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan dan menggerakkan seluruh potensi dan kekuatan masyarakat dalam seluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi. Faktor yang mempengaruhi ketahanan nasional di bidang pertahanan keamanan ialah : 1. Doktrin 2. Wawasan Nasional 3. Sistem Hankam 4. Geografi 5. Manusia 6. Integrasi Angkatan Bersenjata dan Rakyat

23

7. Pendidikan Kewiraan 8. Materiil 9. Iptek 10. Manajemen 11. Pengaruh luar negeri 12. Kepimpinan

3.3 Dampak Positif dan Negatif Terhadap Ketahanan Nasional 3.3.1 Dampak Negatif Tak dapat disangsikan bahwa kemajuan pemikiran manusia yang senantiasa berupaya untuk menghasilkan hal-hal baru dalam hidupnya adalah hal wajar yang dilakukan sebagai makhluk yang berakal. Berangkat dari asumsi bahwa pemikiran manusia akan senantiasa merubah kondisi sosial, maka hal yang demikian itu dapat diterima secara mutlak. Pada dasarnya perubahan itu dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup, peradaban (civilzation) dan kesempurnaan hidupnya yang meskipun pada dasarnya akan senantiasa juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi peradaban itu sendiri. Katakanlah, kebiasaan manusia mengkonsumsi (membeli) makanan yang serba instant, tanpa ada upaya untuk membuatnya, akan melemahkan dan memandulkan kreativitas. Belum lagi hal yang serupa itu diterima dan meresap pada diri anak-anak, maka seumur hidupnya akan menjadi pengkonsumsi utama tanpa adanya niat untuk mencoba membuatnya dengan keinginan sendiri. Alhasil, generasi yang muncul berikutnya adalah generasi yang nirkreativitas. Perubahan sosial, baik yang direncanakan maupun yang tidak dapat dikategorikan ke dalam hal di atas yang pada intinya adalah pengupayaan ke arah yang lebih baik dengan mencoba mereduksi dampak negatif dari social change itu.Siklusnya dapat dicerna melalui adanya rekayasa sosial (social engineering), rekontruksi sosial (social recontruction). Pada tahap

24

ini akan muncul sikap menerima (receive) ataupun berupaya menolaknya (defence). Kemudian, dalam upaya menghindari bentrok budaya (paling tidak dalam paradigma/pemikiran) maka pada saat itu dibutuhkan agenagen perubahan (social agent) sebagai media penyampai agenda perubahan itu. Apabila, perubahan itu muncul sebagai yang tidak direncanakan, maka peran itu akan digantikan oleh sosok atau figur yang dapat menjembatani perubahan yang sedang terjadi. Dengan begitu, perubahan yang sedang terjadi dan akan terjadi, maupun yang direncanakan ataupun tidak (kurang) direncanakan tidak akan mengalami benturan kebudayaan (peradaban) pada masyarakat kekinian. Justru dengan demikian, yang tengah terjadi adalah pemerkayaan khasanah kebudayaan dan bukan pergeseran. Dengan begitu, hipotesa kebudayaan selanjutnya adalah bahwa tidak akan pernah terjadi pergeseran kebudayaan apalagi upaya meninggalkan budaya lokal itu yang meskipun pada tataran performa seolah-olah kebudayaan itu telah bergeser atau ditinggalkan. Perubahan yang demikian itu justru harus dimaknai sebagai upaya pemberdayaan dan pemerkayaan kebudayaan itu sendiri sebagai system makna. Misalkan saja bila seseorang ingin bepergian ke tempat lain (negara Lain) maka tak seorangpun yang dapat mencegahnya apabila ia telah menetapkan bahwa ia harus berangkat. Keadaan ini juga mengakibatkan adanya perpaduan (assimilation) di tempat baru dimana ia berpijak, sehingga melahirkan penilaian apa yang diperoleh, diidolakan sebelumnya dengan dimana ia tinggal dan lihat.

Penilaian itu dapat saja memicu lahirnya interpretasi bahwa apa yang melekat pada dirinya ketika memutuskan untuk bepergian itu dinilai sebagai sesuatu yang kolot, tradisional dan tertinggal. Ia kemudian mengenakan berbagai atribut yang dianggap sebagai simbolisasi budaya maju seperti kritis, egoisme, dan materialistis. Kondisi lain adalah meningkatnya mobilitas sekolah antara negara dimana juga telah mempengaruhi pengakuan terhadap budaya lokalnya.

25

Keadaan dimana sipelaku diperhadapkan pada situasi dan alternatif yang kritis seperti itu telah menciptakan adanya anggapan bahwa budaya (lokal) tidak mampu menyaingi budaya (global) yang sedang mendunia. Namun demikian, bagi sebahagian orang tidak demikilan, bahwa budaya lokal senantiasa akan bertahan (lestari) apabila sipelaku tidak membiarkan budaya (lokal)-nya itu tidak tertindas, tidak tradisional dan tidak terbelakang apabila terdapat upaya sipelaku memajukan atau melakukan perubahan (innovation) dan penerapan (invention) terhadap apa yang disebut dengan budaya lokalnya itu. Lantas dalam situasi yang demikian ini dimana kemajuan zaman dan pola berfikir manusia tidak lagi dapat dibatasi, serta tingginya faktor komunikasi dan media penyampai, seberapa jauhkah budaya lokal itu dapat bertahan? 3.3.2 Dampak Positif Suatu hal yang tak dapat dielak dan dipungkiri bahwa pola kehidupan manusia pada saat ini adalah bahwa manusia kini diperhadapkan pada situasi yang ambigu.Menolak dan menerima perubahan sosial sebagai dampak kemajuan. Opsi untuk menolak dihantui oleh resistensi dari dalam diri pribadi dan lingkungan yang secara phisikologis akan turut mempengaruhi penolakan itu. Yaitu adanya ketakutan terhadap anggapan sebagai person yang primitif, tradisional dan konvensional.Sementara untuk menerima perubahan itu juga menimbulkan benturan psikologis dimana seseorang pelaku itu dicap sebagai orang yang kurang (tidak) menghargai kebudayaannya. Sirkumstansi yang demikian itu adalah opsi yang begitu sulit untuk dapat diterima, paroksi psikologis menjadi hambatan utama antara opsi menerima dan menolak. Akan tetapi, kecenderungan yang terjadi adalah bahwa perubahan itu adalah suatu hal yang tidak mungkin dapat dibatasi apalagi dihempang. Justru, kepiawaian kita dalam menerjemahkan perubahan itu ke dalam diri kita sendiri, meresap dalam diri kita, kemudian akan memancarkan aura perubahan terhadap sikap dan prilaku kita. Dengan begitu, apakah hal yang demikian itu juga disebut telah merubah kebudayaan?Tentu jawabnya adalah tidak.Perubahan yang terjadi dewasa

26

ini adalah kewajiban yang harus diterima, dan oleh sebab itu maka yang terjadi di seputar perubahan itu adalah trend ataupun kecenderungan yang senantiasa dimaknai. Tantangan yang justru dihadapi adalah sampai seberapa jauh kita mampu memadukan perubahan dengan kebudayaan itu?Namun demikian, maksud utamanya adalah bukan dengan menolak kebudayaan global yang sedang mendunia.Di sini dibutuhkan pemahaman dan pengertian kita untuk menerjemahkan perubahan itu sehingga tidak menimbulkan distorsi bagi kepribadian dan kebudayaan yang menggejala. Kekuatannya justru terletak pada diri kita sendiri bahwa apa yang akan kita ambil dan maknai dari perubahan itu, dan seberapa mampukah kita menerjemahkannya ke dalam kebudayaan kita. Apakah seorang Batak yang modern adalah orang yang tidak (lagi) menggunakan budaya Batak itu dalam kehidupannya sehari-hari? Apakah orang Batak akan dikenal sebagai orang yang tidak maju apabila atribut Habatahon masih menempel pada dirinya? Lantas bagaimana pula kebudayaan yang lahir akibat perpaduan dua unsur budaya suku yang berbeda akibat adanya kawin campur, misalnya orang Simalungun dengan Jawa?Keutamaan dari pola seperti ini adalah adanya pemerkayaan budaya lokal itu sendiri yakni pencapaian ke arah peradaban yang lebih sempurna.Anggapan itu dapat dimaknai sebagai dampak perubahan terutama dalam menghargai waktu, benda dan segala bentuk ragam unsur budaya. Atribut-atribut budaya lokal seolah-olah terancam akibat budaya global seperti masuknya berbagai komoditas global, pengaruh dan tindakan yang dipancarluaskan oleh berbagai media penyampai seperti TV dan media cetak lainnya. Akibatnya kita akan lebih menghargai semua itu dengan waktu dan dengan adanya tuntutan tugas yang mesti dilakukan. Keadaan ini justru akan merubah kita yang tanpa disengaja telah melahirkan berbagai interpretasi atas diri dan prilaku kita. Situasi dan kondisi dimana budaya lokal akan dipertaruhkan di tengah kancah kebudayaan global, sepertinya melahirkan kontroversi dan

27

paradigma yang berbeda dalam memandang budaya global itu. Sebahagian tidak menginginkan adanya perubahan dalam kelokalan budayanya dan tanpa disadari tindakan yang dilakukan telah merubah keaslian kebudayaan itu. Justru dengan begitu, kita dapat memaknai bahwa perubahan itu akan senantiasa terjadi dan tanpa kita sadari akan meresapi diri kita dan masuk ke dalam pola perilaku dan tindakan kita. Oleh karenanya, kebudayaan akan semakin mantap, bertahan dan lestari. Keadaan budaya dan jatidiri bangsa yang timpang, bahkan kepribadian bangsa yang mudah terombang ambing, memungkinkan timbulnya paradoks, yaitu terjadinya ketegangan budaya dan sosial budaya yang dapat mencuatkan anarkhlsme budaya, dan akan membahayakan Ketahanan Nasional. Sebaliknya dinamika bangsa yang mampu menghadapi segala tantangan baik luar dan dalam negeri atau gabungan dari keduanya, akan meningkatkan identitas, kelangsungan hidup bangsa dalam mengejar tujuan nasional, dan pada gilirannya mengokohkan ketahanan budaya bangsa. semangat kebangsaan, kepedulian berbudaya, kemauan menjadi masyarakat global yang berbudaya dan bermartabat, mengembangkan tanggungjawab, reaktualisasi terwujudnya budaya malu, keuletan, kemandirian dan hal-hal semacam Itu merupakan fitur-fitur budaya dan kebudayaan yang perlu terus ditumbuhkembangkan, mulai dari diri sendiri, lingkungan, sampai pada tatanan nasional. Kedepan, diperlukan restorasi nasional dalam pembangunan jatidiri bangsa dengan melakukan rekonstruksi etika dan moral dalam semua bidang dan sektor kehidupan, khusunya budaya dan kebudayaan. Hanya dengan cara demikian, bangsa ini akan mampu membangun budaya toleransi dalam semangat dan rasa senasib sepenanggungan, saling berbagai dalam kebersamaan (sharing) yang mampu mewujudkan ketahanan budaya bangsa dan ketahanan nasional. Kita harus pandai-pandai menangkap pulang, tetapi dilain pihak mampu merangkul dampak negatifnya. Dengan cara seperti itu kita dapat memahami hakikat yang tersurat maupun tersirat dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa secara tepat yaitu cerdas secara rasional,

28

emosional dan spiritual (suatu kemampuan dan kapasitas untuk menguasai Ilmu pengetahuan, teknologi dan berkarakter mulia). Bukan hanya cerdas semata-mata, tetapi juga berbudaya yaitu suatu kemampuan dan kapasitas untuk berjati diri dalam arti pengembangan nilai-nilai moral, kemanusiaan yang beradab, bermartabat dalam sikap dan tindakan kepada diri sendiri, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bagaimanapun juga kita harus mengakui adanya pendapat bahwa dengan hadirnya globalisasi, sebagian masyarakat kita rentan dalam hal ketahanan budaya.Jika tidak disikapi dengan strategi kebudayaan yang jelas dan terarah, hal tersebut dapat mengkristal lalu mengancam kelangsungan nilai-nilai budaya bangsa dan budaya lokal.Ambillah contoh nyata, yaitu reog ponorogo yang kini diklaim oleh Malaysia.Ini semakin menunjukan bahwa masyarakat Indonesia lemah dalam ketahanan nasional. Dalam sadar, kita menjumpai semakin menipisnya komitmen kebangsaan dan persatuan nasional yang banyak diusung adalah komitmen semu untuk sejumlah kepentingan sesaat, setidaknya selama jangka waktu bergulirnya siklus kepemimpinan nasional lima tahunan. Kita banyak melihat sepertinya masyarakat di negeri ini mulai kehilangan jatidiri bangsa, sepertinya tidak bangga lagi menjadi orang Indonesia dikarenakan lunturnnya rasa cinta tanah air. Sejumlah realitas krisis mengindikasikan antara lain berkembangnya budaya feodalistis, etos kerja rendah, menipisnya kejujuran dan tidak saling percaya antar elit bangsa, dll.Semua itu berujung rendahnya produktivitas, tersendatnya komunikasi sosial dan politik, apatisme, menurunya etika dan moral, menuaitnya individualisme, hidup boros, berkembangnya konsumerisme dan semacamnya. Bangsa ini pada gilirannya terjebak kepada sikap saling curiga, saling menyalahkan, saling hantam dan sederet budaya munafik lainnya yang semakin menyurutkan ketahanan budaya bangsa.Lalu bagaimana harus mengembalikan ketahanan budaya bangsa atau budaya bangsa yang berjatidiri?

29

Ketahanan budaya bangsa, pada hakikatnya sejalan dengan ketahanan nasional dalam lingkup khusus, yaitu budaya dan kebudayaan nasional.Meskipun demikian, keadaan yang berbudaya dan berkepribadian hanya dapat berkembang di dalam suasana yang kondusif. Esensi ketahanan adalah kondisi dinamik untuk membangun keadaan yang kondusif menyangkut seluruh budaya kolektivitas, perilaku sosial, taat pada kemandirian, bertanggungjawab, komunikatif, dll, sehingga tahan terhadap segala macam tantangan bangsa dan meminimalisasi budaya individualltas.(House 2004, Hofstede 1980p.537). Perlu diyakini bahwa kemegahan budaya suatu bangsa akan mencerminkan tingkat kesejahteraan nasional, memiliki power distance yang tinggi baik fisik materi maupun mental kejiwaan. Keadaan budaya dan jatidiri bangsa yang timpang, bahkan kepribadian bangsa yang mudah terombang ambing, memungkinkan timbulnya paradoks, yaitu terjadinya ketegangan budaya dan sosial budaya yang dapat mencuatkan anarkhlsme budaya, dan akan membahayakan Ketahanan Nasional. Sebaliknya dinamika bangsa yang mampu menghadapi segala tantangan baik luar dan dalam negeri atau gabungan dari keduanya, akan meningkatkan identitas, kelangsungan hidup bangsa dalam mengejar tujuan nasional, dan pada gilirannya mengokohkan ketahanan budaya bangsa. Kerangka acuan strategi pembangunan budaya dan kebudayaan bisa di stratifikasi dalam startegl utama dan pendukung.Kita juga perlu memetakan anatomi strategi tersebut melalui penegakan budaya bangsa dengan pendekatan desentralistik guna mengeliminasi terancamnya Identitas kebudayaan lokal dan nasional. Di antaranya yang utama adalah membangun kembali kerukunan nasional, melalui forum-forum rekonsilisasi nasional dialog nasional dll.Tujuannya adalah membangun saling pengertian, membangun nu-ranl kebersamaan, reaktualisasi nilai-nilai budaya guna menjamin kelangsungan masa depan bangsa.

30

Penguatan-penguatan kebudayaan lokal melalui segala usaha dan bentuk produksinya serta motif-motif hasil karya dan seni, harus dijamin pengembangannya dan kemandiriannya secara patent.Begitu pula dengan pembangunan sentra-sentra anotomi budaya menjadi sasaran antara yang perlu diwujudkan. Untuk mendukung semua itu. semangat kebangsaan, kepedulian berbudaya, kemauan menjadi masyarakat global yang berbudaya dan bermartabat, mengembangkan tanggungjawab, reaktualisasi terwujudnya budaya malu, keuletan, kemandirian dan hal-hal semacam itu merupakan fitur-fitur budaya dan kebudayaan yang perlu terus ditumbuhkembangkan, mulai dari diri sendiri, lingkungan, sampai pada tatanan nasional. Ini semuanya adalah komitmen dan tanggung jawab budaya.Kedepan, diperlukan restorasi nasional dalam pembangunan jatidiri bangsa dengan melakukan rekonstruksi etika dan moral dalam semua bidang dan sektor kehidupan, khusunya budaya dan kebudayaan. Hanya dengan cara demikian, bangsa ini akan mampu membangun budaya toleransi dalam semangat dan rasa senasib sepenanggungan, saling berbagai dalam kebersamaan (sharing) yang mampu mewujudkan ketahanan budaya bangsa dan ketahanan nasional. (Penulis adalah mantan Staf Ahli Lingkungan Sosial dan Budaya DepTrans . PPH 1992-2002; Pengurus Yayasan Jatidiri Bangsa) Dalam wacana kebudayaan dan sosial, sulit untuk mendefinisikan dan memberikan batasan terhadap budaya lokal atau kearifan lokal, mengingat ini akan terkait teks dan konteks, namun secara etimologi dan keilmuan, tampaknya para pakar sudah berupaya merumuskan sebuah definisi terhadap local culture atau local wisdom ini. Sebagai sebuah kajian, kemudian saya pun mempelajari dan mencoba mengaitkannya pada konteks yang ada.Definisi budaya lokal yang pertama saya ambil adalah berdasarkan visualisasi kebudayaan ditinjau dari sudut stuktur dan tingkatannya. Berikut adalah penjelasannya : 1. Superculture, adalah kebudayaan yang berlaku bagi seluruh masyarakat. Contoh: kebudayaan nasional;

31

2. Culture, lebih khusus, misalnya berdasarkan golongan etnik, profesi, wilayah atau daerah. Contoh : Budaya Sunda; 3. Subculture, merupakan kebudyaan khusus dalam sebuah culture, namun kebudyaan ini tidaklah bertentangan dengan kebudayaan induknya. Contoh : budaya gotong royong 4. Counter-culture, tingkatannya sama dengan sub-culture yaitu merupakan bagian turunan dari culture, namun counter-culture ini bertentangan dengan kebudayaan induknya. Contoh : budaya individualisme. Dilihat dari stuktur dan tingkatannya budaya lokal berada pada tingat culture.Hal ini berdasarkan sebuah skema sosial budaya yang ada di Indonesia dimana terdiri dari masyarakat yang bersifat manajemuk dalam stuktur sosial, budaya (multikultural) maupun ekonomi. Jacobus Ranjabar (2006:150) mengatakan bahwa dilihat dari sifat majemuk masyarakat Indonesia, maka harus diterima bahwa adanya tiga golongan kebudayaan yang masing-masing mempunyai coraknya sendiri, ketiga golongan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kebudayaan suku bangsa (yang lebih dikenal secara umum di Indonesia dengan nama kebudayaan daerah) 2. Kebudayaan umum lokal 3. Kebudayaan nasional Dalam penjelasannya, kebudayaan suku bangsa adalah sama dengan budaya lokal atau budaya daerah. Sedangkan kebudayaan umum lokal adalah tergantung pada aspek ruang, biasanya ini bisa dianalisis pada ruang perkotaan dimana hadir berbagai budaya lokal atau daerah yang dibawa oleh setiap pendatang, namun ada budaya dominan yang berkembang yaitu misalnya budaya lokal yang ada dikota atau tempat tersebut.Sedangkan kebudayaan nasional adalah akumulasi dari budayabudaya daerah. Definisi Jakobus itu seirama dengan pandangan Koentjaraningrat (2000). Koentjaraningrat memandang budaya lokal terkait dengan istilah suku bangsa, dimana menurutnya, suku bangsa sendiri adalah suatu

32

golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Dalam hal ini unsur bahasa adalah ciri khasnya. Pandangan yang menyatakan bahwa budaya lokal adalah merupakan bagian dari sebuah skema dari tingkatan budaya (hierakis bukan berdasarkan baik dan buruk), dikemukakan oleh antropolog terkemuka di Indonesia yang beretnis Sunda, Judistira K. Garna. Menurut Judistira (2008:141), kebudayaan lokal adalah melengkapi kebudayaan regional, dan kebudayaan regional adalah bagian-bagian yang hakiki dalam bentukan kebudayaan nasional. 3.4 Solusi Terhadap Ketahanan Nasional Berdasarkan rumusan pengertian ketahanan nasional dan ondisi kehidupan nasional Indonesia sesungguhnya ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional dalam berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap aspek didalam tata kehidupan nasional relatif berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek dinamis sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang amat sulit dipantau, karena sangat kompleks. Dalam rangka pemahaman dan pembinaan tata kehidupan nasional itu diperlukan penyederhanaan tertentu dari berbagai aspek kehidupan nasional dalam bentuk model yang merupakan hasil pemetaan dari keadaan nyata, melalui suatu kesepakatan dari hasil analisa mendalam yang dilandasi teori hubungan antara manusia dengan Tuhan, dengan manusia/masyarakat dan dengan lingkungan. Berdasarkan pemahaman tentang hubungan tersebut diperoleh gambaran bahwa konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar aspek yang mendukung kehidupan yaitu : 1. aspek yang berkaitan dengan alamiah bersifat statis meliputi aspek geografi, kependudukan, dan sumber daya alam 2. aspek yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam. Ideologi adalah suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang memberikan motivasi. Dalam ideologi juga terkandung konsep dasar

