You are on page 1of 69

Perhatian!

Buku ini diterjemahkan atas izin dari penerbit di Florida, Amerika, Ibn Tamiyah Institute
for Contemporary Studies. Kalau ada penerbit yang berminat membuat edisi cetak buku
ini, kami sangat bersedia bekerjasama dengan ketentuan yang sangat fleksibel.

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin
tertulis dari penerbit. Silahkan hubungi: janji@cerfin.net

Judul Asli: The True Promise, The Bogus Promise

1
DAFTAR ISI
Daftar Isi .............................................................................................................................2
Biodata Dr. Safar Al-Hawali.............................................................................................4

JANJI YANG BENAR, JANJI YANG PALSU ..............................................................7

Bab 1: Dua Janji.................................................................................................................8

Bab 2: Landasan Untuk “Janji yang Palsu” .................................................................10


Tanah Kanaan
“Ini Akan Kuberikan Kepadamu…”
Kenapa dengan Orang-Orang Kristen?

Bab 3: Tiga Agama dan Al-Masih Yang Diharapkan ..................................................15


Islam dan Barat: Tiga Peristiwa
“New World Order” dan Pemerintahan Dajjal

Bab 4: Orang-Orang Milenium dan Armageddon .......................................................23


Landasan Kepercayaan Kristen Terhadap “Rapture”
Tujuh Presiden Amerika
“Fundamentalisme” Islam

Bab 5: Dua Zionisme .......................................................................................................30


Kematian Hitam
Orang-Orang Protestan
William Eugene Blackstone
“The Palestinian Exploration Fund”
Deklarasi Balfour
Woodrow Wilson: Si “Putra Manse”
Henry Cabot Lodge

Bab 6: Kebangkitan Kembali Evangelisme...................................................................36


Pendanaan Gereja
Universitas dan Sekolah
Para Presiden dan Pendeta
“Gereja Listrik”

Bab 7: “Bintang-Bintang” Fundamentalis Kristen ......................................................42


Pendeta Jerry Falwell
Pat Robertson
George Otis
Mike Evans
Kedutaan Kristen Internasional
Sikap Orang-Orang Islam
Pengutukan Bersama

2
Bab 8: Janji Yang Benar .................................................................................................52
Keturunan Ismail
Janji Allah Mengenai Orang-Orang Yahudi
Kembalinya Al-Masih
Mahdi
Tahan Kesengsaraan dan Peperangan
“Prinsip-Prinsip Yang Semarak”

Bab 9: Tujuan-Tujuan Rencana Perdamaian dan Akibatnya ....................................60

Bab 10: Sepuluh Rekomendasi untuk Menggalkan “Konspirasi Melawan


Yerusalem” .......................................................................................................................63

LAMPIRAN

Lampiran I – Thomas Edward Lawrence ....................................................................66


Lampiran II – Pernyataan Balfour ...............................................................................67

Catatan: Pihak yang berminat menerbitkan edisi cetak buku ini dapat menghubungi
kami. Pada dasarnya, kami sangat bersedia bekerjasama dengan sistem royalti yang
sangat fleksibel. Tidak perlu membajak, tetapi kalau sampai dibajak, pihak kami juga
bersedia menyebarluaskan berita tentang pihak-pihak yang menerbitkan buku ini tanpa
izin kami.

3
DR. SAFAR AL-HAWALI1
Safar bin ‘Abdur-Rahman bin Ahmad Al Ghanim al-Ghamdi al-Hawali lahir pada tahun
1373 H di desa al-Hawalah2, yang terletak sekitar 23 kilometer dari kota Baljarshi di
Arab Saudi.

• Riwayat Pendidikan:
1. Tahun 1394 H Dr. al-Hawali menyelesaikan studi S1 di Universitas Islam Medinah
dengan nilai excellent.
Pada waktu di Madinah, Dr. al-Hawali belajar kepada ulama-ulama besar, khususnya
Al-Mukarram Syaikh ‘Abdul-‘Aziz Ibnu Baz, Mufti Kerajaan Arab Saudi (alm.–
Peny.); Syaikh ‘Abdul-Muhsin Al-‘Abbad; dan ‘Allamah ash-Shinqiti, penulis Adwa’
al-Bayan.
Ia juga mempelajari karya Ibnu Taimiyah dan sangat terpengaruh oleh metodologi
dan gaya Ibnu Taimiyah.
2. Tahun 1399 H ia menyelesaikan jenjang S2 di Universitas Umm al-Qura, Makkah,
dengan nilai excellent.
3. Tahun 1406 H ia menyelesaikan jenjang S3 di Universitas Umm al-Qura, Makkah,
dengan nilai excellent.

• Jabatan
4. Untuk beberapa lama Dr. al-Hawali bekerja sebagai dosen di Universitas Islam di
Medinah.
5. Tahun 1407 H ia dilantik di Universitas Umm al-Qura, Departemen Aqidah.
6. Tahun 1408 H ia terpilih sebagai Kepala Departemen Aqidah hingga pemecatannya
pada tanggal 10 April 1414 H. Hal ini disebabkan oleh sikapnya yang sangat terang-
terangan membela Islam.

• Tulisan dan Karya Lain:


Dr. Al-Hawali sudah menulis beberapa karya, antara lain:

1. Sekularisme: Asal, Perkembangan dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Islam Masa


Kini. Karya ini merupakan tesisnya yang kemudian diterbitkan oleh Universitas Umm
al-Qura. Karya ini kemudian diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa lain.
2. Fenomena Irja’ Dalam Pemikiran Islam Kontemporer.
Karya ini merupakan desertasinya dan sedang dalam tahap persiapan untuk
diterbitkan ketika ia kemudian ditahan.
3. Metodologi Asya’ira dalam Aqidah.

1
Sebagian besar informasi ini berdasarkan surat-surat yang ditulis oleh salah satu murid Dr. al-Hawali.
2
Dinamakan “al-Hawali” yang berarti berasal dari desa al-Hawalah.

4
Pertama kali artikel ini dimuat dalam majalah Universitas Islam dengan judul
“Apakah Asya’ira dari Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah?” yang kemudian diterbitkan oleh
ad-Dar as-Salafiyah, Kuwait.
4. Perjanjian Kissinger.
Makalah panjang dan berharga ini disampaikan oleh Dr. al-Hawali di permulaan
Krisis Teluk kepada Dewan Agung Ulama, Kerajaan Arab Saudi. Makalah ini, yang
kemudian dikenal dengan judul “Perjanjian Kissinger,” membahas konspirasi Barat
untuk menguasai simpanan minyak di wilayah Teluk. Makalah ini memunculkan
reaksi keras dari pemerintah Arab Saudi, yang mengekspos kesetiaannya kepada
Amerika Serikat, dan yang kemudian termasuk dalam sebab utama penahanannya.
5. Yerusalem di Antara Perjanjian yang Benar dan Klaim yang Palsu.
Pertama kali, pidato ini disampaikan di Jeddah untuk menjelaskan jawaban Islam
mengenai Proses Perdamaian Arab-Israel. Pidato ini kemudian diterbitkan oleh al-
Maktabah as-Sunnah, Mesir dengan mukadimah dari Dr. al-Hawali.
6. Komentar atas Kepercayaan at-Thahawi.
Kuliah ini telah bertahun-tahun diadakan oleh Dr. al-Hawali pada hari Ahad setiap
pekannya di Masjid Emir Mit’ab, di sekitar kampus Universitas di Jeddah. Pada saat
diberhentikan oleh aparat pemerintah, kuliah yang dihadiri oleh ratusan orang dan
masih mempunyai pengaruh besar terhadap kebangkitan Islam dan para penuntut ilmu
ini telah direkam dalam 300 kaset audio.
7. Penolakan Para Penipu.
Karya ini masih dalam bentuk kaset audio dan belum diterbitkan. Pokok utamanya
adalah penolakan seorang Sufi Saudi yang bernama Muhammad ‘Alawi al-Maliki
dari Mekkah.
8. Penolakan Batiniyah.
Karya ini masih dalam bentuk kaset audio dan belum diterbitkan.
9. Mengekspos Skandal Orang-Orang Sufi.
Karya ini masih dalam bentuk kaset audio dan belum diterbitkan.
10. Amal Hati.
Karya ini masih dalam bentuk kaset audio dan belum diterbitkan.
11. Sejumlah pidato penting mengenai sejumlah masalah-masalah aktual. Di antaranya:
• “Masa Depan Dunia Islam dalam Sorotan Rekonsiliasi Internasional,” yang
disampaikan di Jeddah pada bulan Ramadhan, 1410 H.
• “Pelajaran yang Diambil dari Perang Salib” disampaikan di Jeddah di bulan
Ramadhan 1410 H.
• “Lari Kepada Allah3” disampaikan di Riyadh pada saat permulaan Krisis
Teluk.
• “Kamu Akan Mengingat Apa yang Saya Katakan Kepadamu”4 disampaikan di
Jeddah pada permulaan Krisis Teluk.
• “Janji yang Benar dan Janji yang Palsu” disampaikan pada Pembicaraan
Perdamaian Madrid, yang dijadikan dasar bagi buku ini.

3
Judul ini diambil dari ayat Al-Qur’an
4
Judul ini diambil dari ayat Al-Qur’an.

5
• Kegiatan Lain
• Sebelum dilarang untuk bepergian setelah Perang Teluk, Dr. al-Hawali juga
berpartisipasi dalam sejumlah konferensi dan simposium baik di dalam Kerajaaan
Saudi maupun di luar negeri.
• Ketika di Umm al-Qura, Dr. al-Hawali menjadi penasihat dan berdiskusi tentang
sejumlah skripsi S3.
• Tahun 1413 H, Dr. al-Hawali mendirikan Pusat Riset dan Penterjemahan
Islamiyah di Jeddah dalam rangka strategis untuk melawan pekerjaan misionaris
Kristen dan kebijakan Barat. Proyek perdananya adalah penterjemahan karya Ibnu
Taimiya yang berupa penolakan agama Kristen: al-Jawab as-Sahih liman
Baddala Din al-Masih (Jawaban yang Benar Untuk Mereka yang Mengganti
Agama Al-Masih Dengan Sesuatu yang Ia Buat Sendiri).

• Penangkapan dan Pemenjaraan


Di masa lalu, Dr. al-Hawali seringkali ditangkap oleh aparat Saudi disebabkan oleh
sikapnya yang terang-terangan mengenai Islam. Dia dan sejumlah ulama Saudi lain
dipenjara karena menolak menerima tuntutan pemerintah Saudi untuk menahan diri dari
berbicara mengenai beberapa keprihatinan yang mendesak di dunia Islam yang antara
lain:

• Dunia Islam adalah sasaran Perang Salib baru.


• Wajib untuk melaksanakan jihad melawan kaum Yahudi
• Politik adalah sebagian dari agama
• Masalah-masalah Amerika disebabkan karena ia jauh dari Allah
• Keterangan bahwa mengunakan bank-bank yang berdasarkan riba (suku
bunga) dilarang menurut hukum syariah
• Wajib bagi para Muslim untuk membayar zakat dan seharusnya memberi
sadaqah
• Wajib bagi para Muslim untuk mengurangi penderitaan orang-orang Muslim
lainnya5

• Pembebasan
Menurut situs internet Amnesty International, dia dibebaskan pada Juni 1999, ternyata
tanpa ada dakwaan atau sidang.

5
Materi ini diambil dari sebuah surat yang ditulis oleh Dr. al-Hawali dan Salman al-‘Audah kepada
Al-Mukarram (Alm.) Syaikh Ibnu Baz.

6
JANJI YANG BENAR ...
...JANJI YANG PALSU.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang, saya memulai kuliah ini.

Semua puji adalah untuk Allah semata, Yang


telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa)
petunjuk dan agama yang benar untuk
dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun
orang-orang musyrik tidak menyukai.6 Semoga
Allah menyebutkan di antara malaikat-malaikat-
Nya dan melindungi dari mara bahaya Hamba
dan Rasul-Nya, Muhammad, Imam untuk
Mujahidin dan pemimpin "al-gharrul-
muhajjalin."

6
Al-Qur’an 9:33 - Catatan Penterjemah.

7
-1-
DUA JANJI
Persoalan pokok yang akan kita bicarakan pada malam ini tidak jauh dari kenyataan
sehari-hari kita. Karena kita menemukan diri kita sendiri – setiap hari, pada setiap siaran
media massa atau pada saat perkumpulan – mendengarkan atau membicarakan peristiwa
besar yang diistilahkan sebagai "Rencana Perdamaian antara kaum Arab dan kaum
Yahudi."

Tak ada keraguan bahwa apa yang terjadi di Madrid7 adalah peristiwa yang sangat hebat
menurut tanggapan aspek apapun: keagamaan, emosi, maupun alasan kesejarahan. Tidak
ada yang lebih menunjukkan hal itu, selain keprihatinan terhadap apa yang ditunjukkan
oleh media negara-negara Barat dalam menganalisa dan memberikan komentar mengenai
peristiwa tersebut. Sehingga negara-negara Barat mengabaikan masalah-masalah internal
dan isu-isu penting mereka. Pemimpin, pemikir, wartawan, maupun masyarakat Barat
pada umumnya memfokuskan perhatian mereka untuk mengikuti perkembangan
persoalan tersebut dari waktu ke waktu.

Saudaraku, apa rahasia di balik keprihatinan ini? Apakah keinginan mereka hanya untuk
mendatangkan perdamaian di antara dua pihak dalam konflik regional? Tidak! Apa
yang terjadi di Madrid telah melampaui semua itu. Peristiwa Madrid merupakan kejadian
yang sangat penting dan bersejarah, karena mereka berusaha untuk mendapatkan
keuntungan dari dua peradaban dan dua sejarah yang selalu bertentangan secara
permanen tersebut.

Dalam kenyataannya, Madrid adalah tidak lebih dari sebuah pemberhentian dari
serentetan peristiwa panjang, yang dimulai sejak lima ribu tahun yang lalu dan akan terus
berlanjut sampai hari Kiamat. Madrid, Washington dan Moskow merupakan
pemberhentian di atas jalan panjang itu. Inilah "Janji" yang Allah – subhana wa ta'ala –
anugerahkan kepada Rasul dan Khalil-Nya, Ibrahim – 'alaihis-salam – dan keturunannya
setelah itu yang berbudipekerti baik.

Yang tergabung dalam "Janji" ini adalah tiga agama yang dikenal di dunia saat ini.
Sehubungan dengan Janji itu, kaum Muslim (sebagaimana kaum yang lain juga)
mempunyai klaim. Sebagaimana akan kami perlihatkan nanti, bahwa klaim mereka
dikonfirmasikan oleh Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya – sallallahu 'alaihi wa salaam.

7
Pada tanggal 30 Oktober, 1991, Konferensi Perdamaian Madrid dimulai - Catatan Penterjemah.

8
Pada sisi yang lain, kaum Yahudi dan Nasrani mempunyai pendapat yang dibuat oleh
mereka sendiri untuk menentang Allah – subhana wa ta'ala.

Maka pada hakikatnya, perjuangan di Timur Tengah tidak berhubungan dengan dua
kekuatan atau dua ras. Akan tetapi, perjuangan itu berhubungan dengan dua Janji itu,
yaitu antara "Janji yang Benar" dan "Janji yang Palsu."

Oleh karenanya, ini merupakan perjuangan antara dua syahadat. Pertama syahadat Tauhid
yang menyatakan bahwa Rasulullah Ibrahim – 'alaihis-salam – diutuskan untuknya; yang
kemudian dihidupkan kembali oleh "Penghulu para Nabi," Muhammad – sallallahu
'alaihi wa salaam; dan yang akan dihidupkan kembali sekali lagi di akhir zaman oleh
Nabi kita, Isa putra Maryam – 'alaihis-salam. Sebaliknya yang kedua pesan syirik,
sandiwara, dan penipuan yang dibuat oleh para pendeta Kristen dan Yahudi melalui apa
yang mereka tulis dengan tangan mereka sendiri, sambil menyatakan, "Ini (yang mereka
tulis itu) adalah datang dari sisi Allah,"8 padahal itu bukan dari sisi-Nya. Suatu
kebohongan yang berasal dari pendeta-pendeta Yahudi yang berlangsung secara terus-
menerus sampai kepada Paulus (Shaul), yang diteruskan oleh orang-orang yang sesat dan
menyesatkan,9 Paus-Paus, dan yang diakhiri oleh (Theodore) Herzl dan pengikut-
pengikutnya. Dan syahadat ini akan sampai ke penutupan akhir zaman dengan
penampakan Al-Masih mereka, yaitu anti-Kristus (Dajjal).

Pada saat dua Al-Masih bertemu, Al-Masih yang sebenarnya, 'Isa putra Maryam –
'alaihis- salam – dan Al-Masih yang palsu, si anti-Kristus pada saat memandang
Al Masih, 'Isa putra Maryam akan larut, sebagaimana garam larut di dalam air,
seandainya Al Masih tidak membunuhnya.10 Hanya saja, kemudian terjadi konflik
panjang antara dua janji tersebut – yaitu di antara dua komunitas (kaum Muslim di satu
pihak serta kaum Yahudi dan Kristen di pihak lain) yang percaya terhadap dua Janji itu-
akan berakhir.11

Itulah isu yang sebenarnya. Oleh sebab itu, apa yang terjadi di dalam konferensi itu
bernasib buruk, karena tidak berniat untuk membuat suatu penyelesaian yang adil serta
mewujudkan kedamaian. Akan tetapi, bertujuan untuk mendukung dan mempercayai
"Janji yang Palsu," dan untuk mengingkari serta tidak mempercayai "Janji yang Benar."
Inilah hakikat dan landasan dari persoalan itu. Setelah memahami realitas itu, kami
tidak harus terlalu memfokuskan diri untuk membicarakan rincian-rincian peristiwa-
peristiwa itu.

8
Al-Qur’an 3:78 - Catatan Penterjemah.
9
Al-Qur’an 5:77 - Catatan Penterjemah.
10
Ini dibenarkan dalam kitab Sahih Muslim berdasarkan riwayat ‘Abdullah bin ‘Amr dan an-Nawas bin
Sam’an, dan dibenarkan juga dalam Musnad Ahmad, berdasarkan riwayat Jabir bin ‘Abdullah dan
Mujammi’ bin Jariyah. Untuk rincian mengenai kedatangan Nabi Isa,’alaihis-salam, kebijaksanaan yang
bersifat ketuhanan pada saat ia kembali, dan pembuktian kesalahan mereka yang menolak hal itu, silahkan
lihat buku ‘Asyrat as-Sa’ah (Tanda-Tanda Hari Kiamat) oleh Syaikh Yusuf bin ‘Abdullah al-Wabil.
11
Inilah yang dimaksud oleh negara-negara Barat sebagai “Es” (pendingin) di antara kaum Arab dan kaum
Yahudi. Es ini tidak akan mencair di Madrid, tetapi hanya di lapangan perang di akhir zaman!

9
-2-
LANDASAN UNTUK “JANJI YANG PALSU”
Anda sekalian sudah mengetahui bahwa Allah – Subhana wa Ta’ala – memilih negeri-
negeri Syam12.

Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi
kota (Mekkah) ini yang aman…
Al-Qur’an 95:1-3

Di tanah inilah Allah menempatkan Ibrahim, sang Khalil – alaihis-salam. Di sanalah,


sekitar lima ribu tahun yang lalu, “Janji” ini dimulai. Dari sanalah isu dan konflik ini
berasal, yaitu sejak zaman Nabi Ibrahim – alaihis-salam – yang terpilih oleh Allah dan
dijadikan oleh-Nya sebagai pemimpin untuk manusia. Dan dari tanah Syam yang terpilih,
Allah menyuruh Ibrahim untuk datang kepada tanah yang diberkahi dan murni di Mekkah
untuk menyegarkan lagi pembangunan Rumah Kuno-Nya13.

Dari titik inilah mulai ada perbedaan dan konflik di antara pengikut-pengikut tiga agama
yang sudah kita sebut di atas.

Sekarang kita akan membaca teks Taurat yang kaum Yahudi gunakan sebagai landasan
untuk “Janji Palsu” mereka.

Tentang “Janji yang Benar”, yang Allah – Subhana wa Ta’ala – menganugrahkan


kepada hamba-hamba-Nya yang saleh, itu sudah diketahui oleh semua di sini dan kita
akan mengangkatnya di bagian akhir nanti. Namun, kita ingin memulai dengan bukti
historis yang digunakan oleh kaum Yahudi dalam klaim mereka sebagai penerima Janji
Allah kepada Ibrahim dan juga landasan yang menjadi dasar sikap dunia Barat dalam
hal ini.

Dalam Kitab Kejadian – buku pertama dalam Taurat –, kisah aneh ini berlangsung di
zaman Nuh, ‘alaihis-salam. Kita mulai dengan Nuh, karena ini kuncinya untuk mengerti
apa yang akan terjadi nanti mengenai Janji yang diberikan kepada Ibrahim, ‘alaihis-
salam.

Inilah teks Taurat yang rusak:

12
“Syam” (Syiria) menunjuk tanah Palestina, Trans-Yordania, Levantine dan Syria yang sebenarnya –
Catatan Penterjemah.
13
Ka’bah.

10
Nuh menjadi petani, dialah yang mula-mula membuat kebun anggur.
Setelah ia minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang dalam
kemahnya. Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat aurat ayahnya, lalu
diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar. Sesudah itu Sem dan
Yafet mengambil sehelai kain dan membentangkannya pada bahu
mereka berdua, lalu mereka berjalan mundur; mereka menutupi aurat
ayahnya sambil berpaling muka, sehingga mereka tidak melihat aurat
ayahnya. Setelah Nuh sadar dari mabuknya dan mendengar apa yang
dilakukan anak bungsunya kepadanya, berkatalah ia: "Terkutuklah
Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-
saudaranya." Lagi katanya: "Terpujilah TUHAN, Allah Sem, tetapi
hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya. Allah meluaskan kiranya
tempat kediaman Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah
Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya.14
Kejadian 9:20-27

Lihatlah kutipan ini yang mengakibatkan badan orang-orang yang beriman merasa ngeri
karena ketidaksopanannya dan kebohongan tentang Nabi-Nabi Allah. Di antara ayat-ayat
pertama yang dapat ditemukan ketika membaca Taurat adalah ayat-ayat ini. Dan
siapakah Kanaan yang dikutuk itu, yang penghukumannya terhadap perbudakan
ditekankan sampai tiga kali? Ia adalah leluhur kaum Arab sebelum Ismail – ‘alaihis-
salam.

Teks ini adalah titik mula untuk belajar Bibel di sebagian besar sekolah Evangelis di
Amerika Serikat. Sekolah-sekolah ini, sebagaimana yang akan kami tunjukkan nanti –
Insya’Allah – berjumlah tidak kurang dari dua puluh ribu, di mana jutaan pelajar sedang
belajar di dalamnya. Dengan kata-kata ini pelajaran mereka dimulai. Dan benak mereka
dibentuk diatas gagasan-gagasan seperti ini.

Tanah Kanaan
Setelah ayat itu, tanah Kanaan digambarkan di beberapa bab di kitab Kejadian. Dalam
bab kesepuluh, teks Taurat yang rusak menyebutkan sebagai berikut:

Daerah orang Kanaan adalah dari Sidon ke arah Gevar sampai ke Gaza,
ke arah Sodom, Gomorah, Adma dan Zeboim sampai ke Lasa.
Kejadian 10:21

Inilah perbatasan Kanaan dari Timur ke Barat. Oleh sebabnya, kaum Yahudi bisa
memperbolehkan dirinya untuk berpisah dengan Gaza, walaupun tidak seperti halnya
dengan Daratan Tinggi Golan.

