You are on page 1of 5

TEKHNIK PEMUPUKAN KELAPA SAWIT

Uraian Tentang Jenis Pupuk (Buatan dan Organik) dan Tempat Penyebarannya

1. Tempat dan Cara Penyebaran Pupuk


1.1. Tempat Penyebaran Pupuk

Maksud tempat penyebaran pupuk ini adalah tempat dimana pupuk dapat
ditaburkan. Ada yang didalam bokoran ditempat yang bersih dari gulma lunak masing-
masih tumbuh. Prinsip pencampuran pupuk tunggal juga berlaku disini, apabila ada jenis
pupuk yang tidak boleh dicampur maka tempat penaburannya harus dipisahkan atau
paling tidak ada jarak sekitar 12 hari antara aplikasi pupuk yang satu dengan pupuk
lainnya.

1.1.1. Tanaman Belum Menghasilkan

(a) Umur: 1 bulan s/d pelepah menutupi bokoran

Tempat Penaburan Pupuk

Seluruh tempat di bokoran dapat digunakan untuk apa saja


kecuali Rock Phosphate yang harus ditaburkan diluar
bokoran, diatas penutup tanah.

25 cm

(b) Tanaman yang pelepahnya sudah melewati bokoran

Tempat Penaburan Pupuk

Ujung bokoran

Ujung pelepah

150 cm
Seluruh tempat di bokoran dapat digunakan untuk pupuk apa saja kecualu Rock
Phosphate yang ditaburkan diluar bokoran diatas penutup tanah.

1.1.2. Tanaman Sudah Menghasilkan

Tempat penaburan pupuk dibedakan atas sifat masing-masing seperti :


(a) Nitrogen sebaiknya ditaburkan antara batang tanaman sampai ujung bokoran.
(b) P2O5 & MgO (Phosphate & Magnesium) dibaturkan sekitar 25 cm dari tanaman
sampai ujung bokoran. Namun apabila Rock phosphate yang digunakan, tempat
penaburan pupuknya adalah digawangan dipinggir rumpukan pelepah dan diatas
guma lunak yang tumbuh disana.
(c) K2O (Kalium), ditaburkan diujung bokoran

(a) Nitrogen (b) P2O5 & MgO


(Phosphate & Magnesium)

Tempat Penaburan Pupuk

(c) K2O (Kalium)

Tempat
Penaburan
Pupuk

Ujung bokoran
Khusus untuk Rock Phosphate, daerah penaburan pupuk adalah di gawangan atau
diantara pohon dengan pohon lainnya.

G G G
Ph A A Ph A Ph
W W W
A Ph A A
N N N
G G G
Ph
A A Ph A Ph
A A A
Ph

1.2. Cara Memupuk


Beberapa cara pemupukan sebagai berikut :

1. Surface application (Top dressing; Broadcast atau disebar diatas tanah langsung).
2. Furrow application (Didalam rorak-rorak/dipinggir guludan).
3. Sub Soil placement (Pocket/dibenam).
4. Soil injection (Dimasukkan kedalam tanah, biasanya dalam bentuk cairan).
5. Stem injection (Langsung dimasukkan kedalam batang/kambium sedikit demi sedikit)
6. Nutritional spray (Foliar spray/melalui daun)
Jadi memupuk ini merupakan seni tersendiri bagaimana memadukan sifat-sifatnya yang
berbeda, dosisnya yang berbeda-beda juga, waktu dan caranya.

1.3. Menabur Pupuk

1. Pupuk harus disebarkan kedaerah dimana akar-akar rambut paling banyak, kurang
lebih disekitar bawah mahkota daun terluar.
2. Pupuk yang akan disebarkan harus benar-benar gembur/remah, tidak boleh ada
gumpalan-gumpalan terutama pupuk N (S.A.; Urea, dsb).
3. Pupuk harus ditabur tipis pada seluruh permukaan tanah yang telah disediakan.
4. Pada bokoran yang keras, agar tanahnya dikecrok/digemburkan dahulu + 2,5 cm,
selebar tempat memupuk, sesuai dengan umur tanaman.
5. Menjaga dosis pemupukan dengan alat takaran, sehingga penyimpangannya tidak
terlalu banyak.
1.4. Organisasi
Untuk terlaksananya hal-hal tersebut diatas perlu disadari bahwa diperlukan suatu
organisasi yang baik yang meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Perencanaan
Perlu dibahas terlebih dahulu antar anggota kelompok tani untuk petani
swadaya atau antara Adm dan para Asisten Kebun untuk petani kemitraan
mengenai jadual dan pupuk yang diperlukan untuk masing-masing afdeling.
Diperlukan suatu perhitungan yang cermat, kapan pupuk harus diambil
dari gudang atau dibeli, kapan pupuk harus tersedia di lapangan, bagaimana agar
pengeceran pupuk tersebut dosisnya sesuai, bagaimana pengamanan pupuk
apabila tiba-tiba hujan turun , pengamanan pupuk terhadap pencurian terutama
jika pupuk yang diecer pada hari itu tidak habis karena gangguan alam atau
gangguan teknis.
Perlu diantisipasi jika terjadi kekurangan stok atau pengadaan terlambat,
dst. Walaupun pengadaan pupuk ini telah rutin, namun seringkali terjadi
ketidakberesan, maksudnya antara waktunya pupuk diperlukan dan waktu
kedatangan pupuk tidak sinkron.
Ketersediaan pupuk perlu diantisipasi minimal sebesar jumlah kebutuhan
1 semester atau setahun kedepan.

2. Penyediaan/Pengangkutan Pupuk
Pupuk yang telah tersedia digudang pada pagi hari diangkut ke lapangan
harus hari itu juga selesai ditaburkan. Pupuk diatas harus ditempatkan pada
tempat-tempat yang mudah dicapai. Jangan menempatkan pupuk pada 1-2 tempat
saja bila areal cukup luas. Dukungan regu angkutan sangat menentukan lancar
tidaknya pemupukan di lapangan.

3. Pelaksanaan
Pada setiap blok, ketua regu/asisten kebun harus mencoba sendiri
menaburkan jatah pupuk per pohon, setelah itu baru anggota kelompok atau
karyawan melaksanakan, dengan menggunakan takaran yang dibuat, jangan
dikira-kira.

Produktivitas tenaga kerja sangat ditentukan pada hari pertama dan kedua,
hal ini penting sekali karena dosis pemupukan per blok berbeda satu sama lain.
Faktor non teknis yang menjadi hambatan adalah masalah keamanan pupuk,
kesadaran pelaksana dan kontrol.

1.5. Kontrol
Tindakan ini perlu sekali dilakukan, walaupun para pekerja/anggota
kelompok tani kelihatannya sudah melakukannya dengan baik dibawah pimpinan
mandor. Penyuluhan sebelum memupuk perlu dilakukan.
Kontrol aplikasi yang efektif mulai dari daerah yang tersulit, kemudian
ditengah-tengah blok. Biasanya ditempat kontrol yang kurang baik, aplikasi pupuk
tidak merata, bagian pinggir mendapat dosis pupuk yang lebih banyak dibandingkan
yang tengah. Lokasi yang sulit seperti perbukitan atau lokasi yang jalan masuknya
tidak dapat dilalui kendaraan mendapatkan dosis yang lebih rendah dibanding
dengan yang mudah.

You might also like