You are on page 1of 3

Pengertian Urban Design menurut para ahli URBAN DESIGN (Rancang Kota) Disusun oleh : Andina Oktavia Sulistya

Putri (11/313613/TK/37971) PENDAPAT TERKAIT RANCANG KOTA Jane Jacobs (1961) Dalam bukunya The Death and Life of Great American Cities Kota berdasarkan multiple uses akan akan menghasilkan keberagaman dalm ekonomi dan sosial. Fenomena esensial dari kota adalah gabungan dari aktivitas yang didukung. Lebih lanjutnya, kawasan perkotaan hendaknya memiliki beberapa prinsip arsitektural dalam skala makro. Jika tidak maka akan timbul masalah yang cenderung buruk dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab jika ukuran sebuah kota dan wilayahnya tidak disusun dengan menciptakan ruang-ruang efektif melalui pengorganisasian sebuah daerah pedalaman yang lebih besar berdasarkan hirarki-hirarki tertentu, maka kualitas identitas masyarakat perkotaan terhadap tempat dan lingkungannya akan menurun. Sumber: Kaitan antara keberagaman, Meliana, FT UI, 2008 Gordon Cullen (1961) Pencetus konsep Serial Vision yang menyatakan bahwa urban landscape terdiri dari gabungan beberapa ruang yang berhubungan. Dalam sebuah artikel dinyatakan bahwa Cullens Serial Visionis fairly simple as a proposition, and consists of a series of sketch perspectives arranged in a sequence, as one would wander along a given route. The sequence is accompanied by a plan,indicating the points along the path where the perspectives are taken from. Sumber:http://www.angelfire.com/ar/corei/UDLectureNotes2002.pdf Gehl (1971) Dalam bukunya Life Between Buildings Gehl emphasizes that life between buildings is a dimensionof architecture that deserves more careful treatment. It is where social interaction and perception, urban recreation, and the sensory experience of city life take place. These aretherefore vital areas, and planning processes must begin by understanding these spacesbetween buildings. Urban Design menyediakan satu set alat analitis untuk bekerja dengan bentang alam yang dapat diubah, bentuk yang terbangun, penggunaan lahan, dan infrastruktur. Sumber: http://www.pps.org/articles/jgehl/ Kevin Lynch (1972,1984) Dalam bukunya Good City Form dan Image of The City Desain situs berhubungan dengan 3 elemen :pola aktivitas, pola sirkulasi dan pola daribentuk yang dapat mendukungnya. Sedangkan keseluruhan konfigurasi dan penampilan tata massa dan bentuk bangunan juga dapat diarahkan pada tema daerah yang akan dicapai tercapai kualitas citra (image) district. Sumber: Artikel Elemen Rancang Kota oleh Sasongko sang dalam blognya Rumah Arsitektur dan Rncang Kota William H. (Holly) Whyte (1980) Beliau dianggap sebagai mentor untuk Proyek Ruang Publik. Kehidupan sosial di ruang publik menyumbangkan kualitas hidup yang fundamental bagi individu dan masyarakat. Masyarakat harus mempunyai tanggung jawab moral untuk menciptakan tempat yang dapat memfasilitasi hubungan dalam masyarakat dan interaksi antar komunitas. Whyte menemukan cara baru untuk merancang ruang publik - yang adalah bottom-up, bukan top-down. Menggunakan pendekatan, desain harus dimulai dengan pemahaman yang mendalam tentang cara orang menggunakan spasi, dan cara mereka ingin menggunakan spasi. Whyte mencatat bahwa orang memilih dengan kaki mereka - mereka

1.

2.

3.

4.