Kemudian lagi di Taurat itu terbaca seperti berikut:

14
Betapa mengherankan orang yang membuat-buat teks ini untuk menentang Allah dan memasukkanya ke
dalam Taurat. Apakah dia tidak bertanya kepada dirinya, kalaupun Ham, putra Nuh, lebih jahat dan tidak
beriman daripada Firaun, lalu apa dosanya Kanaan? Dan kalaupun Sem, putra Nuh, adalah ciptaan terbaik
Allah, apakah dia tidak bisa memberi penghargaan yang lain daripada selain memilih kaum Yahudi dari
keturunan Sem untuk menerima hadiah berharga berupa perbudakan Kanaan?

11
Berfirmanlah TUHAN kepada Abram15: "Pergilah dari negerimu dan
dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan
Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa
yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur;
dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang
yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk
engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat
berkat." Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN
kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur
tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. Abram
membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta
benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di
Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ. Abram
berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni
pohon tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu.
Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman:
"Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu." Maka
didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan
diri kepadanya.
Kejadian 12:1-7

Sedangkan dalam bab ketujuhbelas, ditulis sebagai berikut:

Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta


keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya
Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. Kepadamu dan kepada
keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang
asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu
untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka."
Kejadian 17:7-8

Khususnya, justru bab ini mendefinisikan khitanan sebagai “tanda” mereka yang akan
diwarisi bumi ini16. Ini mengingatkan kita akan pernyataan Heraclius yang ditemukan
dalam karya al-Bukhari, Sahih Al-Bukhari, dimana Heraclius mengatakan:

Dalam mimpi tadi malam aku melihat kerajaan seseorang yang dikhitan
mencapai kemenangan. Dan kaum Kristen tidak melakukan khitanan.

Bangsawan Heraclius menjawab bahwa mereka tidak mengetahui satu kaum yang
melakukan khitanan selain kaum Yahudi. Mereka menyarankan kepada Heraclius untuk
menyuruh kepada para prajurit yang ada di bawah kekuasaannya untuk memotong kepala
setiap orang Yahudi.

Nanti ketika Abu Sufyan dibawa ke depan Heraclius, dan setelah Heraclius
mempertanyakannya tentang tanda-tanda kenabian Muhammad, maka Heraclius menjadi
yakin mengenai tafsiran yang benar dari mimpinya tersebut. Caesar, alias Heraclius,

15
Menurut Taurat, nama Ibrahim – ‘alaihis-salam – semulanya adalah Abram yang kemudian diubah
menjadi Abraham (Ibrahim)
16
Cf. Kejadian 17:10-14 – Catatan Penterjemah.

12
menyaksikan bahwa yang dijamin kemenangan tersebut tidak lain dari Nabi Muhammad
– sallallahu ‘alaihi wa sallam17.

“Ini Akan Kuberikan Kepadamu dan Kepada Keturunanmu”


Dalam bab kelimabelas kitab Kejadian, teks yang rusak dari Taurat menggariskan tanah
yang akan diberi sebagai hak dan kemilikan yang abadi. Dalam Taurat dikatakan:

Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta


berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari
sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat.
Kejadian 15:18

Kemudian di bab keduapuluhtujuh dalam kitab Kejadian:

Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan


sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak
ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau,
terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia."
Kejadian 27:29

Dan ini dikatakan kepada Jacob (Ya’kub).

Setelah itu, disebutkan dalam Taurat bahwa Ya’kub keluar dari Bersyeba dan tertidur di
antara Bersyeba dan Haran di tanah Palestina. Dan dalam mimpi, Ya’kub melihat Allah,
Yang berfirman kepadanya:

Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah


tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada
keturunanmu. Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah
banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat,
utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka
bumi akan mendapat berkat.
Kejadian 28:13-14

Dari kaum-kaum yang berada di dunia sekarang ini, kaum Yahudilah yang jumlahnya
paling sedikit. Walaupun faktanya begitu, mayoritas kaum Yahudi di dunia masa
sekarang tidak berasal dari keturunan Ya’kub, akan tetapi mereka adalah orang-orang
dari Khazara, Arab, Eropa, dan lain-lain yang diyahudikan. Setelah mengurang jumlah
orang yang diyahudikan dari perhitungan jumlah mereka, berapa banyak jumlahnya
orang-orang Yahudi yang sesungguhnya dari keturunan Ya’kub, ‘alaihis-salam?
Kenyataan ini menjadi saksi bahwa Janji-Janji ini tidak pernah dimaksudkan untuk Anak-
Anak Israel. Akan tetapi kaum Yahudi berbohong dan mengaku sebagai lawan terhadap

17
Rincian tentang ramalan-ramalan ini bisa ditemukan dalam karya Syaikul-Islam Ibnu Taimiya al-Jawab
as-Sahih liman Baddala Din al-Masih (Jawaban yang Benar Kepada Mereka yang Mengganti Agama Al-
Masih [Dengan Sesuatu yang Ia Buat Sendiri]), 3:299-4:19.

13
Allah ketika mereka mengklaim bahwa janji-janji ini dimaksud untuk anak-anak Ismail,
semoga Allah melindunginya dari mara bahaya.18

Kenapa dengan Orang-Orang Kristen?


Di sini sebuah pertanyaan muncul, “Kalau ini masalahnya, yaitu, kepercayaan kaum
Yahudi mengenai Janji-Janji bahwa mereka mengatakan mereka disebut dalam Kitab
mereka, maka bisa dimaklumi kenapa mereka akan mempercayainya, karena mereka
kaum Yahudi. Tetapi apa hubungannya kaum Kristen dengan Janji-Janji ini? Kenapa
sekarang kita menemukan orang-orang Kristen berdiri di samping kaum Yahudi sedang
berjuang semampu mungkin untuk mendirikan ‘Janji Palsu’ ini?

Kepada pertanyaan ini, saya akan menjawab dengan mengatakan bahwa: Kaum Yahudi
menyelewengkan Kitab yang kaumnya maupun kaum Kristen mempercayai, yaitu bagian
pertama ‘Kitab Suci’ (yang terdiri dari dua bagian yang orang-orang Kristen namakan
Perjanjian). Bagian yang pertama dikenal sebagai “Perjanjian Lama” dan itu Taurat;
sedangkan bagian yang kedua dikenal sebagai “Perjanjian Baru” dan ini terdiri dari empat
Injil dan Surat-Surat. Karena ayat-ayat ini berasal dari Taurat, seorang Kristen di
manapun yang mulai membaca “Kitab Sucinya”, akan menemukannya di antara apa yang
baru ia mulai baca. Maka, tidak ada yang aneh bahwa orang-orang Kristen, seperti orang-
orang Yahudi, percaya kepada isinya.

Akan tetapi, kamu dapat membantah dengan benar dan mengatakan, “Tidakkah orang-
orang Kristen dalam sejarah mereka yang panjang membaca Taurat dan menyadari
akan ‘Janji’ ini, namun sampai datangnya zaman modern ini kaum Kristenlah yang
menyiksa kaum Yahudi dengan cara yang paling keras? Apa yang menyebabkan kaum
Kristen untuk berpaling dan sekarang malah sudah menjadi yang terbaik dalam upaya
mencapai Janji Yahudi ini?

Saya mengatakan kepadamu bahwa perkara ini lebih dari itu. Memang apa yang sungguh
membingungkan adalah bahwa mereka yang membawa panji dan kabar gembira tentang
“Janji” ini dan mengeraskan suara dengan menggunakan media yang canggih tentang
kepastian datangnya Janji itu, tidak lain dari kaum Kristen sendiri, khususnya yang
fundamentalis, terutama mereka yang berada di Amerika. Sebab itu, perkenankanlah
saya untuk memecahkan persoalan yang aneh dan berbahaya ini dari akarnya.

18
Mengenai asal-usul kaum Arab dari Yaman, ada debat yang terkenal mengenai apakah mereka berasal
dari keturunan Ismail atau tidak. Walaupun banyak ulama terkemuka yang mendukung pandangan bahwa
orang-orang Yaman termasuk keturunan Ismail; kami mengatakan, kalaupun kita mengakui, hanya untuk
menguji pendapat yang satu lagi (yaitu bahwa mereka tidak termasuk keturunan Ismail). Adapun hubungan
di antara mereka dan kaum Arab Mudar, adalah sebagai akibat pertalian kekeluargaan yang tidak dapat
diragukan lebih erat hubungannya daripada yang ada di antara Falasha hitam dan Yahudi orang-orang putih
dari Eropa Timur. Pasalnya, orang-orang yang diklaim oleh para Evangelis dan Yahudi Zionis sebagai
keturunan Ishak (antara kaum Yahudi lainnya), adalah kebohongan yang berlipatganda. Selain itu, semua
kaum Arab adalah pengikut-pengikut kaum Quraisy, darinya Allah memilih Rasulnya – sallallahu ‘alaihi
wa sallam.

14
-3-
TIGA AGAMA DAN AL-MASIH YANG DIHARAPKAN
Ketiga agama ini bersepakat bahwa pemimpin pertempuran terhebat dan terakhir dalam
sejarah – di waktu itu agamanya akan menang, janjinya ditepatkan, dan lawan-lawannya
dimusnahkan – tidak akan seperti perang yang manusia sudah kenal dan terbiasa. Akan
tetapi yang membawa panjinya adalah orang yang sudah lama ditunggu-tunggu. Janjinya
bersifat ke-Ilahi-an dan didukung oleh Allah, dan ia akan dikenal sebagai “Al-Masih.”

Ibnul-Qayyim – semoga Allah memberi rahmat kepadanya – menulis sebagai berikut:

Tiga negara menunggu bersama untuk sesuatu yang kedatangannya


sudah diharapkan, yang akan muncul di akhir zaman; sebab setiap
agama dijanjikan orang ini19.

19
Ibnul-Qayyim, Ighathatul-Lahfan, 2:338. Sebelum ini, Ibnul-Qayyim menulis:

Di antara tipuan-tipuan setan dengan kaum Yahudi adalah mereka


menunggu suatu pemimpin dari anak-anak Nabi Daud (David), dan
orang tersebut ketika menggerakkan bibirnya untuk berdoa, semua
negara lain akan mati. Mereka mengklaim orang ini yang ditunggu
adalah Al-Masih yang mereka janjikan. Dalam kenyataan, siapa yang
mereka tunggu tidak lain dari Al-Masih yang Palsu, yaitu Dajjal. Itu
karena mereka merupakan mayoritas pengikutnya. Al-Masih yang
Tertunjuk, ‘Isa putra Maryam – ‘alaihis-salam – akan memusnahkan
mereka dan tidak akan ada yang tersisa dari mereka. Tiga negara ini
menunggu orang yang sudah diharapkan akan datang di akhir zaman,
karena setiap agama mendapat perjanjian tentang kedatangan orang
tersebut.

Lalu dia mengatakan:

Umat Islam sedang menunggu turunnya Al-Masih, ‘Isa putra Maryam


dari surga, supaya dia ‘mematahkan salib,’ membasmi babi, dan
memusnahkan lawannya, umat Yahudi, dan mereka yang
menyembahnya, yaitu umat Kristen.

Dalam banyak bagian di al-Jawabus-Sahih, karya Syaikhul-Islam Ibnu Taimiya, juga


mengatakan demikian.

15
Ben Gurion – presiden pertama negara Yahudi – mengatakan:

Zionisme mengambil eksistensi dan


hidupnya dari dua sumber. Sumber pertama
adalah sesuatu yang sangat dalam, penuh
emosi, dan abadi. Independen dari waktu
dan tempat. Ini setua kaum Yahudi sendiri.
Sumber ini adalah janji keIlahian dan
harapan tentang Pengembalian. Janji ini
berasal dari cerita tentang orang Yahudi
yang pertama20 ketika Surga berbicara
kepadanya, “Ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu ...
seluruh tanah Kanaan untuk selama-lamanya.” Umat Yahudi melihat
janji untuk diwarisi tanah ini sebagai sebagian perjanjian abadi mereka
yang mereka ikrarkan kepada Tuhan mereka untuk dipenuhi dan
dijunjung…
Kepercayaan akan munculnya Al-Masih untuk mengembalikan
Kerajaan itu sudah menjadi prinsip dasar yang fundamental dalam
agama Yahudi dan diucapkan dengan rendah hati oleh setiap individu
dalam doa hariannya: “Saya percaya dengan kedatangan Al-Masih.”
Sekalipun kedatangan Al-Masih ditunda, ia masih terus menunggunya
setiap hari.

Untuk pondasi yang kedua, itulah basis untuk pembaharuan dan


pekerjaan. Ini buah dari teori politik kerja yang berkembang di waktu
dan tempat tertentu dan muncul dari perkembangan dan revolusi-
revolusi yang disaksikan oleh orang-orang Eropa di abad ke-18 serta
dampak-dampak yang terjadi dalam kehidupan Yahudi sebagai akibat
perkara-perkara tersebut.21

Berdasarkan hal ini, peperangan akan datang di antara dua Al-Masih. Salah satunya, sang
Dajjal yang umat Yahudi percaya dan menyebutnya “Prince of Peace,” (Putra
Perdamaian)22 dan mereka menyiapkan tempat untuk kedatangannya, namun, mereka
tidak menyebutnya Dajjal. Yang satu lagi adalah Al-Masih yang sebenarnya, putra
Maryam –‘alaihis-salam – yang Muslim dan Kristen bersama percaya kepada turunnya
dari Surga dan kembalinya ke bumi.

Kaum Yahudi dan Kristen setuju bahwa Al-Masih yang diharapkan berasal dari anak-
anak Israel; bahwa ia akan turun di antara anak-anak Israel, yang akan menjadi prajurit
dan pendukungnya; dan bawah “Quds” –Yerusalem – akan menjadi ibu kota kerajaannya.
Dua-duanya setuju pula bahwa tanggal kembalinya akan jatuh pada tanggal yang
milenial.

20
Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang
lurus (Muslim Hanif) lagi berserahkan diri (kepada Allah). Al-Qur’an 3:67
21
Lihat Isma’il al-Kaylani, al-Khalfiyah at-Tawratiyah li Mawqif Amrikia (Akar-Akar Taurat Dalam Sikap
Amerika Tentang Timur Tengah), Edisi Ke-2, hlm. 59.
22
Media berita Yahudi dan pro “Perang Salib” terus-menerus menyebut masa yang akan datang dalam
sejarah wilayahnya sebagai “masa perdamaian.” Dan di sini kita mendapatkan putranya di antara para
Zionis. Para Kristen Evangelis bersepakat mengenai gelarnya, ataupun mengenai identitasnya.

16
Dasar untuk semua itu adalah beberapa penafsiran mimpi St. Johanes “yang keIlahian,”
mimpi rahib-rahib mereka, dan khayalan orang-orang tukang ramal seperti Nostradamus,
yang ramalannya dibuat sebagai film oleh dunia perfilman Amerika, dan menemui
banyak ketenaran pada dasawarsa yang terakhir.

Di hari-hari menjelang Perang Teluk di antara Barat dan Iraq, pembicaraan mengenai
datangnya Al-Masih kembali muncul di depan. Dan sekarang dengan mendekatnya akhir
milenium kedua sejak lahirnya Al-Masih – ‘alaihis-salam – dan kepercayaan
fundamentalis Evangelis bahwa kembalinya tak akan lama lagi; dua mimpi yang kuno –
tentang dari mana “Janji Palsu” ini berasal– bertemu.

1. Mimpi orang-orang Kristen tentang kembalinya Al-Masih dan turunnya ke bumi,


yang dalam perang “Armageddon” – yang akan kita bahas secara terperinci nanti –
akan membunuh umat Yahudi, umat Islam, dan semua orang yang tidak mengikuti
agama mereka.
2. Mimpi orang-orang Yahudi tentang munculnya Raja mereka dari keturunan Daud
yang akan membunuh semua Kristen dan Muslim dan menjadikan manusia bersikap
tunduk kepada Negara Israel. Raja ini tidak lain adalah Dajjal.

Dari sudut ini dulu Yahudi dan Kristen setuju tentang ide pendirian negara Israel dan
kembalinya para anak-anak Israel ke Palestina – sebagai persiapan jalan untuk datangnya
Al-Masih menurut bagaimana mereka menafsirkannya masing-masing.

Tinjauan yang singkat dan logis akan menunjukkan dengan jelas bahwa kelihatannya
sebuah persetujuan seperti ini memperlihatkan kontradiksi yang begitu besar. Dan karena
alasan itu sendiri, seolah-olah tidak mungkin untuk menghindari suatu ‘peperangan tanpa
belas kasihan’ di antara kedua pihak (Yahudi dan Kristen) sebagai persiapan untuk
peperangan hebat di antara dua Al-Masih (Dajjal dan putra Maryam), mengingat
berdirinya negara Israel dan hampir berakhirnya milenium kedua dapat membenarkan
peperangan tersebut. Selanjutnya, pada waktu masa ini kaum Kristen akan lebih dekat
kepada kaum Muslim dan bekerja dengan mereka sambil kedua pihak Muslim dan
Kristen setuju untuk beriman kepada Al-Masih hidayah – ‘alaihis-salam – dan memusuhi
Al-Masih kaum Yahudi. Akan tetapi, di sinilah intinya.

Bahwa ini tidak terjadi menunjukkan kelicikan kaum Yahudi dan kebencian Kristen
kepada umat Islam yang sangat mendalam.

Mengenai kelicikan Yahudi, ini diungkap dalam penipuan yang menakjubkan yang
diciptakan oleh para Rabbi (pemuka agama Yahudi) Zion dan tanpa segan-segan diakui
oleh para pemimpin Evangelis yang beraliran milenium. (Memang ini tidak
mengherankan, sebab kebanyakan dari mereka sebenarnya adalah orang-orang Yahudi
yang tersembunyi). Khususnya, untuk menunda pemeriksaan rinciannya dan hanya
memperhatikan diri dengan prinsipnya, yaitu kembalinya Al-Masih. Ini akan tercapai
lewat bantuan dan perencanaan bersama guna mempersiapkan tempat kembalinya. Lalu
ketika Al-Masih muncul, akan terlihat kalau kaum Yahudi percaya kepadanya atau kalau
ialah orang yang umat Yahudi percayai pada saat ini. Maka, hal ini masih ditunggu untuk

17
dilihat, sebab mengejar rinciannya pada saat ini tidak akan menguntungkan kepentingan
kedua pihak masing-masing. Dengan cara demikian, hal itu mengizinkan keduanya
bekerja sama untuk memusnahkan musuh mereka, yaitu umat Islam. Para pemimpin
kedua agama ini menyetujui untuk menjahit tudung yang digunakan untuk menutupi
persekongkolan ini dari pandangan mata orang Kristen awam yang sederhana serta
orang-orang Muslim yang membiarkan dirinya tertipu.

Mengenai kebencian yang mendalam yang berasal dari perang salib ini, terungkap akan
adanya Kristen Barat di belakang Yahudi dalam setiap persoalan besar di mana agama,
akal, dan kepentingan mereka mengharuskan bahwa paling tidak mereka dapat mengerti
sikap umat Islam. Khususnya, kita menjelaskan bahwa umat Katolik – pengikut Paus –
tidak percaya kepada teks Taurat secara harfiah.23 Akan tetapi, seperti Allah beritahukan
kepada kita dalam Kitab-Nya yang Jelas, ini terjadi karena rasa cemburu dan rasa benci
yang Ahli Kitab simpan kepada umat Islam.

Kalau ada sesuatu hal yang lebih tidak dapat dijelaskan daripada adanya kaum Kristen di
belakang Yahudi, maka itu adalah orang-orang Muslim yang lari di belakang keduanya,
seperti kasus para partisipan di Madrid dan mereka yang setuju dengan apa yang
dinamakan “proses perdamaian.” Memang Muslim sudah lari di belakang umat Kristen
dan Yahudi sejak hari janji Negara-Negara Sekutu pada waktu Perang Dunia I.

Islam dan Barat: Tiga Peristiwa


Kalau pemikiran tentang kembalinya Al-Masih pada milenium ini sudah memikat hati
dan akal Barat pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, sedangkan mereka
mulai bersungguh-sungguh untuk mencapai “Janji Palsu” dan menciptakan Negara Israel;
maka kita harus meninjau kembali peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah wilayah
tersebut–dari waktu itu sampai pada hari ini. Tujuannya adalah agar kita bisa melihat
dengan jelas bagaimana persekongkolan “ahli kitab” ini bisa tercapai dan bagaimana
mereka dipercaya dan didukung oleh orang-orang di antara kita yang tidak percaya – atau
paling tidak lupa – kepada “Janji yang Benar” dari Allah. Memang, mereka belum
mengambil pelajaran dari janji-janji yang tidak diindahkan dan pengkhianatan yang
nyata. Kita akan menemukan bahwa setiap peristiwa–yang dirancang khusus untuk
mencapai tujuan janji tersebut–memiliki “topeng” tertentu yang menjauhkan penglihatan
orang-orang yang dungu dan terkelabui. Apa yang sungguh membingungkan adalah
orang-orang Arab yang semakin terikat dan bersekutu dengan orang-orang yang
berkonspirasi, sedangkan orang-orang yang berkonspirasi semakin bermaksud sungguh-
sungguh untuk mengkhianati dan menjarah orang-orang Arab.

Peristiwa yang pertama, Perang Dunia I, yang di antara akibatnya – memang tujuannya –
adalah pemotongan kekuatan Ottoman Turki dan pembubaran kekhalifahan;

23
Mengenai orang-orang Protestan, saya akan berbicara tentang mereka secara terperinci. Mengenai kaum
Katolik, pada tahun 1963 mereka mengadakan Dewan Vatikan II yang terkenal, di mana mereka
mengatakan kaum Yahudi tak berdosa atas darah Kristus serta merubah doa mereka yang diucapkan selama
dua puluh abad agar bebas dari pernyataan yang mengutuk kaum Yahudi. Ini menunjukkan bahwa mereka
punya rencana yang tersembunyi.

18
pengumuman hak Yahudi untuk mendirikan “Tanah Air Nasional” di Palestina (karena
Sultan Abdul Hamid II sudah menolak uang sogok dari orang-orang Yahudi); dan
berdirinya satu negara besar atas kepercayaan Yahudi yang bernama “Komunisme.”

Ketika Jenderal Allenby masuk Yerusalem, ia menanam benderanya di Mount of Olives


dan mengumumkan bahwa “sekaranglah saatnya perang salib berakhir.” Hal ini didahului
oleh pernyataan Balfour yang jahat itu – seperti yang akan kami perlihatkan, dia adalah
seorang Evangelis yang fanatik.

Topeng macam apa yang digunakan untuk konspirasi ini? Dan apa sikap orang-orang
Arab mengenai peristiwa-peristiwa tersebut?

Untuk konspirasi ini, dunia Barat mengenakan topeng “pengawasan,” supaya dapat
memerintah diatas sisa-sisa kekuatan Ottoman Turki yang sudah terpecah-belah.
Perancang sistem ini tidak lain adalah Woodrow Wilson, Presiden Amerika Serikat waktu
itu, yang menggambarkan dirinya sebagai “putra manse”.

Mengenai sikap orang-orang Arab, mereka bersekutu dengan musuhnya melawan diri
mereka sendiri. Mereka setuju untuk berada di bawah bendera mereka yang menaklukkan
tanah mereka dan mejadi resimen dalam tentara Allenby yang ikut di belakang Lawrence
dari Arabia. [Lihat Lampiran I – Peny].

