You are on page 1of 80

Bab III Pelaksanaan Praktikum A. Resep Asli (Resep 1) dr. Saraswati Jl. A.W.

Sjahranie 226 Samarinda SIP : 1403/DU-03/DKK/III/2012 Smd, 14 Maret 2013 R/ Levertraan oil Gom Arab Simplex syrup Cinnamon oil Preservative Aqua ad 10 qs 15 qs qs 50 mL

m. da s.o.m. C I

Pro

: Alam

Umur : 6 th

Resep Standar 1. Sirupus Simplex (Sec ForNas hal. 273) R/ Saccharum Album Methylis Parabenum Aq dest ad 65 250 mg 100 mL

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 18

B. Kelengkapan Resep 1. Paraf Dokter C. Penggolongan Obat O:W:G:B : Levertraan oil, PGA, SS, Cinnamon oil, Preservative, Aq. dest D. Komposisi Bahan 1. Levertraan oil 2. PGA 3. SS 4. Cinnamon oil 5. Preservative 6. Aq. dest E. Uraian Bahan 1. OLEUM IECORIS (Sec FI III hal. 457) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi : Minyak ikan : : Dahulu senyawa ini banyak

digunakan bagi anak-anak sebagai obat pencegah rochitis dan sebagai obat penguat pada keadaan lemah
Laporan Farmasetika 1 Suspensi Page 19

sesudah mengalami infeksi (OOP hsl. 849). d. Indikasi e. Pemerian : Sumber vitamin A dan D : Cairan, kuning pucat, bau khas, agak manis, tidak tengik, rasa khas. f. Kelarutan : Sangat sukar larut dalam etanol 95%, mudah larut dalam kloroform, dalam eter, dan dalam eter minyak tanah g. Dosis h. Inkompatibilitas : DL = 5 mL / :-

2. SIRUPUS SIMPLEX (Sec FI III hal. 567) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian f. Kelarutan g. Dosis h. Inkompatibilitas : Sirop Gula :::: Cairan jernih, tidak berwarna :::-

3. GUMMI ACACIAE (Sec FI III hal. 279) a. Sinonim b. Rumus Struktur


Laporan Farmasetika 1 Suspensi

: Gom akasia, Gom arab :Page 20

c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian

:: Zat tambahan : Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir

f. Kelarutan

: Mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang kental dan temus

cahaya, praktis tidak larut dalam etanol 95%. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

4. NATRII BENZOAS (Sec FI III hal. 395) a. Sinonim b. Rumus Struktur : Natrium benzoat :

c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian

:: Zat pengawet : Butiran atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau hapir tidak berbau.

f. Kelarutan

: Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol 95%.

g. Dosis

:-

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 21

h. Inkompatibilitas

:-

5. OLEUM CINNAMOMI (Sec FI III hal. 454) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Minyak kayumanis ::: Zat tambahan, karminativum : Cairan agak segar berwarna kuning, bau dan rasa khas, jika disimpan menjadi coklat kemerahan. f. Kelarutan : Larutkan 1 mL dalam 8 mL etanol 70%, opalensi yang terjadi tidak lebih kuat dari opalensi larutan yang dibuat dengan menambahkan 0,5 mL perak nitrat o,1 N ke dalam campuran 0,5 mL natrium klorida 0,02 N dan 50 mL air. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

6. AQUA DESTILLATA (Sec FI III hal. 96) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi
Laporan Farmasetika 1 Suspensi

: Air suling ::Page 22

d. Indikasi e. Pemerian

:: Cairan jernih, tidak berbau, tidak mempunyai rasa

f. Kelarutan g. Dosis h. Inkompatibilitas F. Perhitungan Dosis : 1. Ol. Iecoris DL : 1x = 1h = DDR : 1x = 1h = (

:::-

Kesimpulan Dosis Terapi G. Penimbangan Bahan 1. Ol. Iecoris 2. PGA Air PGA 3. SS = = = =

4. Natr. benzoas = 5. Ol. Cinnamomi =

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 23

6. Aq. dest H. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan, ditara timbangan 2. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan 3. Dikalibrasi botol 4. Dimasukkan PGS dan Ol. Iecoris ke dalam mortir, gerus ad homogeny 5. Dimasukkan natr. tetraborat + air ke dalam erlenmeyer, kocok ad larut 6. Dimasukkan air PGA ke dalam mortir, gerus ad homogeny 7. Dimasukkan no. 5 ke dalam mortir, gerus ad homogeny 8. Dimasukkan SS ke dalam mortir, gerus ad homogeny 9. Dimasukkan aq. dest ke dalam mortir, gerus ad homogeny 10. Dimasukkan ke dalam botol, tetesi ol. Cinnamomi, kocok perlahan 11. Diberi etiket putih dan diserahkan I. Penandaan
Laboratorium Farmasetika 1 Akademi Farmasi Samarinda Apoteker : Hashifah D. Putri, S.Far.,Apt No. 1 Tgl. 19/4/2013 Alam sendok makan 1 X sehari 1 sendok teh Pagi tetes Sebelum / Sesudah makan

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 24

Tidak Boleh Diulang Tanpa Resep Dokter

J. Edukasi 1. Obat ini berkhasiat sebagai vitamin A dan D. 2. Obat ini digunakan 1 x sehari 1 sendok makan pada pagi hari. 3. Disimpan di tempat yang terlindung dari cahaya.

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 25

A. Resep Asli (Resep 2) dr. Saraswati Jl. A.W. Sjahranie 226 Samarinda SIP : 1403/DU-03/DKK/III/2012 Smd, 14 Maret 2012 R/ Stearic Acid Coconut oil Polysorbate 80 Sorbitan monooleat Propylene glycol Methyl p-hyrdoxybenzoate Propyl p-hydroxybenzoate Parfum Aqua ad 10 2 qs qs 3 qs qs qs 50

Pro : Nn. Farah B. Kelengkapan Resep 1. Paraf dokter C. Penggolongan Obat O:W:G:-

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 26

B : Stearic acid, coconut oil, polysorbate 80, sorbitan monooleat, PG, nipagin, nipasol, parfum, aq. dest D. Komposisi Bahan 1. Stearic acid 2. Coconut oil 3. Polysorbate 80 4. Sorbitan monooleat 5. PG 6. Nipagin 7. Nipasol 8. Parfum 9. Aq. dest E. Uraian Bahan 1. ACIDUM STEARICUM (Sec FI III hal. 57) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Asam stearat ::: Zat tambahan : Zat padat keras mengkilat

menunjukkan susunan hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin.

