You are on page 1of 7

PEMERIKSAAN KIMIA FESES (DARAH SAMAR DAN UROBILIN) Tujuan Belajar Setelah mengikuti kegiatan ini, mahasiswa diharapkan

mampu melakukan pemeriksaan kimia feses secara mandiri, mampu menginterpretasikan, dan mengkorelasikan hasil pemeriksaan dengan kondisi klinis yang sesuai. Standar Kom eten!" Do#ter Indone!"a (ta$un %&&')
Da(tar Keteram "lan Kl"n"! Pro!edur D"a,no!t"# dan Tera eut"# 1. Darah samar (fecal occult blood test) Tingkat Kompetensi ) % * + 4

Ke,"atan Pem-elajaran Kegiatan pem ela!aran ini diselenggarakan selama 1"1,# !am, dengan rincian kegiatan terdiri dari$ praktik, diskusi, dan penilaian. Pemer"#!aan Dara$ Samar a. Dasar Teori Se agai produk akhir meta olisme, feses dapat mem erikan informasi diagnostik yang ernilai. %emeriksaan feses rutin (feses lengkap&'() terdiri dari analisis secara makroskopis, mikroskopis, dan kimia. %emeriksaan '( erguna untuk deteksi dini perdarahan saluran cerna, gangguan atau penyakit yang meli atkan hati dan saluran emperdu, sindrom maldigesti&mala sor si, inflamasi, serta penye a diare dan steatorea. '( !uga dapat mendeteksi dan mengidentifikasi akteri dan parasit patogen dalam saluran cerna. Sampel feses normal terdiri atas akteri, selulosa, ahan makanan lain yang tidak tercerna, ahan sekresi saluran cerna, pigmen empedu, sel yang erasal dari dinding saluran cerna, elektrolit, dan air. )anyak spesies akteri dalam usus merupakan flora normal. *eta olisme akteri menghasilkan au yang tidak sedap pada feses dan gas usus (flatus).

Sampel 'eses

*engumpulkan

sampel

feses

tidaklah

mudah

agi pasien.

Dalam

mengumpulkan sampel, diperlukan wadah penampung yang tepat dan instruksi detail pada pasien. %asien harus di eritahu ahwa sampel feses tidak oleh terkontaminasi dengan urine atau air toilet yang mungkin sa!a mengandung ahan desinfektan. +adah penampung yang mengandung ahan pengawet untuk telur dan parasit tidak oleh digunakan untuk mengumpulkan sampel dengan tu!uan pemeriksaan lain. Sampel feses acak&random cocok untuk pemeriksaan kualitatif seperti mendeteksi darah dan pemeriksaan mikroskopis untuk mendeteksi leukosit, serat otot, dan fecal fat.Sampel ini iasanya ditampung pada wadah penampung er ahan plastik atau kaca dengan penutup ulir. Sampel feses yang erada pada sarung tangan dapat !uga digunakan untuk pemeriksaan darah samar dengan menggunakan filter paper kits. ,ntuk pemeriksaan kuantitatif seperti fecal fat, diperlukan waktu

penampungan khusus. -leh karena adanya .ariasi ke iasaan defekasi dan waktu transit makanan untuk melewati seluruh saluran cerna, sampel feses paling representatif untuk pemeriksaan kuantitatif adalah penampungan feses selama / hari. Sampel dapat ditempatkan pada tempat penampung yang erasal dari kaleng cat. +adah penampung ini dapat mengakomodasi anyaknya sampel dan menfasilitasi emulsifikasi se elum pemeriksaan dilakukan. %asien harus di eritahu agar erhati0hati saat mem uka wadah penampung agar gas yang terakumulasi dilepaskan pelan0pelan ke udara. %emeriksaan *akroskopis %emeriksaan makroskopis utama yang dapat mem erikan informasi adanya gangguan saluran cerna adalah warna (appearance) dan konsistensi. 0 +arna +arna kecoklatan pada feses dihasilkan dari proses oksidasi sterko ilinogen men!adi uro ilin. )ila terdapat sum atan saluran empedu, tidak ada iliru in terkon!ugasi yang disekresikan ke usus sehingga tidak ter!adi kon.ersi iliru in men!adi uro ilinogen dan sterko ilin. 1ki atnya, feses akan erwarna pucat. Keadaan lain yang menye a kan feses

erwarna pucat adalah prosedur diagnostik yang menggunakan sulfat.

