You are on page 1of 21

KURIKULUM: perspektif dan praktek

John P. Miller & Wayne Seller : Institut Ontario Studi bidang


Pendidikan

BA B
KOMPONEN – KOMPONEN KURIKULUM
8

Sekarang kita beralih dari orientasi kurikulum ke sebuah penelitian kunci elemen – elemn
yang biasanya diasosiasikan dengan pengembangan kurikulum: 1) tujuan – tujuan dan
sasaran – sasaran, 2) isi, 3) strategi mengajar / pengalaman – pengalamn belajar, 4)
Pengorganisasian isi dan strategi – strategi mengajar. Kadang – kadang evaluasi
dimasukan dalam rangkaian komponen ini, tetapi kita perlakukan elemen proses
kurikulum ini secara terpisah di Bab 13 dan 14. Titik perhatian dalam bab ini adalah
menguji tujuan – tujuan dan sasaran – sasaran kurikulum, isi, dan strategi mengajar /
pengalaman belajar dipandang dari perspektif ketiga posisi kurikulum yang utama; pada
bab 9, kita meneliti bagaimana para ahli teori mengintegrasikan komponen – komponen
kurikulum dalam berbagai model pengajaran.

TUJUAN – TUJUAN / TARGE – TARGET PENGEMBANGAN / HASIL – HASIL

Tujuan – Tujuan
Tujuan – tujuan melengkapi semua arah atau menuntun citra pengembangan kurikulum.
Idealnya, pernyataan tujuan – tujuan itu harus merefleksikan posisi yang berkembang
baik yang berakar pada konsepsi khusu tentang filosopi, psikologi, dan masyarakat. Dua
contoh pernyataan tujuan – tujuan kurikulum (table 8.1 dan 8.2). Pernyataan –
pernyataan yang pertama berasal dari Departemen Pendidikan Florida.

1
TABEL 8.1 Departemen Pendidikan Florida
Target – Target Perkembangan Siswa

Target Area I. Keterampilan Komunikasi dan Keterampilan Belajar. Semua siswa


mendapatkan pembelajaran penguasaan keterampilan dasar yang diperlukan dalam
memperoleh dan mengungkapkan gagasan – gagasan dengan kata – kata yang efektif,
angka – angka, dan simbol – simbol lainnya, juga mendapatkan pembelajaran ekstensi
sesuai dengan kapasitas individu, fisik, mental dan emosinya.
a. Semua siswa akan menerima pengetahuan membaca, menulis, berbicara,
dan aritmetik selama di sekolah dasar, disertai dengan kemajuan bertahap
untuk bidang pelajaran matematika, ilmu alam, seni, bahasa dan
humaniora.
b. Semua siswa akan mengembangkan dan menggunakan keterampilan
proses logika mengenai penelitian, analisa, evaluasi, dan pemecahan
masalah, dalam berpikir kritis dan dalam penggunaan simbolisme.
c. Semua siswa akan mengembangkan kompetensi dan motivasi untuk
melanjutkan evaluasi diri dan instruksi diri dan beradaptasi terhadap
perubahan lingkungan.
Bidang Target II. Pendidikan Kewarganegaraan. Semua siswa akan
memperoleh dan terus mengembangkan kebiasaan – kebiasaan dan sikap – sikap yang
diperlukan sebagai warganegara yang bertanggung jawab.
a. Semua siswa akan mendapatkan pengetahuan tentang berbagai sistem
politik dengan penekanan pada lembaga – lembaga demokratis, warisan
Amerika, konstribusi peranan bidang luar negri dan tanggung jawab serta
keistimewaan sebagai warga Negara.
b. Semua siswa akan mengembangkan keterampilan – keterampilan yang
diperlukan agar berpartisipasi dalam proses – proses publik dan organisasi
– organisasi politik pribadi serta untuk mempengaruhi keputusan –
keputusan yang dibuat oleh organisasi – organisasi seperti itu, termasuk
kompetensi dalam mempertimbangkan ideologi – ideologi politik dan
calon - calon pejabat kantor publik yang bersaing.

