Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
EKA LUSIANDANI KONCARA
SD NEGERI 2 CIBOGOGIRANG
UPTD PEMBINAAN TK-SD DAN PLS KECAMATAN PLERED
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN PURWAKARTA
2009
EFEKTIFITAS PEMANFAATAN MEDIA KOMPUTER
DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR
PADA PEMBELAJARAN TAJWID
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri 2 Cibogogirang
Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta)
Disusun oleh:
EKA LUSIANDANI KONCARA
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, kepada-Nya kita berbakti, dan
kepada-Nya pula kita memohon ampun atas segala dosa dan alpa kita. Shalawat
dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Rasulullah SAW, kepada para
Atas karunia dan nikmat yang melimpah ruah dari Allah SWT, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini, yang berjudul
Pembelajaran Tajwid.
berbagai pihak, maka sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
i
4. Istri tercinta, keluarga dan semua pihak yang telah memberikan
kita berserah diri, semoga gerak langkah kita senantiasa atas bimbingan-Nya dan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... v
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 9
iii
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 31
A. Siklus I........................................................................................... 45
B. Siklus II ......................................................................................... 49
C. Pembahasan ................................................................................... 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 60
iv
ABSTRAK
Data yang dibutuhkan diambil melalui tes hasil belajar dan observasi. Dari
tes hasil belajar di setiap siklus, kemudian di analisa tingkat peningkatan hasil
belajar siswa. Dari tes tersebut dapat diketahui seberapa besar peningkatan rata-
rata nilai hasil belajar siswa, sehingga dapat diketahui seberapa efektif
pemanfaatan media komputer pada pembelajaran tajwid.
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada
perubahan zaman.
1
2
suatu institusi yang dirancang untuk membawa siswa pada proses belajar, di
bawah pengawasan guru atau tenaga pendidik profesional. Sekolah terdiri atas
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Learning is
previous experience.
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Pembelajaran adalah suatu proses yang akan membuat seseorang
menjadi lebih baik atau lebih meningkat sesuatunya dari sebelumnya. (Bahaudin,
2007:116)
3
terlaksananya proses tersebut, serta demi memperoleh hasil yang optimal. Salah
Rasulullah SAW pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT, sebagai
berikut:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
Jelas sekali bahwa perintah yang pertama kali diturunkan Allah SWT
kepada umat manusia melalui Rasul-Nya adalah perintah untuk belajar. Dan
terlihat jelas bahwa proses belajar yang dicontohkan dan Allah SWT pun
yang tidak diketahuinya. Penggunaan media ini mutlak adanya dalam suatu proses
pembelajaran.
Sementara itu, Briggs berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,
sejenisnya
pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang
digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke–20 usaha
teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat
bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti
Media komputer saat ini menjadi sangat populer dan menjadi salah satu
media belajar yang paling digandrungi oleh para siswa. Hal ini disebabkan karena
komputer sebagai media belajar, selain mampu menampilkan bahan ajar yang
bersifat audio-visual, tetapi juga dapat dimanfaatkan secara interaktif. Inilah salah
satu kelebihan media komputer yang tidak dimiliki oleh media apapun di dunia
saat ini.
Penggunaan komputer sebagai media belajar saat ini sudah tidak dapat
dipungkiri lagi. Bentuk komunikasi guru dalam budaya „talk and chalk‟ harus
mulai dihilangkan, karena nyaris tidak ada perubahan yang menonjol dalam hasil
akibat proses belajar yang telah ditempuhnya. Hasil belajar adalah pola-pola
adanya perubahan perilaku tahap-demi tahap, baik dalam ranah kognitif, afektif,
Seseorang yang telah melakukan proses belajar akan terlihat perubahan dalam
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.
peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang
bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk
menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai,
disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Pendidikan Agama
iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan
pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
guru sebagai pendidik untuk mencapai hasil belajar yang optimal secara efektif
dan menyenangkan.
berikut: Al Qur‟an dan Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih, Tarikh dan Kebudayaan
Islam. Ilmu Tajwid merupakan salah satu materi pembelajaran yang termasuk
7
dalam aspek Al Qur‟an dan Hadits yang kemudian harus disampaikan kepada
Al-Quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari
kesalahan membaca.
berfirman:
(Q.S. al-Muzzammil : 4)
Agama Islam yang siswanya memiliki hasil belajar di bawah rata-rata. Hal ini
B. Rumusan Masalah
Arikunto, 1999:56)
berikut:
C. Tujuan Penelitian
secara spesifik, terbatas, dan dapat diperiksa dengan hasil penelitian. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
pembelajaran tajwid.
