Professional Documents
Culture Documents
6/22/2009
DPP Ikatan Perangkai Bunga Indonesia Pusat
Andy Djati Utomo, S.Sn. AIFD
PENSKORAN
PROSEDUR PENSKORAN / PENILAIAN UJI KOMPETENSI
PEMBAHASAN AWAL :
Samakah makna nilai 80 yang diperoleh peserta didik untuk jenis pendidikan yang sama
dari guru / sekolah / tempat kursus yang berbeda ? Adilkah? Uji Kompetensi berlaku nasional,
sehingga dalam kurun waktu yang sama, bila standar acuan yang dipakai masih sama,
seharusnya standar kualitas lulusan adalah sama. Hal itu membutuhkan suatu sistematika
penilaian yang mampu memberikan standar yang sama. Hal itu dapat dicapai antara lain
dengan adanya penskoran.
TUJUAN PENILAIAN:
Memberikan skor sesuai dengan dan kemampuan peserta ujian melalui hasil ujian / tes
(tertulis, lisan, dan atau praktek).
KRITERIA KOMPETEN:
• Mampu memahami konsep yang mendasari standar kompetensi yang harus dikuasai /
dicapai.
• Mampu melakukan pekerjaan sesuai dengan tuntutan standar kompetensi yang harus
dicapai dengan cara dan prosedur yang benar serta hasil yang baik.
• Mampu mengaplikasikan kemampuannya dalam kehidupan sehari - hari (di dalam
maupun di luar sekolah / kursus).
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Dalam melakukan penskoran terhadap hasil uji kompetensi peserta didik kursus dan
pelatihan serta warga masyarakat yang belajar mandiri, sangat ditentukan pada jenis tes,
yaitu tertulis atau praktik dan bentuk soal objektif atau uraian yang dipergunakan. Karena
baik jenis tes maupun bentuk soal masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.
Misalnya jenis tes tertulis akan berbeda dengan jenis tes praktik yang proses penskorannya
melalui pengamatan. Bentuk soal objektif akan berbeda dengan bentuk soal uraian. Bentuk
soal objektif materi yang ditanyakan lebih luas dan rinci dibandingkan dengan materi yang
ditanyakan dalam bentuk soal uraian. Proses penskorannya pun berbeda. Bentuk soal uraian
akan lebih rumit dan memerlukan ketelitian dibandingkan dengan penskoran bentuk soal
objektif yang lebih mudah. Jadi setiap jenis tes dan bentuk soal masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam prosedur penskoran lembar jawaban peserta uji
kompetensi.
Oleh karena itu, “Moto” penguji/pemeriksa hasil uji kompetensi adalah OBAD
(Objektif dan Adil). Objektif artinya menskor sesuai dengan jawaban yang ada, sedangkan
adil adalah berlaku sama bagi setiap peserta tes (tidak membeda-bedakan satu sama lain).
C. Penggabungan Nilai
Penggabungan nilai adalah penggabungan nilai hasil ujian tertulis dan praktik. Apabila
hasil nilai kedua jenis ujian itu digabung, masing-masing jenis ujian harus diberi bobot
sesuai dengan kedalaman dan keluasan materi yang diujikan dan tingkat kesulitannya.
Karena setiap jenis tes/ ujian tertulis/praktik dan bentuk soal (objektif/ uraian) memiliki
karakteristik yang tidak sama, nilai akhirnya tidak bisa dijumlahkan begitu saja sebelum
masing-masing diberi bobot terlebih dahulu. Bobot merupakan besaran nilai (persentase)
yang menggambarkan perbandingan antarjenis tes atau antar bentuk soal. Berikut ini
diberikan contoh perhitungan nilai akhir untuk tes tertulis: (bentuk objektif, uraian) dan tes
praktik.
Contoh 1.
Skor Peserta
Jenis Jumlah Nomor Skor
Bobot Uji Perhitungan
Tes Soal Soal Maksimum
Kompetensi A
Tertulis :
PG 20 30 1-20 20 15 30:50x30=18
JS 10 1-10 10 5
MJ 10 1-10 10 5
B-S 10 1-10 10 5
Jumlah= 50 30
Tertulis : 5 10 1 8 7 32:38x10=8,42
Uraian 2 5 4
3 10 9
4 5 5
5 10 7
Jumlah= 38 32
Praktik 3 60 1 10 7 21:30x60=42
2 10 7
3 10 7
Jumlah= 30 21 Jumlah=68,42
Keterangan :
PG = Pilihan Ganda, JS = Jawaban Singkat, MJ = Menjodohkan, B-S = Benar-Salah
Nilai peserta uji kompetensi A adalah 68,42.
