You are on page 1of 29

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang perlu diadakannya Prakerin adalah untuk mempraktikkan teori
yang sudah didapat disekolah. Kegiatan Prakerin tersebut merupakan salah satu
langkah untuk menjadikan para siswanya mandiri. Dengan melaksanakan praktik
kerja industri akan membuat pengetahuan yang kami dapat lebih baik.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan Sekolah yang bertujuan untuk
menyiapkan peserta didiknya agar siap dalam menghadapi tantangan didunia kerja
baik Dunia Usaha atau Dunia Industri (DU/DI), sehingga para siswa SMK dibekali
dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang lebih dibandingkan dengan sekolah
lain.
SMK Komputama Majenang merupakan salah satu SMK yang membekali
siswa/siswinya untuk menjadi tenaga – tenaga yang ahli dibidang komputer terutama
terutama siswa yang mengambil jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).
Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan dan penerapan ilmu yang diperoleh
siswa selama menempuh pendidikan disekolah, serta untuk mengetahui kebutuhan
DU/DI dalam hal ketenaga kerjaan. Maka SMK Komputama Majenang mengadakan
Praktik Kerja Industri (Prakerin) untuk para siswanya yang telah menyelesaikan
pendidikan sampai Tingkat II.
Prakerin biasanya dilakukan di tempat – tempat (DU/DI) yang bergerak
dibidang yang sesuai dengan yang diambil siswa dalam hal ini computer, sehingga
kami berempat dipilih oleh para instruktur kami untuk melakukan Prakerin di
Departemen Agama Pusat, yang merupakan pusat Agama yang ada di Indonesia,
yang berada di Jakarta.
B. Tujuan Praktik Kerja Industri
Adapun tujuan praktik kerja industri ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
a) Menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian professional, yaitu lulusan
yang memilki pengetahuan, ketrampilan dan etos kerja yang semakin
kompetitif.

1
2

b) Keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara sekolah dengan Dunia
Usaha/Industri dapat tercapai.
c) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pendidikan dan pelatihan
tenaga kerja yang berkualitas dan professional.
d) Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai sebagian dari proses pendidikan.

2. Tujuan Khusus
a) Mempersiapkan para siswa untuk belajar bekerja mandiri, bekerja sama
dalam bentuk tim dan mengembangkan potensi dan kreativitas sesuai
dengan minat dan bakat masing – masing.
b) Meningkatkan status dan kepribadian para siswa sehingga mampu
berorientasi, dan berkomunikasi dan memiliki rasa tanggung jawab serta
disiplin yang tinggi.
c) Memberi kesempatan bagi siswa yang berpotensi untuk menjadi tenaga
yang trampil dan produktif berdasarkan pengakuan standar profesi.
C. Tujuan Penulisan Laporan
Tujuan – tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini adalah:
1. Memberi gambaran secara tertulis mengenai lokasi Prakerin dan kegiatan –
kegiatan yang dilakukan selama Prakerin.
2. Sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam memberi penilaian setelah
Prakerin.
3. Sebagai bukti telah melaksanakan Prakerin.
4. Memenuhi salh satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional (UN) dan Ujian
Sekolah (US).
5. Sebagai dokumentasi tertulis dan sebagai bahan percontohan dalam pembuatan
laporan Prakerin di tahun – tahun mendatang oleh adik – adik kelas.
6. Sebagai sarana mempraktekan teori di sekolah tentang cara menyusun laporan
kegiatan.
7. Sebagai suatu alat evaluasi DU/DI.
8. Sebagai sarana acuan pembelajaran dan pengembangan krikulum sekolah.
9. Sebagai sarana media informasi system dan tata kerja yang ada di DU/DI.
10. Sebagai wawasan dan pengetahuan tentang dunia Prakerin bagi pembaca.
3

D. Waktu Pelaksanaan Prakerin.


Prakerin dilaksanakan mulai tanggal 22 Juni 2009 sampai dengan tanggal 22
Juli 2009, yang bertempatkan di Kantor Departemen Agama Pusat, Jakarta yang
berada di Jalan Lapangan Banteng Barat No. 3-4, Telp. 3811642-3811654-3800200,
Kode Pos 3500/ Jakarta Fax. 2800174, Jakarta 10710.

E. Manfaat Prakerin
1. Manfaat adanya Prakerin bagi perusahaan/industri yang ditempati, yaitu:
1) Perusahaan dapat mengenal kualitas peserta PSG yang belajar dan bekerja
di perusahaannya.
2) Pada umumnya peserta PSG telah ikut dalam proses produksi secara aktif,
sehingga pada pengertian tertentu peserta PSG adalah tenaga kerja yang
memberi keuntungan.
3) Selama proses pendidikan melalui kerja di Industri, peserta PSG lebih
mudah diatur dalam hal disiplin berupa kepatuhan terhadap aturan
perusahaan. Karena itu sikap peserta PSG dapat dibentuk sesuai cirri khas
tertentu dari Perusahaan dimana ia melaksanakan PSG.
2. Manfaat bagi sekolah
1) Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian professional bagi peserta didik,
lebih terjamin pencapainya.
2) Memberi kepuasan bagi penyelenggara pendidikan/sekolah karena
tamatannya lebiih terjamin memperoleh bekal yang bermakna, baik untuk
kepentingan tamatan, kepentingan dunia kerja dan kepentingan kerja.
3) Terdapat kesesuaian yang lebih pas antara program pendidikan dengan
kebutuhan lapangan kerja.
3. Manfaat bagi peserta praktik PSG
1) Keahlian professioanal yang diperoleh dapat mengangkat harga diri dan rasa
percaya diri tamatan, yang selanjutnya akan mendorong mereka untuk
meningkatkan keahlian professionalnya pada tingkat yang lebih tinggi.
2) Mendapat pengalaman baru bagi peserta Prakerin.
3) Hasil belajar peserta di Industri/Perusahaan akan lebih bermakna, karena
setelah tamat akan benar – benar memiliki keahlian professional.
4) Merasakan rasanya kerja menjadi seorang karyawan.
F. Sistematika Penulisan Laporan
4