2
Bidang Target III. Bidang Pekerjaan yang diminati. Semua siswa akan
mendapatkan pengetahuandan pemahaman tentang peluang – peluang yang
terbuka bagi mereka untuk mempersiapkan kehidupan produktif, dan akan
mengembangkan keterampilan – keterampilan dan kemampuan – kemampuan
yang akan bermanfaat bagi mereka dalam mengambil peluang – peluang kerja
itu - termasuk pula sikap positif dalam bekerja serta pemahaman bahwa semua
pekerjaan itu mulia.
a. Semua siswa akan memperoleh pengetahuan dan mengembangkan sebuah
pemahaman tentang struktur ekonomi fundamental dan proses – proses
sistem Amerik, sekaligus pemahaman atas peluang – peluang serta
tuntutan partisipasi individu dan keberhasilan dalam sistem
b. Semua siswa akan mengembangkan kompetensi – kompetensi pekerjaan
sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan yang akan berguna untuk
memasuki sistem ekonomi, dan atau persiapan akademik untuk
memperoleh keterampilan-keterampilan profesional atau teknik melalui
pelatihan sekolah lanjutan.
c. Semua siswa akan mengembangkan kompetensi sebagai aplikasi
pengetahuan ekonomi menjadi fungsi-fungsi ekonomi yang praktis seperti
(perencanaan anggaran infestasi, perhitungan obligasi pajak, pembiayaan
dan pengelolaan sumber daya manusia, atau kepegawaian).
Bidang Target IV. Kesehatan mental dan fisik . semua siswa akan mendapatkan
kebiasan sehat dan pemahaman tentang perlunya memelihara fisik dan emosi dengan
baik.
a. Semua siswa akan mengembangkan pemahaman perlunya higienis pribadi
,nutrisi yang cukup dan latihan fisik yang penting sehingga pemeliharaan
kesehatan fisik dan pengetahuan bahanya kecanduan yang akan merusak
fisik dan mental.
b. Semua siswa mengembangkan kemampuan olah raga dan aktifitas rekreasi
yang akan membuat mereka menyukai latihan fisik sepanjang hidup
mereka.

3
c. Semua siswa akan mengembangkan kompetensi dalam mengenali dan
mencegah masalah-masalah kesehatan lingkungan.
d. Semua siswa akan mendapatkan pengetahuan psikologi dasar dan faktor-
faktor sosiologis yang mempengaruhi prilaku manusia dan kesehatan
mental, serta akan mengembangkan kompetensi menyesuaiakan diri
terhadap perubahan status personal dan pola-pola sosial.
Bidang Target V. Rumah dan hubungan keluarga. Semua siswa akan
mengembangkan penghargaan terhadap keluarga sebagai institusi sosial.
a. Semua siswa akan mengembangkan tentang peranan mereka dan peran
anggota keluarga yang lain, bersamaan dengan pengetahuan tentang
perlunya partisipasi dalam kehidupan keluarga.
b. Semua siswa akan memahami peranan keluarga sebagai unit dasar di
dalam masyarakat.
Bidang Target VI. Apresiasi estetika dan budaya. Semua siswa akan
mengembangkan pemahaman dan apresiasi terhadap prestasi manusia dalam bidang
ilmu alam, ilmu sosial, humaniora dan kesenian.
a. Semua siswa akan mendapatkan pengetahuan seni, musik, sastra dan
drama dan posisinya di dalam warisan budaya.
b. Semua siswa akan aktif di dalam satu bidang kegiata kreatif atau lebih dan
mengembangkan keterampilan kreatif di waktu senggang.
c. Semua siswa mendapatkan kompetensi di bidang penawaran-penawaran
da peluang-peluang budaya.
Bidang Target VII. Hubungan manusia. Semua siawa akan mengembangkan
perhatian kepada nilai-nilai moral,etika dan spiritual serta penerapannya di dalam
kehidupan.
a. Semua siswa akan mendapatkan pemahaman yang paling mungkin tentang
dirinya sendiri dan penghargaan pada dirinya serta pengertian bahwa
setiap orang menjadi kelompok sosisal, budaya dan etnik dan semua orang
menjadi anggota masyarakat.

4
b. Semua siswa akan mengembangkan keterampilan intrapersonal dan
hubungan kelompok serta akan mengenali pentingnya dan perlunya
standar perilaku moral dan etika.
Sumber : departemen pendidikan Florida, target pendidikan di florida

Pernyataan target-terget yang di keluarkan oleh departemen pendidikan florida di atas


mencerminkan lebih dari satu posisi kurikulum utama. Misalnya pernyataan ini
mereflesikan baik pengaruh trasmisi ataupun transaksi. Pernyataan 1 (a) beroreientasi
transmisi karena fokus pada pengembangan pada keterampilan dasar sedangkan 1 (b)
adalah pernyataan berorientasi transaksi karena menekankan pada keterampilan
pemecahan masalah. Namun demikian kebanyakan tujuan di dalam pernyataan ini
berorientasi transmisi karena mereka menekankan pengetahuan dasar dalam berbagai
bidang, penekanan ini konsisten dengan kepercayaan kompetensi di berbagai Negara
bagian florida.

Pengembangan Target – Target


Setelah pernyataan umum tujuan – tujuan telah diformulasikan, lalu perlu
mengembangkan target – target yang lebih spesifik. Ini adalah langkah menengah di
antara maksud – maksud umum dan tujuan – tujuan instruksional,. Di langkah ini,
tujuan – tujuan terpecah menjadi pola – pola pertumbuhan umum, yang bisa
berhubungan, bisa tidak dengan usia. Pemecahan tujuan umum menjadi lebih khusus
melengkapi guru dengan beberapa konsep tentang pertumbuhan siswayang bisa
digunakannya sebagai kerangka kerja guna mencapai tujuan khusus itu. Misalnya,
tujuan 1.3.13 dalam peryataan tujuan – tujuan Provinsi Ontario: “Perkembangan nilai
– nilai yang berhubungan dengan personal, etika atau keyakinan beragama dan
kesejahteraan masyarakat umum.” Di sini mungkin mengadopsi skema
perkembangan moral Kohlberg dimana guru – guru pembimbing bisa
menggunakannya dalam mendiagnosa dan menaksir tahapan – tahapan perkembangan
moral.
Juga mungkin untuk memecah keterampilan – keterampilan menjadi tingkatan
– tingkatan yang kompleks. Taksonomi Bloom (1956) tentang tujuan – tujuan

