Professional Documents
Culture Documents
Bangsa Indonesia adalah bangsa politik. Bangsa politik yang dimaksudkan di sini tidak
lain sebagai sebuah bangsa yang dapat teridentifikasi memiliki selera politik yang begitu
tinggi, bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bidang-bidang kehidupan lainnya,
seperti ekonomi, sosial dan budaya. Ini berbeda dengan negara-negara di Asia lainnya,
seperti Singapura, Korea Selatan, Thailand dan Cina.
Wajah bangsa seperti itu bukan hanya terlihat dari kehidupan demokrasi yang
begitu bergairah di negeri ini, dan banyaknya parpol peserta pemilu, serta tidak terhitung
banyaknya politisi yang terlibat dalam pertarungan memperebutkan kekuasaan,
melainkan karena ruang publik bangsa yang selalu disesaki hiruk-pikuk politik. Seolah
tidak ada ruang publik yang bebas politik.
Persoalannya, apakah selera politik bangsa yang demikian tinggi tersebut akan
membantu dan/atau menguntungkan bagi kemajuan bangsa? Atau, apakah politik
memang harus menjadi faktor utama yang menentukan kemajuan bangsa, –bukan budaya
atau ekonomi-, sehingga politik seolah telah menjadi segala-galanya, dan segala energi
bangsa pun disedot habis untuk kepentingan politik?
Budaya politik
Karena diyakini bahwa kehidupan politik, khususnya pengembangan demokrasi
menjadi faktor penting bagi kemajuan bangsa ini, maka kini yang perlu dipikirkan untuk
diimplementasikan adalah bagaimana membangun budaya yang dapat memungkinkan
terciptanya kemajuan di bidang ekonomi, politik, sosial, dan lain-lain. Adalah bagaimana
membangun politik dan demokrasi yang dinapasi oleh budaya nasional, yang terdiri dari
budaya-budaya daerah, agar kemajuan masyarakat bangsa yang dicita-citakan dapat
tercapai. Tetapi, apakah dengan demikian, sistem politik multipartai dan demokrasi yang
masih sangat artifisial ini tetap dipertahankan?
Di situlah dibutuhkan suatu pengkajian yang mendalam untuk bisa memberikan
jawabannya. Bahwa demokrasi dengan sistem multipartai yang kini dikembangkan di
negeri ini harus diakui merupakan adopsi dari Barat. Dan bangsa ini pun bangga dengan
label baru yang mengatakan Indonesia merupakan negara paling demokratis di dunia,
tanpa bercermin lebih ke dalam apakah itu sudah cocok dengan budaya lokal yang telah
menjadi urat nadi bagi bangsa ini?
Hemat kita, yang perlu diperhatikan dalam pengembangan politik demi kemajuan
bangsa adalah terutama penanaman nilai-nilai budaya seperti budaya hidup hemat, kerja
keras, dan disiplin serta organisasi politik yang dinapasi semangat gotong-royong.
Bukankah kehidupan politik dengan sistem multipartai yang memungkinkan sangat
banyak orang terlibat dalam memperebutkan kekuasaan tersebut sesungguhnya telah
melunturkan budaya hidup hemat, pengambilan jalan pintas, serba instan alias cepat kaya
dengan menjadi politisi? Inilah sebuah pertanyaan terbuka untuk dijawab.