You are on page 1of 29

Penetapan Kadar Abu

Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Kadar abu tersebut dapat menunjukan total mineral dalam suatu bahan pangan. Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan terbakar tetapi komponen anorganiknya tidak, karena itulah disebut sebagai kadar abu. roduk perikanan memiliki kadar abu yang berbeda-beda. !tandar mutu ikan segar berdasar !"# $%-&'().%&$$6, ialah memiliki kadar abu kurang dari &%. roduk olahan hasil di*ersi+ikasi dari jelly fish product ,kamaboko- yang tidak diolah menjadi surimi dahulu memiliki standar kadar abu antara $,)) . $,69% menurut !"# $%-&69'-%99&. /ontoh jelly fish product, yakni otak-otak, bakso dan kaki naga. enentuan kadar abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain untuk menentukan baik atau tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan sebagai penentu parameter nilai gizi suatu bahan makanan. enggilingan gandum, misalnya, apabila masih banyak lembaga dan endosperm maka kadar abu yang dihasilkannya tinggi. Banyaknya lembaga dan endosperm pada gandum menandakan proses pengolahan kurang baik karena masih banyak mengandung bahan pengotor yang menyebabkan hasil analisis kadar abu menjadi tidak murni. Kandungan abu juga dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan dan keaslian bahan yang digunakan. Kadar abu sebagai parameter nilai gizi, contohnya pada analisis kadar abu tidak larut asam yang cukup tinggi menunjukan adanya kontaminan atau bahan pengotor pada makanan tersebut. enentuan kadar abu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengabuan cara langsung ,cara keringdan pengabuan cara tidak langsung ,cara basah-. enentuan kadar abu secara langsung Prinsip pengabuan cara langsung yaitu semua zat organik dioksidasi pada suhu tinggi, yaitu sekitar 500-600oC, kemudian zat yang tertinggal setelah proses pembakaran ditimbang. 1ekanisme pengabuan cara langsung yaitu /a2an porselen dio*en terlebih dahulu selama % jam kemudian diangkat dan didinginkan selama '$ menit dalam desikator. /a2an kosong ditimbang sebagai berat a gram. !etelah itu, bahan uji dimasukan sebanyak ( gram ke dalam ca2an, ditimbang dan dicatat sebagai berat b gram. engabuan dilakukan dalam & tahap, yaitu pemanasan pada suhu 300oC agar kandungan bahan volatil dan lemak terlindungi hingga kandungan asam hilang. Pemanasan dilakukan hingga asam habis. !elanjutnya, pemanasan pada suhu bertahap hingga 6$$o/ agar perubahan suhu secara tiba-tiba tidak menyebabkan ca2an menjadi pecah. Penentuan kadar abu secara tidak langsung Prinsip pengabuan cara tidak langsung yaitu bahan ditambahkan reagen kimia tertentu sebelum dilakukan pengabuan.

0.

%. &. '. ).

B.

%. &. '. ). (. 6. 4.

!enya2a yang biasa ditambahkan adalah gliserol alkohol atau pasir bebas anorganik yang selanjutnya dipanaskan dalam suhu tinggi. Pemanasan menyebabkan gliserol alkohol membentuk kerak sehingga menyebabkan terjadinya porositas bahan menjadi besar dan memperbesar oksidasi. Pemanasan pada pasir bebas dapat membuat permukaan yang bersinggungan dengan oksigen semakin luas dan memperbesar porositas sehingga proses pengabuan semakin cepat. 1ekanisme pengabuan cara tidak langsung yaitu ca2an porselen dio*en terlebih dahulu selama % jam kemudian diangkat dan didinginkan selama '$ menit dalam desikator. /a2an kosong ditimbang sebagai berat a gram. !etelah itu, bahan uji dimasukan sebanyak ( gram ke dalam ca2an, ditimbang dan dicatat sebagai berat b gram. 3liserol alkohol ditambahkan dalam ca2an sebanyak ( ml dan dimasukan dalam tanur pengabuan hingga putih keabu-abuan. 0bu yang terbentuk dibiarkan dalam mu++le selama % hari. /a2an porselen dio*en terlebih dahulu untuk mengeringkan air yang mungkin terserap saat disimpan dalam mu++le lalu dimasukan ke desikator. enimbangan ca2an setelah pengabuan dicatat sebagi berat c gram. Suhu yang tinggi menyebabkan elemen abu yang volatil, seperti Na, S, Cl, dan P menguap. Pengabuan juga menyebabkan dekomposisi tertentu, seperti !C"3 dan CaC"3. Pengeringan dengan metode ini bertujuan mendapatkan berat konstan.

ANALISIS PROKSIMAT TEPUN Penga!atan "isik

IKAN

Berdasarkan pengamatan +isik, meliputi pengamatan tekstur, 2arna, bau, dan rasa dapat diketahui jenis pakan yang digunakan dalam praktikum. 5asil pengamatan +isik pada sampel terangkum dalam tabel %. 6abel %. engamatan +isik arameter 6ekstur 8arna Bau 9asa engamatan 7embut menggumpal Kuning kecoklatan Bau pellet ikan 0sin,pahit

Berdasarkan pengamatan +isik tekstur dapat diketahui bah2a sampel yang digunakan mempunyai tekstur yang lembut menggumpal, 2arna sampel yang digunakan ber2arna kuning kecoklatan, bau sampel yang digunakan berbau seperti bau pelet ikan, dan mempunyai rasa asin dan pahit. Berdasarkan pengamatan tersebut sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah tepung ikan. Bau dan 2arna, uji rasa bisa digunakan untuk mendeteksi kualitas. :ika rasa tepung ikan sama seperti asinnya masakan, maka diprediksikan kadar garamnya sekitar & sampai '% ,0nonim, &$%%-. Tepung ikan. 6epung ikan ,#ish meal- adalah salah satu bahan pakan konsentrat sumber protein. #kan digiling, dimasak dan diproses untuk menghasilkan presscake, soluble ikan, dan minyak. roduk akhir tepung ikan adalah tepung presscake, tepung utuh ,semua soluble dicampur lagi ke presscake- atau beberapa kombinasi presscake dan soluble ,0gus, &$$;-. 6abel & memperlihatkan hasil analisis kandungan proksimat dari tepung ikan menurut <arsudi ,&$%%-. 6abel &. Kandungan nutrisi tepung ikan

arameter Bahan kering 0ir 0bu 7emak kasar rotein kasar !erat kasar =6"

engamatan 9'% 4,$$% %4,9'% 6,;9% (9,(;% ),);% ),%&% ,<arsudi, &$%%-

!yarat mutlak dari bahan baku ransum ialah tidak mengandung rancun ,toksik- yang dapat mengganggu kesehatan dan produkti*itas ayam. >at anti nutrisi pada pakan seringkali menjadi +aktor penghambat dalam pemakaian bahan baku alternati+. :enis zat anti nutrisi yang terdapat dalam bahan baku tepung ikan adalah $i%%erosine dan histamine. erkembangan teknologi pakan, bisa ditekan atau bahkan beberapa dapat dihilangkan permasalahan anti nutrisi ini. 6eknologi yang biasa diterapkan antara lain pemberian enzim, +ermentasi maupun perlakuan kimia dan biologi lainnya ,0nonim, &$$;-. 6epung ikan yang diman+aatkan sebagai pakan ternak harus distabilkan dengan antioksidan seperti etho&y'uin untuk mencegah minyak menjadi tengik. rotein pada tepung ikan memiliki nilai bypass rumen yang tinggi karena kaya lisin, asam amino esensial dan methionine. Karena itu cukup baik bila dicampur al+a+a atau silase rumput muda, yang biasanya mengandung protein terdegradasi dalam rumen dalam jumlah tinggi. 6epung ikan harus diberikan sedikit demi sedikit untuk menghidari penolakan oleh ternak. emberian tepung ikan yang terbaik adalah pada laktasi a2al ketika protein sangat dibutuhkan ,0gus, &$$;-. 6epung ikan umumnya dalam +ormula ransum unggas komersial, baik itu ayam raas, itik atau burung puyuh. 6epung ikan terdapat pada ransum bagi unggas yang berproduksi tinggi. emakaian tepung ikan dalam ransum ayam ras, oleh para ahli makanan unggas "egara barat selalu dibatasi di ba2ah %$% ,9asya+, %99$-. 1enurut Kamal ,%99;-, tepung ikan termasuk bahan pakan yang cukup mahal harganya, oleh karena itu penggunaanya hanya umtuk ternak non-ruminansia yang omni*ora ,babi, unggas- dan merupakan bahan pakan standar bagi kedua jenis ternak tersebut yang gunanya untuk memenuhi kekurangan asam amino esensial di dalam ransumnya. enggunaan tepung ikan di dalam ransum akan menunjukkan respon yang lebih baik dari pada menggunakan konsentrat protein yang lain.penggunaan di dalam ransum babi cukup sekitar 4%, dan di dalam ransum unggas sekitar %$% untuk massa pertumbuhan, ;% untuk masa akhir ayam daging, dan ( sampai 6% untuk masa produksi telur. enggunaan tepung ikan di dalam ransum unggas dengan aras yang tinggi akan dapat mengakibatkan bau amis atau anyir pada daging atau telur yang dihasilkannya. Analisis Pr#ksi!at 0nalisis proksimat atau analisis (eende dikembangkan dari (eende )&periment Station di :erman oleh 5enneberg dan !tokman pada tahun %;6(, yaitu suatu metode analisis dan menggolongkan komponen yang ada pada makanan. /ara ini dipakai hampir di seluruh dunia dan disebut ?analisis proksimat@ ,pro&imate analysis-. 0nalisis ini didasarkan atas komposisi susunan kimia dan kegunaannya ,6illman et al., %99;-. 5asil pengamatan analisis prosimat pada sampel terangkum dalam tabel & berikutA