A. Tinjauan Pustaka
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi
dan negara.”
10
11
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, memiliki
12
kebangsaan.
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
merupakan suatu institusi yang dirancang untuk membawa siswa pada proses
Tujuan Instruksional.
pada suatu tingkatan. Untuk itu maka pada tiap lembaga hendaknya juga
digariskan adanya suatu tujuan pendidikan yang kita sebut tujuan institusional.
13
dari tujuan-tujuan yang terdahulu dan lebih atas. Tujuan ini diharapkan dapat
tercapai pada saat terjadinya proses belajar mengajar secara langsung yang
terjadi pada setiap hari. Dalam pelaksanaannya tujuan ini harus dirumuskan
dan jasa. Inovasi merupakan suatu perubahan yang baru dan secara kualitatif
berbeda dari hal yang ada sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan
Terdapat tiga atribut pokok belajar, yaitu: proses, perilaku, dan pengalaman
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses untuk
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Pembelajaran adalah suatu proses yang akan membuat seseorang
(Bahaudin, 2007:116).
Tujuan utama belajar adalah bahwa apa yang dipelajari itu berguna di
kemudian hari, yakni membantu anak didik untuk dapat belajar terus dengan
cara yang lebih mudah. Apa yang dipelajari dalam situasi tertentu harus
dengan kegiatan anak didik itu sendiri. Anak didik bukanlah bejana yang
a. Fase informasi, yaitu fase dimana anak didik memperoleh informasi yang
untuk kemudian diubah ke dalam bentuk yang lebih konseptual agar dapat
c. Fase evaluasi, yaitu fase penilaian apakah informasi yang didapat dan telah
sebagai berikut:
Jelas sekali bahwa perintah yang pertama kali diturunkan Allah SWT
kepada umat manusia melalui Rasul-Nya adalah perintah untuk belajar. Dan
terlihat jelas bahwa proses belajar yang dicontohkan dan Allah SWT pun
yang tidak diketahuinya. Penggunaan media ini mutlak adanya dalam suatu
proses pembelajaran.
sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
antara lain :
f. Faktor keterkaitan antara gambar dan suara: gambar saja, suara saja, atau
a. Media cetak
c. Overhead transparancy
d. Rekaman suara
pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang
digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke–20 usaha
saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas
macam, yaitu:
yang menyajikan suatu masalah dalam urutan yang teratur dan memberi
dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian dipindahkan kepada
definisi seperti itu terdapat alat seperti slide rule, jenis kalkulator mekanik
mulai dari abakus dan seterusnya, sampai semua komputer elektronik yang
19
kontemporer. Istilah lebih baik yang cocok untuk arti luas seperti "komputer"
konvensional, dengan komputer anak didik dapat belajar lebih cepat. Akan
tetapi, hasil belajar murid tidak dinilai berdasarkan norma dalam kelas, karena
Media komputer saat ini menjadi sangat populer dan menjadi salah
satu media belajar yang paling digandrungi oleh para siswa. Hal ini
Penggunaan komputer sebagai media belajar saat ini sudah tidak dapat
dipungkiri lagi. Bentuk komunikasi guru dalam budaya „talk and chalk‟ harus
mulai dihilangkan, karena nyaris tidak ada perubahan yang menonjol dalam
sebagai akibat proses belajar yang telah ditempuhnya. William Burton (2005)
perubahan dalam salah satu atau beberapa ranah tingkah laku tersebut.
