You are on page 1of 15

KELELAWAR DITINJAU DARI

DIMENSI KESEHATAN, MATEMATIS DAN ISLAM

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata kuliah : Zoologi Vertebrata
Dosen : Eka Pitriah, S. Si.

Disusun Oleh :
Ais Hamidah. P.S.
07469432

Tarbiyah/ IPA – Biologi C / IV

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)


CIREBON
2009

KATA PENGANTAR

1
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan makalah mandiri yang mengangkat judul kelelawar sebagai
konsumsi dan obat dalam pandangan islam.
Makalah ini diajukan sebagai tugas mandiri mata kuliah Zoologi
vertebrata selain itu penulis juga ingin membagi pengetahuan kepada para
pembaca tentang manfaat sekaligus bahayanya mengkonsumsi kelelawar baik
hanya untuk sekedar bahan pangan bahkan untuk pengobatan. Sekaligus penulis
juga ingin mengemukakan halal dan haramnya daging kelewar ini yang mudah –
mudahan bisa menghilangkan rasa penasaran pembaca tentang kelelawar.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini
penulis sampaikan terima kasih. Selanjutnya kepada para pembaca yang
memberikan kritik dan saran yang konstruktif untuk menyempurnakan makalah
ini penulis membuka pintu yang seluas-luasnya untuk menerimanya.

Penulis

DAFTAR ISI

2
Kata pengantar .................................................................................................
Daftar isi ..........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................
A. Latar belakang ...............................................................................
B. Tujuan ............................................................................................
C. Ruang lingkup ................................................................................
D. Metode ...........................................................................................
BAB II KELELAWAR SEBAGAI KONSUMSI DAN OBAT ASMA
DALAM ISLAM .................................................................................
A. Kelelawar .......................................................................................
B. Peranan Kelelawar dalam kehidupan .............................................
1. Kelelawar dalam pertanian ......................................................
2. Kelelawar sebagai daging konsumsi.........................................
3. Kelelawar sebagai obat asma ...................................................
4. Mudharat dalam kelelawar ......................................................
C. Kelewar dalam Islam .....................................................................
BAB III Kesimpulan ........................................................................................
Daftar Pustaka
Lampiran – lampiran
1. Klasifikasi kelelawar (Kalong)
2. Gambar morfologi kelelawar (Kalong )

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelelawar atau kalong bukanlah makhluk baru bagi kita namun
seringkali pada umumnya manusia hanya melihat hewan ini sebagai hewan
yang mengerikan dan symbol dari segala hal berbau mistik. Hewan nocturnal
yang unik ini tenyata mempunyai suatu manfaat yang besar bagi kehidupan
manusia karena dengan adanya kelewar biji tumbuhan produktif bisa tersebar
ke seluruh penjuru nusantara, bahkan keberadaanya dapat membantu
penyerbukan tanaman. Dan baru – baru ini kelewar dapat dikonsumsi bahkan
mampu mengobati penyakit asma pada manusia.
Namur dibalik manfaatnya yang begitu besar timbal satu pertanyaan,
apakah hewan unik halal ketika digunakan sebagai bahan pangan dan
obatdalam pandangan Islam? Mengingat mayoritas masyrakat indonesia
adalah muslim. Maka perlulah kiranya kita mengetahui tentang kehalalan,
manfaat, serta mudharat dari hewan unik ini.
Untuk itu penulis akan membahas hal tersebut di atas dalam makalah kali ini,
disamping untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah zoologi vertebrata
juga untuk memberikan wawasan tentang kelewar sekaligus menghapuskan
keragu-raguan dalam kehalannya.
B. Tujuan pembahasan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membuka wawasan
kita terhadap Kelelawar khususnya jenis pteropodidae, seekor binatang yang
merupakan invers (kebalikan) dari makhluk hidup pada umumnya, yang sering
kita anggap hewan mengerikan namun ternyata mempunyai manfaat sekaligus
mudharat dalam kehidupan manusia sehingga taka ayal lagi menimbulkan
kontroversi dalam pandangan Islam. Lepas dari itu makalah ini ditujukan
untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah Zoologi Vertebrata.