BAB I PENDAHULUAN, Berisi: Latar Belakang, Tujuan Prakerin, Tujuan


Penulisan Laporan, Waktu Pelaksanaan, Manfaat Prakerin, Dan Sistematika
Penyusunan Laporan.
BAB II URAIAN UMUM, Berisi: Deskripsi Tempat Prakerin, Organisasi/
Kepegawaian, Tata Kerja, Dan Bagan Atau Skema Organisasi.
BAB III URAIAN KHUSUS, Berisi: Ruang Lingkup Kegiatan Prakerin, Dan
Temuan.
BAB IV PENUTUP, Berisi: Kesimpulan Dan Saran.
5

BAB II
URAIAN UMUM

A. Deskripsi ( Gambaran ) DU/DI yang ditempati


1. Sejarah Departemen Agama Pusat
a) Penyelenggaraan Haji Paska Kemerdekaan
Pada tanggal 21 Januari 1950, Badan Kongres Muslimin Indonesia
(BKMI) mendirikan sebuah yayasan yang secara khusus menangani
kegiatan penyelenggaraan haji, yaitu Panitia Perbankan Perjalanan Haji
Indonesia (PPPHI), yang kemudian kedudukannya lebih diperkuat dengan
dikeluarkannya Surat Kementerian Agama Indonesia Serikat (RIS) Nomor
3170 tanggal 6 februari 1950, disusul dengan edara Menteri Agama RIS
Nomor A.III/I/648 tanggal 9 Februari 1950 yang menunjuk PPHI sebagai
satu-satunya wadah yang sah disamping Pemerintah untuk mengurus dan
menyelenggarakan perjalanan haji Indonesia. Sejak saat itulah,
penyelenggaraan ibadah haji ditangani oleh Pemerintah, dalam
Kementerian Agama, dibantu oleh instansi lain seperti Pamongpraja.
Tahun itu merupakan tahun pertama rombongan haji Indonesia yang
diikuti dan dipimpin oleh Majelis Pimpinan Haji bersama dengan
Rombongan Kesehatan Indonesia (RKI).
Dengan dibentuknya Kementerian Agama sebagai salah satu unsur
Kabinet Pemerintahan asetelah masa kemerdekaan, maka seluruh beban
penyelenggaraan ibadah haji ditanggung oleh Pemerintah dan segala
kebijakan tentang pelaksanaan ibadah haji semakin terkendali. Dengan
semakin membaiknya tatanan kenegaraan Indonesia, pada tahun 1964
Pemerintah mengambil alih kewenangan dalam penyelenggaraan haji
dengan membubarkan PPPHI, yang kemudian diserahkan kepada Dirjen
Urusan Haji (DUHA) dibawah koordinasi Menteri Urusan Haji.
b) Penyelenggaraan Haji Masa Orde Baru
Tugas awal penguasa Orde Baru sebagai pucuk pimpinan Negara
pada tahun 1966 adalah membebani sistem kenegaraan. Pembenahan
sistem pemerintahan tersebut berpengaruh pula terhadap penyelenggaraan
haji dengan dibentuknya Departemen Agama, yang merubah struktur dan