pendidik juga dapat memperoleh timbal balik yang kemudian digunakan untuk
siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif
Evaluasi antara lain mengunakan tes atau non tes untuk melakukan
pendidikan, psikologik atau hasil belajar yang setiap butir pertanyaan atau
Non tes adalah penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik
b. Daftar cocok, yaitu suatu tes yang berbentuk daftar pertanyaan yang akan
dijawab dengan membubuhkan tad cocok (x) pada kolom yang telah
disediakan.
c. Wawancara, yaitu semua proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau
lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang
d. Daftar angket, yaitu bentuk tes yang berupa daftar pertanyaan yang
f. Riwayat hidup, yaitu salah satu tehnik non tes dengan menggunakan data
dunia taktik “curere” yang berarti “berlari”. Istilah tersebut erat hubungannya
dengan kata “curier” atau kurir yang berarti penghubung atau seseorang yang
bertugas menyampaikan sesuatu kepada orang atau tempat lain. Seorang kurir
kurikulum kemudian diartikan sebagai orang sebagai suatu jarak yang harus
ilmu pengetalman yang ditempuht atau dikuasai untuk mencapai suatu tingkat
tertentu atau ijazah. Di samping itu, kurikulum juga diartikan sebagai suatu
pendidikan. Itulah sebabnya orang pada waktu lalu juga menyebut kurikulum
dalam asas-asas didaktik yang harus dikuasai (atau paling tidak diketahui)
kelas. Dalam hal ini kita dapat memandang bahwa kurikulum merupakan
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk
yang termasuk dalam aspek Al Qur‟an dan Hadits yang kemudian harus
memelihara dan menjaga bacaan Al-Quran dari kesalahan dan perubahan serta
hukum membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar adalah fardlu ‘ain,
(makharijul huruf) dan berbagai harakat (mad) serta berbagai hal lainnya yang
berkaitan dengan bacaan Al-Qur‟an, seperti: hukum bacaan nun mati dan
tanwin, hukum bacaan mim mati, hukum bacaan alif lam, hukum bacaan
yang penulis angkat dalam penelitian ini, yang merupakan satu materi
Kompetensi Dasar :
a. Idzhar khalqi, yaitu nun mati dan tanwin harus dibaca terang, pendek dan
jelas, tidak samar dan tidak mendengung, apabila bertemu dengan salah
26
satu huruf khalqi (tenggorokan). Yang termasuk huruf khalqi yaitu ha,
c. Iqlab, yaitu menukar suara nun mati dan tanwin dengan suara mim apabila
bertemu dengan huruf ba, serta dibaca mendengung dan agak panjang.
d. Ikhfa haqiqi, yaitu nun mati dan tanwin harus dibaca samar
agak panjang apabila bertemu dengan salah satu hurufnya, yaitu: ta, tsa,
jim, dal, dza, zay, sin, syin, shod, dlod, tho, dzo, fa, qaf, dan kaf.
27
B. Kerangka Pemikiran
1. Media Komputer
sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
mengolah data menjadi informasi secara cepat dan tepat. Pendapat lain
mengatakan bahwa komputer hanya sebuah komponen fisik dari sebuah sistem
Dalam hal ini, media pembelajaran yang akan penulis gunakan adalah:
tahun 2004.
2. Hasil Belajar
perubahan, dan perubahan itu dapat diamati dalam bentuk perubahan tingkah
laku yang dapat bertahan selama beberapa periode waktu. Hasil belajar
ditetapkan.
perubahan perilaku yang dapat diamati, yang dicapai siswa setelah melalui
3. Pembelajaran Tajwid
dimilikinya, baik yang asli maupun yang datang kemudian. Sedangkan ilmu
dengan baik. Ilmu ini ditujukan dalam pembacaan al-Quran. Ilmu tajwid
tepat, sehingga lafal dan maknanya terpelihara. Sebagian ulama ada yang
tajwid ialah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pembelajaran tajwid yang akan penulis gunakan pada penelitian ini adalah
Dari penelitian ini diharapkan bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat
tajwid.
