You are on page 1of 11

1 TANDA DAN 2.

1 TANDA DAN LAMBANG


Di dalam kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007 : 1134), ‘tanda’
diartikan sebagai (1) yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu; (2) gejala; (3) bukti;
(4) pengenal.
Teori tanda dikembagkan oleh C.S Peirce (1839-1914) dan dalam bidang Linguistik
dikembngkan oleh Ferdinad de Saussure (1857-1913). Dalam perkembangannya teori tanda
dikenal dengan semiotic, yang dibagi dalam tiga cabang, yaitu :
1. Semantik
2. Sintaktik
3. Pragmatic
Semantik berhubungan dengan tada-tanda, sintaksis berhubungan dengan gabungan tanda-tanda
(susunan tanda-tanda); sedangkan pragmatic berhubungan dengan asal-usul, pemakaian dan
akibat pemakaian tanda-tanda di dalam tingkah laku berbahasa.
Penggolongan tanda dapat dilakukan dengan cara:
1) Tanda yang ditimbulkan oleh alam, diketahui oleh manusia karena pegalaman, misalnya.
a. Hari mendung tanda akan hujan
b. Hujan terus menerus dapat menimbulkan banjir
c. Banjir dapat menimbulkan wabah penyakit dan kelaparan
2) Tanda yang ditimbulkan oleh binatang, diketahui manusia dari suara binatang tersebut, misalnya :
a. Anjing menggonggong tanda ada orang masuk halaman
b. Kucing bertengkar (mengeong) dengan ramai suaranya tanda ada wabah penyakit atau
keributan
3) Tanda yang ditimbulkan oleh manusia, tanda ini dibedakan atas:
a. Yang bersifat verbal
b. Yang bersifat non-verbal
Tanda-tanda yang bersifat verbal adalah tanda-tanda yang dihasilkan manusia melalui
alat-alat bicara (organ of speach); tanda-tanda non-verbal adalah tanda-tanda yang digunakan
manusia untuk berkomunikasi, sama halnya dengan tanda verbal.
Tanda yang bersifat non-verbal dapat dibedakan menjadi dua.
1) Tanda yang dihasilkan anggota badan dikenal sebagai bahasa yaitu:
a. acungan jempol bermakna hebat, bagus.
b. menggelengkan kepala bermakna tidak, bukan.
c. mengangguk bermakna ya, setuju, menghormati.
2) Tanda yang dihasilkan melalui bunyi (suara), misalnya:
a. bersiul bermakna gembira, memanggil, ingin dikenal.
b. menjerit bermakna sakit, minta tolong, ada bahaya.
c. berdeham (batuk-batuk) ada orag, ingin dikenal.
3) Tanda yang diciptakan oleh manusia untuk menghemat waktu, tenaga, dan menjaga kerahasiaan.
4) Benda-benda yang bermakna ritual dan cultural.
Lambang atau symbol memiliki hubungan tidak langsung dengan kenyataan. Tanda
dalam bentuk huruf-huruf disebut lambang atau symbol, apa yang tertulis, apa yang kita dengar
dari seseorang yang berfungsi sebagai alat komunikasi disebut lambang atau symbol. Perbedaan
tanda dan symbol terletak pada hubungannya dengan kenyataan, tanda menyatakan hubungan
langsung dengan kenyataa, sedangkan symbol tidak.
Tanda
Dilarang Masuk
Lambang
Bandingkan tanda dan lambang di bawah ini!
Lambang menurut Plato adalah kata di dalam suatu bahasa, sedangkan makna adalah objek yang
kita hayati di dunia, berupa rujukan yang ditujukan oleh lambang. Hubungan 2.1 TANDA DAN
LAMBANG
Di dalam kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007 : 1134), ‘tanda’
diartikan sebagai (1) yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu; (2) gejala; (3) bukti;
(4) pengenal.