5
6

tata kerja organisasi Menteri Urusan Haji dan mengalihkan tugas


penyelenggaraan haji dibawah wewenang Direktur Jenderal Urusan Haji,
termasuk penetapan besarnya biaya, system managemen dan bentuk
organisai yang kemudian ditetapkan dalam Keputusan Dirjen Urusan Haji
Nomor 105 tahun 1966. Pada tahun 1967 melalui keputusan Menteri
Agama Nomor 92 tahun 1967, penetapan besarnya biaya haji ditentukan
oleh Menteri Agama.
Pada tahun 1968, keputusan tentang besarnya biaya haji kembali
ditetapkan oleh Dirjen Urusan Haji dengan keputusan Nomor 111 tahun
1968.
Dalam perjalanan selanjutnya, Pemerintahan bertanggung jawab
secara penuh dalam penyelenggaraan haji, mulai dari penentuan biaya
haji, pelaksanaan ibadah haji serta hubungan antara dua negara yang
mulai dilaksanakan pada tahun 1970. pada tahun trsebut biaya perjalanan
haji ditetapkan oleh Keputusan Presiden melalui Keputusan Presiden
Nomor 11 tahun 1970. dalam tahun berikutnya penyelenggaraan haji tidak
banyak mengalami perubahan – perubahan kebijakan dan keputusan
tentang biaya perjalanan ibadah haji ditetapkan melalui Keputusan
Presiden.
Pada tahun 1976, ditandai dengan adanya perubahan tata kerja dan
struktur organisasi penyelenggaraan ibadah haji yang dilaksanakan oleh
Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji (Dirjen BIUH). Sebagai panitia
pusat, Dirjen BIUH melaksanakan koordinasi ke tiap – tiap daerah tingkat
I dan II diseluruh Indonesia. Dalam hal ini system koordinasi
dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan oleh Dirjen BIUH. Beberapa
panitia penyelenggara didaerah juga menjalin koordinasi dengan Badan
Koordinator Urusan Haji (BAKUH) ABRI. Hal ini dikarenakan BAKUH
ABRI memiliki lembaga tersendiri untuk pelaksanaan operasional
penyelenggaraan ibadah haji.
Setelah tahun 1976, seluruh pelaksanaan operasional perjalanan
ibadah haji dilaksanakan oleh Dirjen BIUH.
Pada tahun 1985, Pemerintah kembali mengikutsertakan pihak
swasta dalam penyelenggaraan ibadah haji, dimana pihak – pihak tersebut
mempunyai kewajiban langsung kepada Pemerintah. Dalam
7

perkembangan selanjutnya, lingkungan bisnis modern mengubah orientasi


pihak – pihak swasta tersebut dengan menyeimbangkan antara orientasi
pelayanan dan orientasi keuntungan yang selanjutnya dikenal dengan
istilah penyelenggaraan haji’plus’.
Pada tahun 1987 Pemerintah mengeluarkan keputusan tentang
penyelenggaraan ibadah haji dan umrah nomor 22 tahun 1987 yang
selanjutnya disempurnakan dengan mengeluarkan peraturan
penyelenggaraan ibadah haji dan umrah nomor 245 tahun 1991 yang lebih
menekankan pada pemberian sanksi yang jelas kepada pihak swasta yang
tidak melaksanakan tugas sebagaimana ketentuan yang berlaku.
Pembatasan jamaah haji yamh dikenal dengan pembagian kuota haji
diterapkan pada tahun 1996 dengan dukungan Sistem Komputerisasi Haji
Terpadu (SISKOHAT) untuk mencegah terjadinya ‘over quota’ seperti
yang pernah terjadi pada tahun 1995 dan sempat menimbulkan keresahan
dan kegelisahan di masyarakat, khususnya calon jemaah haji yang tela
terdaftar pada tahun tersebut namun tidak dapat berangkat. Mulai tahun
2005 penetapan porsi Provinsi dilakukan sesuai dengan ketentuan OKI
yaitu 1 per mil dari jumlah penduduk yang beragama Islam dari masing –
masing Provinsi, kecuali untuk jamaah haji khusus diberikan porsi
tersendiri.
c) Penyelenggaraan Haji Paska Orde Baru
Melalui Keputusan Presiden Nomor 119 tahun 1998, Pemreintah
menghapus monopoli angkutan haji dengan mengizinkan kepada
perusahaan penerbangan lain selain PT. Garuda Indonesia untuk
melaksanakan angkutan haji. Dinukanya kesempatan tersebut disambut
hangat oleh sebuah perusahaan asing, Saudi Arabian Airlines, untuk ikut
serta dalam angkutan haji dengan mengajukan penawaran kepada
Pemerintah dan mendapat respon yang positif dari Pemerintah.
Sejak era reformasi, setiap bentuk kebijakan hartus memnuhi aspek
keterbukaan dan transparansi, jika tidak akan menuai kritik dari
masyarakat. Pemerintah di tuntut untuk yerus menyempurnakan system
penyelenggaraan haji dengan lebih menekankan pada pelayanan,
pembinaan dan perlindungan secara optimal.
8

Penyelenggaraan haji masih menjadi tanggungjawab Menteri Agama


yang dalam pelaksanaan sehari – hari, secara structural dan teknis
funsional, dilaksanakan oleh Direktorat jenderal bimbingan Masyarakat
Islam Dan Penyelenggaraan Haji (Ditjen BPIH) yang tetapkan
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 165 yahun 2000.
Dalam perkembangan terakhir berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 10 tahun 2005, Ditjen BPIH direstrukturisasi menjadi dua unit
kerja eselon I, yaitu Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Ditjen
Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU). Dengan demikian mulai
operasional haji tahun 2007 pelaksana teknis penyelenggara haji dan
pembinaan umrah berada dibawah Ditjen PHU.

B. Organisasi/ Kepegawaian
Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 tahun 2006 tentang
Organisasi dan Tatakerja Departemen Agama, susunan Organisasi Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah terdiri dari :
• Sekretaris Direktorat Jenderal;
• Direktorat Pembinaan Haji;
• Direktorat Pelayanan Haji;
• Direktorat Pengelolaan BPIH dan System Informasi Haji;
• Kelompok Jabatan Funsional.