Contoh 2.
Skor Peserta
Jumlah Nomor Skor
Jenis Tes Bobot Uji Perhitungan
Soal Soal Maksimum
Kompetensi A
Tertulis :
PG 20 30 1-20 20 15 30:50x30=18
JS 10 1-10 10 5
MJ 10 1-10 10 5
B-S 10 1-10 10 5
Jumlah= 50 30
Praktik 10 30 1 100 70 Nilai peserta uji
kompetensi A
=(70:100)x30
=0,70x30
=21
20 2-5 100 80 Nilai peserta uji
kompetensi A
=(80:100)x20
=0,85x20
=16
20 6-10 100 85 Nilai peserta uji
kompetensi A
=(85:100)x20
=0,85x20
=17
100 Jumlah =18+21+16+17
=72
Keterangan :
PG = Pilihan Ganda, JS = Jawaban Singkat, MJ = Menjodohkan, B-S = Benar-Salah
Nilai peserta uji kompetensi A adalah 72
Contoh 3.
Skor Skor Peserta
Jenis Jumla Nomor
Bobot Maksimu Uji Perhitungan
Tes h Soal Soal
m Kompetensi A
Tertulis 50 25 1-50 50 45 =(45:50)x25
=22,50
Jumlah= 50 45
Praktik 3 75 2 1 Nilai peserta uji
5 4 kompetensi A
7 6 =(11:14)x75
=58,93
100 Jumlah= 14 11 22,50+58,93=81,43
Keterangan :
PG = Pilihan Ganda, JS = Jawaban Singkat, MJ = Menjodohkan, B-S = Benar-Salah
Nilai peserta uji kompetensi A adalah 81,43
Contoh 1.
Skor Peserta
Jumlah Nomor Skor
Jenis Tes Bobot Uji Kompetensi Perhitungan
Soal Soal Maksimum
A
Tertulis :
PG 20 70 1-20 20 15 44:50x70=62
JS 10 1-10 10 9
MJ 10 1-10 10 8
B-S 10 1-10 10 9
Jumlah= 50 44
Tertulis : 5 30 1 8 7 32:38x30=32
Uraian 2 5 4
3 10 9
4 5 5
5 10 7
Jumlah= 38 32
Praktik 3 100 1 10 7 21:30x100=70
2 10 7
3 10 7
Jumlah= 30 21 Jumlah=68,42
Keterangan :
PG = Pilihan Ganda, JS = Jawaban Singkat, MJ = Menjodohkan, B-S = Benar-Salah
Nilai peserta uji kompetensi A: uji kompetensi tertulis= 94, uji kompetensi praktik= 70
Contoh 2.
Skor Peserta
Jumlah Nomor Skor
Jenis Tes Bobot Uji Perhitungan
Soal Soal Maksimum
Kompetensi A
Tertulis :
PG 20 100 1-20 20 18 44:50x100=88
JS 10 1-10 10 9
MJ 10 1-10 10 8
B-S 10 1-10 10 9
Jumlah= 50 44
Praktik 10 50 1 100 70 Nilai peserta uji
kompetensi A
=(70:100)x50
=0,70x50
=35
30 2-5 100 80 Nilai peserta uji
kompetensi A
=(80:100)x30
=0,8x30
=24
20 6-10 100 85 Nilai peserta uji
kompetensi A
=(85:100)x20
=0,85x20
=17
100 Jumlah= =35+24+17
=76
Keterangan :
PG = Pilihan Ganda, JS = Jawaban Singkat, MJ = Menjodohkan, B-S = Benar-Salah
Nilai peserta uji kompetensi A: uji kompetensi tertulis= 88, uji kompetensi praktik= 76
atau nilai uji kompetensi praktik untuk mata uji I= 35, mata uji II= 24, mata uji III= 17.
Contoh 3.
Skor Peserta
Jenis Jumlah Nomor Skor
Bobot Uji Kompetensi Perhitungan
Tes Soal Soal Maksimum
A
Tertulis 50 100 1-50 50 45 =(45:50)x100
=90
Jumlah= 50 45
Praktik 3 100 1-2 2 1 Nilai peserta uji
1-5 5 4 kompetensi A
1-7 7 6 =(11:14)x100
=79
Jumlah= 14 11
Keterangan :
PG = Pilihan Ganda, JS = Jawaban Singkat, MJ = Menjodohkan, B-S = Benar-Salah
Nilai peserta uji kompetensi A: uji kompetensi tertulis=90, uji kompetensi praktik= 79
Jumlah= 42 36
Tertulis LC Nilai peserta uji
I 5 1-5 5 4 kompetensi A
I 4 1-4 4 4 =(22:25)x100
PG 6 1-6 6 5 =0,88x100
PG 10 1-10 10 9 =88
Jumlah= 25 22
Keterangan :
PG = Pilihan Ganda, JS = Jawaban Singkat, MJ = Menjodohkan, B-S = Benar-Salah
Nilai peserta uji kompetensi A adalah : Vocabulary & Reading Comprehension = 82,
Gramar & Writing = 86, Listening Comprehension = 88.
