You are on page 1of 11

A.

Kompetensi
Setelah selesai pembelajaran mahasiswa mampu merancang pencacah
asingkron

B. Sub Kompetensi

Setelah selesai pembelajaran mahasiswa mampu :


1. Mendifinisikan pencacah asingkron
2. Mengaplikasikan tabel implikasi
3. Melaksanakan prosedur perancangan
4. Mensimulasikan hasil rancangan
5. Melakukan evaluasi hasil rancangan
C. Dasar Teori

1. Tabel eksitasi JK FF, SR FF, T FF, dan DFF

Tabel EKSITASI
Awal Beriku JK SR FF T FF DFF
t FF
Q Q+ J K S R T D
0 0 0 X 0 X 0 0
0 1 1 X 1 0 1 1
1 0 X 1 0 1 1 0
1 1 X 0 X 0 0 1
2. Tabel karakteristik FF bisa dilihat di buku teks atau diinternet

3. Pencacah asinkron adalah pencacah yang pemasangan setiap clocknya


dihubungkan secara kaskade/pulsa clock awal tidak disatukan dengan
yang lain.(asingkron)
4. Perancangan pencacah dapat di tentukan dari posisi clocknya, modulonya,
jenis kode cacahannya, dan jenis flip-flop penyusunnya.
5. Untuk merancang pencacah asingkron perlu ditempuh langkah-langkah
۩ Menentukan jumlah FF (n) dengan formula 2n-1 < modulo ≤ 2n
۩ Menentukan lay-out posisi FF dan menyusun semua clocknya
berdasarkan clock efektif terjadinya perubahan.
۩ Membuat tabel transisi sesuai dengan kode bilangan dan jumlah FF
dengan memperhatikan clock efektif.
۩ Menentukan formula masukkan masing masing flip-flop dengan
menggunakan metode minimalisasi (peta Karnaugh, Aljabar Boole
atau Quine Mc. Cluskey)
۩ Mengimplementasikan formula masukan kedalam rangkaian lay-out
dalam bentuk simbol

D. Alat/Instrumen

Logik analiser Catu Daya DC 5V


Lampu Indikator CRO
Decoded 7 segment IC Flip-Flop
IC AND Pembangkit pulsa

E. Keselamatan Kerja

Perhatikan polaritas tegangan, aktif low/ aktif highnya


Batas kerja tegangan/arus indikator

F. Langkah Kerja

1. Membuat analisis kebutuhan dari sebuah pencacah asingkron dengan


kode biner/ gray * modulo 10/ 9/ 7* menggunakan JK/ SR/ T/ D * flip-
flop. (*pilih salah satu)
a. Menentukan jumlah FF (n) dengan formula :
2n-1 < modulo ≤ 2n = 24-1 < 10 ≤ 24 jadi n sama dengan 4 buah.
b. Menentukan lay-out posisi FF dan menyatukan semua kloknya.
Gambar 1. Lay-out Design untuk Modulo 10
c. Membuat tabel transisi sesuai dengan kode bilangan dan jumlah FF nya.
B3 B2 B1 B0 J3 K3 J2 K2 J1 K1 J0 K0
0 0 0 0 x x x x x x 1 x
0 0 0 1 0 x x x 1 x x 1
0 0 1 0 x x x x x x 1 x
0 0 1 1 0 x 1 x x 1 x 1
0 1 0 0 x x x x x x 1 x
0 1 0 1 0 x x x 1 x x 1
0 1 1 0 x x x x x x 1 x
0 1 1 1 1 x x 1 x 1 x 1
1 0 0 0 x x x x x x 1 x
1 0 0 1 x 1 x x 0 x x 1
0 0 0 0

d. Menentukan formula masukkan masing masing flip-flop dengan menggunakan


metode minimalisasi Peta Karnaugh.

B1 BO B1 BO
00 01 11 10 00 01 11 10
00 x 0 0 x 00 x x x x
01 x 0 1 x 01 x x x x
11 d d d d 11 d d d d
10 x x d d 10 x 1 d d
J3 = B2 . B1 K3 = 1
B1 BO
00 01 11 10
00 x x 1 x
01 x x x x
11 d d d d
10 x x d d B1 BO
00 01 11 10
00 x x 1 x
01 x x 1 x
11 d d d d
10 x x d d
J2 = 1 K1 = 1
B1 BO
00 01 11 10
00 x x x x
01 x x 1 x
11 d d d d
10 x x d d B1 BO
00 01 11 10
K2 = 1 00 1 x x 1
B1 BO
00 01 11 10 01 1 x x 1
00 x 1 x x 11 d d d d
01 x 1 x x 10 1 x d d
11 d d d d J0 = 1
10 x 0 d d

B1 BO
00 01 11 10
00 x 1 1 x
01 x 1 1 x
11 d d d d
J1 = (B3) 10 x 1 d d

K0 = 1

e. Mengimplementasikan formula masukan kedalam


rangkaian lay-out berbentuk simbol.
Gambar 2. Implementasi Simbul Rangkaian Modulo
10

