You are on page 1of 43

BY :

TEAM 1 XI IA 4
Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya
keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Menganalisis dampak penyelenggaraan
pemerintah yang tidak transparan.
Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
a. Makna Keterbukaan dalam Pembangunan
Nasional
a. Ciri-ciri Kebijaksaan Negara
a. Kebijakan Negara yang Berbasis Keterbukaan
Terbuka adalah sikap yang jujur,
rendah hati, dan adil menerima
pendapat orang lain.
Keadilan adalah sikap yang tidak
berat sebelah, netral, jujur,
serta tidak memihak.
1.Asas Adil dan Merata
Artinya, pembangunan nasional yang
diselenggarakan itu pada dasarnya
merupakan usaha bersama yang harus
merata di semua lapisan masyarakat. Setiap
warga negara berhak menikmati hasilnya
secara adil sesuai nilai kemanuasiaan dan
darma bakti untuk bangsa.
2. Asas Keseimbangan, Keserasian, dan
Keselarasan Perikehidupan
Hal ini berarti dalam pembangunan nasional
harus ada keseimbangan antara berbagai
kepentingan. Kepentingan tersebut adalah
kepentingan dunia dan akhirat, materiil, dan
spiritual.
Menurut David Easton, ciri khusus yang melekat pada
kebijaksanaan negara adalah dirumuskan oleh orang yang
berwenang yakni para tetua adat, kepala suku, para eksekutif,
legislator, hakim, administrator dan para monarki.
Menurut Easton, mereka inilah orang-orang yang
salam kesehariannya terlibat dalam urusan-
urusan politik dan dianggap sebagian besar
warga sistem politik itu sebagai pihak yang
bertanggungjawab atas urusan-urusan politik.
Selain itu mereka juga berhak untuk
mengambil tindakan-tindakan tertentu
sepanjang tindakan – tindakan tersebut masih
berada dalam batas-batas peran dan
kewenangan mereka.
1. Kebijaksanaan negara bukan merupakan
tindakan yang mengarah pada tujuan sebagai
perilaku atau tindakan serba acak dan
kebetulan dalam sistem politik modern.
2. Kebijaksanaan pada hakikatnya terdiri atas
tindakan-tindakan yang saling terkait,
berpola, dan mengarah pada tujuan tertentu
yang dilakukan pejabat-pejabat pemerintah
serta bukan merupakan keputusan yang
berdiri sendiri.
1. Kebijaksanaan bersangkut paut dengan apa
yang dilakukan pemerintah dalam bidang-
bidang tertentu.
2. Kebijaksanaan negara mungkin berbentuk
positif, mungkin pula negatif
Positif artinya tindakan pemerintah dimaksud
mempengaruhi masalah tertentu.
Negatif artinya pemerintah tidak
bertindak/campur tangan dalam suatu
masalah.
Kebijakan yang dibuat para pejabat semuanya
demi kebaikan publik. Dalam hal ini,
Fisterbusch membagi kebaikan publik menjadi 5
unsur yaitu :
2. Keamanan ( security )

