You are on page 1of 9

Definisi: Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi bank (bank reconciliation) adalah suatu proses untuk menghilangkan perbedaan saldo dari hasil pencatatan transaksi bank menurut perusahaan dengan laporan rekening koran dari bank. Penyebab-penyebab perbedaan pencatatan oleh bank dengan perusahaan antara lain : Transaksi autodebet yang sudah dibukukan bank namun belum dibukukan perusahaan. Bunga dan jasa giro yang sudah diberikan bank namun belum dibukukan perusahaan. Cek yang dikeluarkan oleh perusahaan namun belum diuangkan oleh penerimanya, sehingga bank belum mengurangi saldo kredit rekening sebesar nilai cek. Cek kosong yang diterima perusahaan, yang telah dibukukan sebagai penerimaan namun oleh bank tidak dikreditkan. Istilah yang mungkin terkait dengan Rekonsiliasi Bank:

Rekonsiliasi Bank adalah memeriksa dan jika diperlukan mengadakan penyesuaian pada account Bank Perusahaan dan jika ditemukan Rekening Koran Bank ada kesalahan minta Bank melakukan koreksi. Tentu saja pada saat melakukan rekonsiliasi Bank perlu diperrhatikan autstanding chegue dan lain2 seperti yang pernah dipelajari pada mata pelajaran akuntansi/ kulian akuntansi.

1. PENGERTIAN REKONSILIASI BANK Rekonsilisi bank adalah suatu prosedur pengendalian terhadap kas di bank, dengan membandingkan catatan akuntansi kas menurut perusahaan. Secara periodik bank mengirimkan laporan berupa bank statement yang berisi semua transaksi penyetoran dan pengambilan oleh deposan (depositor) selama periode tertentu. Rekonsiliasi bank dilakukan untuk menunjukkan dan menjelaskan adanya perbedaan antara catatan kas menurut bank dan menurut perusahaan. Jika perbedaan dihasilkan dari transaksi yang belum dicatat bank, maka catatan perusahaan dianggap benar. Sebaliknya, jika perbedaan dihasilkan dari kesalahan dalam catatan perusahaan dan catatan bank, maka diperlukan penyesuaian. 2. Tujuan Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi bank dilakukan dengan tujuan : Menentukan saldo kas (bank) yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan (neraca). Mengamankan kekayaan perusahaan dan mendeteksi kemungkinan adanya penyalahgunaan kas di bank. Faktor-faktor yang Menyebabkan

Pada umumnya, perbedaan antara saldo kas menurut catatan perusahaan dan catatan bank disebabkan oleh 2 (dua) faktor, yaitu : a. Perbedaan Waktu Pengakuan Adanya setoran dalam perjalanan (deposit intransit), yaitu setoran yang dilakukan oleh perusahaan, tetapi pihak bank belum menerima, atau belum mengkredit rekening perusahaan. Akibatnya, saldo kas menurut bank terlalu rendah dibanding saldo kas yang benar. Cek yang belum diuangkan (outstanding check), yaitu cek yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai tanda pembayaran kepada pihak lain, tetapi pihak penerima belum menguangkan cek tersebut ke bank. Akibatnya bank belum mengetahui adanya pengeluaran oleh perusahaan, sedang perusahaan sudah mencatat adanya pengeluaran. Akibatnya saldo kas menurut bank terlalu besar dibandingkan dengan saldo kas yang benar. Tagihan piutang perusahaan yang dilakukan oleh bank (bank collections) tetapi pihak perusahaan belum menerima memo kredit dari bank. Akibatnya saldo kas menurut perusahaan terlalu rendah dibanding saldo kas yang benar. Biaya bank (bank charge)yang telah didebitkan ke rekening perusahaan di bank, tetapi perusahaan belum menerima surat pemberitahuan dari bank. Akibatnya, saldo kas menurut perusahaan terlalu besar dibanding saldo kas yang benar. Adanya cek kosong atau dana kurang, yaitu cek yang diterima oleh perusahaan dari langganannya sebagai penerimaan kas, tetapi setelah disetorkan ke bank ternyata cek tersebut tidak ada dananya atau kurang. Karena perusahaan telah mencatat cek tersebut sebagai penerimaan, saldo kas menurut perusahaan terlalu besar dibanding saldo kas yang benar. b. Kesalahan Pencatatan oleh Bank atau oleh Perusahaan Kesalahan pencatatan yang terjadi pada bank atau pada perusahaan. Akibat yang terjadi karenakesalahan ini berbeda-beda tergantung pada jenis kesalahan yang ada.