Teori tanda dikembagkan oleh C.S Peirce (1839-1914) dan dalam bidang Linguistik
dikembngkan oleh Ferdinad de Saussure (1857-1913). Dalam perkembangannya teori tanda
dikenal dengan semiotic, yang dibagi dalam tiga cabang, yaitu :
1. Semantik
2. Sintaktik
3. Pragmatic
Semantik berhubungan dengan tada-tanda, sintaksis berhubungan dengan gabungan tanda-tanda
(susunan tanda-tanda); sedangkan pragmatic berhubungan dengan asal-usul, pemakaian dan
akibat pemakaian tanda-tanda di dalam tingkah laku berbahasa.
Penggolongan tanda dapat dilakukan dengan cara:
1) Tanda yang ditimbulkan oleh alam, diketahui oleh manusia karena pegalaman, misalnya.
a. Hari mendung tanda akan hujan
b. Hujan terus menerus dapat menimbulkan banjir
c. Banjir dapat menimbulkan wabah penyakit dan kelaparan
2) Tanda yang ditimbulkan oleh binatang, diketahui manusia dari suara binatang tersebut, misalnya :
a. Anjing menggonggong tanda ada orang masuk halaman
b. Kucing bertengkar (mengeong) dengan ramai suaranya tanda ada wabah penyakit atau
keributan
3) Tanda yang ditimbulkan oleh manusia, tanda ini dibedakan atas:
a. Yang bersifat verbal
b. Yang bersifat non-verbal
Tanda-tanda yang bersifat verbal adalah tanda-tanda yang dihasilkan manusia melalui
alat-alat bicara (organ of speach); tanda-tanda non-verbal adalah tanda-tanda yang digunakan
manusia untuk berkomunikasi, sama halnya dengan tanda verbal.
Tanda yang bersifat non-verbal dapat dibedakan menjadi dua.
1) Tanda yang dihasilkan anggota badan dikenal sebagai bahasa yaitu:
a. acungan jempol bermakna hebat, bagus.
b. menggelengkan kepala bermakna tidak, bukan.
c. mengangguk bermakna ya, setuju, menghormati.
2) Tanda yang dihasilkan melalui bunyi (suara), misalnya:
a. bersiul bermakna gembira, memanggil, ingin dikenal.
b. menjerit bermakna sakit, minta tolong, ada bahaya.
c. berdeham (batuk-batuk) ada orag, ingin dikenal.
3) Tanda yang diciptakan oleh manusia untuk menghemat waktu, tenaga, dan menjaga kerahasiaan.
4) Benda-benda yang bermakna ritual dan cultural.
Lambang atau symbol memiliki hubungan tidak langsung dengan kenyataan. Tanda
dalam bentuk huruf-huruf disebut lambang atau symbol, apa yang tertulis, apa yang kita dengar
dari seseorang yang berfungsi sebagai alat komunikasi disebut lambang atau symbol. Perbedaan
tanda dan symbol terletak pada hubungannya dengan kenyataan, tanda menyatakan hubungan
langsung dengan kenyataa, sedangkan symbol tidak.
Tanda
Dilarang Masuk
Lambang
Bandingkan tanda dan lambang di bawah ini!
Lambang menurut Plato adalah kata di dalam suatu bahasa, sedangkan makna adalah
objek yang kita hayati di dunia, berupa rujukan yang ditujukan oleh lambang. Hubungan
lambang dengan bahasa dapat dikatakan bahwa bahasa dapat dikatakan bahwa bahasa
merupakan alat komunikasi yang terdiri atas tada dan lambang.
Hubungan antara significant dan signifie bersifat arbritrer atau sembarang saja. Dengan
kata lain, tanda bahasa (signe linguistique atau signe) bersifat arbitrer. Pengertian pohon tidak
ada hubungannya dengan urutan bunyi t-a-n-g-k-a-i di dalam bahasa sunda atau w-i-t dalam
bahasa jawa.
Significant bersifat linear, unsure-unsurnya membentuk suatu rangkaian (unsure yang
mengikuti unsure yang lain).