C. Tata Kerja
1. Tugas dan Fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal
Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan
koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi bagi seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal
penyelenggaraan haji dan umrah berdasarkan kebijakkan teknis yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai fasilitator, Sekretaris Ditjen PHU
melaksanakan fungsinya sebagai berikut:
a Bagian Perencanaan, menyelenggarakan fungsi : penyiapan bahan
perumusan kebijakan dibidang perencanaan dan informasi, penyusunan
9

rencana dan program, pelaksanaan koordinasi kegiatan dibidang


penyelenggaraan haji dan pembinaan umrah, penyelenggaraan pengelola
administratif secara umum untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas
dan fungsi Ditjen PHU.
b Bagian Keuangan, menyelenggarakan fungsi : penyelesaian transaksi
keuangan yang dikelola Ditjen PHU baik yang berasal dari dana APBN
ataupun Non APBN.
c Bagian Ortala dan Kepegawaian, menyelenggarakan fungsi : pengembangan
pegawai dan kajian peraturan perundang – undangan.
d Bagian Umum, Menyelenggarakan Fungsi : koordinasi dan pelaksanaan
pelayanan fasilitas secara teknis yang mendukung tata kerja kantor berupa
pengadaan inventaris kantor, pengelola gaji pegawai dan perjalanan dinas.

2. Tugas dan Fungsi Direktorat Pembinaan Haji


Direktorat Pembinaan Haji mempunyai tugas menyelenggarakan
pembinaan dan pelayanan di bidang pembinaan haji berdasarkan kebijakan
teknis yang diterapkan oleh Direktur Jenderal.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Direktorat
Pembinaan Haji menyelenggarakan fungsi : penyiapan bahan perumusan visi,
misi, dan kebijakan di bidang pembinaan haji; perumusan standarisasi nasional
di bidang pembinaan haji; pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pembinaan
haji; pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan tugas
pembinaan haji; pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Dalam menjalankan fungsinya, ruang lingkup pekerjaannya berada pada
sub direktorat antara lain :
a Subdit Penyuluhan Haji, menyelenggarakan fungsi : sosialisasi
penyelenggaraan haji mulai dari tata cara pendaftaran haji sampai dengan
penjelasan kepada masyarakat.
b Subdit Bimbingan Jemaah, menyelenggarakan fungsi : mengupayaka
kehadiran calon/jemaah haji dengan pembinaan bagi jemaah meliputi
manasik haji, bimbingan ibadah, perjalanan, pelayanan kesehatan,
pembinaan haji mabrur, ukuwah islamiyah dan ibadah sosial.
10

c Subdi Bimbingan Petugas, menyelenggarakan fungsi : rekruitme petugas


haji yang menyertai jemaah (kloter) maupun non kloter melalui test
kompetensi dan test psychology.
d Subdi Bina Haji Khusus Dan Umrah, menyelenggarakan fungsi :
pengelolaan penyelenggaraan ibadah haji khusus dan perizinnan bagi ibadah
haji khusus dan umrah.

3. Tugas dan Fungsi Direktorat Pelayanan Haji


Direktorat Pelayanan Haji mempunyai tugas menyelenggarakan
pembinaan dan pelayanan di bidang pelayanan haji berdasarkan kebijakan
teknis yang oleh Direktur Jenderal.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Pelayanan
Haji menyelenggarakan fungsi:
Pentyiapan bahan perumusan visi, misi dan kebijakan di bidang pelayanan
haji; perumusan standard, pedoman dan prosedur di bidang pelayanan haji;
pelaksanaan kebijakan teknis dan pelayanan di bidang pendaftaran jamaah,
penyiapan dokumen haji akomodasi dan perjalanan haji; pelaksanaan
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pelaksanaan pelayanan haji;
pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Dalam menjalankan fungsinya, ruang lingkup pekerjaannya berada pada
sub direktorat antara lain :
a Subdit Pendaftaran Jemaah Haji, menyelenggarakan fungsi : pemantauan
secara periodic perkembangan pendaftaran jumlah calon jemaah haji,
mengalokasikan porsi jemaah haji.
b Subdi dokumen haji, menyelenggarakan fungsi : pengadaan, dan
penyelesaian paspor haji dan dokumen haji lainya.
c Subdit Akomodasi Haji, menyelenggarakan fungsi : penelenggaraan, tata
cara dan penyiapan penyewaan pemondokan,pelaksanaan qur’ah, penyiapan
catering jemaah haji dalam negri dan arab serta peng-koordinasi kesiapan
haji embarkasi.
d Subdit Perjalanan Haji, menyelenggarakan fungsi : menyusun rencana
perjalanan haji berdasarkan taqwim/kalender Arab Saudi (Ummul Quro)
11

sesuai dengan peraturan menteri agama Nomor 3 Tahun 2006tentang


organisasi dan tata kerja Departemen Agama.