33

tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa. Keampuhan suatu ideologi tergantung kepada rangkaian nilai yang dikandungnya yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia baik sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat. Secara teori suatu ideologi bersumber dari suatu aliran pikiran/falsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri. Ideologi besar yang ada di dunia adalah : a. Liberalisme

Aliran pikiran perseorangan atau individualistik. Aliran pikiran ini mengajarkan bahwa negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua orang (individu) dalam masyarakat itu (kontrak sosial). Menurut aliran ini, kepentingan harkat dan martabat manusia (individu) dijunjung tinggi sehingga masyarakat tiada lebih dari jumlah para anggotanya saja tanpa ikatan nilai tersendiri. Hak dan kebebasan orang seorang dibatasi hanya oleh hak yang sama yang dimiliki orang lain bukan oleh kepentingan mastarakat seluruhnya. Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak lahir dan tdak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa, terkecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Faham ini mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan hidup ditengah-tangah kekayaan materiil yang melimpah dan dicapai dengan bebas. Faham ini juga selalu mengaitkan aliran pikirannya dengan hak asasi manusia yang menarik minat/daya tarik yang kuat untuk kalangan masyarakat tertentu. Aliran ini diajarkan oleh Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jaques Rousseau, Herbert Spencer dan Harold J.Laski. b. Komunisme

Aliran pikiran teori golongan (class theory) yang diajarkan oleh Karl Marx, Engels, Lenin. Bermula merupakan kritikan Marx terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada awal revolusi industri. Aliran ini beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan (kelas) untuk

34

menindas kelas lain. Kelas atau golongan ekonomi kuat menidas ekonomi lemah. Golongan borjuis menindas golongan proletar (kaum buruh). Oleh karena itu, Marx menganjurkan agar kaum buruh mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari kaum golongan kaya kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur negara. Aliran ini erat hubungannya dengan aliran material dialiktis atau materialistik. Aliran ini juga menonjolkan adanya kelas/penggolongan, pertentangan amtar golongan, konflik dan jalan kekerasan/revolusi dan perebutan kekuasaan negara. Pikiran-pikiran Karl Marx tentang sosial, ekonomi, politik yang kemudian disistematisasikan oleh Frederick Engels ditambah dengan pikiran Lenin terutama dalam pengorganisasian, dan operasionalisasinya menjadi landasan dari paham komunisme. Sesuai dengan aliran pikiran yang melandasi komunisme maka dalam upaya merebut kekuasaan ataupun mempertahankan kekuasaannya maka komunisme akan : 1. menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-golongan

tertentu serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan 2. ajaran komunisme adalah atheis dan didasarkan pada kebendaan

(materialistis) dan tidak percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, bahkan agama dinyatakan sebagai racun bagi kehidupan masyarakat. 3. Masyarakat komunis bercorak internasional. Masyarakat yang

dicita-citakan komunis adalah masyarakat komunis dunia yang tidak dibatasi oleh kesadaran nasional. Hal ini tercermin dalam seruan Marx yang terkenal kaum buruh di seluruh dunia bersatulah !. Komunisme menghendaki masyarakat tanpa nasionalisme. 4. Masyarakat komunis yang dicita-citakan adalah masyarakat tanpa

kelas. Masyarakat tanpa kelas dianggap masyarakat yang dapat memberikan suasana hidup yang aman dan tenteram, tidak ada pertentangan, tidak adanya hak milik pribadi atas alat produksi dan hapusnya pembagian kerja. Perombakan masyarakat hanya dapat dilaksanakan melalui jalan revolusi. Setelah revolusi berhasil maka kaum proletar akan memegang

35

tampuk pimpinan kekuasaan negara dan menjalankan pemerintahan secara ditaktur mutlak (diktator proletariat). c. Faham Agama

Ideologi bersumber pada falsafah agama yang termuat dalam kitab suci agama. Negara membina kehidupan keagamaan umat dengan sifat spiritual religius. Dalam bentuk lain negara melaksanakan hukum/ketentuan agama dalam kehidupan dunia, negara berdasarkan agama. Pengaruh Pada Aspek Pertahanan dan Keamanan Pertahanan dan keamanan Indonesia adalah kesemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem pertahanan dan keamanan dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pertahanan dan keamanan dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan dan mengerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat di seluruh bidang kehidupan nasional secara terintegasi dan terkoordinasi, yang diadakan oleh pemerintah dan negara Indonesia dengan TNI dan Polri sebagai inti pelaksana. Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional didalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam baik langsung maupun tidak langsung yang membahayakan identitas, integritas dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wujud ketahanan pertahanan dan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara. Dengan kata lain, adalah keuletan dan ketangguhan bangsa dalam mewujudkan

36

kesiapsiagaan serta upaya bela negara, suatu perjuangan rakyat semesta, dalam mana seluruh potensi dan kekuatan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, militer dan kepolisian disusun dan dikerahkan secara terpimpin , terintegrasi dan terkoordinasi, untuk menjamin kelangsungan sistem keamanan nasional (dulu dikenal dengan sishankamrata) yang ditandai dengan : a. Pandangan Bangsa Indonesia Tentang Perang dan Damai.

Bangsa Indonesia cinta damai dan ingin bersahabat dengan semua bangsa di dunia serta tidak menghendaki terjadinya sengketa bersenjata ataupun perang. Oleh karena itu, bangsa Indonesia berhasrat dalam setiap penyelesaian pertikaian baik nasional mauoun internasional selalu mengutamakan cara-cara damai. Walaupun cinta damai, namun lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatannya. Bagi bangsa Indonesia, perang adalah jalan terakhir yang terpaksa harus ditempuh untuk mempertahankan ideologi dan dasar negara Pancasila, kemerdekaan dan kedaulatan negara Republik Indonesia serta keutuhan bangsa. b. Penyelenggaraan Pertahanan dan Keamanan Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Landasan idiilnya adalah Pancasila, landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945, dan landasan visionalnya adalah wawasan nusantara. Pertahanan dan keamanan adalah hak dan kewajiban bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan bangsa dan wilayah, terpeliharanya keamanan nasional dan tercapainya tujuan nasional. c. Terpadu. Hal itu berarti melibatkan seluruh potensi dan kekuatan nasional. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, kerelaan berjuang dan berkorban dalam pengabdian kepada bangsa dan negara tanpa mengenal menyerah. Upaya itu dirumuskan dalam doktrin Petahanan dan Keamanan Negara Merupakan Upaya Nasional

37

yang disebut Doktrin Pertahanan dan Kemanan Negara Republik Indonesia. d. Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia

Diselenggarakan dengan Sistem Keamanan Nasional (sishankamrata). Hal itu berarti bersifat total, kerakyatan dan kewilayahan. Pendayagunaan potensi nasional dalam pengelolaan pertahanan dan keamanan nagara dilakukan secara optimal dan terkoordinasi untuk mewujudkan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan negara dalam keseimbangan dan keserasian antara kepentingan kesejahteraan dan keamanan. e. Segenap Kekuatan dan Kemampuan Pertahanan dan Keamanan

Rakyat Semesta. Diorganisasikan kedalam satu wadah tunggal yang dinamakan TNI dan Polri.

Postur kekuatan hankam mencakup struktur kekuatan, tingkat kemampuan dan gelar kekuatan. Untuk membangun postur kekuatan terdapat empat pendekatan yang digunakan yaitu ancaman, misi, kewilayahan, dan politik. Dalam konteks itu perlu ada pembagian tugas dan fungsi yang jelas antara masalah pertahanan dan masalah keamanan. Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari luarnegeri dan menjadi tanggung jawab TNI. Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri dan menjadi tanggung jawab Polri dengan kemungkinan TNI dilibatkan apabila eskalasi ancaman meningkat ke keadaan darurat. Konsepsi pembangunan kekuatan hankam perlu mengacu kepada konsep wawasan nusantara, dimana hankam diarahkan kepada upaya pertahanan seluruh wilayah kedaulatan NKRI. Di samping itu, kekuatan hankam perlu antisipasif terhadap prediksi ancaman dari luar sejalan dengan pesatnya perkembangan iptek militer yang telah menghasilkan daya gempur yang tinggi dan jarak jangkau yang jauh. Hakekat ancaman akan mempengaruhi kebijaksanaan dan strategi pembangunan kekuatan hankam. Kekeliruan dalam merumuskan hakekat

38

ancaman akan mengakibatkan postur kekuatan hankam yang kurang efektif dalam menghadapi berbagai gejolak dalam negeri, bahkan tidak akan mampu untuk melakukan perang konvensional. Untuk itu perlu dipertimbangkan pula konstelasi geografi Indonesia dan kemajuan iptek. Kedaulatan NKRI yang dua pertiga wilayahnya terdiri dari laut, menempatkan laut dan udara diatasnya sebagai mandala perang yang pertama kali akan terancam karena digunakan sebagai initial point untuk memasuki kedaulatan Indonesia di darat. Ancaman dari luar senantiasa akan menggunakan media laut dan udara diatasnya karena kondisi geografi Indonesia sebagai negara kepulauan. Dengan demikian, pembangunan postur kekuatan hankam secara proporsional dan seimbang antar unsur utama kekuatan pertahanan yaitu, TNI AD, TNI AL dan TNI AU serta unsur utama keamanan yaitu POLRI. Pesatnya kemajuan iptek membawa implikasi meningkatnya kemampuan tempur termasuk daya hancur dan jarak jangkau. Oleh karena itu, ancaman masa depan yang perlu diwaspadai adalah serangan langsung lewat udara dan laut oleh kekuatan asing yang memiliki kepentingan terhadap Indonesia. Di era globalisasi saat ini dan di masa mendatang tidak menutup kemungkinan akan mengundang campur tangan asing, dengan alasan menegakkan nilai-nilai HAM, demokrasi, penegakan hukum dan lingkungan hidup, di balik kepentingan nasional. Situasi seperti ini kemungkinan besar dapat terjadi apabila unsur-unsur utama kekuatan hankam dan komponen bangsa yang lain tidak mampu mengatasi permasalahan dalam negeri. Untuk itu ancaman yang paling realistik adalah adanya link-up antara kekuatan dalam negeri dengan luar negeri. Geopolitik yang berubah kearah geoekonomi mengandung implikasi semakin canggihnya upaya diplomasi guna mencapai tujuan politik dan ekonomi. Pergeseran ini seolah-olah tidak akan menimbulkan ancaman dari luar negeri yang serius. Namun bila dikaji secara mendalam, justru ancaman yang dihasilkan dari aktivitasnya sangat membahayakan integritas bangsa dan NKRI. Para pihak yang berkepentingan dengan Indonesia akan menggunakan wahana diplomasi dan membangun opini

39

untuk mencari dukungan internasional agar membenarkan tindakannya. Kemajuan iptek informasi sangat memungkinkan untuk melakukan itu, terlebih saat dunia internasional sedang dalam situasi unbalance of power Perkembangan lingkungan strategis.mengisyaratkan bahwa pergeseran geopolitik kearah geoekonomi membawa perubahan besar dalam penerapan kebijaksanaan dan strategi negara di dunia didalam mewujudkan kepentingan nasional masing-masing. Penerapan cara-cara baru telah meningkatkan eskalasi konflik regional dan konflik dalam negeri yang mendorong keterlibatan kekuatan super power didalamnya. Menyikapi dinamika perkembangan seperti itu, kita perlu membangun postur kekuatan hankam yang memiliki profesionalisme yang tinggi untuk melaksanakan : pertama, kegiatan intel strategi dalam semua aspek kehidupan nasional. Kedua, melaksanakan upaya pertahanan darat, laut dan udara. Ketiga : memelihara dan menegakkan keamanan dalam negeri dan secara berlanjut dalam semua aspek kehidupan nasional untuk. Keempat, membina potensi dan kekuatan wilayah dalam semua aspek kehidupan nasional untuk meningkatkan ketahanan nasional. Serta kelima, memelihara stabilitas nasional dan ketahanan nasional secara menyeluruh dan berlanjut. Dalam rangka mewujudkan postur kekuatan hankam yang memiliki kemampuan daya bendung dan daya tangkal yang tinggi terhadap kemungkinan ancaman dari luar dibutuhkan anggaran yang sangat besar, di sisi lain kita dihadapkan kepada berbagai keterbatasan. Dengan mengacu kepada negara-negara lain yang membangun kekuatan hankam melalui pendekatan misi yaitu hanya untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi, barangkali konsep standing armed forces secara proporsional dan seimbang perlu dikembangkan dengan susunan kekuatan pertahanan keamanan negara (hankamneg) yang meliputi : a. Perlawanan bersenjata yang terdiri atas bala nyata yang

merupakan kekuatan TNI yang selalu siap dan yang dibina sebagai

40

kekuatan cadangan serta bala potensial yang terdiri atas Polri dan rakyat terlatih (Ratih) sebagai fungsi perlawanan rakyat (Wanra). b. Perlawanan tidak bersenjata yang terdiri atas rakyat terlatih

(Ratih) dengan fungsi ketertiban umum (Tibum), perlindungan rakyat (Linra) keamanan rakyat (Kamra) dan perlindungan masyarakat (Linmas). c. Komponen pendukung perlawanan bersenjata dan tidak

bersenjata sesuai dengan bidang profesinya dengan pemanfaatan semua sumber daya nasional, sarana dan prasarana serta perlindungan masyarakat terhadap bencana perang dan bencana lainnya.

Ketahanan Pada Aspek Pertahanan dan Keamanan a. Pertahanan dan Keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara , yang berisi ketangguhan, kemampuan dan kekuatan melalui penyelenggaraan Siskamnas (Sishankarata) untuk menjamin kesinambungan Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. b. Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatannya. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan mengamankan kedaulatan negara yang mencakup wilayah tanah air beserta segenap isinya merupakan suatu kehormatan demi martabat bangsa dan negara. Oleh karena itu, haruslah diselenggarakan dengan mengandalkan pada kekuatan dan kemampuan sendiri. c. Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan dimanfaatkan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan yang diabdikan untuk kesinambungan Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara. d. Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus dilindungi dari segala ancaman dan gangguan, agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan bathin segenap lapisan masyarakat bangsa Indonesia. e. Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan sedapat mungkin

41

harus dihasilkan oleh industri dalam negeri, pengadaan dari luar negeri dilakukan karena terpaksa dimana indutri dalam negeri masih terbatas kemampuannya. Oleh karena itu, iptek militer dalam negeri senantiasa harus ditingkatkan kemampuannya. f. Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan kemampuan

pertahanan dan keamanan haruslah diselenggarakan oleh manusiamanusia yang berbudi luhur, arif bijaksana, menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) dan menghayati makna nilai dan hakikat perang dan damai. Kelangsungan hidup dan perkembangan hidup bangsa, memerlukan dukungan manusia-manusia yang bermutu tinggi, tanggap dan tangguh serta bertanggung jawab, kerelaan berjuang dan berkorban demi kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan golongan dan pribadi. g. Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional, TNI berpedoman pada Sapta Marga yang merupakan penjabaran Pancasila. Sebagai kekuatan pertahanan, dalam keadaan damai TNI dikembangkan dengan kekuatan kecil, profesional, efektif, efisien dan modern bersama segenap kekuatan perlawanan bersenjata dalam wadah tunggal TNI disusun dalam Siskamnas (Sishankamrata) dengan strategi penangkalan. h. Sebagai kekuatan inti Kamtibnas, Polri berpedoman kepada Tri Brata dan Catur Prasetya dan dikembangkan sebagai kekuatan yang mampu melaksanakan penegakkan hukum, memelihara dan mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat. i. Masyarakat secara terus menerus perlu ditingkatkan kesadaran

dan ketaatanya kapada hukum. Dengan demikian ketahanan pertahanan dan keamanan yang diinginkan adalah kondisi daya tangkal bangsa dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.

42

Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia Kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan nasional yang mencakup aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, sehingga ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah NKRI yang dilandasi oleh landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional Wawasan Nasional. Utnuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional diperlukan kesadaran setiap warga negara Indonesia, yaitu : 1. Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional. 2. Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, sehingga setiap warga negara Indonesia baik secara individu maupun kelompok dapat mengeliminir pengaruh tersebut, karena bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan. Hal itu tercermin akan adanya kesadaran bela negara dan cinta tanah air. Apabila setiap warga negara Indonesia memiliki semangat perjuangan bangsa dan sadar serta peduli terhadap pengaruh yang timbul dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dapat mengeliminir pengaruh-pengaruh tersebut, maka akan tercermin keberhasilan ketahanan nasional Indonesia. Untuk mewujudkan ketahanan nasional diperlukan suatu kebijakan umum dari pengambil kebijakan yang disebut Politik dan Strategi Nasional (Polstranas). Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan

43

negara (Hankamneg) yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman. Postur kekuatan pertahanan keamanan mencakup: Struktur kekuatan Tingkat kemampuan Gelar kekuatanUntuk membangun postur kekuatan pertahanan keamanan melalui empat pendekatan: Ancaman Misi Kewilayahan Politik Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari luar dan menjadi tanggung jawab TNI. Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri dan menjadi tanggung jawab Polri. TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah keamanan apabila diminta atau Polri sudah tidak mampu lagi karena eskalasi ancaman yang meningkat ke keadaan darurat. Secara geografis ancaman dari luar akan menggunakan wilayah laut dan udara untuk memasuki wilayah Indonesia (initial point). Oleh karena itu pembangunan postur kekuatan pertahanan keamanan masa depan perlu diarahkan kepada pembangunan kekuatan pertahanan keamanan secara proporsional dan seimbang antara unsur-unsur utama. Kekuatan Pertahanan = AD, AL, AU. Dan unsur utama Keamanan = Polri. Gejolak dalam negeri harus diwaspadai karena tidak menutup kemungkinan mengundang campur tangan asing (link up) dengan alasanalasan: Menegakkan HAM Demokrasi Penegakan hukum Lingkungan hidup

44

Mengingat keterbatasan yang ada, untuk mewujudkan postur kekuatan pertahanan keamanan kita mengacu pada negara-negara lain yang membangun kekuatan pertahanan keamanan melalui pendekatan misi yaitu = untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi (standing armed forces): Perlawanan bersenjata = TNI, Polri, Ratih (rakyat terlatih) sebagai fungsi perlawanan rakyat. Perlawanan tidak bersenjata = Ratih sebagai fungsi dari TIBUM, KAMRA, LINMAS Komponen pendukung = Sumber daya nasional sarana dan prasarana serta perlindungan masyarakat terhadap bencana perang. Ketahanan pada Aspek Pertahanan Keamanan dan mewujudkan kesiapsiagaan dan upaya bela negara melalui penyelenggaraan SISKAMNAS.Indonesia adalah bangsa cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan.Pembangunan pertahanan keamanan ditujukan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan.Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan harus dilindungi.Mampu membuat perlengkapan dan peralatan pertahanan keamanan.Pembangunan dan penggunaan kekuatan pertahanan keamanan diselenggarakan oleh manusia-manusia yang berbudi luhur, arif, bijaksana, menghormati HAM, menghayati nilai perang dan damai.TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang berpedoman pada Sapta Marga.Polri sebagai kekuatan inti KAMTIBMAS berpedoman pada Tri Brata dan Catur Prasetya.

3.5 Cara Menjaga Ketahanan Nasional Cara untuk mempertahankan ketahanan nasional ditinjau dari geopolitik dan geostrategi dengan posisi geografis, sumber daya alam kita harus memanfaatkan sebaik mungkin sumber daya alam yang ada diindonesia dengan cara kita mengelolahnya secara baik dan menjaganya dan kita tidak boleh merusak sumber daya alam kita sendiri,karena ancaman dari luar banyak sekali yang sewaktu-waktu bisa dengan mudah mengambil sumber daya alam yang ada di Indonesia. Ciri Ciri

45

Ketahanan Nasional Merupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara berkembang. Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupan. Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung maupun tidak langsung. Di dasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional tercermin dalam sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra) yang meliputi geografi, kekayaan alam, dan kependudukan dan lima aspek sosial (pancagatra) yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Berpedoman pada wawasan nasional; Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional. http://violarif.blogspot.com/2010/05/arif-setiawan-102081792ea04ketahanan.html Asas Asas Ketahanan Nasional dan Sifat Ketahanan Nasional Asas-Asas Ketahanan Nasional Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara yang terdiri dari : Asas Kesejahteraan dan Keamanan. Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial. Kesejahteraan dan Keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung, kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasional itu sendiri, kesejahteraan dan keamanan harus selalu berdampingan pada kondisi apapun.