6abel &. 0nalisis kimia ,proksimatarameter Bahan kering % rotein kasar %!erat kasar % 7emak kasar % 0bu % B=6" % 6otal engamatan # ## rata-rata ;6,69 % 4;,%; % ;&,)) % &$,6; % %4,9& % %9,'%%%,%9 % %9,%; % %(,%9 % %&,9$ % %9,%; % %6,$) % %%,)9 % %&,%) % %%,;& % )',4) % '%,(; % '4,66 % %$$ % %$$% %$$ %

Penetapan kadar air. 0ir yang terkandung di dalam tepung ikan akan menguap seluruhnya apabila bahan tersebut dipanaskan selama beberapa 2aktu pada suhu %$( sampai %%$ $/ dengan tekanan udara bebas. 0lat yang digunakan dalam praktikum ini adalah silica disk yang ber+ungsi sebagai tempat sampel yang tidak mudah rusak karena memiliki titik leleh lebih dari %$$$o/ sehingga dapat digunakan dalam menentukan analisis proksimat dan merusak sampel pada suhu yang tinggi, desikator yang ber+ungsi sebagai penstabil suhu, silica gel ber+ungsi menyerap air. 0lat lain yang digunakan adalah o*en ,%$( sampai %%$ $/-, yang ber+ungsi untuk menguapkan seluruh air yang terdapat dalam sampel, tang penjepit untuk mengeluarkan silica disk dari dalam o*en, dan timbangan analitik yang digunakan untuk menimbang sampel baik yang belum atau sudah di o*en ataupun untuk menimbang silica disk. Berdasarkan data-data yang diperoleh, maka kadar air dapat dihitung dengan mejumlah bobot gelas timbang dan bobot cuplikan kemudian dikurangi bobot gelas timbang dan cuplikan setelah dio*en %$( sampai %%$o/, kemudian dikali %$$% dan dibagi bobot cuplikan pakan. 5asil penetapan kadar air dari kelompok empat dalam sampel yang digunakan adalah %','%%, sedangkan kadar air kelompok satu adalah &%,;%9%, sehingga rata-rata kadar air dari tepung ikan adalah %4,(6 %. Karena air yang terkandung dalam suatu bahan pakan akan menguap seluruhnya apabila bahan tersebut dipanaskan selama beberapa 2aktu pada suhu %$( sampai %%$ $/ dengan tekanan udara bebas. 1enurut <arsudi ,&$%%-, kadar air tepung ikan sebesar 4%, perbedaan kadar air karena dipengaruhi kandungan air pada tepung ikan yang digunakan tercampur dengan air yang berlebih. Baktor yang mempengaruhi kadar air dalam suatu bahan pakan adalah cara penyimpanan, iklim tempat penyimpanan kemasan dan jenis ikan. roses pembuatan tepung ikan juga mempengaruhi kualitas nutrisi tepung ikan. engeringan dan lama pengeringan juga mempengaruhi kualitas tepung ikan ,9asya+, %99&!ampel makanan ditimbang dan diletakan dalam ca2an khusus dan dipanaskan dalam o*en pada temperatur %$( $/. emanasan berjalan hingga sampel sudah tidak lagi turun beratnya. !etelah pemanasan tersebut sampel makanan disebut ?sampel bahan kering@ dan pengurangannya dengan sampel makanan tadi disebut persen air atau kadar airnya ,6illman et al., %99;Penetapan kadar abu. 1enurut 0nggorodi ,%99$-, abu merupakan zat-zat mineral sebagai suatu golongan dalam bahan makanan atau jaringan he2an ditentukan dengan membakar zat-zat organik dan kemudian menimbang sisanya. !uatu bahan pakan bila dibakar pada suhu (($ sampai 6$$C/ selama beberapa 2aktu maka semua zat organiknya akan terbakar sempura menghasilkan oksida yang menguap yaitu berupa /C&, 5&C dan gas-gas lain, sedangkan yang tertinggal tidak menguap adalah oksida mineral atau yang disebut abu. Berdasarkan data-data yang diperoleh, maka kadar abu dapat dihitung dengan menghitung bobot sampel dan silica disk setelah ditanur (($ sampai 6$$o/, kemudian dikurangi bobot silica disk kosong sebelum ditenur dan dikali %$$% dan dibagi bobot sampel sebelum ditanur.

0lat yang digunakan dalam praktikum ini adalah silica disk, desikator, tang penjepit, o*en pengering, timbangan analitik, dan tanur ,(($o/ sampai 6$$o/ - yang ber+ungsi untuk membakar bahan organik secara sempurna. 5asil penetapan kadar abu dalam sampel kelompok empat yaitu %%,)94 % sedangkan kelompok satu yaitu %&,%';)% sehingga diperoleh rata-rata kadar abu dari tepung ikan adalah %%,;& %. Kadar abu menurut <arsudi ,%99$- sebesar %4,9'%. 1enurut 9asya+ ,%99&-, proses pengeringan pada pembuatan tepung ikan yaitu pengeringan matahari, pengeringan vacuum, pengeringan dengan uap panas dan pengeringan dengan api pijar sesaat. engeringan dan lama pengeringan mempengaruhi kualitas tepung ikan. !eluruh senya2a organiknya akan terbakar menjadi /C& dan 5&C dan gas lain yang menguap, sedang sisanya adalah abu atau campuran dari berbagai oksida mineral sesuai dengan macam mineral yang terkandung di dalamnya. 0bu hasil pembakaran dapat digunakan sebagai titik tolak untuk determinasi persentase zat-zat tertentu yang terdapat dalam bahan pakan ,0nggorodi, %99$-. Penetapan kadar serat kasar. 1enurut 6illman et al., *%99;-, perbedaan antara berat endapan sebelum dibakar dan berat abu disebut serat kasar. !erat kasar adalah bahan organik yang tidak larut saat dihidrolisis dengan 5&!C) %,&(% dan "aC5 %,&(%. erebusan dengan menggunakan 5&!C) %,&(% setelah itu diberi "aC5 %,&(% supaya suasananya asam menjadi basa sesuai dengan suasana pencernaan pada ruminansia yang di dalam rumen yang asam dan usus halus suasana basa. 0lat yang digunakan dalam praktikum ini adalah beaker glass 6$$ml, desikator, tang penjepit, timbangan analitik, tanur ,(($o/ sampai 6$$o/-, pemanas untuk mendidihkan campuran bahan dalam beaker glass, saringan linen yang ber+ungsi untuk menyaring bahan organik yang tertinggal, gelas arloji, glass +ool dan gooch crucible yang ber+ungsi sebagai penyaring bahan organik yang tertinggal. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 5&!C) %,&(% ,$,&(("- yang ber+ungsi untuk menghidrolisis karbohidrat dan protein, "aC5 %,&(% ,$,'%'"- yang ber+ungsi untuk penyabunan lemak, dan ethyl alkohol 9(%. !emua senya2a organik kecuali serat kasar akan larut bila direbus dalam 5&!C) %,&(% ,$,&(("- dan "aC5 %,&(% ,$,'%'"yang berurutan masing-masing selama '$ menit. Bahan organik yang tertinggal disaring dengan glass +ool dan gooch crucible. 5ilangnya bobot setelah dibakar (($o/ sampai 6$$o/ adalah serat kasar. Berdasarkan data-data yang diperoleh, maka kadar serat kasar dapat dihitung dengan menghitung bobot sampel setelah dio*en %$(o/ dikurangi bobot sisa pembakaran (($ sampai 6$$o/ dan dikali %$$% dan dibagi bobot sampel a2al. 5asil percobaan yang dilakukan dengan bahan tepung ikan kadar serat kasa yang diperoleh kelompok empat adalah %%,%9&4 % sementara kelompok satu memperoleh kadar abu nya sebesar %9,%49&% sehingga diperoleh rata-rata kadar serat kasar adalah %(,%9 %. 1enurut <arsudi ,&$%%-, kadar serat kasar pada tepung ikan yaitu ),);%. 1enurut 9asya+ ,%99)-, kualitas tepung ikan ber*ariasi berdasarkan macam ikan dan bagian mana yang dimasukkan ke dalam tepung ikan itu. Baktor yang membedakan kadar serat kasar yaitu asal usul tepung ikan, jenis ikan dan proses pembuatan tepung ikan. Penetapan kadar pr#tein kasar. enentuan protein kasar dengan alat Kjeldahl. 0nalisis ini menggunakan asam sul+at dengan suatu katalisator dan pemanasan ,6illman et al., %99;-. 0lat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan analitik, labu kjeldahl 6($ ml yang ber+ungsi sebagai tempat sampel pada saat destruksi dan destilasi, labu erlenmeyer sebagai tempat penampung sampel pada saat titrasi, gelas ukur %$$ ml untuk mengukur reagensia yang digunakan, buret yang ber+ungsi sebagai tempat 5/l pada saat titrasi, pipet *olume &( atau ($ ml untuk mengambil larutan reagensia yang digunakan, corong yang ber+ungsi untuk mempermudah dalam memasukkan larutan 5/l ke dalam buret, alat destruksi yang ber+ungsi untuk melepaskan "-organik sampel, dan alat destilasi yang ber+ungsi untuk mendestilasi sampel. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 5&!C) pekat yang ber+ungsi untuk melepas "-organik dari sampel, /u!C), K&!C), dan kjeltab yang ber+ungsi sebagai katalisator, "aC5 ($% yang ber+ungsi sebagai pensuasana basa, 5/l $,% ", 5'BC' $,% " yang ber+ungsi menangkap "5' yang terlepas pada saat destilasi, indikator mi& yang ber+ungsi sebagai indikator 2arna, dan >n logam yang ber+ungsi untuk mencegah terjadinya superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar.