3. Format rekonsiliasi bank Format rekonsiliasi bank dipengaruhi oleh tujuan rekonsiliasi dilaksanakan. Berdasarkan tujuan rekonsiliasi, ada dua bentuk rekonsiliasi bank : a. Rekonsiliasi saldo bank dan saldo perusahaan untuk mendapatkan saldo yang harus dilaporkan. Bentuk ini terdiri atas dua seksi, yaitu: seksi saldo per laporan bank seksi saldo per buku. b. Rekonsiliasi ini dapat dimulai dengan melakukan rekonsiliasi saldo menurut bank beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, kemudian diikuti dengan saldo menurut perusahaan atau sebaliknya. c. Rekonsiliasi saldo bank ke saldo perusahaan atau sebaliknya. Rekonsiliasi ini disiapkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut.

Jika perusahaan menyimpan dananya di bank, setiap bulan pihak bank pasti akan mengirimkan laporan mengenai arus keluar masuknya dana perusahaan didalam satu bulan beserta saldo akhirnya dalam bentuk rekening koran. Tetapi walaupun perusahaan menerima rekening koran, perusahaan harus selalu mencatat dan mengetahui arus keluar masuknya dana yang disimpannya di bank. Saldo rekening koran yang diterima oleh bank kadang-kadang tidak sama dengan saldo kas menurut catatan perusahaan. Jika hal ini betul-betul terjadi, pihak perusahaan akan mencari sebab-sebab terjadinya ketidaksamaan antara kedua jenis saldo tersebut. Tindakan ini disebut Rekonsiliasi Bank. Jadi, Rekonsiliasi Bank adalah pembuatan laporan oleh pihak perusahaan mengenai saldo kas dan penjelasan sebab-sebab terjadinya ketidaksamaan antara saldo kas perusahaan dan saldo kas pada bank yang dilaporkan dalam rekening koran. Kegunaan rekonsiliasi bank antara lain adalah: a. Mengecek ketelitian pencatatan kas perusahaan dengan pencatatan kas di bank. b. Mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang sudah dilakukan oleh bank, tetapi belum dicatat perusahaan. c. Untuk membuktikan bahwa semua transaksi kas dan pencatatannya telah dilakukan dengan benar. 1. Analisis Selisih Kas Bank Pada dasarnya sebelum menyusun rekonsialisasi bank, perusahaan harus tahu bagaimana cara membandingkan antara catatan menurut kas perusahaan dan catatan kas menurut bank. Perbedan itu disebabkan oleh berbagai hal. Hal-hal penyebabnya adalah sebagai berikut: a. Transaksi-transaksi yang oleh perrusahaan sudah dicatat tetapi oleh bank belum dicatat. Dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan menambah saldo kas pada bank. Contohnya adalah sebagai berikut : 1) Uang tunai hasil penjualan atau tagihan yng diterima perrusahaan belum disetorkan ke bank. 2) Setoran dalam perjalanan (deposit intransit), 3) Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan sebagai setoran bulan berikutnya karena laporan bank sudah tutup. b. Transaksi-transaksi yang sudah dicatat sebagai penerimaan bank, tetapi belum dicatat oleh perusahaan dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan menambah saldo kas perusahaan. 1) Bunga (jasa giro) yag diperhitungkan oleh bank atas simpanan perusahaan. 2) Hasil inkaso oleh bank. c. Transaksi yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran, tetapi oleh bank belum dicatat dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan mengurangi saldo kas dibank. Contohnya adalah: 1) Cek yang beredar (outstanding check). 2) Cek yang ditulis dan dicatat dalam jurnal pengeluaran kas, tetapi ceknya belum diserahkan kepada pihak yang dibayar. d. Transaksi yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran, tetapi belum dicatat oleh perusahaan dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan mengurangi saldo kas pada perusahaaan. Contohnya adalah sebagai berrikut: 1) Bunga yang diperhitungkan oleh bank karena pengambilan uang kas berlebih (overdraft). Dengan kesalahan tersebut saldo kas harus dikredit. 2) Biaya administrasi bank yang menjadi beban perusahaan.