Peristiwa yang kedua adalah Perang Dunia II, yang di antara tujuannya adalah
penghancuran Nazisme yang menentang Zionisme; pemujaan pemerintah Yahudi gelap
di Komunis Rusia; dan pernyataan berdirinya negara Israel.

Lagi-lagi, sikap Arab adalah berpihak kepada Negara-Negara Sekutu yang menduduki
tanah mereka, bahkan membuka tanah mereka sebagai tempat untuk pangkalan militer.
Negara-Negara Sekutu itu mengumpulkan putra-putra dari koloni Muslim untuk
berperang dalam barisan mereka. Sebagai persiapan untuk perang Al-Amin melawan
Jerman, mereka membawa beberapa “syaikh” dari India dan tempat-tempat lain untuk
memberikan “fatwa” yang mengatakan bahwa memerangi Jerman sama dengan
melakukan jihad di jalan Allah!

Namun kali ini “topeng” konspirasi itu tak lain adalah piagam PBB, deklarasi universal
tentang hak-hak asasi manusia, hak setiap bangsa untuk menentukan masa depannya, dan
kebebasan dari penjajahan. Orang-orang Arab meniru semua semboyan ini. Orang-orang
Arab menjadi puas dengan apa yang dinamakan “kemerdekaan” dan rela percaya kepada
status hukum PBB dan resolusi-resolusi Dewan Keamanannya.

Apa hasilnya? Berdirinya negara Israel; dan – yang lebih buruk lagi – berdirinya rezim-
rezim sekuler yang membawa umat ini ke tingkat paling rendah dalam sejarah, dan yang
membuat bangsa-bangsa Muslim merindukan hari-hari penguasaan kolonial Inggris dan
Perancis.

19
Peristiwa yang ketiga adalah persekutuan Yahudi-Kristen yang dinamakan sebagai
“Rekonsiliasi Internasional.” Padahal mereka sudah setuju untuk mengakhiri peran yang
diambil oleh Komunisme, supaya Rusia bisa kembali sebagai satu dahan dari pohon yang
dipakai untuk memukul kepala dari musuh bersama mereka, yaitu umat Islam; untuk
membuka pintu bagi emigrasi ke Tanah Suci untuk populasi terbesar Yahudi di dunia – di
luar Amerika – yaitu Yahudi dari Rusia dan Eropa Timur; untuk mendirikan finance
houses (lembaga keuangan non-bank) Yahudi di New York dan di tempat lain guna untuk
menguasai kekayaan Arab, (dengan demikian Yahudi Israel akan menjadi kelas
aristokratis di atas lautan buruh Arab yang akan bekerja keras untuk tujuan-tujuan
mereka); dan untuk mendirikan Angkatan Pertahanan Israel sebagai kekuatan polisi di
wilayah itu.

Untuk melancarkan rencananya, dunia Barat perlu menggagalkan rencana negara-negara


Arab untuk mendapatkan senjata nuklir – atau gantinya yang terbatas dalam bentuk
senjata kimia – dan hancur remuk umat ini sehingga tidak ada harapan lagi untuk
persatuan dan kesatuannya.

Guna mencapai tujuan-tujuan ini, skenario Perang Teluk diciptakan. Sekali lagi, orang-
orang Arab kembali menjadi tentara negara-negara sekutu, hanya untuk dimanfaatkan
oleh mereka. Karena orang Arab berada di kedua belah pihak pada konflik ini, maka
menurut pertimbangan apa saja, mereka keluar sebagai orang yang rugi. Dengan
kekayaan dan tangan mereka sendiri juga tangan-tangan musuh mereka, dihancurkanlah
semua yang dibelanjakan dan dibangun selama bertahun-tahun. Alhasil, semua rencana
untuk keamanan yang diusulkan gagal kecuali perlindungan dari Barat.

Kali ini, untuk “penutup dan topeng” konspirasi ini adalah “New World Order” [tatanan
dunia baru] dan “legitimasi internasional.”

Apa yang sungguh mengherankan adalah bahwa kali ini “topeng” yang dipakai dan
hubungannya dengan “Janji Yang Palsu” lebih transparan daripada dalih-dalih yang
dipakai sebelumnya. Barangkali rahasia di balik ini adalah umat Muslim sudah jatuh
kepada tingkat penghinaan dan pengkhianatan, sedangkan Barat sebaliknya sudah
menduduki posisi yang begitu terpercaya di antara kaum Muslim, hingga mereka tidak
lagi ditakuti kalau-kalau konspirasi mereka diketahui atau dibongkar.

“New World Order” dan Kedatangan Pemerintahan Dajjal


Pertanyaan yang muncul adalah: “Bagaimana nasib manusia ketika Al-Masih yang
diharapkan telah turun?”

Semua sepakat bahwa setelah turunnya Al-Masih dan pembinasaan musuhnya, manusia
akan hidup dibawah satu pemerintahan. Ini adalah isu substantif yang pertama.

Mengenai isu substantif yang kedua, ialah bahwa perdamaian di seluruh dunia akan
berlaku. Sebab di bawah naungan pemerintahan yang satu ini tidak akan ada lagi perang
antarnegara dan bangsa. Karena memang, dunia ini tidak lagi memerlukan tentara dan

20
senjata! Mengenai hal ini, ramalan dari ketiga agama masing-masing memberi berita
gembira.

Kenapa ini tidak dijadikan pintu masuk untuk para oportunis


dari pemimpin politik yang beragama Kristen bersama para
“buaya uang” pemakan uang riba “yang jenius dan jahat” dari
keturunan keluarga Rothschild? Bukankan ini “saat” yang
perlu “digunakan,” seperti yang disebut oleh Nixon25, untuk
membicarakan ide tentang satu pemerintahan sedunia yang
memerintah atas Amerika, gagasan perdamaian dunia, dan
memaksakan legitimasi internasional, untuk menghancurkan
kekuatan militer Arab yang dikhawatirkan pada satu hari akan
diwariskan kepada “fundamentalis” Muslim? Kemudian mereka mengadakan konferensi
perdamaian yang sudah lama didambakan.

Dari sudut ini sikap oportunis Amerika masuk dari pintu-pintu yang dibuka paling
lebar.26 Yakni, ketika para pemimpin Amerika membujuk orang-orang Amerika untuk

25
Richard Nixon, Meraih Saatnya: Tantangan Amerika Dalam Dunia Dengan Hanya Satu Adidaya. –
Catatan Penterjemah.
26
Saya bilang oportunis karena saya menyadari bahwa pemimpin Barat, khususnya di Amerika,
bagaimanapun juga mereka percaya kepada ramalan dalam Taurat dan Injil, menurut pandangan Islam
mereka masih lebih mirip oportunis sekuler daripada deskripsi yang lain, terutama dalam tingkah laku
diplomatis mereka. Dengan mengatakan demikian saya tegas menutup pintu terhadap mereka yang
mengklaim bahwa cara pemikiran untuk melakukan konspirasi itu – atau “gurita Yahudi” seperti William
Carr dan jenisnya menggambarkannya – yang menggerak sikap Islam terhadap Barat. Mengenai hal ini,
saya bilang: Tidak! Mari kita meninggalkan William Carr dan meneliti buku-buku seperti karya Grace
Halsell Khayalan dan Politik dan al-Bu’d ad-Dini fis-Siyasah al-Amrikiyah (Dimensi Religius Kebijakan
Amerika). Kedua buku yang kita andalkan di sini bukan analisa atau kesimpulan yang mudah mendapat
dugaan atau pernyataan yang dilebih-lebihkan. Akan tetapi buku-buku ini adalah laporan para saksi,
wawancara dan statistik yang dimuat dalam koran dan surat-surat resmi. Namun, mereka memperkokoh
kepercayaan – seperti kami gambarkan dengan jelas – Presiden-Presiden Amerika dalam perang
Armageddon. Akan tetapi kita tidak mengerti bahwa Presiden-Presiden Amerika sudah menjadi pengikut
murni Taurat, seperti halnya dengan para pemimpin partai-partai religius Israeli di Tel Aviv, atau evangelis
murni, seperti pelajar dari Institut Zwemer.

Dunia politik kontemporer dipengaruhi oleh lebih dari satu unsur. Di antara unsur-unsur itu adalah
oportunisme religius. Kalau sistem politik yang tidak mempunyai dasar syariah adalah kemunafikan total,
bagaimana kita akan mampu membedakan antara penganut yang betul dan seorang munafik di antara
mereka? Siapa yang bisa membedakan antara Cartar, seorang evangelis yang suka pergi keliling dunia,
Reagan si fundamentalis dan Bush (Sr), mantan kepala CIA? Bukankah mereka sudah melayani tujuan
yang sama yang dimulai dengan Camp David dan ditutup di Madrid? Apakah lobi Zionis yang memainkan
ketiganya termotivasi oleh keyakinan religius atau kerakusan materinya, yang tertanam sangat dalam di
jiwa Yahudi sejak zaman mereka menyembah patung anak lembu dari emas? Apakah mimpi Yahudi ini
dipengaruhi oleh kepercayaan mereka tentang datangnya Dajjal, atau apakah hal ini tidak ada bedanya
kalau dia muncul atau tidak?

Yang penting untuk seorang Presiden Amerika adalah terpilihnya kembali dan bukan kedatangan kedua Al-
Masih. Sikap religius para presiden Amerika tidak bisa dibandingkan dengan Santo-Santo masa lalu, tetapi
dengan pendeta zaman sekarang seperti Jimmy Swaggert. Akhirnya kita mengatakan bahwa orang-orang
yang yakin bahwa umat Yahudi tidak pernah akan berhasil mendirikan kerajaan Syaitan di tanah-tanah

21
menggunakan kekayaan mereka guna mendirikan kepentingan umum di antara mereka
dan kaum Yahudi, para pemimpin tersebut harus mengangkat panji Amerika sendiri
untuk memerintah dunia dan menjamin keunggulan negaranya. Di atas piramida nasional
Amerika ini duduk para parasit Yahudi, dan untuk kepentingan merekalah piramida ini
senantiasa tumbuh dan melebar. Dengan cara demikian, tujuan partai atau pribadi
disatukan dengan “mimpi kuno” Yahudi. Barangkali masing-masing pihak saling
mentertawai satu sama lain, karena memang mereka saling mengeksploitasikan lawannya
untuk mencapai tujuannya atas prinsip “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya sebagian dari
pada kami telah dapat kesenangan dari sebagian (yang lain)…”27 seperti yang diselidiki
oleh Shaikhul Islam Ibnu Taymiyah dalam karangannya al-‘Ubudiyah. Dan pada
gilirannya masing-masing pihak dengan caranya sendiri mengeksploitasikan gerakan
fundamentalis Kristen yang konservatif melalui basis popularnya yang kuat.28

Berdasarkan fakta-fakta di atas, sekarang kita akan mulai memeriksa secara deskriptif
dan statistik mengenai usaha-usaha mereka yang menginginkan terwujudnya “Janji yang
Palsu.” Melalui pembahasan ini, kita akan membongkar tujuan-tujuan mereka serta
mengusulkan beberapa saran untuk menghalangi konspirasi, tanpa membicarakan apa
yang menjadi niat untuk melakukan konspirasi ini, yang barangkali sebagian orang akan
membantah.

Islam seperti sudah kita sebutkan adalah orang-orang yang paling jauh dari teori-teori konspirasi yang
konon disebarkan.
27
Al-Qur’an 6:128
28
Mantan anggota Kongres AS, Paul Findley membongkar kelicikan lobi Yahudi dalam mempermainkan
mereka yang Fundamentalis dengan satu cara dan yang Liberalis dengan cara lain.

22
-4-
ORANG-ORANG MILENIUM DAN ARMAGEDDON
Seperti yang telah kami tunjukkan, orang-orang Kristen percaya bahwa di penghujung
seribu tahun, Al-Masih akan kembali dan memimpin dunia untuk seribu tahun.
Berdasarkan kepercayaan ini, harapan mereka menjadi satu dan memandang kepada
milenium yang pertama29. Akan tetapi Al-Masih tidak datang. Walaupun hal ini sudah
mereda dan lenyap, namun dalam kenyataan mimpi mereka masih hidup.

Menjelang permulaan abad ini, yaitu sekitar tahun 1900, klaim seperti ini mulai kembali
muncul. Orang-orang Kristen percaya kalau Al-Masih tidak muncul di permulaan abad
ke-20, maka ia akan muncul di penghujungnya, yakni tahun 2000. Karena Al-Masih akan
muncul kembali di tanah airnya, maka perlu untuk mempersiapkan tempatnya dengan
mengembalikan para anak Israel ke tanah Palestina, di mana akan terjadi perang hebat
“Armageddon” yang sangat menentukan, seandainya tidak terjadi di Lembah Megiddo
(Armageddon adalah lembah kecil di Palestina, di mana mereka bilang perang ini akan
berkobar dengan jumlah tentara, sebagaimana klaim sebagian dari mereka, sebanyak 400
juta serdadu!).

Dalam bagian terakhir bukunya, Grace Halsell menulis:

Karena yakin bahwa Armageddon nuklir tidak bisa dihindari dalam


rangka peristiwa keIlahian, banyak orang evangelis dispensasionalis
sudah memberi komitmen terhadap dirinya tentang negara Israel
bahwa, menurut pengakuan mereka sendiri, akan langsung berakibat
kepada bencana (holocaust) yang kekejamannya dan keluasannya tidak
mungkin dibayangkan dibanding bayangan apapun yang dapat
dihasilkan oleh otak kriminal Adolf Hitler30.

Landasan Kepercayaan Kristen Terhadap “Rapture”


Beberapa kelompok di Amerika – selain evangelis fundamentalis – meyakini
mileniumisme, mulai dari sejumlah Presiden dari Republik Amerika sampai
banyak penduduk pada umumnya.
29
Sebagaimana disebut oleh Fisher dalam bukunya tentang sejarah Eropa. Merujuk kepada majalah Roz al-
Yusuf (27-9-93) dalam artikel yang berjudul “Di negara Perancis dan Amerika, Mereka Bilang Bahwa
Kiamat Akan Datang Dalam Tujuh Tahun.” Disertai dengan indikasi dari kami tentang isi kartunya yang
menunjukkan ketidakpercayaan dan ejekan kepada Allah.
30
Grace Halsell, Ramalan dan Politik: Evangelis Militan Menempuh Jalan ke Peperangan Nuklir, hlm.
195. Yang penting di sini adalah Kata Pendahuluan yang panjang dari bukunya.

23
Mengenai ramalan-ramalan ini, banyak buku sudah muncul dan meraih sukses. Yang
paling penting diantaranya adalah:

1. The Drama of End-Time oleh Oral Roberts


2. The Late Great Planet Earth oleh Hal Lindsey31

Dengan gaya menulis yang dramatis dan hidup, kedua buku ini menggambarkan akhir
dunia mendatang, kehancuran peradaban, dan musnahnya tentara dunia dengan
dimulainya perang Armageddon. Sampai sedemikian besar, salah satunya mengatakan
bahwa kita tidak perlu khawatir tentang hutang luar negeri Amerika, keringanan pajak,
atau masa depan generasi muda. Hanya dalam waktu beberapa tahun lagi dunia ini akan
mengalami perubahan yang radikal.

Ketika terjadi Krisis Teluk, tingkat keimanan terhadap kepercayaan ini bertambah, dan
pembicaraan tentangnya meningkat. Di antara mereka ada yang percaya bahwa Perang
Teluk adalah Armageddon dan apa yang terjadi kemudian ditafsirkan menurut apa yang
disebutkan dalam mimpi Santo Johanes dan tokoh lain sepertinya.

Orang-orang Kristen percaya bahwa perang Armageddon akan berakhir dengan


kemenangan total oleh kaum Kristen, dan kebinasaan yang menyeluruh terhadap kaum
musyrik, yaitu umat Muslim. Ini akan terjadi pada saat umat Kristen bersama Al-Masih
dinaikkan di atas awan [Inilah yang disebut sebagai “Rapture” – Peny]. Mengenai kaum
Muslim, mereka akan tenggelam ke dalam yang disebut dalam Alkitab, bab Wahyu
(19:20), sebagai “lautan api yang menyala-nyala oleh belerang.”

Orang-orang Kristen mendasarkan keyakinan mereka terhadap Armageddon ini dalam


ayat-ayat dari kitab Wahyu yang berikut:

Lalu, aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia


berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang di
tengah langit, katanya: "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut
dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar, supaya kamu makan
daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua
pahlawan dan daging semua kuda dan daging semua penunggangnya
dan daging semua orang, baik yang merdeka maupun hamba, baik yang
kecil maupun yang besar." Dan aku melihat binatang itu dan raja-raja di
bumi serta tentara-tentara mereka telah berkumpul untuk melakukan
peperangan melawan Penunggang kuda itu dan tentara-Nya. Maka,
tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan ia nabi palsu yang
telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian
ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu
dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-
hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang. Dan
semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar dari mulut
Penunggang kuda itu; dan semua burung kenyang oleh daging mereka.
Wahyu 19:17-21

31
Sejak penerbitannya pada tahun 1970, buku Lindsay ini sudah terjual sebanyak 19 juta eksemplar. Grace
Halsell mencatat bahwa “Buku itu paling laris di tahun 70-an, penjualannya lebih banyak daripada semua
buku yang lain, kecuali untuk Kitab Suci.” –Catatan Penterjemah.

24
Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak
kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; ia menangkap
naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Setan. Kemudian ia mengikatnya
seribu tahun lamanya, lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan
menutup jurang maut itu dengan menyegel di atasnya, supaya ia jangan
lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun
itu. Kemudian ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya. Lalu
aku melihat tahta-tahta dengan orang-orang yang duduk di atasnya,
kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat
jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian
tentang Yesus dan karena firman Allah, yang tidak menyembah
binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya
pada dahi dan tangan mereka. Mereka hidup kembali dan memerintah
sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
Akan tetapi, orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir
masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama. Berbahagia
dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu.
Kematian kedua tidak berkuasa lagi atas mereka. Namun mereka akan
menjadi imam-imam Allah dan Kristus dan mereka akan memerintah
sebagai raja bersama-sama dengan Dia selama seribu tahun. Setelah
masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya,
dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru
bumi, yaitu Gog dan Magog, lalu mengumpulkan mereka untuk
berperang yang jumlah mereka sama banyaknya dengan pasir di laut.
Wahyu 20:1-8

Mengenai kepercayaan mereka terhadap Rapture, ini didasarkan pada Surat pertama
Paulus kepada Tesalonika:

dan supaya dalam hal-hal ini, orang jangan memperlakukan saudaranya


dengan tidak baik atau memperdayakannya karena Tuhan adalah
pembalas dari semuanya ini seperti yang telah kami katakan dan
tegaskan dahulu kepadamu. Allah memanggil kita bukan untuk
melakukan apa yang cemar melainkan apa yang kudus. Oleh karena itu,
siapa yang menolaknya bukanlah menolak manusia melainkan menolak
Allah yang juga telah memberikan Roh-Nya yang kudus kepada kamu.
Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu karena
kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah. Hal itu kamu
lakukan juga terhadap semua saudara di seluruh wilayah Macedonia.
Akan tetapi, kami menasihati kamu, Saudara-Saudara, supaya kamu
lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya. Dan anggaplah sebagai
suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-
persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami
pesankan kepadamu, sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang
sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada mereka.
Selanjutnya kami tidak mau, Saudara-Saudara, kalian tidak mengetahui
tentang mereka yang meninggal, supaya kalian jangan berdukacita
seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena
jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka
kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus
akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Ini kami katakan
kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal
sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka
yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu

25
penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan
sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan
lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal,
akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong
Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-
sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain
dengan perkataan-perkataan ini.
1 Tesalonika 4:6-18

Akan tetapi, tentang zaman dan masa, Saudara-Saudara, tidak perlu


dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar bahwa hari
Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka
mengatakan: “Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka
ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil
ditimpa oleh sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput.” Tetapi
kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan sehingga
hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri karena kamu semua
adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-
orang malam atau orang-orang kegelapan. Oleh sebab itu, sebaiknya
jangan kita tidur seperti orang-orang lain akan tetapi berjaga-jaga dan
sadarlah. Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka
yang mabuk, mabuk waktu malam. Sebaliknya kita, yang adalah orang-
orang siang, sebaiknya kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan
berketopongkan pengharapan keselamatan. Karena Allah tidak
menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh
keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita,…
1 Tesalonika 5:1-9

Dalam kata lain, orang yang secara keliru menganggap bahwa rohnya berasal dari
Al-Masih, yaitu dengan mengambil Yesus Kristus sebagai Tuhan selain Allah, akan
selamat semua – termasuk para pelacur dari Chicago dan Paris, serta para pecandu
narkoba dari Miami. Akan tetapi untuk orang-orang yang percaya kepada Tuhan yang
Maha Esa (monoteistik), taat, dan beriman akan binasa semuanya – walaupun mereka
berada di Kabah – karena mereka keturunan Kanaan. Mereka menafsirkan “api yang
menyala-nyala oleh belerang” menunjukkan rudal nuklir yang akan mereka luncurkan
kepada kaum Muslim.

Tujuh Presiden Amerika


Para Evangelis fundamental mempercayai Rapture. Dan tujuh Presiden Amerika sebelum
Bush (senior) juga percaya kepadanya. Sedangkan Bush sendiri mengimani kepercayaan
ini – walaupun hanya sebagai tindakan kesopansantunan.

Buku yang berjudul al-Bu’d ad-Dini (Dimensi Religius) mengutip pernyataan Presiden
Carter seperti berikut:

Tujuh Presiden Amerika sudah percaya dan mempertunjukkan bahwa


hubungan Amerika dengan Israel lebih daripada sekadar hubungan
khusus. Hubungan ini merupakan hubungan yang unik di masa lalu dan
sekarang. Dan hubungan ini kebal karena berakar dalam kesadaran,
moral, dan agama bangsa Amerika sendiri. ...berdirinya Israel dan

26
Amerika Serikat dipelopori oleh imigran…Dan kita bersama
mempunyai warisan Kitab Suci….32

Tujuh Presiden Amerika ini percaya bahwa perebutan di antara kaum Arab dan kaum
Yahudi adalah ibarat Daud dan Jalut. “Jalut” hari ini adalah kaum Arab, sedangkan
“Daud” adalah Negara Israel.