30
C. Hipotesis Tindakan
apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.
(Vardiansyah, 2005:10)
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
adalah cara yang tersusun dan teratur untuk mencapai tujuan khususnya dalam hal
ilmu pengetahuan.
yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna
merupakan prosedur atau cara yang digunakan peneliti untuk membuat rencana
permasalahan yang tersusun secara sistemaits dan terarah guna mencapai tujuan
penelitian.
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Ini berarti bahwa penelitian ini dilaksanakan
yakni suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-
31
32
sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan pengamatan,
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
(Wardhani, 2008:1.4)
dalam bidang ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh guru dalam lingkup kelas
proses pembelajaran tidak hanya sebagai rutinitas kegiatan yang berlangsung pada
saat itu saja tanpa adanya tindak lanjut sebagai perbaikan tetapi guru sebagai
kondisi diantaranya :
33
sekolahnya.
pembaruan.
6. Guru dan siswa harus mempunyai rasa percaya diri yang tinggi bahwa mereka
sedang melakukan pembaruan yang didukung oleh kepala sekolah dan orang
tua.
7. Guru harus siap menghadapi berbagai konflik karena yang baru biasanya
kecemburuan sosial.
dan meningktkan profesional guru dalam pembelajaran di kelas. Hal ini dilakukan
Seluruh persoalan tersebut berdampak langsung terhadap guru itu sendiri agar
34
dapat bekerja keras dan lebih profesional dalam menghadapi semua persoalan
tersebut.
dan melakukan terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk
merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali
untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil
guru.
PRA PENELITIAN :
Menentukan permasalahan
Mengumpulkan data awal tentang hasil belajar kognitif
dan psikomotorik siswa sebagai studi awal
Rencana Tindakan
Refleksi Siklus I
Pelaksanaan
Tindakan
Observasi
Pelaksanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
Rencana Tindakan
Siklus III
Pelaksanaan
Tindakan
Observasi
Indikator Tercapai
Selesai
1999:117)
yang duduk di kelas IV dengan jumlah siswa 53 orang, serta proses pembelajaran
Penelitian ini dilaksanakan pada minggu ke-3 dan ke-4 Bulan Juli 2009 di
Kec. Plered Kab. Purwakarta. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1980.
kegiatan belajar yang memadai, diantaranya: luas tanah 4800 m2, yang terdiri dari
Lapangan Upacara, Bangunan 2 Unit dengan Ruang Kelas 6 Unit, Ruang Kantor
Unit. Selain itu terdapat pula arena olahraga. Berbagai sarana penunjang belajar
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari denah lokasi sekolah sebagai
berikut :
1
7
Keterangan:
1. Ruang Kantor 6. R. Komputer
Ruang Guru Ruang UKS
Ruang Kepala Sekolah Ruang Perpustakaan
2. Toilet dan Sekretariat Pramuka & Olahraga
Dapur Sekolah 7. Ruang Kelas 4
3. Ruang Kelas 1 8. Ruang Kelas 5
4. Ruang Kelas 2 9. Ruang Kelas 6
5. Ruang Kelas 3
37
yang terdiri dari dua unit bangunan permanen yang cukup baik, berada di tengah
pemukiman warga dan lingkungan yang cukup kondusif dengan udara yang cukup
bersih karena tidak terlalu dekat dengan jalan raya namun terjangkau oleh
Kondisi fisik bangunan cukup baik dan layak dipergunakan oleh warga
sekolah terutama siswa untuk belajar. Unit pertama terdiri dari tiga lokal
digunakan oleh siswa/siswi kelas I, II dan III. Luas kelas masing-masing adalah 4
x 6 m². Unit kedua terdiri dari tiga lokal digunakan oleh siswa/siswi kelas IV,V
dan VI dengan luas kelas yang sama yaitu 4 x 6 m². Selain itu terdapat juga ruang
guru yang cukup luas dengan ukuran 5 x 10 m², dengan berbagai fasilitas seperti
meja dan kursi kerja, satu set meja tamu, rak penyimpanan piala, rak buku, satu
Kelas II B, Kelas III A, Kelas III B, Kelas IV A, Kelas IV B, Kelas V, dan Kelas
VI.
digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, baik berupa tes tulis, tes lisan, atau
Arikunto, 1999:138)
setiap akhir siklus proses pembelajaran, dalam bentuk tes hasil belajar. Instrumen
yang penulis gunakan berupa tes prestasi (achievement test) dalam bentuk tes tulis
Instrumen Siklus I
macam.