46

Asas Komprehensif Integral atau menyeluruh Terpadu. Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral) dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras dari seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 1. Asas Mawas Kedalam dan Mawas Keluar. Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi termasuk dengan lingkungannya. Dalam proses interaksi tersebut, dapat timbul berbagai dampak, baik yang sifatnya positif maupun negatif untuk itu diperlukan sikap : Mawas ke Dalam, yang bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional, berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas dan derajat bangsa yang ulet dan tangguh. Dalam hal ini ketahanan nasional bukan berarti mengandung sikap isolasi atau nasionalisme sempit. Mawas ke Luar, yang bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional. Kehidupan nasional harus mampu mengembangkan kekuatan nasional untuk memberikan dampak keluar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawas. Interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan. Asas Kekeluargaan. Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini diakui adanya perbedaan tersebut harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan agar tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat saling menghancurkan. Sifat Ketahanan Nasional Ketahanan Nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai nilai yang terkandung dalam landasan dan asas-asasnya, yaitu : Mandiri. Ketahanan Nasional percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta pada keuletan dan ketangguhan, yang mengandung

47

prinsip tidak mudah menyerah, dengan tumpuan pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian (independency) ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global (independency). Dinamis. Ketahanan Nasional tidak tetap, namun dapat meningkat atau menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi lingkungan strategisnya. Karena itu upaya peningkatan Ketahanan Nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk mencapai kondisi kehidupan nasional yang lebih baik. Wibawa. Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional yang berlanjut dan berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa, yang menjadi faktor yang diperhitungkan oleh pihak lain. Makin tinggi tingkat ketahanan nasional Indonesia. Makin tinggi nilai kewibawaan nasional yang berarti makin tinggi pula tingkat daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan negara Indonesia. Konsultasi dan Kerjasama. Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik, tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif, kerjasama, serta saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian bangsa Faktor Pendukung dan Penghambat Pencapaian Tujuan Pembangunan di Era Globalisasi Kita perlu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kondisi yang baik kepada kita bersama. Kondisi itu merupakan potensi yang sangat mendukung kelancaran dan keberhasilan pembangunan Nasional, yang sekarang memasuki Era Globalisasi. Adapun potensi yang mendukung tercapainya pembangunan di era globalisasi antara lain sebagai berikut : Suasana Keterbukaan. Bangsa Indonesia tidak menutup diri dari segala sesuatu yang berasal dari luar, baik dalam bentuk kemajuan IPTEK maupun berbagai pola hidup, pola pikir, dan berbagai konsep hidup untuk

48

suatu pembaharuan. Namun hal itu tidak bertentangan dengan nilai luhur Pancasila. Penghargaan Terhadap Hasil Karya Seseorang. Seseorang akan terdorong untuk bertanya dan mencipta apabila hasil karyanya di hargai oleh orang lain atau Pemerintah. Penghargaan membuat seseorang menjadi lebih kreatif. Karya-karya dalam berbagai bidang, khususnya IPTEK akan lahir dalam bentuk penemuan baru. Hal itu akan menguntungkan bagi kemajuan hidup kita, sehingga tidak selamanya kita harus mengimpor barang yang kita butuhkan dari luar negeri. Sistem Mobilitas Sosial terbuka. Berdasarkan pasal 27 ayat (1) dan (2) UUD 1945 dapat disimpulkan bahwa negara kita menganut sistem mobilitas sosial terbuka. Artinya setiap warga negara boleh mengubah status dan kedudukan sosialnya dari status rendah ke status yang lebih tinggi. Hal ini sejalan dengan ciri masyarakat modern. Setiap orang tidak dihambat untuk meningkatkan derajat dan kualitas hidupnya. Orang tidak perlu merasa khawatir untuk mencapai kemajuan, meskipun mereka berasal dari kalangan rakyat jelata, suku, agama atau golongan minoritas. Kondisi itu akan mendorong seseorang untuk bekerja keras, berusaha meningkatkan kualitas dirinya yang akan sangat mendukung kemajuan bangsa Indonesia. Tingkat Pendidikan Masyarakat yang Semakin Maju. Semakin banyak rakyat yang berpendidikan atau berkualitas akan sangat mendukung tercapainya proses lepas landas, karena kebutuhan tenaga ahli atau terampil dapat terpenuhi dengan sendirinya, tidak harus mendatangkan dari luar negeri yang biayanya sangat mahal. Selain itu masyarakat yang berpendidikan akan mudah menerima pembaharuan. Perlu di ketahui, selain terdapat beberapa faktor pendukung dalam melaksanakan pembangunan. Khususnya memasuki era globalisasi terdapat beberapa penghambat sebagai berikut : Suasana Ketertutupan. Meskipun sebagian besar masyarakat kita sudah terbuka, ada juga sebagian yang masih bersifat tertutup. Hal ini akan sangat menghambat kemajuan kita.

49

Budaya Ketergantungan Kepada Pemerintah. Salah satu ciri negara modern adalah rakyatnya bersifat mandiri dengan berbagai kreativitas untuk menciptakan sesuatu, sepanjang tidak melanggar undang-undang yang berlaku. Rakyat yang bersifat pesimis akan selalu menyerahkan segalanya kepada pemerintah, tanpa ada partisipasi dan kemauan untuk memajukan masyarakatnya akhirnya mereka menjadi masyarakat yang masa bodoh, sehingga sulit dibawa ke arah kemajuan. Berbagai Sikap mental yang Jelek. Sikap mental yang jelek yang memperlemah kita sebagai pelopor pembangunan harus ditinggalkan, sebagai berikut : Sikap main potong kompas, yaitu mencapai sesuatu dengan berbagai cara tanpa mempedulikan cara tersebut dibenarkan atau tidak di benarkan oleh undang-undang. Sikap mengandalkan orang lain, yaitu mendapatkan sesuatu dengan mengandalkan orang lain yang dianggap mempunyai kekuasaan, kelebihan dan jabatan sehingga tidak mau berusaha karena merasa memiliki perisai buat yang dapat diharapkan setiap waktu. Sikap menggampangkan dan melihat sesuatu dari segi kemudahannya saja, sehingga membuat orang tidak teliti dan tidak sabar. Etos kerja yang masih rendah Adanya korupsi, kolusi dan kebocoran keuangan negara. Upaya Menjaga Ketahanan Nasional

Di era globalisasi saat ini para pemuda Indonesia haruslah semakin mengerti apa itu ketahanan nasional serta sebagai penerus bangsa juga harus tahu cara menjaga ketahanan nasional. Ketahanan Nasional yaitu kondisi dinamis suatu bangsa, meliputi seluruh aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan, ketangguhan serta mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung maupun tidak langsung membahayakan

50

integrasi, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara , serta perjuangan mengejar tujuan nasionalnya. Dalam ketahanan nasional kita punya Asas Ketahanan Nasional diantaranya yaitu Asas Kesejahteraan dan Keamanan, Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu, Asas Mawas ke Dalam, Mawas ke Luar, serta Asas Kekeluargaan. Dalam diri seseorang harus ditanamkan sifat ketahanan nasional diantaranya mandiri, dinamis, wibawa, konsultasi dan kerjasama. Ini semua merupakan modal awal untuk menjaga ketahanan nasional. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional Kedudukan dan fungsi ketahanan nasional dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Kedudukan

Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma pembangunan nasional. b. Fungsi

Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter - regional (wilayah), inter - sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotakkotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.

51

Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahanan Nasional Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas, integrasi dan kelangsungan hidup bangsa dan negar serta perjuangan mencapai tujuan nasional dapat dijelaskan seperti dibawah ini : 1. Ketangguhan

Adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat menderita atau dapat menanggulangi beban yang dipikulnya. 2. Keuletan

Adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan kemampuan tersebut diatas untuk mencapai tujuan. 3. Identitas

Yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan. Negara dilihat dalam pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah dengan penduduk, sejarah, pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran internasionalnya. 4. Integritas

Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional. 5. Ancaman

Yang dimaksud disini adalah hal/usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan dan usaha ini dilakukan secara konseptual, kriminal dan politis. 6. Hambatan dan gangguan

52

Adalah hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari diri sendiri yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.

1.

Konsepsi Ketahanan Nasional

Konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan terpadu berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 dan wawasan nusantara dengan kata lain konsepsi ketahanan nasional merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan merata, rohaniah dan jasmaniah. Sedangkan keamanan adalah kemampuan bangsa melindungi nilai-nilai nasional terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam. a. Aspek Ekonomi

Ketahanan Ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang egara dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan egara berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. b. Aspek Sosial Budaya

Ketahanan sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamis budaya Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung

53

maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya. c. Aspek Pertahanan dan Keamanan

Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia mengandung keuletan, ketangguhan, dan kemampuan dalam mengembangkan, menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam yang secara langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia. d. Aspek Politik

Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan politik bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan kehidupan politik bangsa dan negara Republik Indonesia berdasar Pancasila dan UUD 1945. e. Aspek Ideologi

Dapat diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan ideologi bangsa Indonesia. Ketahanan ini diartikan mengandung keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia. 2. Mewujudkan Keberhasilan Ketahanan Nasional a. Aspek Ekonomi

Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi memerlukan pembinaan sebagai berikut: Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan

kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah Nusantara melalui eknomi kerakyatan

54

Ekonomi kerakyatan harus menghindari sistem free fight Pembangunan ekonomi merupakan usaha bersama atas asas Pemerataan pembangunan dan pemanfaatan hasilnya dengan

liberalism, etatisme, dan monopoli ekonomi

kekeluargaan

memperhatikan keseimbangan dan keserasian pembangunan antarwilayah dan antar sektor.

b.

Aspek Sosial Budaya

Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan sosial budaya warga negara Indonesia perlu: Kehidupan sosial budaya bangsa dan masyarkat Indonesia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, maju, dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional. c. Aspek Pertahanan dan Keamanan

Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warga negara Indonesia perlu: Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk

perjuangan non fisik yang disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta pencapaian tujuan nasional. Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada

aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

d.

Aspek Ilmu Pengetahuan

Untuk mecapai percepatan kemandirian dan kesejahteraan berbasis dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi ( Iptek )

55

Dilakukan lewat penguatan empat pilar knowledge based

economy ( KBE ), yaitu: a. b. c. d. e. Sistem pendidikan Sisten inovasi Infrastruktur masyarakat informasi Kerangka kelembagaan, peraturan perundangan, dan ekonomi Perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan Mewujudkan tumbuhnya masyarakat yang berbudaya iptek Aspek Ideologi

Upaya memperkuat Ketahanan Ideologi memerulkan memerlukan langkah pembinaan berikut: Pengamalan pancasila secara obyektif dan subyektif Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara Pendidikan moral Pancasila Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara

Republik Indonesia

bersumber dari Pancasila f. Aspek Politik

Upaya mewujudkan ketahan pada aspek politik: 1. pendapat Terjalin komunikasi politik timbal balik antara pemerintah dan Politik Dalam Negeri Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum Mekanisme politik yang memungkinakan adanya perbedaan

masyarakat 2. Politik Luar Negeri Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam

interansional di berbagai bidang

rangka meningkatkan persahabatan dan kerjasama antarnegara Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu dilaksanakan

dengan pembenahan sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan

56

nasional

Perjuangan bangsa Indonesia yangf menyakut kepentingan

Pada jaman sekarang pemuda merupakan generasi harapan bangsa. Maju tidaknya suatu bangsa bisa dilihat dari pemudanya sehingga pemuda mempunyai tuntutan supaya berkualitas dan cerdas. Semakin banyaknya pemuda yang berkualitas dan cerdas akan menjadi investasi besar bagi perkembangan dan kemajuan bangsa. Harapan akan bangkitnya bangsa Indonesia akan mulai terbuka lebar jika para pemudanya mau bergerak serentak membangun bangsa tanpa ada tekanan dan ancaman dari pemerintah, justru pemerintah harusnya mendukung dan memfasilitasi para pemuda yang ingin menjadi pejuang bangsa.

Sebagai agent of change, mahasiswa atau pemuda harus mengambil peran dalam memajukan bangsa dan meningkatkan ketahanan nasional. Banyak hal bisa dilakukan sebagai wujud kontribusi. Salah satu hal pokok yang terkait dengan hal itu adalah tentang pandangan politik. Politik sangat mempengaruhi berjalannya kebijakan-kebijakan publik. Dalam lingkup yang lebih kecil, bagaimana supaya para pemuda menjadi penggerak perubahan ke arah yang lebih baik bagi sesama pemuda lainnya. Perkembangan zaman telah sama-sama kita saksikan, ribuan pemuda terlena dalam kemudahan, membuat sebagian menyukai proses instant tanpa memperdulikan pembelajaran yang didapatkan dari suatu peristiwa hidup. Peran pemuda dalam ketahanan nasional ini sangat penting. Pemuda sebagai bagian dari potensi pembangunan harus berdaya agar mampu berkiprah dalam menghadapi tantangan global. Jumlah pemuda yang mencapai 80 juta orang merupakan potensi yang sangat besar. Keberdayaan pemuda sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya pemuda dilakukan melalui dorongan, bimbingan, kesempatan, pendidikan, pelatihan dan panduan sehingga mempunyai kesempatan untuk tumbuh sehat, dinamis, maju, mandiri, berjiwa wirausaha, tangguh, unggul,

57

berdaya saing, demokratis, dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegar Upaya untuk Menjaga Ketahanan Nasional Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritasm identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Di era globalisasi dewasa ini negara Indonesia banyak sekali memiliki tantangan untuk tetap menjaga ketahanan nasional. Bidang-bidang yang berhubungan dengan ketahanan nasional seperti pertahanan dan keamanan, sosial budaya, pangan, politik, ideologi dan lain-lain. Sebagai contoh tantangan terhadap ketahanan nasional di bidang pangan dan cara menjaganya.

Saat ini beberapa komoditi pangan sangat sulit untuk didapatkan, misalnya saja momoditi bawang merah dan bawang putih diakibatkan oleh kurangnya pengawasan pemerintah terhadap distribusi komoditas bawang merah dan bawang putih dimanfaatkan oleh oknum pedagang untuk mengambil keuntungan yang tinggi dengan cara menimbun stok bawang merah dan bawang putih. Ketika harga mulai tinggi pada oknum pedagang mulai menjual bawang merah dan bawang putih yang sudah mereka simpan kepada para komsumennya. Hal ini dapat mempersulit negara untuk menjaga ketahanan nasional di bidang pangan yang disebabkan oleh segelintir oknum yang memainkan harga sehingga merugikan konsumen. Oleh sebab itu, pemerintah seharusnya mengawasi pasokan bawang merah dan bawang putih di tiap daerah sehingga tidak menimbulkan hal yang merugikan banyak pihak tersebut.

58

Ketahanan lain yaitu ketahanan di bidang politik. Bidang politik juga penting bagi ketahanan nasional suatu negara. Ketahanan politik dinilai mampu mencegah terjadinya disintegrasi bangsa. Pasalnya, ketahanan politik berkaitan erat dengan kepemimpinan nasional dan sistem demokrasi suatu bangsa. Kualitas elit politik yang memadai dan pelaksanaan sistem demokrasi melalui pemilihan umum (Pemilu) yang jujur dan adil dinilai mampu meminimalisir munculnya gerakan separatisme. Direktur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas), Muladi beranggapan, "Ketahanan politik merupakan salah satu aspek yang penting dalam ketahanan nsional yang tidak akan lepas dari kondisi ketahanan faktual dan sosial, ketangguhan sistem politik dan kemampuan mengembangkan kekuatan nasional".Hal tersebut mampu menjamin kukuhnya identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mewujudkan utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), R Siti Zuhro. Bahkan melihat kondisi Indonesia saat ini, Zuhro mempertanyakan apakah bangsa ini benar-benar telah membangun ketahanan politiknya. Pasalnya, aroma menyengat separatisme masih tercium di beberapa wilayah. Oleh karenanya, Ia menyatakan bangsa ini hendaknya melakukan evaluasi diri saat momentum 10 tahun era keterbukaan. Zuhro menegaskan, kondisi ketahanan politik tidak terlepas dari pembangunan sistem demokrasi dan perubahan paket undang-undang seperti UU Susduk, UU Pemilu, dan UU Pilpres yang digodok oleh anggota dewan. Termasuk didalamnya UU Otonomi daerah yang pada pelaksanaannya dinilai tidak dijalankan secara konsisten.

Zuhro menyatakan, Nasib wilayah di perbatasan dan pulau-pulau terluar masih sangat memprihatinkan. Ini masi kurang terpotret oleh pemerintah pusat.

59

Kegagalan ini tidak terlepas dari kegagalan pemerintah pusat dalam membuat desain daerah yang adil dan merata".

Letjen TNI Purnawirawan, Kiki Syahnakri menghimbau, Bangsa Indonesia untuk melakukan reorientasi terhadap tata cara berdemokrasi. Apabila proses demokrasi dinilai tidak sesuai dengan roh konstitusi dan arah kebangsaan maka,perlu dilakukan revisi atau koreksi sistematik terhadap proses demokratisasi".

BAB IV WAWASAN KEBANGSAAN INDONESIA 4.1. Pengertian wawasan kebangsaan indonesia Istilah Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu Wawasan dan Kebangsaan dan kata wawasan itu sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu mawas yang artinya melihat atau memandang, jadi kata wawasan dapat diartikan cara pandang atau cara melihat.Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dan sikap bangsa Indonesia diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia adalah merupakan sebuah pedoman yang masih bersifat filosofia normatif. Sebagai perwujudan dari rasa dan semangat kebangsaan yang melahirkan bangsa Indonesia. Akan tetapi situasi dan suasana lingkungan yang terus berubah sejalan dengan proses perkembangan kehidupan bangsa dari waktu ke waktu. Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia harus senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan perkembagan dan berbagai bentuk implementasinya. Memahami serta mempedomani secara baik ajaran yang terkandung di dalam konsepsi Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia akan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan dari setiap warga bangsa tentang

60

posisi dan peran masing-masing ditengah-tengah masyarakat yang serba majemuk. Hal ini berarti suasana kondisi yang mendorong perkembangan setiap individu sehingga terwujud ketahanan pribadi dapat menciptakan suatu ketahanan nasional Indonesia. Wawasan Kebangsaan sangat identik denga Wawasan Nusantara yaitu wawasan/konsepsi cara pandang bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan, serta identik pula dengan Wawasan sosial sebagai kemampuan untuk memahami cara-cara penyesuaian diri atau penempatan diri di lingkungan sosial, dalam Suhady (2006: 18-19). Para ahli juga mengemukakan tentang pengertian wawasan kebangsaan salah satunya Suhady yang menyatakan bahwa Wawasan adalah kemampuan untuk memahami cara memandang sesuatu konsep tertentu yang direfleksikan dalam perilaku tertentu sesuai dengan konsep atau pokok pikiran yang terkandung di dalamnya (Suhadi, 2006). Kebangsaan berasal dari kata bangsa yang mengandung arti ciri-ciri yang menandai golongan bangsa tertentu dan mengandung arti kesadaran diri sebagai warga dari suatu Negara (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1989 dalam Suhady 2006). Kebangsaan adalah tindak tanduk kesadaran dan sikap yang memandang diri sebagai suatu kelompok bangsa yang sama dengan keterikatan sosio-kultural yang disepakati bersama (Parangtopo: 1993 dalam Suhady 2006). Jadi wawasan kebangsaan adalah suatu wawasan yang mementingkan kesepakatan, kesejahteraan, kelemahan dan keamanan bangsa sebagai titik tolak dalam berfalsafah berencana dan bertindak (Suhady, 2006: 19). Guna penerapan konsep wawasan kebangsaan perlu dipahami 2 aspek yaitu aspek moral karena konsep wawasan kebangsaan mensyaratkan adanya perjanjian diri/ komitmen pada seseorang/ masyarakat untuk turut bekerja bagi kelanjutan eksistensi bangsa dan bagi peningkatan kualitas hidup bangsa, dan aspek intelektual karena konsep wawasan kebangsaan menghendaki pengetahuan yang memadai guna mentuntaskan tantangan yang dihadapi bangsa saat ini dan masa mendatang serta potensi yang dimiliki bangsa (Suhady, 2006).

61

Wawasan kebangsaan juga dapat diartikan sebagai sudut pandang/ cara memandang yang mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk memahami keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam memandang dirinya dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsa dalm lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Wawasan menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi geografis Negara, sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politik serta pertahanan keamanan dalam dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasional. Wawasan kebangsaan menentukan bangsa menempatkan diri dalam tatanan berhubungan dengan sesama bangsa dan dalam pergaulan dengan bangsabangsa lain di dunia internasional.Wawasan kebangsaan mengandung komitmen dan semangat persatuan untuk menjamin keberadaan dan peningkatan kualitas kehidupan bangsa dan menghendaki pengetahuan yang memadai tentang tantangan masa kini dan masa mendatang serta berbagai potensi bangsa. Setiap bangsa di dunia memiliki cara pandang terhadap kebangsaan dan tanah airnya masing-masing, dan cara pandang terhadap kebangsaannya itu kemudian disebut sebagai wawasan kebangsaan. Bangsa Indonesia memiliki wawasan kebangsaanya sendiri yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Berdasarkan nilai-nilai tersebut bangsa Indonesia memiliki cara pandang untuk melangkah ke depan dalam mencapai tujuan nasional. Wawasan Kebangsaan pada hekekatnya merupakan suatu pandangan atau cara pandang yang mencerminkan sikap dan kepribadian bangsa Indonesia yang memiliki rasa cinta tanah air, menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan, memiliki rasa kebersamaan sebagai bangsa untuk membangun Indonesia menuju masa depan yang lebih baik, di tengah persaingan dunia yang globalistik, tanpa harus kehilangan akar budaya dan nilai-nilai dasar Pancasila yang telah kita miliki. Wawasan kebangsaan meliputi mawas ke dalam dan mawas ke luar. Mawas ke dalam artinya memandang kepada diri bangsa Indonesia sendiri yang memiliki wilayah tanah air yang luas, jumlah penduduk yang banyak, keanekaragaman budaya dan lain-lain, harus diletakan dalam satu pandangan yang mendasarkan pada kepentingan bersama sebagai bangsa. Mawas ke luar, yaitu memandang terhadap lingkungan sekitar Negara-negara tetangga dan dunia

62

internasional. Bangsa Indonesia harus memiliki integritas dan kredibilitas yang kuat dalam memainkan perannya di dunia internasional sebagai bangsa yang berdaulat dan bermartabat.