4
C. Ruang lingkup masalah
Dalam makalah ini penulis membatasi masalah yang dititikberatkan
pada Kehidupan Kelelawar sub ordo megachiroptera ( famili pteropodidae),
serta manfaat, sisi negatif, dan kedudukan hukumnya dalam islam.

5
BAB II
KELELAWAR DITINJAU DARI
DIMENSI KESEHATAN, MATEMATIS DAN ISLAM

A. Kelelawar
Kelelawar hanyalah perumpaan dalam bahasa alam yang mencoba
mengejawantahkan segala sesuatunya dengan invers dari kebanyakan mahluk lain,
kita tahu alam raya merupakan simbol yang agung maha karya Tuhan tanpa batas
logika Namun kadang kita lupa dalam keterbatasan logika, Tuhan mencoba
mengajarkan betapa indah irama alam yang bertasbih dalam invers dan konsep
aktualnya secara matematis.
Kelelawar merupakan salah satu anggota mamalia yang termasuk ke
dalam ordo Chiroptera yang berarti mempunyai “sayap tangan”, karena kaki
depannya bermodifikasi sebagai sayap yang berbeda dengan sayap burung
(DeBlase dan Martin, 1981). Sayap kelelawar dibentuk oleh perpanjangan jari
kedua sampai kelima yang ditutupi oleh selaput terbang atau patagium,
sedangkan jari pertama bebas dan berukuran relatif normal. Antara kaki depan
dan kaki belakang, patagium ini membentuk selaput lateral, sedangkan antara
kaki belakang dan ekor membentuk interfemoral. Ordo Chiroptera merupakan
hewan yang unik dan menarik karena merupakan satu-satunya mamalia yang
memiliki kemampuan terbang, memiliki jenis pakan yang sangat bervariasi dan
beristirahat dengan cara bergantung terbalik. Ordo Chiroptera memiliki dua sub
ordo yaitu Microchiroptera dan Megachiroptera.
Kebanyakan Microchiroptera adalah insectivora dan hanya sebagian kecil
yang omnivora, karnivora, piscivora, frugivora, nectarivora atau sanguivora
(Findley, 1993). Kelelawar pemakan serangga yang paling kecil mempunyai
bobot 2 gram dan paling besar 196 gram dengan lengan bawah sayap 22-115 cm.
Microchiroptera umumnya menggunakan ekolokasi sebagai alat pengendalian
gerakannya di tempat yang gelap dan menentukan posisi serangga yang akan
dimangsanya.