Kadar protein kasar D Keterangan A E D jumlah titrasi sampel ,ml-

y D jumlah titrasi blanko ,ml" D normalitas 5/l z D bobot sample 5asil penetapan kadar protein kasar dalam sampel yang digunakan adalah &$,6; % sementara kelompok satu memperoleh kadar protein kasar sebesar %4,9&)6% sehingga rata-rata protein kasar tepung ikan adalah %9,'%. 1enurut <arsudi ,&$%%-, kadar protein kasar (9,(;%. 1enurut 9asya+ ,%99)-, berdasarkan kadar protein kasar yang dihitung berbeda dengan literatur karena tepung ikan yang digunakan berasal dari jenis ikan yang berbeda. rotein kasar asal ikan herring yang tertinggi dan yang terendah dari ikan tuna. Kandungan protein kasar yang menengah berasal dari ikan menhaden dan sarden. Penetapan kadar le!ak kasar. 7emak kasar merupakan campuran dari berbagai senya2a yang larut dalam pelarut lemak. 1enurut 6illman et al., ,%99;-, sampel bahan kering diekstrasi dengan etil eter selama beberapa jam, maka bahan yang didapatkan adalah lemak, eter akan menguap. 0lat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan analitik, tang penjepit, o*en pengering, desikator, seperangkat alat ekstraksi dan selongsong dari so&hlet yang ber+ungsi untuk ekstraksi lemak, labu penampung yang ber+ungsi menampung sisa petroleum ben%ene yang jatuh dari so&hlet , alat pendingin yang ber+ungsi untuk mengkondensari uap hasil penguapan petroleum benzen agar tidak mencemari lingkungan, dan kertas saring bebas lemak yang ber+ungsi untuk menyaring ekstrak. Berdasarkan data-data yang diperoleh, maka kadar lemak kasar dapat dihitung dengan menghitung bobot sampel dan kertas saring bebas lemak setelah o*en %$(F/ ,sebelum diekstraksi-, kemudian dikurangi bobot sampel dan kertas saring bebas lemak setelah o*en %$(F/ ,setelah diekstraksi- dan dikali %$$% dan dibagi bobot sampel sebelum ditanur. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah petroleum ben%ene yang ber+ungsi sebagai pelarut lemak. 5asil penetapan kadar lemak kasar kelompok empat dalam tepung ikan yang digunakan adalah %&,9$ % sedangkan kadar lemak kasar kelompok satu sebesar %9,%; % sehingga kadar ratarata lemak kasar %6,$) %. 1enurut <arsudi ,&$%%-, besar kadar lemak kasar pada tepung ikan 6,;9%. erbedaan penghitungan dengan literatur karena kualitas tepung ikan ber*ariasi, tergantung dengan macam ikan, bagian mana yang digunakan dalam pembuatan tepung ikan dan proses pembuatan tepung ikan. Penetapan kadar ekstrak tanpa nitr#gen $ETN%. 1enurut <arsudi ,&$$;-, hasil analisis proksimat pada tepung ikan yaitu kadar air 4,$$%, kadar abu %4,9'%, kadar lemak 6,;9%, kadar protein (9,(;% dan kadar serat ),);%, sehingga =6" yang diperoleh dari mengurangi sempel bahan kering dengan semua komponen . komponen air, serat kasar, lemak, protein dan abu. Besar =6" dari tepung ikan adalah ),%&%. 1enurut 9asya+ ,%99)-, kualitas tepung ikan ber*ariasi berdasarkan macam ikan dan bagian mana yang dimasukkan ke dalam tepung ikan itu. Baktor yang membedakan kadar serat kasar yaitu asal usul tepung ikan, jenis ikan dan proses pembuatan tepung ikan.

Penentuan pH tanah (pH H2O dan pH KCl) 1. Latar Belakang Penetapan reaksi tanah (pH) tertentu yang terukur pada tanah ditentukan oleh seperangkat faktor kimia tertentu. Oleh karena itu, penentuan pH tanah adalah salah satu uji yang paling penting yang dapat digunakan untuk mendiagnosa masalah pertumbuhan tanaman. Reaksi tanah atau pH tanah menggambarkan status kimia tanah yang menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan. Bila konsentrasi ion H+ bertambah maka pH turun, sebaliknya bila konsentrasi ion H+ berkurang daan ion OH bertambah, pH akan naik, status kimia tanah mempengaruhi proses biologi seperti pertumbuhan tanaman. Reaksi tanah menunjukkan kemasaman atau alkalinits tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. !ilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H) dalam tanah. !ilai pH tanah sebenarnya dipengaruhi oleh sifat dan "iri tanah yang komplit sekali, yang diantaranya adalah kejenuhan basa, sifat isel dan ma"am kation yang diserap. Reaksi tanah yang dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu# masam, netral, dan basa. $anah pertanian yang masam jauh lebih luas masalahnya dari pada tanah yang memiliki sifat alkalinitas. $anah masam terjadi akibat tingkat pelapukan yang lanjut dan "urah hujan yang tinggi serta akibat bahan induk yang masam pada tanah podsolik yang banyak terdapat di %ndonesia, mempunyai aspek kesuburan kera"unan ion ion terutama kera"unan H +. !ilai pH berkisar antara & '(. )akin tinggi kepekatan * konsentrasi (H +) dalam tanah, makin rendah pH tanah dan sebaliknya, makin rendah konsentrasi (H +) maka makin tinggi pH tanah. +ehubungan dengan nilai pH dijumpai , kemungkinan, yaitu # masam, netral dan basa (alkali). -emasaman tanah dibedakan atas kemasaman aktif dan kemasaman potensial. -emasaman aktif disababkan oleh ion H + dan .l,+ yang terjerap pada kompleks jerapan. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu untuk mengetahui gambaran mengenai tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman, maka diperlukan adanya pengetahuan tentang pH suatu tanah.

2.

Tujuan Praktikum

$ujuan dari praktikum ini adalah# )enentukan reaksi atau derajat kemasaman dan kebasaan suatu tanah. /ntuk mengetahui "ara penetapan pH tanah dengan menggunakan pH meter dan mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi pH tanah. )ahasis0a mengetahui "ara mengukur pH tanah dan dapat dijadikan sebagai informasi apabila dilakukan penanganan lebih lanjut pada tanah tersebut. TIN !"!N P"#T!K! Reaksi tanah merupakan salah satu sifat kimia dari tanah yang men"akup berbagai unsur unsur dan senya0a senya0a kimia yang lengkap. Reaksi tanah menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah dimana status kimia tanah merupakan suatu faktor yang mempengaruhi proses proses biologis seperti pada pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim berarti menunjukkan keadaan kimia tanah yang dapat disebutkan proses biologis terganggu (Pairunan,dkk, '123). 4arutan tanah adalah air tanah yang mengandung ion ion terlarut yang merupakan hara bagi tanaman. -onsentrasi ion ion terlalu sangat beragam dan tergantung pada jumlah ion yang terlarut dan jumlah bahan pelarut. Pada musim kemarau atau kering dimana air banyak yang menguap, maka konsentrasi garam akan berubah drastis yang akan mempengaruhi pertumbuhan dari suatu tanaman (Hakim,dkk, '125). !ilai pH tanah dipengaruhi oleh sifat misel dan ma"am katron yang komplit antara lain kejenuhan basa, sifat misel dan ma"am kation yang terserap. +emakin ke"il kejenuhan basa, maka semakin masam tanah tersebut dan pH nya semakin rendah. +ifat misel yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda 0alau kejenuhan basanya sama dengan koloid yang mengandung !a lebih tinggi mempunyai pH yang lebih tinggi pula pada kejenuhan basa yang sama (Pairunan,dkk, '123). Reaksi tanah se"ara umum dinyatakan dengan pH tanah. -emasaman tanah bersumber dari asam organik dan anorganik serta H + dan .l,+ dapat tukar pada misel tanah. +edangkan tanah alkalis dapat bersumber dari hasil hidroksil dari ion dapat tukar atau garam garam alkalis seperti # Belerang dan sebagainya (Hakim dkk, '125).

pH tanah adalah logaritma dari konsentrasi ion H + di dalam tanah, hal ini dapat dilihat pada persamaan berikut# pH 6 log (H +). 7ilihat dari pHnya lebih besar dari tanah mempunyai tiga sifat yaitu bersifat basa jika pHnya lebih besar dari 8 dan bersifat netral apabila pHnya antara 5 8 serta jika tanah memiliki pH di ba0ah 8 maka tanah akan dikatakan bersifat asam (Pairunan, dkk, '118). 4arutan mempunyai pH 8 disebut netral, lebih ke"il dari 8 disebut masam, dan lebih besar dari 8 disebut alkalis. Reaksi tanah ini sangat menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah. +tatus kimia tanah mempengaruhi proses proses biologik (Hakim, dkk, '125). pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik se"ara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur unsur hara tertentu dan adanya unsur bera"un. -isaran pH tanah mineral biasanya antara ,,39'& atau lebih. +ebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari ,,&. .lkalis dapat menunjukkan pH lebih dari ,,5. -ebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang "ukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (+ar0ono, :&&,). ;aktor faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H + dan ion OH , mineral tanah, air hujan dan bahan induk, bah0a bahan induk tanah mempunyai pH yang ber<ariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang se"ara alami merupakan komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah (-emas, :&&3), selain itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi besar ke"ilnya daya serap tanah akan air. +emakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah menjadi masam. $ekstur tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi menimbulkan reaksi masam. +istem tanah yang dirajai oleh ion ion H+ akan bersuasana asam. Penyebab keasaman tanah adalah ion H+ dan .l,+ yang berada dalam larutan tanah dan komplek jerapan. Bila pH sama dengan 8 menunjukkan keadaan netral, pH kurang dari 8 itu menunjukkan keadaan asam, dan pH lebih dari 8 menunjukkan keadaan alkalis. (=anesa $anah, oleh Poer0o0idodo, %nstitut Pertanian Bogor).

