Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 1
Nama Kelompok : 1. Bayu Pranata 2. Delfi Tri Andini 3. Fitri Mardhotillah (06121411009) (06121411017) (06121411021)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................ i BAB IPENDAHULUAN .................................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 3 C. Tujuan ................................................................................................................... 3 BAB IIPEMBAHASAN ..................................................................................................... 4 A. Pengertian Group investigation ............................................................................. 4 B. Karakteristik Model Group Investigation .............................................................. 6 C. Manfaat Pembelajaran Group Investigation........................................................ 7 D. Tahap-tahap model pembelajaran Group Investigation .................................... 8 E. Kelebihan Model Group Investigation ................................................................ 14 F. Kelemahan Model Group Investigation .............................................................. 15 G. Cara Pengevaluasian ........................................................................................... 15 H. Contoh Penerapan dalam Pembelajaran Fisika ............................................... 16 BAB IIIPENUTUP ........................................................................................................... 18 A. KESIMPULAN ........................................................................................................ 18 B. SARAN ............................................................................................................... 19 Daftar Pustaka .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradigma lama dalam proses pembelajaran masih sangat kental menghiasi praktek pembelajaran di kelas. Pada umumnya guru
mempersiapkan materi ajar yang akan disampaikan esok harinya, sehingga guru kurang memperhatikan bagaimana siswa merespon pelajaran. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, Suharsimi Arikunto (2003 : 4 ) menyebutkan beberapa karakteristik siswa dalam proses belajar sebagai berikut : 1. Semangat belajar rendah, 2. Mencari jalan pintas, 3. Tidak tahu belajar untuk apa, 4. Pasif dan acuh. Untuk mengantisipasi karakteristik siswa yang demikian disarankan pula strategi pembelajaran yang bervariasi, memberikan kesibukan yang menarik, menggunakan model reward dan punishment,bersifat terbuka, dan memberikan layanan yang simpatik.Selain hal tersebut diatas, kecenderungan menggunakan ceramah didepan kelas masih
mendominasi strategi pembelajaran yang dipergunakan. Oleh para guru, tidak terkecuali pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena ceramah dirasa sangat praktis, mudah dilaksanakan oleh guru dan dapat menyampaikan materi ajar yang jumlahnya cukup banyak. Guru tidak peduli bahwa dengan ceramah, siswa akan memperoleh pengetahuan yang sifatnya hafalan (knowledge), mudah dilupakan, pasif, dan aktivitasnya rendah. Guru sering mengatakan, paham atau tidak itu urusan dan tanggung jawab siswa.
Dalam suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan pengisolasian siswa, sikap dan hubungan yang negatif akan terbentuk dan mematikan siswa. Suasana seperti ini akan menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif sehingga sikap siswa dalam proses
pembelajaran lebih cenderung pasif. Fenomena rendahnya respon / aktivitas siswa dalam proses pembelajaran antara lain disebabkan oleh proses pembelajaran yang bersifat reseptif yaitu guru banyak ceramah, guru kurang melatih mengembangkan potensi bertanya, semangat belajar rendah, tidak tahu manfaat belajar. Pendek kata penggunaan strategi ceramah dalam proses pembelajaran, akan melahirkan siswa yang lemah, pasif, duduk, dengar, dan catat. Nilai ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan duduk, dengar, dan catat bersifat mudah dilupakan. Untuk mengatasi permasalahan ini ditawarkan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar mengajar yang menekankan perilaku bersama diantara siswa dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok kecil. Kerjasama kelompok dalam kelompok kecil sangat dipentingkan untuk mengatasi masalah bersama, sehingga beberapa unsur pembelajaran kooperatif ialah : 1. Adanya saling ketergantungan dengan positif, 2. Adanya tanggung jawab perseorangan, 3. Adanya tatap muka diantara anggota, 4. Adanya komunikasi antar anggota, dan 5. Adanya saling evaluasi dalam proses kelompok (Anita Lie 2005 : 31) dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran. Unsur unsur inilah yangmembedakan antara sekedar kerjasama dalam suatu kelompok atau kerjasama sebagai pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran GI (Group Investigation).
Menurut UNESCO pembelajaran model abad ke 21 haruslah : learning to think, learning to do, learning to be, learning to live together (Tilaar 1998 :69). Mengapa ?, karena abad 21 menuntut manusia hidup untuk belajar bagaimana berfikir, bagaimana berbuat, bagaimana belajar untuk tetap hidup dan bagaimana belajar hidup saling menghargai diatas perbedaan. Hal ini sangat relevan dengan metode pembelajaran GI dimana dalam metode ini siswa dituntut untuk kerjasama, menghargai pendapat teman, siswa belajar bagaimana harus belajar agar materi ajar dapat dikuasai.