arium

1danya darah dalam feses dapat mem erikan warna tertentu pada feses, ergantung pada lokasi saluran cerna yang mengalami perdarahan. Darah dalam feses dapat erwarna merah cerah, merah gelap, hingga kehitaman. Darah dalam !umlah esar ( 2# sampai #3 ml) di saluran cerna agian atas (yang erasal dari esofagus, lam ung, atau duodenum) memerlukan waktu sekitar / hari untuk terdeteksi di feses. Selama periode ini, akan ter!adi kontak hemoglo in dengan asam lam ung sehingga hemoglo in diu ah men!adi asam hematin yang menghasilkan warna kehitaman seperti ter, suatu keadaan yang dise ut melena. *elena dapat menetap !auh setelah perdarahan aktif erhenti. 'eses mungkin tetap hitam sampai # hari setelah perdarahan erhenti, dan u!i untuk darah samar mungkin tetap positif erwarna merah saat keluar. selama e erapa minggu. 1pa ila waktu transit sangat singkat, darah dari esofagus atau lam ung masih tetap Sedangkan darah yang erasal dari saluran cerna agian awah (misalnya kolon) memerlukan waktu yang le ih singkat untuk terdeteksi di feses sehingga darah masih tetap erwarna merah atau marun. )aik feses yang erwarna hitam atau merah, harus tetap diperiksa secara kimia untuk memastikan adanya darah dalam saluran cerna. 4al ini karena ingesti esi, charcoal, dan ismuth dapat menye a kan feses erwarna hitam, sedangkan medikasi dengan aspirin dan o at antiinflamasi serta ingesti makanan seperti it dapat menye a kan feses erwarna merah. 0 Konsistensi 1 normalitas feses yang dapat dilihat secara makroskopis lainnya adalah konsistensi. Konsistensi feses yang encer atau cair didapatkan pada keadaan diare, sedangkan feses dalam !umlah sedikit dan keras menun!ukkan keadaan konstipasi. 'eses yang kecil dan pipih atau dise ut 5ribbon-like stools6 mengindikasikan adanya o struksi pasase normal ahan0 ahan dalam usus. 'eses yang pucat aki at o struksi steatorea tampak erminyak, terapung, mengem ang (bulky), ilier dan er uih

(frothy), dan sering kali er au usuk. 1danya mukus yang melapisi feses mengindikasikan adanya inflamasi usus atau iritasi. Sedangkan bloodstreaked mucus mengarahkan kecurigaan terhadap kerusakan dinding saluran cerna, mungkin aki at in.asi keganasan. %emeriksaan Kimia 'eses untuk *endeteksi Darah Samar ( Fecal Occult Blood Testing/'-)T) Tes skrining untuk mendeteksi adanya darah samar (tersem unyi) adalah pemeriksaan kimia feses yang paling sering dilakukan. 4al ini karena perdarahan le ih dari 2,# ml&1#3 gr feses merupakan keadaan patologi yang dianggap signifikan, padahal sering kali perdarahan dengan !umlah ini tidak menampakkan ge!ala klinis. Saat ini, '-)T !uga digunakan secara massal untuk skrining deteksi dini kanker kolorektal. %emeriksaan tahunan '-)T mempunyai nilai prediktif yang esar untuk mendeteksi kanker kolorektal pada stadium awal, sehingga pemeriksaan ini sangat direkomendasikan pada orang yang erusia le ih dari #3 tahun. %rinsip dasar yang digunakan untuk tes skrining darah samar adalah mendeteksi adanya akti.itas pseudoperoksidase hemoglo in. %seudoperoksidase akan ereaksi dengan hidrogen peroksida yang kemudian mengoksidasi 7at yang tidak erwarna men!adi 7at erwarna (gam ar 1). akteri atau amu a maupun

8am ar 1. 9eaksi yang ter!adi pada '-)T

)e erapa indikator kromogen er eda digunakan untuk mendeteksi adanya darah samar. Semuanya ereaksi dengan prinsip ker!a yang sama, tetapi memiliki sensiti.itas yang er eda. )e erapa ahan yang dapat digunakan antara lain en7idine, ortho0tolidine, dan guaiac. 8uaiac adalah reagen kimia yang paling tidak sensitif. :amun, penggunaan reagen ini le ih dipilih untuk pemeriksaan rutin karena feses yang normal dapat mengandung darah hingga