Pada lebih dari sebelas kesempatan, [alm.] Presiden Reagan mengatakan bahwa akhir
dunia sudah dekat dan ia percaya akan datangnya perang Armageddon33. Dalam
pembicaraan dengan direktur lobi Yahudi AIPAC34, Reagan mengatakan:

Omong-omong, saya membaca kembali tentang


Nabi-Nabi dahulu dalam Perjanjian Lama dan
tanda-tanda yang meramalkan Armageddon, dan
saya menemukan diri saya sedang ingin tahu
kalau kitalah generasi yang akan melihatnya
terjadi. Saya tidak tahu kalau kalian
memperhatikan ramalan-ramalan tersebut
belakangan ini, tetapi percayalah kepada saya, mereka justru
melukiskan zaman yang sedang kita alami.35

Mike Evans, seorang pemimpin Kristen fundamentalis – yang akan kita bicarakan nanti
– menceritakan bahwa pada Januari 1985, “Presiden Reagan mengundang Jim Bakker,
Jimmy Swaggart, dan Jerry Falwell,” – mereka adalah pemimpin kaum fundamentalis
dan mengenai dua orang yang terakhir itu akan kita diskusikan nanti – “saya sendiri dan
beberapa orang lain bertemu dengannya empat mata. Saya tidak akan pernah lupa apa
yang telah ia katakan kepada kami. Sang Presiden mengungkap kepercayaan bahwa
Amerika berada di ambang kebangkitan spiritual. Dan saya mempercayainya dengan
sepenuh hati. Tuhan sedang membangkitkan orang-orang seperti kalian dan saya dalam
bentuk doa perantaraan dan cinta dalam rangka persiapan untuk kembalinya ‘King of
Kings’ dan ‘Lord of Lords’,” maksudnya adalah Al-Masih.36

Kalau ini pendapat Reagan, bagaimana dengan George Bush, yang dulu Wakil Presiden
dan tangan kanannya; yang kemudian memberikan apa yang tidak diberikan oleh
Presiden-presiden Amerika lain sebelumnya – baik Reagan maupun yang lain – kepada
kaum Yahudi; dan yang di saat Krisis Teluk menunjukkan rasa sayang kepada
fundamentalis Kristen yang tidak ditunjukkan oleh seorang Presiden-pun sebelumnya.

Selain itu, Bush memelihara hubungan yang hangat dengan para pemimpin fundamentalis
Evangelis, khususnya dengan Jerry Falwell, dan berbicara tentang dirinya bahwa,

32
Yusuf Al-Hasan, al-Bu’d ad-Dini fis-Siyasah al-Amrikiyah (Dimensi Religius Kebijakan Amerika),
(Beirut, Lebanon, Markaz Darasat al-Wihdah al-‘Arabiyah, 1990), hlm. 76. Lihat Jimmy Carter, “Teks
Pidato Presiden dan Kutipan dari Jawaban Perdana Menteri,” The New York Times, (13 Maret, 1979), dari
pidato yang disampaikan oleh Carter di Knesset (Parlemen) Israel pada tanggal 12 Maret, 1979. – Catatan
Penterjemah
33
The New York Times, (24 Oktober 1984) – Catatan Penterjemah.
34
American Israel Public Affairs Committee. – Catatan Penterjemah.
35
Halsell, op. cit., hlm. 48.
36
Halsell, op. cit., hlm. 191.

27
“Karena keberadaan orang seperti Jerry Falwell, saya sungguh percaya bahwa
kemungkinan terjadinya kembali peristiwa yang buruk seperti Holocaust (pembunuhan
Nazi terhadap Yahudi pada Perang Dunia ke-II) sudah menurun kecenderungannya.”38
Kita akan membicarakan fundamentalis itu nanti.

Grace Halsell menyebut bahwa pada tanggal 25 Januari 1986, Jerry Falwell menjadi tuan
rumah untuk acara makan siang sebagai penghormatan untuk George Bush. Dalam acara
ini Falwell mengatakan bahwa Bush merupakan pilihan terbaik untuk jabatan Presiden
dalam tahun 1988.39

Apapun bisa dikatakan tentang masa lalu kriminal Bush, namun ia menggambarkan
dirinya dalam bukunya, Looking Forward (Melihat ke Depan), sebagai orang yang
religius dan ia bersama keluarganya selalu membaca Alkitab setiap hari. Ia menceritakan
cara menangani masalah upacara pemberian nama untuk putrinya pada waktu menjadi
utusan AS ke Cina.40 Foto ketika ia mengenakan yarmulke (peci) hitam dan menutupi
matanya di Wailing Wall (Tembok Ratapan) dengan cara Yahudi diketahui oleh semua
orang.41

Kalau ini sikapnya presiden-presiden Amerika terhadap fundamentalis Kristen, maka


mereka memegang sikap yang lain terhadap agama Islam dan pengikutnya.

“Fundamentalisme” Islam
Mari kita mengungkap sikap mereka mengenai “fundamentalisme” Islam dari kata-kata
[alm.] Presiden Nixon, yang di antara presiden Amerika yang masih hidup merupakan
sosok yang paling termenung dan tafakur. Dalam bukunya yang berbau keyakinan
tentang milenium dan kenaikan pemerintah dunia, 1999 Kemenangan Tanpa
Peperangan, Nixon mengatakan:

Di Timur Tengah kita lihat persaingan tradisional Arab versus Yahudi


akan berkembang menjadi konflik di antara fundamentalis Islam di satu
pihak dan negara Israel serta negara Arab yang moderat di pihak lain.42

Ia juga mengatakan:

Di dunia Islam, dari Morokko sampai Indonesia, fundamentalisme


Islam sudah mengganti komunis sebagai alat utama untuk perubahan
yang menggunakan cara kekerasan.43

38
Al-Hasan, op. cit., hlm. 172. Lihat Myra MacPherson, “Falwell: Politik Tinggi dari Mimbar Agama
Zaman Dahulu,” The Washington Post, (27 September, 1984). – Catatan Penterjemah.
39
Halsell, op. cit., hlm. 13. Seperti semua orang tahu, ini persis apa yang terjadi. Didalamnya ada bukti
tentang hubungan Bush dengan kaum fundamentalis, dan ini mendesaknya untuk menunjukkan rasa
syukurnya kepada mereka sebagai bukti hubungan George W. Bush, Presiden AS dari Texas dan anak
mantan Presiden Bush, dengan kaum fundamentalis, lihat Lampiran IV – Peny.
40
George Bush bersama Victor Gold, Looking Forward, hlm. 144. – Catatan Penterjemah.
41
Mengingat apa yang kita sudah katakan mengenai sifat relijius para Presiden Amerika.
42
Richard Nixon, 1999 Victory Without War, hlm. 267.
43
Ibid., hlm. 293.

28
Memang, Nixon mengakhiri bukunya dengan kata-kata yang hanya bisa diucapkan oleh
seseorang fundamentalis Evangelis yang paling berani dan sombong:

Di saat Amerika lemah dan miskin dua ratus tahun yang lalu, kita bisa
bertahan karena keimanan kita. Ketika kita memasuki abad ketiga dan
milenium baru, kita harus menemukan kembali serta menyegarkan
44
kembali iman kita.

44
Ibid., hlm. 318. – Catatan Penterjemah.

29
-5-
DUA ZIONISME
Bagaimana gerakan Zionis – yang menuntut tanah Palestina dan menganggapnya
sebagai tanah Yahudi – dimulai? Dan dari mana dunia ini mendapatkan idenya bahwa
Janji Allah – Subhana wa Ta’ala – yang diberikan kepada Ibrahim – sallallahu ‘alaihi
wa sallam –dimaksudkan untuk umat Yahudi dan bukan umat Muslim?

Apa yang kita dengar dan apa yang kita pelajari dalam kelas sejarah
adalah bahwa seruan kepada Zionisme ini dimulai oleh Theodor Herzl
dan kaum Yahudi. Yang benar justru sebaliknya. Empat abad sebelum
Zionisme Yahudi, umat Kristen, sebelum umat Yahudi, untuk pertama
kalinya menyerukan pengembalian para Yahudi ke Tanah yang Dijanjikan
dan pemenuhan ramalan-ramalan dari Taurat.

Kalau kita tidak dapat memahami kenyataan ini dengan baik, kita tidak akan mampu
mengerti sikap-sikap yang diambil oleh Barat pada umumnya dan Amerika pada
khususnya, terhadap konflik yang sedang kita alami. Agar kita bisa lihat ini dengan jelas,
mari kita membiasakan diri kita dengan tinjauan kilat tentang sejarahnya.

Kematian Hitam
Bagaimana perlakuan terhadap Yahudi di Eropa dulu?

Dalam Injil, umat Yahudi terkutuk. Memang dari dulu, Allah – Subhana wa Ta’Ala –
mengutuk mereka:

Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud
dan ‘Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka
durhaka dan selalu melampaui batas.
Al-Qur’an 5:78

Bahwasanya umat Yahudi merupakan umat yang “terkutuk,” “saudara siamang dan
babi,” “penyembah anak lembu,” dan “penghisap darah,” itu tidak cukup untuk dijadikan
alasan kebencian umat Kristen terhadap mereka. Walaupun mereka mempunyai semua
itu sebagai dasar kebenaran, kaum Kristen mengklaim bahwa masalahnya lebih dari itu.
Menurut pendapat Kristen, kesalahan Yahudi bukan ketidakpercayaan mereka pada Allah
dan bukan pula pembunuhan terhadap nabi-nabi Allah, akan tetapi karena mereka
“membunuh Tuhan Yesus” – Semoga Allah Rabbul ‘alamin terlepas dari apa yang
mereka menisbatkan kepadaNya Dan Allah berfirman yang benar dengan perkataan-Nya:

30
Padahal mereka (orang-orang Yahudi) tidak membunuhnya (‘Isa) dan
tidak (pula) menyalibnya.
Al-Qur’an 4:157

Dengan demikian, ada permusuhan di antara dua kelompok ini yang tak kunjung selesai.

Gereja Papal Katolik Roma, yang berkedudukan di Roma, terus mengutuk dan
menunjukkan kebenciannya terhadap kaum Yahudi dengan cara yang mengherankan dan
luar biasa. Salah satu keanehan yang berhubungan dengan kebencian ini sehingga
menjalar ke tingkat yang begitu tinggi terjadi ketika wabah berbahaya – yang disebut
oleh orang-orang Barat sebagai ‘Kematian Hitam’ – menjalar di Barat, yang melanda
banyak kota dan desa serta mengakibatkan kematian jutaan warga Eropa. Paus
mengeluarkan pengumuman, yang disebarkan di seluruh wilayah Eropa, yang
mengatakan bahwa “Kematian Hitam” disebabkan oleh kaum Yahudi. Mereka
menganggap semua kekotoran dan kejahatan di dunia berasal dari kaum Yahudi.

Banyak kampanye yang menggunakan kekerasan dipimpin oleh para Paus untuk
“membersihkan” masyarakat-masyarakat di Eropa dari kaum Yahudi. Pada abad ke-13
sampai ke-15, kampanye “pembersihan” ini berlanjut. Inggris, Jerman, Perancis dan
beberapa negara Eropa lain “dibersihkan” dari kaum Yahudi, karena orang Eropa
memandang mereka sebagai makhluk yang paling bahaya dan jahat di antara ciptaan
Allah. Dan kenyataannya mereka memang begitu.

Dari neraka Eropa itu, Yahudi mencari tempat perlindungan di Andalus, tempat dimana
mereka dilindungi oleh kaum Muslim. Setelah itu kaum Kristen menduduki “Madrid
Islami” dan mengadakan perang untuk memusnahkan total kaum Muslim yang berada di
Andalus, termasuk orang Yahudi. Setelah lari dari Andalus, orang Yahudi mencari
tempat perlindungan di propinsi-propinsi Turki Muslim, khususnya di Yunani.

Dalam masa historis yang menentukan itu, Allah mentakdirkan dua peristiwa yang
signifikan akan berlalu: yang satu mempunyai arti geografis dan satunya lagi punya
dampak religius. Hasil dari dua perkara ini adalah lahirnya kekuatan yang paling dahsyat
yang memusuhi Islam dan “Janji Yang Benar” dari Allah, serta usaha-usaha untuk
mewujudkan “Janji Yang Palsu” dan persiapan untuk datangnya Dajjal, yaitu Amerika
Serikat. Dua peristiwa ini adalah:

1. Penemuan Amerika oleh orang-orang Eropa


2. Munculnya gerakan Protestan

Orang-Orang Protestan
Protestan adalah aliran agama Kristen yang menolak dan memberontak wibawa Paus –
yang merupakan pemimpin kaum Katolik. Mereka percaya bahwa tidak ada orang yang
bisa menjadi pengantar di antara manusia dan Allah. Mereka juga mengusulkan setiap
orang seharusnya membaca dan menerapkan “Alkitab.” Mereka menolak monopoli
kependetaan atas pengajaran agama dan penafsiran ayat-ayat Kitab Suci. Dalam ide-ide

31
ini mereka dipengaruhi oleh kaum Muslim, sebab ketika Perang Salib, kaum Kristen
melihat kaum Muslim menghadapi kitab Allah langsung tanpa ada perantara di antara
mereka dan Allah – Subhana wa Ta’Ala.

Apa yang terjadi di Eropa menyusul munculnya gerakan Protestan adalah orang mulai
kembali ke dalam prinsip-prinsip Taurat. Martin Luther – pemimpin gerakan Protestan –
menerjemahkan Taurat ke Bahasa Jerman. Dan Taurat juga diterjemahkan ke bahasa
Inggris. Akibatnya, gerakan Protestan lebih banyak muncul di Jerman dan Inggris
dibandingkan dengan tempat lain.

Orang-orang Protestan ini percaya kepada Alkitab secara harfiah dan juga bahwa Taurat
sesuatu yang mutlak dan setiap huruf di dalam Taurat adalah kebenaran dari Allah.
Mereka kemudian membaca Janji ini – yang sudah kita kutip di atas – yang diberi kepada
Ibrahim dan Ya’kub. Mereka mempercayainya dan merasa perlu untuk mewujudkannya.
Mereka berpaling dari tafsiran kependetaan Paus dan Kristen mengenai soal hubungan
antara Kristen dan Yahudi.

Dengan munculnya gerakan Protestan, kaum Yahudi bergembira. Karena di dalamnya,


mereka mendapat kelonggaran dari penyiksaan Kristen; mendapat kesempatan untuk
menuntut bela dirinya dari Paus dan pengikutnya, dan kemudian mengadu domba kaum
Kristen satu sama lain. Umat Yahudi memanfaatkan semua intrik, kecerdikan dan uang
untuk menyebarkan gerakan ini.

Demikian hubungan antara Kristen dan Yahudi akhirnya membaik secara perlahan-lahan.
Orang Kristen Protestan mulai percaya bahwa tanah Palestina adalah tanah yang
dijanjikan kepada Yahudi dan tugas religius mereka mewajibkan mereka untuk
mewujudkan “Janji” itu. Melihat kenyataan ini, kaum Yahudi mulai menyebarkan
prinsip-prinsip serupa kepada para aliran Kristen.

Eropa menyaksikan percekcokan antaraliran yang tidak mempunyai contoh dalam sejarah
sebelumnya. Tanah Amerika ditemukan pada saat perang yang diperangi Kristen
terhadap Protestan sedang ganas dan hebat. Situasi ini memaksa Protestan untuk
melarikan diri ke Dunia Baru (Amerika). Mereka pun mengalir ke Dunia Baru. Sampai
sekarang, orang Protestan merupakan mayoritas penduduk Amerika. Orang-orang
Protestan meninggalkan Eropa dengan watak religius yang berakar kepada Taurat. Ketika
mereka datang ke Amerika, mereka merasa bahwa peninggalan mereka dari Eropa serupa
dengan Eksodus-nya ‘Anak-anak Israel’ dan masuknya mereka kembali ke Tanah Suci.
Mereka menamakan kota-kota dan wilayah-wilayah Amerika dengan tempat-tempat dari
Taurat. Mereka percaya bahwa tanah yang belum dibuka ini adalah tanda baik yang
diberikan kepada mereka dari Allah dalam dunia ini. Dan demikianlah negara Amerika –
seperti yang sudah kita kutip dari Carter – didirikan atas pondasi Taurat Protestan.47

47
Dalam pidatonya pada Maret 1979 kepada Knesset (Parlemen Israel), Carter berkata “Kita bersama
mempunyai warisan Kitab Suci.” Menurut terjemahan yang dikutip oleh Dr. Al-Hawali, Carter berkata,
“Kita bersama mempunyai warisan Taurat.” Walaupun terjemahan itu tidak secara harfiah, tetap tidak
mengurangi maknanya, karena hanyalah Perjanjian Lama yang dipercayai oleh orang Kristen Amerika dan
Yahudi Israel bersama. Oleh karena itu, seperti yang Carter gambarkan secara ringkas, “gagasan bahwa

32
Barangkali kamu sekarang sudah mulai sadar tentang permulaan jawaban yang sudah
kamu ajukan tadi, yaitu “Kenapa kaum Kristen berusaha untuk mewujudkan Klaim
Yahudi ini di masa sekarang dan bukan pada salah satu masa dulu, serta menjelma diri
mereka dari penindas menjadi pelayan? Dan barangkali sekarang kamu juga mengetahui
kenapa Amerika merupakan negara yang sudah siap untuk berpelukan dengan
pemerintah Dajjal yang “dijanjikan” pada tahun 2000?

William Eugene Blackstone


Sebagai akibat dari gerakan Protestan serta pencelupannya dalam Taurat adalah
munculnya Zionisme Kristen – sebelum ada gagasan Zionisme Yahudi – dan diambilnya
ide pengembalian para Yahudi ke Palestina sebagai persiapan untuk kembalinya
Al-Masih yang – seperti yang sudah kami perlihatkan– sebagian percaya akan terjadi di
permulaan abad ke-20 ini.

Pemimpin terkemuka gerakan ini di Amerika adalah William E.


Blackstone, yang sampai hari ini masih terus diperingati oleh negara
Yahudi. Lahir pada tahun 1841, Blackstone bukan seorang Yahudi
tetapi seorang Protestan. Dalam risalahnya, Yesus Akan Datang,
Blackstone mengadvokasikan Zionisme untuk sejumlah waktu
sebelum Herzl. Risalah ini – yang kemudian diterjemahkan ke dalam
40 bahasa termasuk bahasa Yahudi dan dicetak kembali beberapa kali
– terjual di atas sejuta eksemplar. Pada abad kesembilan belas, buku
tersebut merupakan buku yang paling disebarkan di Barat. Tesis
Blackstone diringkaskan dalam apa yang ia sebut sebagai “persiapan
abadi tanah Kanaan untuk kaum Yahudi.”

Menyusul risalah ini, Blackstone dan sekelompok asistennya mampu membuat sebuah
petisi yang ia tanda tangani bersama lebih dari 413 orang Amerika terkemuka – anggota-
anggota Kongres, hakim, pengacara dan para elite – yang kemudian diberikan kepada
Presiden Benjamin Harrison, dan memohonnya untuk menggunakan “fasilitas kantor dan
pengaruhnya” untuk mencapai klaim-klaim orang Israel supaya mereka kembali ke
Palestina. Petisi ini diberikan kepada Harrison pada tahun 1891.

“The Palestinian Exploration Fund”


Pada masa kepemimpinan Ratu Victoria di Inggris, orang-orang Protestan mendirikan
“Penggalangan Dana untuk Eksplorasi Palestina.” Penyokong penggalangan dana ini
adalah Uskup Besar Canterbury, uskup terdepan di Inggris. Tujuan pengumpulan dana ini
adalah untuk menemukan Tanah yang di janjikan, batasan-batasannya, dan petunjuk-
petunjuknya seperti yang digambarkan dalam Taurat.

Amerika adalah Tanah yang Dijanjikan dan orang-orang Amerika adalah Orang-Orang yang Terpilih oleh
Tuhan sudah meresap ke dalam kesadaran nasional kita.” – Catatan Penterjemah.

33
Deklarasi Balfour
Setelah itu, Balfour, penulis deklarasi terkenal, muncul. [Lebih lanjut
tentang Balfour dan Pernyataannya bisa dibaca di Lampiran II – Peny].
Penulis riwayat hidupnya, keponakannya48, menceritakan kepada kita
bahwa Balfour mempunyai keimanan yang berakar dari Taurat secara
dalam. Jika ia membacanya, ia akan mengimaninya secara harfiah.
Sebagai hasil keimanannya itu, ia membuat deklarasi ini.

Di zaman Balfour, Perdana Menteri Inggris adalah Lloyd George, seseorang yang
menyatakan dirinya Zionis dengan “pengakuannya sendiri,”49 yang menyatakan
kepercayaannya akan keperluan pengembalian para Yahudi serta pengembalian itu akan
mendahului kembalinya Al-Masih.

Juga ada banyak bukti-bukti lain yang mengungkapkan keberadaan Zionisme Kristen
yang sudah mengakar dengan baik sebelum keberadaan Zionisme Yahudi. Oleh karena
bukti-bukti ini terlalu banyak untuk dikutip, kita akan mencukupinya dengan kutipan
Chaim Weizermann yang menyatakan di antara penyebab utama yang mengakibatkan
Yahudi mendapat Pernyataan Balfour dari Inggris guna mendirikan tanah air kaum
Yahudi adalah pengaruh Taurat kepada perasaan Inggris.50

Woodrow Wilson: Si “Putra Manse”


Presiden Woodrow Wilson adalah yang memerintah Amerika
ketika Perang Dunia I – ketika bangsa-bangsa Arab berperang
bersama pihak Negara-Negara Sekutu. Mengenai dirinya, Wilson
menyatakan:

Siapa yang akan mengira bahwa aku, putra manse, mampu


mengembalikan Tanah Suci kepada bangsanya.51

Tentang Wilson, seorang penulis perempuan Yahudi menulis bahwa komitmen Presiden
Wilson dengan Zionisme sangat dalam. Ia terpengaruh dengan ideologi Zionis Kristen,
sehingga ia buta akan akibat-akibat moril, politik, dan religius program Zionis.

Di antara “keanehan yang menggelikan”, adalah kutipan seorang penulis yang


mengatakan, “Wilson, yang menjabat sebagai Presiden dari sebuah negara yang
menganggap dirinya sebagai negara yang paling terpelajar, percaya bahwa jumlah
Yahudi di dunia melebihi 100 juta padahal jumlah mereka tidak melebihi sepuluh juta.”
Lihatlah bagaimana mereka sanggup mengindoktrinasinya sehingga keyakinan seperti
ini sudah tertanam teguh dalam otaknya.

48
Blance E. C. Dugdale – Catatan Penterjemah.
49
Regina Sharif, Zionisme Non-Yahudi: Akarnya Dalam Sejarah Barat, hlm. 78.
50
Mahmud Na’na’ah, as-Sihyuniyah fis-Sitinat (Zionisme Pada Tahun Keenampuluhan), hlm. 7.
51
Regina S. Sharif, op. cit., hlm. 70.

34
Henry Cabot Lodge
Pada saat kemunculan Wilson dan yang lainnya di kemudian hari, muncul pula seseorang
– yang harus kami tunjukkan dan berada di antara pemimpin yang penting di Amerika
Serikat – yaitu Senator Henry Cabot Lodge, ketua Komite untuk Hubungan Luar Negeri
di Kongres Amerika Serikat pada masa setelah Perang Dunia I. Pada tahun 1922, sewaktu
memberi pidato di kota Boston, Cabot mengucapkan kata-kata seperti berikut:

Rupanya sangat pantas dan dapat dipuji bahwa


bangsa Yahudi di setiap bagian dunia ini
mendambakan tanah air nasional untuk warga-warga
bangsanya yang ingin kembali ke negara yang
merupakan tempat lahir bangsa mereka dan tempat
mereka tinggal dan telah berusaha selama ribuan
tahun… Saya tidak bisa menerima dengan kesabaran pikiran bahwa
Yerusalem dan Palestina berada di bawah kekuasaan pengikut-pengikut
Mohamed…52

Ini kata-kata ketua Komite Hubungan Luar Negeri Kongres AS pada tahun 1922 atau 26
tahun sebelum berdirinya negara Israel. Cabot tetap bertahan bahwa ia tidak bisa
menerima Yerusalem dan Palestina tetap berada di bawah kekuasaan kaum Muslim.

Saya menyebut semua ini supaya kita bisa mengetahui bahwa jauh sebelum Yahudi
didukung secara nyata, Kristen sudah percaya dengan adanya kebutuhan untuk
keberadaan “Israel” di Palestina.