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 27

f. Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol 95%, dalam 2 bagian kloroform, dan 3 bagian eter.

g. Dosis h. Inkompatibilitas

::-

2. POLYSORBATUM 80 (Sec FI III hal. 591) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Polisorbat 80 ::: Zat tambahan : Cairan kental seperti minyak, jernih, kuning, bau asam lemak, khas f. Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol 95%, dalam etil asetat dan dalam methanol, larut dalam paraffin cair dan dalam minyak biji kapas g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

3. OLEUM COCOS (Sec FI III hal. 456) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi
Laporan Farmasetika 1 Suspensi

: Minyak kelapa ::Page 28

d. Indikasi e. Pemerian

: Antiiritan : Cairan jernih, tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas, tidak tengik.

f. Kelarutan

: Larut dalam 2 bagian etanol 95% pada suhu 600, sangat mudah larut dalam kloroform dan dalam eter.

g. Dosis h. Inkompatibilitas

::-

4. PROPYLENGLYCOLUM (Sec FI III hal. 534) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Propilenglikol ::: Zat tambahan, pelarut : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis,

higroskopik f. Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol 95%, dengan kloroform, larut dalam 6 bagian eter, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah dan dengan minyak lemak g. Dosis
Laporan Farmasetika 1 Suspensi

:Page 29

h. Inkompatibilitas

:-

5. METHYLIS PARABENUM (Sec FI II hal. 378) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Metil paraben, Nipagin M ::: Zat tambahan, zat pengawet : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal f. Kelarutan : Larut dalam 200 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5

bagian etaol 95%, dalam 3 bagian aseton, mudah larut dalam eter dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

6. PROPYLIS PARABENUM (Sec FI III hal. 535) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi
Laporan Farmasetika 1 Suspensi

: Propil paraben, Nipasol ::Page 30

d. Indikasi e. Pemerian

: Zat pengawet : Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa

f. Kelarutan

: Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol 95%, dalam 3 bagian aseton, dalam 140 bagian gliserol, dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam alkali hidroksida

g. Dosis h. Inkompatibillitas

::-

7. AQUA DESTILLATA (Sec FI III hal. 96) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Air suling :::: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa f. Kelarutan g. Dosis h. Inkompatibilitas :::-

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 31

F. Penghitungan Dosis G. Penimbangan Bahan 1. Asam Stearat 2. Ol. Cocos 3. Nipagin 4. Nipasol 5. Ol. rosae 6. PG 7. HLB : Asam Stearat = Coconut oil = 14,17 Tween 80 15 14,17 4,3 = = = = = = =

14,17

Span 80 Tween 80 =

4,3

15 14,17 =

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 32

Span 80 = H. Cara Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan, ditara timbangan 2. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan 3. Dikalibrasi botol 4. Dilebur asam stearat, ol. Cocos, nipasol, dan span 80 di dalam cawan porselin (camp 1) 5. Dimasukkan nipagin, tween 80, dan PG ke dalam erlenmeyer, panaskan (camp 2) 6. Dimasukkan camp 1 dan camp 2 ke dalam mortir panas, gerus ad homogeny 7. Dimasukkan ke dalam pot salep, diberi etiket biru 8. Diserahkan. I. Penandaan
APOTEK SHIFA FARMA Jl. A.W. Syahranie No. 266 Apoteker : Hashifah S.Far.,Apt Tgl. 19/4/2013 Nn. Farah Pemakaian luar OBAT LUAR

No. 2

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 33

J. Edukasi 1. Obat ini berkhasiat sebagai antiiritan 2. Obat ini digunakan di kulit untuk pemakaian luar.

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 34

A. Resep Asli (Resep 3) dr. Saraswati Jl. A.W. Sjahranie 226 Samarinda SIP : 561/DKK-DU/V/2012 Samarinda, 14 Februari 2013 R/ Spermaseti White wax Vegetable Oil Natrium tetraborat Preservative Antioxidant Aqua rosarum m. da. s.u.e 6 6 30 1,5 qs qs 10

Pro

: Ny. Aqila

B. Kelengkapan Resep 1. Paraf Dokter C. Penggolongan Obat O :W :G :B : Spermaseti, Whte wax, Vegetable oil, Natr. tetraborat,

Preservative, Antioxidant, Aq. rosarum


Laporan Farmasetika 1 Suspensi Page 35

D. Komposisi Bahan 1. Cetaceum 2. Vegetable oil 3. Natrii Tetraboras 4. Preservative 5. Antioxidan 6. Aqua Rosarum E. Uraian Bahan 1. CETACEUM (Sec FI III hal. 141) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Setaseum, Spermaseti ::: Zat tambahan : Massa hablur, bening, licin, putih mutiara, bau dan rasa lemah f. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 95% dingin, larut dalam 20 bagian etanol 95% mendidih, dalam kloroform, dalam eter, dalam dalam mimyak

karbondisulfida,

lemak, dan dalam minyak atsiri. g. Dosis


Laporan Farmasetika 1 Suspensi

:Page 36

h. Inkompatibilitas

:-

2. Vegetable Oil (Handbook oh Pharmaceutidal Excipients hal. 762) a. Sinonim : Hydrogenated Lubritab, Serotex b. Rumus struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian f. Kelarutan g. Dosis h. Inkompatibilitas ::: Zat tambahan ::::cottonseed oil,

3. NATRII TETRABORAS (Sec FI III hal. 427) a. Sinonim b. Rumus struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Natrium tetraborat, Boraks ::: Antiseptik extern : Hablur trasnparan tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak

berbau, rasa asin dan basa. Dalam udara kering merapuh. f. Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 0,6 bagian air mendidih dan dalam lebih
Laporan Farmasetika 1 Suspensi Page 37

kurang 1 bagian gliserol, praktis tidak larut dalam etanol 95%. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

4. CERA ALBA (Sec FI III hal. 140) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Malam putih ::: Zat tambahan : Zat padat, lapisan tipis, bening, putih kekuningan, bau khas lemah. f. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol 95%, dingin, larut dalam kloroform, dalam eter hangat, dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