3) Biaya inkaso oleh bank atas relasi perusahaan. e. Adanya kesalahan pencatatan baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun bank. Transaksi yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai penerimaan, tetapi ditolak oleh bank. Dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan mengurangi saldo kas perusahaan. Contohnya adalah : Cek yang diterima dari langganan disetorkan ke bank namun ditolak oleh bank karena tidak ada dananya (cek kosong). No. 1. Kesalahan Jenis Transaksi Dilakukan oleh Bank Penerimaan Uang Pencatatan yang salah Terlalu besar Terlalu kecil Pengeluaran uang Terlalu besar Terlalu kecil 2. Perusahaan Penerimaan uang Terlalu besar Pembetulan terhadap saldo Saldo bank dikurangi sejumlah selisihnya Saldo bank ditambah selisihnya Saldo kas ditambah sejumlah selisihnya Saldo kas ditambah selisihnya Saldo kas perusahaan dikurangi sejumlah selisihnya Saldo kas perusahaan ditambah sejumlah selisihnya Saldo kas perusahaan ditambah sejumlah selisihnya Saldo kas perusahaan dikurangi sejumlah selisihnya

Terlalu kecil

Pengeluaran uang

Terlalu besar

Terlalu kecil

2. Bentuk-Bentuk Rekonsiliasi Bank Rekonsoalisasi bank dapat dibuat dalam dua cara yang berbeda, sebagai berikut: a. Rekonsiliasi saldo akhir, yang dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu: 1) Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukan saldo yang benar (rekonsiliasi bentuk skontro). Dalam laporan rekonsiliasi bank bentuk pertama dapat diketahui berapa sebenarnya saldo bank dan saldo kas yang benar. 2) Laporan rekonsiliasi saldo bank ke saldo kas (rekonsiliasi bentuk staffel). Bentuk ini dibuat bila saldo awal kas perusahaan belum diketahui dan dapat diketahui sebab-sebab terjadinya perbedaan saldo. b. Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhirnya dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu: 1) Laporan rekonsiliasi saldo bank ke saldo kas (empat kolom). 2) Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukan yang benar (delapan kolom) 3. Ayat Penyesuaian Saldo Kas Bank

Dalam rekonsiliasi bank pun perlu dibuatnya ayat jurnal penyesuaian, yaitu untuk transaksi-transaksi khusus dalam rekonsiliasi yang mempengaruhi saldo kas pada perusahaan, agar perusahaan dapat mengidentifikasi transaksi-transaksi yang menyebkan perbedaan saldo kas menurut perusahaan pada saldo kas menurut catatan bank, yang disebabkan oleh kesalahan perusahaan. Namun dalam jurnal penyesuaian saldo kas bank ini, tidak semua transaksi dapat dibuatkan jurnal penyesuaiannnya, seperti: setoran dalam perjalanan, cek dalam perjalanan, uang kas yang belum disetor, serta salah mencatat jumlah yng dilakukan oleh pihak bank.