Perbedaan antara lambang dan tanda terletak pada hubungannya dengan kenyataan.
a. Tanda memperlihatkan hubungan langsung dengan kenyataan sedangkan lambang
memperlihatkan hubungan yang tidak langsung dengan kenyataan.
b. Tanda bersifat terbatas, lambat bertambah, sedangkan lambang berkembang dengan
cepat sesuai dengan perkembangan pemikiran penutur bahasa yang bersangkutan
c. Lambang memanfaatkan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat-alat bicara
manusia yang kemudian jika ingin dinyatakan dalam bentuk tertulis, maka lambang-
lambang tadi menggunakan grafen-grafen tertentu, sedangkan tanda tidak seperti itu.
d. Tanda, meskipun bersifat konvensional tidak dapat diorganisasi, tidak dapat direkam,
dan tidak dapat dikomunikasikan seperti lambang.
2.2 KONSEP
2.1 TANDA DAN LAMBANG
Di dalam kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007 : 1134), ‘tanda’
diartikan sebagai (1) yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu; (2) gejala; (3) bukti;
(4) pengenal.
Teori tanda dikembagkan oleh C.S Peirce (1839-1914) dan dalam bidang Linguistik
dikembngkan oleh Ferdinad de Saussure (1857-1913). Dalam perkembangannya teori tanda
dikenal dengan semiotic, yang dibagi dalam tiga cabang, yaitu :
1. Semantik
2. Sintaktik
3. Pragmatic
Semantik berhubungan dengan tada-tanda, sintaksis berhubungan dengan gabungan tanda-tanda
(susunan tanda-tanda); sedangkan pragmatic berhubungan dengan asal-usul, pemakaian dan
akibat pemakaian tanda-tanda di dalam tingkah laku berbahasa.
Penggolongan tanda dapat dilakukan dengan cara:
1) Tanda yang ditimbulkan oleh alam, diketahui oleh manusia karena pegalaman, misalnya.
a. Hari mendung tanda akan hujan
b. Hujan terus menerus dapat menimbulkan banjir
c. Banjir dapat menimbulkan wabah penyakit dan kelaparan
2) Tanda yang ditimbulkan oleh binatang, diketahui manusia dari suara binatang tersebut, misalnya :
a. Anjing menggonggong tanda ada orang masuk halaman
b. Kucing bertengkar (mengeong) dengan ramai suaranya tanda ada wabah penyakit atau
keributan
3) Tanda yang ditimbulkan oleh manusia, tanda ini dibedakan atas:
a. Yang bersifat verbal
b. Yang bersifat non-verbal
Tanda-tanda yang bersifat verbal adalah tanda-tanda yang dihasilkan manusia melalui
alat-alat bicara (organ of speach); tanda-tanda non-verbal adalah tanda-tanda yang digunakan
manusia untuk berkomunikasi, sama halnya dengan tanda verbal.
Tanda yang bersifat non-verbal dapat dibedakan menjadi dua.
1) Tanda yang dihasilkan anggota badan dikenal sebagai bahasa yaitu:
a. acungan jempol bermakna hebat, bagus.
b. menggelengkan kepala bermakna tidak, bukan.
c. mengangguk bermakna ya, setuju, menghormati.
2) Tanda yang dihasilkan melalui bunyi (suara), misalnya:
a. bersiul bermakna gembira, memanggil, ingin dikenal.
b. menjerit bermakna sakit, minta tolong, ada bahaya.
c. berdeham (batuk-batuk) ada orag, ingin dikenal.
3) Tanda yang diciptakan oleh manusia untuk menghemat waktu, tenaga, dan menjaga kerahasiaan.
4) Benda-benda yang bermakna ritual dan cultural.