4. Tugas dan Fungsi Direktorat pengelolaan BPIH dan SIH


Biaya penyelenggaraan Ibadah Haji dan System Informasi Haji
Direktorat Pengelolaan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji dan System
Informasi Haji mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan
di bidang pengelolaan biaya penyelenggaraan ibadah haji dan system informasi
haji berdasarkan kebijakan teknis yang diterapkan oleh Direktur Haji.
Dalam pelaksanan tugas sebagaimana di maksud, Direktirat Pengelolaan
Biaya Penyelenggaraan Ibadah HAji dan Sistem Informasi Haji
menyelenggarakan fungsi:
Penyiapan bahan perumusan visi, misi dan kebijakan di bidang
pengelolaan biaya penyelenggaraan haji; perumusan standard, pedoman dan
prosedur di bidang pengelolaan biaya penyelenggaraan haji; pelaksanaan
kebijakan teknis di bidang pembinaan biaya penyelenggaraan ibadah haji,
pemantauan dan evaluasi serta pengembangan system informasi haji;
pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanan tugas
pengelolaan biaya penyelengaraan ibadah haji; pelaksanaan urusan tata usaha
dan rumah tanga Direktorat.
Dalam menjalankan fungsinya, ruang lingkup pekerjaannya berada pada
sub direktorat antara lain :
a Subdit Biyaya Perjalanan Ibadah Haji, menyelenggarakan fungsi :
melaksanakan bimbingan dan pelayanan dibidang pengelolaan biyaya
perjalanan ibadah haji berdasarkan sasaran, progam dan kegiatan ditetapkan
oleh Direktur.
b Subdit Dana Non BPIH, menyelenggarakan fungsi : me-laksanakan
bimbinga dan pelayanan dibidang dana non BPIH, pengembangan system
pengelolaan keuangan dana abadi umat dan penyusunan tata cara dan
mekanisme pertanggung jawaban penerima bantuan.
c Subdit Pemantau dan Evaluasi, menyelenggarakan fungsi : melaksanakan
bimbingan dan pelayanan dibidang pemantau dan evaluasi pengelolaan
12

biaya ibadah haji dan dana non BPIH, serta rekonsiliasi dan verifikasi
penggunaan dana BPIH.
d Subdit Pengembangan System Informasi Haji, menyelenggara-kan fungsi :
melaksanakan bimbngan dan pelayanan dibidang pengembangan system
informasi haji berdasarkan sasaran, progam dan kegiatan ditetapkan oleh
Direktur. progam dan kegiatan ditetapkan oleh Direktur. Sesuai dengan
peraturan menteri agama Nomor 3 Tahun 2006tentang organisasi dan tata
kerja Departemen Agama.

D. Bagan Organisasi
Berikut ini bagan Organisasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan
Umrah:

Direktorat jenderal
penyelenggaraan haji dan
umrah

SEKDITJEN
Penyelenggaraan Haji dan
Umrah

Direktorat Pembinaan Direktorat pengelolaan


Direktorat Pelayanan Haji
Haji BPIH dan SIH

Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 tahun 2006 tentang Organisasi dan
Tatakerja Departemen Agama, susunan Organisasi Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah terdiri dari :
• Sekretaris Direktorat Jenderal;
• Direktorat Pembinaan Haji;
• Direktorat Pelayanan Haji;
• Direktorat Pengelolaan BPIH dan System Informasi Haji;
• Kelompok Jabatan Funsional.
13

BAB III
URAIAN KHUSUS

A. Ruang Lingkup Prakerin


Departemen Agama adalah tempat Prakerin yang telah kami jalani kurang lebih
1 bulan. Pengalaman pertama kami menjalani suatau Prakerin itu cukup
menyenangkan, namun ada pula rasa kekhawatirannya sebab, kami baru pertama kali
menjalani suatu PKL dimana belum cukup pengalaman akan hal tersebut. Untuk
mengatasi hal tersebut berinisiatif untuk sealalu optimis bahwa, kami yakin akan
mampu menjalankan Prakerin dan menyelesaikannya dengan sukses tanpa ada suatu
hambatan apapun.
Adapun kegiatan yang kami laksanakan selama Prakerin itu berlangsung adalah
sebagai berikut:
1. Menginstal Windows Vista
Menginstall Windows Vista adalah pekerjaan yang cukup mudah yang
bias dilakukan oleh para tekhnisi komputer tapi cukup sulit dilakukan orang
awam. Dalam menginstal Windows Vista sebenarnya sama dengan menginstall
Windows biasa, dalam menginstal Windows Vista memerlukan langkah –
langkah seperti berikut agar berjalan dengan baik:
a Installasi Windows Vista
1) Alat dan bahan
• PC High End Compatible

• DVD ROM (Recommended DVD RW)

• CD Master Windows Vista Home Premium


2) Langkah – langkah penginstalan
a) Setting BIOS
Sebelum menginstall Windows Vista, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menentukan urutan booting dengan cara ; masuklah
ke BIOS dengan menekan tombol Delete atau F2.
(tergantung motherboard yang anda pakai, lihat tulisan yang ada di
bawah pada saat booting)

13
14

Setelah masuk ke bios, masuk ke tab Boot untuk mengatur


Bootingnya.

Jadikan CD ROM sebagai First Boot seperti gambar dibawah ini

Simpan Settingan dengan menekan F10, tekan YES


15

b) Instalasi Windows Vista Home Premium

Pada gambar diatas, terdapat pesan “Press any key to boot from CD…”
ini maksudnya jika ingin booting dan menginstall maka tekan
sembarang tombol.

