You are on page 1of 9

A.

Interaksi Belajar Mengajar


1. Perilaku siswa saat mengikuti pelajaran
a. Siswa terlihat begitu besemangat dalam mengikuti pelajaran. Dalam merespon
masalah yang diberikan oleh guru, siswa berdiskusi terlebih dahulu atau ada pula
siswa yang langsung menanggapi masalah tersebut.
b. Siswa cukup berani dalam bertanya ataupun menjawab pertanyaan. Meskipun
kadang jawaban mereka masih salah namun keberanian mereka merupakan hal
yang sangat positif.
c. Interaksi anak cukup baik dengan diadakannya diskusi kelas. Begitu pula dengan
interaksi anak dan guru dalam tanya jawab atau pembahasan masalah.
d. Siswa mengerjakan tugas dengan cukup baik dan ada pula siswa yang bertanya
mengenai tugas yang dirasa sulit.
2. Selama proses belajar mengajar tidak ada anak yang berperilaku khusus yang dapat
mengganggu kegiatan pembelajaran. Yang ada hanya beberapa anak yang kurang
berkonsentrasi saat mengikuti pelajaran yang kemudian mendapat teguran langsung
dari guru.
3. Dalam kegiatan belajar setiap siswa mempunyai fasilitas belajar seperti buku ajar,
buku catatan dan fasilitas lain yang menunjang pelajaran. Apabila ada siswa yang
tidak membawa kelengkapan belajar maka guru memberikan permakluman dan
menyuruh siswa untuk meinjam/berbagi buku dengan teman sebangkunya.
4. Kepribadian guru penyaji sangat mempengaruhi perilaku anak. Misalnya saja anak
kurang aktif apabila guru yang mengajar adalah guru yang kurang disenangi siswa.
Mata pelajaran yang kurang disenangi siswa akan membuat siswa malas/pasif dalam
mengikuti pelajaran. Materi yang diajarkan pada pagi hari (jam ke I-VI) membuat
aktivitas anak cukup baik. Namun setelah jam ke VI, beberapa anak terlihat kurang
bersemangat, lelah dan kurang berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran namun guru
tetap berupaya agar siswa tetap bersemangat. Dalam mengatasi masalah jam
pelajaran, sekolah menempatkan pelajaran yang membutuhkan konsenyrasi ekstra
pada jam pertama.

C. Pengelolaan Kelas
Dalam suatu kelas siswa duduk berpasangan. Pada umumnya siswi mengambil
tempat duduk paling depan sedangkan siswa lebih meilih duduk di belakang. Posisi
tempat duduk dalam satu kelas adalah 8 ke samping dan 5 ke belakang. Pengaturan posisi
anak duduk di dalam kelas ditentukan oleh siswa sendiri.
Perilaku siswa berbeda-beda apabila dikelola secara klasikal, kelompok atau
individual. Perbedaan perilaku siswa dikelola secara kelompok, klasikal ataupun individu
terletak pada cara penyajian dan keseriusan dalam menerima pelajaran. Pengelolaan
siswa secara klasikal adalah pengelolaan yang dinilai lebih efisien. Namun untuk tujuan
evaluasi, pengelolaan ini dinilai kurang baik karena adanya kecendrungan siswa agar
menjadi malas mengerjakan tugas secara individu. Pengelolaan siswa secara kelompok
dinilai lebih baik jika diterapkan pada saat kegiatan praktikum karena akan diajarkan
belajar agar bekerja sama dan saling melengkapi satu sama lain. Apabila siswa dikelola
secara individual, mereka akan berperilaku lebih tertib dan berusaha memberikan respon
terhadap guru. Pengelolaan seperti ini cocok diterapkan dalam pengadaan evaluasi namun
dampak negatifnya adalah menimbulkan rasa tegang saat mengikuti pelajaran.
Apabila 15 menit guru belum hadir di kelas maka ketu kelas akan melapor kepada
guru piket untuk menanyakan tugas. Apabila guru berhalangan hadir maka siswa akan
mengerjakan tugas yang diberikan dan diawasi oleh guru piket. Siswa dengan tertib
mengerjakan tugas yang diberikan guru walaupun ada beberapa siswa yang bercanda
dengan kawannya.
Bila ada siswa yang terlambat maka guru akan menanyakan alasan keterlambatan
kepada siswa yang bersangkutan. Apabila alasan tersebut diterima maka guru akan
memperbolehkan siswa tersebut untuk mengikuti pelajaran dengan sebelumnya
memberikan peringatan kepada siswa yang terlambat.
Pada saat siswa mengerjakan tugas tanpa pengawasan guru, beberapa anak akan
mengerjakan dengan tenang di kelas. Adapula anak yang mengerjakan tugas di
perpustakaan dan adapula yang mengobrol sambil mengerjakan tugas. Apabila ada siswa
yang telah selesai mengerjakan tugas yang diberikan maka mereka akan pergi ke kantin
untuk jajan atau sekedar mengobrol.