Lambang atau symbol memiliki hubungan tidak langsung dengan kenyataan. Tanda
dalam bentuk huruf-huruf disebut lambang atau symbol, apa yang tertulis, apa yang kita dengar
dari seseorang yang berfungsi sebagai alat komunikasi disebut lambang atau symbol. Perbedaan
tanda dan symbol terletak pada hubungannya dengan kenyataan, tanda menyatakan hubungan
langsung dengan kenyataa, sedangkan symbol tidak.
Tanda
Dilarang Masuk
Lambang
Bandingkan tanda dan lambang di bawah ini!
Lambang menurut Plato adalah kata di dalam suatu bahasa, sedangkan makna adalah
objek yang kita hayati di dunia, berupa rujukan yang ditujukan oleh lambang. Hubungan
lambang dengan bahasa dapat dikatakan bahwa bahasa dapat dikatakan bahwa bahasa
merupakan alat komunikasi yang terdiri atas tada dan lambang.
Hubungan antara significant dan signifie bersifat arbritrer atau sembarang saja. Dengan
kata lain, tanda bahasa (signe linguistique atau signe) bersifat arbitrer. Pengertian pohon tidak
ada hubungannya dengan urutan bunyi t-a-n-g-k-a-i di dalam bahasa sunda atau w-i-t dalam
bahasa jawa.
Significant bersifat linear, unsure-unsurnya membentuk suatu rangkaian (unsure yang
mengikuti unsure yang lain).
Perbedaan antara lambang dan tanda terletak pada hubungannya dengan kenyataan.
a. Tanda memperlihatkan hubungan langsung dengan kenyataan sedangkan lambang
memperlihatkan hubungan yang tidak langsung dengan kenyataan.
b. Tanda bersifat terbatas, lambat bertambah, sedangkan lambang berkembang dengan
cepat sesuai dengan perkembangan pemikiran penutur bahasa yang bersangkutan
c. Lambang memanfaatkan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat-alat bicara
manusia yang kemudian jika ingin dinyatakan dalam bentuk tertulis, maka lambang-
lambang tadi menggunakan grafen-grafen tertentu, sedangkan tanda tidak seperti itu.
d. Tanda, meskipun bersifat konvensional tidak dapat diorganisasi, tidak dapat direkam,
dan tidak dapat dikomunikasikan seperti lambang.
2.2 KONSEP
2.1 TANDA DAN LAMBANG
Di dalam kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007 : 1134), ‘tanda’
diartikan sebagai (1) yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu; (2) gejala; (3) bukti;
(4) pengenal.
Teori tanda dikembagkan oleh C.S Peirce (1839-1914) dan dalam bidang Linguistik
dikembngkan oleh Ferdinad de Saussure (1857-1913). Dalam perkembangannya teori tanda
dikenal dengan semiotic, yang dibagi dalam tiga cabang, yaitu :
1. Semantik
2. Sintaktik
3. Pragmatic
Semantik berhubungan dengan tada-tanda, sintaksis berhubungan dengan gabungan tanda-tanda
(susunan tanda-tanda); sedangkan pragmatic berhubungan dengan asal-usul, pemakaian dan
akibat pemakaian tanda-tanda di dalam tingkah laku berbahasa.
Penggolongan tanda dapat dilakukan dengan cara:
1) Tanda yang ditimbulkan oleh alam, diketahui oleh manusia karena pegalaman, misalnya.
a. Hari mendung tanda akan hujan
b. Hujan terus menerus dapat menimbulkan banjir
c. Banjir dapat menimbulkan wabah penyakit dan kelaparan
2) Tanda yang ditimbulkan oleh binatang, diketahui manusia dari suara binatang tersebut, misalnya :
a. Anjing menggonggong tanda ada orang masuk halaman
b. Kucing bertengkar (mengeong) dengan ramai suaranya tanda ada wabah penyakit atau
keributan
3) Tanda yang ditimbulkan oleh manusia, tanda ini dibedakan atas:
a. Yang bersifat verbal
b. Yang bersifat non-verbal
Tanda-tanda yang bersifat verbal adalah tanda-tanda yang dihasilkan manusia melalui
alat-alat bicara (organ of speach); tanda-tanda non-verbal adalah tanda-tanda yang digunakan
manusia untuk berkomunikasi, sama halnya dengan tanda verbal.