Gambar 3. Bentuk Gelombang Dari Logic Analyzer


Rangkaian Modulo 10

f. Mengimplementasikan formula masukan kedalam


rangkaian IC.
Gambar 4. Rangkaian Menggunakan IC Modulo 10
G. Analisis Data
1. Dari Peta Karnaugh didapat formula masukan untuk
masing-masing flip-flop yaitu :
J3 = B2 . B1
K3 = 1
J2 = 1
K2 = 1
J1 = B3’
K1 = K1
J0 = 1
K0 = 1
2. Pada Gambar 2. Implementasi Simbul Rangkaian
Modulo 10 dapat dilihat bahwa rangkaian asingkron
ini tidak serumit rangkaian dengan menggunakan
pecahan singkron karena pada peta karnaugh sendiri
formula yang dihasilkan pada masing-masing flip-flop
sudah sanggat ringkas.
3. Gambar 3. Bentuk Gelombang Dari Logic Analyzer
Rangkaian Modulo 10 menunjukkan bahwa pulsa
keluaran sudah sesuai dengan apa yang dirancang
sebelumnya. Terbukti dengan gelombang pada saat B0
= 1 dan B3 = 1 maka untuk selanjutnya akan
berlogika low semua, itu berarti pada saat counter
mencacah angka 9 maka yang berikutnya akan
mencacah angka 0 dst (modulo 10).
4. Dalam prakteknya implementasi rangkaian modulo 10
ini hasil dari gelombang logic analyzer sama dengan
yang menggunakan IC.
H. Bahan Diskusi
1. Modifikasi rangkaian yang anda buat menjadi pencacah
yang menghitung mundur.
 Dalam implementasi rangkaian penghitung mundur
dengan pencacah asingkron ini sulit dilakukan untuk
modulo-modulo tertentu termasuk modulo 10. Maka
dirancanglah rangkaian pencacah asingkron
penghitung mundur dengan modulo 16 yang dalam
rancangannya relatif lebih mudah yakni dengan
memberi masing-masing input dengan Q’.

Gambar 5. Rangkaian Penghitung Mundur Modulo 16


Gambar 6. Logic Analyzer Rangkaian Penghitung Mundur
Modulo 16
 Dari gambar logic analyzer diatas maka dipastikan
rangkaian penghitung mundur ini sesuai rancangan
awal yakni saat B0 sampai B3 dalam keadaan high
selanjutnya pencacah melanjutkan B0 low sedangkan
B1,B2,B3 high itu berarti ketika hitungan sampai pada
F maka hitungan berikutnya adalah E.

2. Bagaimana agar pencacah tersebut dapat berhenti pada


hitungan tertentu yang lebih kecil dari modulonya.
 Untuk dapat membuat pencacah berhenti pada
hitungan tertentu cukup dengan memberikan
tambahan dua gerbang yakni nand dan and.
 Agar rangkaian pencacah dapat berhenti pada
hitungan tertentu sesuai dengan yang diharapkan maka
masukan dari gerbang nand dihubungkan dengan
logika hitungan yang akan dihentikan, dan output dari
gerbang and dihubungkan dengan clock.
 Gmbar rangkaian yang diberi bulatan adalah tambahan
rangkaian yang digunakan untuk berhenti pada
hitungan Sembilan.

Gambar 7. Rangkaian Modulo 10 Yang Dapat


Berhenti Pada Hitungan Tertentu

 Gambar logic analyzer modulo 10 dibawah ini


menunjukkan bahwa ketika pencacah mulai
menghitung dari 0 sampai 9 maka pada saat hitungan
9 pencacah ini akan berhenti terbukti dari output yang
selalu sama sampai tak terbatas.
Gambar 8. Logic Analyzer Rangkaian Modulo 10
Yang Dapat Berhenti Pada Hitungan Tertentu
I. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Counter asynchronous bekerja secara terpisah, waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan pencacahan lebih lama
dibandingkan dengan counter synchronous. Perubahan satu
FF tidak berpotensi untuk menrubah semua atau seluruh
FF.
2. Tahap-tahap dalam melakukan prosedur perancangan flip-
flop asingkron terbagi menjadi 6 yaitu :
a. Menentukan jumlah FF (n) dengan formula 2n-1 <
modulo ≤ 2n.
b. Menentukan lay-out posisi FF dan menyatukan semua
kloknya (ingat conter asingkron akan aktif pada sisi
turun).
c. Membuat tabel transisi sesuai dengan kode bilangan
dan jumlah FF nya.
d. Menentukan formula masukkan masing masing flip-
flop dengan menggunakan metode minimalisasi (Peta
Karnaugh, Aljabar Boole atau Quine Mc. Cluskey).
e. Mengimplementasikan formula masukan kedalam
rangkaian lay-out dalam bentuk simbol.
f. Mengimplementasikan formula masukan kedalam
rangkaian IC.
3. Dalam pencacah asingkron ini terdapat cara mudah untuk
mencacah bilangan secara cepat tanpa menggunakan
tahap-tahap dalam melakukan perancangan seperti point
diatas, yaitu dengan menggunakan fasilitas reset dan
menggunakan gerbang yang cocok untuk membatasi
modulonya.
4. Pencacah asingkron ini memiliki kelebihan dibandingkan
pencacah singkron yakni pada pencacah asingkron
menghasilkan rangkaian yang sederhana dan kelebihan
yang lainnya adalah dengan memanfaatkan fasilitas reset
sehingga tidak menggunakan tahapan-tahapan
perancangan yang telah ada.

You might also like