4.2. Tujuan wawasan kebangsaan indonesia


Setiap negara pada umumnya memiliki wawasan kebangsaan, demikian juga dengan bangsa Indonesia tentunya memiliki wawasan kebangsaannya sendiri. Secara singkat wawasan kebangsaan merupakan cara pandang bangsa tentang diri dan lingkungannya berdasarkan cita-cita dan tujuan nasionalnya, atau dengan kata lain wawasan kebangsaan merupakan pokok-pokok pikiran tentang cita-cita dan tujuan nasional suatu bangsa. Karena wawasan kebangsaan Indonesia merupakan pedoman yang sifatnya filosofis dan normatif, wawasan kebangsaan Indonesia perlu digalakkan dengan maksud agar warga negara menyadari pentingnya hidup besama sebagai bangsa atas dasar kesamaan hak dan kewajiban di depan hukum. Wawasan kebangsaan bertujuan menghidupkan kembali semangat kebangsaan, mendorong terwujudnya hidup yang harmonis, menjaga keutuhan bangsa serta mendorong pencapaian cita-cita tujuan nasional. Tujuan nasional itu dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial". Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia. 4.3. Makna Wawasan Kebangsaan Wawasan kebangsaan Indonesia mengamatkan kepada seluruh bangsa agar menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan

63

negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Diharapkan manusia Indonesia sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa. Sehubungan dengan itu hendaknya dipupuk penghargaan terhadap martabat manusia, cinta kepada Tanah Air dan Bangsa, demokrasi dan kesetiakawanan sosial. Wawasan Kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia sedemikian rupa sehingga asas Bhinneka Tunggal Ika dipertahankan. Persatuan tidak boleh mematikan keanekaan dan kemajemukan. Sebaliknya keanekaan dan kemajemukan tidak boleh menjadi pemecah belah namun menjadi kekuatan yang memperkaya persatuan. Wawasan Kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme yang picik. Misi yang diamanatkan ialah agar para warga negara Indonesia membina dengan jiwa besar dengan setia terhadap Tanah Air, tetapi tanpa kepicikan jiwa. Cinta Tanah Air dan Bangsa selalu sekaligus diarahkan pada kepentingan seluruh umat manusia yang saling berhubungan dengan berbagai jaringan antara ras, antar bangsa dan antar negara. Mencermati makna Wawasan Kebangsaan tersebut, dapatlah dikemukaan bahwa Wawasan Kebangsaan Indonesia pada hakekatnya dilandasi oleh Pancasila sebagai falsafah dan pandangan hidup bangsa kita. Dengan Wawasan Kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan hidup Pancasila, bangsa Indonesia telah berhasil merintis jalan menyelenggarakan misinya di tengah-tengah tata kehidupan di dunia.Untuk dapat memahami hakekat Wawasan Kebangsaan Indonesia perlu kiranya dipahami jati diri bangsa kita dan untuk itu perlu pula dipahami pandangan dan falsafah hidup yang dianut oleh bangsa Indonesia.Kalau kita teliti secara mendalam, maka asas pembangunan; wawasan dalam penyelenggaraan pembangunan; serta kaidah penuntun bagi penentuan kebijaksanaan pembangunan nasional tidak lain adalah penjabaran dari Pancasila. Untuk dapat memahami bagaimana wawasan kebangsaan bagi bangsa Indonesia, perlu dipahami secara mendalam falsafah Pancasila, yang mengandung nilai-nilai dasar yang akhirnya dijadikan pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku yang bermuara pada terbentuknya karakter bangsa.

64

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terbuka dan suka berkoeksistensi dengan bangsa lain. Sudah sejak dulu kala bangsa Indonesia menikmati dan menghayati arti hidup berdampingan secara damai dengan bangsa lain. Dengan letak geostrategik Nusantara di posisi silang hubungan antar bangsa, maka wawasan kebangsaan Indonesia tidak hanya bersifat inward looking dan mengisolasi diri. Laut bagi bangsa Indonesia bukan menjadi pemisah tetapi justru keluar sebagai wahana dalam berhubungan dengan bangsa lain, sedangkan ke dalam merupakan unsur pemersatu. Wawasan Nusantara yang mengemuka di tengah-tengah silang pendapat antara federalisme dan unitarisme di masa setelah lahirnya Indonesia Serikat, esensinya dapat dikatakan implementasi dari wawasan kebangsaan yang dijiwai semangat bangsa bahari. Dalam wawasan Nusantara dinyatakan bahwa wilayah laut adalah bagian dari wilayah negara kepulauan yang kemudian diakui dunia sebagai Archipelagic Principle. Wawasan Nusantara adalah pandangan yang menyatakan bahwa negara Indonesia merupakan suatu satu kesatuan dipandang dari segala aspeknya. Wawasan Nusantara adalah pandangan hidup bangsa Indonesia dalam mendayagunakan konstelasi Indonesia, sejarah dan kondisi sosial budaya untuk mengejawantahkan segala dorongan dan rangsangan di dalam usaha mencapai perwujudan aspirasi bangsa dan tujuan nasional, yang mencakup : 1) Kesatuan Politik, dalam arti : a) Bahwa kedaulatan nasional dengan segala kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, ruang hidup dan kesatuan matra seluruh bangsa serta merupakan modal dan milik bersama bangsa Indonesia; b) Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku dan berbicara dalam berbagai bahasa daerah, meyakini dan menganut berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan suatu kesatuan bangsa yang utuh di dalam arti seluas-luasnya; c) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air serta memiliki suatu tekad bulat dalam mencapai perwujudan cita-cita bangsa;

65

d) Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara, yang dilandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya; e) Bahwa seluruh kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan wilayah hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional. 2) Kesatuan sosial Budaya, dalam arti: a) Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu perikehidupan bangsa yang harus merupakan kehidupan yang serasi dengan tingkat perkembangan masyarakat yang sama, seimbang dan merata serta keselarasan hidup sesuai dengan kemajuan bangsa; b) Bahwa budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu, sedangkan terdapatnya berbagai corak ragam budaya menggambarkan kekayaan khazanah budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya nasional secara keseluruhan yang dinikmati hasilnya oleh seluruh bangsa. 3) Kesatuan Ekonomi, dalam arti : a) Bahwa kekayaan yang terdapat dan terkandung di dalam wilayah nusantara beserta kawasan yuridisnya, baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik bersama bangsa dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air; b) Bahwa tingkat perkembangan ekonomi harus sesuai dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh tiap-tiap daerah dalam pengembangan kehidupan ekonominya;

4) Kesatuan Pertahanan Keamanan Negara, dalam arti : a) Bahwa ancaman terhadap sesuatu pulau atau daerah pada hakekatnya merupakan ancaman seluruh bangsa dan negara; b) Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama di dalam kerangka menunaikan tanggung jawab masing-masing dalam usaha pembelaan negara. Realisasi penghayatan dan pengisian Wawasan Nusantara pada satu pihak menjamin keutuhan wilayah nasional dan melindungi sumber-sumber kekayaan

66

alam beserta pengelolaannya, sedangkan pada lain pihak menunjukkan wibawa kedaulatan negara Republik Indonesia. Kejayaan bangsa Indonesia akan dapat diraih kembali dengan menghidupkan kembali jiwa baharinya berlandaskan wawasan Nusantara. Menuju ke sama semua pemikir, pemimpin dan perencana serta pelaksana pembangunan Indonesia penerus generasi 45 harus mewujudkan wawasan tersebut dengan dukungan jiwa bahari yang kuat. Artinya pembangunan bukan wilayah darat saja dan di pulau utama saja secara terpisah-pisah, melainkan pembangunan wilayah darat dan laut secara terintegrasi dari Sabang sampai Merauke. Wawasan kebangsaan Indonesia adalah wawasan yang terbuka dan bukan wawasan yang dilandasi paham kebangsaan yang sempit. Kemungkinan orang dapat mempertanyakan budaya khas yang dapat menjadi ciri identitas insan Indonesia di atas keragaman budaya daerah yang berkembang subur. Demikian pula mengenai implementasi kesatuan dan persatuan, perlu menjadi fokus dalam mengembangkan pembangunan masa yang akan datang. Pembangunan industri dan proses industrialisasi di Indonesia misalnya harus menjamin interdependensi perkembangan antar pulau utama yang didukung oleh pembangunan wilayah laut sebagai wahana pemersatu. Hanya dengan bangkitnya kembali jiwa bahari wilayah laut antar pulau dimiliki oleh bangsa Indonesia. Dengan demikian kesatuan politik yang kini telah dicapai akan diikuti dengan kesatuan ekonomi hasil pembangunan yang akan datang. Demikian pula kesatuan budaya tidak boleh diabaikan. Desentralisasi pemerintahan dan pembangunan dalam rangka pengembangan otonomi daerah mutlak dilakukan. Kebijakan desentralisasi yang dirumuskan berdasarkan wawasan kebangsaan Indonesia, harus mencegah desintegrasi negara kesatuan, merongrong wibawa pemerintah pusat dan mencegah timbulnya pertentangan antara pemerintah pusat dengan daerah. Perlu dicegah timbulnya krisis kewibawaan pemerintah Pusat. Intrinsik dalam penegakan kewibawaan tersebut adalah terwujudnya pemerintahan pusat yang bersih dan akuntabel. Daerah harus tumbuh dan berkembang secara mandiri dengan daya saing yang sehat antar daerah tanpa mengabaikan terwujudnya kesatuan ekonomi, memperkokoh kesatuan politik dan mengembangkan kesatuan budaya.Dalam upaya ke arah itu, maka prasyarat

67

sebagai penjamin antara lain adalah warga bangsa yang kompak dan bersatu dengan ciri kebangsaan (nation wide oriented), netralitas birokrasi pemerintahan yang berwawasan kebangsaan, perkembangan, serta system pendidikan yang menghasilkan kader pembangunan yang berwawasan kebangsaan. Bangsa Indonesia tidak perlu khawatir bahwa Pancasila akan berbenturan dengan proses globalisasi. Sebab Pancasila sudah mencakup dan menjamin realisasi dari apa yang menjadi tuntutan hak asasi manusia. Pancasila adalah ideologi terbuka yang akan menyerap semua perkembangan sesuai dengan zamannya. Dengan demikian wawasan kebangsaan yang tidak lepas dari induknya yaitu Pancasila tidak akan menjadi penyebab alienisasi bangsa Indonesia dengan eksistensi bangsa lain. Wawasan kebangsaan juga tidak perlu dikhawatirkan menjadi penghambat integrasi ekonomi Indonesia dengan sistem ekonomi pasar. Namun bangsa Indonesia harus waspada dan tanggap mengenai implementasinya di dalam negeri, karena induk dari ekonomi pasar adalah sistem kapitalisme dan liberalisme yang ditentang oleh aspirasi perjuangan rakyat Indonesia. Keterbukaan dan kebersamaanlah yang menjadi kunci dari keberhasilan, baik Pancasila maupun wawasan kebangsaan dalam membawa bangsa Indonesia ke tujuan nasional yang masih harus terus menerus diperjuangkan. Dalam pelaksanaannya pembangunan ekonomi pasar Indonesia harus berperan dalam mengembangkan sistem ekonomi pasar internasional yang bermanfaat bagi umat manusia khususnya bangsa yang sedang berkembang dalam rangka mengembangkan tatanan ekonomi dunia baru. Indonesia misalnya secara minimal harus aktif dalam pasar ASEAN dan ASPAC secara maksimal di pasar internasional serta mampu bersaing dengan negara industri maju. Bangsa Indonesia harus pro-aktif dalam mengantisipasi dalam mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis. Indonesia dengan wawasan kebangsaannya justru harus dapat memberi contoh bagi bangsa lain dalam membina identitas, kemandirian, dan menghadapi tantangan dari luar tanpa konfrontasi. Indonesia harus dapat meyakinkan bangsa-bangsa lain bahwa eksistensi bangsa bukan merupakan sumber konflik dalam pergaulan umat manusia, namun merupakan aset yang diperlukan dalam mengembangkan nilainilai kemanusiaan yang beradab (Sumito, 1993).

68

4.4 Perkembangan Wawasan Kebangsaaan Indonesia Mengapa wawasan kebangsaan harus ada? Wawasan Kebangsaan adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Wawasan Kebangsaan sebagai konsepsi politik dan kenegaraan yang merupakan perwujudan pemikiran politik bangsa Indonesia.Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif.Sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Setiap negara pada umumnya memiliki wawasan kebangsaan, demikian juga dengan bangsa Indonesia tentunya memiliki wawasan kebangsaannya sendiri.Wawasan kebangsaan Indonesia lahir dari kesadaran segenap masyarakat untuk bersatu memperjuangkan kemerdekaan, kesejahteraan, dan kedamaian bangsa Indonesia.Sesuai dengan ciri khas bangsa Indonesia yang majemuk dan wilayahnya berupa kepulauan yang terletak di wilayah Asia Tenggara. Wawasan kebangsaan Indonesia merupakan pedoman yang sifatnya filosofis dan normatif, wawasan kebangsaan Indonesia perlu digalakkan dengan maksud agar warga negara menyadari pentingnya hidup besama sebagai bangsa atas dasar kesamaan hak dan kewajiban di depan hukum. Namun saat ini kesadaran berbangsa kian memudar, gerakan reformasi 1998 disatu sisi memberikan perubahan pada beberapa dimensi, tetapi disisi yang lain gerakan reformasi belum bisa memperbaiki krisis akan nasionalisme dan komitmen kebangsaan yang semakin hari mengarah kepada jurang degradasi. Akibatnya banyak hal yang dilakukan oleh rakyat Indonesia dengan maksud dan tujuan memperbaiki sosial ekonomi mereka tanpa memperhatikan nilai, norma dan konsepsi dan semangat wawasan kebangsaan yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Disamping itu, degradasi sangat berdampak pada krisis

69

kesatuan dan persatuan, oleh karena itu banyak terjadi berbagai konflik yang berdimensi agama, etnis, ras dan yang lainnya yang secara nyata mengancam keutuhan wilayah NKRI. Hal itu terjadi karena wawasan kebangsaan yang tidak dijadikan spirit utuk membangun dan memajukan bangsa saat ini, sehingga krisis tersebut belum menunjukan tanda-tanda kapan akan berakhir. Memahami serta mempedomani secara baik ajaran yang terkandung di dalam konsepsi Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia akan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan dari setiap warga bangsa tentang posisi dan peran masing-masing ditengah-tengah masyarakat yang serba majemuk. Hal ini berarti suasana kondisi yang mendorong perkembangan setiap individu sehingga terwujud ketahanan pribadi dapat menciptakan suatu ketahanan nasional Indonesia. Dalam suatu perkembangan wawasan kebangsaan ada beberapa hal yang terkait, yaitu: A. B. Landasan Wawasan Kebangsaan Idiil => Pancasila => UUD 1945

Konstitusional

Unsur Dasar Wawasan Kebangsaan Wadah (Contour)

Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya.Bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud supra struktur politik dan wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan dalam wujud infra struktur politik. Isi (Content)

Adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional. Tata laku (Conduct)

Hasil interaksi antara wadah dan isi wasantara yang terdiri dari : Tata laku Bathiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas

yang baik dari bangsa Indonesia.

70

Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan, perbuatan dan perilaku

dari bangsa Indonesia. Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas jati diri/kepribadian bangsa berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan tanah air sehingga menimbulkan rasa nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional.

C.

Hakekat Wawasan Kebangsaan

Adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional.1 Berarti setiap warga bangsa dan aparatur negara harus berfikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa termasuk produk-produk yang dihasilkan oleh lembaga negara.

D.

Asas Wawasan Kebangsaan

Merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya komponen/unsur pembentuk bangsa Indonesia(suku/golongan) terhadap kesepakatan (commitment) bersama. Asas wasantara terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5. 6. E. Kepentingan/Tujuan yang sama Keadilan Kejujuran Solidaritas Kerjasama Kesetiaan terhadap kesepakatan Arah Pandang Wawasan Kebangsaan

71

Dengan latar belakang budaya, sejarah serta kondisi dan konstelasi geografi serta memperhatikan perkembangan lingkungan strategis, maka arah pandang wawasan kebangsaan meliputi: Arah Pandang Kedalam

Bangsa Indonesia harus peka dan berusaha mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan. Tujuannya adalah menjamin terwujudnya persatuan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional baik aspek alamiah maupun aspek sosial. Arah Pandang Ke luar

Bangsa Indonesia dalam semua aspek kehidupan internasional harus berusaha untuk mengamankan kepentingan nasional dalam semua aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan demi tercapainya tujuan nasional. Tujuannya adalah menjamin kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia. F. Faktor-faktor yang mempengaruhi Wawasan Kebangsaan

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Wawasan Kebangsaan yaitu 1. Wilayah. 2. Geopolitik dan Geostrategi. 3. Perkembangan wilayah Indonesia dan dasar hukumnya. 1. a. Wilayah ( Geografi ) Asas Kepulauan ( Archipelago )

Kata Archipelago dan Archipelagic berasal dari italia yaitu Archipelagos, kata archi yakni terpenting dan kata pelagos berarti laut atau wilayah lautan. jadi dapat disimpulkan bahwa archipelago adalah lautan terpenting. Lahirnya asas archipelago mengandung pengertian bahwa pulau-pulau tersebut selalu dalam kesatuan utuh semaentara tempat perairanatau lautan antara pulau-pulau berfungsi sebagai penghubung dan bukan sebagai unsur pemisah. b. Kepulauan Indonesia

Wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan Nederandsch OostIndishe Archipelago.Itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian menjadi

72

wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai sebutan untuk kepulauan ini sudah banyak nama yang dipakai yaitu Hindia Timur, Insulinde oleh Multatuli, Nusantara,Indonesia, Hindia Belanda (Nederlandsch-indie) pada masa penjajahan Belanda. Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu kepulauan India. Dalam bahasa Yunani, Indo berarti India dan nesos berarti pulau. Sebutan Indonesia merupakan ciptaan ilmuwan J.R Logan dalam Journal of The Indian Archipelago And East Asia (1850). Maka pada awal abad ke-20 perkumpulan mahasiswa Indonesia di Belanda menyebut dirinya sebagai Perhimpunan Indonesia.Berikutnya pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 2810-1928 kata Indonesia di pakai sebagai sebutan bagi bangsa, tanah air dan bahasa.Kemudian dipertegas lagi pada proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menjadi nam resmi negara dan bangsa Indonesia sampai sekarang. c. Konsep Tentang Wilayah Lautan

Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa konsep mengenai kepemilikan dan kepemilikan wilayah laut, yaitu Res Cimmunis menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia karena tidak dapat dimiliki oleh masing masing Negara. Negara Kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau pulau yang lain. Kepulauan adalah suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, perairan diantaranya.LautTeritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil laut diukur dari garis pangkal, sedangkan garis pangkal adalah garis air surutterendah sepanjangpantai. d. Karakteristik Wilayah Nusantara : 608LU : 1115LS : 9445BT : 14105 BT

Kepulauan Indonesia terletak pada batas astronomi sebagai berikut: Utara Selatan Barat Timur

Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km, yang terdiri dari daratan seluas 2.027.087 km dan perairan seluas 3.166.163 km.

73

2. a.

Geopolitik dan Geostrategi Geopolitik

Geografi mempelajari fenomena geografi dari aspek politik, sedangkan geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek geografi. Geopolitik menjelaskan dasar pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu. Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalamPembukaan UUD 1945.Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebihcinta kemerdekaan.Bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan karena penjajahan tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan. Bangsa yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut faham perang dan damai : BangsaIndonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan. b. Geostrategi

Geostrategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan keinginan politik.Sebagai contoh pertimbangan geostrategis untuk negara dan bangsa.

Geografi : wilayah Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan

Australia; serta diantara samudra Pasifik dan samudra Hindia.

Demografi : penduduk Indonesia terletak di antara penduduk jarang di

selatan (Australia) dan penduduk padat di utara (RRC dan Jepang)

Ideologi : ideologi Indonesia (Pancasila) terletak di antara liberalisme di

selatan( Australia dan Selandia Baru) dan komunisme di utara ( RRC, Vietnam dan KoreaUtara).

Politik : Demokrasi Pancasila terletak di antara demokrasi liberal di

selatan dan demokrasi rakyat ( diktatur proletar) di utara.

Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak di antara ekonomi Kapitalis dan

selatan Sosialis di utara.

Sosial : Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat

individualisme di selatan dan masyarakat sosialisme di utara.

74

Budaya : Budaya Indonesia terletak di antara budaya Barat di selatan

danbudaya Timur di utara. G. Penerapan Wawasan Kebangsaan

Penerapan Wawasan Kebangsaan harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan negara. Wawasan Kebangsaan sebagai Pancaran Falsafah Pancasila

Wawasan kebangsaan menjadi pedoman bagi upayamewujudkan kesatuan aspek kehidupan nasional untuk menjamin kesatuan, persatuandan keutuhan bangsa, serta upaya untuk mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia. o Wawasan Kebangsaan dalam Pembangunan Nasional Implementasi dalam kehidupan politik

Adalah menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis, mewujudkan pemerintahan yang kuat, aspiratif, dipercaya. o Implementasi dalam kehidupan Ekonomi

Adalah menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil. o Implementasi dalam kehidupan Sosial Budaya

Adalah menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang hidup disekitarnya dan merupakan karunia sang pencipta. o Implementasi dalam kehidupan Pertahanan Keamanan

Adalah menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan membentuk sikap bela negara pada setiap WNI

4.5. Cara meningkatkan wawasan budaya Indonesia Perlu suatu upaya yang sistematis dalam penanaman wawasan kebangsaan yang optimal sehingga didapatkan nasionalisme yang optimal, berisi ketangguhan bangsa khususnya generasi muda dalam upaya pembelaan negara dari semua ancaman yang dapat mengancam kelangsungan hidup negara. Upaya yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada dalam mengatasi kelemahan serta kendalanya.