Tampilan awal Windows Vista


16

Lihat pada gambar diatas (yang terakhir). Terdapat 3 pengaturan yang


disediakan. Dalam tahap pertama ini, biarkan pengaturan dalam
keadaan default (dalam bentuk awal / tidak ada perubahan). Klik
tombol Next yang berada sudut kanan bawah untuk meneruskan
penginstallan, dan anda akan berada pada tampilan seperti berikut ini:

Klik tombol Install now untuk meneruskan penginstallan, dan


tampilan di monitor anda akan seperti ini :
17

Pada bagian ini (seperti gambar diatas) anda diminta untuk masukkan
product key yang ada pada label cd Windows Vista anda. Pada saat
anda mengetik/memasukkan product key pada teksbox yang
disediakan, tanda strip (-) akan secara otomatis bertambah sebagai
pemisah dari digit product key. Aktifkan checklist “Automatically
activate Windows when I’m online” jika anda ingin mengaktifasikan
Windows Vista anda secara otomatis pada Microsoft ketika komputer
anda sedang terkoneksi internet. Untuk meneruskan penginstallan,
klik pada tombol Next yang berada dibawah, sehingga tampilan yang
muncul akan seperti ini:

Pada bagian ini Anda diwajibkan untuk membaca Lisensi yang


dikeluarkan oleh Microsoft dalam menggunakan Windows Vista yang
sedang anda install sekarang, jika anda setuju terhadap lisensi
tersebut, silahkan anda isi checklist pada “I accept the license terms”
dan klik tombol Next yang berada dibawah. Tampilan dilayar monitor
anda akan seperti ini
18

Klik pada label/gambar Custom (Advanced) untuk meneruskan


penginstallan, maka tampilan yang akan muncul seperti berikut ini:

Jika Anda memiliki unpartitioned baru harddisk Anda akan


mendapatkan harddisk anda tercantum seperti yang ditampilkan pada
layar di bawah ini. harddisk lama dengan data atau partisi lainnya,
anda dapat memilih Drive options (advanced) untuk memformat,
menghapus, atau membuat partisi baru.

Ketikkan besar kapasitas yang anda inginkan, kemudian klik tombol


Apply maka tampilan selanjutnya akan seperti ini :
19

Sekarang anda sudah memiliki 1 partisi yang besarnya sesuai dengan


yang telah anda ketikkan Sebelumnya.

Dengan jelas terlihat, ada 2 partisi dengan kapasitas yang berbeda.


Untuk meneruskan penginstallan Windows Vista, pilih partisi yang
anda inginkan/tempatkan untuk file-file system Windows Vista
kemudian klik tombol Next yang berada dibawah, dan akan muncul
tampilan seperti ini :
20

Pada bagian ini (seperti gambar diatas yang terakhir), jika anda ingin
mempercepat proses penginstallan, silahkan klik pada tombol Restart
now yang berada di sudut kanan bawah, maka komputer anda akan
me-restart . Setelah me-restart, tampilan dimonitor anda akan seperti
gambar-gambar berikut ini :

Setelah anda berada pada tampilan seperti gambar diatas (gambar


yang terakhir), silahkan ketikkan nama anda pada teksbox yang
pertama setelah itu ketikkan password pada teksbox yang kedua
jikalau anda ingin menggunakan password pada saat logons, namun
jika tidak ingin menggunakan password, biarkan teksbox dalam
keadaan kosong. Pilih gambar yang anda sukai untuk account anda
kemudian klik tombol Next, maka tampilan berikutnya akan seperti ini
:
21

Ketikkan nama komputer anda kemudian klik Next. Sekarang tampilan


dimonitor anda akan seperti gambar berikut ini

Pilih pengaturan yang dianjurkan dengan meng-klik


pada label “User recommended settings”

Atur Timezone, date & time sesuai dengan keberadaan & waktu anda.
22

Untuk mengakhiri proses penginstallan dan memulai Windows Vista


anda, klik pada tombol start dan akan muncul tampilan-tampilan
seperti berikut ini :

Tunggu beberapa menit hingga tampilan terakhir akan seperti ini


dimana dekstop pertama windows vista anda tampil di layar monitor.
23

Jika anda telah mencapai tampilan seperti yang diatas/telah memasuki


area desktop, langkah terakhir yang harus anda lakukan adalah
mengeluarkan cd Windows Vista dari CD-Rom Drive kemudian restart
komputer anda dan atur kembali urutan booting pada BIOS. Karena
proses penginstallan telah dilakukan maka urutan booting yang
pertama harus Hard Drive bukan CDRom Drive, jika tidak maka anda
tidak akan bisa masuk ke dekstop Windows.

B. Temuan baru
Temuan baru adalah penemuan yang baru pertama kali kita kenal/ketahui sebab
di sekolah atau di temapt lain kita belum pernah menjumpainya sama sekali, yaitu
pengenalan tentang SISKOHAT (Sistem Komunikasi Haji Terpandu) agar kita dapat
manajemen penyelenggaraan haji di seluruh Indonesia.

