You are on page 1of 16

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Rangkaian Jembatan Wheatstone Dosen Pengasuh : Jumingin, S.

Si

Disusun Oleh : Asri Arum Sari 12222014

Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang 2013

DAFTAR ISI Daftar Isi ................................................................................................... Latar Belakang ......................................................................................... Tujuan Praktikum ................................................................................... Tinjauan Pustaka ..................................................................................... Alat ............................................................................................................ Prosedur Praktikum ................................................................................ Hasil dan Pembahasan ............................................................................. Kesimpulan ............................................................................................... Lampiran Daftar pustaka 1 2 2 2 6 7 8 11

1. Latar Belakang Listrik adalah salah satu bentuk energi yang banyak digunakan oleh manusia. Bentuk energi listrik mudah diubah ke bentuk lain seperti energi bunyi, energi panas, energi cahaya, dan energi gerak. Sarana untuk mengalirkan listrik adalah kawat logam. Namun, listrik tidak mengalir begitu saja dalam kawat logam karena ada hambatan yang menghalanginya. Besarnya hambatan bergantung pada jenis logam dari kawat tersebut. Salah satu cara untuk mengukur hambatan listrik dengan menggunakan jembatan Wheatstone. Jembatan Wheatstone adalah alat untuk mengukur hambatan listrik yang tidak diketahui besarnya. Alat ini diciptakan Samuel Hunter Christi dan dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1943. Penggunaannya dengan mengukur arus yang mengalir pada galvanometer hingga sama dengan nol karena potensial pada kedua ujungnya sama besar (Suryatmo 1974, dalam Lutfii,2009) Jembatan Wheatsone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya(bessarnya). kegunaan dari jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvonometer sama dengan nol (karena patensi ujung-ujungnya sangat besar) sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang (Lister 2003 dalam Lutfii,2009). 2. Tujuan Praktikum Adapun tujuan yang akan dicapai setelah melakukan praktikum adalah : mahasiswa memahami konsep dari rangkaian jembatan wheatstone

3. Tinjauan Pustaka 3.1 Jembatan Wheatstone Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada 1833 dan meningkat kemudian dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843. Ini digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari
3

rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup komponen diketahui kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer. Jembatan Wheatstone adalah suatu alat pengukur, alat ini dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relatif kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/ kartsluiting dan sebagainya. (Suryatmo, 1974 dalam Lutfii,2009). Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling umum digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti dalam daerah 1 sampai 100.000 . Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3, dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur. (Lister, 1993 dalam Lutfii,2009).

(Google, images, 2010) Contoh terapan jembatan wheatstone : sebagai thermometer, penguatintensitas cahaya, indicator desakan Sebagai thermometer, salah satu pelawan di dalam jembatan ditukar dengan thermisitor. Thermisitor ini akan mengindera perubahan-perubahan suhu ( Perubahan suhu akan mengubah harga perlawanan thermisitor, dan perubahan perlawanan ini berakibat perubahan tegangan V . Perubahan tegangan V dapat ditampilkan oleh alat ukur yang tertera dalam derajat Celcius (Wasito.S.2006)

3.2 Hukum Dasar Rangkaian Listrik Yang Berhubungan Dengan Jembatan Wheatstone Hukum Kirchoff

Jaringan yang kompleks dapat dianalisa dengan menggunakan hokum kirchoff. Untuk ini didefinisikan dua istilah. Suatu titik cabang dalam suatu suatu jaringan adalah tempat bertemunya beberapa buah konduktor. Sebuah loop adalah suatu jalan konduksi yang tertutup (Sutrisno dan Tan Ik Gie, 1979). Maka dari itu hokum kirchoff terbagi 2: 1. Hukum I Kirchoff (Bambang Murdaka Eka Jati dan Tri Kuntoro Priyambodo,2009) Hukum ini disebut pula hokum kirchoff tentang arus listrik (Kirchoff Current Law= KCL). Hukum ini menyatakan bahwa superposisi semua arus listrik yang menuju ke titik cabang adalah nol. Hukum ini dilandasi oleh hokum kekekalan muatan listrik. Pada peristiwa ini jumlah muatan yang terlibat tidak bertambah ataupun berkurang. Untuk arus listrik di kawat ke I yaitu Ib dari sejumlah N arus yang menuju ke titik cabang maka KCL secara matematis dapat ditulis :

Superposisi ini menganut ketentuan bahwa arus listrik yang menuju ke titik cabang ditulis positif sedangkan yang meninnggalkan titik cabang ditulis negative

Mengacu pada persamaan di atas maka persamaan untuk gambar diatas dapat ditulis:

2. Hukum II Kirchoff(Bambang Murdaka Eka Jati dan Tri Kuntoro Priyambodo,2009) Hukum ini disebut juga hukum kirchoff tentang tegangan (Kirchoff Voltage Law=KVL). Hukum ini enyatakan bahwa jumlah aljabar beda potensial diuntai tertutup adlah nol.Untuk beda potensial ke I adalah VI dari N buah komponen yang memberikan beda potensial di untai tertutup, secara matematis KVL ditulis :