BAB II
PROSEDUR PENSKORAN BENTUK SOAL OBJEKTIF
A. Pengertian
Dalam hal ini yang dimaksud dengan bentuk soal objektif adalah bentuk soal: pilihan
ganda, jawaban singkat/ isian, menjodohkan, dan Benar-Salah. Dikatakan objektif karena
penskoran yang diberikan berbentuk dikotomus (benar-salah atau 0-1). Prosesnya adalah
lembar jawaban peserta uji kompetensi dicocokkan pada lembar kunci jawaban yang
sudah dipersiapkan. Bila jawaban peserta uji kompetensi sesuai dengan kunci jawaban,
maka jawabannya diberi skor 1, bila tidak sesuai diberi skor 0. Setelah selesai menskor
seluruh soal, maka baru dihitung berapa jumlah soal yang benar dan berapa jumlah soal
yang salah. Jumlah skor benar itulah yang merupakan skor perolehan (skor mentah) dari
soal bentuk objektif yang diperoleh peserta uji kompetensi yang bersangkutan. Berikut
ini adalah contoh jumlah dan variasi bentuk soal objektif yang dipergunakan dalam uji
kompetensi.
Jumlah soal bentuk objektif adalah 50 butir soal yang terdiri dari 4 bentuk soal.
NO. BENTUK OBJEKTIF JUMLAH SOAL
1. Pilihan Ganda 20 soal
2. Benar-Salah 10 soal
3. Menjodohkan 10 soal
4. Jawaban Singkat/Isian 10 soal
Jumlah = 50 soal
Berikut ini adalah contoh lembar jawaban uji kompetensi tertulis secara manual dan komputer.
B. Tabel Nilai
Agar hasilnya akurat proses pemeriksaannya cepat, maka pemeriksa disarankan
membuat tabel nilai. Untuk membuat tabel nilai menggunakan dasar perhitungan (skor
maksimum 50 dan bobot 25%) dengan rumus seperti berikut ini.
Atau
Contoh 1
Skor Perolehan
Jenis Jumlah Nomor Skor
Bobot Peserta Uji Perhitungan
Tes Soal Soal Maksimum
Kompetensi A
Contoh 2
Skor Perolehan
Jenis Jumlah Nomor Skor
Bobot Peserta Uji Perhitungan
Tes Soal Soal Maksimum
Kompetensi A
Tertulis 25 =(45:50)x25
PG 20 1-20 20 19 =22,50
M 10 21-30 10 8
JS 10 31-40 10 9
B-S 10 41-50 10 9
Jumlah = 50 45
Tabel nilai tes tertulis dengan skor maksimum 50 dan bobot 25.
Skor Skor
Perolehan Nilai Perolehan Nilai
1,00 0,50 26,00 13,00
2,00 1,00 27,00 13,50
BAB III
PROSEDUR PENSKORAN BENTUK SOAL URAIAN
A. Pengertian
Untuk melakukan penskoran soal bentuk uraian, diperlukan kesabaran dan ketelitian.
Misal untuk soal bentuk uraian berjumlah 5 soal dengan rincian seperti berikut.
1 8
2 5
3 10
4 5
5 10
Jumlah = 38
Setelah selesai memeriksa lembar jawaban peserta uji kompetensi, langkah berikutnya
adalah memberikan skor pada lembar jawaban itu. Pemberian skor untuk bentuk soal uraian
sangat ditentukan oleh bobot masing-masing soalnya (bila ada). Bila setiap butir soal sudah
selesai diskor, maka hitunglah jumlah skor perolehan peserta uji kompetensi pada setiap
nomor butir soal. Kemudian lakukan perhitungan nilainya dengan menggunakan rumus di
bawah ini.
B. Tabel Nilai
Agar hasilnya akurat dan proses pemeriksaannya cepat, maka pemeriksa disarankan
membuat tabel nilai. Untuk membuat tabel nilai menggunakan dasar perhitungan (skor
maksimum 38 dan bobot 10%) dengan rumus seperti berikut ini.