52
Regina S. Sharif, op. cit., hlm. 108.

35
-6-
KEBANGKITAN KEMBALI EVANGELISME
Salah satu efek dari Protestanisme kontemporer adalah munculnya kebangkitan religius
yang luas di Amerika.

Benar, hal ini merupakan kebangkitan yang mereka sendiri menyebutnya sebagai
“kebangkitan” dan menggambarkannya sebagai “fundamentalis,” sehingga menjadi
suatu “fundamentalisme Evangelis.” Kita harus memperhatikan percakapan tentang
kebangkitan religius ini agar kita dapat mengetahui sejauh mana kita sebagai Muslim
tidak mendapatkan informasi yang memadai. Hal ini disebabkan, khususnya, karena
media berita kita yang tidak menyajikan informasi tentang pandangan lain yang
berkembang setiap hari di Amerika, tempat yang tak bermoral, tempat sekularisme, dan
atheisme. Kebangkitan ini atau fundamentalisme yang mengangkat “Janji yang Palsu”
ini, mempengaruhi jalannya kebijakan dan opini publik Amerika; dan menunjukkan
dukungan tanpa syarat untuk negara Yahudi. Kita harus membuat pembicaraan kita
tentangnya lebih terperinci serta membiasakan diri kita dengan kepemimpinan dan
kegiatannya.

Brosur pengantar berjudul America Today yang diedarkan oleh pusat-pusat pendidikan di
Amerika menekankan bahwa orang-orang Amerika bukanlah, seperti yang kita kira,
orang tanpa agama. Walaupun ini betul, kita harus memaklumi bahwa agama di kalangan
orang Amerika longgar dan lentur. Cukup dengan menerima doktrin dan ajaran Gereja
serta menjadi anggota Gereja dengan beragam cara. Namun sikap religius ala Amerika
ini tidak berarti tingkah laku yang serius.

Statistik menunjukan bahwa setelah Irlandia, Amerika adalah negara Kristen yang paling
religius menurut angka persentasenya. Institut Gallop, yang berspesialisasi dalam polling,
melaporkan bahwa lebih dari 94% orang Amerika percaya kepada Tuhan – tentu saja
menurut doktrinnya masing-masing – dan bahwa 71% orang Amerika percaya kepada
doktrin Alkitab mengenai kehidupan setelah mati.

Statistik lain menunjukkan bahwa pada tahun 1970, 131 juta orang Amerika menjadi
anggota Gereja. Pada tahun 1980, jumlah ini meningkat menjadi sekitar 135 juta. Akan
tetapi, dalam waktu dua tahun berikutnya, angka ini meloncat naik menjadi 139,6 juta
orang.

36
Pendanaan Gereja
Berapa banyak uang yang disumbangkan orang-orang Amerika kepada Gereja mereka?

Statistik menunjukkan bahwa pada tahun 1982 – sesuatu yang dianggap sudah lama –
orang Amerika menyumbang sekitar 60 milyar dolar. Sedangkan terbitan pemerintah AS,
seperti America Today, memperkirakan jumlahnya separuh dari jumlah tersebut, yang
masih merupakan jumlah yang banyak.

Sedangkan pada tahun 1989, Buletin Internasional Penelitian Misionaris menyatakan


bahwa jumlah sumbangan Gereja – di Amerika dan tempat lain – berjumlah sebanyak
151 milyar dolar AS. Pada tahun 1990, jumlah ini meningkat menjadi lebih dari 180
milyar dolar AS. Untuk Kristenisasi di negara Somalia saja, 196 juta dolar AS telah
diberikan.

Universitas dan Sekolah


Sekarang kita akan membahas tentang sekolah-sekolah harian religius, univesitas, dan
jaringan televisi yang berada di Amerika. Anda bisa membayangkan seberapa banyak
jumlah mereka? Apakah Anda mengira bahwa kebangkitan Kristen di Amerika sama
seperti kebangkitan Islam di sini atau di Arab Saudi yang tidak memiliki satu majalah,
koran, atau stasiun radio pun, apalagi stasiun televisi yang dipancarkan melalui satelit?

Tentu saja tidak. Gereja-gereja memiliki dan mengelola ratusan sekolah, universitas, dan
sekolah teologi di Amerika Serikat. Pada tahun 1981-1982, jumlah sekolah tinggi untuk
seminari mencapai 1.948 buah. Berapa banyak jumlah mereka pada hari ini?

Mengenai sekolah-sekolah harian Kristen, pada tahun 1954, jumlah mereka tidak lebih
dari 123 sekolah. Pada tahun 1980, jumlah ini sudah melonjak menjadi lebih dari 18.000
sekolah.53

Bukan sesuatu yang baru jika mengatakan bahwa universitas yang terkenal di Amerika
didirikan atas dasar agama Protestan, antara lain: Harvard, Yale, Georgetown, Dayton,
Denver, Boston College, dan lain-lain.54

Kesimpulannya, kita boleh mengatakan bahwa fundamentalisme Kristen di Amerika


sekarang memiliki dan mengelola lebih dari 20.000 sekolah harian, institut, dan
universitas, tempat jutaan pelajar belajar Taurat. Semua pelajar ini percaya kepada semua
doktrin yang berdasarkan Taurat, yang sudah kita bicarakan di atas.55

53
Jerry Falwell, Fenomena Fundamentalis: Kebangkitan Kembali Agama Kristen Konservatif, hlm. 21.
54
Georgetown University, University of Dayton, dan Boston College bukan lembaga Protestan, tetapi
punya affiliasi dengan Gereja Katolik Roma. – Catatan Penterjemah.
55
Dari sini pertanyaan yang berikut maju ke depan: mengapa para pelajar dari misi-misi pendidikan dari
negara-negara Muslim dua puluh sampai tiga puluh tahun yang lalu pulang jadi lebih liberal dan cenderung
ateis; sedangkan pelajar misi-misi pendidikan pulang lebih religius? Antara alasannya adalah kebangkitan
Kristen. Tanyalah kepada mereka yang dikirim ke Amerika dua puluh atau tiga puluh tahun yang lalu,

37
Para Presiden dan Pendeta
Di antara indikator yang dipakai oleh para peneliti untuk menunjukkan tingkat
keagamaan Amerika dan kembalinya orang-orang Amerika kepada konservatisme adalah
bahwa dua presiden terakhir yang terpilih sebelum Bush, yaitu Carter dan Reagan, adalah
orang yang mempunyai pandangan konservatif dalam hal agama.56

Carter, dari dahulu sampai sekarang adalah penganut taat dari gereja
Kristen. Sampai hari ini, ia adalah seorang evangelis. Ia pindah tempat
dari Afghanistan ke Etiopia dan Sudan lalu ke negara-negara lain
untuk membela evangelisme dan untuk mengajarkan agama Kristen.
Ini diketahui oleh orang-orang yang mengikuti beritanya. Ia adalah
seorang misionaris dan pembantu gerejawan.

Mengenai Reagan, yang menjadi Presiden pengganti Carter, sudah kami katakan bahwa
salah satu iklan kampanyenya menyebutkan bahwa ia percaya kepada ramalan-ramalan
Taurat dan Armageddon.

Penerbitan dan Penyiaran Evangelical


Bukti lain yang menunjukkan penyebaran kebangkitan religius di Amerika adalah
statistik yang dikumpulkan oleh penerbit buku di Amerika yang menunjukkan peristiwa
terbesar pembelian buku-buku religius. Pada tahun 1984, jumlah penjualan buku-buku
religius merupakan sepertiga penjualan kotor dari seluruh pasar buku komersial.57
Diperkirakan nilai buku ini hampir mencapai satu milyar dolar yang dibelanjakan oleh 37
juta pembeli.58

orang-orang Kristen tidak membicarakan soal agama dengan mereka, malahan mereka mengatakan
kepadanya, “Kita tidak lagi percaya kepada agama kita, kenapa kamu tidak meninggalkan kepercayaan
kepada agamamu?” Di tahun-tahun belakangan ini, pelajar yang dikirim untuk misi pendidikan ketika
masuk universitas dikelilingi oleh teman-teman kelas dan professor-profesornya yang berdiskusi soal
agama dengannya. Lepas dari berapa banyak dosa seorang Muslim, ketika berdiskusi antara agama Kristen
dan agama Islam, antara Al-Qur’an dan Injil yang sesat/menyeleweng; dia mengatahui kebenaran ada
bersama agama Islam dan Al-Qur’an. Ini akan mendorongnya untuk memelihara hubungan dan
bekerjasama dengan saudara-saudara Muslimnya!
56
Perry Deane Young menyebut artikel tajuk berjudul, “Memasuki Kerajaan Tuhan dalam Dunia Politik,”
yang dimuat dalam terbitan 19 September 1980, Christianity Today, di mana diingat bahwa tahun 1976
merupakan “tahun evangelis.” Dalam tahun itu kaum evangelis bersuka-ria dalam terpilihnya Jimmy Carter
“si lahir kembali” kepada jabatan presiden, di mana mereka mengatakan, “Sudah waktunya dunia
memperhatikan kita.” Lihat Perry Deane Young, Preman-Preman Tuhan: Renungan dari Orang Pribumi
Mengenai Pendeta-Pendeta dan Dunia Politik, hlm. 27. – Catatan Penterjemah.
57
Jeremy Rifkin dan Ted Howard, Orde yang Sedang Timbul: Tuhan di Zaman Paceklik, hlm. 112.
Sebenarnya angka ini diambil dari 1976 dan jumlahnya disebut sebagai sepertiga penjualan kotor dari
seluruh pasar buku komersial. – Catatan Penterjemah.
58
Christianity Today Institute, “Menuju Abad Depan: Tren-Tren Menghadapi Gereja,” Christianity Today,
(17 Januari 1986). – Catatan Penterjemah.

38
Ada bukti yang lebih aneh lagi, yaitu pengaruh agama kepada penyiaran di Amerika.
Stasiun radio dan televisi di sana diramaikan dengan pembicaraan tentang Taurat dan
tokoh-tokohnya.

Dikatakan bahwa foto-foto bintang acara religius audio-visual seperti Billy Graham dan
Jerry Falwell sudah mengambil alih halaman majalah-majalah terkemuka dan
mempesona banyak orang Amerika. Sehingga “bintang-bintang” ini – bintang-bintang
fundamentalisme – (di antara mereka, misalnya, adalah Jimmy Swaggert yang
menyiarkan Weekly Crusade-nya dan yang dikalahkan dalam berdebat dengan Ahmad
Deedat) sudah mulai bersaing dengan bintang film, dunia seni, dan olahraga untuk
mempesona massa yang terus-menerus mengikuti berita serta ucapan mereka.

Beberapa statistik memperkirakan bahwa pada tahun 1980, kira-kira 47% orang Amerika
mengikuti siaran religius fundamentalis.59

Dikatakan juga bahwa “didirikan satu stasiun radio religius baru setiap pekan dan satu
stasiun televisi religius baru setiap bulan.” Statistik ini diambil lebih dari sepuluh tahun
yang lalu, berapa banyak yang sudah dicapai hari ini?60

Di seluruh Amerika, ada asosiasi perdagangan terkemuka yang dikenal sebagai Asosiasi
Penyiar Religius Nasional (yaitu penyiar yang bekerja di stasiun-stasiun siaran religius di
seluruh Amerika). Didirikan pada tahun 1944 ketika hanya ada 49 stasiun radio yang
religius, pada tahun 1980 jumlah ini mencapai 800 stasiun, dan sekarang meningkat
sampai 1.000 stasiun yang memproduksi dan memimpin acara-acara religius. Pantas
disebutkan bahwa sejak tahun 1980, asosiasi ini mengadakan konvensi setiap tahun untuk
anggotanya. Di konvensi tahunan ini, diadakan acara doa untuk Israel pada waktu makan
sarapan pagi.61

Fundamentalis Kristen Barat menguasai semua jaringan radio dan televisi gereja.

Dua bintang fundamentalis Kristen Barat, Jerry Fallwell dan Pat Robertson, memperoleh
lebih banyak uang daripada kedua partai politik utama di Amerika, yaitu partai Demokrat
dan partai Republik.62

Semua fakta ini diambil dari media cetak di Amerika.

59
Pada setiap pekan, seperti disebut dalam Fenomena Fundamentalis, hlm. 19. – Catatan Penterjemah.
60
Angka-angka ini dari tahun 1978 seperti disebut dalam Fenomena Fundamentalis, hlm. 20. –Catatan
Penterjemah.
61
Paul Boyer dalam Ketika Waktu Tiada Lagi: Kepercayaan kepada Ramalan dalam Budaya Amerika
Modern (hlm. 5) menyebut keanggotaan dalam Penyiar Religius Nasional pada awal tahun ke-80 “termasuk
922 stasiun radio, 65 stasiun televisi, 535 produsor radio dan 280 produser tv dan film.” Sedangkan Grace
Halsell (hlm. 16) memberi angka hadirin di konvensi Penyiar Religius Nasional sebanyak 4.000. – Catatan
Penterjemah.
62
Jerry Falwell, op. cit., hlm. 1. – Catatan Penterjemah.

39
Gerakan fundamentalis Amerika dianggap sebagai salah satu fenomena politik utama
pada abad ke-20. Para sosiolog dan psikolog mencurahkan perhatian mereka kepada
fenomena ini.

Inilah satu hal yang perlu kita selidiki. Kita harus menghubungkan munculnya AIDS dan
herpes dengan penyebaran kebangkitan religius di Amerika. Orang-orang di Amerika
sekarang merasakan pentingnya agama dalam kehidupan mereka. Sebelumnya, ada
minoritas gereja-gereja Kristen yang menolak dan melawan perzinahan dan melindungi
putra-putri mereka darinya. Ketika penyakit jahat ini menyebar, jumlah gereja-gereja
seperti ini mulai menyebar dan bertambah jumlahnya. Demikian juga terhadap kecanduan
narkoba, kehilangan arah, dan kekosongan spiritual. Semua faktor ini mengakibatkan
berkembangnya fundamentalisme Kristen.

Fundamentalisme Evangelis ini sudah berkembang dan hingga kini seluruh anggotanya
berjumlah hampir 80 juta orang. Sebab itu, gerakan ini dianggap gerakan yang paling
penting pada abad ke-20. Seorang pengamat meramalkan bahwa gerakan tersebut akan
bertahan paling tidak untuk 500 tahun! Inilah yang mereka perkirakan.63

“Gereja Listrik”
Televisi religius di Amerika adalah sesuatu yang mengherankan, sebab acara-acara
televisi religius sedang menyebar di Amerika dengan kecepatan yang tinggi sehingga
menjadi sulit untuk menghitung jumlahnya dengan tepat. Namun, Asosiasi Penyiar
Religius Nasional mengaku memiliki 1.000 buah stasiun radio dan televisi yang
berpartisipasi dalam kegiatan mereka. Mereka juga memperkirakan jumlah pendengar
stasiun radionya beranggotakan 115 juta orang per minggu. Beberapa penelitian
menyebutkan bahwa 40% pemirsa televisi menonton sepuluh “gereja listrik” yang paling
penting di Amerika Serikat.

Tentu saja, di sini kita bisa mengamati perbedaan di antara kemudahan Islam dan beban
agama-agama lain. Untuk kita, seperti sabda Rasulullah – sallallahu ‘alaihi wa sallam –
dunia ini dijadikan sebagai sarana kesucian dan tempat shalat. Namun, orang Kristen
tidak bisa beribadah kecuali di gereja-gereja mereka. Sehingga lahirlah sebuah gagasan
yang disepakati oleh para penuntun mereka, yang berkata, “Kami akan membawa
kepadamu sebuah ‘gereja listrik’ pada hari Minggu. Kapan saja, nyalakan pesawat
televisimu dan kamu akan menemukan sebuah gereja di depanmu.” Sekarang keluarga
Amerika duduk dan menyalakan pesawat televisi dan menemukan gereja di depannya.
Mereka menyebutnya sebagai “Gereja Listrik.”

Institut Gallop memperkirakan pada tahun 1982, sebanyak 52 juta orang Amerika
menonton satu atau lebih dari satu acara televisi Gereja setiap bulan. Pada tahun 1983,
tahun di mana penyakit AIDS muncul, jumlah ini meningkat menjadi 60 juta orang
Amerika.

63
Untuk perinciannya lihat al-Bu’d ad-Dini.

40
Suatu penelitian pencarian fakta mengenai kegiatan penyiaran Evangelis yang diadakan
oleh Organisasi Penyiaran Islam di Jeddah mengatakan bahwa di Amerika saja ada 38
buah stasiun televisi, 66 saluran televisi kabel, dan 1.400 stasiun radio. Di antaranya ada
empat jasa televisi, yang masing-masing mempunyai anggaran tahunan melebihi 50 juta
dolar. Terserah kepada Anda untuk membandingkannya dengan kenyataan dunia
penyiaran Islam.

Penyiaran religius sudah memanfaatkan penggunaan teknologi satelit. Diperkirakan pada


tahun 1985, separuh stasiun tersebut mengunakan satelit. Sekarang, ada kemungkinan
bahwa semuanya menggunakan satelit. Hal itu berarti mereka menyiarkannya ke seluruh
dunia.

Mengenai bioskop, penelitian yang sama menyebutkan bahwa lebih dari 100 juta dolar
sudah disisihkan untuk memprduksi film. Film-film ini dibuat di Hollywood untuk
televisi oleh sebuah yayasan produksi yang memilih nama “Proyek Kejadian.” Yayasan
tersebut akan memproduksi 15 film yang diambil dari Kitab Kejadian dan 18 film dari
Injil Lukas. Kita boleh menganggap pernyataan Jimmy Swaggert yang berikut sebagai
contoh tentang apa yang disiarkan dalam acara-acara itu:

Saya merasa bahwa Amerika dihubungkan oleh tali pusar spiritual


dengan Israel. Hubungan ini dimulai jauh sebelum berdirinya Amerika
Serikat. Konsep Judeo-Kristen berasal dari Ibrahim dan janji Tuhan
kepada Ibrahim, yang saya percayai juga termasuk Amerika. Karena
Tuhan masih berfirman “Aku akan memberkati orang-orang yang
memberkati Israel, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk Israel.”
Dan syukur kepada Tuhan bahwa Amerika Serikat adalah penguasa
yang paling tinggi sekarang. Dan saya benar-benar percaya bahwa ini
adalah karena kita selalu mendukung Israel dan saya berdoa kepada
Tuhan supaya kita selalu mendukung Israel.64

Berkah Amerika berasal dari dukungannya kepada Israel. Berarti kekuatan Amerika
diambil dari kekuatan Israel.

64
Alan Dehmer, Persekutuan yang Tak Suci: Fundamentalisme Kristen dan Negara Israel, hlm. 7. –
Catatan Penterjemah.

41
-7-
“BINTANG-BINTANG” FUNDAMENTALIS KRISTEN
Siapakah pemimpin gerakan fundamentalis di Amerika? Apa yang sedang mereka
lakukan? Kemudian, silahkan Anda membandingkan fundamentalisme mereka, yang
didukung dan disokong dengan apa yang dihadapi oleh mereka, yang memanggil kepada
Allah di tanah Islam kita, yang dicap sebagai fundamentalis dan dimusuhi oleh semua.

Pendeta Jerry Falwell


Orang yang paling terkenal dan berpengaruh dari pemimpin
fundamentalis Evangelis adalah orang yang bernama Jerry Falwell. Ia
mendirikan sebuah organisasi yang bernama “Mayoritas yang
Bermoral.” Di antara ucapannya adalah bahwa dukungan kepada Israel
bukan untuk keuntungan Israel, melainkan untuk keuntungan Amerika
sendiri.

Pribadi ini agak aneh. Sebelumnya, ia memimpin seruan bahwa Amerika Serikat adalah
negara Kristen. Setelah ia mengumpulkan banyak pengikut-pengikutnya, ia berpaling dan
menjungkirbalikkan semboyannya menjadi “Amerika adalah Republik Judeo-Kristen.”

Falwell pernah mengatakan bahwa “berdiri untuk melawan Israel sama dengan berdiri
untuk melawan Tuhan.”65 Dalam acaranya, ia merujuk kepada apa yang ia sebut sebagai
“Janji Tuhan kepada Ibrahim 4.000 tahun yang lalu: ‘Aku akan memberkahi orang-orang
yang memberkahi kamu dan mengutuk orang-orang yang mengutuk kamu’” dengan
tambahan bahwa “dari sudut pandang teologi seharusnya Amerika, tanpa ragu-ragu,
memberi dukungan total baik finansial maupun militer kepada negara Israel.”66

Dengan berdirinya negara Israel pada tahun 1948, Falwell bukan hanya melihatnya
sebagai “kunci ramalan” Taurat, namun juga sebagai “tanda ketaqwaan dan berkah dari
Tuhan” kepada kaum terpilih-Nya.”67

Falwell juga pernah mengatakan – dan pernyataan ini sangat berarti menyangkut proses
perdamaian – bahwa tidak ada tempat untuk membicarakan Judea dan Samaria sebagai

65
Jerry Falwell, op. cit., hlm. 215. – Catatan Penterjemah.
66
Wolf Blitzer, Di Antara Washinton dan Yerusalem: Buku Catatan Seorang Wartawan, hlm. 198. –
Catatan Penterjemah.
67
John Kater, Kristen Kanan: Mayoritas yang Bermoral dalam Perspektif, hlm. 79. – Catatan Penerjemah.

42
bagian dari Israel, dan juga untuk Daratan Tinggi Golan dan Yerusalem sebagai ibu kota
Israel yang abadi dan bersatu.

Falwell juga mendirikan sebuah universitas yang ia memberi nama “Universitas Liberty.”
Ia mengatakan bahwa pada tahun 2000 ia akan punya lima puluh ribu pelajar yang belajar
di universitas ini.68 Pelajarnya yang datang dari sejumlah negara mempelajari teologi dari
perspektif Yahudi.

Falwell senantiasa menekankan bahwa “reformasi Negara Israel adalah pemenuhan


ramalan.” Itulah janji-janji dari Taurat yang sudah rusak.

Falwell tidak puas dengan batasan-batasan geografis Israel yang ada sekarang, termasuk
Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Daratan Tinggi Golan, akan tetapi ia menyerukan perluasan
tanah Israel dari Efrat hingga Nil. Pada tahun 1982, ketika Yahudi menyerbu Lebanon
dan menduduki Beirut, Falwell mengatakan pada acara televisinya Old Time Gospel
Hour seperti berikut:

Kitab Kejadian menunjukkan bahwa batasan-batasan Israel sampai dari


sungai Efrat, pada timurnya, ke arah barat sampai ke sungai Nil. Tanah
yang Dijanjikan mencakup sebagian dari Irak, Syiria, Turki, Arab
Saudi, Mesir, Sudan, dan semua Lebanon, Yordania dan Kuwait.69

Karena fundamentalisme evangelis memandang semua tanah tersebut merupakan tanah


Kanaan, maka semuanya adalah “tanah yang dijanjikan.”

Pria ini menyerang orang-orang Arab dengan mengatakan tidak ada tempat untuk orang
Arab di antara kita dan juga tidak boleh ada hubungan yang ramah di antara mereka,
karena mereka mengingkari nilai-nilai Amerika Serikat dan cara hidupnya, serta menolak
mengakui Israel. Ini sesuai dengan apa yang disebut dalam Taurat, bahwa ada tujuh
bangsa yang terkutuk, yang paling terkutuk adalah bangsa Arab.