5. NATRII BENZOAS (FI III hal. 395) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi
Laporan Farmasetika 1 Suspensi

: Natrium benzoate ::Page 38

d. Indikasi e. Pemerian

: Zat pengawet : Butiran atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau hampir tidak

berbau. f. Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol 95%. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

6. OLEUM ROSAE (FI III hal. 459) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Minyak mawar : : : Zat tambahan, pengaroma : cairan tidak berwarna, atau kuning, bau menyerupai bunga mawar, rasa khas. f. Kelarutan : Larut dalam 1 bagian kloroform, larutan jernih. g. Dosis h. Inkompatibilitas F. Perhitungan Dosis Laporan Farmasetika 1 Suspensi Page 39

::-

G. Penimbangan 1. Spermaseti 2. White wax 3. Vegetable oil 4. Natr. tetraborat 5. Natr. benzoas 6. Vit E 7. Aqua rosarum H. Cara Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan, ditara timbangan 2. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan 3. Dilebur cera alba, cetaceum, dan vegetable oil (camp 1) 4. Dimasukkan borax, natr. benzoate, dan aq. rosarum ke dalam erlenmayer, dipanaskan (camp 2) 5. Dimasukkan camp 1 dan camp 2 ke dalam mortir panas, gerus ad homogeny 6. Dimasukkan ke dalam pot plastik 7. Diberi etiket biru, diserahkan. = = = = = = =

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 40

I. Penandaan
APOTEK SHIFA FARMA Jl. A.W. Syahranie No. 266 Apoteker : Hashifah S.Far.,Apt No. 3 Ny. Aqila Pemakaian Luar OBAT LUAR Tgl. 19/4/2013

J. Edukasi 1. Obat ini berkhasiat antiseptik 2. Obat ini digunakan untuk pemakaian luar.

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 41

A. Resep Asli (Resep 4) dr. Saraswati Jl. A.W. Sjahranie 226 Samarinda SIP : 561/DKK-DU/V/2012 Samarinda, 14 Maret 2013 R/ Mineral oil Stearic acid Anhydrous lanolin Trolamine Glycerol Preservative Jasmine Pol Aqua m. da. s.u.e ad 10 10 3 1,5 5 qs qs 80 mL

Pro

: Nn. Purnama

B. Kelengkapan Resep 1. Paraf Dokter C. Penggolongan Obat O :W :G :-

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 42

B : Mineral oil, stearic acid, anhydrous lanoline, trolamine, glycerol, preservative, jasmine oil, Aq. dest D. Komposisi Bahan 1. Mineral oil 2. Stearic acid 3. Anhydrous lanolin 4. Trolamine 5. Glycerol 6. Preservative 7. Jasmine oil 8. Aq dest E. Uraian Bahan 1. PARAFFINUM LIQUIDUM ( Sec FI III hal. 474) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi : Paraffin cair :: Zat ini tidak dicerna dalam saluran lambung-usus dan hanya sebagai zat pelican bagi isi usus dan tinja (OOP hal. 308) d. Indikasi e. Pemerian : Laksativum : Cairan kental, transparan, tidak tidak

berfluoresensi,
Laporan Farmasetika 1 Suspensi

berwarna,
Page 43

hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa. f. Kelarutan : Praktis tidak larut dlaam air dan dalam etanol 95%, larut dalam kloroform dan dalam eter. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

2. ACIDUM STEARICUM (FI III hal. 57) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Asam Stearet ::: Zat tambahan : Zat padat keras mengkilat

menunjukkan susunan hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin. f. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol 95%, dalam 2 bagian kloroform, dan 3 bagian eter. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

3. ADEPS LANAE (Sec FI III hal. 61) a. Sinonim


Laporan Farmasetika 1 Suspensi

: Lemak bulu domba


Page 44

b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian

::: Zat tambahan : Zat serupa lemak, liat, lekat, kuning muda atau kuning pucat, agak

tembus cahaya, bau lemah dan khas. f. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol 95%, mudah larut dalam kloroform dan dalam eter. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

4. TRIAETHANOLAMINUM (Sec FI III hal. 612) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Trietanolamina ::: Zat tambahan : Cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip

amoniak, higroskopik. f. Kelarutan : Mudah larut dlama air dan dalam etanol 95%, larut dalam kloroform. g. Dosis
Laporan Farmasetika 1 Suspensi

:Page 45

h. Inkompatibilitas

:-

5. GLYCEROLUM (Sec FI III hal. 271) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Gliserol, Gliserin : : : Zat tambahan : Cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopis f. Kelarutan : Dapat campur dengan air dn dengan etanol 95%, praktis tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dan dalam minyak lemak. g. Dosis h. Inkompatibiitas ::-

6. AQUA DESTILLATA (Sec FI III hal. 96) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Air Suling :::: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa
Laporan Farmasetika 1 Suspensi Page 46

f. Kelarutan g. Dosis h. Inkompatibilitas

:::-

7. NATRII BENZOAS (FI III hal. 395) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Natrium benzoate : : : Zat pengawet : Butiran atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau hampir tidak

berbau. f. Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol 95%. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

F. Perhitungan Dosis G. Penimbangan 1. Mineral oil 2. Stearic acid = =

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 47

3. Adeps Lanae 4. TEA 5. Gliserol 6. Natr. benzoat 7. Jasmine oil 8. Aqua dest H. Cara Kerja

= = = = = qs = ad 100 mL

1. Disiapkan alat dan bahan, ditara timbangan 2. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan 3. Dilebur mineral oil, as. stearat, dan adeps lanae (camp 1) 4. Dimasukkan natr. benzoas, gliserin, aq. dest dan tea ke dalam erlenmayer, panaskan (camp 2) 5. Dimasukkan camp 1 dan camp 2 ke dalam mortir panas, gerus ad homogeny 6. Dimasukkan ke dalam botol, ditetesi dengan ol. Jasmine 7. Diberi etiket biru, diserahkan.