75

Dalam upaya meningkatkan wawasan kebangsaan masyarakat melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN), maka kebijakan yang ditetapkan adalah : a. Peningkatan kesadaran warga negara dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara, diarahkan untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis dari seluruh masyarakat Indonesia dalam wadah NKRI yang berdaulat, aman, sentosa yang mempunyai tingkat wawasan kebangsaan yang tinggi. b. Kesadaran masyarakat bernegara dan berbangsa yang

tinggi, tercermin pada perilaku warga negara Indonesia yang rela berkorban dan cinta kepada tanah airnya yang diperoleh melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN), sehingga masyarakat Indonesia dapat hidup damai dan sejahtera dalam suasana demokrasi dan tegak hukum, pemimpin bangsa yang mengutamakan kepentingan negara dan bangsa diatas kepentingan pribadi dan golongan, serta pemerintah dan pemimpin nasional yang mencintai rakyat dan mendapat kepercayaan penuh serta dicintai rakyatnya. 4.5.1. Strategi / Tujuan Lingkungan Pemukiman dan Pekerjaan. Meningkatkan kemampuan dan

pengusaan materi PPBN para penatar dalam melaksanakan penyuluhan wawasan kebangsaan serta membentuk organisasi penyelenggara PPBN yang terpadu. Lingkungan Pendidikan. Membentuk dan meningkatkan kemampuan

dalam PPBN para guru/pengajar/dosen di lingkungan pendidikan. Mewujudkan kegiatan kesiswaan dan kepramukaan yang dapat

menumbuhkan dan meningkatkan wawasan kebangsaan. Mewujudkan media massa yang kondusif untuk membantu upaya PPBN. Menghimbau pemerintah untuk membuat program PPBN yang konsisten

dan terpadu serta membuat peraturan yang dapat menjaga sikap mental generasi muda. 4.5.2 Sasaran. Lingkungan Pemukiman.

76

o o o o

Keluarga. Terbentuknya motivasi juang dan semangat kebangsaan di

lingkungan keluarga. Aparat Terkait. Terwujudnya organisasi pembina serta kegiatan yang

terprogram dan terpadu dengan melibatkan semua pihak. Tokoh Agama. Terwujudnya kepedulian tokoh agama dalam menanamkan

semangat kebangsaan melalui jalur agama. Lingkungan Pendidikan. Dukungan dunia pendidikan. Terwujudnya guru/pengajar/dosen yang

punya tanggung jawab moral dalam menanamkan semangat kebangsaan serta pemahaman materi PPBN yang optimal. o o Kegiatan Ekstra Kurikuler. Terselenggaranya kegiatan ekstra kurikuler

yang dapat disisipi PPBN dan menumbuhkan wawasan kebangsaan. Kegiatan Kepramukaan. Terselenggaranya kegiatan kepramukaan yang

dapat menumbuh kansikap hidup mandiri, ulet dan pantang menyerah sebagai modal dasar dalam menanamkan semangat bela negara. Media Massa. Terwujudnya media massa yang dapat membantu

membentuk opini masyarakat dalam rangka menanamkan jiwa atau semangat bela negara. Komitmen Pemerintah. Adanya program - program pemerintah yang

diterapkan oleh instansi yang berwenang secara konsisten dan bertanggung jawab serta adanya peraturan yang dapat mengeliminir pemanfaatan generasi muda secara sempit. Lingkungan Pekerjaan. Terciptanya kondisi di lingkungan pekerjaan yang

dapat menumbuhkan semangat wawasan kebangsaan. 4.5.3. Peran Lingkungan Pemukiman Keluarga, tokoh agama dan aparat terkait. Peran keluarga dalam menanamkan wawasan kebangsaan yang berisikan ketangguhan dalam upaya pembelaan negara sangat penting dan vital sekali khususnya bagi generasi muda. Oleh karena itu para orang tua harus terlebih dahulu diberikan pembekalan dan pemahanan bela negara. Tokoh agama diberdayakan untuk dapat membekali

77

norma agama dan ikut menjaga moralitas generasi muda. Bahwa generasi muda relatif labil jiwanya dalam mencari jati dirinya, tidak dapat dipungkiri. Oleh karena itu keterpengaruhan generasi muda karena arus globalisasi yang melanda dunia saat ini harus mendapatkan resep penangkalan untuk tidak memperparah dekadensi moral yang terjadi dengan melihat fenomena pergaulan bebas, penggunaan narkoba dan lain-lainnya. Aparat terkait yang ada di daerah harus melaksanakan kegiatan yang terpadu untuk upaya pembekalan baik kepada orang tua maupun generasi muda itu sendiri. Keterpaduan ini harus dilakukan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap evaluasi untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan.

4.5.4. Peran Dunia Pendidikan. Peran dunia pendidikan untuk membekali semangat bela negara cukup penting. Pengajar atau guru secara formal harus mendidik anak didiknya dan berperan langsung serta terukur dalam pembekalan materi PPKN/Pendidikan Kewarganegaraan baik di sekolah dasar, sekolah lanjutan maupun di perguruan tinggi. Mereka harus betul-betul mampu dan menguasai materi yang diberikan kepada anak didiknya. Para pendidik/pengajar seyogyanya mendapatkan semacam penataran PPBN sehingga materi yang diberikan bisa dipertanggung jawabkan. Kegiatan Ekstra Kurikuler yang dilakukan diluar jam pelajaran dapat juga dimanfaatkan untuk upaya penanaman semangat pembelaan negara. Kegiatan OSIS atau SENAT dapat dijadikan untuk memupuk rasa tanggung jawab dan kebersamaan serta belajar untuk dapat mengesamping kanatau meninggalkan berbagai macam kepentingan pribadi dan dapat mengedepankan kepentingan bersama yang diwadahi oleh satu organisasi dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama. Kegiatan lain yang dapat memupuk rasa sportifitas dan percaya diri yang tinggi adalah dengan kegiatan pecinta alam, latihan bela diri, serta latihan Menwa yang diselenggarakan atau dikendalikan oleh pihak sekolah dan perguruan tinggi.

78

4.5.5. Peran Media Massa. Media massa mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membentuk opini yang berkembang dimasyarakat, baik yang positif maupun negatif. Dalam kaitan ini media massa dapat diajak ikut serta membantu membentuk opini masyarakat dalam rangka menanamkan jiwa atau semangat bela negara. Yang termasuk media cetak diantaranya adalah koran, majalah, tabloid, bulletin, dll. Yang dimaksud lain-lain ini adalah semua jenis bacaan yang beredar secara umum. Karena dapat dibaca dan akan membentuk opini masyarakat. Media cetak harus membuat redaksional sedemikian rupa yang dapat membangkitkan minat pembaca supaya mempunyai semangat belanegara.

4.5.6. Komitmen Pemerintah. Pemerintah harus mempunyai keinginan yang kuat dan konsisten dalam upaya penanaman semangat pembelaan terhadap negara ini. Sebetulnya materimateri yang ada dalam upaya bela negara cukup jelas dan simpel atau sederhana. Namun sesederhana apapun bila tidak ditangani secara serius akan membuahkan hasil yang tidak optimal. Pemerintah harus berupaya sedemikian rupa dengan program rutin maupun yang bersifat non program, sebagai upaya terobosan bila program rutin yang sudah berjalan baik melalui peran (jalur) pendidikan atau melalui peran kantor Kesbanglinmas dirasa kurang optimal. Barangkali patut dicoba langkah-langkah yang sudah dibahas diatas sehingga generasi muda dan instansi terkait tidak terjebak dalam kejenuhan akibat rutinitas kegiatan. Yang pentingharus ada kemauan yang kuat dari pemerintah dan diwujudkan dengan kepedulian aparat yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap upaya menanamkan semangat pembelaan terhadap negara dan wawasan atau nasionalisme yang tinggi. Selain itu ada hal lain yang harus dilakukan pemerintah terkait dengan rumor yang nyata terlihat kebenarannya dan tidak ada maksud untuk menuduh

79

atau mencari kambing hitam bahwa ada oknum anak bangsa yang memanfaatkan jiwa patriotisme dan kelabilan jiwa generasi muda untuk kepentingan politiknya. Pemerintah harus membuat peraturan atau undang-undang yang bisa mengatasi oknum anak bangsa yang selalu mengatasnamakan untuk kepentingan rakyat kecil dengan melaksanakan manouver politik termasuk unjuk rasa yang menggunakan massa generasi muda. Demikian juga diplomat yang bertanggung jawab terhadap eksistensi bangsa ini harus berkemampuan dan punya kiat supaya bangsa ini bisa eksis dan tidak dengan mudah diobok-obok oleh kekuatan/negara asing \

BAB V ERA-GLOBALISASI
5.1 Umum Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara. Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap

80

individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batasbatas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.

5.2 Dampak Era-Globalisasi


5.2.1 Dampak Positif Globalisasi Berbicara dampak dari globalisasi dalam aspek kehidupan bangsa dan negara berarti kita harus mengkaji terlebih dahulu pengertian dari globalisasi. Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. A. Dampak Positif Globalisasi Di Bidang Hukum

Cita hukum nasional sangat membutuhkan kajian dan pengembangan yang lebih serius agar mampu turut serta dalam tata kehidupan ekonomi global dengan aman, dalam pengertian tidak merugikan dan dirugikan oleh pihak-pihak lain Perubahan tatanan dunia saat ini ditandai oleh perkembangan teknologi yang memungkinkan komunikasi dan informasi antara masyarakat internasional menjadi sangat mudah, dan hukum internasional saat ini bercirikan hukum yang

81

harmonis atau setidak-tidaknya hukum transnasional. Harmonisasi hukum di sini diartikan bahwa hukum internasional dipengaruhi hukum nasional dan hukum nasional juga dipengaruhi hukum internasional. Dalam proses harmonisasi hukum, dimana hukum internasional mempengaruhi hukum nasional, berarti negara nasional harus membuat aturan-aturan nasional yang mendorong realisasi kesepakatan guna mencapai tujuan bersama. Sebagai contoh dalam bidang perdagangan internasional, ketentuan-ketentuan perdagangan internasional dalam rangka World Trade Organization (WTO) telah mendorong negara-negara membuat aturan-aturan nasional sebagai tindak lanjut penerapan ketentuan tersebut dalam suasana nasional. Sebagai akibat globalisasi dan peningkatan pergaulan dan perdagangan internasional, cukup banyak peraturan-peraturan hukum asing atau yang bersifat internasional akan juga dituangkan ke dalam perundang-undangan nasional, misalnya di dalam hal surat-surat berharga, pasar modal, kejahatan komputer, dan sebagainya. Terutama kaidah-kaidah hukum yang bersifat transnasional lebih cepat akan dapat diterima sebagai hukum nasional, karena kaedah-kaedah hukum transnasional itu merupakan aturan permainan dalam komunikasi dan perekonomian internasional dan global. Akibatnya semakin memasuki abad XXI, semakin hukum nasional Indonesia akan memperlihatkan sifat yang lebih transnasional, sehingga perbedaan-perbedaan dengan sistem hukum lain akan semakin berkurang. B. Dampak dlm bidang Ekonomi

1. Dampak globalisasi dalam bidang ekonomi, antara lain : Globalisasi dan liberalisme pasar telah menawarkan alternatif bagi pencapaian standar hidup yang lebih tinggi. Semakin melebarnya ketimpangan distribusi pendapatan antar negara-negara kaya dengan negara-negara miskin. Munculnya perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional. Membuka peluang terjadinya penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan politik pada segelintir orang. Munculnya lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, WTO. 2. Dampak Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya :

82

Semakin bertambah globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat dunia. Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang. Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD. 3. Dampak Globalisasi dalam bidang Politik Negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan. Para pengambil kebijakan publik di negara sedang berkembang mengambil jalan pembangunan untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi. Timbulnya gelombang demokratisasi ( dambaan akan kebebasan ). Dampak positif Globalisasi : 1. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan 2. Mudah melakukan komunikasi 3. Cepat dalam bepergian ( mobili-tas tinggi ) 4. Menumbuhkan sikap kosmopo-litan dan toleran 5. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri 6. Mudah memenuhi kebutuhan munculnya globalisasi tentunya membawa dampak bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Dampak globalisasi tersebut meliputi dampak positif dan dampak negatif di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan berdampak kepada nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa. Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme 1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat. 2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.

83

3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa. C. Dampak Globalisasi terhadap sosial budaya

Keadaaan keseimbangan dalam masyarakat merupakan keadaan yang diidam-idamkan oleh setiap masyarakat. Dalam keadaan yang demikian, individuindividu secara psikologis merasakan adanya suatu ketentraman, sebab tidak ada pertentangan-pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Setiap kali terjadi gangguan keseimbangan, masyarakat dapat menolak unsur-unsur yang akan membawa perubahan. Penolakan ini disebabkan masyarakat takut terjadi goyahnya keseimbangan sistem yang berarti dapat muncul ketidaktentraman. Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Teknologi: Perputaran arus informasi yg kian dinamis yg bisa melancarkan bisnis dalam skala internasional. Misalnya pengiriman data² lewat internet. dll. Bidang budaya: Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang. Dampak globalisasi pendidikan untuk Indonesia: Sekolah dan perguruan tinggi negara lain bisa mendirikan lembaga pendidikan di negara Indonesia. Sebagian besar siswa Indonesia bisa bersekolah di negara lain. Persaingan lapangan pekerjaan lulusan sekolah/perguruan tinggi bukan saja dengan sebangsa tetapi juga dengan bangsa lain yang masuk ke Indonesia. Standard sekolah/perguruan tinggi harus mengacu ke standard internasional, dan bahasa Inggris menjadi sangat penting sebagai bahasa komunikasi, supaya bisa bersaing.

84

Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa. Dampak Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya : Semakin bertambah globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat dunia. Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang. Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD. Para pengambil kebijakan publik di negara sedang berkembang mengambil jalan pembangunan untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi. Timbulnya gelombang demokratisasi ( dambaan akan kebebasan ). Dampak positif Globalisasi : 1. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan 2. Mudah melakukan komunikasi 3. Cepat dalam bepergian ( mobili-tas tinggi ) 4. Menumbuhkan sikap kosmopo-litan dan toleran 5. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri

85

6. Mudah memenuhi kebutuhan D. Pengaruh Positif Globalisasi Terhadap Nilai- Nilai Nasionalisme

1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat. 2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa. 3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa. Dampak Globalisasi terhadap sosial budaya Keadaaan keseimbangan dalam masyarakat merupakan keadaan yang diidam-idamkan oleh setiap masyarakat. Dalam keadaan yang demikian, individuindividu secara psikologis merasakan adanya suatu ketentraman, sebab tidak ada pertentangan-pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Setiap kali terjadi gangguan keseimbangan, masyarakat dapat menolak unsur-unsur yang akan membawa perubahan. Penolakan ini disebabkan masyarakat takut terjadi goyahnya keseimbangan sistem yang berarti dapat muncul ketidaktentraman. Dampak Positif (+) 1. Kerjasama dalam bidang politik seperti studi banding dengan negara luar lebih mudah. 2. Kebijakan politik yang sukses akan diapresiasi oleh negara lain. 3. Berita-berita politik negara lain lebih mudah diakses melalui media asing. 4. Pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis.

86

5. Terjadinya pasar bebas disebabkan karena keputusan politik yang dibuat oleh pemerintah. Pengaruh Globalisasi dalam Bidang Politik Pengaruh positif globalisasi yang menawarkan kehidupan politik yang demokratis , dengan mengutamakan keterbukaan , jaminan hak asasi manusia , dan kebebasan , berpengaruh kuat terhadap pikiran maupun kemauan bangsa Indonesia . dampak positif akses berita cukup cepat dan akurat kita dapat mengakses informasi dari seluruh penjuru dunia dengan sekali sentuh kita dapat berkomunikasi dengan sanak saudara dari segala penjuru negeri.

E.

PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI

Era pasar bebas, atau yang biasa disebut dengan era globalisasi sering didengungkan oleh para pemerhati ekonomi sejak beberapa dekade lalu hingga sekarang ini. Kata "globalisasi" secara populer dapat diartikan menyebarnya segala sesuatu secara sangat cepat ke seluruh dunia.

Robertson dalam Globalization: Social Theory and Global Culture (London, Sage: 1992) mendefinisikan globalisasi sebagai "the compression of the world into a single space and the intensification of conciousness the world as a whole". Globalisasi juga melahirkan global culture (which) is encompassing the world at the international level.

Globalisasi sebagai sebuah proses mempunyai sejarah yang panjang. Globalisasi meniscayakan terjadinya perdagangan bebas dan dinilai menjadi ajang kreasi dan perluasan bagi pertumbuhan perdagangan dunia, serta pembangunan dengan sistem pengetahuan. Hal ini berarti bahwa terjadinya perubahan sosial yang mengubah pola komunikasi, teknologi, produksi dan konsumsi serta peningkatan paham internasionalisme merupakan sebuah nilai budaya.

87

Terjadinya era globalisasi memberi dampak ganda; dampak yang menguntungkan dan dampak yang merugikan. Dampak yang menguntungkan adalah memberi kesempatan kerjasama yang seluas-luasnya kepada negara-negara asing. Tetapi di sisi lain, jika kita tidak mampu bersaing dengan mereka, karena sumber daya manusia (SDM) yang lemah, maka konsekuensinya akan merugikan bangsa kita.

Oleh karena itu, tantangan kita pada masa yang akan datang ialah meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor, baik sektor riil maupun moneter, dengan mengandalkan pada kemampuan SDM, teknologi, dan manajemen tanpa mengurangi keunggulan komparatif yang telah dimiliki bangsa kita.

Terjadinya perdagangan bebas harus dimanfaatkan oleh semua pihak dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek pendidikan, di mana pendidikan diharuskan mampu menghadapi perubahan yang cepat dan sangat besar dalam tentangan pasar bebas, dengan melahirkan manusia-manusia yang berdaya saing tinggi dan tangguh. Sebab diyakini, daya saing yang tinggi inilah agaknya yang akan menentukan tingkat kemajuan, efisiensi dan kualitas bangsa untuk dapat memenangi persaingan era pasar bebas yang ketat tersebut. F. Dampak Positif Globalisasi Dan Modernisasi

a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional. b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju. c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidupmasyarakat.

88

5.2.2 Dampak Negatif Globalisasi


Sebelum membahasnya lebih lanjut dan luas bagaimana dampak negatif globalisasi dan bagaimana cara mengatasinya, kita juga perlu tahu dampak negatif internet bagi kita. Karena dari dampak negatif globalisasi ini masih ada hubungannya dengan dampak internet. Dalam banyak hal, dampak negatif globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara. Berikut ini beberapa ciri dampak negatif globalisasi yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia. Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan

barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda

menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO). Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa

(terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan

hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain. A. Dampak Negatif Globalisasi yang Mengkhawatirkan Dan berikut ini adalah dampak negatif globalisasi yang sebenarnya terjadi di dunia maupun di negara kita indonesia, perlu diketahui bahwa dampak negatifnya semakin terasa untuk waktu sekarang-sekarang ini.

89

Dampak negatif globalisasi antara lain: Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme)

sehingga kegiatan gotong royong dan kebersamaan dalam masyarakat mulai ditinggalkan. Terjadinya sikap materialisme, yaitu sikap mementingkan dan

mengukur segala sesuatu berdasarkan materi karena hubungan sosial dijalin berdasarkan kesamaan kekayaan, kedudukan social atau jabatan. Akibat sikap materialisme, kesenjangan sosial antara golongan kaya dan miskin semakin lebar. Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan

duniawi dan mengabaikan nilai-nilai agama. Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status

seseorang di dalam masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya. Tersebarnya nilai-nilai budaya yang melanggar nilai-nilai

kesopanan dan budaya bangsa melalui media massa seperti tayangan-tayangan film yang mengandung unsur pornografi yang disiarkan televisi asing yang dapat ditangkap melalui antena parabola atau situs-situs pornografi di internet. Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai

budaya bangsa, yang dibawa para wisatawan asing. Misalnya, perilaku seks bebas.

Dampak negatif lainnya dari modernisasi dan globalisasi adalah sebagai berikut. a. Pola Hidup Konsumtif Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada. b. Sikap Individualistik Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial. c. Gaya Hidup Kebarat-baratan

90

Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain. d. Kesenjangan Sosial Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial. B. Cara Mengatasi Dampak Negatif Globalisasi Setelah tadi diatas kita sudah ulas secara lengkap dampak negatif globalisasi dan juga dampak positifnya, maka kali ini kita akan membahasnya bagaimana cara mengatasi dampak negatif globalisasi secara lengkap dan jelas. 1. Meningkatkan Kualitas SDM Indonesia Dampak negatif globalisasi merupakan sebuah realita yang mau tak mau harus dihadapi bila Bangsa Indonesia ingin tetap hidup sebagai bangsa yang berdaulat di dunia. Cara untuk menghadapi dampak negatif globalisasi yaitu dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang optimal, bangsa Indonesia dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dapat bersaing di kancah dunia Internasional.