Pengeluaran kas didalam prakteknya, tidak semua dapat dilakukan dengan menggunakan cek, karena untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil, sangat tidak efektif bila dilakukan dengan menggunakan cek. Untuk itu perusahaan biasanya membentuk suatu dana khusus yang disebut dengan dana kas kecil ( Petty Cash Fund ). Soemarso ( 2004 ) mendefinisikan dana kas kecil sebagai berikut : sejumlah uang tunai tertentu yang disisihkan dalam perusahaan dan digunakan untuk melayani pengeluaran pengeluaran tertentu. Biasanya pengeluaran-pengeluran yang dilakukan melalui dana kas kecil adalah pengeluaranpengeluaran yang jumlahnya tidak besar, pengeluaran-pengeluaran lain dilakukan dengan bank ( dengan cek ). Dari kutipan di atas jelas bahwa dana ini hanya diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan cek. Oleh sebab itu perusahan perlu menetapkan mata anggaran apa saja yang bisa dibayarkan dengan menggunakan kas kecil, dan mata anggaran apa saja yang tidak bisa dilakukan dengan menggunakan dana tersebut, karena tidak semua pengeluaran yang jumlahnya kecil layak dibayarkan dengan menggunakan dana kas kecil. Tetapi ada perkiraan-perkiraan karena alasan tertentu tidak dibayarkan dengan kas kecil, walaupun jumlahnya relatif kecil. Dalam sebuah perusahaan yang sudah besar, fungsi dana kas kecil sangatlah penting untuk menunjang kelancaran aktivitas dari perusahaan, karena setiap pengeluaran yang relatif kecil tidak efektif jika dilakukan dengan menggunakan cek disebabkan penarikan cek memebutuhkan waktu yang lama. Akan tetapi dengan adanya dana kas kecil semua pengeluaran tersebut dapat dilakukan dengan segera. Biasanya pengeluaran yang termasuk dalam dana kas kecil itu sifatnya pengeluaran rutin. Adapun pengeluaran yang dilakukan dengan dana kas kecil adalah biaya-biaya: - Biaya makan minum - Biaya perlengkapan - Biaya keperluan kantor - Serta biaya-biaya lainnya. Karena fungsinya yang demikian penting, maka pada perusahaan yang berukuran menengah besar, dana kas kecil ini sudah merupakan kebutuhan yang mutlak harus ada. Dapat dibayarkan betapa tidak efesiennya apabila dana kas kecil ini tidak disediakan anggarannya oleh perusahan tersebut, karena pada saat akan melakukan pengeluaran uang harus menunggu pencairan cek terlebih dahulu. Tapi kalau perusahaan tersebut menyediakan anggaran bagi dana kas kecil, maka setiap melakukan pengeluaran yang kecil-kecil tidak harus menunggu pencairan cek terlebih dahulu tetapi bisa langsung pembayarannya mengunakan dana kas kecil tadi. Jumlah dana kas kecil yang tersedia ditangan juga tidak boleh terlalu besar jumlahnya, karena akan menyebabkan sejumlah dana yang menganggur dan juga dapat menimbulkan resiko kehilangan. Dengan adanya dana kas kecil yang jumlahnya sesuai kebutuhan, tentu aktivitas perusahaan dapat berjalan lancar. Dalam mengelola dana kas kecil ada dua metode yang bisa digunakan yaitu Imprest Fund Method dan Fluctuation Method. a. Imprest Fund Method Pada sistem Imprest Fund, Baridwan ( 1992 ) mendefinisikan : Didalam sistem ini jumlah dana dalam rekening kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada k asir kas kecil untuk untuk membentuk dana kas kecil Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diperjelas bahwa pada sistem Imprest Fund jumlah dana kas kecil selalu konstan dan tidak berubah-ubah. Biasanya kas kecil ini diisi dengan sejumlash uang yang telah ditetapkan untuk keperluan pembayarn-pembayaran selama jangka waktu tertentu, misalnya satu minggu, dua minggu, ataupun sebulan. Bilamana jangka waktunya telah habis dan jumlah uang dalam kas kecil pun telah menipis, maka kas kecil diisi kembali dengan menarik dana dari kas besar sampai dengan jumlah dana yang telah ditetapkan besarnya. Untuk setiap pengisian kembali dana kas kecil, pemegagang kas kecil selalu melampirkan kas kecil serta bukti-bukti pendukungnya. Walaupun secara teoritis ada dua sistem penggelolaan deana kas kecil, tetapi dalam kenyataanya hampir semua perusahaan yang telah membentuk dana kas, mengelolanya dengan sistem imprest dengan alasan untuk mempermudah pengawasan.