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 48

I. Penandaan
APOTEK SHIFA FARMA Jl. A.W. Syahranie No. 266 Apoteker : Hashifah S.Far.,Apt No. 4 Tgl. 19/4/2013 Nn. Purnama Pemakaian Luar OBAT LUAR

J. Edukasi 1. Obat ini berkhasiat sebagai antiiritan 2. Obat ini digunakan untuk pemakaian luar

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 49

A. Resep Asli (Resep 5) dr. Saraswati Jl. A.W. Sjahranie 226 Samarinda SIP : 1403/DU-03/DKK/III/2012 Smd, 14 Maret 2013 R/ Sodium lauryl sulfate Sorbitol solution Cetyl alcohol White petrolatum Preservative Rose oil Aqua ad 0,5 6 10 10 qs qs 40

m. da s.u.e

Pro

: Ny. Fadila

B. Kelengkapan Resep 1. Paraf Dokter C. Penggolongan Obat O:W:G:B : Sodium lauryl sulfate, sorbitol solution, cetyl alcohol, white petrolatum, preservative, rose oil, aq. dest

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 50

D. Komposisi Bahan 1. Sodium lauryl sulfate 2. Sorbitol solution 3. Cetyl alcohol 4. White petrolatum 5. Preservative 6. Rose oil 7. Aq. dest E. Uraian Bahan 1. Sodium Lauryl Sulfate (Sec FI III hal. 713) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Sodium lauryl sulfat :::: Serbuk atau hablur, warna putih atau kuning pucat, bau lemah dan khas. f. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larutan berkabut, larut sebagian dalam etanol 95%. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 51

2. SORBITOLUM (Sec FI III hal. 567) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi : Sorbitol :: Alkohol gula ini dipergunakan sebagai laksans secara oral maupun klisma (OOP, 306). d. Indikasi e. Pemerian : Zat tambahan : Serbuk, butiran atau kepingan, putihm rasa manis, higroskopik. f. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, dalam methanol, dan dalam asam asetat. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

3. Cetyl Alcohol (Handbook of Pharmaceutical Excipients hal. 155) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi : Alcohol cetylicus, Acol, Cachalot ::: Coating agent, Emulsifyingagent,

stiffening agent e. Pemerian f. Kelarutan


Laporan Farmasetika 1 Suspensi

::Page 52

g. Dosis h. Inkompatibilitas

::-

4. VASELINUM ALBUM (Sec FI III hal. 633) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Vaselin putih ::: Zat tambahan : Massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan didiamkan hingga dingin tanpa diaduk. f. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 95%, larut dalam kloroform, dalam eter, dan dalam minyak tanah. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

5. METHYLIS PARABENUM (Sec FI III hal. 378) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi : Metil paraben, Nipagin M ::: Zat tambahan, pengawet

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 53

e. Pemerian

: Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar, diikuti rasa tebal

f. Kelarutan

: Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5

bagian etanol 95%, dalam 3 bagian asseton, mudah larut dalam eter dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

6. OLEUM ROSAE (Sec FI III hal. 459) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Minyak mawar ::: : Cairan tidak berwarna atau kuning, bau menyerupai bunga mawar, rasa khas, pada suhu 250C kental, jika didinginkan perlahan-lahan berubah

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 54

menjadi massa hablur bening yang jika dipanaskan mudak melebur. f. Kelarutan : Larut dalam 1 bagian kloroform, larutan jernih. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

7. AQUA DESTILLATA (Sec FI III hal. 96) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Air suling :::: Cairan jernih, tidak berbau, tidak mempunyai rasa f. Kelarutan g. Dosis h. Inkompatibilitas F. Perhitungan Dosis : G. Penimbangan Bahan 1. Sodium lauryl sulfate 2. Sorbitol solution = = :::-

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 55

3. Cetyl alcohol 4. White petrolatum 5. Rose oil 6. Nipagin 7. Aq. dest H. Cara Kerja

= = = = =

1. Disiapkan alat dan bahan, ditara timbangan 2. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan 3. Dilebur vas. Album dan cetyl alcohol (camp 1) 4. Dipanaskan aq. dest, sodium lauryls sulfate, sorbitol, dan nipagin (camp 2) 5. Dimasukkan camp 1 dan camp2 ke dalam mortir panas, gerus ad homogeny 6. Dimasukkan ke dalam pot salep, diberi etiket biru 7. Diserahkan. I. Penandaan
APOTEK SHIFA FARMA Jl. A.W. Syahranie No. 266 Apoteker : Hashifah S.Far.,Apt No. 5 Ny. Fadila Pemakaian Luar OBAT LUAR Tgl. 26/4/2013

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 56

J. Edukasi 1. Obat ini berkhasiat untuk mengeluarkan angin dari dalam tubuh 2. Digunakan untuk pemakaian luar

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 57

A. Resep Asli (Resep 6) dr. Saraswati Jl. A.W. Sjahranie 226 Samarinda SIP : 1403/DU-03/DKK/III/2012 Smd, 14 Maret 2012 R/ Mineral oil 5

f. 30 mL emulsion s. o. vesp. C II h. a.c.

Pro

: H. Hartono

Resep Standar 1. Paraffini emulsum (Sec ForNas hal. 227)\ R/ Paraffini liquidum Gummi Arabicum SS Vanilinum Aethanolum 90% Aq. dest ad 50 mL 12,5 mg 10 mL 4 mg 6 mL 100 mL

B. Kelengkapan Resep 1. Paraf dokter C. Penggolongan Obat

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 58

O: W: G:B : Paraff. Liq, PGA, SS, Vanilin, Etanol 90%, Aq. dest D. Komposisi Bahan 1. Paraffin liq 2. PGA 3. SS 4. Vanilin 5. Etanol 90% 6. Aq. dest E. Uraian Bahan 1. OLEUM MINERALE (Sec FI IV hal. 630) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Minyak mineral :::: Cairan berminyak, jernih, tidak

berwarna, bebas atau praktis bebas dari fluoresensi. f. Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol, larut dalam minyak menguap,
Laporan Farmasetika 1 Suspensi Page 59

dapat lemak,

bercampur tidak

dengan

minyak dengan

bercampur

minyak jarak. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

2. GUMMI ACACIAE (FI III hal. 279) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Gom akasia, Gom arab ::: Zat tambahan : Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir. f. Kelarutan : Mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang kental dan tembus

cahaya. Praktis tidak larut dalam etanol 95%. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

3. SIRUPUS SIMPLEX (Sec FI III hal. 567) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi
Laporan Farmasetika 1 Suspensi

: Sirop gula ::Page 60

d. Indikasi e. Pemerian f. Kelarutan g. Dosis h. Inkompatibilitas

:: Cairan jernh, tidak berwarna :::-

4. VANILLINUM (Sec FI III hal. 632) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Vanilin :::: Hablur halus berbentuk jarum, putih hingga agak kuning, rasa dan bau khas. f. Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam air panas, mudah larut dalam etanol 95% g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