6
Sedangkan Megachiroptera umumnya adalah herbivora (pemakan buah,
daun, nektar dan serbuk sari), berukuran tubuh relatif besar dengan bobot badan
10 gram untuk ukuran kecil dan ukuran terbesar dapat mencapai 1500 gram,
memiliki telinga luar yang sederhana tanpa tragus, jari kedua kaki depan bercakar
dan mata berkembang relatif baik (Nowak dan Paradiso, 1983).Menurut Yalden
dan Morris (1975), pada waktu terbang kelelawar membutuhkan oksigen jauh
lebih banyak dibandingkan ketika tidak terbang (27 ml vs. 7 ml oksigen/1 gram
bobot tubuh, dan denyut jantung berdetak lebih kencang (822 kali vs. 522 kali
per menit), untuk mendukung kebutuhan tersebut, jantung kelelawar berukuran
relatif lebih besar dibandingkan kelompok lain ( 0,09% vs. 0,5% bobot tubuh).
Adapun ciri morfologi dari kelelawar jenis pteropodidae adalah : Taring
mencuat ke depan dengan tonjolan sekunder. Geraham depan atas kecil dan
terdesak ke dalam. Telinga besar dan tegak, bersambungan antara kanan dan kiri
pada bagian pangkalnya. Tragus panjang dan terbelah. Ekor sangat pendek/tidak
ada, kalau ada terbenam dalam selaput kulit antarpaha yang tumbuh baik. Daun
hidung tegak dan panjang. Mata besar. Telinga tidak memiliki tragus atau
antitragus. Ton umpul. Processus postorbitalis umunya berkembang. Jari sayap
nomor dua umunya bercakar jolan geraham.
Kelelawar termasuk hewan nocturnal yaitu mencari makan pada malam
hari. Kelelawar mempunyai kemampuan untuk menangkap pantulan getar atau
gema dari suara yang diitimbulkannya atau dikenal dengan istilah ekholokasi.
Ekholokasi adalah suatu fenomena malam hari, dimana kelelawar akan
mengeluarkan suara dengan melalui mulut atau hidungnya ketika sedang terbang.
Suara tersebut umumnya berada di atas ambang batas pendengaran manusia dan
pantulkan kepada kelelawar tersebut dalam bentuk gema (echoes).
Jenis ini termasuk hewan nocturnal (mencari makanan pada malam hari).
Menggelantung dengan kakinya selama siang hari, mereka menyelimuti
tubuhnya dengan sayap ketika dingin dan mengipas-ngipaskan sayapnya jika
keadaan panas. Mereka sering terlihat makan di atas pohon dan menjatuhkannya
ke tanah. Bagi induk yang memiliki anak, mereka memberikan anaknya makan
sebelum mereka makan.

7
Kelelawar mempunyai perbedaan dalam masa estrus atau tingkah laku
kawin. Pada famili Pteropodidae dikelompokan menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Aseasonally polyestrus, yakni seluruh populasi jantan tetap
menunjukan spermatogenesis dan kelenjar kelengkapan
menjadi mengembang atau membesar
2. Bimmodally seasonally polyestrus, yaitu hewan jantan
barangkali masih mempunyai spermatozoa dalam testes dan
pada epididymis sepanjang tahun
3. Aseasonally monoestrus, yakni hewan jantan mungkin hanya
mempunyai spermatozoa dalam testes dan epididymis hanya
untuk eberapa bulan saja
B. Peranan Kelelawar dalam kehidupan manusia
Seperti hewan lain Kelelawar pun memiliki peranan dalam kehidupan di bumi
ini baik peranan positif maupun negatif. Namun sebelum pada penjelasan
lebih jauh kelelawar yang akan dibahas oleh penulis adalah kelelawar dari sub
ordo megachiroptera dengan famili pteropodidae yang bersifat herbivora lebih
tepatnya kelelawar pemakan buah.
1. Kelelawar dalam pertanian
Indonesia adalah negara agraris. Sebagaian besar lahan daratan digunakan
untuk aktivitas pertanian dan masyarakat mayoritas mempunyai mata
pencaharian sebagai petani yang mendukung lahan pertanian tanaman
pangan.
Dalam dunia pertanian sebenarnya hewan ini tidaklah merugikan namun
sebaliknya. Keberadaan kelelawar ini sangat penting bagi kehidupan
masyarakat Indonesia karena peranannya sebagai pemencar biji buah-
buahan (jambu air, jambu biji, kenari, keluwih, sawo, namnaman, duwet,
cendana, dll); sebagai penyerbuk tumbuhan bernilai ekonomis (petai,
durian, bakau, kapuk, randu, dll); sebagai pengendali hama serangga;
sebagai penghasil guano dan tambang fosfat di gua-gua; sebagai obyek
ekowisata. Kelelawar gua sebagai obyek wisata belum banyak
dimanfaatkan masyarakat di Indonesia. Misalnya kelelawar dari Gua

