Professional Documents
Culture Documents
Secara umum etik dapat dibedakan atas 2 kelompok: 1. Yg berkaitan dg sopan santun, di dlm pergaulan, baik di dlm tata tertib masyarakat maupun tata di dlm organisasi 2. Yg berkaitan dg sikap tindak tanduk orang dlm menjalankan tugas profesinya yg biasa disebut Kode Etik Profesi.
Sebelum melihat masalah etik yg mungkin timbul dlm pelayanan kebidanan, maka perlu dipahami hal-hal sbb: 1. LEGISLASI: Ketetapan hukum yg mengatur hak & kewajiban seseorang yg berhub erat dg. tindakan.
2. LISENSI: Pemberian ijin praktik sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yg telah ditetapkan. Tujuannya untuk membatasi pemberian wewenang dan untuk meyakinkan klien.
3. DEONTOLOGI / TUGAS: Keputusan yg diambil berdasarkan keserikatan/ berhubungan dg tugas. Dalam pengambilan keputusan, perhatian utama pada tugas.
4. HAK : Keputusan berdasarkan hak seseorang yg tidak dpt diganggu. Hak berbeda dg keinginan, kebutuhan & kepuasan. 5. INSTUSIONST: Keputusan diambil berdasarkan dilema etik dr kasus perkasus.
6. BENEFICIENCE: Keputusan yg diambil harus selalu menguntungkan pasien. 7. MAL EFICIENCE : Keputusan yg diambil merugikan pasien.
8. MALPRAKTIK / LALAI : a. Gagal melakukan tugas/ kewajiban pada pasien b. Tdk melaksanakan tugas sesuai dg standar c. Melakukan tindakan yg menciderai klien d. Klien cidera, karena Bidan mengalami kegagalan dalam melaksanakan tugas,
2. MORAL Moral berasal dr bhs latin : Mos, berarti kebiasaan, adat Moral mempunyai etimologi yg sama dg Etik 3. ETIK Antara Moral & Etik keduanya mengandung arti yg sama yaitu adat kebiasaan Meskipun bahasanya berbeda Kalau Etik berasal dr bhs Yunani.
4. ISU MORAL Menurut Oxford Dictionary of English (2002) Issue is an important topic for discussion. Isu moral mencakup hal-hal penting mengenai baik & buruk dlm kehidupan sehari-hari, tetapi juga bisa berupa kejadian/ peristiwa luar biasa seperti terjadinya perang atau konflik bersenjata.
CONTOH ISU MORAL: 1. Aborsi 2. Euthanasia 3. Keputusan untuk terminasi kehamilan 4. dll.
5. KONFLIK MORAL - Terkadang kita menganggap bahwa dilema dan konflik moral adalah hal yg sama, padahal keduanya berbeda. - Konflik moral terjadi karena adanya perbedaan antara prinsip moral antar individu. - Konflik moral menyebabkan dilema moral.
Lanjutan Kasus
Namun pasien & keluarganya menolak dirujuk dan bersikukuh untuk tetap melahirkan di bidan tsb karena pertimbangan biaya & kesulitan lainnya. Melihat kasus ini maka bidan dihadapkan pada konflik moral yg bertentangan dg prinsip moral & otonomi maupun pelayanan dlm kebidanan.. ( lihat : Kepmenkes RI 900/Menkes/SK/VII/2002 Tentang Registrasi Dan Praktik Bidan ).
2. Konflik dalam prinsip yg berbeda contoh: Dalam kasus ibu yg menolak episiotomi, bidan memiliki konflik antara kewajiban untuk menghargai hak hidup janin sekaligus menghargai autonomi dan keinginan sang ibu.
6. DILEMA MORAL - Menurut Campbell (1984) Dilema Moral merupakan : situasi yg menghadapkan individu pada 2 pilihan & tak satupun dr pilihan itu dianggap sebagai jalan keluar yg paling tepat.
- Saat terjadi dilema, alternatif yg ada tampaknya setara atau sama saja, sehingga sulit menetapkan pilihan yg tepat, seperti berada di persimpangan jalan. - Dilema moral berkaitan dg prinsip benar dan salah yg dlm situasi sulit, individu dituntut untuk memilih satu dari 2 pilihan yg ada.
Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan di mana dihadapkan pada 2 alternatif pilihan, yg kelihatannya sama atau hampir sama & membutuhkan pemecahan masalah. Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan tanggungjawab profesional yaitu: 1. Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan, kesejahteraan pasien atau klien. 2. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yg menghilangkan sesuatu bagian (omission) disertai rasa tanggungjawab, memperhatikan kondisi dan keamanan pasien.
2. Bila alternatif tindakan tidak sama kuat Satu tindakan dianggap benar sedangkan tindakan lainnya dianggap salah. Contoh: seorang remaja yg hamil karena pergaulan bebas ingin menggugurkan kandungan nya. Pada kasus tsb jika bidan mengikuti keinginan si remaja tsb, maka ia bisa dianggap malpraktik karena melakukan aborsi tanpa medikasi medis yang jelas.
Dalam praktik kebidanan seringkali bidan dihadapkan pada beberapa permasalahan yg dilematis, artinya pengambilan keputusan yg sulit berkaitan dg etik. Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin atau pertentangan antara nilai-nilai yg diyakini bidan dg kenyataan yg ada.
Beberapa permasalahan pembahasan etik dalam kehidupan sehari-hari adalah sbb: 1. Persetujuan dalam proses melahirkan 2. Memilih atau mengambil keputusan dlm persalinan. 3. Kegagalan dlm proses persalinan 4. Pelaksanaan USG dlm kehamilan 5. Konsep normal dalam pelayanan kebidanan 6. Bidan dan pendidikan sex.
Ada beberapa masalah etik yg berhubungan dg tehnologi, contohnya sbb: 1. Perawatan intensif pada bayi 2. Skrening bayi 3. Transplantasi organ 4. Tehnik reproduksi dan kebidanan
Etik berhubungan erat dg profesi, yaitu: 1. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik 2. Otonomi bidan dan kode etik profesional 3. Etik dalam penelitian kebidanan 4. Penelitian dalam masalah kebidanan yg sensitif
Beberapa contoh mengenai isu etik dlm pelayanan kebidanan adalah berhubungan dg:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Agama / kepercayaan Hubungan dg pasien Hubungan dokter dg bidan Kebenaran Pengambilan keputusan Pengambilan data Kematian Kerahasiaan Aborsi AIDS In-Virto Fertilization.
2. PENGALAMAN Mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhdp suatu kasus. 3. FAKTA keputusan lebih riil, valid dan baik.
4. WEWENANG Lebih bersifat rutinitas 5. RASIONAL Keputusan bersifat obyektif, transparan dan konsisten.
Kerangka pengambilan keputusan dlm asuhan kebidanan memperhatikan halhal sbb: 1. Bidan harus mempunyai responsibility dan accountability 2. Bidan harus menghargai wanita sebagai individu & melayani dg rasa hormat 3. Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and wellbeing mother
4. Bidan berusaha menyokong pemahaman ibu tentang kesejahteraan ibu & menyatakan pilihannya pada pengalaman situasi yg aman. 5. Sumber proses pengambilan keputusan dlm kehidupan adalah knowledge, ajaran intrinsik, kemampuan berpikir kritis, kemampuan membuat keputusan klinis yg logis.
2. SITUASI a. Mengapa kita perlu situasi : 1). Untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi 2). Untuk melakukan perbuatan yg tepat dan berguna 3). Untuk mengetahui masalahmasalah yg perlu diperhatikan
b. Kesulitan-kesulitan dalam mengerti situasi: 1). Kerumitan situasi& keterbatasan pengetahuan kita 2). Pengertian kita terhadap situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka & faktor-faktor subyektif lain.
Prinsip umum dalam utilitarisme adalah : Didasari bahwa tindakan moral menghasilKan kebahagiaan yg besar bila menghasilKan jumlah atau angka yg besar. Ada 2 bentuk teori utilitarisme: 1. Utilitarisme berdasar tindakan : Prinsip : Setiap tindakan ditujukan untuk keuntungan yg akan menghasilkan hasil atau tingkatan yg lebih besar.
2. Utilitarisme berdasar aturan Modifikasi antara utilitarisme tindakan dan aturan moral, aturan yg baik akan menghasilkan keuntungan yg maksimal - Tindakan individu didasarkan atas prinsip kegunaan dan aturan moral - Tindakan dikatakan baik bila didasari aturan moral yg baik.
