You are on page 1of 17

Di susun oleh : 1. Atik Rara Septianti Pratiwi 2.

Wina Harilianti Kelas : 1L

A. Pengertian Kecerdasan Emosional


Menurut Salover dan Meyer mendefinisikan kecerdasan emosional adalah himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan

B. Ciri-ciri Kecerdasan Emosional


Para sekelompok ahli psikologi sepakat dengan Gardner bahwa konsep lama tentang IQ hanya berkisar dikecakapan linguistik dan matematika yang sempit. Gardner manilai skala kecerdasan IQ tidak menjamin kinerja yang sukses. Bahkan menurut sejumlah hasil penelitian terbukti bahwa EQ lebih signifikan dibandingkan IQ. Kecerdasan otak (IQ) barulah syarat minimal untuk mencapai keberhasilan, namun kecerdasan emosilah yang sesungguhnya mengantarkan seseorang menuju puncak prestasi. Terbukti banyak orang memiliki kecerdasan intelektual tinggi, kemudian terpuruk di tengah-tengah persaingan. Sebaliknya banyak yang mempunyai kecerdasan intelektual biasa-biasa saja, justru sukses menjadi bintangbintang kinerja, menjadi pengusaha sukses. Di sinilah kecerdasan emosional (EQ) membuktikan eksistensinya.

Goleman menggambarkan beberapa ciri kecerdasan emosional yang terdapat pada diri seseorang berupa : 1. Kemampuan memotivasi diri sendiri 2. Ketahanan menghadapi frustasi 3. Kemampuan mengendalikan dorongan hati dan tidak melebihkan kesenangan 4. Kemampuan menjaga suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa.

Hal ini merupakan kemampuan internal pada diri seseorang berupa kekuatan menjadi suatu energi yang mendorong seseorang untuk mampu menggerakkan potensi fisik dan mental dalam melakukan aktivitas tertentu sehingga mampu mencapai keberhasilan yang diharapkan. Kemampuan memotivasi diri menjadi sesuatu yang sangat penting sebagi wujud kemandirian anak namun dalam perkembangannya, anak masih membutuhkan peran orang tua untuk memfasilitasi peningkatan motivasi mereka.

Dalam proses kehidupan bahkan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seseorang yang tidak mungkin melepaskan diri dari masalah. Masalah itu ada yang mudah diselesaikan, ada yang sulit bahkan ada yang mustahil. Masalah yang kecil dapat kita selesaikan dengan mudah, sedangkan masalah yang rumit jika tidak dapat diselesaikan dapat berkembang biak, beranak sampai menjadi kusut. Kemampuan menghadapi masalah akan mendorong anak untuk memiliki daya tahan yang lebih tinggi bilamana suatu saat ia diahadapkan pada persoalan-persoalan yang lebih kompleks dan rumit yang mungkin menyeret dirinya maupun orang lain. Seseorang dapat menguasai dirinya apabila telah adanya pengenalan terhadap diri dengan baik. Pengendalian terhadap seseorang yang amarah misalnya dengan menenangkan diri kemudian dengan cara konstruktif atau terarah menghadapi orang-orang tersebut untuk menyelesaikan permasalahannya.

3. Kemampuan mengendalikan dorongan hati dan tidak melebihkan kesenangan


Hal ini menjadi ciri dari kecerdasan emosional ketika anak mencapai sukses seringkali mereka mengaktualisaikannya dengan sikap yang berlebihan agar kita harus mempunyai rasa empati terhadap orang lain karena dengan berempati kita dapat memahami perasaan orang lain. Kita tidak akan bersikap berlebihan karena banyak orang lain juga yang belum mencapai sukses, oleh karenanya kita harus berempati. Kemampuan-kemampuan mengadakan hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial perlu ditumbuhkembangkan pada setiap anak agar mereka secara dini dapat diterima oleh orang lain dan memiliki kepekaan yang tinggi terhadap orang lain.

4. Kemampuan menjaga suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa.

Kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan mengatasi masalah akan lebih dewasa dalam menghadapi persoalan yang berat. Dalam berbagai kasus sering diungkapkan akibat-akibat yang terjadi karena seseorang tidak mampu mengendalikan suasana hatinya dalam menghadapi beban stres.