Tanda yang bersifat non-verbal dapat dibedakan menjadi dua.
1) Tanda yang dihasilkan anggota badan dikenal sebagai bahasa yaitu:
a. acungan jempol bermakna hebat, bagus.
b. menggelengkan kepala bermakna tidak, bukan.
c. mengangguk bermakna ya, setuju, menghormati.
2) Tanda yang dihasilkan melalui bunyi (suara), misalnya:
a. bersiul bermakna gembira, memanggil, ingin dikenal.
b. menjerit bermakna sakit, minta tolong, ada bahaya.
c. berdeham (batuk-batuk) ada orag, ingin dikenal.
3) Tanda yang diciptakan oleh manusia untuk menghemat waktu, tenaga, dan menjaga kerahasiaan.
4) Benda-benda yang bermakna ritual dan cultural.
Lambang atau symbol memiliki hubungan tidak langsung dengan kenyataan. Tanda
dalam bentuk huruf-huruf disebut lambang atau symbol, apa yang tertulis, apa yang kita dengar
dari seseorang yang berfungsi sebagai alat komunikasi disebut lambang atau symbol. Perbedaan
tanda dan symbol terletak pada hubungannya dengan kenyataan, tanda menyatakan hubungan
langsung dengan kenyataa, sedangkan symbol tidak.
Tanda
Dilarang Masuk
Lambang
Bandingkan tanda dan lambang di bawah ini!
Lambang menurut Plato adalah kata di dalam suatu bahasa, sedangkan makna adalah
objek yang kita hayati di dunia, berupa rujukan yang ditujukan oleh lambang. Hubungan
lambang dengan bahasa dapat dikatakan bahwa bahasa dapat dikatakan bahwa bahasa
merupakan alat komunikasi yang terdiri atas tada dan lambang.
Hubungan antara significant dan signifie bersifat arbritrer atau sembarang saja. Dengan
kata lain, tanda bahasa (signe linguistique atau signe) bersifat arbitrer. Pengertian pohon tidak
ada hubungannya dengan urutan bunyi t-a-n-g-k-a-i di dalam bahasa sunda atau w-i-t dalam
bahasa jawa.
Significant bersifat linear, unsure-unsurnya membentuk suatu rangkaian (unsure yang
mengikuti unsure yang lain).
Perbedaan antara lambang dan tanda terletak pada hubungannya dengan kenyataan.
a. Tanda memperlihatkan hubungan langsung dengan kenyataan sedangkan lambang
memperlihatkan hubungan yang tidak langsung dengan kenyataan.
b. Tanda bersifat terbatas, lambat bertambah, sedangkan lambang berkembang dengan
cepat sesuai dengan perkembangan pemikiran penutur bahasa yang bersangkutan
c. Lambang memanfaatkan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat-alat bicara
manusia yang kemudian jika ingin dinyatakan dalam bentuk tertulis, maka lambang-
lambang tadi menggunakan grafen-grafen tertentu, sedangkan tanda tidak seperti itu.
d. Tanda, meskipun bersifat konvensional tidak dapat diorganisasi, tidak dapat direkam,
dan tidak dapat dikomunikasikan seperti lambang.
2.2 KONSEP
2.1 TANDA DAN LAMBANG
Di dalam kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007 : 1134), ‘tanda’
diartikan sebagai (1) yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu; (2) gejala; (3) bukti;
(4) pengenal.
Teori tanda dikembagkan oleh C.S Peirce (1839-1914) dan dalam bidang Linguistik
dikembngkan oleh Ferdinad de Saussure (1857-1913). Dalam perkembangannya teori tanda
dikenal dengan semiotic, yang dibagi dalam tiga cabang, yaitu :
1. Semantik
2. Sintaktik
3. Pragmatic
Semantik berhubungan dengan tada-tanda, sintaksis berhubungan dengan gabungan tanda-tanda
(susunan tanda-tanda); sedangkan pragmatic berhubungan dengan asal-usul, pemakaian dan
akibat pemakaian tanda-tanda di dalam tingkah laku berbahasa.