5. AETHANOLUM (Sec FI III hal. 65) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi
Laporan Farmasetika 1 Suspensi

: Etanol, Alkohol ::: Zat tambahan


Page 61

e. Pemerian

: Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas.

f. Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform dan dalam eter.

g. Dosis h. Inkompatibilitas

::-

6. AQUA DESTILLATA (Sec FI III hal. 96) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Air suling :::: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa f. Kelarutan g. Dosis h. Inkompatibilitas F. Penghitungan Dosis G. Penimbangan Bahan 1. Paraffin liq = :::-

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 62

2. PGA Air PGA 3. SS 4. Vanilin 5. Etanol 90% 6. Aq dest H. Cara Kerja

= = = = = =

1. Disiapkan alat dan bahan, ditara timbangan 2. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan 3. Dimasukkan vanillin dan etanol ke dalam Erlenmeyer, kocok ad larut 4. Dimasukkan PGA dan paraffin liq ke dalam mortir, gerus ad terbentuk corpus emulsi 5. Dimasukkan air PGA dan SS ke dalam mortir, gerus ad homogeny 6. Dimasukkan no 3 ke dalam mortir, gerus ad homogeny 7. Dimasukkan ke dalam botol, diberi etiket putih 8. Diserahkan.

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 63

I. Penandaan
Laboratorium Farmasetika 1 Akademi Farmasi Samarinda Apoteker : Hashifah D. Putri, S.Far.,Apt No. 2 Tgl. 26/4/2013 H. Hartono sendok makan 3 X sehari 1 sendok teh jam sebelum makan Tetes Sebelum / Sesudah makan

Tidak Boleh Diulang Tanpa Resep Dokter

J. Edukasi 1. Obat ini berkhasiat sebagai laksativa. 2. Digunakan 1 xsehari 2 sendok makan jam sebelum makan.

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 64

A. Resep Asli (Resep 7) dr. Saraswati Jl. A.W. Sjahranie 226 Samarinda SIP : 561/DKK-DU/V/2012 Smd, 14 Maret 2013 R/ Cimetidine tab Corn oil Tween 80 Span 80 Orange Syr Methyl p-hydroxybenzoate Propyl p-hydroxybenzoate Aqua m. f. emuls s. 3 dd cth I ad no X 10 qs qs 15 qs qs 50 mL

Pro

: Ny. Puspita

Resep Standar 1. Cimetidine (Sec ISO vol 44 hal 401) R/ Simetidine 200 mg B. Kelengkapan Resep 1. Paraf Dokter C. Penggolongan Obat O :-

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 65

W :G : Cimetidine B : Corn oil, Tween 80, Span 80, Orange syr, nipagin, nipasol, Aq. dest D. Komposisi Bahan 1. Cimetidine tab 2. Corn oil 3. Tween 80 4. Span 80 5. Orange syr 6. Nipagin 7. Nipasol 8. Aq. dest E. Uraian Bahan 1. CIMETIDINUM (Sec FI IV hal. 23) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Simetidine ::: Antacida : Serbuk hablur, putih sampai hampir putih, tidak berbau atau bau

merkapton lemah
Laporan Farmasetika 1 Suspensi Page 66

f. Kelarutan

: Larut dalam etanol, dalam polietilen glikol, mudah larut dalam methanol, agak sukar larut dalam air dan dalam kloroform.

g. Dosis h. Inkompatibilitas

::-

2. POLYSORBATUM (Sec FI III hal. 909) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Polisorbat ::: Zat tambahan : Cairan kental seperti minyak, jernih, kuning, bau asam lemak, khas. f. Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol 95%, dalam etil asetat dan dalam methanol, larut dalam paraffin cair dan dalam minyak biji kapas. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

3. METHYLIS PARABENUM (Sec FI III hal. 378) a. Sinonim b. Rumus Struktur


Laporan Farmasetika 1 Suspensi

: Metil Paraben, Nipagin M :Page 67

c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian

:: Zat tambahan, Zat pengawet : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak mebakar diikuti rasa tebal

f. Kelarutan

: Larut dalam 200 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5

bagian etanol 95%, dalam 3 bagian aseton, mudah larut dalam eter dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian glliserol. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

4. PROPYLIS PARABENUM (Sec FI III hal. 535) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Propil paraben, Nipasol ::: Zat pengawet : Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 68

f. Kelarutan

: Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol 95%, dalam 3 bagian aseton, 140 bagian gliserol dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam alkali hidroksida.

g. Dosis h. Inkompatibilitas

::-

5. AQUA DESTILLATA (Sec FI III hal. 96) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Air Suling :::: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa f. Kelarutan g. Dosis h. Inkompatibilitas F. Perhitungan Dosis 1. Cimetidine (OOP hal. 920) DL = 1x = 200 mg 400 mg 1h = 1 2 g :::-

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 69

DDR = 1x = = 1h =

Kes Dosis Terapi G. Penimbangan 1. Cimetidine 2. Corn oil 3. Orange syr 4. Nipagin 5. Nipasol 6. Aq dest 7. HLB : Corn Oil Tween 80 = 15 10 4,5 = 5,5 =

10

Span 80 Tween 80 = Span 80 =

4,5

15 10 = 5

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 70

H. Cara Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan, ditara timbangan 2. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan 3. Dimasukkan cimetidine ke dalam mortir, gerus ad halus, sisihkan 4. Dipanaskan orange syr, nipagin, cimetidine, aq. dest dan tween 80 (camp 1) 5. Dilebr corn oil, nipasol, dan span 80 (camp 2) 6. Dimasukkan camp 1 dan camp 2 ke dalam mortir panas, gerus ad homogeny 7. Dimasukkan ke dalam botol, diberi etiket putih, serahkan I. Penandaan
Laboratorium Farmasetika 1 Akademi Farmasi Samarinda Apoteker : Hashifah D. Putri, S.Far.,Apt No. 3 Tgl. 26/4/2013 Tn. Jono sendok makan 3 X sehari 1 sendok teh Tetes Sebelum / Sesudah makan