5
pendidikan adalah contoh tentang bagaimana sasaran – sasaran kognitif dipecah
menjadi berbagai ragam tingkatan. Tingkatan – tingkatan Bloom
mengidentifikasikan sebagai berikut:
1. Pengetahuan: Mengingat informasi dasar
2. Menyeluruh: Memahami Pengetahuan

TABLE 8.2 Provinsi Ontario: Sasaran – Sasaran Pendidikan


Kementrian Pendidikan di Ontario berupaya menyelenggarakan peluang –
peluang yang sama di sekolah – sekolah provinsi. Program – program yang telah
dicanangkan adalah kepegawaian, fasilitas – fasilitas, dan keuangan, kementrian
pendidikan mempunyai tujuan menyeluruh untuk membantu setiap orang berorestasi atas
potensi – penti yang dimilikinya di bidang fisik, intelktual, emosi, sosial, budaya dan
perkembangan moral. Oleh karena itu sasaran – sasaran pendidikan dimaksudkan untuk
membantu siswa :
1. Mengembangkan respon terhadap proses – proses pembelajaran yang
dinamis
2. Mengembangkan akal pikiran, kemampuan beradaptasi, serta kreativitas
belajar dan kreativitas hidup
3. Mendapatkan pengetahuan dasar dan keterampilan – keterampilan yang
diperlukan untuk memahami dan mengungkapkan gagasan – gagasan
melalui kata – kata, angka – angka, dan simbol – simbol lain.
4. Mengembangkan kebugaran fisik dan kesehatan yang baik
5. Memperoleh kepuasan dari keikutsertaan dan dari berbagi partisipasi
dengan yang lain dalam berbagai bentuk ekspresi artistic
6. Mengembangkan perasaan harga diri yang baik
7. Mengembangkan pengertian tentang peran individu dalam keluarga dan
peran keluarga di dalam masyarakat.
8. Memperoleh keterampilan – keterampilan yang mendukung kepercayaan
diri dalam memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari – hari
9. Mengembangkan rasa tanggungjawab pribadi di dalam masyarakat di
tingkat lokal, nasional, dan internasional.

6
10. Mengembangkan penghargaan yang tinggi terhadap kebiasaan – kebiasaan,
kebudayaan – kebudayaan, keyakinan – keyakinan yang berkembang luas di
dalam kelompok masyarakat.
11. Mendaptakan keterampilan – keterampilan dan sikap – sikap yang akan
memberikan kepuasan dan produktipitas di dalam dunia kerja
12.Mengembangkan kepedulian terhadap lingkungan dan berkomitmen tinggi
atas penggunaan sumber daya alam secara bijak
13. Mengembangkan nilai – nilai personal, etika, atau keyakinan agama bagai
kesejahteraan masyarakat umum

Dari OSIS Ontario Schools: sekolah menengah dan lanjutan, Toronto,


Canada:Kementrian Pendidikan Ontario, 1983, hal 3-4. ]

Tujuan – tujuan Instruksional


Tujuan Istruksional merupakan bagian dari pembelajaran. Berbagai definisi tujuan
instruksional disampaikan oleh beberapa tokoh diantaranya :
Robert F. Mager (1962). Tujuan instruksional sebagai tujuan perilaku yang hendak
dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi tingkat kompetensi tertentu.
Eduard L. Dejnozka dan David E. Kavel (1981). Tujuan instruksional adalah suatu
pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam bentuk perilaku atau penampilan yang
diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Perilaku ini dapat berupa fakta yang tersamar (covert).
Fred Percival dan Henry Ellington (1984). Tujuan instruksional adalah suatu pernyataan
yang jelas menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan
dapat dicapai sebagai hasil belajar.

Manfaat tujuan instruksional adalah sebagai dasar dalam :


Menentukan tujuan (objective) proses belajar mengajar
Menentukan persyaratan awal instruksional.
Merancang strategi instruksional
Memilih media pembelajaran.

7
Menyusun instrumen tes pada proses evaluasi (pretes dan post tes).
Melakukan tindakan perbaikan atau improvement pembelajaran.

