You are on page 1of 5

TUGAS TOKSIKOLOGI

Efek formalin pada organ tubuh

Oleh Nama NIM Kelas : Moch. Fathoni Noor Shabara : 105130104111002 :A

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

Pengertian formalin Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15% sebagai pengawet. Formalin dikenal luas sebagai bahan pembunuh hama ( desinfektan ) dan banyak digunakan dalam industri. Sejauh ini, pemanfaatannya tidak dilarang namun setiap pekerja yang terlibat dalam pengangkutan dan pengolahan bahan ini harus ekstra hati-hati mengingat risiko yang berkaitan dengan bahan ini cukup besar. Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda antara lain: Formol , Morbicid , Methanal , Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methylene aldehyde, Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan, Methylene glycol, Paraforin, Polyoxymethylene glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene, Trioxane. Bahaya Formalin : Formalin sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : Luka baker pada kulit, Iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia Dampak formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat : 1. Akut : efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : sepert iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing 2. Kronik : efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang : iritasi kemungkin parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh.

3. Apabila terhirup dalam jangka waktu lama maka akan menimbulkan sakit kepala, ganggua pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang. Gangguan head dan kemandulan pada perempuan Kanker pada hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak 4. Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gatal-gatal, penglihatan kabur, dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan beronsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata 5. Apabila tertelan maka mulut,tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah, dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi ( tekanan darah rendah ), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pancreas, system susunan saraf pusat dan ginjal. Penggunaan formalin yang benar : 1. Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal, gudang, dan pakaian. 2. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. 3. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca, dan bahanpeledak. 4. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas. 5. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. 6. Bahan untuk pembuatan produk parfum. 7. Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku. 8. Pencegah korosi untuk sumur minyak. 9. Bahan untuk insulasi busa. 10. Bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood). 11. Cairan pembalsam ( pengawet mayat ). 12. Dalam konsentrasi yang sangat kecil Penggunaan formalin yang salah :

Penggunaan formalin yang salah adalah hal yang sangat disesalkan. Melalui sejumlah survey

dan pemeriksaan laboratorium,ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktek yang salah seperti ini dilakukan produsen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh produk yang sering mengandung formalin misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah dan tahu yang beredar di pasaran. Yang perlu diingat, tidak semua produk pangan mengandung formalin. Kemampuan zat kimia formalin dalam membunuh bakteri pembusuk hingga mampu membuat bahan pangan jadi tak mudah rusak, itu yang menjadi alasan para oknum tersebut menggunakannya terus. Efek formalin untuk kesehatan memang tak akan terasa dalam waktu yang singkat. Senyawa aldehida pada formalinlah yang biasanya mudah bereaksi dengan protein dan menimbulkan perubahan struktur serta bersifat karsinogenik. Kanker paru, kanker otak, dan beberapa jenis kanker lain dikhawatirkan timbul jika pemakaian senyawa kimia itu masih diteruskan. Jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama, maka kerja hati, ginjal, paru-paru, dan berbagai organ lainnya akan terganggu. Itu karena organ tubuh manusia bersifat sensitif terhadap bahan asing. Tak hanya bahan makanan, ternyata penggunaan formalin pada beberapa bahan pencuci piring, plastik, pembersih alat rumah tangga pun telah banyak ditemukan. Cirinya, saat digunakan maka kulit biasanya akan teriritasi, merah, terasa perih seperti terbakar, mata pun merah, jika tercium, maka hidung akan terasa perih, batuk-batuk. Anda patut waspada jika semua gejala tersebut terasa. Mengganti produk dengan yang aman dan tak mengandung formalin akan lebih aman bagi kesehatan keluarga Anda. Walau mungkin harganya akan lebih mahal dibanding dengan yang menggunakan formalin.

Ciri-ciri produk pangan yang mengandung formalin : Seperti telah dipaparkan di muka, bahwa terdapat sejumlah produk yang secara sengaja ditambahkan formalin sebagai pengawet. Untuk memastikan apakah sebuah produk pangan mengandung formalin atau tidak memang dibutuhkan uji laboratorium. Kita sebaiknya berhati-hati bila menjumpai produk pangan yang mempunyai ciri sebagai berikut:

1. Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur / rusak / busuk sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius), terlampau keras, namun tidak padat, bau agak mengengat; 2. Mie basah yang awet beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin, tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius), bau agak menyengat, tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal; 3. Ayam potong yang berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk. 4. Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua bukan merah segar, awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk; tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius); bau menyengat; 5. Baso yang tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius), teksturnya sangat kenyal; 6. Ikan asin yang tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius), bersih cerah, tidak berbau khas ikan asin.

You might also like