Tidak Boleh Diulang Tanpa Resep Dokter

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 71

J. Edukasi 1. Obat ini berkhasiat untuk mengobati maag 2. Obat ini digunakan 3 x sehari 1 sendok teh

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 72

A. Resep Asli (Resep 8) dr. Saraswati Jl. A.W. Sjahranie 226 Samarinda SIP : 1403/DU-03/DKK /III/2012 Smd, 14 Maret 2013 R/ Calamine Anhydrous lanolin Oleic acid Vegetable oil Preservative Jasmine oil Vanillin Lime water m. da s.u.e ad aa 1 0,5 20 qs qs qs 50 mL

Pro

: Ny. Anggun

B. Kelengkapan Resep 1. Paraf Dokter C. Penggolongan Obat O :W :G :-

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 73

B : Calamine, Adeps lanae, Oleic acid, Vegetable oil, Preservative, Jasmine oil, Vanilin, Lime water D. Komposisi Bahan 1. Calamine 2. Adeps lanae 3. Oleic acid 4. Vegetable oil 5. Preservative 6. Jasmine oil 7. Vanilin 8. Lime water E. Uraian Bahan 1. CALAMINUM (Sec FI III hal. 119) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Kalamin ::: Antiseptik extern : Serbuk halus, merah jambu, tidak berbau, praktis tidak berasa f. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam asam mineral g. Dosis
Laporan Farmasetika 1 Suspensi

:Page 74

h. Inkompatibilitas

:-

2. ADEPS LANAE (FI III hal. 61) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Lemak bulu domba ::: Zat tambahan : Zat serupa lemak, liat, likat, kuning muda atau kuning pucat, agak

tembus cahaya, bau lemah dank has. f. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dlaam etanol 95%, mudah larut dlaam kloroform dan dalam eter. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

3. ACIDUM OLEICUM (FI III hal. 56) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Asam oleat ::: Zat tambahan : Cairan kental, kekuningan sampai coklat muda, bau dan rasa khas.

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 75

f. Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam etnao, dalam kloroform, dalam eter dan dalam minyak tanah

g. Dosis h. Inkompatibilitas

::-

4. Vegetable oil (Handbook of Pharmaceutical Excipients hal. 762) a. Sinonim : Hydrogenated cottonseed oil, Libritab, Sarotex b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian f. Kelarutan g. Dosis h. Inkompatibilitas :::::::-

5. NATRII BENZOAS (Sec FI III hal. 396) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Natrium benzoat ::: Zat pengawet : Butiran atau serbuk hablur, putih tidak berbau atau hampir tidak berbau
Laporan Farmasetika 1 Suspensi Page 76

f. Kelarutan

: Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol 95%

g. Dosis h. Inkompatibilitas

::-

6. VANILLINUM (Sec FI III hal. 632) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Vanilin :::: Hablur halus berbentuk jarum, putih hingga agak kuning, rasa dan bau khas. f. Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam air panas, mudah larut dalam etanol 95%. g. Dosis h. Inkompatibillitas F. Perhitungan Dosis G. Penimbangan 1. Calamine = ::-

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 77

2. Adeps Lanae = 3. Oleic acid =

4. Vegetable oil = 5. Ol. Yasmine 6. Vanilin 7. Lime water H. Cara Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan, ditara timbangan 2. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan 3. Dilebur calamine, adeps lanae, olein acid, dan vegetable oil (camp 1) 4. Dipanaskan lime water, natr. benzoas, dan vanillin (camp 2) 5. Dimasukkan camp 1 dan camp 2 ke dalam homogeny 6. Dimasukkan ke dalam botol, ditetesi dengan ol. Yasmine 7. Diberi etiket biru, diserahkan mortir, gerus ad = = =

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 78

I. Penandaan
APOTEK SHIFA FARMA Jl. A.W. Syahranie No. 266 Apoteker : Hashifah S.Far.,Apt No. 4 Nn. Anggun Pemakaian Luar OBAT LUAR Tgl. 26/4/2013

J. Edukasi 1. Obat ini berkhasiat sebagai antiseptic extern 2. Obat ini digunakan untuk pemakaian luar

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 79

A. Resep Asli (Resep 9) dr. Saraswati Jl. A.W. Sjahranie 226 Samarinda SIP : 1403/DU-03/DKK/III/2012 Smd, 14 Maret 2013 R/ Coconut oil Potassium hydroxide CMC Stearic acid Glycerine Menthol Preservative Aqua m. da s.u.e ad 15 2 0,5 0,5 2 0,1 qs 50

Pro

: Tn. Aditya

B. Kelengkapan Resep 1. Paraf dokter C. Penggolongan Obat O:W:G:-

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 80

B : Coconut oil, Potassium hydroxide, CMC, Stearic acid, Glycerine, Menthol, Preservative, Aq. dest D. Komposisi Bahan 1. Coconut oil 2. Potassium hydroxide 3. CMC 4. Stearic acid 5. Glycerine 6. Menthol 7. Preservative 8. Aq. dest E. Uraian Bahan 1. OLEUM COCOS (Sec FI III hal. 456) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Minyak kelapa ::: Zat tambahan : Cairan jernih, tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas, tidak tengik f. Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol 95% pada suhu 600C, sangat mudah larut dalam kloroform dan dalam eter.
Laporan Farmasetika 1 Suspensi Page 81

g. Dosis h. Inkompatibilitas

::-

2. METHYLCELLULOSUM (Sec FI IV hal. 544) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Metilselulisa ::: Zat tambahan : Serbuk berserat / granul, berwarna putih. Suspense dalam air bereaksi netral terhadap lakmus, mengembang dalam air dan membentuk suspense yang jernih hingga opalesan, kental, koloidal. f. Kelarutan : Tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam kloroform, larut dalam asam asetat glasial dan dalam dengan

campuran

volume

sama

etanol dan kloroform. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

3. ACIDUM STEARICUM (Sec FI III hal. 57) a. Sinonim


Laporan Farmasetika 1 Suspensi

: Asam stearat
Page 82

b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian

::: Zat tambahan : Zat padat keras mengkilat

menunjukkan susunan habur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin. f. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol 95%, dalam 2 bagian kloroform, dan dalam 3 bagian eter. g. Dosis h. Inkompatibilitas ::-

4. GLYCEROLUM (Sec FI III hal. 271) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi : Gliserol, gliserin :: Digunakan sebagai sediaan rektal untuk segera mengosongkan usus besar (OOP hal. 306) d. Indikasi e. Pemerian : Zat tambahan : Cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik.
Laporan Farmasetika 1 Suspensi Page 83

f. Kelarutan

: Dapat campur dalam air, dan dengan etanol 95%, praktis tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dan dalam minyak lemak.