-emasan tanah ada dua ma"am, yaitu# '. -emasaman aktif# >aitu kemasaman yang disebabkan oleh adanya ion H + yang ada pada koloid tanah. :. -emasaman pasif# >aitu kemasaman yang disebabkan oleh ion H + dan .l,+ yang ada pada kompleks jerapan tanah. $.$. Cara Kerja '. :. ,. .yak tanah dengan menggunakan ayakan, ambil tanah yang paling halus. -emudian timbang tanah halus sebanyak '& gram. '& gram tanah halus masukkan ke tabung ko"ok ditambah '& ml air suling ('#'? yaitu '& gram tanah dengan pelarut '& gram). (. 3. 5. -o"ok kurang lebih '& menit dengan mesin pengo"ok. /kur dengan pH meter (standarisasi dengan pH ( dan pH 8). Bilas elektroda dengan air suling dan keringkan dengan tisuue dan siap digunakan untuk sampel lain.

H!#IL %!N P&'B!H!#!N (.1. Ha)il K&LO'PO K I II III I0 0 0I pH H2O (+,( (+/. (+,/ (+12 (+12 2+.( pH KCl $+,( $+,. $+,, $+/1 $+,. (+.2 pH '"!T!N T!N!H (KCl * H2O) -1+.. -.+,. -.+,, -.+// -.+22 -1+.2

(.2. Pem3aha)an

7ilihat dari pHnya lebih besar dari tanah mempunyai tiga sifat yaitu bersifat basa jika pHnya lebih besar dari 8 dan bersifat netral apabila pHnya antara 5 8 serta jika tanah memiliki pH di ba0ah 8 maka tanah akan dikatakan bersifat asam. Reaksi tanah ini sangat menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah. +tatus kimia tanah mempengaruhi proses proses biologik. Pada praktikum penentuan pH tanah (pH H :O dan pH -@l), adapun didapat data hasil setiap kelompok seperti data tabel diatas. $anah pada lahan /ni<ersitas Aambi merupakan tanah ultisol yaitu tanah mineral yang pH nya berada diantara ( 3,3. Pada kelompok % B pH H:O dan pH -@l tidak jauh berbeda rata rata berada pada pH ( 3. .kan tetapi, pada kelompok B% pH H:O 6 3,&( dan pH -@l 6 (,&: sedikit ada perbedaan dengan kelompok lain, ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, hal ini disebabkan karena lapisan ini mengandung bahan organik yang "ukup tinggi pada permukaan tanah yang ter"ampur dengan bahan mineral tanah dan mengalami penguraian oleh mikroba yang mengakibatkan terbentuknya asam sulfida dan asam nitrat. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim, dkk. ('125), bah0a rombakan organik diserang oleh sebagian besar mikroorganisme yang diantara hasil metabolisme akhirnya adalah asam organik dan bahan organik yang banyak. Bila asam ini sampai kebagian mineral dalam tanah, mereka tidak memberikan H tetapi menggantikan basa dan meningkatkan kemasaman tanah. Hal ini Auga disebabkan jumlah ion H dalam tanah tersebut lebih banyak dibandingkan jumlah OH. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjo0igeno, +. ('11:), bah0a pH tanah yang rendah dan tinggi dipengaruhi oleh adanya perbedaan kandungan ion H + dan ion OH , dimana jumlah ion H+ dan ion OH juga menentukan kemasaman suatu tanah. Aika jumlah ion H + lebih tinggi dari jumlah ion OH maka tanah akan bersifat masam dan sebaliknya jika jumlah ion OH lebih besar daripada ion H + maka tanah akan bersifat basa. +elain itu, ;aktor faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah +istem tanah yang dirajai oleh ion ion H+ akan bersuasana asam.Penyebab keasaman tanah adalah ion H + dan .l,+ yang berada dalam larutan tanah unsur unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH , mineral tanah, air hujan dan bahan induk. Bah0a bahan induk tanah mempunyai pH yang ber<ariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang se"ara alami merupakan komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah, selain itu bahan organik dan tekstur.

Bahan organik mempengaruhi besar ke"ilnya daya serap tanah akan air. +emakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak reaksi pelepasan ion H + sehingga tanah menjadi masam. $ekstur tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi menimbulkan reaksi masam. Pada tanah yang masam dalam hal ini tanah ultisol, pengapuran sangat penting dilakukan, karena tujuan pengapuran adalah menetralisir kemasaman meniadakan pengaruh .l yang bera"un, dan se"ara langsung menyediakan @a bagi tanaman. 7ua masalah utama yang melekat pada tanah tanah masam bagi suatu tanaman adalah# -era"unan .lumunium, -ejenuhan .l yang lebih tinggi. -era"unan alumunium langsung merusak akar tanaman, menghambat pertumbuhannya, dan menghalangi pengambilan dan translokasi kalsium maupun fospor.

K&#I'P"L!N 7ari per"obaan yang telah dilakukan mengenai reaksi (pH) tanah dapat disimpulkan bah0a # '. ;aktor faktor yang mempengaruhi pH tanah antara lain adalah perbandingan air dengan tanah, kandungan garam garam dalam larutan tanah, dan keseimbangan @O : udara dan @O: tanah. :. Penetapan pH tanah dengan digital pH hasilnya lebih akurat dibandingkan

menggunakan indikator uni<ersal yang sifatnya kualitatif. ,. )etode penetapan pH dengan "ara elektrometrik dapat dengan menggunakan H :O atau pun -@l. (. ;ungsi dari penambahan H:O adalah untuk mengetahui kemasaman aktif, sedangkan fungsi dari penambahan -@l adalah untuk mengetahui kemasaman potensialnya.

3.

pH tanah ultisol lebih tinggi daripada pH oCiDol, baik pada penembahan dengan H :O maunpun -@l.

5.

Berdasarkan penentuan dengan H:O, tanah ultisol tersebut bersifat sangat masam, dan oCisol "ukup masam.

8.

Pengukuran pH tanah ultisol dan oCisol dengan larutan pengekstraksi -@l memberikan nilai pH lebih rendah, yaitu &,'3 &,21 dibanding dengan yang menggunakan H:O.

2.

tingkat kemasaman tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui pengaruh ion H dan pengaruh tak langsung, yaitu tidak tersedianya unsur hara tertentu dan adanya unsur yang bera"un. %!4T!5 P"#T!K! Bu"kman !. @ dan Brady @. B. '12:. Ilmu Tanah. Bharata -arya .ksara, Aakarta. ;oth. H. 7. '12:. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. =adjahmada /ni<ersity Press, >ogyakarta. Hakim !urhajati, ). >usuf !yakpa, ..). 4ubis, +utopo =hani !ugroho, ). .min 7iha, =o Ban Hong, H. Bailey. '125. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. /ni<ersitas, 4ampung. Hardjo0igeno. +. '11:. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. .kademika Pressindo, Aakarta. Pairunan,.. -. A. 4.!anere,.rifin.+olo,+.R.+amosir,Romadulus.$eingkaisari,A.R. 4alo Pua, Ba"hrul.%brahim,Hariadj..smadi. '123. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan -erjasama Perguruan $inggi !egri %ndonesia $imur, )akassar. %ndranada -. Henry. '11(. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bumi .ksara. Aakarta.

REAKSI $p&% TANA& A. Latar Belakang

p5 tertentu yang terukur oleh pada tanah ditentukan oleh seperangkat +actor kimia tertentu. oleh karena itu, penentuan p5 tanah adalah sebuah satu uji yang paling penting yang dapat digunakan untuk mendiagnosa masalah pertumbuhan tanaman. Biasanya tanah pada daerah basah bersi+at masam dan tanah pada daerah kering bersi+at basa ,alkali-. "ilai p5 berkisar antara $-%). 1akin tinggi kepekatan G konsentrasi ,5 H- dalam tanah, makin rendah p5 tanah dan sebaliknya, makin rendah konsentrasi ,5H- maka makin tinggi p5 tanah. !ehubungan dengan nilai p5 dijumpai ' kemungkinan, yaitu A masam, netral dan basa ,alkali-. Kemasaman tanah dibedakan atas kemasaman akti+ dan kemasaman potensial. Kemasaman akti+ disababkan oleh ion 5H dan 0l'H yang terjerap pada kompleks jerapan. B. Tu'uan 0dapun tujuan dari praktikum ini adalah A %. &. '. 1enetapkan p5 tanah dengan menggunakan lakmus. 1engetahui cara menetapkan p5 tanah dengan menggunakan p5 meter. 1engetahui hasil perbandingan p5 tanah dengan menggunakan kertas lakmus dan p5 meter. II .TIN(AUAN PUSTAKA 0ir bersi+at netral karena konsentrasi 5H dan C5H yang sama. ada keadaan nbetral, p5 adalah 4. !uatu ukuran skala p5 digunakan untuk memudahkan menyatakan konsentrasi 5H yang sangat kecil di dalam air maupun di dalam berbagai system hayati penting. Kation-kation yang dapat dipertukarkan terserap dengan tenaga yang cukup besar untuk memperlambat pencuciannya dari tanah, tetapi sejumlah kation yang cukup besar mengalami disosiasi dari permukaan perukaran kation yang terdapat dalam larutan dimana kation itu siap untuk digunakan tanaman. ada disosiasi, basa yang dapat dipertukarkan menyebabkan terjadinya hidrolisis sehingga dihasilkan ion-ion C5- , Both, %99)-. engukuran p5 tanah di lapangan dengan prinsip kalori meter dengan menggunakan indicator ,larutan, kertas lakmus-, yang menunjukkan 2arna tertentu pada p5 berbeda. Kesalahan pengukuran dapat terjadi antara $,% . $,( unit p5 atau bahkan lebih besar karena pengaruh pengenceran dan +aktor-+aktor lain. Untuk mengukur p5 basa kuat di lapangan, indikator +enolptalin yang tidak ber2arna sangat berman+aat karena akan berubah menjadi ungu sampai merah pada p5 ;,' . %$. Kondisi yang sama pada pengukuran p5 di lapangan pada kondisi luar biasa asam dihunakan indikator Brom /resol 3reen ,$,% gram dilarutkan pada &($ ml $,$$6"