ISI
Menjawab pertanyaan awal - Apa yang akan saya ajarkan? - pertama kita harus
menentukan isi atau pengetahuan yang tepat. Apa itu isi: Saylor memberikan definisi
berikut:
[isi adalah] fakta – fakta, observasi – observasi, data, persepsi – persepsi,
rancangan – rancangan dan solusi – solusi yang digambarkan dari pikiran manusia
yang diperoleh dari pengalaman dan yang menyusun pikiran guna menghasilkan
ide – ide, konsep – konsep, generalisasi – generalisasi, prinsip – prinsip, rencana –
rencana dan solusi – solusi (hal 160)
Kriteria Pemilihan Isi
Dalam memili isi, para pekerja kurikulum akan menekankan pada berbagai macam
kriteria. Umumya kriteria ini berisikan kategori – kategori berikut:
• Kriteria psikologi
• Kriteria \sosial/ politik
• Kriteria kepentingan siswa
• Kriteria kesiapan siswa
• Kriteria praktis
• Kriteria filosofi

Kriteria Psikologi. Kriteria ini forku pada bagaimana belajar teori bisa diaplikasikan ke
dalam pengajaran. Misalnya:
• Isi harus berhubungan dengan tema – tema dan konsep – konsep, karena
memudahkan untuk mengingat dan memahami indormasi baru
• Isi haru diorganisasi secara logis dan jelas, sehingga para siswa bisa
mengidentifikasihubungan diantara pokok – pokok masalah
• Siswa – siswa harus belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan pada konteks
yang berbeda

8
• Isi harus diintegrasikan dengan aktivitas proses dan dengan dimensi afektif
• Isi harus diajarkan dengan cara spiral, sehingga gagasan – gagasan bisa diperkuat
dan terus dikembangkan
• Pengelolaan lebih lanjut (konsep – konsep) harus disajikan di awal unit
pembahasan, untuk memudahkan memahami isi

Kriteria Sosial / Politik. Serangkai criteria lain digunakan untuk memilih isi adalah
criteria politik dan sosial. Misalnya ada consensus umum bahwa isi kurikulum sekolah
tidak boleh berisikan pornografi dan rasial; maka buku – buku diperiksa ulang untuk
memastikan apakah isi buku itu mengandung pornografi atau rasial, seperti gambar –
gambar, peranan tradisional / etnik. Kriteria sosial dapat dikategorikan di dalam posi –
posisi kurikulum berbeda:
Kriteria Transmisi
• Isi harus membantu mempetahankan consensus nasional yang kuat
• Isi harus membantu menanamkan nilai – nilai tradisional
• Isi tidak terlalu kontroversi atau memasukkan topik – topik yang merendahkan
nilai – nilai tradisional

Kreteria Transaksi
• Isi harus memperbolehkan siswa membuat keputusan tentang dilemma – dilemma
kebijakan publik yang biasa terjadi di dalam masyarakat demokratis
• Isi harus memasukan isu – isu sosial yang luas dan berbagai nilai posisi yang
menjadi bagian masyarakat demokratis
• Isi harus mendukung nilai – nilai demokratis, seperti prinsip martabat individu,
keyakinan dalam kecerdasan individu, dan plurarisme, serta hak – hak yang lebih
spesifik, seperti hak – hak mengikuti proses dan kebebasan berbicara.

Kriteria Transformasi
• Isi harus membantu siswa menjadi sadar budaya dan kuat berekonomi yang
berpengaruh bagi kehidupan mereka

9
• Isi harus berhubungan dengan kepedulian sosial
• Isi harus terintegrasi dengan aksi sosial
Kriteria Kepentingan Siswa. Kriteria lainnya untuk menyeleksi isi adalah bahwa pokok
bahasan harus berkaitan dengan kepentingan – kepentingan dan tingkat kematangan
peserta didik. Misalkan, model pengembangan kurikulum Weinstein dan Fantini (1970)
yang menggunakan perhatian dan kepentingan peserta didik sebagai kriteria utama dalam
memilih isi.

Kriteria Kesiapan Siswa. Kriteria ini berasal dari psikologi perkembangan, misalnya:
• Isi haru berhubungan dengan kerangka kerja internal yang diadakan oleh siswa.
Kerangka kerja ini berkaitan dengan tahapan – tahapan perkembangan kognitif
• Tingkat kompleksitas isi perlu diartikulasikan, sehingga kerangka kerja siswa bisa
dicocokan dengan tingkat isi yang tepat. Kecocokan antara isi dan kesiapan siswa
akan mempercpat pertumbuhan siswa, ketidakcocokan anta nisi dan kesiapan
siswa akan menghasilkan instruksi yang tidak efektif. Oleh karena itu, guru –
guru perlu memiliki keterampilan dalam mendiagnosa kerangkan kerja siswa dan
tingkat kesiapan siswa.
• Isi harus berhubungan dengan gagasan – gagasan yang ditemukan siswa. Para
siswa bisa mengembangkan gagasan – gagasan dalam bidang – bidang tertentu.
Seperti, ilmu alam, yang berbeda dari struktur pengetahuan yang resmi dan
meneliti untuk menemukan sesuatu pada bidang kajian tersebut. Maka, isi yang
dipilih harus mengajarkan para siswa menerima gagasan – gagasan dan
pengetahuan dalam bidang pokok bahasan itu.

Kriteria Praktis / Manfaat. Kriteria manfaat fokus pada isi yang berguna secara sosial,
atau dengan kata lain pengetahuan yang dipelajari siswa kelak akan berguna bagi
kehidupannya. Penekanan pada manfaat dan keterampilan kerja ini sekarang ini
mendorong sekolah – sekolah mencoba menyelenggarakan program pengajaran kejuruan
dan keterampilan – keterampilan teknis. Belajar komputer menjadi fokus pembelajaran
sekolah yang membantu para siswa mengembangkan keterampilan yang nanti berguna
ketika bekerja.