Dari penjelasan tersebut maka jelaslah bahwa dana kas kecil yang dikelola dengan sistem Imprest Fund menghasilkan beberapa keuntungan bagi pihak perusahaan yaitu untuk mempermudah pengawasan, perhitungan dan pertaggung jawaban (Accountabilities). b. Fluctuation Method Menurut Baridwan ( 1992 ) Fluctuation Method dikataka n Dalam sistem fluktuasi saldo rekening kas kecil tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisisan kembali dan pengeluran- pengeluaran dari kas kecil . Dari definisi diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa Fluctuation Method merupakan suatu sistem penggeloalaan dana kas kecil yang saldo rekeningnya tidak tetap dan tergantung pada besar kecilnya pengeluaran yang terjadi untuk periode tertentu, misalnya dalam waktu dua minggu, sebulan dan sebagainya. Pada sistem ini rekening kas kecil yang diselenggarakan harus menunjukkan saldo pada setiap saat sebesar jumlah dana kas kecil yang ada ditangan pemegang dana kas kecil. Ada beberapa prosedur yang perlu dilakukan untuk melaksanakan dana kas kecil a. Prosedur Pembentukan Dana Kas Kecil Tahap pertama dalam menetapkan dana kas kecil adalah mentaksir jumlah dana yang diperlukan untuk kas kecil tersebut. Setelah jumlah ini ditentukan kita misalkan sejumlah Rp. 150.000,-, maka akan ditarik selembar cek untuk sejumlah dana tersebut dan dibuat pencacatan untuk dana kas kecil. Ayat jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut: Kas kecil Rp. 150.000,Kas/Bank Rp. 150.000,Pencacatan yang dilakukan pada sistem Imprest Fund dan pada sistem fluctuation adalah sama yaitu dengan mendebet kas kecil dan mengkredit perkiraan kas atau bank ( yang dimaksud kas di sini adalah kas besar ). b. Prosedur Pengeluaran Dana Kas Kecil Untuk pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan dengan dana kas kecil perlu dibuat bukti pengeluaran kas kecil ( petty cash record ). Tabel 1-1 memperlihatkan contoh bukti pengeluaran kas kecil (petty cash voucher ). Tabel 1-2 memperlihatkan contoh kas kecil (petty cash record).

PENGELOLAAN DANA KAS KECIL


Pengertian Dana Kas Kecil merupakan dana yang digunakan untuk pembayaran dalam batas jumlah tertentu pada setiap masing-masing perusahaan yang dipandang tidak praktis jika menggunakan cek. Dokumen - Dokumen Yang Berkaitan 1. Buku Jurnal Pengeluaran kas, 2. Buku Jurnal Kas Kecil, 3. Formulir Surat Permintaan Pengisian Dana Kas Kecil, 4. Formulir Permintaan Pengeluaran Dana Kas Kecil, 5. Formulir Bukti Pengeluaran Kas Kecil, dan 6. Formulir Laporan Penggunaan Kas Kecil. Bagian - Bagian Yang Terkait Bagian Hutang, Bagian Kasa, Bagian Jurnal dan Laporan, dan Pemegang Dana Kas Kecil.

1. 2. 3. 4.

Metode Pencatatan Dana Kas Kecil 1. Metode Dana Tetap Dana kas kecil ditetapkan dengan jumlah yang relative tetap. Artinya sepanjang jumlah dana yang telah ditetapkan dianggap cukup untuk pengeluaran-pengeluaran kas kecil selama periode tertentu, jumlah dana kas kecil tidak dinaikkan atau diturunkan. Ciri-ciri pengelolaan danan kas kecil dengan metode dana tetap : Pemegang dana kas kecil mengumpulkan bukti pengeluaran kas kecil yang diserahkan oleh bagian-bagian pemakai dana beserta dokumen pendukungnya. Pengisian kembali danan kas kecil dilakukan dengan penarikan cek sebesar dana kas kecil yang telah digunakan. Dana kas kecil yang tersedia akan kembali kepada jumlah yang ditetapkan. Bukti pengeluran kas kecil dicatat dalam jurnal pengeluaran kas oleh bagian jurnal pada saat penggantian dana dengan mendebet akun-akun beban yang terkait dengan dana yang digunakan. 2. Metode Fluktuasi Dana kas kecil tidak ditetapkan dalam jumlah yang tetap sehinggan penggantian dana kas kecil tidak perlu sama dengan jumlah dana yang telah digunakan. Jumlah dana kas kecil akan berfluktuasi, disesuaikan dengan jumlah danan yang diperlukan. Ciri-ciri pengelolaan dana kas kecil dengan metode fluktuasi :

Pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil dicatat debet dalam akun kas kecil. Bukti pengeluaran kas kecil dicatat dalam buku jurnal kas kecil dengan mendebet akun-akun yang terkait dengan penggunaan dana dan kredit akun kas kecil. Besarnya jumlah dana kas kecil yang disediakan berfluktuasi, disesuaikan dengan perkembangan bagianbagian pemakai dana.

You might also like