Instrumen Siklus II
macam.
bacaan ………
penelitian. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat
Tujuannya untuk mencatat masalah yang terjadi pada saat tindakan yang
D. Analisis Data
Instrumen berupa tes hasil belajar digunakan pada setiap akhir siklus
pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa di setiap siklus. Setelah masing-
masing data terkumpul, maka dilakukan pembandingan nilai rata-rata hasil belajar
siswa dari setiap siklus untuk menemukan seberapa besar peningkatan hasil
belajar siswa. Lalu dihitung pula sampai dimana nilai ketuntasan hasil belajar
siswa.
M = Rata-rata
E. Prosedur Penelitian
Nun Mati/Tanwin”.
mengukur seberapa besar nilai hasil belajar siswa dan seberapa signifikan
peningkatannya.
sumber, media, dan metode belajar yang akan digunakan. Data awal diambil dari
siswa perempuan. Berikut keadaan hasil belajar siswa kelas IV A pada mata
pelajaran PAI yang diperoleh dari nilai latihan harian pada pertemuan sebelum
44
45
Dari tabel dan grafik di atas, terlihat bahwa nilai hasil belajar siswa hanya
mencapai rata-rata 44,81. Tak satupun siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM
(75). Bahkan hanya dua siswa yang mendapat nilai mendekati KKM (70). Karena
itu perlu dilakukan upaya peningkatan hasil belajar, salah satunya dengan
A. Siklus I
guru lain yang menjadi observer (Guru Kelas IV A) dan Kepala Sekolah. Setelah
belajar yang akan digunakan dalam penelitian. Kelas yang akan dijadikan objek
mengacu pada RPP yang telah dibuat. Proses pembelajaran dilakukan dengan
ini juga disampaikan, yaitu agar siswa dapat membaca Al-Qur‟an Surat Al-
Fathihah dan Al-Ikhlas dengan tajwid yang benar, terutama pada kalimat-kalimat
dan Al-Ikhlas. Setelah itu, siswa diajak mengikuti pembelajaran yang disampaikan
guru tentang materi terkait, dengan menggunakan media komputer. Siswa pun
semua selesai, siswa kemudian diberi Lembar Tes Hasil Belajar untuk mengukur
hasil belajar yang dicapai pada pertemuan tersebut. Tes yang diberikan berbentuk
Hasil tes kemudian diperiksa dan dihitung, yang hasilnya dapat dilihat
Dari tabel dan grafik di atas, terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai hasil
belajar siswa dengan rata-rata 62,22. Terdapat 8 siswa yang mendapatkan nilai di
atas KKM (75), dan sisanya 19 siswa masih berada dibawah KKM.
48
= 1680
27
= 62,22
T = M 2 – M1
= 62,22 – 44,81
= 17,41
hanya memiliki rata-rata 44,81 menjadi 62,22 pada siklus I. Peningkatan yang
terjadi adalah sebesar 17,41 atau 38,85%. Akan tetapi, secara klasikal
pembelajaran belum dapat dikatakan tuntas karena baru 29,63% siswa yang
mencapai KKM.
49
yang tidak sedang melakukan tugasnya, menjadi tidak karuan bercanda kesana
kemari.
B. Siklus II
mengacu pada RPP hasil refleksi siklus I. Proses pembelajaran dilakukan dengan
komputer yang digunakan sebagai media, di bawah bimbingan guru. Siswa yang
kerja yang telah dibagikan, sehingga tidak ada siswa yang tidak belajar. Setelah
semua selesai, lembar kerja siswa kemudian dikumpulkan dan diganti dengan
Lembar Tes Hasil Belajar untuk mengukur hasil belajar yang dicapai pada
pertemuan tersebut. Tes yang diberikan berbentuk tes isian singkat yang
berjumlah 10 soal.
