You are on page 1of 40

SINDROM GANGGUAN PERNAFASAN

By : Kelompok 1

PENGERTIAN
Sindrom Gangguan Pernafasan adalah gangguan pernafasan yg sering terjadi pd bayi premature dgn tanda-tanda takipnue (>60 x/mnt), retraksi dada, sianosis pada udara kamar, yang menetap atau memburuk pada 48-96 jam kehidupan dgn x-ray thorak yg spesifik Sindrom distres pernafasan adalah perkembangan yang imatur pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru

Patofisiologis
RDS terjadi atelektasis yang sangat progresif disebabkan kurangnya zat yang disebut surfaktan Peranan surfakatan : merendahkan tegangan permukaan alveolus sehingga tdk terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara fungsional pada sisa akhir expirasi Kolaps paru menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga

terjadi hipoksia, retensi CO2 dan asidosis.


Hipoksia akan menyebabkan terjadinya : - Oksigenasi jaringan menurun

- Kerusakan endotel kapiler dan epitel duktus alveolaris

Klasifikasi Sindrom Gangguan Pernafasan


Pneumotoraks/Pneumomediastinum Penyakit Membran Hialin (Syndrom gangguan pernafasan idiopatik) Pneummonia Aspirasi Syndrom Wilson-Mikity

Pneumotoraks/Pneumomediastinum
Faktor predisposisi pengembangan paru yang berlebihan pemberian oksigen dengan tekanan yang berlebihan, terdapatnya aspirasi mekonium yang massif, komplikasi perjalanan penyakit paru yang berat seperti penyakit membrane hialin, pneumonia, dll

Patogenesis
Pengembangan paru yang berlebihan mengakibatkan alveolus pecah atau robekan dinding mediastinum shg udara akan mengisi rongga pleura atau mediastinum. Aspirasi darah, mekonium atau lendir pada saat lahir obstruksi parsial terjadi ball valve mechanism. Pada waktu inspirasi terjadi ruang udara didaerah distal dari obstruksi dan pada ekspirasi udara tersebut tidak dapat dikeluarkan. Pada suatu saat bila terjadi inspirasi kuat, misalnya pada waktu anak menangis, ruang udara dapat pecah dan udara masuk dalam rongga pleura

Diagnosis dan gambaran klinis


Gejala pneumotoraks sangat bervariasi - ringan : tdk memperlihatkan tanda-tanda sama sekali - berat : selalu ditemukan gangguan pernafasan Bayi sangat gelisah karena hipoksia, sianosis, takipneu, grunting dan retraksi supraseternal, epigastrium pada pernafasan Diameter antero-posterior toraks membesar dan kadang-kadang terdapat penonjolan dinding toraks (bulging) ditegakkan dgn pemeriksaan radiologi

Pengobatan dan perawatan


Pemberian oksigen untuk mempercepat terjadinya serorpsi dan emmperbaiki hipoksia dan respirasi asidosis respiratorik yang terjadi Sedativum (luminal) untuk mengurangi kegelisahan & mencegah terjadinya usaha inspirasi yang berlebihan (misalnya pada bayi yang terlalu banyak menangis). Antibiotik diberikan sebagai profilaksis Bila terdapat pneumotoraks tension dilakukan tindakan operasi

Penyakit Membran Hialin (Syndrom gangguan pernafasan idiopatik)


Etiologi belum diketahui dgn pasti Kelainan dianggap karena factor pertumbuhan atau karena pematangan paru belum sempurna. biasanya mengenai bayi premature terutama bila ibu menderita gangguan perfusi darah uterus selama kehamilan. Misalnya ibu yang menderita DM, toksemia gravidarum, hipotensi secsio sesaria dan perdarahan antepartum. kelainan ini penyebab utama kematian bayi premature

Patofisiologi
Pembentukan substansi surfakatan paru yang tidak sempurna dalam paru Hipoksia akan menimbulkan : - Oksigenasi jaringan menurun - Kerusakan endotel kapiler dan epitel duktus alveolaris

Gambaran Klinis
terjadi pada bayi premature BB 1.000 2.000 gram atau masa gestasi 30 36 minggu. BB >2.500 gram jarang ditemukan

Sering disertai dgn riwayat asfiksia.


Tanda gangguan pernafasan tampak dalam 6 -8 jam pertama setelah lahir, gejala dan karakteristik terlihat pd umur 24 72 jam keadaan membaik gejala menghilang pd akhir minggu

pertama.