10
Fokus Kriteria praktis adalah pada studi kelayakan dalam memasukkan materi
pembelajaran yang spesifik dalam kurkulum sekolah. Misalkan sekolah ingin
mengadakan pembelajaran komputer tapi tidak ada biaya untuk penyelenggaraannya.
Kriteria praktis juga bisa menghalangi inovasi – inovasi. Misalkan seorang guru
tertarik untuk melakukan proyek – proyek aksi sosial, tetapi terbentur pada perizinan dan
manfaat kegiatan, makan aktivitas guru ini mungkin akan dilarang. Kepraktisan ini
seringkali digunakan sebagai criteria untuk mendukung transmisi yang berorientasi
kurikulum.

Kriteria Filosofi. Kriteria filosofi fokus kepada isu – isu epistemologi dan posisi –
posisi nilai dasar.
Transmisi
• Isi harus dipecah menjadi komponen – komponen kecil agar bisa dikelola
• Karena para pendidik transmisi cenderung memandang pengetahuan dalam
berbagai subjek yang tetap dan objektif, maka kurikulum harus berisikan isi yang
berpusat pada bidang – bidang pokok utama ini.
• Isi harus bisa diorganisir menurut logika yang menjadi sifatnya

Transformasi
• Isi harus mengandung pengetahuan personal dan pengetahuan public
• Isi harus bisa dengan mudah diselenggarakan oleh peserta didik, karena
pemberian pengetahuan personal menuntun pada transformasi personal dan
sosial
• Isi harus bisa dengan mudah diintegrasikan dengan berbagai wilayah
(misalnya, kognitif, afektif, psikomotor) dan dengan proses pembelajaran
• Isi harus membantu peserta didik memandang pengetahuan dalam pengertian
hubungan; pengetahuan dipandang secara holistik dari pada dianggap secara
atomistik.

11
STRATEGI – STRATEGI MENGAJAR / PENGALAMAN – PENGALAMAN
MENGAJAR

Apa bedanya strategi mengajar (instruksi) dengan isi (kurikulum)? Dalam pandangan
kami, perbedaannya tingkatan bukan jenis. Kami mendefinisikan kurikulum sebagai
rangkaian interaksi sengaja agar memudahkan kegiatan belajar dan perkembangan. Di
dalam kurikulum fokus nya global – atau serangkaian interaksi makro. Instruksi fokus
utamanya pada serangkaian interaksi menengah atau mikro; guru merancang serangkaian
pengalaman belajar menengah untuk meraih tujuan – tujuan yang spesifik.
Beberapa strategi pengajaran didasarkan pada model – model mengajar yang
berakar dari berbagai sistem teori; sedangkan yang lainnya tidak mengikatkan diri pada
dasar teori yang spesifik. Saylor et.al (1966/1974/1981) mendefinisikan berbagai tipe
strategi – strategi mengajar:
• Ceramah
• Diskusi / bertanya
• Aktivitas – aktivitas komunitas
• Penelitian Kelompok
• Belajar mandiri
• Belajar Penyelidikan
• Merancang sistem instruksional
• Yurisprudensi
• Praktek / Latihan
• Instruksi yang terprogram
• Bermain peran
• Simulasi
• Sinetik
• Melihat / Mendengarkan
• Menunjukkan model mengajar (lihat Joyce & Well, 1980)

12
Model – Model Pengajaran
Menurut Joyce dan Weil (1980), “ model pengajaran adlah debuah rencana atau
piola yang bisa digunakan untuk membentuk kurikulum (kegiatan belajar jangka
panjang), untuk merancang materi – materi instruksional dan menuntun instruksi”
(hal.1). sebuah model didasarkan pada sebuah konsep khusus dari lingkungan
belajar (misalnya orientasi khusus). Dengan kata lain, setiap model pengajaran
yang berbeda akan melengkapi konsep keseluruhan kurikulum yang berbeda.
tidak ada Joyce dan Weil berpendapat bahwa pendekatan pengajaran yang
terbaik, ada beberapa alternatif yang tepat pada konteks yang berbeda didalam
bukuya models of teaching (1980) mereka menjelaskan 22 model yang mana
dikelompokan menjadi ampat konsep orientasi terhadap kurikulum :
1. model-model pemrosesan informasi
2. model-model transpersonal
3. model-model interaksi sosial
4. model-model perilaku
Joyce dan Weil (1980) menegaskan bahwa ada 6 komponen umum bagi setiap mode itu
1. Orientasi
2. Sintaksis
3. Sistem sosial
4. Sistem-sistem reaksi
5. Sistem pendukung
6. Pengaruh instruksional dan pola asuh
Konsep model pengajaran itu merupakan sesuatu yang berguna karena ia mengambil
instruksi dari sekumpulan teknik yang tidak berhubungan menuju satu tingkatan dimana
instruksi terfokus pada penelitian menemukan siswa-siswa yang membawa kerangka
kerja yang tidak tepat untuk mengerjakan tugasnya. Model Posner intinya memperhatikan
proses - proses kognitif dari dalam yang berhubungan dengan tujuan-tujua dan
pelaksanaannya singkatnya menyarankan menggunakan model-model pengajaran karena
mereka konsisten dengan pendkatan orientasi. Namun demikian kami menyarankan guru-