Hal yang tersisa adalah menyebutkan bahwa Jerry Falwell adalah teman akrab Presiden
Amerika, George Bush. Seperti yang telah disebutkan, pada lebih dari satu kesempatan
Bush mengakui persahabatannya dengan Falwell.70

68
Perry Deane Young, Preman-Preman Tuhan: Renungan dari Orang Pribumi Mengenai Pendeta-Pendeta
dan Dunia Politik, hlm. 215. – Catatan Penterjemah.
69
Alan Dehmer, op. cit., hlm. 14. Grace Halsell mengatakan (hlm. 15) bahwa acara Falwell “Old Time
Gospel Hour setiap minggu masuk 5,6 juta rumah tangga (6,6 persen para pemirsa).” – Catatan
Penterjemah.
70
Untuk rincian tentang Falwell lihat kepada al-Bu’d ad-Dini (Dimensi Religius) dan Ramalan dan Politik
yang sudah banyak menulis tentang Falwell mulai dari halaman 71 dan sekali lagi di satu bab tersendiri
tentang Falwell, tempat ia menyebutkan, khususnya, beberapa contoh pemikiran dari pengikut-pengikut
fundamentalis ini yang diambil dari salah satu wawancaranya. Oleh karena kekhawatiran akan terlalu
panjang, kami tidak mengutip pembicaraan tersebut. Lihatlah sumber tersebut.

43
Pat Robertson
Tokoh yang kedua adalah Pat Robertson, yang dikenal di seluruh
Amerika sebagai bintang televisi religius. Pria ini mendirikan
stasiun televisi melalui penyiaran satelit dan dapat mencakup lebih
dari enam puluh negara di dunia.

Pria ini mengatakan bahwa ia sudah menerima lebih dari empat juta
panggilan telepon dari salurannya yang bebas pulsa. Panggilan ini
mencakup fatwa religius, pertanyaan dan garis pedoman Gereja. Ia
dan rekan-rekannya yang menjawab panggilan ini.

Pada tahun 1988, Robertson mengumumkan pencalonan dirinya dalam nominasi partai
Republik untuk jabatan Presiden Amerika Serikat dengan tujuan menentang George
Bush, yang pada waktu itu Wakil Presiden, sebagai nominasi dari partai Republik. Akan
tetapi, kemudian Robertson mencabut tawarannya.

Apakah Anda melihat pengaruh yang dinikmati pria ini yang memperbolehkannya untuk
menempuh jalan ke kursi kepresiden Amerika Serikat? Ia berada di antara para pemimpin
fundamentalis ekstrimis di Amerika. Rupanya politik hanya dilarang untuk
“fundamentalis” yang Muslim!

Ada saluran televisi yang terkenal, yaitu CBN71, yang dimiliki oleh Pat
Robertson dan grup fundamentalis evangelisnya. Stasiun ini beroperasi
terus-menerus selama 24 jam dan perhatian utamanya adalah acara-acara
tentang desakan religius. Ia juga mengelola acara 700 Club72 serta menjadi pendiri dan
rektor Universitas Regent.

Mengenai Pat Robertson, The New York Times menulis, “Pat Robertson hanya
memikirkan Hari-Hari Terakhir, Kedatangan Kedua Yesus Kristus, dan pecahnya perang
Armageddon.” Robertson mengharap kembalinya Al-Masih – ‘alaihis-salam – pada
akhir milenium kedua ini.

Robertson berlandaskan pada kepercayaan bahwa “lahirnya kembali Israel adalah tanda
satu-satunya bahwa perhitungan detik-detik terakhir untuk dunia ini sudah dimulai,” dan
juga “dengan lahirnya Israel semua ramalan akan cepat terwujud,” yaitu, semua yang
dikatakan dalam Alkitab bahwa hal itu akan terjadi akibat keutuhan kembali negara
Israel.

Pada acaranya, 700 Club, Robertson senantiasa menekankan permusuhannya kepada


kaum Arab, yang ia sebut sebagai “Musuh-musuh Tuhan.” Ia percaya tidak ada tempat
untuk memberi keadilan kepada orang-orang Palestina selama “Tuhan menghendaki
pendirian Israel dan penetapan batas-batas wilayahnya.” Menurut pendapatnya isu

71
Christian Broadcasting Network. – Catatan Penterjemah.
72
Acara 700 Club ditonton di seluruh Amerika Utara dan di 84 negara lain. – Catatan Penterjemah.

44
tersebut bukan berasal dari sudut pandang manusia, melainkan kehendak Tuhan dan
pernyataan- pernyataan yang jelas dalam Taurat.

Di antara tingkah laku aneh pria ini adalah saat Israel menduduki Lebanon Selatan, ia
mendirikan sebuah stasiun televisi yang ia namakan “Bintang Harapan.” Stasiun ini
menyiarkan acara dari daerah yang dikuasai oleh seorang separatis dari Lebanon dan
agen Israel, Mayor Haddad.73

Pada pembukaan stasiun ini, yang mempunyai jangkauan siaran meliputi Syiria, Irak,
Turki, Mesir, and bagian utara semenanjung Arab, Pat Robertson mengatakan, “Qur’an
dan ajaran Islam tidak memenuhi kebutuhan yang paling dalam di hati manusia. Ini
zaman krisis dan Islam berdiri di atas doktrin yang bercabang...,” ia mengharap
kejatuhan dan keruntuhan Islam.

Robertson melanjutkan, “Walaupun ada prasangka yang berakar sangat dalam, terdapat
keterbukaan yang baru terhadap pesan ajaran-ajaran Injil, andai saja televisi bisa
menyediakannya.”74

Dalam salah satu pernyataannya, Robertson mengatakan bahwa penaklukan Israel atas
Yerusalem pada perang Juli 1967 adalah “tanda paling hebat mengenai ramalan dalam
kehidupan kita;” bahwa “zaman Gentile (non-Yahudi) sudah berakhir”75 dan jaringannya
akan menjadi “sebagian yang hidup dari gerakan Tuhan untuk mendukung Israel.”

Pria ini, Pat Robertson, pernah menjadi bagian delegasi resmi yang mendampingi Bush
dalam kunjungannya ke Sudan pada tahun 1985 dan yang kemudian menghasilkan
persetujuan Amerika-Sudan untuk mengungsikan Yahudi Falasha ke Israel. Ini memberi
petunjuk tentang hubungan kuat antara Robertson dengan Presiden Amerika George
Bush.76 Robertson juga mengirim pesawat-pesawat dari Amerika dan Lebanon Selatan
untuk membawa Yahudi Falasha ke Israel. Dengan semua yang dilakukannya, jangan
lupa bahwa pria ini adalah seorang pemimpin fundamentalis Evangelis, bukan seorang
Yahudi.

Pada tanggal 12-11-1412 H, koran Asyarq Al-Awsath memuat sebuah artikel berjudul
“Pengajar Religius Membeli Kantor Berita Terbesar di Amerika.” Artikel tersebut
memberi rincian tentang bagaiman perusahaan Pat Robertson, United States Media
Corporation, membeli United Press International (UPI) yang terkenal itu. Artikel ini
menambahkan pula bahwa “U.S. Media Corporation adalah cabang dari Christian
Broadcasting Network (CBN) yang dimiliki Robertson, yang terdiri dari sejumlah stasiun

73
Ironis sekali bahwa media Arab menyebut kelompok milisi Kristen ini dari Lebanon sebagai “agen-
agen,” seperti tidak ada agen Yahudi di wilayah itu kecuali mereka.
74
Alan Dehmer, op. cit., hlm. 6. – Catatan Penterjemah.
75
Referensi kepada Lukas 21:24. Falwell penah membuat pernyataan yang serupa. Falwell mengatakan,
“Saya percaya bahwa zaman Gentile sudah berakhir dengan pengambilan Yerusalem oleh Yahudi pada
tahun 1967, atau akan mengakhiri dalam waktu dekat.” – Catatan Penterjemah.
76
Bush mengakui bahwa ia “membawa Pat Robertson ikut dalam perjalanan itu, dan itu sangat memberi
pelajaran, karena organisasinya terlibat.” The New York Times, 1 Maret 1985. Lihat George Bush bersama
Doug Wead, George Bush: Pria Berintegritas, hlm. 37. – Catatan Penterjemah.

45
televisi dan radio yang tersebar di seluruh wilayah Amerika Serikat, khususnya siaran di
saluran The Family Channel yang memiliki langganan sebanyak 54 juta keluarga
Amerika.77

George Otis
Tokoh terkemuka ketiga dari kalangan fundamentalis Evangelis adalah
George Otis.78 Ia mengelola suatu organisasi besar yang dikenal sebagai
“High Adventure Ministry.” Organisasi ini percaya bahwa Taurat adalah
Firman Allah secara harfiah. Maka ia percaya bahwa Israel merupakan
pendahuluan dari kedatangan kedua Al-Masih –’alaihis-salam. Ia
mendukung Yahudi sepenuhnya. Salah satu iklan yang dipasangnya
berbunyi:

Kita terbatas kepada keamanan Israel. Kita percaya bahwa


SEMUA Tanah Suci adalah kepunyaan Kaum Yahudi yang
tidak dapat dicabut...

Pengumuman tersebut menambahkan:

...dan kita percaya bahwa berdirinya negara Israel di zaman ini


adalah pemenuhan ramalan Alkitab yang tak dapat disangkal,
bentara kedatangan Al-Masih...

Mike Evans
Tokoh fundamentalis Kristen terkemuka lainnya adalah Mike Evans. Ia
juga mempunyai hubungan akrab dengan Presiden Amerika George
Bush.79 Di antara para fundamentalis Kristen, ia adalah orang yang
paling ekstrim. Dari pendapat-pendapatnya, dapat disimpulkan bahwa ia
mempercayai dukungan Amerika Serikat untuk Israel. Menurutnya,
tindakan tersebut adalah untuk Allah dan untuk mendukung firman
Allah.

77
Robertson kemudian mengambil tawarannya kembali. – Catatan Penterjemah.
78
Dari California. – Catatan Penterjemah.
79
Grace Halsell (hlm. 187) mengutip dari seorang pendeta Evangelis yang mengatakan Pendeta Mike
Evans punya persahabatan dengan Bush dan bahwa “Ia bergerak di kalangan orang partai Republik dan
membujuk orang untuk memberi suara –untuk orang kita, Reagan dan Bush... Ia percaya kepada satu
Amerika yang mendukung Israel.” Pendeta ini juga menjelaskan bahwa “Mike Evans beragama Yahudi.
Dan ia pindah agamanya ke agama Kristen untuk membantu kaumnya, tetapi ini tidak berarti ia pergi ke
Israel dengan tujuan memindahkan agama orang-orang Yahudi. Sama sekali tidak begitu. Tetapi ia ingin
menunjukkan kepada Israel dan kaum Yahudi bahwa kita cinta mereka dan kita dukung mereka... Dan
Tuhan memberitahu kepada kita bahwa Ia akan memberkahi orang-orang yang memberkahi kaum Yahudi.”
Ia kawan George Bush di partai Republik, sahabat akrab, dan pendukung untuk tawarannya masuk pemilu
sejak masa Reagan. Oleh karena ini, kita bisa mengetahui apa kenyataan “Legitimasi Internasional” dan
“New World Order” yang diserukan oleh Bush.

46
Dia mengadakan acara televisi khusus selama satu jam yang diberi nama “Israel: Kunci
Keselamatan Amerika” yang disiarkan melalui 50 stasiun televisi dan menjangkau 25
bagian wilayah Amerika. Dia juga mengatakan jika Israel melepaskan kekuasaannya atas
Tepi Barat dan mengembalikannya ke orang-orang Palestina, ini memberi kesan bahwa
Israel sudah menolak janji Allah dalam Taurat. Dan akibatnya, Israel akan menghadapi
kehancuran, begitu juga dengan Amerika seandainya dia membiarkan dan menyetujui
perlawanan Israel terhadap kitab Allah.80

Evans memohon kepada orang-orang Amerika untuk mendukung ‘kawan terbaik


Amerika...’ dengan menandatangani ‘Proklamasi Berkah untuk Israel,’ sebab “Tuhan
mengatakan dengan jelas kepada saya untuk memproduksi acara televisi ini.” Dengan
kata lain, acara yang ia produksi, yang kemudian disiarkan oleh 50 stasiun TV,
merupakan wahyu Allah kepadanya dan berita gembira untuk manusia mengenai
pengembalian kaumnya kepada tanah mereka.

Acara khusus ini ditonton oleh puluhan juta orang di Amerika Serikat, Eropa, dan
Amerika Latin.

Dikarenakan ia pernah belajar seni periklanan, Evans – seperti ahli lain di bidang
penyiaran religius – mengerti cara mengunakan media. Dia pandai menggunakan
ketrampilannya untuk memancing atau melakukan provokasi. Di antara hasutannya yang
aneh tapi cerdas, yang bertujuan untuk mendatangkan sentimen positif Amerika terhadap
Israel, adalah ide “Yer USA lem, D.C.” Telah diketahui bahwa ibukota Amerika adalah
Washington, D.C. Disebutkan demikian supaya berbeda secara jelas dengan negara
bagian yang juga bernama Washington. Pria ini memberi nama kepada apa yang
menurutnya adalah ibu kota Israel, Yerusalem, menjadi Yerusalem, D.C., (maksudnya
David’s Capital – Ibu Kota Nabi Daud). Dan dia berhasil mengisi jiwa orang Amerika
dengan ide seperti ini.

Ketika memproklamasikan Yerusalam, D.C.-nya, Evans menyapa “Presiden Amerika


Serikat dan Perdana Menteri Israel,” sebagai berikut:

Kita percaya bahwa Yerusalem dimiliki oleh Tuhan yang Maha


Kuasa...

Hal ini dimaksudkan untuk mempengaruhi serta menekan Presiden Amerika dan Perdana
Menteri Israel supaya tidak menyerah mengenai status Yerusalem sebab ia dianggap
milik Allah, maka tak ada yang punya hak untuk menyerah atas kota tersebut.

Evans melanjutkan:

... dan kita percaya bahwa Firman Tuhan tak dapat ditawar. Lagi pula,
kita percaya bahwa kitab suci secara jelas mengakui Yerusalem sebagai
ibu kota spiritual Israel dan bahwa Al-Masih Yahudi akan kembali ke
tempat itu.

80
Paul Findley, Mereka Berani Bicara: Perorangan dan Institusi Menghadapi Lobi Yahudi, hlm. 240. –
Catatan Penterjemah.

47
Lalu, siapakah “Al-Masih Yahudi” ini sebenarnya? Dia tidak lain adalah Dajjal!

Evans melanjutkan:

Maka, kita berjanji untuk berdoa bagi bangsa Israel, dan mendukung
mereka dalam perjuangan untuk kemerdekaan dan perdamaian. Kita
percaya kepada Firman Tuhan yang mengatakan, “Aku akan
memberkahi orang-orang yang memberkahi kamu dan mengutuk
orang-orang yang mengutuk kamu.” Kita percaya Amerika harus
mendukung Israel...Firman Tuhan mengakui Yerusalem dan kita harus
mengakui Firman Tuhan.

Evans lalu mengedarkan petisinya “Yer USA lem, D.C.” di Amerika. Jumlah orang
Amerika yang pada akhirnya menandatangani petisi tersebut mencapai satu juta orang.
Semua tanda tangan ini kemudian dikirim kepada Presiden Amerika dan Perdana Menteri
Israel.

Kedutaan Kristen Internasional


Ada kelompok fundamentalis Evangelis yang percaya kepada Taurat dan Injil secara
harfiah dan mengakui bagi Yahudi bahwa Janji “Palsu” mereka berasal dari Allah.
Kelompok ini dikenal sebagai “Kedutaan Kristen Internasional.” Mereka percaya bahwa
Allah-lah yang telah mendirikan “kedutaan” ini. Dengan markas besarnya di Yerusalem,
organisasi ini memiliki cabang-cabang di seluruh dunia. Pendiri sekte ini pernah
mengatakan, “Yerusalem adalah satu-satunya kota yang dipedulikan oleh Tuhan.”81

Organisasi ini percaya bahwa jika Israel tidak selamat, tidak ada tempat bagi kedatangan
Al-Masih yang kedua. Organisasi ini bukan hanya mendukung Israel, tetapi mereka juga
mendukung kebijakan perluasan wilayah dan menganggap Tepi Barat dan Jalur Gaza
sebagai hak yang diberikan Tuhan kepada kaum Yahudi.

Organisasi ini dianggap organisasi yang paling berbahaya di Amerika, bahkan di dunia.
Pada mulanya mereka memiliki tujuh tujuan. Tujuan yang ke-tujuh adalah “mengajarkan
Kristus kepada kaum Yahudi” di tanah Palestina. Yaitu, kaum Yahudi sebaiknya percaya
kepada kedatangan Al-Masih yang kedua dan menjadi orang Kristen sebagai persiapan
untuk kedatangan ini. Akan tetapi, kaum Yahudi berhasil menghilangkan tujuan ke-tujuh
itu. Dan sekarang masih tersisa enam dari tujuh tujuan asli program ini. Mari kita baca
tujuan-tujuan tersebut:

1. Memberi perhatian kepada kaum Yahudi, terutama untuk Negara Israel yang
sudah terlahir kembali.
2. Mengingat dan memberi dorongan kepada orang Kristen untuk mendoakan
Yerusalem dan tanah Israel.

81
Edward Walsh, “Kristen Kanan Memeluk Israel,” The Washington Post, (21 April, 1984). – Catatan
Penterjemah.

48
3. Mengajar dan mendidik orang Kristen di seluruh dunia mengenai apa yang sedang
terjadi di Israel.
4. Merangsang pemimpin Kristen, gereja-gereja, dan organisasi-organisasi agar
mempengaruhi negara-negara mereka atas nama Israel dan kaum Yahudi.
5. Memulai atau membantu proyek-proyek di Israel untuk kesejahteraan kaum
Yahudi.
6. Menjadi pengaruh untuk mendamaikan kaum Arab dan kaum Yahudi.

Sekali lagi, tujuan yang ke-tujuh dihapus.

Sekarang kami akan menyajikan satu contoh perbuatan organisasi ‘gurita’ ini yang
tersebar di seluruh dunia. Seperti Anda ketahui pada tahun 1898, Kongres Zionis pertama
diselenggarakan di Basel, Swiss dan dihadiri oleh Herzl. Dan organisasi ini secara
sengaja ingin mengadakan kongres mereka pada kota yang sama; bukan untuk Zionisme
Yahudi tetapi untuk Zionisme Fundamentalis Evangelis. Akhirnya, pada tahun 1985
mereka mengadakan kongres tersebut. Mukadimah pernyataan kongres tersebut adalah:

Kita, para utusan dari berbagai negara dan latar belakang gereja yang
berbeda– di aula tempat Dr. Theodore Herzl dan utusan yang tergabung
dalam Kongres Zionis pertama, 88 tahun silam, membuat pondasi
untuk lahirnya kembali Negara Israel–hadir di sini untuk berdoa dan
mendekatkan diri kepada Tuhan, untuk mengakui utang besar kita
kepada (kaum, Tanah dan Keyakinan) Israel dan untuk menunjukkan
solidaritas kita terhadapnya. Kita menyadari bahwa hari ini, setelah
penderitaan buruk yang dialami oleh kaum Yahudi, mereka masih
menghadapi kekuatan yang penuh kebencian dan bersifat merusak,
sama seperti dulu.

Sebagai orang Kristen, kita menyadari bahwa Gereja seringkali


mengabaikan sejarah panjang penderitaan dan penyiksaan kaum
Yahudi. Kita berkumpul menjadi satu di sini, di Eropa, setelah 40 tahun
berakhirnya Holocaust (pembunuhan Nazi kepada Yahudi pada PDII),
untuk menunjukkan dukungan dan memberikan suara kepada negara
yang kelahirannya disiapkan di tempat ini. Kita mengatakan “Tidak
(akan pernah terjadi) lagi” kepada kekuatan yang ingin holocaust baru
kepada bangsa Yahudi.

Dalam pernyataannya juga dikatakan:

Kita mengucapkan selamat kepada Negara Israel dan warganya atas


semua yang mereka raih dalam waktu kurang dari empat dasawarsa.
Kita mendesak kalian supaya menguatkan (kepercayaan kalian
terhadap) Tuhan dan tetap berada dalam kekuatan-Nya pada saat kalian
menghadapi banyak rintangan di masa depan. Kita juga memohon
dengan sangat dan dengan rasa sayang kepada kalian: coba pahami
dengan lebih jelas dan lebih terbuka bahwa tangan Tuhanlah, seperti
diramalkan dalam Kitab Suciku, yang mengembalikan tanah dan
mengumpulkan orang-orang terusir, bukan dari kekuatan tangan-
tanganmu sendiri. Akhirnya, kami menyerukan kepada setiap orang
Yahudi di seluruh dunia untuk mempertimbangkan untuk kembali ke
Israel. Selain itu, kami menyerukan kepada setiap orang Kristen untuk

49
secara sukarela mendorong dan mendukung teman-teman Yahudi
mereka dalam mengambil langkah selagi terinspirasi oleh Tuhan.

Jangan lupa bahwa konferensi ini diselenggarakan untuk orang-orang Kristen. Jangan
salah menafsirkan kutipan ini dan membayangkan bahwa konferensi ini dimaksudkan
untuk fundamentalisme Yahudi.

Sekarang mari kita tinjau kembali resolusi-resolusi konferensi ini dan melihat hubungan
antara resolusi ini dengan orang kristen serta urusan agama mereka.

Mari kita baca unsur terpenting dari resolusi-resolusi tersebut:

1. Tidak ada kelonggaran untuk Uni Soviet selama Yahudi Soviet tidak boleh
beremigrasi ke Israel.
2. Hubungan luar harus dibuka oleh Israel; Israel diterima secara internasional.
3. Seharusnya semua negara mengakui Israel.
4. Seharusnya semua negara mengakui kepemilikan Israel atas Judea dan Samaria.
5. Seharusnya semua negara memindahkan Duta Besarnya ke Yerusalem.
6. Seharusnya semua negara sahabat berhenti memasok senjata ke musuh Israel.
7. Semua pemerintah harus berhenti mendengarkan teroris.
8. Kami mengutuk semua bentuk Anti-Semitisme.
9. Kami mengingat kekejaman-kekejaman anti-Yahudi di masa lalu dan
memutuskan “Tidak Lagi.”
10. Kami mendukung perkampungan kembali untuk para pengungsi dari Israel dan
untuk mencari keadilan bagi pengungsi Yahudi.
11. Mari kita membantu Israel secara ekonomi dan menciptakan Penggalangan Dana
Internasional.
12. Seharusnya semua negara melarang persetujuan boikot-boikot anti-Israel.
13. Kita mempersilakan W.C.C. untuk melihat hubungan Alkitab dengan tanah dan
bangsa.
14. Kita berdoa untuk Kerajaan Tuhan yang akan datang.82

Berdasarkan dari apa yang mereka miliki, orang Kristen mengartikan “Kerajaan Tuhan”
sebagai Kerajaan Al-Masih, putra Maryam. Sedangkan kaum Yahudi – seperti yang
sudah disebutkan – mereka mengartikannya dengan kerajaan Dajjal. Oleh sebab itu, saya
harus menekankan bahwa mereka yang percaya kepada janji dari Taurat, adalah orang
yang percaya kepada Dajjal. Maka, semua orang yang percaya atau setuju dengan
rencana untuk membiarkan Israel hidup dalam batasan negara yang aman, maka dia –
baik dia menyadarinya atau tidak – bekerja untuk pendiri kerajaan Dajjal dan berusaha
untuk mewujudkan ramalan-ramalan Taurat yang diklaim oleh mereka; maka ia – baik ia
senang atau tidak, baik ia tahu atau tidak – melayani tujuan Zionis fundamentalis
Evangelis ini bersama orang-orang Yahudi yang juga mempercayainya.