Gambaran Klinis
Gangguan pernafasan pada bayi disebabkan oleh atelektasis dan perfusi paru yang menurun memperlihatkan gambaran klinis seperti dispnu atau hiperpnu, sianosis gejala lain : bradikardia, hipotensi, kardiomegali, pitting

oedema terutama di daerah dorsal tangan/kaki, hipotermia,


tonus otot yang menurun, gejala sentral dapat terlihat bila terjadi komplikasi

Gambaran radiologis
Diagnosis yang tepat hanya dapat di buat dengan pemeriksaan foto Rontgen toraks. Pemeriksaan sangat penting untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang di obati dan mempunyai gejala yang mirip penyakit membrane hialin, misalnya pneumotoraks, hernia diafragmatika dll

Gambaran Laboratorium
Pemeriksaan darah. Pemeriksaan fungsi paru Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler

Pemeriksaan darah.
Kadar asam laktat dalam darah meningkat dan bila kadarnya > 45mg% prognosis lebih buruk. Kadar bilirubin lebih tinggi Kadar paO2 menurun disebabkan berkurangnya oksigenasi di dlm paru dan adanya pirau arteri-vena. Kadar paO2 meninggi karena gangguan ventilasi & pengeluaran CO2 akibat atelektasis paru. pH darah menurun & deficit basa meningkat akibat adanya asidosis respiratorik dan metabolic dlm tubuh.

Pemeriksaan fungsi paru


Membutuhkan alat yang lengkap Frekuensi pernafasan yg meninggi perubahan pada fungsi paru lainnya seperti tidal volume menurun, lung compliance berkurang, functional residual capacity merendah, disertai vital capacity yang terbatas. Fungsi ventilasi dan perfusi paru akan terganggu

Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler


dgn kateterisasi jantung perubahan dalam fungsi kardiovaskular berupa duktus arteriosus paten, pirau dari kiri ke kanan atau pirau kanan ke kiri menurunnya tekanan arteri paru dan sistemik

Gambaran patologi/hispatologi
Pada otopsi, gambaran dalam paru menunjukan adanya atelektasis dan membran hialin di dalam alveolus atau duktus alveolaris. paru yang mengalami emfisema. Membran hialin terdiri dari fibrin dan sel eosinofilik yang mungkin berasal dari darah atau sel epitel alveolus yang nekrotik

Pencegahan
mencegah kelahiran bayi yang maturitas parunya belum sempurna mengetahui maturitas paru dgn menghitung perbandingan antara lesitin & sfingomielin dlm cairan amnion. Gluck (1971) memperkenalkan suatu cara untuk mencegah prematuritas

Penatalaksanaan
Memberikan lingkungan yang optimal Pemberian oksigen harus hati- hati Pemberian cairan, glukosa dan elektrolit Pemberian antibiotic

Prognosis
tergantung dari tingkat prematuritas dan beratnya penyakit Kelainan pada paru dan syaraf akibat pemberian kadar oksigen tinggi secara terus menerus Kelainan paru sebagai dysplasia bronco pulmoner kelainan pada retina

Pneumotoraks

Pneummonia Aspirasi
terjadi bila cairan amnion yg mengandung mekonium terinhalasi oleh bayi. lebih dikenal sebagai sindrom aspirasi mekonium. Cairan amnion yang mengandung mekonium dapat terjadi bila bayi dalam kandungan menderita gawat janin..

Gambaran klinis
terjadi pada bayi dismaturitas. bayi yang menderita gawat janin pada kehamilan atau persalinan bayi dgn aspiksis resusitasi aktif mulai tampak dlm 24 jam pertama setelah lahir ditegakkan dengan pemeriksaan foto rongen toraks

Pengobatan
1. Perawatan umum : - pengaturan secara adekuat suhu & kelembapan lingkungan - Pemberian jalan nafas - Seluruh cairan lambung segera dikeluarkan Pemberian Oksigen dan mengatur keseimbangan asam basa Antibiotika

2.
3.

Syndrom Wilson-Mikity
ditemukan oleh Wilson dan Mikity pada tahin 1960. Merupakan kelainan paru kronik pd bayi premature dgn gambaran rongent paru yg spesifik Etiologi belum diketahui dengan pasti Penderita bayi prematur berlangsung lama dan kronik terdapat sianosis jumlah foto rongent toraks memperlihatkan paru yang

hiperareasi

Gambaran Klinis
ditemukan pada bayi BB <1500 gram atau masa gestasi <30-32 mg. Tanda karakteristik sianosis, sesak nafas dan retraksi dinding toraks pada pernapasan.