3.3 Galvanometer Jika konduktor pengalir arus ditempatkan dalam medan magnet dihasilkan gaya pada konduktor yang cenderung menggerakkan konduktor itu dalam arah tegak lurus medan. Prinsip ini digunakan dalam instrument pendeteksi arus. Instrument pendeteksi arus yang peka disebut galvanometer. (Lister, 1993 dalam Lutfii, 2009). Galvanometer merupakan instrument sangat peka dan dapat mengukur arus yang sangat lemah. Galvanometer terdiri atas sebuah komponen kecil berlilitan banyak yang ditempatkan dalam sebuah medan magnet begitu rupa sehingga garis-garis medan akan menimbulkan kopel pada kumparan apabila melalui kumparan ini ada arus. (Flink, 1985 dalam Lutfii, 2009). Di dalam teori pengukuran listrik yang dimaksudkan dengan pengukuran Galvano yaitu suatu instrument yang dipergunakan untuk

memperlihatkan arus yang lemah. Untuk menyatakan dengan jelas kadang-kadang dipisahkan juga untuk instrument-instrumen yang peka (sensitif), yang banyak dipakai di laboratorium dan terutama sistem jembatan yang banyak kita jumpai. (Suryatmo, 1974 dalam Lutfii,2009). Galvanometer adalah alat yang dipergunakan untuk deteksi dan pengukuran arus. Kebanyakan alat itu kerjanya tergantung pada momen yang dilakukan pada kumparan di dalam medan magnet. (Pratama, 2010 dalam Lutfii,2009).

4.

Alat Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1. Hambatan standar dan hambatan geser Hambatan standar sebagai hambatan/tahanan yang sudah diketahui nilai hambatannya. hambatan geser sebagai resistor yang belum dikatahui nilai hambatannya 2. Galvanometer sebagai alat untuk mendeteksi adanya arus listrik pada rangkaian wheatstone 3. Catu daya Catu daya berfungsi untuk mengontrol kestabilan tegangan output dengan mengubah-ubah lebar untuk menyaklarkan transitor penyaklar dan sebagai sumber arus/PLN. 4. Kabel-kabel penghubung 4 buah Kabel penghubung berfungsi sebagai penghubung ke rangkaian. 5. Kontak geser sebagai saklar, alat untuk memutus dan menyambung arus listrik

5. Prosedur Praktikum 1. Persiapkan semua peralatan yang dibutuhkan ( konsultasikan dengan dosen pengasuh atau asisten)

2.

Susun rangkaian aeperti pada skema gambar dibawah ini :

3.

Hidupkan catu daya, dengan masukan tegangan 3 volt DC (minta dosen pengasuh atau asisten)

4.

Tentukan harga Rs. Atur kontak geser sehingga galvanometer menunjukan angka nol.

5. 6.

Catat panjang L1 dan L2 Ulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk 10 kali perulangan. Tanyakan kepada asisten besarnya Rs tersebut.

7.

Ulangi langkah diatas untuk harga Rs yang lain.

6. Hasil dan Pembahasan 6.1 Hasil No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. L1 7 cm 20,5 cm 62,5 cm 58,8 cm 52,3 cm 59 cm 50 cm 39 cm 44 cm 42 cm L2 93 cm 79,5 cm 37,5 cm 41,2 cm 47,7 cm 41 cm 50 cm 61 cm 56 cm 58 cm Rx 7.5 ohm 25.8 ohm 166.7 ohm 142.7 ohm 109.6 ohm 143.9 ohm 100.0 ohm 63.9 ohm 78.6 ohm 72.4 ohm

6.2

Pembahasan Dari hasil yang sudah ada dapat diketahui bahwa konsep dari jembatan wheatstone yaitu melakukan perbandingan antara besar hambatan yang telah diketahui dengan besar hambatan yang belum diketahui yang tentunya dalam keadaan Jembatan disebut seimbang yaitu Galvanometer menunjukkan pada angka nol. Maka dapat diketahui bahwa pada percobaan pertama jika L1 = 7 cm , maka l2 = 93 cm maka RX1 = 7,5 ohm selanjutnya pada percobaan kedua jika L1 = 20,5 cm , maka l2 = 79,5 cm maka RX2 = 25,8 ohm, selanjutnya pada percobaan ketiga jika L1 = 62,5 cm , maka l2 = 37,5 cm maka RX3 = 166,7 ohm Pada percobaan keempat jika L1 = 58,8 cm , maka l2 = 41,2 cm maka RX4 = 142,7 ohm pada percobaan kelima jika L1 = 52,3 cm , maka l2 = 47,7 cm maka RX5 = 109,6 ohm pada percobaan keenam jika L1 = 59 cm , maka l2 = 41 cm maka RX6 = 143,9 ohm pada percobaan ketujuh jika L1 = 50 cm , maka l2 = 50 cm maka RX7 = 100 ohm pada percobaan ke delapan jika L1 = 39 cm , maka l2 = 61 cm maka RX8 = 63,9 ohm pada percobaan kesembilan jika L1 = 44 cm , maka l2 = 56 cm maka Rx9 = 78,6 ohm pada percobaan kesepuluh jika L1 = 42 cm , maka l2 = 58cm maka RX10 = 72,4 ohm. Kaitan antara konsep jembatan wheatstone dengan hasil praktikum yakni sangat berkaitan dimana konsep jembatan wheatstone itu melakukan perbandingan dengan hambatan yang sudah diketahui sedangkan pada praktikum juga kita menggunakan hambtan yang sudah diketahui