Penggolongan tanda dapat dilakukan dengan cara:
1) Tanda yang ditimbulkan oleh alam, diketahui oleh manusia karena pegalaman, misalnya.
a. Hari mendung tanda akan hujan
b. Hujan terus menerus dapat menimbulkan banjir
c. Banjir dapat menimbulkan wabah penyakit dan kelaparan
2) Tanda yang ditimbulkan oleh binatang, diketahui manusia dari suara binatang tersebut, misalnya :
a. Anjing menggonggong tanda ada orang masuk halaman
b. Kucing bertengkar (mengeong) dengan ramai suaranya tanda ada wabah penyakit atau
keributan
3) Tanda yang ditimbulkan oleh manusia, tanda ini dibedakan atas:
a. Yang bersifat verbal
b. Yang bersifat non-verbal
Tanda-tanda yang bersifat verbal adalah tanda-tanda yang dihasilkan manusia melalui
alat-alat bicara (organ of speach); tanda-tanda non-verbal adalah tanda-tanda yang digunakan
manusia untuk berkomunikasi, sama halnya dengan tanda verbal.
Tanda yang bersifat non-verbal dapat dibedakan menjadi dua.
1) Tanda yang dihasilkan anggota badan dikenal sebagai bahasa yaitu:
a. acungan jempol bermakna hebat, bagus.
b. menggelengkan kepala bermakna tidak, bukan.
c. mengangguk bermakna ya, setuju, menghormati.
2) Tanda yang dihasilkan melalui bunyi (suara), misalnya:
a. bersiul bermakna gembira, memanggil, ingin dikenal.
b. menjerit bermakna sakit, minta tolong, ada bahaya.
c. berdeham (batuk-batuk) ada orag, ingin dikenal.
3) Tanda yang diciptakan oleh manusia untuk menghemat waktu, tenaga, dan menjaga kerahasiaan.
4) Benda-benda yang bermakna ritual dan cultural.
Lambang atau symbol memiliki hubungan tidak langsung dengan kenyataan. Tanda
dalam bentuk huruf-huruf disebut lambang atau symbol, apa yang tertulis, apa yang kita dengar
dari seseorang yang berfungsi sebagai alat komunikasi disebut lambang atau symbol. Perbedaan
tanda dan symbol terletak pada hubungannya dengan kenyataan, tanda menyatakan hubungan
langsung dengan kenyataa, sedangkan symbol tidak.
Tanda
Dilarang Masuk
Lambang
Bandingkan tanda dan lambang di bawah ini!
Lambang menurut Plato adalah kata di dalam suatu bahasa, sedangkan makna adalah
objek yang kita hayati di dunia, berupa rujukan yang ditujukan oleh lambang. Hubungan
lambang dengan bahasa dapat dikatakan bahwa bahasa dapat dikatakan bahwa bahasa
merupakan alat komunikasi yang terdiri atas tada dan lambang.
Hubungan antara significant dan signifie bersifat arbritrer atau sembarang saja. Dengan
kata lain, tanda bahasa (signe linguistique atau signe) bersifat arbitrer. Pengertian pohon tidak
ada hubungannya dengan urutan bunyi t-a-n-g-k-a-i di dalam bahasa sunda atau w-i-t dalam
bahasa jawa.
Significant bersifat linear, unsure-unsurnya membentuk suatu rangkaian (unsure yang
mengikuti unsure yang lain).