g. Dosis h. Inkompatibilitas

::-

5. MENTHOLUM (FI III hal. 362) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Mentol : :: Korigen, antiiritan : Hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna, bau tajam seperti minyak permen, rasa panas dan aromatic diikuti rasa dingin. f. Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam eter, mudah larut dalam paraffin cair dan dalam minyak atsiri. g. Dosis h. Inkompatibilitas
Laporan Farmasetika 1 Suspensi

::Page 84

6. Potassium Hydroxide (Handbook of Pharmaceutical Excipients hal. 576) a. Sinonim : Kalii hydroxidatum b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian f. Kelarutan g. Dosis h. Inkompatibilitas ::: Alkalizing agent ::::hydroxidum, Kalium

7. AQUA DESTILLATA (Sec FI III hal. 96) a. Sinonim b. Rumus Struktur c. Farmakologi d. Indikasi e. Pemerian : Air suling :::: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa f. Kelarutan g. Dosis h. Inkompatibilitas :::-

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 85

F. Penghitungan Dosis G. Penimbangan Bahan 1. Coconut oil 2. Potassium hydroxida 3. CMC Air CMC 4. Stearic acid 5. Glycerin 6. Menthol 7. Natr. benzoat 8. Aq dest H. Cara Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan, ditara timbangan 2. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan 3. Dilebur coconut oil, stearic acid, dan mentol (camp 1) 4. Dimasukkan air panas dan ditabur CMC ke dalam mortir, ditunggu hingga mengembang 5. Dimasukkan potassium hydroxide dan glycerin ke dalam mortir, gerus ad homogeny = = = = = = = = =

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 86

6. Dimasukkan aq. dest ke dalam mortir, gerus ad homogeny (camp 2) 7. Dimasukkan camp 1 dan camp 2 ke dalam mortir panas, gerus ad homogeny 8. Dimasukkan ke dalam botol, diberi etiket biru, serahkan. I. Penandaan
APOTEK SHIFA FARMA Jl. A.W. Syahranie No. 266 Apoteker : Hashifah S.Far.,Apt No. 5 Tn. Aditya Pemakaian Luar OBAT LUAR Tgl. 26/4/2013

J. Edukasi 1. Obat ini berkhasiat sebagai antiiritan 2. Digunakan untuk pemakaian luar

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 87

Bab IV Pembahasan Resep 1 Pada resep pertama dalam praktikum ini, praktikan membuat sediaan emulsi. Emulsi adalah sediaan cair yang mengandung partikel cair tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Sediaan emulsi ini mengandung bahan obat, antara lain : Levertraan yang berkhasiat sebagai sumber vitamin a dan d Natrium benzoas sebagai bahan pengawet Ol. Cinnamomi yang berkhasiat sebagai karminativa Adapun zat tambahan dalam sediaan ini yaitu syrup simplex, PGA, dan Aq. dest Adapun pembuatan sediaan obat ini. Hal pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan lalu tara timbangan. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan. Dimasukkan PGA dan ol. Iecoris ke dalam mortir, gerus hingga terbentuk corpus emulsi. Dimasukkan air PGA, gerus hingga homogen. Dimasukkan natr. benzoas, SS, dan Aq. dest ke dalam mortir, gerus hingga homogen. Dimasukkan ke dalam botol dan beri etiket putih lalu diserahkan.

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 88

Obat ini berkhasiat sebagai sumber vitamin A dan D yang digunakan 1 x sehari 1 sendok makan. Resep 2 Pada resep kedua ini praktikan membuat sediaan emulsi untuk

pemakaian luar, adapun bahan-bahan yang digunakan, antara lain : Nipagin dan Nipasol yang berkhasiat sebagai zat pengawet. Nipagin untuk mengawekan bahan yang larut dalam air sedangkan nipasol mengawetkan bahan yang larut dalam minyak Adapun zat tambahan dalam sediaan ini yaitu, Stearic acid, coconut oil, span 80, tween 80, ol. Rosae, dan Aq. dest Adapun pembuatan sediaan obat ini. Hal pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan lalu tara timbangan. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan. Dilebur asam stearate, ol. Cocos, nipasol, dan span 80 (camp 1). Dipanaskan nipagin, tween 80, dan PG (camp 2). Lalu campuran 1 dan campuran 2 dimasukkan ke dalam mortir panas, digerus hingga homogen. Setelah itu ditetesi dengan ol. Rosae. Dimasukkan ke dalam pot salep, diberi etiket biru dan diserahkan. Obat ini berkhasiat untuk antiiritan yang digunakan dengan cara dioleskan pada kulit.

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 89

Resep 3 Pada resep ketiga ini, praktikan membuat sediaan emulsi, adapun bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : Natrium tetraborat yang berkhasiat sebagai antiseptic extern Ol. Rosae yang berkhasiat sebagai pengaroma. Natrium benzoate yang berkhasiat sebagai zat pengawet Adapun zat tambahannya adalah Spermaseti, Vegetable oil, dan Cera alba Adapun cara pembuatan sediaan ini. Hal pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan, lalu tara timbangan. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan. Dilebur cera alba, cetaceum, dan vegetable oil (camp 1). Dipanaskan borax, natr. benzoate, dan aqua rosarum (camp 2). Dimasukkan campuran 1 dan 2 ke dalam mortir panas, gerus hingga homogen. Obat ini berkhasiat sebagai antiseptic extern yang ditujukan untuk pemakaian luar. Resep 4 Pada resep keempat ini, praktikan membuat emulsi, adapun bahanbahan yang digunakan adalah sebagai berikut : Paraffin liq yang berkhasiat sebagai laksativum atau pencahar. Nipagin yang berkhasiat sebagai zat pengawet