"aC5- yang berubah dari hijau sampai kuning pada p5 (,' dan yang lebih rendah dari pada ',;. Untuk mengetahui p5 tanah di lapangan, secara umum dapat digunakan indikator uni*ersal G campuran ,1ohr, %94&-. 9eaksi tanah menunjukkan si+at kemasaman atau alkalis tanah yang dinyatakan dengan nilai p5. "ilai p5 menunjukan banyaknya konsentrasi ion hydrogen 5H di dalam tanah. 1akin tinggi kadar ion 5 H di dalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. <i dalam tanah selain 5H dan ion-ion lain ditemukan pula ion C5-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan oin 5H. pada tanah-tanah yang masam ion 5H lebih tinggi daripada C5-, sedangkan pada tanah alkalis kandungan ion C5- lebih tinggi daripada ion 5H. bila kandungan 5H sama dengan C5- maka tanah bersi+at netral yaitu mempunyai nilai p5 4. Kemasaman tanah terdapat pada daerah dengan curah hujan tinggi, sedangkan pengaruhnya sangat besar dapa tanaman, sehingga kemasaman tanah harus diperhatikan karena merupakan si+at tanah yang sangat penting ,!yai+uddin !yarie+ 5.B, %99;-. !i+at kemasaman tanah ada dua jenis, yaitu kemasaman akti+ dan memasaman potensial. 9eaksi kemasaman akti+ ialah yang diukurnya konsentrasi ion 5H yang terdapat pada pemakaian sehari-hari. 9eaksi tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen dapat ditukar baik yang terjerap olehn kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalam larutan. !ejumlah senya2a menyumbang pada pengembangan reaksi tanah yang asam ataupun basa. 0sam-asam organik dan anorganik, yang dihasilkan oleh penguraian bahan organic tanah. 1enentukan kemasaman tanah ada beberapa alat ukur reaksi tanah yang dapat digunakan. 0lat yang murah ialah kertas lakmus yang bentuknya berupa gulungan kertas kecil memanjang. 0lat lain yang harganya sedikit mahal tetapi dapat dipakai berulang-ulang dengan hasil pengukuran lebih akurat adalah p5 tester dan soil tester ,5ardjo2igeno !, %9;4-.

III. METO)OLO I PER*OBAAN

A.

Alat dan Ba+an %. enetapan p5 dengan lakmus

0lat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung plastic dan kertas lakmus. !edangkan bahan yang digunakan adalah tanah ultisol, tanah inceptisol, air destilata ,5&C- dan larutan K/l %".

&.

enetapan p5 dengan p5 meter

0lat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan, tabung plastic, mesin pengocok dan p5 meter. !edangkan bahan yang digunakan adalah tanah inceptisil, tanah ultisol, air destilata ,5&C- dan larutan K/l %". B. Pr#sedur Ker'a %. enetapan p5 dengan lakmus <itimbang ( gram tanah ultisol dan ( gram tanah inceptisol, masing-masing tanah dimasukkan ke dalam tabung plastik. , <itambahkan %&,( ml air destilata ,5&C- dan %&,( ml larutan K/l %", lalu dikocok selama %$ menit dan diamkan selama ( menit hingga terbentuk cairan bening yang terpisah dari endapan ,lumpur-. , <icelupkan kertas lakmus pada cairan bening di atas lumpur, jangan sampai kena lumpur. , <isesuaikan 2arna lakmus dengan 2arna dikotak lakmus dan dicatat p5. , <iulangi kegiatan tersebut menggunakan ' gram tanah ultisol dan ' gram tanah inceptisol dicampur masing-masing %( ml air destilata ,5&C- dan %( ml larutan K/l %".

&.

enetapan p5 dengan p5 meter <itmbang ( gram tanah ulisol dan ( gram tanah inceptisol, masing-masing tanah dimasukkan ke dalam tabung plastik. , <itambahkan masing-masing %&,( ml air destilata ,5&C- dan %&,( ml larutan K/l %" ke dalam tabung plastic. , 6abung dikocok selama '$ menit dengan mesin pengocok dan diamkan sebentar. ,

<iukur dengan p5 meter. , <iulangi kegiatan di atas dengan menggunakan ' gram tanah ultisol dan ' gram tanah inceptisol, serta tambahkan %( ml air destilata dan %( ml larutan K/l %".

I-. &ASIL PEN AMATAN )AN PENBA&ASAN A. &asil Penga!atan Tabel +asil penga!atan p& $p& !eter% &.O K*l %A&,( %A$( %A&,( %A$( (,4' 6,;( &,(& %,99 (,6) (,(% &,%& %,;% p& $lak!us% %A&,( 6 ( &.O %A$( 6 6 %A&,( & ' K*l %A$( & &

(enis tana+ Ultisol #nceptisol

B.Pe!ba+asan <ari table hasil pengamatan penetapan p5 tanah ,dengan percobaan menggunakan p5 meter terlihat bah2a p5 5&C lebih tinggi dibandingkan p5 K/l. elarut pada K/l lebih rendah jika di bandingkan dengan pelarut 5&C dikarenakan garam K/l akan melepas 5H dari kompleks jerapan, sehingga tanah akan lebih masam. 6anah yang masam karena kandungan5H yang tinggi dan banyak ion 0l'H yang bersi+at masam karena dengan air ion tersebut dapat menghasilkan 5H. <engan menggunakan 5&C dan K/l, p5 5&C dihasilkan lebih tinggi dari p5 K/l. 5al ini disebabkan karena kemasaman yang di ukur dengan menggunakan 5&C adalah kemasaman akti+ sedangkan p5 K/7 mengukur kemasan akti+ dan kemasaman potensial. K/l mampu mengukur mengukur akti*itas 5H yang ada diluar tanah disebabkan karena ion KH yang berasal dari K/l dapat ditukar dengan ion 5H, sedangkan hal tersebut tidak berlaku untuk 5&C. 6anah inceptisol umumnya hanya mempunyai horizon yang banyak mengandung sul+at asam ,catday- p5 I ',( dan terdapat karatan kisaran kadar / organic dan K6K dalam tanah #nceptisol sangat besar, begitu juga dengan kejenuhan basa, p5 tanah I ',( menenjukkan bah2a tanah tersebut bersi+at masam yang berarti kepekatan 5 H lebih tinggi dari kepekatan C5-. !edangkan tanah ultisol memiliki tingkat pelapukan dan pembentukan ultisol berjalan lebih cepat pada daerah-daerah beriklim humial dan suhu tinggi dengan curah hujan tinggi seperti halnya di #ndonesia. #ni brarti ultisol merupakan tanah yang telah mengalami proses pencucian sangat intensi+.

5al ini menyebabkan ultisol mempunyai kejenuhan basa yang rendah ,kurang dari ',(( pada standar p5 ;,&dan kadar mineral lapuknya sangat rendah. Baktor-Baktor yang mempengaruhi p5 tanah,yang menyebabkan perbedaan nilai p5 adalah A %. &. Kejenuhan Basa ,KB-, apabila semakin besar kejenuhan basa, semakin tinggi p5 tanah dan sebaliknya bila kejenuhan basa rendah, maka p5 rendah. !i+at koloid, merupakan koloid organik mudah mendisosiasikan ion 5H ke larutan tanah dan sebaliknya untuk koloid Be dan 0l hidroks oksida dan liat silikat, p5 tanah organik I p5 tanah mineral yang kaya Be dan 0l hidroks oksida atau liat silikat pada kejenuhan basa yang sama. '. ). (. 6. 4. ;. 9. 1aacam kation yang terjerap, koloid-koloid yang menjerap "a H dan ion basa-basa yang lain akan mempunyai p5 tinggi. :umlah curah hujan <rainase tanah internal 6ipe *egetasi 0kti*itas manusia Ketersediaan unsur hara 6ekstur tanah dan stuktur tanah

%$. Ketersediaan air %%. Bahan organik !edangkan +aktor-+aktor yang mempengaruhi penetapan p5 tanah antara lain A %. &. erbandingan tanah dengan air, +aktor ini harus diperhatikan karena perbandingan tersebut menentukan besar kecilnya p5, jika perbandingan menurun, maka elektroda tidak sempurna. Kandungan garam-garam dalam larutan tanah, tanah-tanah masam mengandung cukup garam-garam terlarut untuk mengganggu pertumbuhan tanaman, terutama dengan meningkatnya tekanan osmosis larutan tanah dan membatasi larutan air. 3aram-garam terlarut mungkin mengendap secara alami dalam tanah di daerah-daerah kering, sebagai akibat penambahan air irigasi. '. Keseimbangan /C& udara dan /C& tanah, /C& yang dihasilkan dari pernapasan melarut dalam larutan tanah membentuk asam karbonat rendah. engaruh ini terlihat pada tanah-tanah kapur dan tanah alkali lainnya untuk ribuan tahun, yang menunjukkan bah2a terbentuknya asam karbonat dalam tanah mempunyai peranan yang kurang berarti dalam menentukan p5 tanah. Upaya yang mungkin dilakukan untuk mencapai p5 dan optimal bagi pertumbuhan tanaman antara lain A %. <engan cara pemeliharaan rutin, seperti memperbaiki biologi tanah, yaitu mikroba tanah sebagai bahan organik tanah, humu+ikasi, mineralisasi dan pengikat nitroksin udara.

&.