SISKOHAT

Upaya untuk meningkatkan pelayanan Haji terus dilakukan oleh Departemen


Agama Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji dengan
melakukan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan penyelenggaraan Haji dari tahun ke
tahun yang kemudian ditindak lanjuti dengan penyempurnaan pola pelayanan untuk
mengatasi kekurangan-kekurangan yang terjadi.
Melihat bahwa sistem pelayanan Haji harus mampu mengakomodasikan calon
Haji dari seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah yang selalu meningkat dari tahun
ke tahun serta sifatnya yang tersebar dengan transaksi yang sangat dinamis, maka
tidak dapat dihindari lagi diperlukannya dukungan peralatan teknologi untuk
menunjang pelayanan dan monitoring penyelenggaraan Haji.
24

Suatu langkah tepat yang telah diambil oleh Departemen Agama dalam upaya
meningkatkan pelayanan Haji adalah dengan membangun suatu Sistem Komputerasi
Haji Terpadu atau disingkat SISKOHAT, yang merupakan suatu sistem pelayanan
secara on-line dan real time antara Bank Penyelenggara Penerima Setoran ONH,
Kanwil Departemen Agama di 27 Propinsi dengan Pusat Komputer Departemen
Agama.
Pembangunan SISKOHAT tidak hanya dirancang untuk melayani pendaftaran
haji secara on-line, lebih jauh lagi mencakup dukungan terhadap seluruh prosesi
penyelenggaraan haji mulai dari pendafatarn calon haji, pemrosesan dokumen haji,
persiapan keberangkatan (Embarkasi), monitoring operasional di Tanah Suci sampai
pada proses kepulangan ke Tanah air(Debarkasi).
Untuk itu telah disiapkan pula infrastruktur pendukung di Kanwil Departemen
Agama 27 Propinsi, mencakup 6 Embarkasi pemberangkatan serta rencana
pembangunan infrastruktur di Kantor Departemen Agama Daerah Tingkat-II dan
infrastruktur di Arab Saudi yang akan On-line ke Pusat SISKOHAT di Jakarta,
sehingga secara keseluruhan SISKOHAT akan menjadi suatu Sistem Informasi yang
terintegrasi dalam satu Database untuk mendukung penyelenggaraan Haji terutama
dalam aspek pengelolaan informasi haji.
Pada pengembangan selanjutnya pemanfaatan sistem yang telah dibentuk di
lingkungan Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji akan
terus dioptimalkan untuk dapat mengolah tidak hanya data-data operasional haji
tetapi juga untuk transaksi data-data lainnya seperti data Nikah, Cerai, Zakat, Wakaf
dan sebagainya yang sifatnya juga merupakan data yang dinamis dan tersebar dalam
suatu Sistem yang lebih luas (SIMBIUH = sistem Informasi Bimbingan Islam dan
Urusan Haji) dengan memanfaatkan infrastruktur di Kantor Departemen Agama
Tingkat-II.
25

Berikut adalah bagan arsitektur jaringan SISKOHAT :

Dalam pembangunan SISKOHAT ini, Departemen Agama telah melakukan


investasi komputerisasi dengan menggunakan mesin IBM AS/400 sebagai Host
Departemen Agama yang mengintegrasikan sekitar 3.566 perangkat workstation dan
lebih dari 4000 printer di 1.415 Cabang Bank Penerima Setoran ONH ( 7 Bank
Pemerintah) dari berbagai 'platform' di seluruh wilayah Indonesia secara On-Line dan
untuk menunjang proses penyelenggaraan haji secara keseluruhan Departemen
Agama juga telah menginvestasikan IBM AS/400 di 27 Kanwil Departemen Agama
Propinsi secara on-line.
Sementara itu untuk membantu pengelolaan informasi di Arab Saudi telah
disiapkan satu buah 'Host' IBM AS/400 yang berlokasi di Bidang Urusan Haji Jeddah
serta workstation di beberapa daerah kerja seperti : Makkah, Madinah dan Mina yang
kesemuanya difungsikan untuk memonitor data-data kedatangan, kesehatan, kejadian
dan pemodokan.
Hubungan antara Host di BUH Jeddah dengan Host di Jakarta dilakukan secara
'dial-up', mengingat Pemerintah Arab Saudi belum mengijinkan hubungan satelit
antara Jakarta dan Jeddah, sehingga kebutuhan informasi masih berdasarkan 'dial on
demand' dan belum 'real time'.
Dengan kehandalan dan fleksibilitas yang tinggi 'Host' SISKOHAT mampu
mengintegrasikan pelayanan pendaftaran secara on-line dengan unjuk kerja sistem
26

yang baik, hal ini tampak pada hasil pendaftaran hari pertama sejumlah 99.865 data
calon haji terekam dalam 'host' Departemen Agama.
Dalam perkembangannya Departemen Agama akan mengimplementasikan pola
pelayanan pendaftaran lima tahun sebagai cikal bakal pola pendaftaran sepanjang
masa untuk mengakomodir kepastian berangkat dari setiap calon haji yang akan
mendaftar. Pola tersebut sekaligus mendorong pengembangan SISKOHAT, antara
lain dengan menyediakan satu prasarana di Kandepag Tingkat-II sebagai ujung
tombak yang akan melayani pendaftaran haji.
Disamping itu terus diupayakan beberapa penyempurnaan fungsi otomasi
seperti otomasi pencetakan paspor serta integrasi dengan unit-unit kerja terkait,
seperti Departemen Kesehatan untuk pendataan Resiko Tinggi (Risti) dan Garuda
untuk pembuatan manifest dan boarding pass.
Diharapkan dengan terintegrasinya semua informasi dari seluruh kegiatan
penyelenggaraan haji, maka 'tracking' dari semua pergerakan informasi haji dapat
terdektesi sedini mungkin sehingga fungsi monitoring dan pengelolaan dapat
ditingkatkan dan pada akhirnya fungsi pengambilan keputusan di tingkat top
manajemen lebih terkendali.