B.
Rumusan Masalah 1. Apa pengertian pembelajaran kooperatif tipe GI ? 2. Bagaimana karakteristik pembelajaran kooperatif tipe GI ? 3. Bagaimana tahap- tahap pembelajaran kooperatif tipe GI? 4. Apa kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe GI? 5. Contoh pembelajaran apa yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe GI?
C.
Tujuan
Tujuan kami membuat makalah ini dapat: 1. Mengetahui tentang pembelajaran kooperatif tipe GI. 2. Mengetahui tentang karakteristik pembelajaran kooperatif tipe GI. 3. Mengetahui tahap- tahap pembelajaran kooperatif tipe GI. 4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe GI. 5. Mengetahui contoh penerapan metode Gruop Investigation dalam pembelajaran fisika.
BAB II PEMBAHASAN
luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik
(Budimansyah, 2007: 7). Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini
menuntut
siswa
untuk
memiliki
kemampuan
yang
baik
dalam
berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual. Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group investigation adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode GI mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus. Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group, (Udin S. Winaputra, 2001:75). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut.
Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling
berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi. Pembelajaran kooperatif tipe GI berawal dari perspektif filosofis terhadap konsep belajar. Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki pasangan atau teman. Sebuah gagasan John Dewey tentang pendidikan, bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi.
Menurut
pembelajaran
ini
guru
seyogyanya mengarahkan, membantu para siswa menemukan informasi, dan berperan sebagai salah satu sumber belajar, yang mampu menciptakan lingkungan sosial yang dicirikan oleh lingkungan demokrasi dan proses ilmiah. Kelompok penyelidikan adalah medium organisasi untuk
mendorong dan membimbing keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa aktif berbagi dalam mempengaruhi sifat kejadian di dalam kelas
mereka. Dengan berkomunikasi secara bebas dan bekerja sama dalam perencanaan dan melaksanakan dipilih topik mereka penyelidikan, mereka dapat mencapai lebih dari mereka sebagai individu. Hasil akhir dari kelompok kerja mencerminkan kontribusi masing-masing anggota, tetapi intelektual lebih kaya dari kerja yang dilakukansendiri oleh siswa yang sama.
B. Karakteristik Model Group Investigation Model pembelajaran Group Investigation karakteristik , yakni sebagai berikut: 1. Tujuan kognitif untuk menginformasikan akademik tinggi dan keterampilan inkuiri. 2. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 atau 5 siswa yang heterogen dan dapat dibentuk berdasarkan mempunyai beberapa
pertimbangan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topic tertentu. 3. Siswa terlibat langsung sejak perencanaan pembelajaran
(menentukan topik dan cara investigasi) hingga akhir pembelajaran (penyajian laporan). 4. Diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa. 5. Adanya sifat demokrasi dalam kooperatif (keputusan-keputusan yang dikembangkan atau diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang diselidiki).
6. Guru dan murid memiliki status yang sama dalam mengatasi masalah dengan peranan yang berbeda.
C. Manfaat Pembelajaran Group Investigation Adapun manfaat Pembelajaran kooperatif tipe Grup Investigation adalah : 1. Meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2. Meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif
memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan teman satu tim untuk mencerna materi pembelajaran. 3. Meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi belajar, belajar kooperatif dapat membina kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang rasa, serta mempunyai andil terhadap keberhasilan tim. 4. Menumbuhkan realisasi kebutuhan peserta didik untuk belajar berpikir, belajar kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti pemahaman yang rumit, pelaksanaan kaijian proyek, dan latihan memecahkan masalah. 5. Memadukan dan menerapkan pengetahuan danketerampilan. 6. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas. 7. Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya.