- Menurut filsuf John Stuart Mili (1864), bahwa kesenangan & kebahagiaan dinilai secara kualitatif. - Suatu perbuatan dinilai baik, jika kebahagiaan melebihi ketidakbahagiaan. - Tidak ada seorangpun yg tidak berguna bagi yg lain.
- Kebahagiaan terbesar adalah milik semua orang yg bisa dirasakan berguna bagi banyak orang. - Menurut Richard B. Brandt, bahwa perbuatan dinilai baik secara moral, jika sesuai dg aturan moral yg berlaku dan berguna pada suatu masyarakat.
2. TEORI DEONTOLOGY - Menurut Immanuel Kant (1724-1804), sesuatu dikatakan baik dalam arti sesungguhnya adalah kehendak yg baik, kesehatan, kekayaan, kepandaian adalah baik, jika digunakan dg baik oleh kehendak manusia, tetapi jika digunakan dg kehendak yg jahat, akan menjadi jelek lagi.
Kehendak menjadi baik jika bertindak karena kewajiban Kalau seseorang bertindak karena motif tertentu atau keinginan tertentu berarti disebut tindakan yg tidak baik. Bertindak sesuai kewajiban disebut legalitas.
- Menurut W.D Ross (1877-1971) setiap manusia mempunyai intuisi akan kewajiban, semua kewajiban berlaku langsung pada diri kita. - Kewajiban untuk mengatakan kebenaran merupakan kewajiban utama, termasuk kewajiban kesetiaan, ganti rugi, terimakasih, keadilan berbuat baik,dsb.
- Contoh yg lain adalah bila berjanji harus ditepati, bila meminjam harus dikembalikan, dsb. - Dengan memahami kewajiban akan terhindar dari keputusan yg menimbulkan konflik atau dilema.
3. TEORI HEDONISME - Menurut Aristippos (433-355 SM) sesuai kodratnya setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan.Akan tetapi ada batas untuk mencari kesenangan. Hal yg penting adalah menggunakan ke senangan dg baik dan tidak terbawa oleh kesenangan.
- Menurut Epikuros (341-270 SM) dalam menilai kesenangan (hedone) tidak hanya kesenangan inderawi, tetapi kebebasan dari rasa nyeri, kebebasan dari keresahan jiwa juga. Apa tujuan terakhir dari kehidupan manusia adalah kesenangan.
- Menurut John Locke (1632-1704), kita sebut baik bila meningkatkan kesenangan dan sebaliknya dinamakan jahat kalau mengurangi kesenangan atau menimbulkan ketidaksenangan.
4. TEORI EUDEMONISME - Menurut filsuf Yunani Aristoteles (384322 SM) dalam buku Ethika Nikomakheia, bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yg baik bagi kita. - Seringkali kita mencapai suatu tujuan untuk mencapai suatu tujuan yg lain lagi.
- Semua orang akan menyetujui bahwa tujuan terakhir hidup manusia adalah kebahagiaan (eudaimonia). - Seseorang mampu mencapai tujuannya jika mampu menjalankan fungsinya dg baik, keunggulan manusia adalah akal dan budi. - Manusia mencapai kebahagiaan dg menjalankan kegiatan yg rasional.
3. Mendidik dan melatih calon bidan untuk dapat bekerja sama dalam profesi dan memberikan pelayanan dg memiliki tanggung jawab yg sama, termasuk dg teman sejawatnya atau kolega sehingga bagaimana agar menguntungkan untuk praktik dan menguntungkan untuk tujuan.
DIMENSI KODE ETIK MELIPUTI : 1. Antara anggota profesi dan klien 2. Antara anggota profesi dan sistem kesehatan 3. Anggota profesi dan profesi kesehatan 4. Sesama anggota profesi.
PRINSIP KODE ETIK TERDIRI DARI : 1. Menghargai otonomi 2. Melakukan tindakan yg benar 3. Mencegah tindakan yg dapat merugikan 4. Memperlakukan manusia dg adil 5. Menjelaskan dg benar 6. Menepati janji yg telah disepakati 7. Menjaga kerahasiaan.