Bagan Proses Penyelenggaraan Haji :


27

Pendaftaran haji diselenggarakan di Kantor Departemen Agama (Kandepag)


Tingkat-II, dengan melengkapi segala persyaratan (Identitas diri dan surat keterangan
kesehatan dari Puskesmas) dan mengisi formulir SPPH (Surat Permohonan Pergi
Haji).

Biodata dalam SPPH dimasukan kedalam SIKOHAT untuk mendapatkan porsi


pemberangkatan. Pembayaran ONH dilakukan di BPSONH (Bank Penerima Setoran
ONH) dengan mengecek terlebih dahulu nomor porsi yang telah ada di SISKOHAT.
Selanjutnya calon haii akan menerima tanda bukti setor ONH yang satu copynya
diserahkan kembali ke Kandepag untuk pengurusan dokumen selanjutnya.
Proses Pengurusan Dokumen dilakukan di Kandepag dengan mengelompokan
para calon haji dalam satu daftar nominatif (nominatif tingkat-II) dimana nantinya
daftar ini merupakan cikal bakal pembentukan kloter (kelompok terbang). Proses
pembentukan nominatif ini dilakukan secara otomatis dengan fasilitas program dari
SISKOHAT. Selanjutnya daftar nominatif tingkat-II akan dikonsolidasikan menjadi
daftar nominatif Tingkat-I di kantor wilayah (Kanwil) Dep. Agama Propinsi.
Pembentukan nominatif tingkat-I ini juga dilakukan secara otomatis dengan fasilitas
dari SISKOHAT. Berdasarkan nominatif tersebut, maka data-data paspor akan
tercetak secara otomatis, untuk dikirim ke Kantor Pusat guna pengurusan Visa.
Seluruh paspor yang akan di visa terlebih dahulu diteliti di kantor pusat dengan
fasilitas penelitian dari SISKOHAT, dan setelah dikelompokan dikirim ke KBSA
(Kedutaan Besar Saudi Arabia) untuk diberikan visa. Pada tahap ini monitoring
pemvisaan dapat dimonitor melalui SISKOHAT, seperti posisi paspor yang telah
dikirim ke KBSA, paspor yang telah di visa atau paspor yang bermasalah.
Semua paspor yang telah diberikan visanya di konfirm melalui SISKOHAT, dan
secara otomatis kanwil tingkat-I dapat mencetak SPMA (Surat Panggilan Masuk
Asrama) dari SISKOHAT untuk dikirim ke alamat masing-masing calon haji.
Proses Pemberangkatan dilakukan di embarkasi pemberangkatan (di 6 kota
embarkasi : Jakarta, Solo, Surabaya, Medan, Balikpapan dan Ujung Pandang). Pada
tahap ini calon haji dapat memasuki asrama dengan memperlihatkan SPMA yang
telah diperoleh. Petugas penerimaan di asrama akan melakukan konfirmasi SPMA
kedalam SISKOHAT, dan apabila terdaftar secara otomatis SISKOHAT akan
mengeluarkan Kartu makan dan Kartu Asrama.
28

Berdasarkan kloter yang telah dibentuk, Garuda akan mencetak manifes


penerbangan, dan petugas pemberangkatan akan memanggil setiap anggota dalam
manifes untuk diberangkatkan.
Proses Operasional di Arab Saudi lebih bersifat pendataan, yaitu pendataan
pada setiap kedatangan di setiap daerah kerja, pendataan data-data kesehatan dan
rujukan rumah sakit, pendataan kejadian seperti meninggal, hilang dll serta pendataan
penempatan perumahan/pemondokan. Dari informasi yang ada, SISKOHAT dapat
menampilkan seluruh posisi jemaah haji yang tersebar di Arab Saudi (posisi
jemaah/kloter, data sakit, meninggal dan lainnya).
Pada akhir operasional, melalui asrama haji di Jeddah (Hujjaj), Proses
Pemulangan dilakukan, yaitu dengan membentuk kloter pemulangan dengan basis
kloter keberangkatan dikurangi data-data sakit, meninggal, hilang dan perubahan-
perubahan lainnya. Dari pendataan kepulangan dapat dilihat posisi kloter kepulangan
dan jadual penerbangan yang akan dilakukan.
29

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari sekian kegiatan yang kami lakukan kami dapat membuat kesimpulan
tentang hal-hal sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana menjadi karyawan yang baik
2. Memperoleh beberapa pengalaman dari departemen agama
3. Mengethaui bagaimana cara bekerja yang baik dalam Departemen Agama
4. Memperoleh wawasan dan ilmu baru tentang departemen agama
B. SARAN
Meskipun laporan ini jauh dari kesempurnaan tetapi kami ingin memberi saran
yang bersifat membangun, diantaranya:
1. Tingkatkan lagi pelayanan terhadap calon Jemaah Haji.
2. Lebih mudahkan lagi proses pemberangkatan calon Jemaah Haji.
3. Jika ingin mengluarkan peraturan baru, hendaknya dijelaskan dengan detail
dan mudah dimengerti.

29

You might also like