Hasil tes siklus II kemudian diperiksa dan dihitung, yang hasilnya dapat
Dari tabel dan grafik di atas, terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai hasil
belajar siswa dengan rata-rata 84,81. Terdapat 20 siswa yang mendapatkan nilai di
atas KKM (75), dan sisanya 7 siswa masih berada dibawah KKM.
= 2290
27
= 84,81
T = M 2 – M1
= 84,81 - 62,22
= 22,59
Dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan dari nilai siklus I yang hanya
memiliki rata-rata 62,22 menjadi 84,81 pada siklus II. Peningkatan yang terjadi
adalah sebesar 22,59 atau 36,31%. Secara klasikal pun pembelajaran sudah dapat
dikatakan tuntas karena terdapat 74,07% siswa yang berhasil mencapai KKM.
penggunaan lembar kerja siswa. Sehingga, kelompok siswa yang tidak sedang
kerjanya.
C. Pembahasan
siswa pada pembelajaran PAI dengan pemanfaatan media komputer. Karena itu,
yang akan penulis bahas adalah seberapa efektif pemanfaatan media komputer
data bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa hanya sebesar 44,81, dan tak seorang
belajar siswa yang diperoleh adalah sebesar 62,22, dengan 8 siswa yang berhasil
mencapai KKM. Rata-rata peningkatan hasil belajar yang terjadi adalah 17,41
atau 38,85%. Akan tetapi, pembelajaran belum dapat dikatakan tuntas, karena
nilai ketuntasan klasikal baru mencapai angka 29,63%. Keadaan kelas pun kurang
Pada siklus II, dengan media yang sama, nilai rata-rata hasil belajar siswa
mencapai KKM. Rata-rata peningkatan hasil belajar yang terjadi adalah 22,59
atau 36,31%. Pembelajaran pun sudah dapat dikatakan tuntas, karena nilai
ketuntasan klasikal mencapai angka 74,07%. Keadaan kelas pun lebih kondusif
100
80
60
40
20 Nilai Rata-Rata
0 Ketuntasan Klasikal
PENUTUP
pengetahuan yang dilakukan oleh guru dalam lingkup kelas sebagai upaya
sebagai media dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan dalam
data bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa hanya sebesar 44,81, dan tak seorang
belajar siswa yang diperoleh adalah sebesar 62,22, dengan 8 siswa yang berhasil
mencapai KKM. Rata-rata peningkatan hasil belajar yang terjadi adalah 17,41
atau 38,85%. Sedangkan nilai ketuntasan klasikal baru mencapai angka 29,63%.
Keadaan kelas pun kurang kondusif karena sebagian kelompok siswa yang tidak
54
55
Pada siklus II, dengan media yang sama, nilai rata-rata hasil belajar siswa
mencapai KKM. Rata-rata peningkatan hasil belajar yang terjadi adalah 22,59
atau 36,31%, dan nilai ketuntasan klasikal mencapai angka 74,07%. Keadaan
kelas pun lebih kondusif karena menggunakan lembar kerja siswa untuk kemudian
Dan hasil penelitian yang telah didapat, maka dapat dinyatakan bahwa:
1. Guru harus mampu menyusun rencana pembelajaran yang kreatif, efektif, dan
komputer, agar mampu menciptakan media belajar yang menarik dan lebih
interaktif.
56
3. Guru harus dapat menguasai kelas agar keterbatasan sarana tidak membuat
siswa gaduh dan tidak kondusif, salah satunya adalah dengan membuat lemvar
kerja siswa.
5. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memacu guru yang lain untuk
Hardywinoto dan Setiabudhi. 2002. Anak Unggul Berotak Prima. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Hatch, Evelyn and Hossein Farhady. 1982. Research Design and Statistic
Bowley. ROWLEY, LONDON, TOKYO: Newbury House Publisher, Inc.
