You are on page 1of 6

Sistem Transpor Elektron

Created by:
1. Bayu Catur Prasetya
Sistem Transpor
Elektron
Energi yang terbentuk dari peristiwa glikolisis dan siklus
Krebs ada dua macam. Pertama, dalam bentuk ikatan fosfat
berenergi tinggi, yaitu ATP atau GTP (guanosin trifosfat).
Energi ini merupakan energi siap pakai yang langsung dapat
digunakan. Kedua, dalam bentuk elektron, yaitu NADH dan
FAD (flavin adenin dinukleotida) dalam bentuk FADH2. Kedua
macam sumber elektron ini dibawa ke sistem transpor
elektron.
Proses Transpor
Elektron
Proses transpor elektron ini sangat kompleks. Pada
dasarnya, elektron dan H+ dari NADH dan FADH2 dibawa dari
satu substrat ke substrat lain secara berantai. Pembawa
elektron dalam transpor elektron antara lain protein besi-
sulfur (FeS) dan sitokrom. Selain itu terdapat pula senyawa
ubikuinon yang bukan protein. Setiap kali dipindahkan, energi
yang terlepas digunakan untuk mengikatkan fosfat anorganik
(P) ke molekul ADP sehingga terbentuk ATP. Pada bagian
akhir terdapat oksigen (O2) sebagai penerima (akseptor),
sehingga terbentuklah H2O.
Skema Sistem
Transpor Elektron

Skema Sistem Transpor Elektron melalui senyawa-senyawa


antara untuk menghasilkan ATP
Sejak reaksi glikolisis sampai siklus Krebs, telah dihasilkan NADH
dan FADH2 sebanyak 10 dan 2 molekul. Dalam transpor elektron
ini, kesepuluh molekul NADH dan kedua molekul FADH2 tersebut
mengalami oksidasi sesuai reaksi berikut:

Setiap oksidasi NADH menghasilkan kira-kira 3 ATP, dan kira-kira 2 ATP untuk
setiap oksidasi FADH2. Jadi, dalam transpor elektron dihasilkan kira-kira 34
ATP. Ditambah dari hasil glikolisis dan siklus Krebs, maka secara keseluruhan
reaksi respirasi seluler menghasilkan total 38 ATP dari satu molekul glukosa.
Akan tetapi, karena dibutuhkan 2 ATP untuk melakukan transpor aktif, maka
hasil bersih dari setiap respirasi seluler adalah 36 ATP.
Jika diperhatikan, pada setiap tahap
respirasi, yaitu glikolisis, siklus Krebs,
dan transpor elektron, dihasilkan
senyawa-senyawa antara. Senyawa-
senyawa antara itu digunakan sebagai
bahan dasar proses anabolisme. Jadi,
pada respirasi terjadi efisiensi bahan,
karena tidak ada bahan yang terbuang.
Semua bahan digunakan kembali untuk
proses berikutnya.

You might also like