You are on page 1of 4

POTENSI HIDROKARBON PADA CEKUNGAN SUNDA FORMASI TALANG AKAR Fatin Aminah Iyasa /211001100120061 Jurusan Teknik Geologi,

Fakultas Teknik Universitas Diponegoron


Sari Cekungan sunda adalah perpanjangan dari cekungan jawa bagian utara atau disebut dengan asri subbasin. Cekungan sunda merupakan cekungan yang terbentuk relative kecil pada masa kenozoikum. Cekungan sunda berasal dari back-arc deposentrum atau disebut dengan bagian belakang busur deposentrum pulau Jawa. Dari persepektif hasil eksplorasi, cekungan sunda yang matang merupakan cekungan yang teristimewa. Keberadaan hidrokarbon pada cekungan sunda ini telah dibuktikan pada lapisan batupasir formasi Talang Akar bagian atas. Formasi ini merupakan sedimen sedimen darat yang terendapkan disepanjang sungai purba (paleochannel) berumur Oligosen Atas dan berpotensi sebagai lapisan reservoir yang baik. Kata kunci : cekunga sunda, syn ryft, Talang Akar, potensi geologi PENDAHULUAN Latar Belakang Hidrokarbon adalah sumber daya energi yang penting peranannya dalam mendukung perekonomian negara. Di Indonesia terdapat lebih dari enam puluh cekungan sedimen, baik yang ada di lepas pantai maupun di darat. Salah satu cekungan di Indonesia berupa cekungan sunda. Dicekungan sunda ini merupakan salah satu lapangan gas yang telah dikembangkan sejak tahun 2006. Beberapa pemboran sudah membuktikan keterdapatan potensi hidrokarbon terutama pada lapisan batupasir formasi Talang Akar bagian Atas. Secara geologi, formasi talang akar ini merupakan sedimen sedimen darat yang terendapkan disepanjang sungai purba (paleochannel) berumur Oligosen Atas dan berpotensi sebagai lapisan reservoir yang baik. Perkembangan pola pola aliran sungai purba (paleochannel) ini mengindikasikan persebaran sedimen dalam suatu tertentu. GEOLOGI REGIONAL Tatanan tektonik Cekungan sunda merupakan cekungan busur belakang yang terletak disebalah utara pulau jawa, dan merupakan salah satu cekungan yang terletak diantara lempeng eurasia dan lempeng samudra hindia di bagian timur, dengan lempeng australia dan lempeng samudra pasifik dibagian barat. Cekungan ini berbentuk memanjang arah utara selatan yang dibatasi keraton sunda, pulau bangka dan belitung sebelah utara. Luas cekungan ini kurang lebih 2000 km2. Dibagian selatan, cekungan sunda dibatasi oleh pulau jawa, sedangkan dibagian barat, dibatasi oleh pulau sumatera, dan dibagian timur dibatasi oleh Pelataran Seribu. Cekungan sunda ini dibatasi oleh cekungan Jawa Barat Utara oleh Pelataran Seribu (Seribu platfrom). Cekungan sunda berada pada daerah yang relatif stabil sejak Mesozoik Akhir yang aspek tektoniknya masih dipengaruhi oleh perkembangan Kraton Sunda, pergeraka Sub-benua India maupun lempeng Samudra Hindia. Kelurusa kelurusan elemen tektonik didaerah ini, memiliki pola arah yang berbeda yaitu Pola Meratus (timurlautbaratdaya) sebagai pola tertua, kemudian pola sunda (utara-selatan), dan yang termuda adalah pola jawa dengan arah barat timur. Gerak-gerak sesar utama pada batuan dasar selama Oligosen dan Miosen Awal berlanjut pada Miosen Tengah-Pliossen. Gerak gerak tersebut (sesar mendatar) membentuk perlipatan pada formasi yang lebih muda. Beberapa sesar bongkah yang sejajar pada Pola