13
guru dan para pekerja kurikulum meneliti secara hati-hati semua model kurikulum
sebelum memilih satu model untuk digunakan dan dipersiapakan untuk menyelidiki
model-model baru.
Kriteria untuk memilih model-model pengajaran yaitu sebagai berikut:
1. Model-model harus kongruen dengan tujuan-tujuan dan target-
target poengembangan seseorang, tujuan-tujuan keseluruhan, dan
orientasi yang dominan yang diidentifikasi oleh pekerja kurikulum.
Walaupun guru-guru tidak bekerja dari orientasi tunggal tetapi
harus ada kecocokan umum antara posisi seseorang dengan model
yang dipilihnya apabila guru iti berorientasi kognitif maka model
transpersonal mungkin tidak akan cocok.
2. Model-model pengajaran harus kongruen dilingkungan sekolah
pada bab 11 kami menggambarkan sebuah model pengajaran yang
menjelaskan lingkungan-lingkungan institusional. Di dalam
sebuahlingkungan institusional yang terintegrasi dan holistik,
tidaklah tepat menggunakan sebuah model pengajaran yang sangat
berorientasi perilaku. Namun kriteria ini tidak berarti bahwa guru
harus menghindari inovasi apabila lingkungan terkekang oleh
tradisi ini hanya berarti bahwa dia perlu berhati-hati bahwasannya
terdapat ruang untuk inovasi.
3. Model – model pengajaran harus diteliti untuk melihat apabila
mereka mencapai tujuan-tujuan majemuk penguasaan beberapa
model pengajaran yang meraih tujuan-tujuan majemuk barangkali
lebih produktif daripada mencoba mengembangkan pengulangan-
pengulangan model pembelajaran yang besar dimana masing-
masing hanya meraih beberapa tujuan.
4. Model-model pengajaran harus sesuai dengan kerangka kerja siswa
atau tingkat perkembangan. Beberapa model pengajaran cocok
untuk siswa yang bisa bekerja dalam suasana tidak terstruktur,
sedangkan model-model lainnya cocok bagi siswa yang lebih
menyukai lingkungan belajar terstruktur.

14
Didaftar berikut kami menghubungkan berbagai Kriteria kapada 3 posisi kurikulum
utama
Kriteria Transmisi
• Model-model pengajaran harus berisikan tujuan-tujuan yang jelas
• Model-model pengajaran harus terstruktur dan membuat guru menyediakan
pengarahan spesifik dalam pembelajaran isi dan keterampilan –keterampilan
• Model-model pengajaran harus membolehkan evaluasi langsung terhadap target-
target instruksional
• Model-model pengajaran harus memfasilitasi retensi isi di dalam bidang pokok
bahasan tradisional
• Model-model pengajaran harus menguatkan nilai-nilai tradisi melalui pengaruh
instruksional dan pola asuh
Kriteria Transaksi
• Model-model pengajaran harus memperbolehkan siswa meneliti proses-proses
alasannya sendiri
• Model-model harus merangsang penelitian dan investigasi
• Model-model harus berdasarkan skema perkembangan intelektual yang khusus
• Peran guru di dalam model-model ini harus menstimulasi penyelidikan pada siswa
dan proses penelitian bersama antara siswa dan guru
Kriteria Transformasi
• Model-model pengajaran harus melibatkan siswa di dalam kesadaran dan
perubahan sosial
• Model-model pengajaran harus menghubungkan antara batin siswa dengan dunia
luar
• Model-model pengajaran harus merangsang intgrasi bidang pokok bahasan
• Model-model pengajaran harus fokus pada strategi-strategi yang membiarkan
siswa sadar terhadap kesadarannya sendiri
• Model-model pengajaran harus menekankan proses berpikir yang beragam
• Model-model pengajaran harus menghubungkan proses-proses berpikir otak kiri
dan kanan

