You are on page 1of 9

e-book kumpulan puisi

KAWAN!
Written by:

chytra bertdiana ersa

PadanK

©2009.chy_bert@yahoo.com

1
TERIMAKASIH

Sejak dulu impianku adalah menerbitkan buku sendiri. Tapi ditilik dari sudut
manapun agaknya memang cukup rumit. Alhasil terbersit ide kecil untuk
membuat sebuah kumpulan puisi yang pernah kutulis dalam bentuk e-book.
Alhamdullillah walau masih kecil-kecilan tapi dapat meningkatkan
semangatku kembali untuk terus dan terus menulis……..

Terimakasih kepada siapa saja yang telah mendownload e-book ini.


Terimakasih untuk membacanya dan memberitahukannya kepada teman-
teman anda. Mohon untuk tidak mengubah isi e-book ini atau
memperjualbelikannya.

Sekian….
Terimakasih

Kritik dan saran: chy_bert@yahoo.com

2
Kau dan Masa Depan

Masa depan seperti apa yang kau harapkan


Dari pemuda angan-angan
Dengan nikotin dan polutan
Tanpa secercah mimpi pada mata yang hambar

Masa depan seperti apa yang kau gantungkan


Pada pemuda tanpa pendirian
Pengekor kerajaan zaman kebodohan
Yang akan bisu demi recehan

Seperti apakah gerangan masa depan padanya


Yang berteriak lantang dalam irama kesetanan
Yang mengemis-ngemis pada kesenangan
Yang bahkan tak mengenal pengorbanan

Masa depan seperti apa yang kau tanamkan


Pada pemuda yang tak mengenal Tuhan
Imitasi jiwa kekerdilan
Yang tidak berani berkata : TIDAK!
Hanya untuk sebuah nista

“Kalau begitu” katamu


“haruskah kubunuh mimpi?” tanyamu geram.

My room……….20/01/05
Chy2

3
On 07 September 2005

Belum berujung meskipun camar sudah hendak pulang ke sarang


Aku dan gelisah itu bertanya-tanya kapan akan berpisah
Ia tak kunjung melepaskanku dari cengkeramannya
Mungkin memang belum berakhir sebelum terlambat

Tapi engganku tetap merengkuhnya erat


Aku dan gelisah itu bersahabat

On 07 September 2005

Burung biru kecil melompat-lompat di ranting-ranting cemara


Ia merasa benar-benar sudah di tempat tertinggi, sesaat
Sesaat sebelum elang raksasa mengepakkan sayap dan menyambar tikus kecil putih
Maka ia pun merasa kerdil
Sayap-sayapnya terasa rapuh
Dan paruhnya terasa berkarat

4
07 sept 05

Bimbang itu menyedihkan


Menerkam tanpa ampun
Merobek sisa-sisa kekuatan
Menghempaskan mimpi pada tempat terjauh

On 12 march 2006

Sahabat adalah waktu yang tak terbingkai


Seperti lara dan suka yang melebur
Namun tak pernah benar-benar kau gapai

On 13 march 2006

Waktu tidak akan berhenti untuk sekadar menyapamu dan bertanya


“apa kau baik-baik saja?”
Tidak. Karena ia terlalu bergegas

On 13 march 2006

Seekor kelinci putih bermain sendiri di sela rerumputan taman


Ia tersenyum untuk apa yang dimilikinya
Karena ia tak ingin apa-apa
Ia tak ingin apapun yang tak dimilikinya

5
26 Februari 2005

Kau tak akan mengerti begitu saja. Hidup bukan dongeng 1001 malam, tidak
juga seperti dalam buku Belajar Sambil Bermain yang kau temui di etalase
penerbitan. Jauh lebih dalam dan penuh makna yang terkadang seperti berkas
kosong yang hingga delapan puluh tahun pun kau masih tidak akan mengerti
sepenuhnya. Dan jangan berfikir kalau di sana, di seberang dunia sana atau di
negeri jauh yang entah dimana, kau akan menemukan peri baik hati atau negeri
dongeng kurcaci dan kau adalah peter pan yang bisa terbang kapan saja otakmu
merasa tidak beres. Karena aku hanya ingin mengatakan bahwa adakalanya kau
harus pergi meski istanamu ada disini.

6
On june 13, 2007

Banyak orang ingin dihargai atas apa yang dia punya


Melakukan berbagai hal untuk menyetarakan
Bekerja keras untuk membuat segala hal terlihat sama
Atau setidaknya hampir mendekati

7
Bukan Kawan!

Bukan siapa-siapa yang salah. Aku bicara padamu bukan lagi seperti seorang kawan baik yang
hendak menasehati. Aku lelah bermain-main dengan egomu. Aku lelah berteriak pada telingamu
yang tidak tuli, hanya saja tak peduli. Aku bukan anak kecil yang harus merengek untuk mainan
kesukaannya. Kapan pun aku bisa pergi. Kapan aku suka.

Sudah sejauh ini aku rasa kita tidak pernah kemana-mana. Bertelekan pada ego kita masing-
masing dan jatuh pada ketololan yang amat sangat. Aku benci membencimu. Rasanya seperti
menguliti diriku sendiri. Tapi kereta egoku mendorongku pada jalan yang berbeda. Aku bebas
sejak dulunya. Aku bisa pergi kapan pun aku mau.

Sepertinya tak perlu lagi ada penjelasan tentang semua alasan yang memungkinkan. Memaafkan
bisa dilakukan kapan saja. Dan dendam bisa diluruh di detik pertama. Tapi kenangan bukanlah
goresan pensil yang hapus tanpa jejak. Waktu hanya membantu sedikit mengurainya, tapi bukan
meniadakan.

Sekarang terserah padamu. Aku berhenti saja sampai disini. Silahkan kau langkahkan kakimu di
tempat mana saja yang kau suka. Anggap aku tiada seperti halnya kau menganggap ketiadaan
adalah aku. Aku telah berhenti memberi rasa padamu. Aku lelah mencoba mengerti dan
memahami. Dengan mencampakkan egoku sendiri dan menepiskan rasa angkuh.

Ini saatnya aku kembali. Segala hal seperti aku pada awalnya. Aku yang bersama rasa angkuhku.
Menapaki suatu tempat di hatiku. Karena aku bebas pergi. Kapan pun aku mau.

padanK.12Nov08

8
Aku Pergi Saja!

Hentikan saja waktu kalau kau bisa. Lakukan hal apa saja yang kau mau. Segala hal
paling hebat yang ada di otakmu.

Aku pergi saja! Karena aku sudah benar-benar muak. Bicara Percuma!

Sekarang anggap semua salah. Akulah Rajanya! Sekarang anggap semua benci. Akulah
Ratunya!

Apa kemenanganmu benar-benar menenangkan hatimu yang selalu gelisah itu? Kurasa
Tidak! Toh, kulihat wajahmu muram saja!

Apa kekalahanku benar-benar menyenangkan hatimu? Kurasa Tidak! Melainkan


menambah parutan hitam di hatimu yang dengki!

Hentikan saja waktu kalau kau bisa! Berteriaklah pada dunia kalau kau sanggup! Maju
dan Berdirilah di podium mana pun yang kau suka! Ambil tempat yang pantas!

Tapi!

Aku pergi saja!

PaD4nK-13N0V08

You might also like