2. Meningkatkan Kualitas Nilai Keimanan dan Moralitaas Masyarakat Dampak negatif globalisasi membuat budaya antar bangsa saling mempengaruhi. Karenanya keberadaan nilai-nilai keimanan dan moralitas menjadi sangat penting. Sebab nilai keimanan dan moralitas menjadi sangat penting. Sebab nilai-nilai keimanan dan moralitas itulah yang mampu mengatasi dampak negatif dari globalisasi. Sebagai kaum Muslim, kita hendaknya menanamkan nilai-nilai Islam di kehidupan sehari-hari. Kita hendaknya menjalankan syariat Islam. Mengetahui

91

mana yang halal dan haram. Sehingga kita dapat memilah-milah pengaruh dari luar. Moralitas bangsa juga harus ditingkatkan. Di dalam dampak negatif globalisasi ini, moralitas bangsa cenderung menurun kualitasnya. Ini tidak lepas dari tanggung jawab orang tua, guru, dan pemerintah. Salah satu solusinya adalah melaksanakan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.

3. Mendorong dan Mendukung Upaya Memperjuangkan Keadilan Antar Bangsa Salah satu dampak negatif globalisasi adalah saling berkaitannya antara satu negara dengan negara lainnya. Baik dalam bentuk kerjasama ataupun persaingan global. Pemerintah Indonesia harus berupaya sekuat tenaga untuk memperjuangkan keadilan dan keseimbangan antarbangsa. Upaya pemerintah tersebut harus selalu didorong dan didukung oleh setiap warga negaranya. Sebagaimana yang kita ketahui, Indonesia merupakan 1 diantara 2 negara yang memberikan permohonan agar Israel menghentikan serangan ke Jalur Gaza. Ini membuktikan kepedulian bangsa kita terhadap perdamaian dan peradilan antarbangsa. Maka sebagai warga negara, hendaknya kita mendukung upaya pemerintah.

4. Mendorong dan Mendukung Negara Maju untuk Memberikan Dana Perbaikan Lingkungan Negara maju sangat diuntungkan dengan adanya globalisasi, sebab negara maju banyak yang memiliki perusahaan transnasional. Perusahaan tersebut biasanya berdiri di berbagai negara terutama di negara berkembang, termasuk di Indonesia.

92

Aktifitas perusahaan tersebut membuat lingkungan hidup menjadi rusak oleh pencemaran limbah atau asap pabriknya. Oleh sebab itu, sudah sepantasnyalah negara-negara maju menyisihkan uang guna mendanai upayaupaya perbaikan dan pelestarian lingkungan hidup. Tindakan ini sangat pantas diambil oleh Indonesia, karna buktinya banyak sekali hutan yang dijadikan perindustrian. Lahan hijau pun semakin sulit ditemukan di saerah perindustrian. Untuk memulihkan keadaan, Indonesia butuh dana dari perusahaan asing tersebut.

5. Meningkatkan Jiwa Semangat Persatuan, Kesatuan, Serta Nasionalisme Adanya dampak negatif globalisasi menjadi suatu tantangan yang berat bagi negara berkembang yang belum maju dan kuat. Negara yang masyarakatnya tidak mempunyai jiwa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme yang kuat akan dengan mudah dipermainkan oleh negara-negara maju. Oleh karna itu, semangat dan jiwa persatuan, kesatuan dan nasionalisme harus terus ditingkatkan oleh seluruh rakyat Indonesia. Bila jiwa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme telah tertanam dengan kuat pada setiap warga negara Indonesia tidak akan mudah dipermainkan oleh negara-negara yang kuat dan maju.

6. Melestarikan Adat Istiadat dan Budaya Daerah Dampak negatif globalisasi juga membuat budaya luar dapat dengan mudah kita ketahui. Pengetahuan akan budaya luar terkadang membuat masyarakat lebih menyukainya daripada budaya daerah sendiri. Menyukai kebudayaan luar adalah hal yang wajar. Namun kita harus tetap melestarikan kebudayaan kita sendiri. Jangan sampai kebudayaan kita punah begitu saja seiring dengan waktu. Apalagi kebudayaan itu seenaknya saja diambil oleh bangsa lain. Betapa malunya kita?

93

Walaupun zaman kini telah serba modern, kita harus tetap berpegang teguh kepada adat istiadat. Apalagi kita sebagai masyarakat Minangkabau, dimana adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, syarak mangato, adat mamakai.

7. Menjaga Keasrian Objek Wisata Dalam negeri Salah satu ciri-ciri dampak negatif globalisasi adalah perjalanan dan perlancongan antarbangsa yang semakin meningkat. Indonesia sebagai begara yang kaya akan objek-objek wisata yang indah hendaknya memanfaatkannya dengan seoptimal mungkin. Salah satu usaha adalah menjaga keasrian objek wisata tersebut. Sebenarnya selain Bali, banyak lagi pulau-pulau di Indonesia yang memiliki tempat yang sangat indah untuk dikunjungi. Namun banyak lokasi yang tidak terjaga keasriannya sehingga tidak menarik untuk dikunjungi. Maka seharusnya masyarakat selalu menjaga keasrian objek wisata di daerah masingmasing misal wisata garut dan taman matahari di bogor. Cara-cara menjaga keasrian objek wisata dalam negeri seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak mencoret-mencoret tembok, melakukan penghijauan disekitar pegunungan, tidak membuang sampah ke sungai yang nantinya bermuara ke laut, melestarikan terumbu karang, dan sebagainya. Demikianlah artikel tentang dampak negatif globalisasi dan cara mengatasinya seperti diatas tadi. Semoga dengan adanya artikel ini, bagi anda bisa menambah referensi dan wawasan pengetahuan umum agar upaya kita mengatasi dampak negatif globalisasi semakin baik dan menunjukan hasil yang terbaik buat warga di dunia. 8. Meningkatkan Kualitas Nilai Keimanan dan Moralitaas Masyarakat

Dampak negatif globalisasi membuat budaya antar bangsa saling mempengaruhi. Karenanya keberadaan nilai-nilai keimanan dan moralitas menjadi sangat penting. Sebab nilai keimanan dan moralitas menjadi sangat penting. Sebab

94

nilai-nilai keimanan dan moralitas itulah yang mampu mengatasi dampak negatif dari globalisasi.

Moralitas bangsa juga harus ditingkatkan. Di dalam dampak negatif globalisasi ini, moralitas bangsa cenderung menurun kualitasnya. Ini tidak lepas dari tanggung jawab orang tua, guru, dan pemerintah. Salah satu solusinya adalah melaksanakan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.

9.Mendorong dan Mendukung Upaya Memperjuangkan Keadilan Antar Bangsa Salah satu dampak negatif globalisasi adalah saling berkaitannya antara satu negara dengan negara lainnya. Baik dalam bentuk kerjasama ataupun persaingan global.

Pemerintah Indonesia harus berupaya sekuat tenaga untuk memperjuangkan keadilan dan keseimbangan antarbangsa. Upaya pemerintah tersebut harus selalu didorong dan didukung oleh setiap warga negaranya.

Sebagaimana yang kita ketahui, Indonesia merupakan 1 diantara 2 negara yang memberikan permohonan agar Israel menghentikan serangan ke Jalur Gaza. Ini membuktikan kepedulian bangsa kita terhadap perdamaian dan peradilan antarbangsa. Maka sebagai warga negara, hendaknya kita mendukung upaya pemerintah.

5.3 Harapan atas Terwujudnya Konsepsional Globalisasi Kehidupan bangsa Indonesia di era globalisasi, di tandai oleh era perdagangan bebas, dimana produk dari suatu negara dengan bebas dapat masuk dan di perjualbelikan di negara lain. Kenyataan itu tentu menimbulkan tantangan bagi semua negara untuk mampu bersaing dalam meningkatkan kualitas produk industrinya, bangsa Indonesia juga tidak terlepas dari tantangan itu. Ditengahtengah usaha itu untuk memperbaiki perekonomian, bangsa Indonesia juga ditantang untuk berjuang menempatkan bangsa Indonesia sederajat dengan bangsa

95

lain. Oleh karena itu kita sebagai warga negara Indonesia yang baik tentu memiliki rasa bangga terhadap produk dalam negeri. Kita harus sadar dan bangga bahwa produksi dalam negeri tidak kalah dengan produksi luar negeri. Di era globalisasi ini persaingan begitu ketat dan tajam pada semua aspek kehidupan. Dibidang ideologi, kehancuran komunisme di Eropa Timur memungkinkan liberalisme kapitalisme mendominasi dunia. Di bidang politik, pengaruh negara-negara besar sulit di elakan. Dibidang ekonomi, perdagangan bebas menyebabkan produksi lokal terpental. Di bidang sosial budaya, pola hidup dan budaya hedonistic (maunya enak, senang saja) mewarnai semua lapisan dan lingkungan masyarakat. Sedangkan dibidang pertahanan dan keamanan penguasaan teknologi persenjataan bukan lagi jaminan keamanan melainkan cenderung sebagai ancaman. Dalam kondisi seperti itu, maka hanya orang, masyarakat bangsa dan negara yang memiliki kualitas sajalah yang berpeluang memenangkan persaingan tersebut dan kunci untuk mencapai itu adalah sumber daya manusia yang berkualitas dan di dukung oleh teguhnya pendirian, loyal pada bangsa dan negara. Terikat pada tekad, cinta pada tugas, dan semua itu dilakukan sebagai wujud cinta pada tanah air.

Maka dari itu, masyarakat mengharapkan upaya dari pemerintah untuk menghadapi era globalisasi dan perkembangan IPTEK. Dalam menghadapi globalisasi dan perkembangan IPTEK, pemerintah pun menetapkan beberapa kebijakan seperti termuat dalam GBHN sebagai berikut : 5.3.1 Bidang Ekonomi Kebijakan bidang ekonomi dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi disebutkan sebagai berikut : Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif sebagai negara maritim dan agraris sesuai kompetensi dan produk unggulan di setiap daerah terutama pertanian dalam arti luas, kehutanan, kelautan, pertambangan, pariwisata, serta industri kecil serta kerajinan rakyat.

96

Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan dan investasi dalam rangka meningkatkan Persaingan global dengan membuka aksesibilitas yang sama terhadap kesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat, dan seluruh daerah melalui keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan sumber daya manusia dengan menghapus segala bentuk perlakuan diskriminatif dan hambatan. 5.3.2 Bidang Politik Kebijakan bidang politik dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi disebutkan sebagai berikut : Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi pada kepentingan nasional, menitikberatkan pada solidaritas antar negara berkembang mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa, menolak penjajahan dalam segala bentuk, serta kerja sama internasional bagi kesejahteraan rakyat. Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi perdagangan bebas, terutama dalam menyongsong pemberlakuan AFTA, AFEC dan WTO. Memperkuat kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana penerangan khususnya di luar negeri dalam rangka memperjuangkan kepentingan Nasional di Forum Internasional. 5.3.3Bidang Agama Kebijakan bidang Agama dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi disebutkan sebagai berikut : Meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan sistem pendidikan agama, sehingga lebih terpadu dan integral dengan sistem pendidikan nasional dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga keagamaan dalam ikut mengatasi dampak perubahan yang terjadi dalam semua aspek kehidupan untuk memperkokoh jati diri dan kepribadian bangsa, serta memperkuat kerukunan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 5.3.4Bidang Pendidikan Kebijakan bidang Pendidikan dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan IPTEK antara lain :

97

Meningkatkan kemampuan akademik dan kesejahteraan tenaga kependidikan sebagai tenaga kependidikan sebagai tenaga pendidikan mampu berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga pendidikan. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 5.3.5Bidang Sosial Budaya Kebijakan bidang sosial budaya dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan IPTEK sebagai berikut : Mengembangkan dan membina kebudayaan Nasional bangsa Indonesia yang bersumber dari warisan budaya leluhur bangsa, budaya nasional yang mengandung nilai-nilai universal, termasuk kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam rangka mendukung terpeliharanya kerukunan hidup bermasyarakat dan berbangsa dan bernegara. Memberantas secara sistematis perdagangan dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang dengan memberikan sanksi yang seberatberatnya kepada produsen, pengedar dan pemakai. Melindungi segenap generasi muda dari bahaya destruktif, terutama bahaya penyalahgunaan narkotika, obat-obatan terlarang dan narkotika lainnya melalui gerakan pemberantasan dan peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkotika. Membangun Masyarakat Indonesia Modern Sesuai Budaya Bangsa Kemerdekaan memberikan kesempatan kepada bangsa kita untuk mewujudkan cita-citanya, yaitu membangun manusia Indonesia seutuhnya. Dengan berpedoman pada Pancasila, bangsa Indonesia membangun masyarakat Indonesia modern sesuai budaya bangsa. Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya asing, maju dan sejahtera, dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman,

98

Bertakwa, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai IPTEK serta berdisiplin. Selain itu, masyarakat Indonesia juga mengharapkan perlu adanya perhatian pemerintah dalam situasi internasional. Baik situasi politik, ekonomi, maupun keamanan. Karena hal itu akan dapat mempengaruhi perkembangan kehidupan kita baik langsung ataupun tidak langsung. Dan pada akhirnya akan dapat mengganggu tercapainya sasaran pembangunan nasional.

99

BAB VI KORELASI ANTARA WAWASAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBALISASI DALAM LINGKUP KETAHANAN NASIONAL
6.1 Pengaruh Globalisasi terhadap Ketahanan Nasional
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005) Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.

100

Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme: 1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat. 2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa. 3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme: 1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang 2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia. 3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.

101

4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa. 5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa. Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Tak dapat disangsikan bahwa kemajuan pemikiran manusia yang senantiasa berupaya untuk menghasilkan hal-hal baru dalam hidupnya adalah hal wajar yang dilakukan sebagai makhluk yang berakal. Berangkat dari asumsi bahwa pemikiran manusia akan senantiasa merubah kondisi sosial, maka hal yang demikian itu dapat diterima secara mutlak. Pada dasarnya perubahan itu dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup, peradaban (civilzation) dan kesempurnaan hidupnya yang meskipun pada dasarnya akan senantiasa juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi peradaban itu sendiri. Katakanlah, kebiasaan manusia mengkonsumsi (membeli) makanan yang serba instant, tanpa ada upaya untuk membuatnya, akan melemahkan dan memandulkan kreativitas. Belum lagi hal yang serupa itu diterima dan meresap pada diri anak-anak, maka seumur hidupnya akan menjadi pengkonsumsi utama tanpa adanya niat untuk mencoba membuatnya dengan

102

keinginan sendiri. Alhasil, generasi yang muncul berikutnya adalah generasi yang nirkreativitas. Perubahan sosial, baik yang direncanakan maupun yang tidak dapat dikategorikan ke dalam hal di atas yang pada intinya adalah pengupayaan ke arah yang lebih baik dengan mencoba mereduksi dampak negatif dari social change itu. Siklusnya dapat dicerna melalui adanya rekayasa sosial (social engineering), rekontruksi sosial (social recontruction). Pada tahap ini akan muncul sikap menerima (receive) ataupun berupaya menolaknya (defence). Kemudian, dalam upaya menghindari bentrok budaya (paling tidak dalam paradigma/pemikiran) maka pada saat itu dibutuhkan agen-agen perubahan (social agent) sebagai media penyampai agenda perubahan itu. Apabila, perubahan itu muncul sebagai yang tidak direncanakan, maka peran itu akan digantikan oleh sosok atau figur yang dapat menjembatani perubahan yang sedang terjadi. Dengan begitu, perubahan yang sedang terjadi dan akan terjadi, maupun yang direncanakan ataupun tidak (kurang) direncanakan tidak akan mengalami benturan kebudayaan (peradaban) pada masyarakat kekinian. Justru dengan demikian, yang tengah terjadi adalah pemerkayaan khasanah kebudayaan dan bukan pergeseran. Dengan begitu, hipotesa kebudayaan selanjutnya adalah bahwa tidak akan pernah terjadi pergeseran kebudayaan apalagi upaya meninggalkan budaya lokal itu yang meskipun pada tataran performa seolah-olah kebudayaan itu telah bergeser atau ditinggalkan. Perubahan yang demikian itu justru harus dimaknai sebagai upaya pemberdayaan dan pemerkayaan kebudayaan itu sendiri sebagai system makna. Misalkan saja bila seseorang ingin bepergian ke tempat lain (negara Lain) maka tak seorangpun yang dapat mencegahnya apabila ia telah menetapkan bahwa ia harus berangkat. Keadaan ini juga mengakibatkan adanya perpaduan (assimilation) di tempat baru dimana ia berpijak, sehingga melahirkan penilaian apa yang diperoleh, diidolakan sebelumnya dengan dimana ia tinggal dan lihat. Penilaian itu dapat saja memicu lahirnya interpretasi bahwa apa yang melekat pada dirinya ketika memutuskan untuk bepergian itu dinilai sebagai

103

sesuatu yang kolot, tradisional dan tertinggal. Ia kemudian mengenakan berbagai atribut yang dianggap sebagai simbolisasi budaya maju seperti kritis, egoisme, dan materialistis. Kondisi lain adalah meningkatnya mobilitas sekolah antara negara dimana juga telah mempengaruhi pengakuan terhadap budaya lokalnya. Keadaan dimana sipelaku diperhadapkan pada situasi dan alternatif yang kritis seperti itu telah menciptakan adanya anggapan bahwa budaya (lokal) tidak mampu menyaingi budaya (global) yang sedang mendunia. Namun demikian, bagi sebahagian orang tidak demikilan, bahwa budaya lokal senantiasa akan bertahan (lestari) apabila sipelaku tidak membiarkan budaya (lokal)-nya itu tidak tertindas, tidak tradisional dan tidak terbelakang apabila terdapat upaya sipelaku memajukan atau melakukan perubahan (innovation) dan penerapan (invention) terhadap apa yang disebut dengan budaya lokalnya itu. Suatu hal yang tak dapat dielak dan dipungkiri bahwa pola kehidupan manusia pada saat ini adalah bahwa manusia kini diperhadapkan pada situasi yang ambigu. Menolak dan menerima perubahan sosial sebagai dampak kemajuan. Opsi untuk menolak dihantui oleh resistensi dari dalam diri pribadi dan lingkungan yang secara phisikologis akan turut mempengaruhi penolakan itu. Yaitu adanya ketakutan terhadap anggapan sebagai person yang primitif, tradisional dan konvensional. Sementara untuk menerima perubahan itu juga menimbulkan benturan psikologis dimana seseorang pelaku itu dicap sebagai orang yang kurang (tidak) menghargai kebudayaannya. Sirkumstansi yang demikian itu adalah opsi yang begitu sulit untuk dapat diterima, paroksi psikologis menjadi hambatan utama antara opsi menerima dan menolak. Akan tetapi, kecenderungan yang terjadi adalah bahwa perubahan itu adalah suatu hal yang tidak mungkin dapat dibatasi apalagi dihempang. Justru, kepiawaian kita dalam menerjemahkan perubahan itu ke dalam diri kita sendiri, meresap dalam diri kita, kemudian akan memancarkan aura perubahan terhadap sikap dan prilaku kita. Dengan begitu, apakah hal yang demikian itu juga disebut telah merubah kebudayaan? Tentu jawabnya adalah tidak. Perubahan yang terjadi dewasa ini adalah kewajiban yang harus diterima, dan oleh sebab itu maka yang

104

terjadi di seputar perubahan itu adalah trend ataupun kecenderungan yang senantiasa dimaknai. Tantangan yang justru dihadapi adalah sampai seberapa jauh kita mampu memadukan perubahan dengan kebudayaan itu? Namun demikian, maksud utamanya adalah bukan dengan menolak kebudayaan global yang sedang mendunia. Di sini dibutuhkan pemahaman dan pengertian kita untuk menerjemahkan perubahan itu sehingga tidak menimbulkan distorsi bagi kepribadian dan kebudayaan yang menggejala. Kekuatannya justru terletak pada diri kita sendiri bahwa apa yang akan kita ambil dan maknai dari perubahan itu, dan seberapa mampukah kita menerjemahkannya ke dalam kebudayaan kita. Apakah seorang Batak yang modern adalah orang yang tidak (lagi) menggunakan budaya Batak itu dalam kehidupannya sehari-hari? Apakah orang Batak akan dikenal sebagai orang yang tidak maju apabila atribut Habatahon masih menempel pada dirinya? Lantas bagaimana pula kebudayaan yang lahir akibat perpaduan dua unsur budaya suku yang berbeda akibat adanya kawin campur, misalnya orang Simalungun dengan Jawa? Keutamaan dari pola seperti ini adalah adanya pemerkayaan budaya lokal itu sendiri yakni pencapaian ke arah peradaban yang lebih sempurna. Anggapan itu dapat dimaknai sebagai dampak perubahan terutama dalam menghargai waktu, benda dan segala bentuk ragam unsur budaya. Atribut-atribut budaya lokal seolah-olah terancam akibat budaya global seperti masuknya berbagai komoditas global, pengaruh dan tindakan yang dipancarluaskan oleh berbagai media penyampai seperti TV dan media cetak lainnya. Akibatnya kita akan lebih menghargai semua itu dengan waktu dan dengan adanya tuntutan tugas yang mesti dilakukan. Keadaan ini justru akan merubah kita yang tanpa disengaja telah melahirkan berbagai interpretasi atas diri dan prilaku kita. Situasi dan kondisi dimana budaya lokal akan dipertaruhkan di tengah kancah kebudayaan global, sepertinya melahirkan kontroversi dan paradigma yang berbeda dalam memandang budaya global itu. Sebahagian tidak

105

menginginkan adanya perubahan dalam kelokalan budayanya dan tanpa disadari tindakan yang dilakukan telah merubah keaslian kebudayaan itu. Justru dengan begitu, kita dapat memaknai bahwa perubahan itu akan senantiasa terjadi dan tanpa kita sadari akan meresapi diri kita dan masuk ke dalam pola perilaku dan tindakan kita. Oleh karenanya, kebudayaan akan semakin mantap, bertahan dan lestari. Keadaan budaya dan jatidiri bangsa yang timpang, bahkan kepribadian bangsa yang mudah terombang ambing, memungkinkan timbulnya paradoks, yaitu terjadinya ketegangan budaya dan sosial budaya yang dapat mencuatkan anarkhlsme budaya, dan akan membahayakan Ketahanan Nasional. Sebaliknya dinamika bangsa yang mampu menghadapi segala tantangan baik luar dan dalam negeri atau gabungan dari keduanya, akan meningkatkan identitas, kelangsungan hidup bangsa dalam mengejar tujuan nasional, dan pada gilirannya mengokohkan ketahanan budaya bangsa. semangat kebangsaan, kepedulian berbudaya, kemauan menjadi masyarakat global yang berbudaya dan bermartabat, mengembangkan tanggungjawab, reaktualisasi terwujudnya budaya malu, keuletan, kemandirian dan hal-hal semacam Itu merupakan fitur-fitur budaya dan kebudayaan yang perlu terus ditumbuhkembangkan, mulai dari diri sendiri, lingkungan, sampai pada tatanan nasional. Kedepan, diperlukan restorasi nasional dalam pembangunan jatidiri bangsa dengan melakukan rekonstruksi etika dan moral dalam semua bidang dan sektor kehidupan, khusunya budaya dan kebudayaan. Hanya dengan cara demikian, bangsa ini akan mampu membangun budaya toleransi dalam semangat dan rasa senasib sepenanggungan, saling berbagai dalam kebersamaan (sharing) yang mampu mewujudkan ketahanan budaya bangsa dan ketahanan nasional. Kita harus pandai-pandai menangkap pulang, tetapi dilain pihak mampu merangkul dampak negatifnya. Dengan cara seperti itu kita dapat memahami hakikat yang tersurat maupun tersirat dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa secara tepat yaitu cerdas secara rasional, emosional dan spiritual (suatu kemampuan dan kapasitas untuk menguasai Ilmu pengetahuan, teknologi dan berkarakter mulia).