15
PENGORGANISASIAN ISI DAN STRATEGI-STRATEGI PENGAJARAN
Setelah isi kurikulum dan strategi pengajaran dipilih, pegawai kurikulum mencoba
untuk mengorganisir elemen-elemen ini. Stratemeyer, former, Mc kim dan passow
(1957) telah menyebutkan sejumlah pertanyan yang bisa dipakai dalam pendekatan
ini:
PERTANYAAN-PERTANYAAN MENDASAR DALAM KURIKULUM
1. Bagaimana perkembangan yang seimbang bisa dijamin apa jaminannya bahwa
bidang kehidupan yang penting itu dimana guru atau murid tidak sensitif terhadap
masalah tidak akan diabaikan .
2. Bagaimana caranya supaya terjadi pertumbuhan dari tahun ke tahun secara terus-
menerus tanpa adanya pengulangan atau kesenjangan dalam belajar.
3. Bgaimana caranya menjamin kedalaman pengetahuan, bagaimana mungkin
mencegah peserta didik berhenti mempelajari pengetahuan yang dangkal agar
mereka mendapatkan pemahaman pengetahuan yang benar.
4. Bagaimana caranya menjamin subjek khusus tentang kedalaman perintah
darimana orang-orang dengan bakat khusus berasal – para ilmuwan, para
sejarahwan, ahli bahasa, seniman-seniman, guru-guru, negarawan, filsuf-filsuf
masa depan.
5. Bagaaaimana menjamin agar anak-anak dan kaum muda tetap mengenal sumber
budaya yang luas yang merupakan bagian dari warisan kita dan dijadikan
keterampilan untuk memanfaatkannya di dalam kehidupan.
6. Bagaimana menjamin pilihan-pilihan masalah menjadi kepedulian dasar.
7. Bagaimana bisa ada masalah-masalah kelompok yang asli, akankah tidak ada
banyak waktu ketika motivasi dari luar diperlukan jika studi kelompok
diinginkan. Apakah titik pandang ini secara logika menuntun pada sikap
individualis? (halaman 110-111).

Ruang Lingkup
Posisi Transmisi. Kurikulum transmisi paling sering diorganisir sekitar mata pelajaran,
disiplin-disiplin ilmu atau bidang-bidang studi yang luas. Masalah utama mengenai mata
pelajaran adalah fragmentasi materi belajar. Permasalahan ini di respon oleh rancangan

16
bidang stu yang luas dimana sejumlah mata pelajaran digabungkan menjadi bidang studi
yang luas. Sekolah dasar membaca, menulis, mengejah dan berbicara digabungkan
menjadi seni berbahasa. Dan ilmu alam ,sejarah, geografi digabungkan menjadi studi
lingkungan, sekarang ini rancanagan bidang studi yang luas merupakan metode utama
pengorganisasian kurikulum di tingkat sekolah dasar sedangkan pengelola kurikulum
sekolah menengah lebih percaya pada rancangan mata pelajaran. Sizer (1984), di dalam
bukunya Horace’s Compromise berpendapat bahwa pelajaran – pelajaran di sekolah
lanjutan seharusnya dikelompokkan menjadi empat bidang luas: penyelidikan dan
ekspresi, matematika dan ilmu alam, kesusatraan dan kesenian, filosofi dan sejarah.
Komisi Nasional pada laporan nya tentang pendidikan menyarankan pendekatan mata
pelajaran yang tradisional terhadap kurikulum. Laporan ini menyarankan empat tahun
bahasa Inggris, tiga tahun matematika, tiga tahun ilmu alam, tiga tahun ilmu – ilmu
sosial, dan setengah tahun pelajaran komputer dan bagi mahasiswa, dua tahun berlajar
bahasa asing.

Posisi Transaks. Para pekerja kurikulum yang bekerja dengan menggunakan perpektif
transaksi cenderung menjauhkan untuk menggunakan istilah mata pelajaran sebaga
mekanisme dasar dalam mengelola hubungan horizontal di dalam kurikulum. Mereka
mengalihkan perhatian pada rancangan yang berpusat pada masalah untuk kurkulum yang
fokus kepada pengembangan keterampilan pemecahan masalah bagi siswa. Di dalam
kurikulum transaksi, guru dan sistem sekolah memilih masalah – masalah yang akan
menjadi sentral bagi kurikum; minat siswa jadi pertimbangan tetapi tidak tumpang tindih
dengan pandangan guru dan sekolah.
Metcalf dan Hunt (1970) telah mengusulkan kurikulum yang dibangun dengan
masalah – masalah sosial yang penting, secara spesifik tergambar dalam pertanyaan –
pertanyaan berikut:
1. Bagaiman jenis Masyarakat yang ada sekarang ini, dan
kecenderungan apa yang paling dominan di dalam masyarakat?
2. Jenis masyarakat yang bagaimana yang akan muncul di masa
depan…. Apabila kecenderungan sekaran terus berlangsung?

17
3. Jenis masyarakat yang bagaimana yang lebih disukai, sesuai
dengan nilai yang diinginkan?
4. Apabila masyarakat yang diramalkan berbeda dari masyarakat
yang diingikan, bagaimana dengan individu, sendiri, atau sebagai
anggota kelompok, akankah berjuang menghilangkan
ketidakcocokan tersebut, antara harapan dan keinginan? (hal .
360)

Posisi Transformasi. Dari posisi transformasi, lebih sulit untuk mengidentifikasi


perspektif yang jelas pada pengorganisasian ruang lingkup kurikulum. Tapi beberapa
tema muncul. Salah satu tema adalah integrasi: misalnya, dalam pendidikan Waldorf ,
kesenian memainkan peranan sentral dan seni berbahasa sering diintegrasikan dengan
kegiatan artistic. Di dalam pendidikan anak sungai, model transformasi yang lainnya,
pengalaman kognitif dan afektif itu diintegrasikan. Tema kedua, penekanannya pada
pilihan dan minat peserta didik, yang berarti siswa diberi keleluasaan untu menentukan
apa yang akan dipelajarinya. Tema ketiga muncul dari posisi perubahan sosial, yang
sangat menekankan agar para siswa mengenali isu – isu yang relevan secara sosial dan
berani menghadapi masalah – masalah yang sangat penting bagi kepentingan masyarakat
umum. Jadi, ruang lingkup kurikulum transformasi dihubungkan dengan keterlibatan di
dalam komunitas.