1emperbaiki kimia tanah yaitu melakukan pemupukan, mengamati reaksi tanah dan tersedianya unsure hara bagi pertumbuhan tanaman dan memperbaiki p5 tanah sehingga mencapai p5 sekitar 4 ,p5 netral-. 1isalnya dengan pemberian kapur dan pupuk +os+at. Upaya mengatasi kendala kemasaman dan kejenuhan 0l'H yang tinggi dapat dilakukan pengapuran. emberian kapur bertujuan untuk meningkatkan p5 tanah dari masam ke p5 netral, serta menurunkan kadar 0l'H. Untuk menaikkan kadar /a dan 1g dapat diberikan dolomit, 2alaupun pemberian kapur selain meningkatkan p5 tanah juga dapat meningkatkan kadar /a dan kejenuhan basa. emupukan +os+at merupakan salah satu cara mengelola tanah ultisol, karena disamping kadar terdapat unsur-unsur yang dapat meretensi +os+at yang ditambahkan. Kekurangan disebabkan oleh kandungan rendah, juga pada tanah ultisol dapat

pada bahan induk tanah yang memang sudah rendah, atau kandungan

sebetulnya tinggi tetapi tidak tersedia bagi tanaman karena diserap oleh unsur lain seperti 0l dan Be. '. enambahan bahan organik, bahan organik dapat meningkatkan agregasi tanah, memperbaiki aerasi dan perkolasi, serta membuat struktur tanah menjadi lebih remah dan mudah diolah. Bahan organik tanah melalui +raksi-+raksinya mempunyai pengaruh nyata terhadap pergerakan dan pencucian hara. organik dapat pula diusahakan melalui pertanaman lorong ,alley cropping-. -. KESIMPULAN <ari percobaan yang telah dilakukan mengenai reaksi ,p5- tanah dapat disimpulkan bah2a A %. &. '. ). p5 5&C lebih tinggi dibandingkan p5 K/l. <enagn pengukuran menggunakan p5 meter dan kertas lakmus, dahasikan bah2a p5 tanah ultisol lebih tinggi daripada p5 tanah inceptisol. Baktor-+aktor yang mempengaruhi p5 tanah antara lain adalah perbandingan air dengan tanah, kandungan garam-garam dalam larutan tanah, dan keseimbangan /C& udara dan /C& tanah. enetapan p5 tanah dengan p5 meter hasilnya lebih akurat dibandingkan menggunakan kertas lakmus yang si+atnya kualitati+. enyediaan bahan

)A"TAR PUSTAKA

Both, 5enry <. %99). <asar-dasar #lmu 6anah.:akarta A =rlangga 5ardjo2igeno. %9;4. #lmu 6anah. :akarta A 0kademika ressindo

1ohr. %94&. 6ropical !oils. "et 5erlands. 3euze <ordrecht !yarie+ h.B, !yari+udin. %99;. Bisika Kimia 6anah ertanian. Bandung A ustaka Buana PERTAN/AAN

%. &. %.

6erangkan mangapa dalam penetapan p5 tanah, perbandingan antara air dengan tanah harus diperhatikanJ 1ungkinkah p5 K/l lebih tinggi dari p5 5&CK 6erangkanJ :a2ab A Karena perbandingan tersebut menentukan besar kecilnya p5 tanah. "isbah antara tanah dan air yang digunakan biasanya %A%, %A&,( dan %A(. 1akin tinggi nisbah, maka makin tinggi p5 tanah dan jika perbandingan terlalu rendah akan terjadi kontak antara larutan tanah dengan elektroda tidak sempurna, akibatnya pengukuran kurang teliti. 0ir merupakan unsure hara utama bagi kelompok 5 dan C yang harus tersedia di dalam tanah yang berguna bagi tanaman. :adi air dan tanah dalam penetapan p5 harus diperhatikan.

&.

6idak mungkin, karena K/l berasal dari KC5 dan 5/l, dan untuk keduanya asam kuat dan basa kuat, tidak mungkin melakukan pelepasan 5H dari kompleks jerapan.

Daya Cerna Air Liur !istem pencernaan akan menguraikan bahan-bahan makanan yang masuk ke dalam tubuh secara mekanik dan kimia2i menjadi bentuk yang dapat diasimilasi, enzim pencernaan berperan penting untuk menghidrolisis bahan makanan tersebut menjadi bentuk yang lebih sederhana ,1urray et al. %999-. 0ir liur atau sali*a merupakan salah satu enzim pencernaan yang disekresikan oleh tiga pasang kelenjar air liur yaitu kelenjar parotis, kelenjar submaksilaris, dan kelenjar sublingual yang menghasilkan enzim L-amilase.

=nzim ini akan menghidrolisis protein menjadi asam amino, pati menjadi monosakarida, triasilgliserol menjadi gliserol, asam lemak dan monoasilgliserol ,1urray et al. %999-. /airan yang dihasilkan tiap kelenjar pada rongga mulut berbeda-beda. Kelenjar submaksilaris lebih dominan dalam pengeluaran glikoprotein, sedangkan kelenjar parotis menghasilkan ptialin. !ali*a atau air liur mengandung enzim amilase dan penyusun-penyusun sali*a lainnya sehingga dapat mengkatalisis beberapa reaksi di dalam rongga mulut ,3li*ery %996-. enyusun sali*a ini dapat diketahui dengan melakukan pengujian. Uji biuret misalnya untuk mengidenti+ikasi ikatan peptida pada protein, sampel pada uji biuret dapat membentuk 2arna ungu kompleks untuk hasil positi+ apabila direaksikan dengan /u!C) ,!oedarmono %9;9-. Uji 1olisch akan membentuk turunan karbohidrat, uji ini sangat sensiti+ akan tetapi tidak spesi+ik. engujian dengan benedict akan mereduksi ion /u&H pada gula yang mengandung gugus aldehida dan keton bebas dalam suasana alkali sehingga terbentuk /uH berupa endapan /u&C ber2arna merah bata. Uji iodium akan membentuk kompleks adsorpsi ber2arna spesi+ik pada polisakarida. 0milosa pada pati dengan iodium akan menghasilkan 2arna biru. Uji 1illon menggunakan pereaksi merkuri dan ion merkuro dalam asam nitrat dan asam nitrit, tujuannya untuk mengidenti+ikasi adanya senya2a hidroksi +enolik sehingga protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil positi+ ber2arna merah. Kinerja enzim air ludah atau sali*a dipengaruhi oleh suhu optimum pada '4M/ dan p5 6,;. !ali*a mengandung enzim pencernaan berupa L-amilase yang akan menghidrolisis pati menjadi dekstrin dan maltosa, enzim ini berperan penting sebagai penghidrolisis a2al dari makanan yang masuk ke dalam tubuh. PEN)A&ULUAN =nzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup dan mempunyai +ungsi penting sebagai katalisator reaksi biokimia yang secara kolekti+ membentuk metabolism perantara ,intermediary metabolism- dari sel ,8irahadikusumah %944-. 1enurut 0isjah ,%9;6- berdasarkan strukturnya, enzim terdiri atas komponen yang disebut apoenzim yang berupa protein dan komponen lain yang disebut gugus prostetik yang berupa nonprotein. 3ugus prostetik dibedakan menjadi koenzim dan ko+aktor. Koenzim berupa gugus organik yang pada umumnya merupakan *itamin, seperti *itamin B%, B&, "0<H ,"icotinamide 0denine <inucleotide-. Ko+aktor berupa gugus anorganik yang biasanya berupa ion-ion logam, seperti /u&H, 1g&H, dan Be&H. Beberapa jenis *itamin seperti kelompok *itamin B merupakan koenzim. :adi, enzim yang utuh tersusun atas bagian protein yang akti+ yang disebut apoenzim dan koenzim, yang bersatu dan kemudian disebut holoenzim. !ali*a adalah cairan eksokrin yang terdiri dari 99% air, berbagai elektrolit yaitu sodium, potasium, kalsium, kloride, magnesium, bikarbonat, +os+at, dan terdiri dari protein yang berperan sebagai enzim, immunoglobulin, antimikroba, glikoprotein mukosa, albumin, polipeptida dan oligopeptida yang berperan dalam kesehatan rongga mulut. !ali*a terdiri dari 99,(% air dan $,(% subtansi yang larut. Beberapa komposisi sali*a adalah protein ,mucoid, enzim, protein serum, +aste product-, ion-ion organik, gas, dan zat-zat aditi+ di rongga mulut ,!uharsono %9;6-.

TU(UAN ercobaan ini bertujuan untuk mengetahui si+at dan susunan air liur, pengaruh suhu dan p5 pada akti+itas amilase air liur, serta mengetahui hidrolisis pati matang dan mentah oleh amilase air liur. ALAT )AN BA&AN

0lat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, gelas piala, pipet tetes, pipet *olumetrik, dan pemanas air, kertas saring, karet penyumbat, tabung erlenmeyer, urinometer, glass 2ool, dan porselen. Bahan praktikum yang digunakan adalah lakmus , lakmus 1C, pereaksi Biuret, pereaksi 1olisch, pereaksi millon, klorida, sul+at, +os+at, pereaksi musin, 5/l, asam asetat, akuades, "a&/C', pereaksi iodium encer, pereaksi benedict, air liur, larutan patiGkanji %%. PROSE)UR PER*OBAAN ada percobaan pertama, yaitu si+at dan susunan air liur. 5al pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan air liur sebanyak ($ ml. Kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring dan glass 2ool pada tabung erlenmeyer. engujian pertama yaitu menentukan bobot jensnya dengan urinometer, lalu uji reaksi dengan lakmus dan lakmus 1C, diuji juga dengan pereaksi Biuret, dan pereaksi millon untuk mengetahui adanya protein, dan pereaksi 1olisch untuk uji karbohidrat. Uji dilakukan juga terhadap klorida, sul+at, dan +os+at untuk menuji adanay mineral yang terkandung dalam air pati. <an untuk mengetahui adanya endapan putih diberikan pereaksi musin pada & ml air liur. ercoban kedua, pengaruh suhu pada akti+itas amilase enzim. ertama-tama siapkan empat tabung reaksi, diisi dengan & ml ar liur dan & ml akuades, larutan tersebut dikocok dengan baik, lalu tabung pertama disimpan pada penangas air bersuhu %$F/, tabung kedua pada suhu kamar, tabung ketiga pada suhu '4F/, dan tabung keempat pada suhu ;$F/ selama %( menit. Kemudian masing-masing tabung ditambah dengan & ml larutan kanji %%, dikocok dengan baik, dan diletakkan pada kondisi suhu selama %$ menit. Uji dengan pereaksi iodum encer dan pereaksi benedict. ercobaan ketiga, pengaruh p5 pada akti+itas amilase air liur. ertama-tama siapkan empat tabung reaksi, lalu tabung pertama diisi dengan & ml 5/l, tabung kedua dengan & ml asam asetat, tabung ketiga dengan & ml akuades, dan tabung keempat dengan & ml "a&/C'. 1asing-masing tabung ditambah dengan & ml larutan kanji %%, adan & ml air liur, dkocok dengan baik, dan diletakkan pada penangas air bersuhu '4F/ selama %( menit. <an diuji dengan pereaksi iodium dan benedict. ercobaan keempat, hidrolisis pati matang oleh amilase air liur. ada tabung diisi ' ml larutan pati atau kanji %% dan air liur yang telah disaring sebanyak $,& ml atau ) tetes lalu dikocok. 1asukkan ke penangas air bersuhu '4F/. !etiap % menit ambil % tetes larutan tersebut ke porselen untuk diuji dengan pereaksi iodum encer. 7ihat perbedaan 2arna yang ditimbulkan pada setiap menit dan catat pada menit keberapa timbul 2arna biru, coklat, dan kapan tidak ada perubahan 2arna lagi. !etelah diuji dengan iodium telah menghasilkan positi+, yaitu menjadi 2arna kuning ,tidak ada perubahan 2arna atau adanya titik akromatik- diuji dengan pereaksi benedict. ercobaan kelima, hidrolisis pati mentah oleh amilase air liur. 6abung diberi sedikit tepung pati, lalu ditambah dengan ( ml akuades dan dikocok. 6ambahkan %$ tetes air liur, simpan pada penangas air bersuhu '4F/ selama &$ menit. Kemudian disaring dan diuji +iltratnya terhadap produksi hidrolisis pati oleh amilase seperti pada percobaan keempat, yaitu 7ihat perbedaan 2arna yang ditimbulkan pada setiap menit dan catat pada menit keberapa timbul 2arna biru, coklat, dan kapan tidak ada perubahan 2arna lagi. !etelah diuji dengan iodium telah menghasilkan positi+, yaitu menjadi 2arna kuning ,tidak ada perubahan 2arna atau adanya titik akromatik- diuji dengan pereaksi benedict. Kemudian hasilnya dibandingkan. &ASIL PEN AMATAN 6abel %. !i+at +isik dan susunan air liur U'i &asil Penga!atan Keterangan