Atau
Contoh:
Skor Perolehan
Jumlah Skor
Jenis Nomor Peserta Uji
Soa Bobot Maksimu Perhitungan
Tes Soal Kompetensi
l m
A
Tertulis 5 10 1 8 7 Nilai peserta uji
Uraian 2 5 4 kompetensi A
3 10 9 =(32:38)x10
4 5 5 =0,842x10
5 10 7 =8,42
Jumlah = 38 32
Skor perolehan peserta uji kompetensi A adalah 32, kemudian lihatlah tabel nilai di bawah
ini. Untuk skor perolehan peserta uji kompetensi 32, nilainya adalah 8,42.
Tabel nilai soal bentuk uraian dengan skor maksimum 38 dan bobot 10
Skor Skor
Peroleha Peroleha
n Nilai n Nilai
1 0,26 20 5,26
2 0,53 21 5,53
3 0,79 22 5,79
4 1,05 23 6,05
5 1,32 24 6,32
6 1,58 25 6,58
7 1,84 26 6,84
8 2,11 27 7,11
9 2,37 28 7,37
10 2,63 29 7,63
11 2,89 30 7,89
12 3,16 31 8,16
13 3,42 32 8,42
14 3,68 33 8,68
15 3,95 34 8,95
16 4,21 35 9,21
17 4,47 36 9,47
18 4,74 37 9,74
19 5,00 38 10,00
BAB IV
PROSEDUR PENSKORAN TES PRAKTIK
A. Pengertian
Prosedur penskoran tes praktik pada prinsipnya hampir sama dengan prosedur
penskoran bentuk soal uraian. Dalam pelaksanaannya, keduanya mempergunakan pedoman
penskoran yang sudah ditetapkan untuk memberi nilai peserta uji kompetensi.
Perbedaannya adalah untuk bentuk soal uraian yang diskor adalah berwujud tulisan, tetapi
untuk tes praktik yang diskor adalah tindakan atau perbuatan yang berbentuk kinerja,
penugasan, atau hasil karya yang dilakukan peserta uji kompetensi mulai dari persiapan,
pelaksanaan, dan hasilnya. Hal prinsip yang mendasari apakah suatu tes dikategorikan
tertulis atau praktik adalah tergantung pada persentase kognitif dan psikomotor yang
dipergunakan peserta uji kompetensi dalam menjawab soal. Apabila peserta uji kompetensi
dalam menjawab sebuah butir soal hampir 90% menggunakan kognitif, soal yang dijawab
peserta uji kompetensi itu tergolong jenis tes tertulis (bukan praktik).
Untuk memudahkan penskoran tes praktik perhatikan contoh, misalnya jumlah
soal/tugas untuk jenis tes praktik adalah seperti berikut ini.
Setelah selesai memberi skor, kemudian lakukan perhitungan nilainya dengan menggunakan
rumus di bawah ini.
B. Tabel Nilai
Agar hasilnya akurat dan cepat proses pemeriksaannya maka, pemeriksa disarankan
membuat tabel nilai. Untuk membuat tabel nilai menggunakan dasar perhitungan (misal
skor maksimum 30 dan bobot 75%) dengan rumus seperti berikut ini.
Atau
Contoh 1
Skor Perolehan
Jenis Jumla Skor
Bobot Nomor Soal Peserta Uji Perhitungan
Tes h Soal Maksimum
Kompetensi A
Nilai peserta
Praktik 3 75 1 10 9
uji
2 10 9 kompetensi A
3 10 9 =(27:30)x75
=67,5
Jumlah = 30 27
Skor perolehan peserta uji kompetensi A adalah 27, kemudian lihatlah tabel nilai di bawah ini.
Untuk skor perolehan peserta uji kompetensi 27, nilainya adalah 67,5.
Skor Skor
Perolehan Nilai Perolehan Nilai
1 2,50 16 40,00
2 5,00 17 42,50
3 7,50 18 45,00
4 10,00 19 47,50
5 12,50 20 50,00
6 15,00 21 52,50
7 17,50 22 55,00
8 20,00 23 57,50
9 22,50 24 60,00
10 25,00 25 62,50
11 27,50 26 65,00
12 30,00 27 67,50
13 32,50 28 70,00
14 35,00 29 72,50
15 37,50 30 75,00
Contoh 2
Skor Perolehan
Jenis Jumla Nomor Skor
Bobot Peserta Uji Perhitungan
Tes h Soal Soal Maksimum
Kompetensi A
Tabel nilai tes tertulis dengan skor maksimum 14 dan bobot 70.
13 65,00
14 70,00
-----00000-----