106

Bukan hanya cerdas semata-mata, tetapi juga berbudaya yaitu suatu kemampuan dan kapasitas untuk berjati diri dalam arti pengembangan nilai-nilai moral, kemanusiaan yang beradab, bermartabat dalam sikap dan tindakan kepada diri sendiri, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bagaimanapun juga kita harus mengakui adanya pendapat bahwa dengan hadirnya globalisasi, sebagian masyarakat kita rentan dalam hal ketahanan budaya. Jika tidak disikapi dengan strategi kebudayaan yang jelas dan terarah, hal tersebut dapat mengkristal lalu mengancam kelangsungan nilai-nilai budaya bangsa dan budaya lokal. Ambillah contoh nyata, yaitu reog ponorogo yang kini diklaim oleh Malaysia. Ini semakin menunjukan bahwa masyarakat Indonesia lemah dalam ketahanan nasional. Dalam sadar, kita menjumpai semakin menipisnya komitmen kebangsaan dan persatuan nasional yang banyak diusung adalah komitmen semu untuk sejumlah kepentingan sesaat, setidaknya selama jangka waktu bergulirnya siklus kepemimpinan nasional lima tahunan. Kita banyak melihat sepertinya masyarakat di negeri ini mulai kehilangan jatidiri bangsa, sepertinya tidak bangga lagi menjadi orang Indonesia dikarenakan lunturnnya rasa cinta tanah air. Sejumlah realitas krisis mengindikasikan antara lain berkembangnya budaya feodalistis, etos kerja rendah, menipisnya kejujuran dan tidak saling percaya antar elit bangsa, dll. Semua itu berujung rendahnya produktivitas, tersendatnya komunikasi sosial dan politik, apatisme, menurunya etika dan moral, menuaitnya individualisme, hidup boros, berkembangnya konsumerisme dan semacamnya. Bangsa ini pada gilirannya terjebak kepada sikap saling curiga, saling menyalahkan, saling hantam dan sederet budaya munafik lainnya yang semakin menyurutkan ketahanan budaya bangsa. Lalu bagaimana harus mengembalikan ketahanan budaya bangsa atau budaya bangsa yang berjatidiri? Ketahanan budaya bangsa, pada hakikatnya sejalan dengan ketahanan nasional dalam lingkup khusus, yaitu budaya dan kebudayaan nasional. Meskipun

107

demikian, keadaan yang berbudaya dan berkepribadian hanya dapat berkembang di dalam suasana yang kondusif. Esensi ketahanan adalah kondisi dinamik untuk membangun keadaan yang kondusif menyangkut seluruh budaya kolektivitas, perilaku sosial, taat pada kemandirian, bertanggungjawab, komunikatif, dll, sehingga tahan terhadap segala macam tantangan bangsa dan meminimalisasi budaya individualltas. (House 2004, Hofstede 1980p.537). Perlu diyakini bahwa kemegahan budaya suatu bangsa akan mencerminkan tingkat kesejahteraan nasional, memiliki power distance yang tinggi baik fisik materi maupun mental kejiwaan. Keadaan budaya dan jatidiri bangsa yang timpang, bahkan kepribadian bangsa yang mudah terombang ambing, memungkinkan timbulnya paradoks, yaitu terjadinya ketegangan budaya dan sosial budaya yang dapat mencuatkan anarkhlsme budaya, dan akan membahayakan Ketahanan Nasional. Sebaliknya dinamika bangsa yang mampu menghadapi segala tantangan baik luar dan dalam negeri atau gabungan dari keduanya, akan meningkatkan identitas, kelangsungan hidup bangsa dalam mengejar tujuan nasional, dan pada gilirannya mengokohkan ketahanan budaya bangsa. Kerangka acuan strategi pembangunan budaya dan kebudayaan bisa di stratifikasi dalam startegl utama dan pendukung. Kita juga perlu memetakan anatomi strategi tersebut melalui penegakan budaya bangsa dengan pendekatan desentralistik guna mengeliminasi terancamnya Identitas kebudayaan lokal dan nasional. Di antaranya yang utama adalah membangun kembali kerukunan nasional, melalui forum-forum rekonsilisasi nasional dialog nasional dll. Tujuannya adalah membangun saling pengertian, membangun nu-ranl kebersamaan, reaktualisasi nilai-nilai budaya guna menjamin kelangsungan masa depan bangsa.

108

Penguatan-penguatan kebudayaan lokal melalui segala usaha dan bentuk produksinya serta motif-motif hasil karya dan seni, harus dijamin pengembangannya dan kemandiriannya secara patent. Begitu pula dengan pembangunan sentra-sentra anotomi budaya menjadi sasaran antara yang perlu diwujudkan. Untuk mendukung semua itu. semangat kebangsaan, kepedulian berbudaya, kemauan menjadi masyarakat global yang berbudaya dan bermartabat, mengembangkan tanggungjawab, reaktualisasi terwujudnya budaya malu, keuletan, kemandirian dan hal-hal semacam itu merupakan fitur-fitur budaya dan kebudayaan yang perlu terus ditumbuhkembangkan, mulai dari diri sendiri, lingkungan, sampai pada tatanan nasional. Ini semuanya adalah komitmen dan tanggung jawab budaya. Kedepan, diperlukan restorasi nasional dalam pembangunan jatidiri bangsa dengan melakukan rekonstruksi etika dan moral dalam semua bidang dan sektor kehidupan, khusunya budaya dan kebudayaan. Hanya dengan cara demikian, bangsa ini akan mampu membangun budaya toleransi dalam semangat dan rasa senasib sepenanggungan, saling berbagai dalam kebersamaan (sharing) yang mampu mewujudkan ketahanan budaya bangsa dan ketahanan nasional. (Penulis adalah mantan Staf Ahli Lingkungan Sosial dan Budaya DepTrans . PPH 1992-2002; Pengurus Yayasan Jatidiri Bangsa) Dalam wacana kebudayaan dan sosial, sulit untuk mendefinisikan dan memberikan batasan terhadap budaya lokal atau kearifan lokal, mengingat ini akan terkait teks dan konteks, namun secara etimologi dan keilmuan, tampaknya para pakar sudah berupaya merumuskan sebuah definisi terhadap local culture atau local wisdom ini. Sebagai sebuah kajian, kemudian saya pun mempelajari dan mencoba mengaitkannya pada konteks yang ada. Definisi budaya lokal yang pertama saya ambil adalah berdasarkan visualisasi kebudayaan

109

ditinjau dari sudut stuktur dan tingkatannya. Berikut adalah penjelasannya : 1. Superculture, adalah kebudayaan yang berlaku bagi seluruh masyarakat. Contoh: kebudayaan nasional; 2. Culture, lebih khusus, misalnya berdasarkan golongan etnik, profesi, wilayah atau daerah.Contoh : Budaya Sunda; 3. Subculture, merupakan kebudyaan khusus dalam sebuah culture, namun kebudyaan ini tidaklah bertentangan dengan kebudayaan induknya. Contoh : budaya gotong royong 4. Counter-culture, tingkatannya sama dengan sub-culture yaitu merupakan bagian turunan dari culture, namun counter-culture ini bertentangan dengan kebudayaan induknya. Contoh: budaya individualisme. Dilihat dari stuktur dan tingkatannya budaya lokal berada pada tingat culture. Hal ini berdasarkan sebuah skema sosial budaya yang ada di Indonesia dimana terdiri dari masyarakat yang bersifat manajemuk dalam stuktur sosial, budaya (multikultural) maupun ekonomi. Jacobus Ranjabar (2006:150) mengatakan bahwa dilihat dari sifat majemuk masyarakat Indonesia, maka harus diterima bahwa adanya tiga golongan kebudayaan yang masing-masing mempunyai coraknya sendiri, ketiga golongan tersebut adalah sebagai berikut: Kebudayaan suku bangsa (yang lebih dikenal secara umum di Indonesia dengan nama kebudayaan daerah) 1. Kebudayaan umum lokal 2. Kebudayaan nasional Dalam penjelasannya, kebudayaan suku bangsa adalah sama dengan budaya lokal atau budaya daerah. Sedangkan kebudayaan umum lokal adalah tergantung pada aspek ruang, biasanya ini bisa dianalisis pada ruang perkotaan dimana hadir berbagai budaya lokal atau daerah yang dibawa oleh setiap pendatang, namun ada budaya dominan yang berkembang yaitu misalnya budaya lokal yang ada dikota atau tempat tersebut. Sedangkan kebudayaan nasional adalah akumulasi dari budaya-budaya daerah.

110

Definisi Jakobus itu seirama dengan pandangan Koentjaraningrat (2000). Koentjaraningrat memandang budaya lokal terkait dengan istilah suku bangsa, dimana menurutnya, suku bangsa sendiri adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Dalam hal ini unsur bahasa adalah ciri khasnya. Pandangan yang menyatakan bahwa budaya lokal adalah merupakan bagian dari sebuah skema dari tingkatan budaya (hierakis bukan berdasarkan baik dan buruk), dikemukakan oleh antropolog terkemuka di Indonesia yang beretnis Sunda, Judistira K. Garna. Menurut Judistira (2008:141), kebudayaan lokal adalah melengkapi kebudayaan regional, dan kebudayaan regional adalah bagian-bagian yang hakiki dalam bentukan kebudayaan nasional. Pembatasan atau perbedaan antara budaya nasional dan budaya lokal atau budaya daerah diatas menjadi sebuah penegasan untuk memilah mana yang disebut budaya nasional dan budaya lokal baik dalam konteks ruang, waktu maupun masyarakat penganutnya. Dalam pengertian yang luas, Judistira (2008:113) mengatakan bahwa kebudayaan daerah bukan hanya terungkap dari bentuk dan pernyataan rasa keindahan melalui kesenian belaka; tetapi termasuk segala bentuk, dan cara-cara berperilaku, bertindak, serta pola pikiran yang berada jauh dibelakang apa yang tampak tersebut. Dalam pengertian budaya lokal atau daerah yang ditinjau dalam faktor demografi dengan polemik di dalamnya, Kuntowijoyo memandang bahwa wilayah administratif antara desa dan kota menjadi kajian tersendiri. Dimana menurutnya, kota yang umumnya menjadi sentral dari bercampurnya berbagai kelompok masyarakat baik lokal maupun pendatang menjadi lokasi yang sulit didefinisikan. Sedangkan di wilayah desa, sangat memungkinkan untuk dilakukan pengidentifikasian.

111

Dikota-kota dan di lapisan atas masyarakat sudah ada yang kebudayaan nasional, sedangkan kebudayaan daerah dan tradisional menjadi semakin kuat bila semakin jauh dari pusat kota. Sekalipun inisiatif dan kreatifitas kebudayaan daerah dan tradisional jatuh ke tangan orang kota, sense of belonging orang desa terhadap tradisi jauh lebih besar. (Kuntowijoyo,2006:42) Dalam pengkritisan definisi yang berdasarkan pada konteks demografi ini, Irwan Abdullah memberikan pandangannya : Etnis selain merupakan konstruksi biologis juga merupakan konstruksi sosial dan budaya yang mendapatkan artinya dalam serangkaian interaksi sosial budaya. Berbagai etnis yang terdapat diberbagai tempat tidak lagi berada dalam batas-batas fisik (physical boundaries) yang tegas karena keberadaan etnis tersebut telah bercampur dengan etnis-etnis lain yang antar mereka telah membagi wilayah secara saling bersinggungan atau bahkan berhimpitan. (Abdullah, 2006:86). 6.2 Hubungan Wawasan Nusantara dengan Ketahanan Nasional Diantara kedua hal tersebut terdapat suatu keterkaitan antara satu dengan yang lain. Wawasan Indonesia yang merupakan suatu kesamaan pandangan suatu bangsa mengenai diri dan lingkungannya yang menjadi dasar pemikiran seluruh warga Negara Indonesia, tujuannya adalah agar dapat terbentuk ketahanan nasional yang kuat pada bangsa tersebut yang didasari kesamaan jati diri bangsa dan lingkungannya. Kemudian dari ketahanan nasional yang kuat otomatis akan memiliki kekuatan politik yang kuat. Dengan adanya politik yang kuat maka bangsa tersebut telah memiliki suatu pandangan yang jelas mengenai perencanaan, pengembangan, pemeliharaan serta penggunaan potensi nasional untuk mencapai tujuan nasional. Pandangan ini mempengaruhi terhadap cara atau yang disebut sebagai suatu strategi nasional untuk mencapai tujuan yang dicitacitakan (tujuan nasional bangsa Indonesia). Selain itu bangsa tersebut akan diakui oleh masyarakat internasional sebagai bangsa yang kuat dan kompak. Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara yang merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional.

112

Sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia. Dengan adanya wawasan nusantara, kita harus dapat memiliki sikap dan perilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Dalam kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap wawasan nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap bangsa dan negara lebih meyakini dan lebih dalam. Jadi dari paparan diatas secara singkat dapat dikatakan bahwa hubungan wawasan nusantara dengan ketahanan nasional sangat berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Dimana wawasan nusantara adalah merupakan dasar atau pedoman bagi seluruh warga negara indonesia untuk mewujudkan suatu ketahanan nasional yang kuat dan tangguh guna menjaga, mempertahankan, mengembangkan dan mencapai cita-cita bangsa indonesia sesuai dengan UUD 1945. 6.3 Cara Meningkatkan Wawasan Kebangsaan Indonesia Dalam Rangka Menghadapi Era Globalisasi 6.3.1 Aktualisasi Perwujudan Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara berasal dari kata wawas (atau dari kata induk mawas) yang mempunyai arti pandang, melihat. Wawasan berarti suatu cara pandang/lihat. Kata pandang tidak selamanya dihubungkan dengan panca indera penglihatan tapi dapat diperluas menjadi respon, menyikapi, langkah. Jadi,wawasan adalah suatu cara menyikapi dengan dasar yang tertentu sebagai acuan. Sedangkan nusantara berasal dari dua kata yaitu nusa dan antara. Nusa merupakan isitilah jawa kuno yang mempunyai arti pulau. Antara mengandung makna ada sesuatu yang diapit. Nusantara berarti pulau yang mengapit. Jika diperluas dapat diartikan sebagai kepulauan yang saling terikat satu sama lain. Jadi wawasan nusantara secara arti kata adalah cara pandang suatu bangsa berkepulaun dalam menyikapi permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya

113

dengan kondisi beraneka ragam. Sedangkan definisi sebagai bangsa Indonesia, wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonsia tentang diri dan lingkungan sekitarnya berdasarkan ide nasionalnya yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945 yang merupakan aspirasi bangsa Indonsia yang merdeka dan berdaulat untuk mencapai tujuan nasional. Definisi resminya menurut Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN, Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelengarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

Aspek Ideologi Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertianpengertian dasar. Secara umum Ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ideide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Liberalisme Beberapa pokok pemikiran yang terkandung di dalamnya, sebagai berikut: 1. inti pemikiran : kebebasan individu 2. perkembangan : berkembang sebagai respons terhadap pola kekuasaan negara yang absolut, pada tumbuhnya negara otoriter yang disertai dengan pembatasan ketat melalui berbagai undang-undang dan peraturan terhadap warganegara 3. landasan pemikirannya adalah bahwa menusia pada hakikatnya adalah baik dan berbudi-pekerti, tanpa harus diadakannya pola-pola pengaturan yang ketat dan bersifat memaksa terhadapnya. 4. sistem pemerintahan (harus): demokrasi

Konservatisme Hal atau unsur yang terkandung di dalamnya, antara lain:

114

1. inti pemikiran : memelihara kondisi yang ada, mempertahankan kestabilan, baik berupa kestabilan yang dinamis maupun kestabilan yang statis. 2. filsafatnya adalah bahwa perubahan tidak selalu berarti kemajuan. Oleh karena itu, sebaiknya perubahan berlangsung tahap demi tahap, tanpa menggoncang struktur social politik dalam negara atau masyarakat yang bersangkutan. 3. landasan pemikirannya adalah bahwa pada dasarnya manusia lemah dan terdapat evil instinct and desires dalam dirinya. oleh karena itu perlu pola-pola pengendalian melalui peraturan yang ketat 4. system pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter

Komunisme Gelombang komunisme abad kedua puluh ini, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran Partai Bolshevik di Rusia. Gerakan-gerakan komunisme international yang tumbuh sampai sekarang boleh dikatakan merupakan perkembangan dari Partai Bolshevik yang didirikan oleh Lenin 1. inti pemikiran: perjuangan kelas dan penghapusan kelas-kelas dimasyarakat, sehingga negara hanya sasaran antara. 2. landasan pemikiran : a. penolakan situasi dan kondisi masa lampau, baik secara tegas ataupun tidak, b. analisa yang cendrung negatif terhadap situasi dan kondisi yang ada, c. berisi resep perbaikan untuk masa depan dan, d. rencanarencana tindakan jangka pendek yang memungkinkan terwujudnya tujuan-tujuan yang berbeda-beda. 3. system pemerintahan (hanya): otoriter/totaliter/dictator

115

Marxisme Tiga hal yang merupakan komponen dasar dari Marxisme adalah : a. filsafat dialectical and historical materialism b. sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790) c. menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke arah komunitas kelas.

Sosialisme Hal-hal pokok yang terkandung dalam Sosialisme, adalah: a. inti pemikiran : kolektifitas (kebersamaan) (gotong royong) b. filsafatnya : pemerataan dan kesederajatan bahwa pengaturan agar setiap orang diperlakukan sama dan ada pemerataan dalm berbagai hal (pemerataan kesempatan kerja, pemerataan kesempatan berusaha,dll) c. landasan pemikiran : bahwa masyarakat dan juga negara adalah suatu pola kehidupan bersama. Manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri, dan manusia akan lebih baik serta layak kehidupannya jika ada kerja sama melalui fungsi yang dilaksakan oleh negara d. system pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter

Kapitalisme Kapitalisme adalah bentuk system perokonomian a. inti pemikiran : perkonomian individu b. fisafat : negara tidak boleh mencampuri kegiatan-kegiatan perekonomian, khususnya menyangkut kegiatan perekonomian perseorangan c. landasan pemikiran : kebebasan ekonomi yang bersifat perseorangan pada instansi terakhir akan mampu mengangkat kemajuan perekonomian seluruh masyarakat

116

d. system pemerintahan : demokrasi.

Demokrasi Demokrasi artinya hukum untuk rakyat oleh rakyat. kata ini merupakan himpunan dari dua kata : demos yang berarti rakyat, dan kratos berarti kekuasaan. Jadi artinya kekuasaan ditangan rakyat. Sebenarnya pemikiran untuk melibatkan rakyat dalam kekuasaan sudah muncul sejak zaman dahulu. Di beberapa kota Yunani didapatkan bukti nyata yang menguatkan hal ini, seperti di Athena dan Sparta. Hal ini pernah diungkapkan Plato, bahwa sumber kepemimpinan ialah kehendak yang bersatu milik rakyat. dalam suatu kesempatan Aristoteles menjelaskan macam-macam pemerintahan, dengan berkata,ada tiga mcam pemerintahan: kerajaan, aristokrasi, republik, atau rakyat memagang sendiri kendali urusannya. a. inti pemikiran: kedaulatan ditangan rakyat b. filsafat : menurut Dr. M. Kamil Lailah menetapkan tiga macam justifikasi ilmiah dari prinsip demokrasi, yaitu ditilik dari pangkal tolak dan perimbangan yang benar, unjustifikasi berbagai macam teori yang bersebrangan dengan prinsip demokrasi, opini umum dan pengaruhnya c. landasan pemikiran. Rakyat membuat ketetapan hukum bagi dirinya sendiri lewat dewan perwakilan, yang kemudian dilaksanakan oleh pihak pemerintah atau eksekutif. d. system pemerintahan (harus) : demokrasi Dalam menghadapi era globalisasi ini, kesatuan dan persatuan haruslah tetap dipertahankan. Bangsa Indonesia haruslah selalu ingat mengenai apa itu ideologi dan apa yang menjadi ideologi bangsa Indonesia. Dengan demikian, tujuan nasional akan dapat tercapai dan bangsa Indonesia dapat mempertahankan kesatuan dan persatuannya meski berada di dalam era globalisasi.