82
Mengenai Kedutaan Kristen Internasional dan Kongres ini melihat al-Bu’d ad-Dini (Dimensi Religius),
hlm. 14 dan Ramalan dan Politik, hlm. 133 ff.. Penulis Grace Halsell menghadiri kongres ini dan memberi
kesaksian langsung terhadap apa yang terjadi.

50
Sikap Orang-Orang Islam
Di sinilah adanya persimpangan antara mereka yang Islami dan mereka yang – seperti
anjing menjulurkan lidahnya– lari kepada fatamorgana Madrid dan penurunan tahta yang
akan datang. Maka tidak ada kesulitan atau keragu-raguan dari pihak kami untuk
menjawab pertanyaan dengan tegas dan terus terang, “Apa sikap orang-orang Islam
terhadap konferensi perdamaian Madrid?”. Sikapya adalah penolakan secara tegas dan
menyeluruh, bukan dari sifat keras kepala dan tidak fleksibel, tetapi sebagai sikap teologi
yang wajib.

Jika para penganut Taurat dari kaum Yahudi dan fundamentalis Kristen tidak samar-
samar dalam mengumumkan penolakan total ide perdamaian yang diberi referensi
sebagai rencana Jenewa – dan kita akan mengutip pernyataan-pernyataan mereka
mengenai itu – (maka) mereka yang memiliki “Janji Benar” Allah, Firman abadi Allah
dan catatan Allah yang jujur, lebih pantas dan berhak untuk mengambil sikap demikian.

Pengutukan Bersama
Dalam dunia pers Barat dan Arab, beberapa pertanyaan mengenai rahasia di balik
gabungan kaum “fundamentalis” dalam menolak proses perdamaian sudah muncul di
sana-sini. Jawabannya –mencatat keberatan kami atas gelar “fundamentalis” yang
diberikan kepada umat Islam yang berbau persekongkolan – adalah bahwa titik temunya
adalah kepercayaan setiap orang– menurut kepercayaannya – terhadap sebuah “Janji”
yang diberikan oleh Allah. Kita percaya kepada “Janji yang Benar” yang berasal dari
Allah, dan mereka percaya kepada sebuah “Janji yang Palsu” yang mereka anggap
berasal dari Allah – Subhanahuwata’ala. Dan dua Janji ini tidak akan pernah bertemu.

Perbedaannya adalah, kita – alhamdulillah – mendasarkan Janji kita atas Firman Allah
dan kata-kata Rasul-Nya – sallallahu ‘alaihi wa sallam – serta kenyataan kejadian
sejarah.

51
-8-
JANJI YANG BENAR
Pada setiap rakaat dalam salat, kita membaca al-fatihah; yang di dalamnya kita membaca
kalam Allah – Subhanahuwata’ala;

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah
Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka
yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Q.S1:6-7

Mereka yang dimurkai adalah kaum Yahudi, sedangkan mereka yang sesat adalah kaum
Kristen.

Maka, dalam setiap putaran salat, kita membaca kata-kata yang di dalamnya mengandung
arti bahwa Janji yang diklaim oleh mereka dicabut dan dibatalkan, sedangkan jika
Ibrahim – sallallahu ‘alaihi wa sallam – diberi sebuah Janji, maka Janji ini tidak lain
adalah Janji Allah – Subhanahuwata’ala – kepada umat monoteistik ini.

Keturunan Ismail
Umat yang disebut dalam Taurat akan diberkahi berlipat kali, diperbanyak jumlahnya,
dan dimasukkan ke dalam semua bangsa dan suku bangsa Allah – Subhanahuwata’ala –
tidak lain adalah umat Muhammad – sallallahu ‘alaihi wa sallam. Ramalan-ramalan ini
merujuk kepada orang-orang Arab dari keturunan Ismail. Merekalah yang sudah
memasuki semua bangsa. Sekarang Anda dapat menemukan orang-orang Arab di mana-
mana; di antara orang-orang India, Afghanistan, Eropa, Berbers, dan Etiopia. Bangsa
Arab inilah, seperti disebut dalam Taurat, yang sudah masuk ke dalam setiap bangsa. Dan
bangsa Arab inilah yang telah Allah perbanyak jumlahnya dan diberi berkah, serta
kepada merekalah diberikan tanah ini.

Imam Ahmad dan at-Tirmidzi – yang mengumumkan keasliannya – meriwayatkan bahwa


Nabi – sallallahu ‘alaihi wa sallam – mengatakan:

Allah – ‘azza wa jalla – memilih Isma’il dari bani Ibrahim. Kemudian


Allah telah memilih suku Kinanah dari anak Isma’il. Kemudian

52
memilih suku Quraisy dari Kinanah, memilih Bani Hasyim dari
Quraisy, dan memilihku dari Bani Hashim.84

Hal yang termasuk dalam “Pilihan KeIlahian” ini adalah semua ayat Al-Qur’an dan
pernyataan Kenabian85 yang memberi kabar gembira kepada peningkatan Islam di atas
semua agama dan cara hidup yang lain dan pendiriannya di atas bumi.

Janji Allah Mengenai Orang-Orang Yahudi


Janji Allah lmengenai kaum Yahudi sangat jelas. Allahlberfirman:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa
sesungguhnya Ia akan mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi)
sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka
azab yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat
siksa-Nya, dan sesungguhnya Ia adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Q.S7:167

Inilah Janji Allah yang tidak akan pernah Ia ingkari.

Mereka yang setuju dengan apa yang sudah terjadi di Madrid dan apa yang kemudian
menyusul, berlawanan dengan ayat Al-Qur’an ini. Janji Allah l
adalah bahwa “Ia akan
mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang
akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya…” Hitler hanya
merupakan sebagian dari Janji tersebut, PLO juga hanya sebagian dari Janji itu, dan jihad
yang berlaku dalam wilayah yang diduduki (oleh kaum Yahudi) juga hanya sebagian dari
janji itu. Janji ini akan sampai kepada tujuannya dengan kehancuran kaum Yahudi;
sebagaimana Allah l berfirman:

Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika


mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian)
dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah
dan mereka diliputi kerendahan.
Q.S3:112

Kehinaan dan kemiskinan akan meliputi mereka kecuali dalam situasi luar biasa di saat
“mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia.”
Selain dalam situasi luar biasa seperti ini mereka akan diberi penangguhan. Pada saat

84
Kecuali kalimat yang pertama di atas, pernyataan dari Nabi ini ditemukan dalam buku Sahih karya
Muslim dalam pembukaan Kitab al-Fada’il (Buku Kebajikan). Namun, arti kalimat yang pertama ini
sebenarnya betul, walaupun sanadnya tidak dibenarkan sampai ke Nabi. Hal ini ditunjukkan oleh teks Al-
Qur’an yang menegaskan bahwa Isma’il mengambil bagian bersama ayahnya untuk membangun Rumah
dan tanda-tanda (seperti dibuktikan oleh para ulama) bahwa Ismail adalah obyek pengorbanan. Lihat Kitab
al-Fada’il (Buku Kebajikan) dalam al-Mustadrak. Bukti lain tentang adanya fakta bahwa Quraisy adalah
kaum terpilih dan suku Kinanah adalah keturunan Ismail dapat dilihat dengan jelas dalam teks seperti yang
diriwayatkan oleh Muslim. Hal ini kemudian membuktikan bahwa Ismail adalah yang terpilih.
85
Kami akan mengutip beberapa pernyataan ini. Shaikh al-Albani sudah menghimpun sebagian dalam
permulaan karyanya Silsillah as-Sahihah.

53
mereka menjadi mapan kembali, dan kembali kepada cara biasa mereka, Sunnatullah
juga akan berlaku kembali atas mereka.

Dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami
datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu
dan mereka masuk ke dalam Temple, sebagaimana musuh-musuhmu
memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-
habisnya apa saja yang mereka kuasai. Mudah-mudahan Tuhanmu akan
melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali
kepada (kedurhakaan), niscaya Kami kembali (mengazabmu).
Q.S. 17:7-8

“Dan sekiranya kamu kembali, niscaya Kami kembali,” yaitu di masa kapan saja mereka
kembali untuk menyebar kerusakan di atas bumi, maka azab Allah l
akan kembali pula
kepada mereka. Karenanya Nabi n menyampaikan kepada kita kabar gembira berikut:

Belum akan terjadi kiamat sebelum kamu semua (kaum Muslimin)


memerangi orang-orang Yahudi, sehingga orang-orang Yahudi
bersembunyi di balik-balik batu atau pohon. Lalu kata batu atau pohon,
“Hai, Muslim! Hai ‘Abdullah! Ini orang Yahudi bersembunyi di
belakangku. Ke sinilah, bunuh ia!”86

Demi Allah, ini akan terjadi sebab yang memberitahu kita tentang semua ini adalah
Rasulullah n .

Kembalinya Al-Masih
Kita percaya ini akan terjadi, seperti Nabi n beritahukan dalam banyak hadits
mutawattir, bahwa dengan Izin Allah l
, sang Al-Masih q akan turun ke bumi.

Ketika Al-Masih as. turun, ia akan membunuh kaum Yahudi dan kaum Kristen. Orang
yang pertama yang akan dibunuh oleh Al-Masih as. adalah “Raja Yahudi,” sang Dajjal.
Al-Masih – seperti disebut dalam hadits Nabi yang sahih – akan membunuhnya di pintu
(gerbang) Lod di tanah Palestina.87 Setelah itu, ‘Isaq tidak akan mengizinkan atau
menerima agama selain Islam kecuali kematian. Ia, seperti sabda Rasullullah n , akan
“menghancurkan palang salib, membasmikan babi, dan menghapuskan perpajakan.”
Tidak akan ada pilihan lain untuk kaum Kristen kecuali untuk menjadi Muslim atau mati
di tangan Al-Masih, ‘Isaq , dan orang-orang Muslim yang bersamanya.

Semua hadits Nabi mengenai ‘Isa q , berlawanan dengan apa yang mereka katakan
di Madrid dan apa yang mereka akan katakan kemudian.

86
Hadits Nabi – sallallahu ‘alaihi wa sallam – ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah; Imam Ahmad melaporkan yang sama dari Samurah.
87
Rinciannya terdapat di buku yang saya sudah sebut di atas, yakni Ashrat as-Sa’ah (Syarat-Syarat yang
menggembar-gemborkan Hari Kiamat).

54
Mahdi
Demikian juga semua hadits Nabi mengenai munculnya Mahdi di akhir zaman, juga
berlawanan dengan apa yang sedang mereka katakan. Ini karena umat Islam pada
mulanya akan memerangi musuh-musuh mereka di bawah kepemimpinan Mahdi.
‘Isa q kemudian akan muncul dan mengikuti pertempuran. Rasulullah n sudah
menunjukkan pada serangkaian peristiwa serupa dengan kata-katanya, “…dan pemimpin
kalian akan berasal dari kalian.”89

Ketika ‘Isa q turun, ia akan shalat di belakang Mahdi untuk menunjukkan dan
mengumumkan bahwa ia q tidak datang dengan syariah yang baru, akan tetapi ia
adalah pengikut syariah Muhammad n . Oleh karena itu ‘Isa akan salat di belakang
Mahdi dan berperang di sisi kaum Muslimin.

Tanah Kesengsaraan dan Peperangan


Demikian juga semua hadits sahih Nabi n yang banyak berisi tentang semua
kesengsaran dan peperangan yang akan terjadi sebelum datangnya Kiamat. Semua hadits
tersebut menunjukkan bahwa wilayah ini akan menjadi tempat kesengsaran yang hebat,
peperangan, dan pertumpahan darah – sedangkan mereka mengklaim bahwa New World
Order akan menjadi wilayah yang aman dan damai –.

Nabi n sudah bersabda bahwa “Kiamat tidak akan datang hingga kaum Kristen, yang
akan mendarat di al-‘Amaq, memerangi kamu.” Dalam riwayat lain, “…sehingga kaum
Kristen mendarat di Dabiq.”90

Daerah Syam adalah wilayah peperangan ini. Permukaan yang luas ini akan menjadi
tempat peperangan hebat. Maka, di sanalah, dengan Izin Allah l
, akan terjadi perang
Muslim yang akan mengawali penaklukan kota Konstantinopel dan penaklukan Roma –
kota yang sebagian berada di tanah dan sebagian lain berada di laut.

Semua hadits Nabi n yang menyebutkan kebaikan tanah Syam – yang banyak disebut
dan dikomentari oleh Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah – memberitahu kita bahwa di hari-
hari terakhir, tanah Syam akan menjadi pusat kekuatan Muslim91, tempat di mana mereka
akan berkumpul. Di sana pula kaum Muslimin akan memerangi kaum Kristen.

Hadits-hadits dari Nabi – yang terlalu banyak untuk disebut saat ini – mengingkari kata-
kata sebelumnya– yang sudah kita baca dan dengar. Kata-kata tersebut terdapat dalam

89
Dilaporkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah dan artinya bisa didapat dalam apa yang
dilaporkan oleh Muslim dari Jabir.
90
Ini merupakan bagian dari hadits yang panjang dari Nabi yang dilaporkan oleh Muslim dalam Kitab al-
Fitan (Bab Berbagai Fitnah) dari Abu Hurairah dan juga dengan riwayat yang serupa dari Ibnu Mas’ud.
Kedua hadits ini adalah inklusif dari apa yang kita simpulkan di atas. al-‘Amaq dan Dabiq adalah dua bukit
dekat Aleppo, Syiria. – Catatan Penterjemah.
91
Seperti disebut dalam hadits Nabi yang dilaporkan oleh Abu Daud bahwa “Tempat kaum Muslimin pada
hari peperangan adalah di tanah yang berhutan di samping kota yang bernama Damaskus.”

55
Taurat yang sudah rusak, pernyataan-pernyataan para pemimpin Amerika, fundamentalis
Kristen, atau apapun yang dikatakan oleh musuh-musuh Allah . l
Di konferensi Madrid, Bush mengumumkan bahwa tujuan konferensi tersebut adalah
“…bukan hanya untuk mengakhiri perang di Timur Tengah dan menggantikannya
dengan keadaan yang bebas perkelahian. …Tapi kita mencari perdamaian yang
sesungguhnya.”

Namun Allah l
membuktikan bahwa pernyataan dan seruan ini tidak benar. Kebencian
kaum Musliminin kepada mereka akan selalu ada.

“Dan jika kamu berpaling niscaya Ia akan mengganti (kamu) dengan


kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini).”
Q.S. 47:38

Belum lama tadi Anda telah mendengarkan ayat-ayat yang dibacakan oleh imam92:
Setelah pernyataan Allah : l
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-
orang Yahudi dan Nasrani menjadi Auliyah-mu (teman, pelindung,
penolong, pemimpin, dll.); sebahagian mereka adalah Auliyah bagi
sebahagian yang lain…”
(Q.S. 5:51)

Dalam ayat Al-Qur’an berikutnya, Allah lberfirman:


“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang
murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu
kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya,
yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang
bersikap keras terhadap orang yang kafir, yang berjihad di jalan Allah,
dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.”
(Q.S. 5:54)

Kalau kita meninggalkan jihad di tahap ini dan percaya bahwa permusuhan sudah
berakhir, berarti kita sudah berpaling dari apa yang Allah l
perintahkan untuk kita
lakukan. Maka, Allah akan mendatangkan kaum yang lain dengan sikap dan syarat yang
disebut ayat diatas.

Kita juga membaca pernyataan Allah l:


“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Ia sungguh-
sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Ia
telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa…”
(Q.S. 24:55)

92
Sebelum kuliah ini dimulai, dibacakan ayat-ayat dari Al-Qur’an. – Cat. Penterjemah.

56
Dari ayat tersebut, Allah l
berjanji kepada orang-orang yang beriman bahwa Ia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa atas para pemimpin yang berada di
bumi sekarang ini.

Allah l juga berfirman:


“Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur (kitab-kitab yang
diturunkan) sesudah (Kami tulis dalam) Al-Lauh Al-Mahfuz,
bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.”
(Q.S. 21:105)

Selain kabar gembira ini, yang menunjukkan kepada kita bahwa agama ini “akan sampai
ke mana malam dan siang sampai”, banyak kabar gembira lain yang membenarkan “Janji
yang Benar” ini dan menyangkal “Janji yang Palsu dan Tidak Benar.”

“Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang
hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu
lenyap.”
(Q.S. 21:18)

Dengan semua ini, saya katakan, dengarlah apa yang para pendeta-pendeta fundamentalis
Evangelis sedang bicarakan. Pat Robertson mengatakan:

"Saya hanya bisa mengingatkan bahwa kita akan mengalami


perdamaian. Saya percaya bahwa Armageddon akan datang
Armageddon akan datang. Itu akan terjadi di lembah Meggido,dan itu
sedang datang. Mereka boleh menandatangani sebanyak apapun
perjanjian perdamaian yang mereka kehendaki, namun tidak ada
gunanya. Ada hari-hari gelap yang akan datang. Saya tidak punya
rencana untuk mengalami neraka yang akan datang. Tuhan akan turun
dari surga dengan satu seruan. Tuhanku! Saya gembira akan hal itu! Ia
akan kembali!”93

Lihatlah bagaimana kita mirip fundamentalis Kristen dalam sikap kita mengenai Madrid
dan setelahnya. Kita mengatakan – seperti yang mereka katakan – perjanjian perdamaian
apapun yang kamu tanda-tangani, peperangan tetap akan datang. Lalu kita akan melihat
siapa yang memiliki “Janji yang Benar” dan siapa yang memiliki “Janji yang Palsu.”
“Katakanlah: “Masing-masing (kita) menanti, maka nantikanlah oleh
kamu sekalian! Maka kamu kelak akan mengetahui, siapa yang
menempuh jalan yang lurus dan siapa yang telah mendapat petunjuk.”
(Q.S. 20:135)

Sedangkan seorang fundamentalis Evangelis, Douglas Krieger94, memperingatkan negara


Israel agar tidak menempuh jalan perdamaian. Krieger membantah bahwa “karena
fundamentalis Evangelis, sama halnya dengan Yahudi Ortodoks, terpesona dengan tanah
yang dijanjikan kepada Ibrahim dan keturunannya, …Israel bisa memanfaatkan para
93
Halsell, op. cit., hlm. 17. Barangkali ini kata-kata Jimmy Swaggert. Tidak ada bedanya. Kutipan ini dari
Swaggert – Catatan Penterjemah.
94
Seorang pemimpin evangelis awam dari Denver, Colorado, AS. – Catatan Penterjemah.

57
mereka untuk memproyeksikan–melalui jaringan radio dan televisi yang luas–sebuah
citra tentang Israel yang mencengangkan untuk orang Amerika, agar dapat diterima dan
didukung. Dengan meyakinkan orang-orang Amerika akan konsep bahwa Tuhan
menginginkan sebuah negara Israel yang lebih militan dan dipersenjatai. Dan seandainya
Israel bertambah militan, sikap dukungan dan kegembiraan dari (Sayap) Kanan Religius
di AS untuk mendukung Israel akan semakin besar.”95

Dengan demikian, Krieger bermaksud bahwa rasa cinta dari Sayap Kanan Religius
Amerika kepada Israel sederajat dengan penolakan Israel kepada perdamaian, karena
mereka tentu menolak perdamaian juga.

James Robinson – seorang fundamentalis Evangelis yang menikmati reputasi yang begitu
dihormati oleh pemerintah Amerika hingga ia pernah diundang oleh Reagan untuk
memberi doa pembukaan di konvensi nasional Partai Republik – mengatakan bahwa,
“Tidak akan terjadi perdamaian hingga Yesus datang.”

Kaum Muslimin setuju dengan pernyataan itu, namun dari sudut pandang dan arti yang
lain.

Robinson menambahkan bahwa “pengajaran apa saja tentang perdamaian sebelum


peristiwa kembali ini adalah ketidakpercayaan,” yakni kufr dan zandaqa. Dan ia
mengatakan bahwa siapa saja yang percaya kepada perdamaian, “menentang firman
Tuhan; itu merupakan anti-Kristus.”96

Itu alasanya penulis buku Khayalan dan Politik menulis:

“Sebanyak 40 juta fundamentalis-evangelis percaya dengan kuat bahwa


Tuhan Sendiri menginginkan Israel memiliki semua atau bagian apa
saja dari tanah orang-orang Arab yang mampu mereka kuasai.”97

Dan seperti yang mereka katakan, kita orang Kristen menunda datangnya Al-Masih
dengan meniadakan bantuan kepada kaum Yahudi dalam menyita tanah lebih banyak.
Sebab itu, hingga pembukaan Konferensi kaum Yahudi berkelanjutan dengan dibukanya
pemukiman-pemukiman baru di Tepi Barat dan Daratan Tinggi Golan, mereka didukung
sepenuhnya oleh fundamentalis Evangelis Amerika yang mengatakan bahwa siapapun
yang menyalahkan pembukaan pemukiman baru adalah orang yang menunda – atau
membantu dalam menunda– datangnya Al-Masih.

“Prinsip-Prinsip yang Semarak”


Salah satu pemimpin fundamentalis menyeru kaum Yahudi “janganlah tetap setia kepada
‘prinsip-prinsip yang semarak’ dari hukum internasional karena Israel dari waktu ke
waktu harus melanggar hukum internasional dan memutuskan sendiri apa yang legal dan

95
Halsell, op. cit., hlm. 152.
96
Ibid., hlm. 16.
97
Ibid., hlm. 154.

58
bermoral berdasarkan kepada satu ukuran: apa yang baik untuk kaum Yahudi.”98

Jika resolusi-resolusi internasional menentang pembangunan perkampungan Yahudi yang


baru atau menentang apa saja yang bermanfaat untuk kaum Yahudi, maka resolusi-
resolusi itu tidak sah dan bukan merupakan hukum internasional. Lemparkan ke atas
tembok.

Sebab itu, Israel Shahak, lawan pemerintah Shamir dan anggota sebuah lembaga hak
asasi manusia, mengatakan, “Sayap Kanan Baru kaum Kristen menyokong langkah
militer atau tindakan kriminal apa saja yang dilakukan oleh Israel.”

98
Ibid., hlm. 156. Di sini Grace Halsell mengutip Irving Kristol, seorang Profesor Pemikiran Sosial di
Sekolah Pasca Sarjana Administrasi Bisnis di Universitas New York dan jurubicara untuk komunitas
cendikiawan Yahudi di kota New York. – Catatan Penterjemah.

59
-9-
TUJUAN-TUJUAN RENCANA
PERDAMAIAN DAN AKIBATNYA
Masih tersisa satu isu penting yang harus kita hadapi. Perkara ini terdiri dari dua bagian:

1. Apa hasil yang diharapkan dari apa yang disebut saat ini dengan “inisiatif
perdamaian”? Dengan demikian, apa yang ingin dicapai di kawasan ini
ketika masyarakatnya didorong untuk percaya kepada “Janji yang Palsu”
serta tidak beriman kepada “Janji yang Benar” dari Allah
2. Solusi dan saran.
? l
Saya telah memberitahu bahwa tujuan mereka banyak dan hasil yang mereka harapkan
tak akan menyenangkan. Saya berharap bahwa kita tidak akan menghabiskan banyak
waktu dengan pokok-pokok yang halus dan rincian dari kejadian ini sedangkan tujuan
jangka panjangnya akhirnya terlupakan. Apa yang saya akan sebut kepada Anda di sini
bukan merupakan semua rencana mereka, hanya beberapa indikasi yang dikumpulkan
dari penyataan-pernyataan mereka dari tulisan di masa lalu dan sekarang.