10

Kesalahan kesalahan dalam praktikum yang terjadi disebabkan oleh praktikan sendiri dan juga dari alat praktikum. Ditinjau dari praktikan, praktikan tersebut biasanya belum memahami konsep daari jembatan wheatstone sehingga hasil yang dicapai kurang maksimal. Dan juga arus
yang berlebihan dapat mengakibatkan perubahan permanen pada tahanan, kondisi ini tidak boleh terjadi, karena akan terjadi kesalahan pada pengukuranpengukuran selanjutnya, dan karena itu untuk mengatasi masalah ini, maka disipasi daya dalam lengan-lengan jembatan harus dihitung sebelumnya, sehingga nilai arus dapat dibatasi pada nilai yang aman. Dalam pengukuran tahanan-tahanan rendah, ggl termal pada rangkaian jembatan atau rangkaian galvanometer dapat menyebabkan masalah. Untuk mengatasinya diperlukan galvanometer yang lebih sensitif dilengkapi dengan sistem suspensi tembaga, sehingga kontak antara logam-logam yang tidak sama dan ggl termal dapat dicegah.

7. Kesimpulan Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa Jembatan Wheatstone adalah rangkaian yang terdiri dari empat buah hambatan seperti R1 , R2 dan R3 merupakan hambatan yang sudah diketahui, sedangkan Rx adalah hambatan yang akan di cari besarnya konsep dari jembatan wheatstone yaitu melakukan perbandingan antara besar hambatan yang telah diketahui dengan besar hambatan yang belum diketahui yang tentunya dalam keadaan Jembatan disebut seimbang yaitu Galvanometer menunjukkan pada angka nol, Galvanometer adalah alat ukur yang memiliki kepekaan tinggi oleh karena itu galvanometer dipakai pengukuran dengan tegangan kecil.

11

DAFTAR PUSTAKA

Jati, Bambang Murdaka Eka dan Tri Kuntoro Priyambodo.2009. Fisika Dasar untuk Mahasiswa Ilmu Komputer dan Informatika. Andi Offset:Yogyakarta Lutfii,2009.Jembatan Wheastone. http://loophee. files. wordpress .com /2011/02/ jembatan-wheatstone1.doc. Diakses pada Senin.,17 Juni 2013 pukul 20.00 WIB Sutrisno dan Tan Ik Gie. 1979. Fisika Dasar: Listrik, Magnet, dan Termofisika.ITB:Bandung S.Wasito.2006. Vademekum Elektronika. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

12

lampiran Gambar Alat Praktikum

13

lampiran Evaluasi 1. Jelaskan apa kegunaan dari rangkaian jembatan wheatstone dan bagaimana prinsip bekerjanya jembatan wheatstone tersebut ? Kegunaan dari rangkaian jembatan wheatstone yakni mengukur resistensi dengan keakuratan yang tinggi dan jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/ kortsluiting. Dapat mengukur perubahan hambatan yang sangat kecil pada penghantar. Contoh aplikasi : strain gauge, yang digunakan untuk mengukur regangan material (baja atau beton) didasarkan pada perubahan kecil penghantar yang berdeformasi akibat gaya eksperimen. Perubahan kecil dimensi penampang dihitung dari peribahan hambatan pada rangkaian jembatan wheatstone yang

dihubungkan sensor ke alat pencatat data logger untuk setiap transducer. Prinsip kerja dari jembatan wheatstone yaitu melakukan perbandingan antara besar hambatan yang telah diketahui dengan besar hambatan yang belum diketahui yang tentunya dalam keadaan Jembatan disebut seimbang yaitu Galvanometer menunjukkan pada angka nol. 2. Hitung besar Rx untuk hambatan murni beserta kesalahan relative dan literaturnya ? Dalam mencari RX untuk hambatan murni yaitu
-83.61 25.8 166.7 ) 6990.632 665.64 27788.89

Rx 7.5 25.8 166.7

14

142.7 109.6 143.9 100 63.9 78.6 72.4


911.1

142.7 109.6 143.9 100 63.9 78.6 72.4 (

20363.29 12012.16 20707.21 10000 4083.21 6177.96 5241.76 ) 114030.8

Hambatan murni = 911,1 Nilai kesalahan : ( ( ) )

Dari pengolahan data di atas maka didapatkan nilai kesalahan yakni sebesar hal ini disebabkan oleh beberapa factor yakni kesalahan

dalam pengukuran, kemampuan alat yang terbatas,dan kesalahan praktikan yang kurang cermat dan teliti Pembahasan soal no 2 ini berdasarkan literature dari Lutfii,2009.Jembatan Wheastone. http://loophee. files. wordpress .com /2011/02/ jembatan-wheatstone1.doc. Diakses pada Senin.,17 Juni 2013 pukul 20.00 WIB

15

16

You might also like