5.

menggunakan ruang yang mudah digunakan, yang nyaman. Mereka tidak menggunakan ruang yang tidak. Sumber: Wikipedia biografi William H. (Holly) Whyte (1917-1999) 6. Hamid Shirvani (1985) Dalam bukunya Urban Design Process Urban Design (perancangan kota) merupakan kelanjutan dari urban planning (perencanaan kota) sebab bagaimanapun hasin perencanaan kota belum selesai atau belum dapat dilaksanakan tanpa ada rancang desain dari rencana yang telah disusun. Urban Design memiliki tekanan pada penataan lingkungan fisik kota. Elemen yang membentuk suatu kota (terutama pusat kota) adalah tata guna lahan (land use), Bentuk dan kelompok bangunan (Building and Mass Building), Ruang Terbuka (Open Space), Parkir dan Sirkulasi (Parking and Circulation), Tanda-tanda (Signage), Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways), Pendukung Kegiatan (Activity Support), dan Preservasi (Preservatin). Sumber: Perancangan Kota, Design Arsitektr UNIP 2010 7. Buchanan (1988) Urban Design sebagai tempat yang mendeskripsikan ranak publik. Menggabungkan ruang iantara bangunan dan melakukan penggambaran dalam arsitektur lansekap dan jalan raya dalam diskusi mengenai design. Menurutnya, setiap wilayah memiliki kualitas keunikan tersendiri yang harus diperhatikan oleh seorang perancang kota. Perencanaannya tidah hanya terpusat pada konteks lokal namun mencakup seluruh kota dan sekeliling kawasan, termasuk pola tata guna lahan, nilai lahan, topografi, microclimate, sejarah, sosial-budaya, dan pergerakan dalam kota. Sumber: http://arcaban.blogspot.com/2011/02/pengertian-perancangan-kota.htm 8. Roger Trancik (1986) Pokok bahasan Urban Design terfokus pada figure ground, linkage, dan place. Pelaksanaannya dilakukan dengan memberikan struktur untuk elemen solid dan void,mengatur hubungan antara bagian-bagian kota dan menanggapi kebutuhan dari manusia dan elemen unik yang berada pada lingkungan tertentu. Roger Trancik (1986) juga mengungkapkan kebijakan mengenai kebijakan peruntukan dimana yang tidak hati-hati seperti pemisahan peruntukan lahan kepada fungsi tersendiri, menggantikan kepadatan horzontal ke vertikal, dan pemisahan fungsi ruang tempat tinggal dengan tempat bekerja mempengaruhi terbentuknyaruang yang hilang atau lost space. Lost space menciptakan jurang pemisah sosial, pengelompokan pemukiman menjadi suatu kantong pemukiman atau enclave, menghilangkan keberlangsungan pejalan kaki, dan juga berkaitan dengan permasalahan sprawl. Sumber: Artikel Elemen Rancang Kota oleh Sasongko sang dalam blognya Rumah Arsitektur dan Rncang Kota 9. Carr, dkk (1992) Urban Design termasuk didaalamnya membahas tentang ruang terbuka. Ruang terbuka (khususnya di perkotaan) merupakan sebuah wadah yang biasa digunakan masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan dan ritual yang mengeratkan hubungan suatu komunitas. 10. Zukin (1995) Urban Design di perkotaan merupaka bahasa simbolis dari pengecualian dan pemberian hak dari apa yang seharusnya terlihat dan apa yang seharusnya idak terlihat. 11. Ali Madanipour (1997) Kota merupakan kumpulan berbagai bangunan an artefak serta tempat untuk berhubungan sosial. Morfologi perkotaan merupakan suatu geometri dari proses perubahan keadaan yang bersifat sosio-spatial. Sumber: file:///G:/SEMESTER%20DUA/TKP1203AP%20RANCANG%20KOTA/PROJECT/bahan/DEFINISI.htm

12. Loukaitou-Sideris dan Banerjee (1998) Urban Design terkait dengan ketersediaan ruang publik. Ruang publik idealnya aalah mimbar politik, semacam latara atau ruang pertemuan bagi semua jenis interaksi dan komunitas sosial penghuni kota. Interaksi ini juga emberi pelajaran peting bagi individu alam masyarakat tentang memahami norma sosial sekaligus memberikan ruang baginya berekspresi dan mengembangkan diri di depan individu lainnya. Sumber: Artikel Elemen Rancang Kota oleh Sasongko sang dalam blognya Rumah Arsitektur dan Rancang Kota Sumber : http://shareallabout.blogspot.com/2012/03/pengertian-urban-design-menurutpara.html

You might also like