Perbedaan antara lambang dan tanda terletak pada hubungannya dengan kenyataan.
a. Tanda memperlihatkan hubungan langsung dengan kenyataan sedangkan lambang
memperlihatkan hubungan yang tidak langsung dengan kenyataan.
b. Tanda bersifat terbatas, lambat bertambah, sedangkan lambang berkembang dengan
cepat sesuai dengan perkembangan pemikiran penutur bahasa yang bersangkutan
c. Lambang memanfaatkan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat-alat bicara
manusia yang kemudian jika ingin dinyatakan dalam bentuk tertulis, maka lambang-
lambang tadi menggunakan grafen-grafen tertentu, sedangkan tanda tidak seperti itu.
d. Tanda, meskipun bersifat konvensional tidak dapat diorganisasi, tidak dapat direkam,
dan tidak dapat dikomunikasikan seperti lambang.
2.2 KONSEP
lambang dengan bahasa dapat dikatakan bahwa bahasa dapat dikatakan bahwa bahasa
merupakan alat komunikasi yang terdiri atas tada dan lambang.
Hubungan antara significant dan signifie bersifat arbritrer atau sembarang saja. Dengan
kata lain, tanda bahasa (signe linguistique atau signe) bersifat arbitrer. Pengertian pohon tidak
ada hubungannya dengan urutan bunyi t-a-n-g-k-a-i di dalam bahasa sunda atau w-i-t dalam
bahasa jawa.
Significant bersifat linear, unsure-unsurnya membentuk suatu rangkaian (unsure yang
mengikuti unsure yang lain).
Perbedaan antara lambang dan tanda terletak pada hubungannya dengan kenyataan.
a. Tanda memperlihatkan hubungan langsung dengan kenyataan sedangkan lambang
memperlihatkan hubungan yang tidak langsung dengan kenyataan.
b. Tanda bersifat terbatas, lambat bertambah, sedangkan lambang berkembang dengan
cepat sesuai dengan perkembangan pemikiran penutur bahasa yang bersangkutan
c. Lambang memanfaatkan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat-alat bicara
manusia yang kemudian jika ingin dinyatakan dalam bentuk tertulis, maka lambang-
lambang tadi menggunakan grafen-grafen tertentu, sedangkan tanda tidak seperti itu.
d. Tanda, meskipun bersifat konvensional tidak dapat diorganisasi, tidak dapat direkam,
dan tidak dapat dikomunikasikan seperti lambang.
2.2 KONSEP
LAMBANG
Di dalam kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007 : 1134), ‘tanda’
diartikan sebagai (1) yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu; (2) gejala; (3) bukti;
(4) pengenal.
Teori tanda dikembagkan oleh C.S Peirce (1839-1914) dan dalam bidang Linguistik
dikembngkan oleh Ferdinad de Saussure (1857-1913). Dalam perkembangannya teori tanda
dikenal dengan semiotic, yang dibagi dalam tiga cabang, yaitu :
1. Semantik
2. Sintaktik
3. Pragmatic
Semantik berhubungan dengan tada-tanda, sintaksis berhubungan dengan gabungan tanda-tanda
(susunan tanda-tanda); sedangkan pragmatic berhubungan dengan asal-usul, pemakaian dan
akibat pemakaian tanda-tanda di dalam tingkah laku berbahasa.
Penggolongan tanda dapat dilakukan dengan cara:
1) Tanda yang ditimbulkan oleh alam, diketahui oleh manusia karena pegalaman, misalnya.
a. Hari mendung tanda akan hujan
b. Hujan terus menerus dapat menimbulkan banjir
c. Banjir dapat menimbulkan wabah penyakit dan kelaparan
2) Tanda yang ditimbulkan oleh binatang, diketahui manusia dari suara binatang tersebut, misalnya :
a. Anjing menggonggong tanda ada orang masuk halaman
b. Kucing bertengkar (mengeong) dengan ramai suaranya tanda ada wabah penyakit atau
keributan
3) Tanda yang ditimbulkan oleh manusia, tanda ini dibedakan atas:
a. Yang bersifat verbal
b. Yang bersifat non-verbal
Tanda-tanda yang bersifat verbal adalah tanda-tanda yang dihasilkan manusia melalui
alat-alat bicara (organ of speach); tanda-tanda non-verbal adalah tanda-tanda yang digunakan
manusia untuk berkomunikasi, sama halnya dengan tanda verbal.