3. Hukum dan Ketertiban Umum ( law and order )

4. Keadilan ( justice )

5. Kebebasan ( Liberty )

6. Kesejahteraan ( Walfare )
Keamanan, hukum, dan ketertiban sudah lama
tidak lagi menjadi isu penting di negara maju.
Oleh karena itu, J. Rawls mengajukan teori
keadilan ( Theory of Justice ), yang berisikan 2
prinsip yaitu :
2. Setiap orang memiliki hak yang sama untuk
menggunakan hak yang sama untuk
menggunakan seluruh sistem yang sama dan
mengatur kebebasan bagi semua orang.
3. Ketimpangan – ketimpangan sosial ekonomi
harus dapat diatur sehingga dapat memberikan
manfaat :
a) Manfaat yang sebesar-besarnya bagi mereka
yang paling tidak beruntung dalam
masyarakat, sejalan dengan penerapan prinsip
penabungan yang adil ( just saving principle )
b) Kesempatan yang terbuka pada semua orang
untuk menduduki jabatan dan posisi benar-
benar berlangsung dalam situasi yang adil
1. Akibat Penyelenggaraan Pemerintah yang
Tidak Transparan
a) Faktor-faktor penyebab terjadinya
penyelenggaraan pemerintah yang tidak
transparan.
b) Upaya pencegahan terhadap
penyelenggaraan pemerintah yang tidak
transparan.
1. Nilai – nilai agama dan nilai-nilai budaya
bangsa tidak dijadikan sumber etika dalam
berbangsa dan bernegara oleh sebagian
masyarakat.
2. Pancasila sebagai ideologi negara ditafsirkan
secara sepihak oleh penguasa dan telah
disalah gunakan untuk mempertahankan
kekuasaan.
1. Konflik sosial budaya telah terjadi karena
kemajemukan suku, budaya, dan agama yang
tidak dikelola dengan baik dan adil oleh
pemerintah serta masyarakat.
2. Hukum telah menjadi alat kekuasaan dan
pelaksanaanya telah diselewengkan sedemikian
rupa sehingga bertentangan dengan prinsip
keadilan.
3. Perilaku ekonomi yang berlangsung dengan
praktik KKN serta berpihak pada sekelompok
pengusaha besar.
1. Sistem politik otoriter tidak melahirkan
pemimpin-pemimpin yang mampu menyerap
aspirasi dan memperjuangkan kepentingan
masyarakat.
2. Peralihan kekuasaan yang sering
menimbulkan konflik, pertumpahan darah,
dan dendam antar kelompok di masyarakat.
3. Berlangsungnya pemerintahan yang telah
mengabaikan proses demokrasi.
4. Pemerintah yang sentralistis telah
menimbulkan kesenjangan dan ketidakadilan
antar pemerintah pusat dan daerah.
1. Penyalahgunaan kekuasaan sebagai akibat
dari lemahnya fungsi pengawasan oleh
internal pemerintah dan lembaga perwakilan
rakyat.
2. Pelaksanaan peran sosial politik TNI
disalahgunakan sebagai alat kekuasaan.
3. Globalisasi dalam kehidupan politik, ekonomi,
sosial, dan budaya dapat memberikan
keuntungan bagi bangsa Indonesia, tetapi jika
tidak diwaspadai dapat memberikan dampak
negatif
Untuk menghindari terulangnya kembali
penyalahgunaan wewenang, Indonesia telah
memiliki UU no. 28 tahun 1999 tentang
penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
1. Sikap Positif dalam Kehidupan
Berbangsa dan bernegara
b. Kondisi yang diperlukan dalam kehidupan
berbangsa dan berbangsa.
c. Arah kebijakan nasional yang transparan.
1. Sikap Positif terhadap Upaya Peningkatan
Jaminan Keadilan
b. Konsep Keadilan

3. Teori Keadilan Menurut Aristoteles

4. Teori Keadilan Menurut Plato

5. Teori Keadilan Menurut Thomas Hobbes

f. Ajaran keadilan sebagai sikap positif


g. Asas Etika administrasi pemerintah dalam
mewujudkan peningkatan jaminan keadilan
h. Asas-asas pemerintah yang baik dan menjamin
keadilan
1. Berpartisipasi dalam upaya peningkatan
jaminan keadilan
b. Partisipasi dalam bentuk pengawasan
c. Peranan masyarakat sipil dalam memberantas korupsi
d. UU RI No. 30 tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
e. Badan Antikorupsi
a) Keadilan Komutatif
adalah perlakuan terhadap seseorang dengan
tidak melihat jasa yang telah dibuatnya.
c) Keadilan Distributif
adalah perlakuan terhadap seseorang sesuai
dengan jasa-jasa yang telah diberikannya.
e) Keadilan Kodrat Alam
adalah memberi sesuatu sesuai dengan yang
diberikan oleh orang lain kepada kita
a. Keadilan Konvensional
adalah jika seorang warga negara telah
menaati segala peraturan perundang-
undangan yang telah dikeluarkan.
c. Keadilan Perbaikan
adalah menurut perbaikan adalah jika
seseorang telah berusaha memulihkan nama
baik orang lain yang telah tercemar.
1. Keadilan Moral
adalah suatu perbuatan apabila telah mampu
memberikan perlakuan yang seimbang, antara
hak dan kewajiban
3. Keadilan Prosedural
adalah suatu perbuatan apabila telah mampu
melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata
cara yang telah ditetapkan.
Menurut Thomas Hobbes, suatu perbuatan
dikatakan adil apabila telah didasarkan pada
perjanjian-perjanjian tertentu. Artinya,
seseorang yang berbuat berdasarkan perjanjian
yang telah disepakati.
Beberapa ajaran keadilan yang berkembang
dalam bidang etika
2. Ajaran berbuat baik