8
Lawa, Nusa Kambangan dapat dijadikan daya tarik wisata karena gua ini
dihuni puluhan ribu kelelawar (jenis Chaerephon plicata). Iring-iringan
kelelawar pada senja hari keluar dari mulut gua merupakan atraksi yang
menarik, barisan seperti ular naga yang berjalan melenggak-lenggok
diangkasa raya yang berlangsung lebih dari setengah jam.
Kegiatan pertanian memerlukan pupuk sebagai pendukungnya.
Disamping itu kebijakan pemerintah yang mendukung terhadap berbagai
upaya pengelolaan sumberdaya lokal yang mendapat sambutan baik dari
berbagai komponen starategik seperti lembaga penelitian dan perguruan
tinggi. Hal ini merupakan suatu peluang bagi upaya pengelolaan dan
penyediaan pupuk organik fosfat. Kebiasaan kelelawar yang hidup
berkoloni pada tempatnya sepanjang hari memberikan manfaat positif,
yaitu kotoran yang dihasilkannya akan mengumpul pada suatu tempat
dimana kelelawar tersebut tinggal. Tumpukan kotoran kelelawar yang
merupakan sumber fosfat dapat dieksploitasi untuk pemenuhan kebutuhan
pupuk secara benar yang tidak mengganggu atau merusak ekosistem di
dalammnya.
2. Kelelawar sebagai daging konsumsi
Di daerah manado, sulawesi dan kalimantan daging kelelawar umum
dikonsumsi sebagai lauk pauk sumber protein hewani. Kelelawar yang
dikonsumsi pada umumnya adalah jenis familia pteropodidae yang sering
disebut dengan kalong. kalong, ukurannya sangat besar yang rentang
sayapnya bisa mencapai lebih dari 80 centimeter. Kalong biasanya tinggal
di gua-gua dipegunungan yang tinggi dan jauh dari permukiman
penduduk. Makanan kalong adalah bebuahan dan bunga. Daging kalong
sangat lezat dan gurih. Sekarang ini sudah banyak dibuka warung yang
menyediakan masakan dengan menu daging kalong.
Sebelum diolah daging kalong terlebih dahulu dipisahkan antara badan
dan kedua sayapnya. Sedangka untuk menghilangkan bulu - bulu
lembutnya, daging binatang ini dibakar. Sementara untuk mematangkan
dagingnya secara alami, dagingnya dibakar dengan bakaran arang hitam.

9
Selanjutnya daging codot, dicuci dan direbus selama 30 menit dengan
arang. Namun sebelum masuk wajan penggorengan daging dicampur
dengan bumbu masakan seperti ketumbar, merica, bawang putih serta
garam dapur. Dan daging codot pun siap digoreng selama 10 menit hingga
bumbu meresap sampai ke tulang dan benar - benar matang.
3. Kelelawar sebagai obat asma
Daging kalong dipercayai dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti
asma, gatal - gatal atau alergi pada kulit hingga menjaga stamina bagi pria
atau wanita.
Masalah penggunaan daging kelelawar sebagai obat ternyata bisa dianggap
benar berdasarkan beberapa penelitian. Salah satunya adalah penelitian MJ
Naya yang pernah terbit dalam sebuah jurnal kesehatan terbitan
pemerintah Spanyol. Menurut Naya ada jenis daging yang bisa
dimanfaatkan untuk menyembuhkan radang tenggorokan.
Berdasarkan data itulah beberapa mahasiswa dari Universitas Brawijaya
tahun lalu mempublikasikan hasil penelitian mereka mengenai pengobatan
asma menggunakan daging kelinci. Hal itu bisa dilakukan karena daging
kelinci ternyata mengandung satu zat yang disebut senyawa kitotefin.
Senyawa tersebut apabila digabungkan dengan berbagai senyawa lain
seperti lemak omega tiga dan sembilan, disinyalir bisa sebagai penyembuh
penyakit asma. Dan menurut hasil penelitian mereka juga, didapat
kemungkinan bahwa kelelawar juga memiliki senyawa jenis serupa.
Secara teknis, daging penghasil senyawa kitotefin ini berfungsi untuk
menstabilkan membran sel mastosit. Asma, yang terjadi lantaran alergi
bisa dicegah dengan adanya daging bersenyawa kitotefin itu di dalam
tubuh. Sebab daging tersebut merangsang terbentuknya antibodi pada
tubuh. Dan apabila antibodi tersebut melekat pada sel mastorit, bisa
menyebabkan pecahnya membran. Pecahnya membran bisa membentuk
otot-otot polos saluran napas berkontraksi. Hasilnya, saluran napas
menyempit hingga terjadi asma.