Posisi Transmisi. Secara umum, di dalam rangkaian kurikulum transmisi, mata


pelajaran disusun hirarki secara tetap yang sering melibatkan konsep dari yang sederhana
hingga ke yang rumit. Jenis gerakan ini sering digunakan sebagai prinsip
pengorganisasia di dalam ilmu alam. Kronologi adalah prinsip penyusunan tradisional
lainnya di dalam kurikulum transmisi. Misalnya didalam ilmu sejarah, metode
pengurutan peristiwa tradisional memproses dari waktu dulu hingga waktu sekarang.

Posisi Transaksi Didalam kurikulum yang berorientasi transaksi, dimana cenderung


fokus kepada perkembangan proses mental, berbagai teori yang berkembang sudah
digunakan oleh pengelola yang mengurutkan mata pelajaran. Misalnya, karya Piaget dan

18
Kohlberg bisa digunakan sebagai kerangka kerja yang menghubungkan pengalaman
belajar dengan tahapan – thapan perkembangan. Demikian pula, skema pertumbuhan
Ross dan Mayne (lihat bab 5, hal. 104 – 107) mewakili perspektif transaksi lainnya
tentang pengurutan.

Posisi Transformasi Sulit untuk mengenali tipe pengurutan mata pelajaran yang jelas –
jelas mewakili orientasi transformasi. Para pendidik humanistik cenderung mencurigai
hirarki yang tetap.; mereka lebih peduli kepada hubungan horizontal di dalam kurikulum.
Namun skema pertumbuhan Wilber (dibahas di bab 6 hal, 129 – 132) bisa dipandang
sebagai pendekatan transformasi untuk merangkaikan kurikulum. Kurikulum perubahan
sosial, yang mana fokus kepada peningkatan tanggung jawab siswa dengan cara
melibatkan mereka pada proyek – proyek sosial, juga merefleksika pendekatan
transformasi.
Posner dan Strike (1976) telah mengembangkan skema merangkaikan kurikulum
dimana pengalaman – pengalaman belajar dikelompokkan kedalam lima kategori: 1)
rangkaian yang berkaitan dengan isi, 2) rangkaian konsep, 3) rangkaian yang berkaitan
dengan penyelidikan, 4) rangakaian yang berkaitan dengan belajar, 5) rangkaian yang
berkaitan dengan manfaat.
Skema rangkaian Posner dan Strike berkorelasi dengan tiga posisi kurikulum
utama: para pendidik transmisi sering fokus pada pengurutan yang berkaitan dengan isi
dan manfaat; para pendidik transaksi fokus kepada pengurutan yang berhubungan
dengan konsep, penyelidikan dan belajar, para pendidik transformasi fokus kepada
pengurutan yang berkaitan dengan belajar dengan berdasarkan kepada kriteria minat
siswa.
Elemen – elemen utama dari kurikulum – maksud – maksud dan tujuan –
tujuan, isi, strategi – strategi pengajaran, rancangan pengelolaan – diuraikan dalam
bagan. Elemen – elemen itu dirangkum dalam hubungannya dengan posisi – posisi
kurikulum utama.

19
PETA RINGKASAN : BAB 8
Transmisi Transaksi Transformasi
Maksud – Tujuan Perilaku Keterampilan Intelektual Tujuan – tujuan yang
Berorientasi - Isi yang kompleks terintegrasi ( misalnya,
kognitif dan afektif)
Isi Pengetahuan yang dipandang Pengetahuan yang berhubungan Pengetahuan personal sama
secara atomistic dengan proses mental dan pentingnya dengan
Sebagai “tujuan” dan isi harus kerangka kerja kognitif pengetahuan umum.
memperkuat nilai – nilai tradisi Isi sosial fokus pada masalah – Isi sosial menekankan kepada
masalah kebijakan publik identifikasi dan resolusi yang
menekankan pada kepedulian
sosial
Strategi – strategi Mengajar Pendekatan – pendekatan Fokus pada pemecahan dan Fokus kepada hubungan antara
pengajaran yang terstruktur analisa masalah kehidupan batin siswa dengan
Transmisi fakta – fakta dan Strategi – strategi pengajaran dunia luar
nilai – nilai yang disesuaikan dengan Pemikiran Divergen (berbeda)
kerangka kerja perkembangan sangat didorong
siswa
Pengoranisasian Hirarki yang terpusat pada Pengembangan yang berpusat Berpusat pada peseta didik
mata pelajaran pada Masalah integratif

20
21

You might also like