57
58
Supartini. 2008. Hubungan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa di SMK
Al-Hidayah 1 Jakarta Selatan. Skripsi Sarjana Pendidikan STKIP
Purnama Jakarta: Tidak diterbitkan.
Surin, Bachtiar. 1978. Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an 30 Juz. Jakarta: Fa.
Sumatra.
1. Standar Kompetensi
Membaca surat-surat Al-Qur‟an.
2. Kompetensi Dasar
Membaca Q.S. Al-Fathihah dengan lancar.
Membaca Q.S. Al-Ikhlas dengan lancar.
3. Indikator
Siswa dapat:
Menyebutkan macam hukum bacaan nun mati/tanwin.
Menyebutkan huruf-huruf yang terkena hukum bacaan nun mati/tanwin.
Melafalkan kalimat yang mengandung hukum bacaan nun mati/tanwin
dengan benar.
4. Tujuan pembelajaran
Pada akhir pembelajaran siswa dapat :
Memahami macam hukum bacaan nun mati/tanwin beserta huruf-huruf
yang terkena hukumnya.
Membaca Q.S. Al-Fathihah dan Al-Ikhlas dengan hukum bacaan nun
mati/tanwin yang benar.
Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dalam bacaan sehari-hari.
5. Materi Pembelajaran
Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin
6. Metode Pembelajaran
Pengamatan dan Diskusi Kelompok
7. Langkah-langkah Kegiatan
Kegiatan Awal (10 menit)
Percakapan pembuka dan memeriksa kehadiran siswa.
Apersepsi, prolog (pengenalan singkat) dan membahas tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti (50 menit)
Siswa membagi diri menjadi kelompok-kelompok kecil.
Siswa dikenalkan dengan aplikasi media komputer yang digunakan.
60
Secara bergantian, tiap kelompok siswa mempelajari tajwid dengan
menggunakan aplikasi media komputer.
Siswa melakukan evaluasi hasil belajar dari apa yang telah mereka
pelajari melalui media komputer.
Kegiatan Akhir (10 menit)
Menyimpulkan hasil pembelajaran.
Penutup.
8. Sumber Belajar
Buku Pend. Agama Islam SD/MI Kelas IV PT. Sarana Panca Karya tahun
2006.
Seperangkat komputer dengan Aplikasi Al-Qur‟an Digital Ver. 3.1 karya
Sony Sugema 2004.
9. Penilaian
Teknik : Tes Tulis
Bentuk : Isian Singkat
Instrument :
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Dalam ilmu tajwid, hukum bacaan nun mati/tanwin berjumlah ………
2. Hukum nun mati/tanwin yang dibaca “jelas” disebut hukum ………
3. Huruf Idzhar berjumlah ……… huruf.
4. Ikhfa, adalah hukum bacaan nun mati/tanwin yang dibaca ………
5. Salah satu huruf Ikhfa adalah ………
6. Hukum nun mati/tawin yang dibaca Idgham, terbagi atas ………
macam.
7. Huruf lam dan ra adalah huruf Idgham ………
8. Nun mati/tanwin dibaca Iqlab ketika bertemu dengan huruf………
9. Pada kata terdapat hukum bacaan ………
61
62
LAMPIRAN 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Siklus II)
1. Standar Kompetensi
Membaca surat-surat Al-Qur‟an.
2. Kompetensi Dasar
Membaca Q.S. Al-Fathihah dengan lancar.
Membaca Q.S. Al-Ikhlas dengan lancar.
3. Indikator
Siswa dapat:
Menyebutkan macam hukum bacaan nun mati/tanwin.
Menyebutkan huruf-huruf yang terkena hukum bacaan nun mati/tanwin.
Melafalkan kalimat yang mengandung hukum bacaan nun mati/tanwin
dengan benar.
4. Tujuan pembelajaran
Pada akhir pembelajaran siswa dapat :
Memahami macam hukum bacaan nun mati/tanwin beserta huruf-huruf
yang terkena hukumnya.
Membaca Q.S. Al-Fathihah dan Al-Ikhlas dengan hukum bacaan nun
mati/tanwin yang benar.
Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dalam bacaan sehari-hari.
5. Materi Pembelajaran
Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin
6. Metode Pembelajaran
Pengamatan dan Diskusi Kelompok
7. Langkah-langkah Kegiatan
Kegiatan Awal (10 menit)
Percakapan pembuka dan memeriksa kehadiran siswa.
Apersepsi, prolog (pengenalan singkat) dan membahas tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti (50 menit)
Siswa membagi diri menjadi kelompok-kelompok kecil.
Siswa dikenalkan dengan aplikasi media komputer yang digunakan.
63
8. Sumber Belajar
Buku Pend. Agama Islam SD/MI Kelas IV PT. Sarana Panca Karya tahun
2006.
Seperangkat komputer dengan Aplikasi Al-Qur‟an Digital Ver. 3.1 karya
Sony Sugema 2004.
9. Penilaian
Teknik : Tes Tulis
Bentuk : Isian Singkat
Instrument :
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Dalam ilmu tajwid, hukum bacaan nun mati/tanwin berjumlah ………
2. Dalam hukum bacaan idzhar, nun mati dibaca ………
3. Huruf Alif/Hamzah termasuk salah satu huruf ………
4. Ikhfa, adalah hukum bacaan nun mati/tanwin yang dibaca ………
5. Huruf Kaf termasuk salah satu huruf ………
6. Hukum nun mati/tawin yang dibaca Idgham, terbagi atas ………
macam.
7. Huruf Ya dan Mim adalah huruf Idgham ………
8. Nun mati/tanwin yang bertemu dengan huruf Ba termasuk hukum
bacaan ………
9. Pada kata terdapat hukum bacaan ………
LAMPIRAN 3
Lembar Observasi
(Siklus I)
HASANUDIN H U S E N
NIP: 1958 07 27 1978 03 1 003 NIP. 1964 12 11 1986 10 1 001
65
LAMPIRAN 4
Lembar Observasi
(Siklus II)
HASANUDIN H U S E N
NIP: 1958 07 27 1978 03 1 003 NIP. 1964 12 11 1986 10 1 001
66
LAMPIRAN 5
Lembar Kerja Siswa
(Siklus II)
Hukum
Cara Baca Huruf Contoh Kalimat
Bacaan
Memasukkan
……………
dengan ……, ……, ……, ……
……………
dengung
Memasukkan
……………
……………
……………
dengung
Menukar suara
nun mati/
…………… ……
tanwin
menjadi „mim‟
……,……,……,……,
……,……,……,……,
Ikhfa Samar
……,……,……,……,
……,……,……,
Kelompok : …………………………..
Anggota : …………………………..
…………………………..
…………………………..
…………………………..
…………………………..
…………………………..
…………………………..
67
LAMPIRAN 6
Grafik Analisis Hasil Belajar Siswa
120
100
80
60
Pra-PTK
40 Siklus 1
Siklus 2
20
0
68
LAMPIRAN 7
Rangkuman Materi
1. Idzhar khalqi, yaitu nun mati dan tanwin harus dibaca terang, pendek dan
jelas, tidak samar dan tidak mendengung, apabila bertemu dengan salah satu
huruf khalqi (tenggorokan). Yang termasuk huruf khalqi yaitu ha, kha, ‘ain,
3. Iqlab, yaitu menukar suara nun mati dan tanwin dengan suara mim apabila
bertemu dengan huruf ba, serta dibaca mendengung dan agak panjang.
4. Ikhfa haqiqi, yaitu nun mati dan tanwin harus dibaca samar (menyembunyikan
bertemu dengan salah satu hurufnya, yaitu: ta, tsa, jim, dal, dza, zay, sin, syin,
Atis Hartini.
Komunikasi dan lulus tahun 2001. Tahun 2004, penulis melanjutkan pendidikan
Indramayu hingga tahun 2006. Dan sejak tahun 2007 hingga saat ini, penulis
Indonesia – Karawang pada tahun 2002 hingga 2003. Penulis juga pernah