D. Tahap-tahap model pembelajaran Group Investigation 1. Tahap Pengelompokkan (Grouping)/ Pemilihan topik Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta membentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang. Pada tahap ini: 1. Siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategorikategori topik permasalahan 2. Siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki 3. Guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4 sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dan keheterogenan. Misalnya : 1. Dalam sub pokok bahasan tumbukan, sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat, guru menyampikan topik yang akan diinvestigasi seperti: 1. Tumbukanlentingsempurna ,EnergiKinetikKonstandanberlakuHukumkekekalan momentum danHukumkekekalanenergikinetik, 2. TumbukanlentingsebagianhanyaberlakuHukumkekekalan momentum dan 3. Tumbukantidaklentingsamasekali,EnergiKinetiktidakkonstan, tidakberlakuHukumkekekalanenergikinetik 4. Setelah penyampaian topik bahasan yang akan
diinvestigasi: (a) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih topik yang menarik untuk dipilih dan membentuk kelompok berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki, (b) Guru membatasi anggota kelompok 4 sampai 5 orang dengan cara mengarahkan siswa dan memberikan suatu motivasi kepada siswa supaya bersedia membentuk kelompok baru dan memilih topik.
2.
Tahap Perencanaan kooperatif (Planning) Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas, dan
tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan tentang: 1. Apa yang mereka pelajari? 2. Bagaimana mereka belajar? 3. Siapa dan melakukan apa? 4. Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut? Misalnya pada topik Bahasan, Tumbukanlentingsempurna momentum
1. Siswa belajar tentang tumbukanlentingsempurna yang nilainya konstan, 2. Siswa belajar dengan menggali informasi, bekerjasama dan berdiskusi, 3. Siswa membagi tugas untuk memecahkan masalah topik tersebut, mengumpulkan informasi, menyimpulkan hasil investigasi dan mempresentasikan di kelas, dan 4. Siswa belajar untuk mengetahui sifat
Tumbukanlentingsempurna yang bernilai konstan, 2. Siswa mecoba cara-cara yang ditemukan dari hasil pengumupulan informasi terkait dengan topik bahasan yang diselidiki, dan 3. Siswa berdiskusi, mengklarifikasi tiap cara atau langkah dalam pemecahan masalah tentang topik bahasan yang diselidiki.
10
3.
Tahap Penyelidikan (Investigation)/ Implementasi Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di
dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam atau di luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut: a. Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulan diselidiki b. Masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok c. Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang
4.
Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas. Pada tahap ini kegiatan siswa sebagai berikut: 1. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proyeknya masing-masing 2. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya 3. Wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi.
11
konstan nilainya adalah 0 jadi rumus yang diberikan terbukti. 2. Siswa menemukan bahwa Tumbukanlentingsempurna yang bernilai konstan nilainya adalah 0 yang dibuktikan dengan definisi Hukumkekekalan momentum danHukumkekekalanenergikinetik, 3. Siswa membagi tugas sebagai pemimpin, moderator, notulis dalam presentasi investigasi.
5.
Tahap Presentasi hasil final (Presenting) Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya
dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru. Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1. Penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian 2. Kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar 3. Pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan
pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan. Misalnya: 1. Siswa yang bertugas untuk mewakili kelompok menyajikan hasil atau simpulan dari investigasi yang telah dilaksanakan. 2. Siswa yang tidak sebagai penyaji, mengajukan pertanyaan, saran tentang topik yang disajikan. 3. Siswa mencatat topik yang disajikan oleh penyaji.
12
6.
Tahap Evaluasi (Evaluating) Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda
dari topikyang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok. Pada tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut: a. Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya,
pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalamanpengalaman efektifnya. b. Guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang
pembelajaran yang telah dilaksanakan. c. Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa. Misalnya: 1. Siswa merangkum dan mencatat setiap topik yang disajikan. 2. Siswa menggabungkan tiap topik yang diinvestigasi dalam kelompoknya dan kelompok yang lain. 3. Guru mengevaluasi dengan memberikan tes uraian pada akhir siklus. Tahapan-tahapan kemajuan siswa di dalam pembelajaran yang menggunakan metode Group Investigation untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut, (Slavin, 1995) dalam Siti Maesaroh (2005:2930):
13
Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group Investigation. Tahap 1 Mengidentifikasi Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk
topik dan membagi memberi kontribusi apa yang akan mereka siswa ke dalam kelompok. Tahap II Merencanakan tugas. selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas. Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai. Tahap III Membuat penyelidikan. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok Tahap IV Mempersiapkan tugas akhir Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.
Tahap V Mempresentasikan Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. tugas akhir Tahap VI Evaluasi. Kelompok lain tetap mengikuti. Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.