Bobot :enis 7akmus BB 1C Biuret 1illon 1olisch 1usin Klorida !ul+at Bos+at Ket A H A ositi+ - A "egati+ /ontoh perhitunganA BK D

%,$%$ grGmm 1erah utih :ingga Oiolet 3umpalan Kuning Oiolet =ndapan putih =ndapan putih =ndapan putih 5ijau kekuningan

B: air liurNB: alat 0sam H H H H H H H H -

D D &,''' E %$-' 0 1211. B: terkoreksi D B: terbaca H BK D %,$$; H $,$$& 0 32131 gr4!!

3ambar %. 5asil uji BB dan 1C

3ambar &. 5asil uji Biuret, 1illon, dan 1olisch

3ambar '. 5asil Uji 1usin 3ambar ). 5asil Uji Klorida

3ambar (. 5asil Uji !ul+at dan Bos+at

6abel &. engaruh suhu pada akti*itas amilase air liur N#!#r Tabung % & ' ) Ket A U'i I#d ,-- Bening Ungu ,-- Bening hijau kekuningan ,-- Bening kuning ,H- Biru pekat U'i Benedict ,H- terdapat endapan merah ,H- terdapat endapan merah ,H- terdapat endapan merah ,-- tidak terdapat endapan merah

H A ositi+ - A "egati+

3ambar 6. 5asil uji iod pada suhu %$o/, &4o/,'4o/, dan ;$o/.

3ambar 4. 5asil uji benedict pada suhu %$o/, &4o/,'4o/, dan ;$o/.

PEMBA&ASAN 6ubuh manusia menghasilkan berbagai macam enzim yang tersebar di berbagai bagian dan memiliki +ungsi tertentu. !alah satu enzim yang penting dalam sistem pencernaan manusia adalah enzim amilase. =nzim ini terdapat dalam sali*a atau air liur manusia. !ali*a yang disekresikan oleh kelenjar liur selain mengandung enzim amilase juga mengandung 99,(% air, glikoprotein, dan musin yang bekerja sebagai pelumas pada 2aktu mengunyah dan menelan makanan. 0milase yang terdapat dalam sali*a adalah L-amilase liur yang mampu membuat polisakarida ,pati- dan glikogen dihidrolisis menjadi maltosa dan oligosakarida lain dengan menyerang ikatan glikosodat L,% )-. 0milase liur akan segera terinakti*asi pada p5 ),$ atau kurang sehingga kerja pencernaan makanan dalam mulut akan terhenti apabila lingkungan lambung yang asam menembus partikel makanan. !ali*a adalah cairan yang lebih kental daripada air biasa dan mengandung enzim amilase. 5al ini sesuai dengan hasil pengamatan air liur ,sali*a- yang menunjukkan bah2a sali*a memiliki bobot jenis lebih besar daripada air, yaitu %.$$; gGm7. Uji lakmus tidak dilakukan pada praktikum kali ini. "amun, menurut 0merongen ,%99%-, rata-rata p5 air liur normal yaitu 6,;, yaitu bersi+at asam. !ehingga jika diuji dengan lakmus merah, 2arna lakmus akan tetap ber2arna merah. 7akmus adalah asam lemah. 7akmus memiliki molekul yang sungguh rumit yang akan kita

sederhanakan menjadi 57it. P5P adalah proton yang dapat diberikan kepada yang lain. P7itP adalah molekul asam lemah. 6idak dapat dipungkiri bah2a akan terjadi kesetimbangan ketika asam ini dilarutkan dalam air.

7akmus yang tidak terionisasi adalah merah, ketika terionisasi adalah biru ,Keusch &$$'-. =nzim amilase yang berada dalam air liur tetap ber2arna bening ketika ditambahkan dengan Benol+talein ,BB-. 8arna bening yang dihasilkan dalam uji BB menandakan bah2a larutan bersi+at asam. 5al ini menguatkan pernyataan bah2a air liur bersi+at asam. Benol+talein adalah indikator titrasi yang lain yang sering digunakan, dan +enol+talein ini merupakan bentuk asam lemah yang lain.

ada kasus ini, asam lemah tidak ber2arna dan ion-nya ber2arna merah muda terang. enambahan ion hidrogen berlebih menggeser posisi kesetimbangan ke arah kiri, dan mengubah indikator menjadi tak ber2arna. enambahan ion hidroksida menghilangkan ion hidrogen dari kesetimbangan yang mengarah ke kanan untuk menggantikannya - mengubah indikator menjadi merah muda. 9ange p5 berkisar antara ;-%$. !i+at asam air liur juga dibuktikan melalui percobaan 1etil Cren ,1C-. :ingga metil adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam titrasi. ada larutan yang bersi+at basa, jingga metil ber2arna kuning dan strukturnya adalahA

!umber A Keusch &$$' <ari hasil percobaan, didapatkan bah2a air liur yang dicampurkan dengan 1C menghasilkan 2arna oren ,jingga- yang berarti larutan bersi+at asam. 5asil uji Biuret terhadap enzim amilase menunjukkan hasil yang positi+ dengan berubahnya 2arna larutan menjadi *iolet ,tabel %-. Uji Biuret dilakukan untuk mengetahui keberadaan gugus amida pada larutan yang diuji. 1enurut 9aras et al ,&$%$-, reaksi Biuret menggunakan beberapa macam reagen, yaitu /u!C) dan "aC5. /u!C) ber+ungsi sebagai penyedia ion /u&H yang nantinya akan membentuk kompleks dengan protein. !ementara penambahan "aC5 ber+ungsi untuk menyediakan basa. !uasana basa akan membantu membentuk /u,C5-& yang nantinya akan menjadi /u&H dan &C5-. 9eaksi yang terjadi pada pengujian Biuret adalah A

5asil yang positi+ menunjukkan bah2a enzim amilase yang terkandung dalam air liur mengandung gugus amilase. 5asil positi+ pun didapatkan pada uji millon. rinsip dari uji millon adalah pembentukan garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi. 6irosin merupakan asam amino yang mempunyai molekul +enol pada gugus 9-nya, yang akan membentuk garam merkuri dengan pereaksi millon. ereaksi millon berisi merkuri dan ion merkuro dalam asam nitrat dan asam nitrit. 8arna yang mengalami perubahan kekuningan merupakan garam merkuri dan tirosin yang ternitrasi. !ehingga pada air liur terdapat kandungan garam tirosin. Uji 1olisch juga dilakukan pada pengujian si+at air liur. rinsip uji 1olisch adalah kondensasi dari hidroksi metal +ur+ural ,heksosa- atau +ur+ural ,pentosa- dengan