D. Kegiatan di Luar Kelas


1. Perilaku Siswa di Luar Kelas
Perilaku siswa di luar jam pelajaran menunjukkan hal-hal yang masih wajar.
Jarang ditemukan siswa yang berperilaku sambil menimbulkan masalah yang sangat
serius. Pada saat kegiatan belajar usai, siswa biasanya duduk di lorong sambil mengobrol,
jajan ke kantin, pergi ke perpustakaan untuk sekedar menonton TV, membaca atau
bermain catur.

2. Aktivitas Petugas BK
Apabila ada anak yang memiliki masalah maka petugas BK akan turun tangan
memecahkan masalah yang dihadapi anak. Dalam penanganannya BK memiliki ruangan
khusus (ruang konsultasi) yang nantinya masalah itu dibicarakan dan dicarikan jalan
keluarnya. BK akan menjaga kerahasiaan masalah siswa tersebut.
Guru BK memberikan motivasi pada anak apabila terdapat masalah dalam belajar.
Guru BK memberikan solusi dan pengarahan dalam memilih jurusan atau universitas
sesuai dengan minat dan kemampuan siswa. Selain itu guru BK juga mengundang alumni
untuk memberikan ceramah mengenai karier yang telah dicapai sehingga siswa memiliki
motivasi untuk mencapai karier yang mereka inginkan.
Hubungan antara sekolah dan orang tua siswa dijaga dengan mengadakan
pertemuan dengan orang tua siswa setiap pengambilan raport, sosialisasi kebijakan baru
atau bila siswa memiliki masalah maka guru BK akan mengundang orang tua siswa
dalam pemecahan masalah tersebut.

3.1.3 Pengenalan Pembelajaran


Informasi Umum
Dalam pengenalan proses belajar mengajar penulis melakukan observasi pada 3
orang guru. Adapun identitas guru sebagai narasumber selama penulis melakukan
kegiatan orientasi adalah sebagai berikut :
1. Nama : Dra. Ni Nyoman Ayu Rustikawati
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Topik/Pokok Bahasan : Menyimak Siaran Radio/TV dan Mengungkapkan
Kembali
Kelas :X
Waktu : 2 x 45 menit

2. Nama : I Wayan Suana, S.Pd


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Topik/Pokok Bahasan : Penalaran Silogisme, Induktif, dan Sebab-Akibat
Kelas : XII
Waktu : 2 x 45 menit

3. Nama : Rimiyani, S.Pd. M.Pd


Mata Pelajaran : Biologi
Topik/Pokok Bahasan : Pertumbuhan dan Perkembangan
Kelas : XII
Waktu : 2 x 45 menit

Perencanaan Pembelajaran
Dalam menyusun perencanaan pembelajaran, guru menganalisis mata pelajaran
sesuai dengan pedoman MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) SMA se-kota
Denpasar.
a. menganalisis materi pelajaran atau mengembangkan materi, narasumber
membuat analisis yang mengacu pada sumber yang diajukan pemerintah
ditambah dengan sumber-sumber lain yang relevan. Pembuatan analisis
tersebut yaitu dengan :

• Menentukan konsep
• Menentukan tujuan pembelajaran
• Menyusun metode penyajian
• Menyusun alokasi waktu
• Menentukan sub-sub konsep
b. Program tahunan, semester dan harian disusun berdasarkan kalender
pendidikan. Program tahunan terdiri atas program semesteran dibuat dengan
cara:
• Menentukan alokasi waktu tiap bahasan per semester
• Menjabarkan alokasi waktu ke pokok bahasan program harian
c. Contoh silabus terlampir

Dalam memilih metoda yang akan digunakan untuk menyampaikan materi ajar,
guru menyesuaikan dengan kurikulum yang ada. Untuk sekarang di SMA Negeri 3
Denpasar menerapkan 2 kurikulum yaitu KTSP untuk siswa kelas X dan KBK untuk
siswa kelas XI dan XII. Guru merumuskan kegiatan belajar mengajar dengan alokasi
waktu tertentu dan membuat alat evaluasi dalam bentuk tagihan dan instrument lain. Jenis
tagihan yang digunakan dalam mengevaluasi berupa ulangan harian, tugas individu, tugas
kelompok. Sedangkan bentuk instrumentnya dapat berupa pilihan ganda, uraian objektif
atau uraian singkat.