14
Di
dalam
pemanfaatannya
atau
penggunaannya
model
pembelajaran group investigation juga mempunyai kelemahan dan kelebihan, yakni sebagai berikut: Setiawan (2006:9) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut: 1) Secara Pribadi a) dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas b) memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif c) rasa percaya diri dapat lebih meningkat d) dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah e) mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik 2) Secara Sosial a. meningkatkan belajar bekerja sama b. belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru c. belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis d. belajar menghargai pendapat orang lain e. meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan 3) Secara Akademis a) siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan b) bekerja secara sistematis c) mengembangkan dan melatih keterampilan fisika dalam berbagai bidang d) merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya e) mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat f) Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.
15
Model Pembelajaran Group Investigation selain memiliki kelebihan juga terdapat beberapa kekurangannya, yaitu: a) Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan b) Sulitnya memberikan penilaian secara personal c) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, model pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri d) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif e) Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat menggunakan model ini (Setiawan, 2006:9).
G. Cara Pengevaluasian
Pada tahap pengevaluasian ini kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut : a. Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya,
pekerjaan yang telah mereka lakukan dan tentang pengalamanpengalaman efektifnya, (misal: siswa merangkum dan mencatat setiap topik yang disajikan) b. Guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang
pembelajaran yang telak dilaksanakan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya. c. Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman (misalnya: guru mengevaluasi dengan memberikan tes uraian pada akhir siklus mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan).
16
H. Contoh Penerapan dalam Pembelajaran Fisika Guru menjelaskan tujuan pelajaran kepada siswa. Guru
menghantarkan pelajaran secara singkat tentang garis besar materi pelajaran Kinematika Gerak khusus GLBB. Guru menampilkan slide yang berisi contoh GLBB, guru juga melemparkan atau menjatuhkan benda kemudian memberi pertanyaan kepada siswa Bagaimana jarak tempuh benda tiap satu satuan waktu? Tetapkah atau berubah? Guru memberi pertanyaan pada siswa Apakah kecepatan benda tetap ataukah berubah ? jika berubah, apakah kecepatannya bertambah ataukah berkurang ? Perhatikan simulasi gerak pada layar LCD berikut, jenis gerak apa
sajakah ini? (guru sambil menunjukkan beberapa contoh gerak tidak lurus, gerak lurus kecepatan tidak tetap, gerak lurus dengan kecepatan tetap, GLBB dan gerak parabola) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 atau 5 siswa yang heterogen dan dapat dibentuk berdasarkan pertimbangan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok bebas memilih 1 subtopik dari subtopik-subtopik yang ada di LKS. Kelompok akan membagi tugas kepada seluruh anggota.
Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok. Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lain menanggapi hasil presentasi kelompok penyaji untuk menyamakan
persepsi. Guru bertindak sebagai fasilitator. Setelah cukup tanya jawab, guru memberikan kuis individual. Guru mencatat perkembangan siswa dari skor yang diperoleh saat kuis dan
17
pada saat proses pembelajaran. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan. Melakukan konfirmasi Mengumumkan hasil kuis dan hasil kelompok. Guru mengumumkan kelompok terbaik dalam diskusi kelas dan memberikan pujian kepada siswa-siswa yang telah mengerjakan tugas dengan baik.
18
pembelajaran.Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok. Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari, semua siswa dalam kelas saling terlihat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.Adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.Melalui pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation suasana belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran. Keberhasilan dari penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks, diantaranya:
19
Pembelajaran berpusat pada siswa, 1. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling
bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang,Siswa dilatih untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, 2. Adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
B.
SARAN 1. Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru mampu memilih pembelajaran yang sesuai dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Group Investigation untuk dapat membuat siswa aktif selama proses belajar mengajar. 2. Guru perlu lebih melatih kemampuan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar agar siswa merasa lebih termotivasi dalam belajar. 3. Siswa disarankan untuk aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran seperti mengeluarkan pendapat dan aktif
ii
DaftarPustaka
Eko.2011.Model-Pembelajaran-Group-Investigation (Tersedia)
[Online.].http.blogspot.com. (diakses tgl 24 November 2013) Karwapi. 2012.ManfaatdanKeterbatasan Model PembelajaranKooperatif Cooperative Learning.http://.wordpress.com (diakses tanggal 24 November 2013) Kiranawati. 2011. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation). http: //gurupkn.wordpress.com/ 2011/10/11/ metode-investigasikelompok-group-investigation/. (diakses tanggal 24 November 2013). http://kurniajanti.wordpress.com/2012/12/30/model-pembelajarankooperatif-tipe-group-investigation-gi/ November 2013) (diakses tanggal 24