Sunda membentuk terbanterban berarah utara selatan dan merupakan polapola sesar akibat tektonik regangan (extensional). Gerak gerak sesar mendatar berarah utaraselatan, dipengaruhi oleh bergeraknya Sub-konntinen India kearah utara. Interaksi antar lempeng benua tersebut mengendalikan pembentukan Cekungan Sunda dan Cekungan Jawa Barat Utarapada kala Pretersier sampai Oligosen. Pola sesar barat timur (Pola Jawa), diwakili oleh sesar sesar naik yang menganjak kearah utara maupun kearh timurlaut dan merupakan pola pola sesar akibat tektonik kompresi yang terjadi pada daerah ini. Akibat sesar mendatar mengiri yang terjadi pada kala Oligosen AkhirMiosen Awal, berkelanjutan hingga Miosen Tengah-Pliosen. Sesar sesar tersebut (Pola Meratus) akan aktif ke mbali akibat tumbukan menyerong terhadap Lempeng Samudra Hindia dan menunjam kebawah Kraton Sunda.

STRATIGRAFI REGIONAL Cekungan Sunda terdapat dua siklus pengendapan utama sejak Pratersier. Siklus pertama merupakan fase genang laut pada Oligosen Awal yang berlanjut hingga Miosen Awal, sedangkan siklus kedua adalah fase susut laut yang dimulai sejak Miosen Awal bagian tengah hingga Miosen Akhir. Secara umum, urutan stratigrafi Cekungan Sunda dari tua ke muda adalah sebagai berikut : 1. Formasi Banuwati, berumur Eosen Awal hingga Oligosen Awal. 2. Formasi Talang Akar, berumur Oligosen Akhir hingga Miosen Bawah. 3. Formasi Baturaja, berumur Miosen Tengah hingga Miosen Atas. 4. Formasi Gumai, berumur Miosen Awal. 5. Formasi Air Benakat yang berumur Miosen Bawah hingga Miosen Atas. 6. Formasi Cisubuh, Berumur Miosen Atas hingga Pleistosen. POTENSI HIDROKARBON Batuan Induk pada Formasi Banowati merupakan batuan induk Oligosen Bawah dan merupakan sumber minyak dari beberapa lapangan di Cekungan Sunda, sedangkan potensi batuan induk paling baik terdapat pada Formasi Talang Akar. Formasi Talang Akar yang terdiri daari batulempung danserpih, semakin menebal kearah depocenter, merupakan batuan induk yang efektif. Bagian Atas formasi ini mempunyai nilai TOC kurang lebih 3% dengan tipe kerogen II (eksinit), dan merupakan batuan induk penghasil minyak Pengukuran alir bahang dicekungan ini terukur 1.50-3.99 oF/100. Meskipun

bagian atas dari formasiini tingkat kematangan termalnya kurang, dimana harga refleksi vitrinitmencapai 0,5% dan harga T-maks 435C sehingga memperlihatkan adanya tingakat kematangan pada Formasi Talang Akar dan Baturaja. Batuan reservoar yang dijumpai pada Formasi Talang Akar terdapat pada lapisan batupasir berfasies teranyam dan juga batuan reservoar batugamping pada Formasi Talang Akar maupun perselingan serpih dan batubaranya, secara regional mebentuk batuan reservoar. Batuan penutup (seal) umumnya dijumpai disetiap formasi pada cekungan sunda ini, batuan penutup ini berupa batulempung yang secara regional terdapat pada bagian atas dan bersifat immpermeable. Migrasi hidrokarbon berlangsung baik secara primer dan sekunder. Migrasi primer berlangsung pada batupasir, konglomerat, dan kemungkinan pada retakan-retakan pada batuan reservoar, sedangkan migrasi sekunder terjadi disepanjang sesar batupasir ungai Formasi Talang Akar.

Cekungan sunda berasal dari back-arc deposentrum atau disebut dengan bagian busur deposentrum pulau Jawa. Formasi Talang Akar merupakan salah satu stratigari regional dari cekungan sunda. Keberadaan hidrokarbon ditemukan pada lapisan batupasir Formasi Talang Akar. Formasi talang akar merupakan batuan induk yang baik pada potensi hidrokarbon. Batuan reservoar yang ditemukan pada Formasi Talang Akar berupa lapisan batupasir berfasies teranyam. DAFTAR PUSTAKA

http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/ 20314813-T31161Aplikasi%20atribut.pdf

KESIMPULAN

You might also like