Diagnosis
atas dasar gambaran radiologis paru yg spesifik penyakit yang telah lanjut hari pertama tampak gambaran difus infiltrate retikuloglanural yang disertai dengan air broncogram pada kedua paru.

Patologi
Pada otopsi ditemukan paru yg membesar dgn beberapa daerah alveoli yang tidak mengembang. Gambaran histopatologis menunjukan penebalan septa, atelektasis disertai infiltrasi sel minonukleus dan makrofag kedalam alveoli

Prognosis
Mortalitas ditemukan pada 25- 50 % penderita dan kematian dapat terjadi secara tiba-tiba Perbaikan pd sebagian penderita mungkin dpt terjadi secara berangsur-angsur dlm waktu yg lama (6-12 bulan).

Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang spesifik Pemberian oksigen pengawasan keseimbangan asam basa yang teliti

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PNEUMONIA ASPIRASI
Nama Bayi Umur : Bayi Ny. E : 1 jam No.Reg : 77766

Senin, 17 Oktober 2009 Pukul 21.00 wib

S:
Riwayat kehamilan lalu : Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama Dan tidak pernah keguguran. HPHT : 01 05 2009 UK : 36 minggu Selama kehamilan tidak ada keluhan yang berarti

Lanjutan . . . .
Riwayat Persalinan : bu mengatakan telah melahirkan anak ke 1 pada tanggal 7 Februari 2010 pada jam 04.00 WIB,ditolong oleh bidan, jenis persalinan spontan dengan BBL : 2000 gram, PB : 45 cm, LD : 28 Riwayat kesehatan keluarga Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS dan penyakit menurun seperti DM, jantung, asma.

O:
Keadaan Umum : Lemah, kesadaran composmentis Gerakan lemah, tangis lemah Tanda- tanda vital : Nadi : 120x/ menit, R : 70x/menit, Suhu : 33C BB : 2000 gram PB : 45 cm LD : 28 cm Pemeriksaan Fisik : Kepala : ubun-ubun besar mendatar tidak ada molase dan tidak ada

caput succedanium
Muka : simetris, ada cyanosis, edema (-)

Lanjutan . . . .
Mata Hidung Telinga Mulut Leher : Simetris, tidak strabismus, reflek berkedip (+)/(+) : septum nasalis terletak di tengah, tidak ada polip : simetris, sejajar dengan mata : Tidak ada labioskisis dan labiopalatoskisis : Tidak ada kelainan, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan tyroid : simetris, terdapat retraksi di daerah epigastrium, terdapat bunyi ronki : agak cembung, tali pusat belum lepas, masih basah, terbungkus kasa, bising usus (+), normal. : gerakan lemah, tidak ada sindaktil ataupun polidaktil : labia mayor menutupi labia minor, introitus vagina tidak ada kelainan, uretra berlubang. : berlubang, BAB (+)

Dada Abdomen Ekstremitas Genitalia Anus

Lanjutan . . . .
Reflek : Reflek moro Reflek sucking Reflek rooting Reflek walking Reflek gresping Reflek babinsky Reflek tonick neck

: (+)/(+) lemah : (+) lemah : (+) lemah : (+)/(+) lemah : (+)/(+) lemah : (+)/(+) lemah : (+) lemah

A: Neonatus prematurus Kecil Masa Kehamilan umur 1 Jam, dengan Pneumonia Aspirasi

P:

Informed consent Memberikan informasi kepada orang tua, bahwa bayinya mengalami

Pneumonia Aspirasi
Menganjurkan Ibu untuk selalu mengawasi keadaan umum bayi Menganjurkan Ibu untuk memperhatikan suhu dan kelembaban lingkungan

Memberikan jalan nafas sebaik-baiknya dan bila perlu dilakukan intubasi


Mengeluarkan seluruh cairan lambung untuk menghindarkan kemungkunan aspirasi ulangan.

Memberikan Oksigen dan mengatur keseimbangan asam basa. O2 diberikan sampai sianosis menghilang. Memberikan NaHCO3 untuk mengatur keseimbangan asam basa tubuh Memberikan antibiotic kombinasi penisilin atau ampisilion dengan gentamisin Menginformasikan tanda bahaya pada bayi baru lahir Merujuk ke dokter anak

Senin, 17 Oktober 2009 Pukul 21.00 wib

Ibu mengerti dan mau malaksanakan apa yang telah dijelaskan dan dianjurkan oleh bidan TTD (Bidan F)

You might also like