Tanda yang bersifat non-verbal dapat dibedakan menjadi dua.
1) Tanda yang dihasilkan anggota badan dikenal sebagai bahasa yaitu:
a. acungan jempol bermakna hebat, bagus.
b. menggelengkan kepala bermakna tidak, bukan.
c. mengangguk bermakna ya, setuju, menghormati.
2) Tanda yang dihasilkan melalui bunyi (suara), misalnya:
a. bersiul bermakna gembira, memanggil, ingin dikenal.
b. menjerit bermakna sakit, minta tolong, ada bahaya.
c. berdeham (batuk-batuk) ada orag, ingin dikenal.
3) Tanda yang diciptakan oleh manusia untuk menghemat waktu, tenaga, dan menjaga kerahasiaan.
4) Benda-benda yang bermakna ritual dan cultural.
Lambang atau symbol memiliki hubungan tidak langsung dengan kenyataan. Tanda
dalam bentuk huruf-huruf disebut lambang atau symbol, apa yang tertulis, apa yang kita dengar
dari seseorang yang berfungsi sebagai alat komunikasi disebut lambang atau symbol. Perbedaan
tanda dan symbol terletak pada hubungannya dengan kenyataan, tanda menyatakan hubungan
langsung dengan kenyataa, sedangkan symbol tidak.
Tanda
Dilarang Masuk
Lambang
Bandingkan tanda dan lambang di bawah ini!
Lambang menurut Plato adalah kata di dalam suatu bahasa, sedangkan makna adalah
objek yang kita hayati di dunia, berupa rujukan yang ditujukan oleh lambang. Hubungan
lambang dengan bahasa dapat dikatakan bahwa bahasa dapat dikatakan bahwa bahasa
merupakan alat komunikasi yang terdiri atas tada dan lambang.
Hubungan antara significant dan signifie bersifat arbritrer atau sembarang saja. Dengan
kata lain, tanda bahasa (signe linguistique atau signe) bersifat arbitrer. Pengertian pohon tidak
ada hubungannya dengan urutan bunyi t-a-n-g-k-a-i di dalam bahasa sunda atau w-i-t dalam
bahasa jawa.
Significant bersifat linear, unsure-unsurnya membentuk suatu rangkaian (unsure yang
mengikuti unsure yang lain).
Perbedaan antara lambang dan tanda terletak pada hubungannya dengan kenyataan.
a. Tanda memperlihatkan hubungan langsung dengan kenyataan sedangkan lambang
memperlihatkan hubungan yang tidak langsung dengan kenyataan.
b. Tanda bersifat terbatas, lambat bertambah, sedangkan lambang berkembang dengan
cepat sesuai dengan perkembangan pemikiran penutur bahasa yang bersangkutan
c. Lambang memanfaatkan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat-alat bicara
manusia yang kemudian jika ingin dinyatakan dalam bentuk tertulis, maka lambang-
lambang tadi menggunakan grafen-grafen tertentu, sedangkan tanda tidak seperti itu.
d. Tanda, meskipun bersifat konvensional tidak dapat diorganisasi, tidak dapat direkam,
dan tidak dapat dikomunikasikan seperti lambang.
2.2 KONSEP
Plato di dalam suatu percakapan yang berjudul “Cratylos” menyatakan bahwa
lambang itu adalah kata di dalam suatu bahasa, sedangkan makna adalah objek
yang dihayati di dunia nyata berupa rujukan, acuan, atau sesuatu yang ditunjuk
oleh lambang itu. Oleh karena itu, lambang-lambang atau kata-kata itu tidak lain
daripada nama atau label dari yang dilambangkannya, mungkin berupa benda,
konsep, aktivitas, atau peristiwa.

You might also like