Pelaksanaan Pembelajaran
A. Membuka Pelajaran
Pada pertemuan pertama, guru membuka pelajaran dengan menjelaskan cara
belajar, penilaian dan buku ajar yang akan digunakan serta materi yang akan dipelajari
selama satu semester. Untuk membuka pelajaran pada pertemuan selanjutnya, strategi
yang digunakan adalah dengan memberikan pertanyaan kepada siswa atau memberikan
sebuah tes kecil. Hal ini dilakukan bertujuan untuk memotivasi siswa untuk belajar dan
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Adapula guru yang mengingatkan/mengulas kembali materi pelajaran yang telah didapat
sebelumnya yang masih ada kaitannya dengan materi yang akan diberikan dalam
pertemuan tersebut. Guru mengalokasikan waktu ± 15 menit dalam membuka pelajaran.
Alat bantu yang digunakan guru dalam pembelajaran seperti buku ajar, buku
penunjang, spidol, papan tulis dan alat-alat yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
Menurut penulis, cara guru membuka pelajaran sudah relevan dengan pelajaran inti
karena ketika guru memperkenalkan materi yang akan dipelajari, guru telah
menyinggung garis-garis besar tiap pokok bahasan sehingga siswa memiliki panduan
berpikir ketika mereka menuju pelajaran inti.
B. Kegiatan Inti
a. Pelaksanaan pengajaran sesuai dengan program perencanaan yang telah dibuat.
Namun sekali waktu, penerapannya tidaklah sama persis dengan program yang
telah dibuat. Hal ini disebabkan oleh situasi dan kondisi yang tidak
memungkinkan.
b. Penyampaian materi dilakukan secara bertahap dan terarah pada setiap pertemuan
dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa sehingga siswa tidak
mengalami kesulitan dalam memahami materi. Disamping itu materi ajar juga
dikaitkan dengan contoh kehidupan sehari-hari. Dalam pengembangan materi
guru tidak hanya berpatokan pada buku ajar saja melainkan mengaitkan materi
dengan peristiwa aktual yang terjadi di masyarakat. Siswa juga dituntut aktif
untujk mencari tambahan di luar kelas.
c. Pengelolaan kelas disesuaikan dengan tingkat kesulitan materi. Untuk materi yang
cukup ringan, guru menerapkan teknik diskusi dan tanya jawab. Sedangkan untuk
materi yang cukup sulit dilakukan secara klasikal dimana guru secara langsung
menjelaskan materi tersebut.
d. Guru melakukan beberapa cara untuk mengaktifkan siswa seperti memberikan
pertanyaan kepada siswa, diskusi maupun pengerjaan soal-soal. Untuk siswa yang
berusaha menjawab, guru memberikan rewarding (pujian). Guru juga sering
menunjuk siswa untuk mengerjakan soal atau tugas di papan. Dengan cara ini
siswa menjadi lebih fokus pada pelajaran karena mereka malu dan takut jika tidak
bisa menjawab atau mengerjakan tugas tersebut.
e. Untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar, guru melakukan pendekatan dan
memberikan penjelasan secara sederhana atau dengan ilustrasi tentang materi
yang dianggap sulit.
f. Bila ada siswa yang mengajukan pertanyaan, guru tidak langsung menjawab atau
menanggapi melainkan memberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk
mengemukakan pendepat mereka terkait dengan pertanyaan yang diajukan.
Selanjutnya guru akan menambahkan dan meluruskan bila ada jawaban siswa
yang salah.
g. Guru berusaha mengoptimalkan pemanfaatan waktu sehingga guru dapat
menyelesaikan materi sesuai dengan target yang ditentukan.
h. Kiat-kiat khusus guru dalam membuat suasana belajar yang kondusif yaitu:
 Guru membuat lelucon atau bercanda dengan siswa sehingga suasana menjadi
rileks, menyenangkan dan tidak membosankan.
 Guru memberikan soal untuk dikerjakan dan menunjuk beberapa siswa untuk
mencoba menjawab atau sekedar menanggapi.
 Pada pertemuan sebelumnya, guru telah memberikan tugas seperti membaca
materi yang akan diajarkan sehingga siswa memiliki persiapan dalam diskusi.
C. Menutup Pelajaran
1. Di akhir pelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
jika siswa masih belum memahami materi yang dijelaskan. Guru memberikan
penegasan kembali tentang materi yang dijelaskan. Untuk menguatkan konsep,
guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa. Adapun alat evaluasi yang
digunakan oleh guru adalah tugas-tugas yang diberikan serta keaktifan dan
keantusiasan siswa selama proses belajar mengajar.
2. Modifikasi silabus dilakukan oleh guru yang bersangkutan sebagai upaya agar
siswa dapat memahami materi pelajaran secara lebih jelas. Dalam memodifikasi
silabus, guru memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi siswa/kelas yang
akan diajar. Hal ini dilakukan karena daya tangkap setiap siswa/kelas adalah
berbeda. Dengan kata lain, silabus yang dibuat tidaklah baku untuk semua kelas
karena silabus yang baik adalah silabus yang fleksibel (silabus yang dapat sesuai
dengan keadaan siswa).
3. Kesan penulis selama mengikuti orientasi adalah sangat menyenangkan. Proses
belajar mengajar berlangsung dengan baik dan interaksi antara guru dan siswa
juga sangat baik. Banyak pengalaman dan manfaat yang penulis dapat selama
orientasi seperti cara membuka, mengalihkan ke pelajaran inti, menutup pelajaran,
cara guru mengelola kelas, cara menyampaikan materi dan mengatasi tingkah
laku siswa yang kurang baik. Adanya suasana santai selama PBM membuat siswa
menikmati pelajaran.