117

Aspek Politik Politik Luar Negeri Indonesia dilaksanakan berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 khususnya alinea II dan IV menegaskan bahwa Negara Indonesia sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat berhak menentukan nasibnya sendiri serta berhak mengatur hubungan kerja sama dengan Negara lain. Pengertian Politik Luar Negeri Indonesia terdapat dalam UU No. 37 tahun 1999 Pasal 1 ayat (2) tentang hubungan luar negeri yang menjelaskan bahwa Politik Luar Negeri Indonesia adalah Kebijakan, sikap, dan langkah pemerintah RI yang diambil dalam melakukan hubungan dengan Negara lain. Organisasi Internasional dan subyek hukum Internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah Internasional guna mencapai tujuan Nasional. Prinsip Politik Luar Negeri Bebas Aktif Bebas berarti Bebas menentukan sikap dan pandangan terhadap masalahmasalah Internasional dan terlepas dari kekuatan raksasa dunia. Aktif berarti Ikut memberikan sumbangan baik dalam bentuk pemikiran maupun menyelesaikan bebagai konflik dan permasalahan dunia. Aktif menunjukkan adanya kewajiban pemerintah menunaikan instruksi UUD 1945 untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dasar pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia antara lain: 1. 2. 3. negara lain 4. Terus berusaha ikut mewujudkan keadilan sosial Menjalankan politik damai Sahabat dengan segala bangsa Saling menghormati dan tidak mencampuri urusan dalam

Internasional dengan berpedoman pada Piagam PBB Tujuan Politik Luar Negeri Indonesia yang bebas dan aktif menurut Drs. Muh. Hatta: 1. Mempertahankan kemerdekaan Bangsa dan menjaga

keselamatan Negara

118

2.

Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar

negeri untuk memperbesar kemakmuran rakyat apabila barang tersebut belum bias doproduksi di dalam negeri 3. Meningkatkan perdamaian Internasional karena hanya

daam keadaan damai, Indonesia dapat membangun dan memperoleh syarat-syarat yang diperlukan untuk memperbesar kemakmuran rakyat 4. Meningkatkan kemakmuran segala bangsa sebagai

pelaksanaan cita-cita yang tersimpul di dalam Pancasila sebagai dasar falsafah Negara RI.

Politik yang dijalankan di Indonesia adalah politik bebas aktif, yang berarti Indonesia tidak memihak blok manapun, baik blok barat maupun blok timur. Hal ini merupakan suatu peluang yang cukup besar bagi Indonesia, sebagai negara yang bisa dikatakan netral, untuk turut serta dalam membangun perdamaian dunia. Sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuan nasional Indonesia jyang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Aspek Ekonomi Aktualisasi wawasan nusantara dalam aspek ekonomi : 1. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Pengoptimalan dalam memanfaatkan sumber daya alam ini tentulah akan meningkatkan kehidupan ekonomi negara. Akan tetapi, untuk pengoptimalan itu tentu saja dibutuhkan sumber daya manusia yang memadai. Selain itu, dalam rangka pengoptimalan suber daya ini tetaplah harus mementingkan kelestarian alam yang ada. 2. Perkembangan ekonomi haruslah sama rata antara daerah yang satu dengan daerah yang lain meskipun di Indonesia menganut sistem otonomi daerah Sehingga terbentuk perkembangan ekonomi yang adil di Indonesia. 3. Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara, haruslah melibatkan partisipasi dari seluruh rakyat Indonesia. Dengan cara memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh rakyat kecil untuk memulai usaha dengan tetap

119

mendapatkan bimbingan dari negara dalam proses usaha tersebut, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan.

Aspek Sosial Budaya Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Dari berbagai definisi, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yaitu sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Keberagaman budaya inilah yang membedakan Indonesia dengan negara lainnya, yang menjadi daya tarik bagi negara lain untuk mengunjungi Indonesia. Dalam era globalisasi ini, pengaruh budaya asing sangat kuat mencoba untuk memasuki kebudayaan Indonesia. Dengan era globalisasi memungkinkan bangsa Indonesia beralih meninggalkan kebudayaan sendiri. Oleh karena itu, bangsa Indonesia sebaiknya selalu ingat akan kebudayaannya dan sedemikian pintar menyaring budaya yang masuk ke Indonesia. Ingat bahwa kebudayaan Indonesia adalah ciri khas Indonesia dan kebudayaan ini perlu dilestarikan.

120

Aspek Pertahanan Keamanan Pertahanan Negara adalah segenap usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan RI dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri. Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara. Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer) diselenggarakan oleh suatu Negara untuk menjamin integritas wilayahnya, perlindungan dari orang dan/atau menjaga kepentingan-kepentingannya. Pertahanan nasional dikelola oleh Departemen Pertahanan. Angkatan bersenjata disebut sebagai kekuatan pertahanan dan, di beberapa negara (misalnya Jepang), Angkatan Bela Diri. Keamanan merupakan istilah yang secara sederhana dapat dimengerti sebagai suasana "bebas dari segala bentuk ancaman bahaya, kecemasan, dan ketakutan". Dalam kajian tradisional, keamanan lebih sering ditafsirkan dalam konteks ancaman fisik (militer) yang berasal dari luar. Komponen pertahanan negara: a. Komponen utama "Komponen utama" adalah Tentara Nasional Indonesia, yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas tugas pertahanan. b. Komponen cadangan "Komponen cadangan" (Komcad) adalah "sumber daya nasional" yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama. c. Komponen pendukung "Komponen pendukung" adalah "sumber daya nasional" yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan. Komponen pendukung tidak membentuk kekuatan nyata untuk perlawanan fisik.

121

"Sumber daya nasional" terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan. Sumber daya nasional yang dapat dimobilisasi dan didemobilisasi terdiri dari sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang mencakup berbagai cadangan materiil strategis, faktor geografi dan lingkungan, sarana dan prasarana di darat, di perairan maupun di udara dengan segenap unsur perlengkapannya dengan atau tanpa modifikasi. Aspek pertahanan keamanan ini sangat erat kaitannya dengan bela negara. Rasa cinta tanah air dan rasa bela negara yang tertanam dalam diri bangsa Indonesia menumbuhkan rasa rela berkorban demi mempertahankan negara tercinta, negara Indonesia. Oleh karena itu, pembelajaran akan bela negara perlu diberikan kepada generasi penerus sedini mungkin. Serta mengenalkan sejarah bangsa kepada generasi penerus, sejarah ketika para pejuang rela mengorbankan jiwa dan raga mereka untuk mmeraih kemerdekaan dan mempertahankan negara Indonesia. Karena sesungguhnya sejarah merupakan hal yang penting yang harus selalu diingat agar tidak terjadi kesalahan serupa.

6.3.2 Aktualisasi Wawasan Kebangsaan Menghadapi Era Globalisasi Pengertian Wawasan Kebangsaan : Adapun pengertian dari wawasan kebangsaan adalah usaha meningkatkan nasionalisme dan rasa kebangsaan umat sebagai suatu bangsa berpenduduk muslim terbesar di dunia, yang bersatu dan berdaulat dalam suatu wilayah negara kesatuan Indonesia, melalui pengembangan kebudayaan dan peradaban yang sesuai dengan kepribadian nasional dan aqidah Islamiyah dalam rangka ikut berperanserta mewujudkan perdamaian yang abadi bagi dunia dan kemanusiaan. Komponen utama dari Wawasan Kebangsaan Rasa Kebangsaan : Rasa kebangsaan adalah suatu perasaan rakyat, masyarakat dan bangsa terhadap kondisi bangsa Indonesia dalam perjalanan hidupnya menuju cita-cita bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

122

Semangat Kebangsaan : Semangat Kebangsaan adalah perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Kondisi semangat Kebangsaan atau nasionalisme suatu bangsa akan terpancar dari kualitas dan ketangguhan bangsa tersebut dalam menghadapi berbagai ancaman. Berbicara Semangat Kebangsaan, kita tidak boleh lepas dari sejarah bangsa, antara lain Peristiwa 10 Nopember 1945 di Surabaya dan Peristiwa 15 Desember 1945 di Ambarawa, dimana Semangat kebangsaan diwujudkan dalam semboyan Merdeka atau Mati. Kita tahu kondisi bangsa yang pluralisme atau kebhinekaan memerlukan suatu pengelolaan yang baik, sehingga tidak menjadi ancaman bagi keutuhan dan kesatuan bangsa. Dan rasa kesetiakawanan sosial akan mempertebal semangat kebangsaan suatu bangsa. Kesetiakawanan sosial, mengandung makna adanya rasa satu nasib dan sepenanggungan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hadirnya rasa kepedulian terhadap sesama anak bangsa bagi mereka yang mengalami kesulitan akan mewujudkan suatu rasa kebersamaan sesama bangsa. Kita sebagai Warga Negara harus dapat menumbuh kembangkan terus pengertian Wawasan Kebangsaan sebagai alat pemersatu bangsa dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah rakyat, walaupun latar belakang suku, agama, ras dan adat istiadat yang berbeda. hayati dan pahami secara utuh tentang butir-butir dari Wawasan Kebangsaan yaitu; rasa kebangsaan, paham kebangsaan dan semangat kebangsaan yang merupakan jiwa bangsa Indonesia dan pendorong tercapainya cita-cita bangsa. dapat dijadikan sumber motivasi dalam mempersatukan bangsa sehingga terhindar dari diisintegrasi bangsa. Kita semua mengharapkan bahwa kebersamaan dan kesetaraan serta persatuan dan kesatuan bangsa segera terwujud, demi tercapainya cita-cita bangsa. Dan untuk menghadapi era globalisasi ini kita sebagai Warga Negara harus bersatu untuk mempertahankan apa yang sudah ada sekarang agar tidak hilang dan mengembangkan segala sesuatunya agar Indonesia dapat bertahan serta kuat menghadapi era globalisasi.

123

6.4 Cara Meningkatkan Wawasan Kebangsaan Guna Menghadapi Era globalisasi Dalam Rangka Ketahanan Nasional

Kondisi Wawasan Kebangsaan pada diri anak bangsa sekarang ini telah pudar dan hampir pada jurang kehancuran, ikatan nilai-nilai kebangsaan yang berhasil mempersatukan bangsa sudah longgar, ibarat sebuah meja, Bangsa Indonesia yang ditopang oleh empat filar kekuatan nasional yakni ekonomi, budaya, politik dan TNI, tiga dari empat pilar sudah patah dan satu pilar lainnya sudah bengkok, ketiga pilar tersebut adalah :

1)Kondisi ekonomi kita yang serba sulit sebagai dampak dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, menyebabkan jumlah penduduk miskin semakin bertambah, lapangan kerja sangat kurang dan jumlah pengangguran semakin meningkat serta kesenjangan ekonomi semakin lebar.

2) Kondisi budaya dengan dampak dari Globalisasi yang kebablasan telah memunculkan berbagai bentuk sikap yang mengarah kepada tindakan kekerasan atau main hakim sendiri serta tindakan yang tidak berperikemanusiaan.

3) Kesadaran politik masyarakat yang menyedihkan karena syarat dengan pemenuhan ambisi pribadi atau kelompok. Para elit politik lebih mempertahankan argumentasinya sendiri-sendiri dan bertahan pada kebenaran masing-masing.

4) Sedangkan TNI masih utuh, itupun kondisinya sudah agak bengkok, karena begitu berat beban yang diemban dan ada pihak yang memang ingin menghancurkannya. TNI dikatakan masih utuh, karena sampai saat ini TNI masih mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu menjaga keutuhan NKRI, menjaga kedaulatan NKRI dan melindungi bangsa Indonesia. TNI bertekad selalu konsisten memegang komitmen kebangsaan untuk menjaga keutuhan NKRI, walaupun TNI terus menerus diuji dan dirongrong oleh berbagai kelompok kepentingan. Mereka antara lain berusaha menggagalkan tekad TNI memerangi

124

kelompok separatis / penghianat negara di berbagai daerah konflik.

Upaya Peningkatan Wawasan Kebangsaan: Dephan dan Lemhanas bekerja sama dengan Depdiknas telah melakukan berbagai upaya di bidang pendidikan baik jalur sekolah maupun non sekolah, untuk mengembangkan metoda berfikir koprehensif integral dan kesadaran berbangsa dan bernegara. pembinaan pendidikan kewiraan, pemasyarakatan Bela Negara melalui jalur pendidikan luar sekolah dan sebagainya. Upaya-upaya yang telah dikembangkan tadi menumbuhkan suatu peluang yang sangat berarti bagi kemantapan bangsa Indonesia dalam berfikir ke depan, yaitu makin tumbuhnya kesadaran bahwa masalah peningkatan pendidikan wawasan kebangsaan generasi muda dan nilai budaya bangsa harus dikembang tumbuhkan secara terpadu, serasi, selaras dan seimbang agar dapat menjawab tantangan masa depan bangsa diantaranya : a. Komulasi karya individual dan karya kolektif yang ada pada

generasi muda itu cenderung pada hakekatnya perlu dipertimbangkan dan dihargai, karena karya generasi muda pada tatanan ini bukan sebagai sistim robot yang berbuat tanpa dasar pemikiran diantaranya sebagai berikut : b. Manajemen dan pengelolaan sistim pendayagunaan peningkatan wawasan kebangsaan generasi muda adalah upaya koordinasi upaya yang bertumpu pada kemampuan, bakat dan kodrat manusia yang harus dibangkitkan dan diaktifkan cara-cara sebagai berikut : c. Organisasi peningkatan wawasan kebangsaan generasi muda yang dibentuk harus bisa memberikan kesempatan kepada setiap warga untuk berkembang dan merealisasikan diri, serta memaksimalkan segenap daya dan kreativitas, agar orang bisa memberikan kontribusi kebangsaan kepada kehidupan berbangsa dan bernegara secara bersama-sama. Dengan demikian diharapkan melalui pembinaan yang berdaya guna dan berhasil guna, akan melahirkan efek tangkal terhadap pengaruh ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan negara. Dalam iklim sekarang ini Wawasan kebangsaan yang cenderung memudar yang terjadi pada generasi muda dan masyarakat, harus terus dan lebih

125

ditonjolkan didalam menumbuh kembangkan pada wawasan kebangsaan, persatuan dan kesatuan diawali dari lapisan atas sampai lapisan masyarakat yang paling bawah, sehingga peningkatan wawasan kebangsaan yang dikehendaki dapat terwujud diantaranya dengan memperkokoh dan mengembangkan : 1) Kesadaran berbangsa dan bernegara. a) Terwujudnya kesadaran berbangsa dilingkungan masyarakat untuk kepentingan penyelenggaraan Sstim Prtahanan Semesta. b) Tumbuhnya rasa kebangsaan disetiap warga negara sehingga mencintai bangsa dan negara serta wilayah Nasionalnya. c) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya semangat kebangsaan dan kecintaan kepada Ngara Kesatuan Republik Indonesia. 2) Wawasan kebangsaan. a) Terciptanya kondisi wawasan kebangsaan Indonesia yang merupakan ikatan kebersamaan dalam mempersatukan bangsa. b) Meningkatkan paham kebangsaan bagi bangsa Indonesia agar tercipta suatu pemahaman yang sama terhadap bangsa dan negara yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. c) Terciptanya semangat kebangsaan dan Nasionalisme bangsa dalam menghadapi berbagai ancaman yang timbul. 3) Kesadaran bela negara dan cinta tanah air. a) Terwujudnya warga negara yang rela berkorban untuk bangsa dan negara, sehingga pada saatnya siap mempertaruhkan jiwa dan raganya bagi kepentingan bangsa dan negara. b) Terwujudnya kesadaran bela negara dilingkungan masyarakat untuk kepentingan sistim pertahanan semesta. c) Terbinanya semangat perlawanan rakyat di lingkungan masyarakat untuk selalu rela berkorban bagi kepentingan bangsa dan negara. d) Tumbuhnya sikap cinta tanah air sehingga mencintai wilayah Nasionalnya dan selalu siap membela tanah air Indonesia dari segala bentuk ancaman. e) Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya ketahanan wilayah dan lingkungan tempat tinggal sebagai bagian dari ketahanan Nasional.

126

Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia Tuhan. Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, asal usul daerah, agama, atau kepercayaan,serta golongan berdasarkan status sosialnya. Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu kesatuan dengan corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya bangsa. Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing asalkan tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati. Untuk mempercepat tercapainya tujuan wawasan Nusantara, disamping implementasi dapat dilakukan dengan cara berikut: 1. Menurut sifat atau cara penyampaian a. Langsung yang terdiri dari ceramah, diskusi, dialog, tatap muka b. Tidak langsung, yang terdiri dari media elektronik dan media cetak 2. Menurut metode penyampaian a. Keteladanan. b. Edukasi c. Komunikasi. d. Integrasi. Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional merupakan suatu bentuk nyata dalam ketahanan nasional. Dengan didukung kelima aspek tersebut, seharusnya Indonesia dapat menjadi negara maju, berkembang, serta kuat terhadap segala aspek. Kesadaran dari warga negara pun mendukung untuk menjadikan negara ini lebih maju. Perwujudan wawasan nusantara memperkokoh ketahanan nasioanal dalam pembangunan, perkembangan era globalisasi. Kesadaran dari warga negara untuk membuat negara ini lebih maju, dapat di wujudkan dengan kelima aspek tersebut, yaitu aspek ideologi, aspek politik, aspek ekonomi, aspek sosial budaya, dan aspek pertahanan keamanan. Jika kelima aspek tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka perwujudan wawasan nusantara dapat memperkokoh ketahanan nasional dalam menghadapi era globalisasi.

127

BAB VII PENUTUP


7.1 Kesimpulan
Globalisasi adalah suatu proses tatananmasyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia.Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu Negara termasuk Indonesia. Dimana wawasan nusantara adalah merupakan dasar atau pedoman bagi seluruh warga negara indonesia untuk mewujudkan suatu ketahanan nasional yang kuat dan tangguh guna menjaga, mempertahankan, mengembangkan dan mencapai cita-cita bangsa indonesia sesuai dengan UUD 1945. Upaya untuk meningkatkan wawasan kebangsaan adalah dengan cara mengembangkan metoda berfikir koprehensif integral dan kesadaran berbangsa dan bernegara. pembinaan pendidikan kewiraan, pemasyarakatan Bela Negara melalui jalur pendidikan luar sekolah dan sebagainya. Upaya-upaya yang telah dikembangkan tadi menumbuhkan suatu peluang yang sangat berarti bagi kemantapan bangsa Indonesia dalam berfikir ke depan, yaitu makin tumbuhnya kesadaran bahwa masalah peningkatan pendidikan wawasan kebangsaan generasi muda dan nilai budaya bangsa harus dikembang tumbuhkan secara terpadu, serasi, selaras dan seimbang agar dapat menjawab tantangan masa depan bangsa 7.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat diberikan guna mewujudkan upaya pembinaan masyarakat dalam menghayati dan mengamalkan nilai-nilai pancasila yang meliputi paham kebangsaan, rasa kebangsaan, dan semangat kebangsaan antara lain:

128

a.

Untuk meningkatkan wawasan kebangsaan bagi segenap

komponen bangsa diperlukan perhatian dan penanganan pihak-pihak terkait secara integratif . untuk itu perlu diwujudkan dengan adanya suatu wadah atau lembaga untuk menangani masalah wawasan kebangsaan serta perlunya buku pedoman nasional yang dapat digunakan baik dalam pendidikan formal maupun nonformal. b. Peran para elit pemerintah, elit politik dan tokoh

masyarakat LSM serta media massa sangat diperlukan untuk meningkatkan Wawasan Kebangsaan. Untuk itu para tokoh tersebut harus mempunyai komitmen untuk selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan dengan mengeyampingkan pemikiran sempit yang menguntungkan hanya sekelompok orang. c. Perlunya pengamalanPancasila secara nyata dalam

kehidupan sehari-hari melalui penataran atau sertifikasi Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), di seluruh lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal, agar lebih tertanam rasa cinta tanah air, bangsa dan Negara bahkan selalu siap dalam usaha bela negara.

129

DAFTAR RUJUKAN http://edukasi.kompasiana.com/2013/04/14/ketahanan-nasional546126.html, diakses 11 juni 2013 Usman, Wan, dkk. 2003. Daya Tahan Bangsa. Jakarta: Program Studi Pengkajian Ketahanan Nasional Universitas Indonesia. Khikmatul Islah, S.IP Mahasiswa Kajian Pengembangan Kepemimpinan, Prodi Kajian Ketahanan Nasional, Pascasarjana UI 2011 http://islahzone.wordpress.com/2012/02/24/peran-pemuda-dalamketahanan-nasional/, diakses 12 juni 2013 http://adityayume.blogspot.com/2013/05/menjaga-ketahanannasional.html, diakses 12 juni 2013 http://merliastarina.blogspot.com/2011/04/pendidikan-kewarganegaraanaktualisasi.html, diakses 12 juni 2013 http://ragilmujiyanto.blogspot.com/2013/05/upaya-menjaga-ketahanannasional.html, diakses 13 juni 2013 http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/04/10/ketahanan-nasional-diera-globalisasi-550145.html, diakses 13 juni 2013

130

You might also like