al+a-na+tol akan membentuk suatu cincin ber2arna ungu. 0l+a-na+tol ber+ungsi sebagai indicator 2arna untuk memudahkan saja, sedangkan 5&!C) ber+ungsi untuk menghidrolisis glukosa ,heksosa- menjadi hidroksimetil +u+ural atau arabinosa ,pentosa- yang akan diubah menjadi +uru+ural. 9eaksi 1olisch ini positi+ untuk semua karbohidrat. 5asil uji molish pada air liur menghasilkan perubahan 2arna campuran air liur dengan pereaksi molish menjadi *iolet. erubahan 2arna menjadi *iolet menunjukkan reaksi positi+ yang berarti dalam air liur terkandung karbohidrat. Uji klorida adalah uji untuk mendeteksi adanya kandungan ion klorida pada suatu larutan. 5asil uji klorida menunjukkan terdapat endapan putih yang menunjukkan reaksi positi+ pada uji ini. Uji klorida menunjukkan bah2a air liur mengandung ion klorida. Uji 1usin yang dilakukan pada air liur dihasilkan reaksi positi+ dengan terbentuknya endapan ber2arna putih pada dasar tabung reaksi ,gambar '-. Uji 1usin menunjukkan bah2a air liur mengandung musin. Uji +os+at merupakan uji untuk mengetahui adanya ion +os+at pada suatu larutan. ada tabung reaksi setelah penambahan 5"C' pekat terdapat endapan kuning. !ebelumnya pada preparasi untuk uji +os+at dan kalsium asam asetat yang ditambahkan ber+ungsi untuk melarutkan endapan /a-1g-+os+at. 0sam nitrat pekat yang ditambahkan ber+ungsi untuk melepaskan asam +os+at menjadi asam +os+at. !etelah penambahan ammonium molibdat, +os+at yang terlepas berikatan menjadi ammonium +os+omolibdat . 5asil uji +os+at bereaksi negati+ dengan terbentuknya 2arna hijau kekuningan. !ehingga dalam sali*a tidak mengandung ion +os+at ,3il*ery %996-. Uji sul+at pada air liur menunjukkan reaksi positi+ dengan terbentuknya endapan putih pada larutan yang diuji ,gambar (-. engujian sul+at ini menggunakan Ba/l& yang akan membentuk Ba!C) yang memiliki kelarutan rendah sehingga akan mengakibatkan terbentuknya endapan dalam larutan yang diasamkan. <alam hasil pengamatan terlihat endapan putih ,lebih keruh-. 5al ini membuktikan adanya ion sul+at di dalam air liur ,sali*a-. 1enurut 1aryati ,&$$$-, ion-ion utama yang ditemukan dalam sali*a adalah kalsium dan +os+at yang berperan penting dalam pembentukan kalkulus. #on-ion lain yang memiliki jumlah yang lebih kecil terdiri dari sodium, potasium, klorida, sul+at dan ion-ion lainnya. !ali*a terdiri atas 99.&)% air dan $.(;% terdiri atas ionion /a&H, 1g&H, "aH, KH, C)'-, /l-, 5/C'-, !C)&-, dan zat-zat organik seperti musin dan enzim amilase ,ptialin-. 1usin suatu glikoprotein dikeluarkan oleh kelenjar sublingual dan kelenjar submaksilar, sedangkan ptialin dikeluarkan oleh kelenjar parotid. /airan air liur mengandung L-amilase yang menghidrolisa ikatan L,%Q)- pada cabang sebelah luar glikogen dan amilopektin menjadi glukosa, sejumlah kecil maltosa, dan suatu inti tahan hidrolisa yang disebut dekstrin. 5anya sebagian kecil amilum yang dapat dicema di dalam mulut, oleh karena itu sebaiknya makanan dikunyah lebih lama untuk memberi kesempatan lebih banyak pemecahan amilum di rongga mulut. 0kti*itas enzim amilase dipengaruhi oleh beberapa +aktor, diantaranya adalah perubahan p5, suhu, pelarut organik, dan yang menyebabkan denaturasi protein. engujian pengaruh suhu terhadap air liur digunakan dua pereaksi yang berbeda. Uji Rodium terhadap hasil percobaan pengaruh suhu akti*itas amilase air liur yang dipanaskan pada suhu ;$o/ dan '4o/ memberikan hasil yang positi+, yaitu larutan menjadi ber2arna kuning dan kecokelatan. 5al tersebut menunjukkan pati dihidrolisis oleh amilase air liur. /ampuran amilase air liur dan pati yang disimpan pada suhu %$o/, dan suhu kamar memberikan hasil yang negati+. 5al ini ditunjukkan dengan 2arna biru larutan. 8arna ini disebabkan oleh belum terhidrolisisnya pati secara sempurna. 7arutan iod berperan sebagai indikator hidrolisis. !enya2a polisakarida akan memberikan 2arna yang spesi+ik dengannya, yaitu berupa 2arna ungu kehitaman tetapi jika polisakarida tersebut dihidrolisis maka 2arna yang ditimbulkan adalah 2arna kuning kecokelatan ,1aryati &$$$-. !ementara hasil uji Benedict menunjukkan campuran yang disimpan pada suhu ;$o/ menunjukkan reaksi negati+. 5al ini menunjukkan bah2a enzim amilase tidak bekerja pada suhu di atas ;$o/. ada suhu '4o/ reaksi ini menimbulkan 2arna merah bata pada larutan. 5al tersebut dikarenakan glukosa yang dihidrolisis dari pati akan berikatan dengan pereaksi benedict membentuk kompleks ber2arna merah bata , oedjadi %99)-. Berdasarkan hasil percobaan, dapat diketahui bah2a suhu optimum akti*itas enzim amilase adalah '4o/. !uhu optimum untuk akti*itas enzim amilase adalah '4o/ ,0hmad &$$$-.

Uji benedict didapatkan hasil positi+ pada pemanasan suhu %$o/, &4o/ ,suhu kamar-, dan '4o/. !ementara pada pemanasan ;$o/ didapatkan hasil negati+. 5al ini menunjukkan bah2a pada suhu ;$o/, enzim amilase mengalami denaturasi. !ehingga pada suhu ;$o/, glikogen tidak terdeteksi. ati matang lebih cepat terhidrolisis dibanding dengan pati mentah, karena matang berarti pada suhu %$$F/ dan ikatan rantai sudah terputus-putus sehingga akan mudah terhidrolisis dan menimbulkan 2arna merah bata yang menunjukkan ada banyak kabohidrat yang terkandung ,!imanjuntak S !ilalahi &$$'-. 5al tersebut dikarenakan uji benedict merupakan uji untuk menguji kandungan gula pereduksi. reaksi dinyatakan positi+ apabila terbentuk endapan ber2arna biru kehijauan sampai merah batu bata. ,tergantung pada kadar gula reduksi yang tersedia-. !ementara pada uji pada suhu %$o/, &4o/ ,suhu kamar-, dan '4o/ didapatkan hasil positi+. 5al ini dikarenakan pada suhu tersebut, enzim masih bisa bertahan ,tidak mengalami denaturasi-, sehingga enzim dapat mengubah pati yang terlarut dalam air liur menjadi glikogen. 6erbentuknya glikogen dibuktikan dengan uji positi+ terhadap benedict dengan munculnya endapan merah pada uji benedict. Uji benedict ini spesi+ik untuk karbohidrat yang mempunyai gugus karbonil bebas, yaitu semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trehalosa. <asar reaksi ini yaitu adanya reduksi dan oksidasi. <alam reagen terdapat /u!C), "a-sitrat, dan "a&/C'. /u!C) ber+ungsi untuk menyediakan /u&H. "a-sitrat ber+ungsi untuk mencegah terjadinya endapan /u,C5-& atau /u/C', sementara "a&/C' ber+ungsi sebagai alkali yang mengubah gugus karbonil bebas dari gula menjadi bentuk enol yang reakti+. =nol yang reakti+ mereduksi /u&H dari senya2a kompleks dengan sitrat menjadi /uH. /uH bersama C5 membentuk /uC5 ,ber2arna kuning-, yang dengan pemanasan akan berubah menjadi endapan /u&C yang ber2arna merah. 8arna yang terbentuk ber*ariasi mulai dari hijau, kuning, orange, merah sampai endapan merah bata, tergantung jumlah /u&C yang terbentuk, sehingga reaksi ini dapat digunakan untuk menentukan adanya gula baik secara kualitati+ maupun kuantitati+.

Kerja enzim yang terdeteksi pada suhu %$o/, &4o/ ,suhu kamar-, dan '4 / membuktikan bah2a enzim dapat bekerja baik dalam suhu tertentu. 5al ini menunjukkan bah2a pada kisaran suhu tersebut enzim bekerja secara optimum sehingga nilai kuantitati+ akti*itasnya besar. 5al ini sesuai dengan teori yang dikemukakan 3aman S !herrington ,%99)- menurutnya, akti*itas enzim dipengaruhi oleh suhu. !uhu optimal enzim berkisar antara '$- )$ M/, yaitu suhu tubuh. ada suhu diatas dan diba2ah optimalnya, akti+itas enzim berkurang. <iatas suhu ($ M/ enzim secara bertahap menjadi inakti+ karena protein terdenaturasi. ada suhu %$$ M/ semua enzim rusak. ada suhu sangat rendah, enzim tidak benar . benar rusak tetapi akti+itasnya sangat banyak berkurang.
o

KESIMPULAN !ali*a bersi+at asam dengan hasil percobaan BB dan 1C. !ali*a mengandung ion-ion organik seperti sul+at, klorida, musin, tanpa mengandung +os+at. !elain itu sali*a mengandung enzim amilase. =nzim amilase dapat bekerja baik dalam suhu antara '$- )$ M/, yaitu suhu tubuh. )A"TAR PUSTAKA 0hmad 5. &$$$. ,arutan -sam dan .asa. BandungA 3anesa. 0merongen 0O". %99%. ,udah dan elenjar ,udah / -rti .agi esehatan $igi. !urabaya A 3adjah 1ada Uni*ersity ress. 0isjah 3. %9;6. )n%im dalam .iokimia 0. :akartaA 3ramedia.

3aman S !herrington. %99&. 1lmu Pangan. !urabayaA 3adjah 1ada Uni*ersity press. 3il*ery 3. %996. .iokimia Suatu Pendekatan #ungsional. =disi '. 0irlangga Uni*ersity ressA !urabaya Keusch . &$$'. .asic and acid -%o 2yes. U!0A /hemie-uni. 1aryati !. &$$$. Sistem Pencernaan 3akanan. :akartaA =rlangga. oedjaji 0. %99). 2asar4dasar .iokimia. :akartaA Uni*ersitas #ndonesia. 9aras 500 et al. &$%$. Penetapan adar Protein Secara .iuret. RogyakartaA Uni*ersitas !anatha <harma. !imanjuntak 16, !ilalahi :. Penuntun Praktikum .iokimia. !umateraA U!U <igital 7ibrary. !uharso 1. %9;6. )n%im dalam .iokimia. RogyakartaA 3adjah 1ada Uni*ersity ress. 8irahadikusumah 1. %944. .iokimia/ Protein, )n%im, dan -sam Nukleat. Bandung A enerbit #6B.

You might also like