2,# ml, !umlah yang mungkin menye a kan hasil tes positif dengan menggunakan reagen lain. Selain hemoglo in, akti.itas pseudoperoksidase !uga didapatkan pada ingesti mioglo in dalam daging merah dan ikan, sayur dan uah tertentu seperti rokoli mentah, unga kol, lo ak, dan melon, serta e erapa akteri intestinal. Dengan demikian, untuk mencegah hasil positif palsu, diperlukan reagen dengan sensiti.itas rendah. Kit komersial dalam entuk filter paper dengan reagen guaiac terimpregnasi anyak di!ual. 2 atau / area filter paper diolesi feses yang diam il dari lokasi yang er eda, se aiknya sampel diam il dari agian tengah feses untuk menghindari kontaminasi eksternal (misalnya darah menstruasi dan hemoroid) yang menye a kan hasil positif palsu. 4idrogen peroksida dapat diteteskan di alik kertas saring yang mengandung feses. )ila terdapat akti.itas psudoperoksidase, akan ter entuk warna iru pada kertas. Tes harus diker!akan dalam waktu ; hari setelah pengumpulan sampel. Se elum hasil tes dinyatakan negatif, harus dilakukan pemeriksaan pada 2 sampel dari / feses yang er eda. %asien harus diinstruksikan untuk menghindari konsumsi daging merah, lo ak, melon, rokoli mentah, dan unga kol selama / hari se elum pengumpulan sampel. 4al ini untuk mencegah adanya pseudoperoksidase dalam feses yang erasal dari diet. Konsumsi aspirin dan :S1<Ds selain parasetamol harus dihentikan selama = hari se elum pengumpulan sampel untuk mencegah iritasi saluran cerna. >itamin ? @ 2#3 mg&hari dan suplementasi esi yang mengantung .itamin ? harus dihindari / hari se elum penampungan sampel karena asam askor at adalah reduktor kuat yang akan mengganggu reaksi peroksidase sehingga menghasilkan tes negatif palsu. )akteri usus dapat mendegradasi hemoglo in men!adi porfirin, sedangkan reagen guaiac tidak dapat mendeteksi senyawa ini sehingga dapat menye a kan hasil negatif palsu pada perdarahan saluran cerna agian atas. 4asil negatif palsu !uga didapatkan pada penderita dengan riwayat makan makanan dalam !umlah sedikit yang menye a kan .olume feses erkurang

dan meningkatnya waktu transit di usus. %ada keadaan ini diperlukan reagen lain yang le ih sensitif dan spesifik sehingga dapat mendeteksi hemoglo in dan porfirin. . %rosedur %emeriksaan Darah Samar 9eagensia 0 Ser uk guaiac 0 (arutan alkohol A#B 0 1sam asetat glacial Teknik %emeriksaan 0 )uatlah emulsi feses se anyak # ml dalam ta ung reaksi. 0 Tam ahkan 1 ml asam asetat glacial, kemudian larutan diaduk. 0 *asukkan sepucuk pisau ser uk guaiac dan 2 ml larutan alkohol A#B ke dalam ta ung reaksi lain, kemudian dicampur. 0 Tuanglah isi ta ung kedua ke dalam ta ung yang terpisah. <nterpretasi 0 :egatif $ tak ada peru ahan warna. 0 %ositif $ terlihat warna ke iruan pada tampak. c. %rosedur %emeriksaan ,ro ilin dalam 'eses 9eagensia 0 (arutan mercurichlorida 13B Teknik %emeriksaan 0 Taruhlah e erapa gram feses dalam se uah mortir, tam ahkan larutan mercurichlorida 13B ana, kemudian campurlah dengan memakai alunya. 0 Tuanglah campuran ahan terse ut ke dalam cawan datar agar le ih mudah menguap, diamkan selama ;024 !am. atas kedua lapisan. Dera!at iru yang kepositifan se anding dengan intensitas warna erisi emulsi feses dengan hati0hati sehingga kedua !enis campuran tetap se agai lapisan

<nterpretasi 0 %ositif$ tim ulnya warna kemerahan pada sediaan menun!ukkan adanya uro ilin dalam feses ?atatan 0 Dalam feses normal selalu ada uro ilin. Cumlah uro ilin erkurang pada ikterus o struktif. Cika o struksi negatif. 0 Tes terhadap uro ilin ini le ih inferior !ika di andingkan dengan penetapan kuantitatif uro ilinogen dalam feses. %enetapan kuantitatif dapat mengetahui !umlah uro ilinogen yang disekresikan per 24 !am, sehingga dapat mem erikan informasi penting pada keadaan klinis seperti anemia hemolitik, ikterus o struktif, dan ikterus hepatoseluler. Re(eren!" a. . c. 8andosoe rata, 9. 2313. Penuntun Laboratorium Klinik. Cakarta$ Dian 9akyat. %atel, 4.%. 233;. The 1 normal ,rinalysis. Pediatr lin ! "m, #/$/2#D //=. Strasinger, S.K. dan (oren7o, *.S.D. 233E. #rinalysis and Body Fluids. #th Fdition. %hiladelphia$ '. 1. Da.is ?ompany. ersifat total, hasil tes akan men!adi

You might also like