10
Yang perlu diperhatikan mungkin hanya masalah pengolahan daging
sebelum dimakan. Sebab kalau sembarangan mengolah bisa
mengakibatkan hilangnya kadar kotitefin yang ada. Jadi disarankan tidak
mengolah daging dalam kondisi terlalu panas. Suhu yang disarankan untuk
memasak daging ini, jangan sampai melebihi 150 derajat Celcius.
4. Peranan negatif kelelawar
penyakit pada manusia banyak ditularkan hewan, dari merekalah virus
sering kali berasal. Baru – baru ini ditemukan suatu virus yang masih
jarang dikenal di masyrakat yang penyebarannya melalui hewan mamalia.
Terjangkitnya penyakit pada manusia oleh virus dari hewan ke depan
makin mengancam. Hal tersebut diungkapkan oleh Program Coordinator-
Ecology Of Emerging Infectious Disease dari Department of Primary
Industries and Fisheries Queensland, Australia Dr Hume Field BVSc MSc
MACVs.
Virus dari hewan tersebut salah satunya adalah virus nipah, yang berasal
dari salah satu hewan mamalia yaitu kelelawar. Virus nipah banyak
berkembang di Malaysia dan Bangladesh. Virus ini sebenarnya adalah
virus yang secara alami ada dalam tubuh kelelawar dan tidak
menimbulkan penyakit dalam tubuh hewan tersebut
Virus dari hewan yang memiliki dua kaki yang bisa berkembang menjadi
sayap itu penularannya dapat berlangsung dari rantai makanan. Bila ada
buah yang dimakan kelelawar, kemudian kelelawar dimakan babi yang
akhirnya manusia memakan babi tersebut sehingga virus tersebut
menjangkit pada manusia.
C. Kelelawar dalam islam
Dari uraian di atas jelaslah bahwa selain daging kelelawar bermanfaat sebagai
sumber protein dan memiliki kandungan ketofenin sebagai obat asama namun
juga memiliki aspek negatif sebagai vektor dari beberapa virus dan penyakit.
Dalam pandangan islam sendiri daging kelelawar di qiyaskan (disamakan)
dengan daging binatang buas yang memiliki ciri berkuku tajam dan bertaring.
Rasulallah SAW bersabda :

11
Yang artinya : sesungguhnya Rasulallah saw. Melarang untuk memakan tiap – tiap
hewan yang berkuku tajam dari beberapa burung (H.R. Muslim)
Hadist 2 :

Artinya : Sesungguhnya Rasulallah saw melarang memakan hewan yang bertaring


(bergigi tajam) dan buas. (H.R. Muslim)
Dari hadist rasulallah yang pertama dan ke dua dijelaskan bahwa rasulallah
melarang memakan binatang yang berkuku tajam dari burung – burung dan
melarang memakan binatang buas yang berkuku tajam sehingga dapatlah di tarik
kesimpulan bahwa hukum mengkonsumsi daging kelelawar adalah haram.
Kareana kelelawar merupakan binatang buas, berkuku tajam dan bertaring.
Adapun jika daging kelelawar tersebut dijadikan sebagai obat dan keadaannya
sudah sangat mendesak maka menurut kaidah fiqh yang berbunyi :
“Ad- dharurotu thubikhul makhdurot “ yang artinya dalam keadaan yang darurat
membolehkan hal yang dilarang.
Sehingga Hukum daging kelelawar itu pun berubah menjadi mubah dengan syarat
keadaan sudah sangat mendesak dan sudah tidak terdapat obat lagi. Namun
demikian hukum asal dari mengkonsumsi daging kalong tersebut tetaplah haram.