C. Emosi dan Kegunaannya


Emosi menyebabkan seseorang memiliki rasa cinta yang sangat dalam sehingga seseorang beesedia melakukan pengorbanan yang sangat besar sekali, walaupun secara lahiriah pengorbanan itu tidak memberikan keuntungan bagi dirinya. Contohnya seorang ibu, orang tua secara spontan memilih mengutamakan menyelamatkan anak tercintanya mengalahkan hasrat menyelamatkan dirinya sendiri

Secara umum kegunaan emosi yaitu: Menimbulkan respon otomatis sebagai persiapan menghadapi krisis. Menyesuaikan reaksi dengan kondisi khusus Memotivasi tindakan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Meningkatkan ikatan sosial Meningkatkan daya ingat terhadap memori tertentu

D. Kecakapan-kecakapan Emosional
Upaya-upaya yang selama ini hampir seluruhnya diarahkan dalam meningkatkan standar akademis semakin dirasakan kepincangannya. Banyak kasus siswa yang timbul justru tidak berhubungan dengan nilai akademis, misalntya banyak siswa yang tega membunuh teman dekatnya sendiri. Kekurangan lain yang menimbulkan kecemasan lebih besar disebut buta emosi.

Cara terbaik untuk mencegah terjadinya kasus buruk itu adalah dengan mengembangkan keterampilan emosional melalui penemuan ketahanan diri pada anak. Keterampilan itu mencangkup kepandaian bergaul, keyakinan diri dan sifat optimis dalam menghadapi kegagalan, kemampuan untuk cepat bangkit dari kegagalan. Selain itu kemampuan untuk mengendalikan dorongan hati adalah mengetahui perbedaan antara perasaan dan tindakan dan belajar membuat keputusan emosional yang lebih baik dengan mengendalikan dorongan dan mengidentifikasi konsekuensi sebelum melakukan suatu tindakan.

Setiap emosi yang kuat berakar dari adanya dorongan untuk bertindak dan mengelola dorongan itu sangat penting bagi kecerdasan emosional. Pemahaman guru dan orang tua terhadap keserdasan emosianal serta pengetahuan tentang cara-cara penerapannya kepada anak pada saat ini merupakan bagian penting dalam rangka membantu mewujudkan perkembangan potensipotensi anak secara optimal. Beriktu ini pengembangan kecerdasan emosional anak.

1. Mengembangkan empati dan kepedulian Beberapa cara yang perlu dilatihkan kepada anak untuk mengembangkan sikap empati dan kepedulian antara lain : Memperketat tuntutan pada anakmengenai sikap peduli dan tanggung jawab. Mengajarkan dan melatih anak mempraktekan prbuatan-perbuatan baik. Melibatkan anak dalam kegiatan-kegiatan layanan masyarakat.

2. Mengajarkan kejujuan dan integritas Beberapa hal yang penting yang dapat dilakukan prang tua agar dapat menumbuhkan kejujuran anak antara lain : Usahakan agar pentingnya kejujuran terus menjadi topik perbincangan dalam rumah tangga, kelas dan sekolah. Membangun kepercayaan. Menghormati pribadi anak.

3. Mengajarkan memecahkan masalah Kemampuan memecahkan masalah merupakan bagian yang menyatu dengan proses pertumbuhan. Pertumbuhan intelektual dengan emosional anak didorong oleh proses pemecahan masalah. Berikut ini langkah-langkah yang tepat yang diterapkan dalam pemecahan masalah : Mengidentifikasi masalah Memikirkan alternatif pemecahan Membandingkan alternatif-alternatif pemecahan yang mungkin dipilih Menentukan pemecahan yang terbaik

Kesimpulan
Emosi adalah himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. Goleman menggambarkan beberapa ciri kecerdasan emosional yang terdapat pada diri seseorang berupa : 1. Kemampuan memotivasi diri sendiri 2. Ketahanan menghadapi frustasi 3. Kemampuan mengendalikan dorongan hati dan tidak melebihkan kesenangan 4. Kemampuan menjaga suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa. Seseorang yang menggunakan emosi secara cerdas, maka ia akan dapat menjalankan aktivitas kehidupannya lebih baik dalam suatu keseimbangan. Cara terbaik untuk mencegah terjadinya kasus buruk itu adalah dengan mengembangkan keterampilan emosional melalui penemuan ketahanan diri pada anak.

You might also like