3. Ajaran tidak berbuat salah

4. Tidak berbuat salah dengan mengingkari


keuntungan orang lain
5. Kaidah-kaidah moral

6. Bertindak untuk kebaikan bersama.


1. Pertanggungjawaban
petugas pemerintah harus punya hasrat besar
memenuhi tugasnya
3. Pengabdian
hasrat keras untuk menjalankan tugas dengan sepenuh
tenaga dan hati tanpa pamrih
5. Kesetiaan
kesadaran seorang petugas patuh terhadap tujuan
bangsa
7. Kepekaan
kemauan dan kemampuan untuk memperhatikan
serta siaga terhadap berbagai situasi dan kondisi
1. Persamaan
adalah perbuatan yang tidak pilih kasih, adil
dan tidak memihak dalam melayani semua
pihak.
3. Kepantasan
mengacu pada suatu hal yang sepatutnya
menurut pertimbangan moral atau nilai etis
suatu masyarakat.
1. Asas Kepastian Hukum
asas ini menghendaki agar sikap dan keputusan
pejabat administrasinegara tidak boleh menimbulkan
keguncangan hukum atau status hukum
3. Asas Keseimbangan
asas ini menyatakan bahwa tindakan disiplin yang
dijatuhkan harus seimbang dengan kesalah yang
dibuat.
5. Asas Kesamaan
asas ini menyatakan dalam penjatuhan
keputusan harus tanpa pandang bulu
1. Asas Larangan Kesewenang-wenangan
keputusan harus diambil dengan mempertimbangkan
semua faktor yang relevan
3. Asas larangan Penyalahgunaan Wewenang
kebijakan yang diambil jangan menyimpang dari apa
yang telah ditetapkan undang-undang
5. Asas bertindak cermat
6. Asas motivasi
7. Asas perlakuan yang jujur
8. Asas menanggapi pengharapan yang wajar
9. Asas perlindungan atas pandangan hidup
1. Asas kebijakan
2. Asas meniadakan akibat suatu keputusan yang
batal
3. Asas penyelenggaraan kepentingan umum
A. Partisipasi dalam bentuk pengawasan
partisipasi dalam bentuk pengawasan adalah
suatu proses untuk memastikan dan menjamin
bahwa tujuan dan sasaran serta tugas organisasi
akan dan telah terlaksana dengan baik sesuai
dengan rencana, kebijaksanaan, instruksi, dan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dan
berlaku.
Hakikat dari pengawasan adalah untuk mencegah sedini
mungkin terjadinya penyimpangan, pemborosan,
penyelewengan, hambatan, kesalahan, dan kegagalan
mencapai tujuan
B. Peranan masyarakat sipil dalam memberantas
Korupsi
Masyarakat sipil diharapkan melakukan
pengawasan dalam membantu kinerja
pemerintah memberantas korupsi.
C. UU RI No. 30 tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Pemberantasan korupsi adalah serangkaian


tindakan untuk mencegah dan memberantas
tindak pidana korupsi melalui upaya
kordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di
sidang pengadilan dengan peran serta
masyarakat yang diatur dalam undang-
undang.
Badan antikorupsi adalah badan independen
yang dibentuk pemerintah untuk memberantas
tindakan korupsi.

You might also like