1. Mereka mengingikan penghapusan jihad Palestina – yang dikenal sebagai Intifadhah


– dalam wilayah yang sudah mereka kuasai. Setelah ada perjanjian perdamaian,
mujahidin Palestina tidak akan lagi melakukan perlawanan atas pendudukan tanah
mereka, tetapi menjadi warga yang akan melawan negerinya sendiri. Maka mereka
tidak akan sanksi untuk tindakan apa saja yang mereka lakukan. Hukum internasional
mengakui hak setiap negara untuk menumpas warganya ketika mereka melampaui
hukum. Ini merupakan satu tujuan yang penting. Sebab bahaya yang paling besar
yang ditakuti oleh Israel sekarang adalah mujahidin Intifadhah. Negara-negara Arab
bukan merupakan ancaman bagi Israel, dan mereka mengetahuinya dengan baik.
Ketakutan Israel yang sebenarnya berasal dari kesadaran Islam yang sedang
berkembang baik di dalam maupun di luar wilayah yang didudukinya.99

2. Dengan perdamaian umum ini, yaitu antara kaum Arab dan kaum Yahudi, yang
bertujuan untuk mencekik dakwah Islamiyah dan menyerang gerakan Islam di mana-

99
Setelah pengumuman persetujuan mereka dengan pemimpinan Palestina yang melakukan pengkhianatan
serta menandatangani lampiran-lampiran yang rahasia, sudah menjadi jelas bahwa komplotan ini lebih
kotor daripada yang mampu dibayangkan seseorang, bahwa orang-orang Muslim yang ikut PLO akan
menjadi alat untuk menindas Muslim lain dan akan menjadi aparat keamanan Yahudi. Lihat rinciannya
dalam terbitan majalah Al-Mujtama’a dan Al Bayan.

60
mana. Barangkali mereka bermaksud untuk menyerang gerakan Islam dengan
pukulan yang keras. “Dari Maroko ke Indonesia,” seperti yang Nixon kemukakan.100

3. Walaupun sekarang kekuatan militer Arab bukan merupakan ancaman bagi Israel,
mereka tetap ingin menghancurkan semua kekuatan militer Arab yang ada di sekitar
Israel. Irak dihancurkan dan langkah berikutnya adalah menghancurkan tentara Syria,
sebab tentara Syria memiliki sejumlah kekuatan militer, latihan, pengalaman dan
keahlian. Seandainya orang-orang yang berasas Islam mengganti rezim yang ada
sekarang di Damaskus, tentara ini kemudian akan menjadi bahaya bagi Yahudi.
Barangkali kehancuran tentara Syria akan dilakukan lewat pembubarannya, di tangan
rezim Batini Bathist, seperti yang sudah dilakukan Sadat di Mesir.

4. Mereka ingin menaklukkan kawasan ini dengan teror militer Yahudi, memaksa
hegemoni atas wilayahnya, dan mencegah berkembangnya tentara manapun di
daerahnya. Tentara di kawasan ini hanya akan digunakan untuk keperluan sipil. Dasar
kebenaran mereka adalah melihat perkembangan New World Order dan fungsinya
untuk meng-upgrade militer.

Apakah Anda ingin menggunakan tentara untuk tujuan agresif seperti Saddam? Jika
Anda mencari keamanan dan batasan-batasan negara yang diakui, pengaturan
internasional mampu memberi Anda jaminannya. Namun, tidak ada masalah kalau
ada angkatan untuk keamanan internal yang tidak dipikirkan akan digunakan untuk
melawan negara tetangga dalam keadaan apapun. Untuk mencapai tujuan ini, mereka
sudah merencanakan skenario pendudukan Kuwait dan Perang Teluk. Mereka
mendatangkannya dan mengembangkannya sehingga konsep “pengaturan
internasional” ini menjadi prinsip yang tertanam antara semua bangsa di kawasan ini.

5. Mereka ingin mengubah acara media dan kurikulum pendidikan dengan


menghilangkan segala sesuatu yang bisa menimbulkan kebencian terhadap kaum
Yahudi. Tujuan ini sangat mengerikan.

Di konferensi perdamaian di Madrid, Shamir mengumumkan tujuan demikian ketika


ia mengatakan, “Kami ingin melihat akhir dari pengajaran beracun melawan Israel di
negara-negara kalian.” Dengan berlalunya waktu, semua semboyan kebencian
terhadap kaum Yahudi akan berakhir. Memang segala sesuatu yang menimbulkan
kebencian religius pasti akan berakhir.

Ini sudah dilakukan di Mesir setelah Perjanjian Camp David, kurikulum diubah untuk
menghapuskan semua sebutan tentang peperangan Yahudi dengan Nabi – sallallahu
‘alaihi wa sallam – dan kebencian mereka terhadapnya. Hal ini menyebabkan
beberapa komentator tertentu yang berbicara tentang Al-Qur’an di televisi di Mesir,
menghindar dari pembahasan tentang ayat-ayat yang terkait dengan Yahudi, dan
melangkah ke ayat lain.

100
Sedemikian rupa setelah persetujuan baru ini, sudah diketahui dengan baik apa yang dihadapi oleh
dakwah Islamiyyah. Ini inklusif dari Mauritania ke Filipina, melewati Negara-Negara Teluk.

61
Mereka menggunakan langkah ini di seluruh kawasan. Demikian juga dengan
pengubahan kurikulum pendidikan. Walaupun, sayangnya, kita mengetahui berita-
berita tentang hal itu dari sudut pandang nasionalistik kaum Arab melawan kaum
Yahudi, bukan dari sudut pandang Islam. Padahal di Amerika, seperti kita lihat,
20.000 sekolah mengajarkannya sebagai hal religius yang berakar dari Taurat.

6. Mereka ingin melaksanakan hegemoni Yahudi di bidang finansial dan ekonomi di


seluruh kawasan ini. Ekonomi kita kalah dibanding ekonomi Barat. Dominasi
ekonomi Barat tercapai dengan riba dan bank-bank yang didasarkan riba. Bagaimana
kalau mereka menjalankannya di wilayah kita? Dalam kurun waktu beberapa tahun
saja mereka akan mendominasi perekonomian dalam setiap negara di kawasan kita.

7. Mereka ingin menaklukkan wilayah dengan ajaran Yahudi dan Kristen.

8. Mereka ingin mencuri kekayaan minyak dan lautan di wilayah ini dan
menyerahkannya kepada kaum Yahudi dan Amerika.

9. Mereka ingin merusak moral kawasan ini, sebab ini adalah modus yang digunakan
Yahudi setelah mereka masuk satu wilayah. Dengan kedok pariwisata dan penggalian
arkeologi, mereka akan berusaha merusak moral suatu wilayah. Semua negara di
kawasan ini dalam keadaan bahaya atas ancaman kerusakan moral yang berasal dari
penyebaran narkoba, prostitusi, dan pornografi. Koran-koran di sini sudah memuat
bagaimana Israel mengirim perempuan ke Mesir yang membawa wabah penyakit
AIDS. Mesir dijadikan sebagai sasaran karena ia merupakan pusat kekuatan dunia
Islam. Teknik ini sekarang akan merajalela ke semua negara di kawasan ini. Stasiun
televisi yang dimiliki oleh Yahudi yang tidak menghormati wanita merupakan salah
satu unsur dari itu.

10. Mereka ingin membuka pintu sehingga intel Yahudi dapat mencapai tempat-tempat
yang tidak pernah mereka impikan dapat terakses sebelumnya. Hal ini merupakan
salah satu tujuan penting mereka, sebab Israel membuat rencana menurut apa yang
mereka ketahui tentang satu wilayah dan kenyataannya. Maka, mereka ingin
mengetahui semua rincian kebangkitan Islam, dan keadaan tentara-tentara Arab serta
pertahanannya. Barangkali, tidak ada informasi yang berarti yang tidak diketahui oleh
Israel. Akan tetapi, hal yang penting bagi Israel adalah untuk mengetahui semua
rinciannya.

11. Inilah satu tujuan yang dikejar oleh kaum Yahudi, yaitu menggali penemuan
arkeologi Yahudi yang kuno. Ada tuduhan bahwa tanah asal eksodus kaum Yahudi
bukanlah Mesir, melainkan semenanjung Arabia bagian selatan. Ada di antara mereka
yang membawa foto-foto dari Abha dan sekelilingnya dan mengatakan bahwa nama-
nama dan tempat-tempat yang disebutkan dalam Taurat terdapat di sana. Mereka
menganjurkan bahwa karena Raja “yang membuat parit” adalah seorang Yahudi101,
mereka dapat menggali penemuan arkeologi Yahudi yang kuno.

101
Ini adalah rujukan kepada ayat Al-Qur’an (85:4) yang memberikan ikhtisar tentang terbakarnya orang-
orang Kristen dalam parit oleh seorang raja Yahudi yang Yamani. – Catatan Penterjemah.

62
-10-
SEPULUH REKOMENDASI
UNTUK MENGGAGALKAN
“KONSPIRASI MELAWAN YERUSALEM”
Memang, bahaya dan besarnya tantangan ini mewajibkan kita bertindak cepat untuk
menghadapinya dengan melakuan reformasi total umat dengan saran-saran berikut:

1. Wajib atas kita untuk menyebarkan ilmu tentang kepercayaan aqidah di seluruh umat,
dan kepercayaan yang benar di setiap tingkat, khususnya aqidah “al-wala’ wal-bara’”
(sayang dan dekat kepada sesama Muslim serta tidak sayang dan menjauhi non-
Muslim – Peny.). Kita juga harus memberikan pernyataan bahwa konflik Timur
Tengah adalah konflik yang bersifat Islami dan pada konferensi perdamaian di
Madrid, agama Islam tidak terwakili karena kita tidak mendengar di dalamnya kata-
kata “Allah mengatakan…” atau “Rasulnya mengatakan…” atau “Yerusalem yang
dimiliki oleh kaum Muslimin.” Soal Timur Tengah pada dasarnya bersifat Islami dan
tidak hanya terbatas kepada orang-orang Palestina atau Arab, tetapi menyentuh semua
Muslim sampai datangnya hari Kiamat.

2. Wajib atas kita untuk menghidupkan kembali peran masjid-masjid kita untuk
melawan serbuan media dan pendidikan yang ditujukan kepada kita. Selama ini kita
hanya memiliki masjid-masjid kita. Masjid kita – dan semua pujian hanya untuk
Allah – mempunyai pengaruh besar, maka kita harus memanfaatkan perannya
semaksimal mungkin. Kalau kita tidak memiliki satelit untuk melawan siaran dari
satelit-satelit mereka, paling tidak kita harus memanfaatkan semaksimal mungkin
efek yang kita dapat dari sarana kita satu-satunya yang kita genggam di tangan kita.

3. Wajib atas kita untuk menyatukan barisan Ahlus-Sunnah wal-Jamaa’ah di seluruh


dunia. Ini – dengan izin Allah – merupakan langkah pertama menuju persatuan
barisan seluruh umat atas cara Salafus-shalih. Juga wajib atas kita untuk bergabung
dalam dakwah yang spesifik dan membuat rencana yang praktis untuk menyebarkan
aqidah, sambil menghindar dari munculnya perbedaan dalam hal-hal seputar ijtihad.
Lebih baik perbedaan dalam hal-hal ijtihad diselesaikan dengan cara yang
mencerminkan rasa kasih sayang dan persaudaraan satu sama lain. Hal ini bisa
tercapai dengan menyegarkan kembali cara menangani perbedaan yang ada di antara
para Salaf.

63
4. Wajib atas kita untuk mendirikan lembaga-lembaga finansial Islam untuk melawan
lembaga-lembaga finansial yang berdasarkan riba yang ingin menyerbu wilayah ini.

5. Wajib atas kita untuk menyadari perubahan-perubahan kecil yang sedang dimasukkan
ke dalam kurikulum pendidikan kita. Kita diwajibkan untuk meningkatkan kesadaran
para pelajar kita tentang ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi – sallallahu ‘alaihi wa
sallam – mengenai rencana-rencana kaum Yahudi yang ditujukan kepada kita.
Kemudian, kita harus mengaitkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi tertentu
dengan keadaan yang sedang kita alami saat ini.

6. Wajib atas kita untuk menyebarkan harapan kepada seluruh umat dalam rangka “Janji
Yang Benar” dari Allah – Subhanahu wa Ta’Ala – yang kelak akan terjadi. Supaya
umat ini tidak putus asa, kita juga harus mengaitkan “Janji yang Benar” ini dengan
bukti-bukti dalam syariah dan kejadian yang aktual. Sepanjang sejarah, umat Muslim
adalah umat yang tidak pernah kenal putus asa. Kita yakin bahwa Allah adalah Yang
Memenangkan kita.

7. Wajib atas kita untuk bekerja dalam menyebarkan Islam di Barat, khususnya ke
Amerika. Juga wajib atas kita untuk memantau rencana dan gerakan yang berkomplot
di Barat yang berlawanan dengan kita. Nasihat kita kepada saudara-saudara kita yang
tinggal di Barat adalah agar mereka mengamati komplotan tersebut. Setelah
berpegang teguh kepada agamanya, mereka diwajibkan untuk menyeru kepada orang-
orang Barat tentang Islam. Kekosongan spiritual Barat dan gerakan-gerakan Islam di
sana memberi kita banyak kesempatan untuk menyebar risalah Islam, terutama di
Amerika. Jika Barat mendapat petunjuk mengenai Islam dan kemudian bisa
menembus saluran media dan panggung politiknya, maka orang Islam di sana juga
dapat melakukan banyak hal lainnya.

8. Wajib atas kita untuk berdiri sepenuhnya dengan segala kekuatan kita bersama orang-
orang Palestina di seluruh wilayah yang diduduki. Kita harus membantu mereka
dengan dakwah, buku-buku, uang, dan segala sesuatu yang mereka butuhkan untuk
jihad mereka. Kita harus mendorong mereka untuk tetap tinggal di tanah yang telah
diduduki dan meningkatkan jumlah mereka. Sebenarnya, justru ini adalah kekurangan
Israel, dalam jumlah penduduk, kekuatan politik dan materi. Sehingga Amerika,
Inggris, dan lainnya – Yahudi dan Kristen yang berada di antaranya – perlu
menyumbang milyaran dolar kepada Israel. Pada waktu yang sama, Muslim yang
berada di tanah yang diduduki berjumlah puluhan juta, dan tidak ada halangan atau
rintangan bagi Muslim di negara-negara Arab untuk memasuki wilayah mereka.
Namun, mengapa mereka tidak membantu saudara-saudara Muslim mereka di
Palestina melalui kerjasama kita dengan mereka?

9. Wajib atas kita untuk menuntut penarikan semua kekayaan dan setoran kita dari bank-
bank musuh kita, dan menggunakanya untuk keperluan umat di seluruh dunia Islam.
Musuh-musuh kita bisa hidup dari milyaran yang kita setorkan ke bank-bank mereka;
sedangkan karena kelaparan, kemiskinan, dan pengungsian, jutaan orang Muslim
mati. Juga wajib atas kita untuk melestarikan kekayaan umat ini dan simpanan yang

64
dimaksud untuk generasi-generasi yang akan datang supaya tidak ditelan dengan
cepat oleh Yahudi dan Kristen di balik samaran “Perdamaian.” Dan dalam waktu
dekat kita akan menemukan negara-negara kita dalam keadaan kering.

10. Wajib atas kita untuk melakukan perlawanan terhadap kemewahan, pemborosan, dan
kekosongan waktu yang sedang diambil umat kita sebagai gaya hidupnya. Maka kita
harus mengumpulkan semua tenaga umat untuk menghadapi musuh yang seperti
gurita ini. Simpanlah gaji-gajimu, hemat perbelanjaanmu, dan jangan buang waktu,
sebab kita berdiri di depan musuh yang begitu besar dan biadab. Inti pertempuran
yang berada di depan kita bukanlah tentang menang atau kalah, tetapi tentang
kehidupan atau pemusnahan.

“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia


tiada mengetahuinya.”
(Q.S. 12:21)

65
Lampiran I – Thomas Edward Lawrence
(Lahir di Tremadoc, Wales 1888 – Meninggal di Clouds Hill, Inggris 1935)
Arkeolog, petualang, serdadu, dan penulis Inggris.
Disapa “Lawrence of Arabia”, setelah bekerjasama dengan angkatan Arab
pada Perang Dunia pertama. Ia sangat terpengaruh oleh pengusiran Ottoman
Turki dari semenanjung Arabia dan Levant.

Ketenaran Lawrence tidak sesuai dengan kepentingan perannya yang


sebenarnya dan dipicu oleh sebuah film klasik yang romantis berjudul
Lawrence of Arabia pada tahun 1962.

BIOGRAFI
1888 15 Agustus: Lahir di Tremadoc, Wales, dan dibaptis dengan nama Thomas Edward
Chapman. Setelah ayahnya meninggalkan keluarganya, namanya berubah menjadi Lawrence.
1910: Lulus dari Universitas Oxford setelah mempelajari arkeologi, arsitektur, dan sejarah.
— Mengikuti ekspedisi arkeologi Inggris ke Karkamis di Turki. Ia kemudian berjalan ke Sinai dan
belajar bahasa Arab.

1914: Pada saat pecah Perang Dunia pertama, Lawrence mengikuti Jasa Intel Militer Inggris di
Kairo.
1915: Menerbitkan buku berjudul The Wilderness of Zin, yang berisi tentang pengalamannya di
Timur Tengah.
1916 Lawrence mulai bekerja dengan Biro Intel Arab yang bertujuan untuk memberi bentuk
kepada bantuan Inggris untuk pemberontakan Arab terhadap keunggulan Ottoman Turki.
Oktober: Lawrence mulai beroperasi di daerah Hijaz, yang dimaksudkan untuk membantu
Husayn Ibn Ali dari Makkah dan berkerjasama dengan anaknya, Faysal. Mereka memulai
tindakan gerilya terhadap pasukan Turki di semenanjung Arab dengan Lawrence berperan
sebagai penasihat.
1917: Lawrence berperan sebagai koordinator untuk tindakan Inggris/Arab terhadap Ottoman
Turki.
Desember: Lawrence ditangkap oleh Ottoman Turki, tetapi sempat melarikan diri.
1918 Oktober: Lawrence dan Faysal menaklukkan Damaskus dan Lawrence pulang ke Inggris.
1919 Januari: Lawrence memimpin pembicaraan antara Faysal dan pemimpin Zionis, Chaim
Weizmann. Kedua pihak setuju untuk mengganti izin untuk imigrasi Yahudi ke Palestina dengan
pendirian negara Arab yang besar. Maret: Lawrence berpartisipasi di Konferensi Perdamaian
Paris. Ia mempromosikan kepentingan Arab, yakni pendirian kerajaan Arab besar yang bersatu.
1921: Lawrence manjadi penasihat Arab untuk Kolonel Sekretaris Winston Churchill.
1922: Mengubah namanya menjadi J.H. Ross agar bisa menghindar dari perhatian orang
banyak. Sejak saat itu, ia berjasa bagaikan orang yang mendaftarkan diri di Angkatan Udara
Inggris.
1923: Mengubah namanya menjadi T.E. Shaw.
1926: Menerbitkan buku The Seven Pillars of Wisdom secara pribadi. Buku ini diterbitkan secara
resmi pada tahun 1935.
1935 19 Mei: Meninggal dunia dalam kecelakaan sepeda motor.

Oleh: Tore Kjeilen

66
Lampiran II – Pernyataan Balfour
Sekretaris Luar Negeri Inggris, Arthur James Balfour, menulis kepada pemimpin Yahudi,
Rothschild, untuk memberi kepastian bahwa pemerintahnya mendukung gagasan untuk
menyediakan tanah air kepada kaum Yahudi. Pernyataan Balfour, yang dikeluarkan oleh
pemerintah Inggris pada tahun 1917, seringkali dilihat sebagai permulaan proses yang berakhir
dengan pendirian Negara Israel.

Dipercaya bahwa pengeluaran pernyataan ini didorong oleh kepentingan Inggris dan simpati
untuk perjuangan Zionis. Pada permulaan Perang Dunia Pertama, Inggris memerlukan dukungan
dari Yahudi Sedunia, yang hingga saat itu tetap netral, dan mewakili sebagian besar penduduk
Jerman dan Austria-Hungaria. Pernyataan ini ditulis dengan bantuan Presiden AS, Woodrow
Wilson, pendukung berat Zionisme. Demikian Inggris mengharapkan dukungan lebih banyak dari
kaum Yahudi untuk Negara-Negara Sekutu dalam Perang Dunia yang Pertama.

Kedua, Inggris melihat perlunya melindungi jalur laut ke India, yang melalui Terusan Suez, yang
merupakan andalan besar untuk ekonomi Inggris. Sesuai dengan semangat zaman yang
menekankan "negara-negara kecil harus menentukan nasibnya sendiri," mendukung Zionisme
merupakan cara yang paling gampang untuk memastikan pengaruh abadi Inggris di daerah timur
dari Terusan, terutama karena daerah Levant masih di bawah kekuasaan Ottoman Turki hingga
tahun 1917. Surat ini ditujukan kepada Tuan Rothschild, seorang Zionis Inggris terkemuka.

“Pernyataan Balfour,” yang dikeluarkan oleh pemerintah Inggris, menjadi basis untuk dukungan
internasional mengenai pendirian negara Israel. Suratnya dimuat sepekan kemudian dalam
Times of London seperti berikut:

Kantor Urusan Luar Negeri


2 Nopember, 1917

Yth Tuan Rothschild:

Saya senang sekali menyampaikan atas nama Pemerintah Seri


Baginda, pernyataan simpati dengan cita-cita Zionis Yahudi yang
sudah diajukan kepada, dan disetujui oleh, Kabinet, seperti berikut:

Pemerintah Seri Baginda melihat dengan kebaikan hati pendirian di


Palestina sebuah tanah air untuk kaum Yahudi, dan akan
melakukan usaha sebaik mungkin guna memperlancar tercapainya
tujuan ini, walapun sangat jelas bahwa kami tidak akan mengambil
tindakan yang berprasangka terhadap hak sipil dan agama
komunitas-komunitas non-Yahudi yang sudah berada di Palestina,
atau hak dan status politik yang dinikmati oleh Yahudi di negara
lain di mana pun.

Saya akan berterima kasih kalau pernyataan ini disampaikan


hingga diketahui oleh Federasi Zionis.

Hormat kami,
Arthur James Balfour

67
Pada tahun 1920, Pernyataan Balfour tercantum dalam Persetujuan San Remo Tahun 1920. Dari
tanggal 24 Juli 1922, pernyataan ini tercantum pada mandat yang digunakan oleh Inggris untuk
pengelolaan sementara Palestina. Akan tetapi, dengan pembuatan White Paper Tahun 1939,
sikap ramah kepada Zionis dalam Pernyataan Balfour ditunda.

Untuk orang-orang Arab, Pernyataan Balfour dilihat sebagai tindakan yang tidak jujur, sebab
kerjasama yang sudah lama berlangsung antara orang Arab dan orang Inggris, pada Perang
Dunia Pertama di daerah Hijaz terhadap keunggalan Ottoman Turki, menjanjikan sebuah
bantuan untuk mendirikan suatu negara Arab yang bersatu, yang meliputi dari Laut Merah
sampai Teluk Persia.

Oleh: Tore Kjeilen

68

You might also like