BAB III
KESIMPULAN

12
Kesimpulan :
Kalong jenis Pteropodidae secara morfologi mempunyai ciri :
1. Taring mencuat ke depan dengan tonjolan sekunder. Geraham depan atas
kecil dan terdesak ke dalam.
2. Telinga besar dan tegak, bersambungan antara kanan dan kiri pada bagian
pangkalnya.
3. Ekor sangat pendek/tidak ada, kalau ada terbenam dalam selaput kulit
antarpaha yang tumbuh baik.
4. Daun hidung tegak dan panjang.
5. Mata besar.
6. Telinga tidak memiliki tragus atau antitragus. Ton umpul. Processus
postorbitalis umunya berkembang. Jari sayap nomor dua umunya
bercakar jolan geraham.
Manfaat kalong secara ekonomis :
1. Sebagai penyebar biji buah-buahan seperti sawo, jambu air, jambu biji,
duwet, cendana, terutama pada famili Pteropodidae (fruit bat).
2. Sebagai penyerbuk bunga tumbuhan bernilai ekonomis seperti petai,
durian, bakau, kapuk randu, mangga.
3. Sebagai obat, banyak masyarakat yang mempercayai dan biasa
menggunakan daging kelelawar sebagai obat asma
4. Sebagai penghasil daging, masyarakat Menado sudah terbiasa
mengkonsumsi daging kelelawar sebagai bahan makanan sumber protein
5. Penghasil pupuk guano (fospfat) yang diperlukan banyak bagi pertanian
tanaman pangan.

Kalong menurut hukum Islam : hukum mengkonsumsi daging kelelawar


adalah haram. Kareana kelelawar merupakan binatang buas, berkuku tajam
dan bertaring.

DAFTAR PUSTAKA

13
1. Brotowijoyo, M. Djarubrito, Prof. Dr. M.Sc. 1994. Zoologi Dasar . Jakarta :
Erlangga.
2. id. Wikipedia.org. megachiroptera.
3. Suyatno, A. 2001. Kelelawar di Indonesia. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biologi-LIPI. Balai Penelitian Botani. Herbarium
Bogoriense.

Lampiran

14
1. Klasifikasi Kalong :
Kingdom Animalia
Filum Chordata
Kelas Mamalia
Ordo Chiroptera
Sub ordo Megachiroptera
Family Pteropodidae
Genus Pteropus
Species Pteropus celaenicus
Kalong

Morphology of a bat: insectivorous mammal which flies on membranous wings.


Second digit: second jointed appendage in relation to the head of a bat.
Thumb: first jointed appendage in relation to the head of a bat.
Ulna: one of the arms bones of a bat.
Tragus: bone forming the ear.
Ear: organ of hearing.
Elbow: joint of the arm.
Radius: one of the arm bones.
Wrist: joint between the arm and the digits of a bat.
Finger membrane: membrane that forms the wing of the bat.
Knee: joint of the leg.
Foot: end of the leg, which is used to clutch.
Toe: jointed appendage of the foot of a bat.
Tail membrane: skin connecting the femurs.
Tail: extension of the spinal column.
Cutaneous muscles of the arm membrane: muscular organs on the surface of the
wing.
Fifth digit: fift jointed appendage in relation to the head of a bat.
Fourth digit: fourth jointed appendage in relation to the head of a bat.
Third digit: third jointed appendage in relation to the head of a bat.
2. Gambar kelelawar sub ordo megachiroptera

15

You might also like