3.2 Pembahasan
3.2.1 Unsur Fisik dan Unsur Non-Fisik
Dari hasil temuan penulis selama orientasi yang mengacu pada instrumen, SMA
Negeri 3 Denpasar telah memenuhi standarisasi sekolah pada umumnya karena
tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang PBM. Lokasi sekolah yang jauh dari
kebisingan, tata bangunan dan taman yang baik telah memenuhi tuntutan syarat sekolah
yang baik. Tiap ruangan di sekolah ini telah dilengkapi dengan fasilitas yang dapat
menunjang kegiatan pembelajaran. Menurut penulis yang kurang dari SMA Negeri 3
Denpasar adalah optimalisasi penggunaan sarana dan prasarana yang ada dalam upaya
peningkatan kualitas sekolah.

3.2.2 Pengenalan Sikap dan Pola Tingkah Laku Siswa


Selama penulis melakukan observasi, penulis melihat beberapa kekurangan pada
sikap dan tingkah laku siswa seperti berikut ini :
1. Kebanyakan siswa kurang antusias dalam berburu pengetahuan. Hal ini dapat
terlihat dari keaktifan siswa di sekolah. Siswa yang aktif pada umumnya adalah
siswa yang berprestasi. Keikutsertaan siswa dalam berbagai perlombaan masih
terpaku pada siswa tertentu (siswa berprestasi) saja dan dirasa kurang merata.
2. Beberapa siswa terlihat kurang disiplin ketika jam pelajaran dimulai.
Meskipun terdapat beberapa kekurangan namun dari sudut pandang penulis sikap dan
tingkah laku siswa-siswi SMA Negeri 3 Denpasar telah mencerminkan sikap seorang
siswa yang baik.
Pembentukan karakter siswa SMA Negeri 3 Denpasar yang meliputi sikap dan
tingkah laku tidak lepas dari campur tangan guru, staf BK dan jajaran sekolah lainnya.
Kinerja BK dalam menangani perilaku siswa yang bermasalah sudah cukup baik.
Anggapan bahwa BK adalah tempat untuk siswa yang bermasalah sudah mulai
berkurang. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang menggunakan jasa BK untuk
keperluan mereka seperti informasi tentang universitas yang akan mereka cari, beasiswa
maupun informasi lainnya. Ke depan diharapkan keberadaan BK dapat dimanfaatkan
oleh siswa secara maksimal.

3.2.3 Pengenalan Pembelajaran


Dari ketiga guru model yang penulis perhatikan, ketiga guru tersebut memiliki
cara yang berbeda dalam menyampaikan materi. Namun pada dasarnya strategi yang
diterapkan oleh guru disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas yang diajar. Dalam
kegiatan belajar mengajar, guru kerap kali menyelipkan humor. Hal ini bertujuan agar
pelajaran menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Ketiga guru yang penulis amati
sudah cukup baik dalam menyampaikan materi. Proses Pembelajarna berjalan dengan
lancar karena guru sangat komunikatif dengan siswa.

You might also like