Professional Documents
Culture Documents
1. Pengertian
Sistem Peradilan Nasional adalah suatu keseluruhan komponen peradilan
nasional, pihak pihak dalam proses peradilan, hirarki kelembagaan peradilan
maupun aspek aspek yang bersifat prosedural yang saling berkait sedemikian
rupa, sehingga terwujud suatu keadilan hukum.
Tujuannya, yaitu mewujudkan keadilan hukum bilamana komponen
komponen sistemnya berfungsi dengan baik. Komponen komponen itu antara
lain:
a. Materi hukum materil dan hukum acara (hukum formil) Hukum
materil adalah berisi himpunan peraturan yang mengatur kepentingan
kepentingan dan hubungan hubungan yang berwujud perintahataupun
larangan larangan. Hukum acara adalah himpunan peraturan yang
memuat tata cara melaksanakan dan mempertahankan hukum materil;
dengan kata lain, hukum yang memuat peraturan yang mengenai cara
cara mengajukan suatu perkara ke muka pengadilan dan tata cara
hakim memberi putusan.
b. Prosedural, yaitu prosespenyeledikan/ penyidikan, penuntunan, dan
pemeriksaan dalam sidang pengadilan (mengadili).
Penyelidikan merupakan serangkaian tindakan penyelidik untuk
mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak
pelanggaran hukum guna menentukan dapat tidaknya dilakukan
penyidikan.
Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari serta
mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tidaknya
pelanggaran hukum yang terjadi dan siapa tersangkanya.
Penununtutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan
perkara ke pengadilan yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang
ditentukan undang undang dengan permintaan supaya diperiksa dan
diputus oleh hakim di sidang pengadilan.
c. Budaya hukum para pihak yang berkait dalam proses peradilan yaitu
penyelidik/ penyidik; penuntut umum; hakim; para pencari adilan baik
korban, tersangka/ terdakwa ataupun penasihat hukum.
d. Hirarki kelembagaan peradilan merupakan susuna lembaga peradilan
yang secara hirarki memiliki fungsi dan kewenangan sesuai dengan
lingkungan peradilan masing masing.
a. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung adalah pengadilan negara tertinggi dari semua
lingkungan peradilan, yangdalam melaksanakan tugasnya terlepas dari
pengaruh pemerintah dan pengaruh-pengaruh yang lain.
Susunan MA terdirin dari Pimpinan, Hakim Anggota, dan Sekretaris
MA. Pimpinan MA terdiri dari seorang Ketua, dua Wakil Ketua, dan beberapa
orang Ketua Muda, yang kesemuanya dalah Hakim Agung dan jumlahnya
paling banyak 60 orang. Sedangkan beberapa direktur jendral dan kepala
badan.
b. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang
melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan.
Susunan MK terdiri dari seorang Ketua merangkap anggota,
seorang Wakil Ketua merangkap anggota, serta 7 orang anggota hakim
konstitusi yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Hakim konstitusi
harus memiliki syarat: memiliki intergritas dan kepribadian yand tidak
tercela; adil; dan negarawan yang menguasai konstitusi ketatanegaraan.
c. Komisi Yudisial
Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri dan
dalam pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau
pengaruh kekuasaan lain.
Komisi Yudisial terdiri dari pimpinan dan anggota. Pimpinan Komisi
Yudisial terdiri atas seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua yang
merangkap anggota. Komisi Yudisial mempunyai 7 orang anggota, yang
merupakan pejabat negara yang direkrut dari mantan hakim, praktis
hukum, akademis hukum, dan anggota masyarakat.