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 90

Adapun zat tambahannya adalah Stearic acid, Adeps lanae, TEA, Gliserin, Ol. Jasmine, dan Aq. dest Adapun cara pembuatan sediaan ini. Hal pertama yang dilakukan

adalah disiapkan alat dan bahan, lalu tara timbangan. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan. Dilebur mineral oil, asam stearate, dan adeps lanae (camp 1). Dipanaskan natrium benzoas, TEA, gliserin, dan Aq. dest (camp 2). Dimasukkan camp 1 dan camp 2 ke dalam mortir panas, gerus hingga homogen. Dimasukkan ke dalam botol, tetesi dengan ol. Jasmine. Diberi etiket biru dan serahkan. Obat ini berkhasiat sebagai pencahar yang ditujukan untuk pemakaian luar. Resep 5 Pada resep kelima dalam praktikum ini, praktikan membuat sediaan emulsi. Sediaan emulsi ini mengandung bahan obat, antara lain : Cetyl alcohol yang berkhasiat sebagai coating agent, emulsifying agent, stiffening agent Natrium benzoat berkhasiat sebagai zat pengawet. Adapun zat tambahan dalam sediaan ini yaitu Sodium lauryl sulfate, Sorbitol solution, Vaselin album, Rose oil, dan Aq. dest

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 91

Adapun pembuatan sediaan obat ini. Hal pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan lalu tara timbangan. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan. Dimasukkan vaselin album dan cetyl alcohol (camp 1). Dipanaskan sodium lauryl sulfate, sorbitol, nipagin, dan Aq. dest (camp 2). Dimasukkan camp 1 dan camp 2 ke dalam mortir, gerus hingga homogen. Dimasukkan ke dalam pot salep, diberi etiket biru dan diserahkan. Obat ini berkhasiat untuk mengeluarkan angin dari dalam tubuh. Digunakan untuk pemakaian luar. Resep 6 Pada resep keenam ini praktikan membuat sediaan mineral oil

emulsion, adapun bahan-bahan yang digunakan, antara lain : Paraffin liq yang berkhasiat sebagai laxative atau pencahar Adapun zat tambahan dalam sediaan ini yaitu PGA, SS, Vanillin, Etanol 90%, dan Aqua dest Adapun pembuatan sediaan obat ini. Hal pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan lalu tara timbangan. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan. Dimasukkan vanillin dan etanol ke dalam Erlenmeyer, kocok hingga larut. Dimasukkan PGA dan Mineral oil ke dalam mortir, gerus hingga terbentuk corpus emulsi. Dimasukkan aip PGA dan SS ke dalam mortir, gerus hingga homogen. Dimasukkan larutan vanillin, gerus

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 92

hingga homogen. Dimasukkan ke dalam botol, diberi etiket putih dan diserahkan. Obat ini berkhasiat sebagai pencahar yang digunakan 1 x sehari 2 sendok makan jam sebelum makan. Resep 7 Pada resep ketujuh ini, praktikan membuat sediaan cimetidine oral emulsion, adapun bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : Cimetidine yang berkhasiat sebagai antacid Nipagin dan Nipasol yang berkhasiat sebagai bahan pengawet. Nipagin digunakan untuk mengawetkan bahan yang larut dalam air sedangkan nipasol digunakan untuk mengawetkan bahan yang larut dalam minyak. Adapun zat tambahannya adalah Corn oil, Tween 80, Span 80, Orange syr, dan Aq. dest Adapun cara pembuatan sediaan ini. Hal pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan, lalu tara timbangan. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan. Dimasukkan cimetidine tab ke dalam mortir, gerus hingga halus. Dilebur corn oil, nipasol, dan span 80 (camp 1). Dipanaskan cimetidine, orange syr, nipagin, tween 80, dan Aq. dest (camp 2). Dimasukkan camp 1 dan camp 2 ke dalam mortir panas, gerus hingga homogeny. Dimasukkan ke dalam botol, diberi etiket putih dan diserahkan.

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 93

Obat ini berkhasiat sebagai antacid yang digunakan 3 x sehari 1 sendok teh sebelum makan. Resep 8 Pada resep kedelapan ini praktikan membuat sediaan protective

lotion, adapun bahan-bahan yang digunakan, antara lain : Calamin yang berkhasiat sebagai antiseptic extern Natrium benzoas yang berkhasiat sebagai zat pengawet Adapun zat tambahan dalam sediaan ini yaitu Adeps lanae, Olein acid, Vegetable oil, Ol. Jasmine, Vanillin, dan Lime water. Adapun pembuatan sediaan obat ini. Hal pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan lalu tara timbangan. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan. Dilebur adeps lanae, calamine, oleic acid, dan vegetable oil (camp 1). Dipanaskan lime water, natrium benzoate, dan vanillin (camp 2). Dimasukkan camp 1 dan camp 2 ke dalam mortir panas, gerus hingga homogen. Dimasukkan ke dalam botol, diberi etiket biru dan diserahkan. Obat ini berkhasiat sebagai antiseptic extern yang ditujukan untuk pemakaian luar.

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 94

Resep 9 Pada resep kesembilan ini, praktikan membuat sediaan liquid soap, adapun bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : Mentol yang berkhasiat sebagai korigen, antiiritan Natrium benzoat yang berkhasiat sebagai zat pengawet. Potassium hydroxide yang berkhasiat sebagai alkalizing agent Adapun zat tambahannya adalah Coconut oil, CMC, stearic acid, Glycerin, dan Aq. dest Adapun cara pembuatan sediaan ini. Hal pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan, lalu tara timbangan. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan. Dilebur coconut oil, stearic acid, dan mentol (camp 1). Dimasukkan air panas lalu ditabur CMC, ditunggu hingga mengembang. Setelah itu dimasukkan potassium hydroxide dan glycerin, gerus hingga homogen. Dimasukkan Aq. dest ke dalam mortir, gerus hingga homogen (camp 2). Dimasukkan camp 1 dan camp 2 ke dalam mortir panas, gerus hingga homogen. Dimasukkan ke dalam botol, diberi etiket biru dan diserahkan. Obat ini berkhasiat sebagai antiiritan yang ditujukan untuk pemakaian luar.

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 95

Bab V Penutup A. Kesimpulan Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil yang kurang bagus karena masih saja ada emulsi yang pecah.

B. Saran Pada praktikum selanjutnya diharapkan praktikan bisa lebih cermat dan teliti agar hasil praktikum lebih baik.

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 96

Daftar Pustaka Arief, Muhammad. 1987. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III. Depkes RI, Jakarta. Anonim. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Depkes RI : Jakarta Drs. H. Syamsuni, Apt. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. EGC Penerbit Buku Kedokteran :Jakarta. Dra. Zubaidah, Apt, dkk. 2009. Ilmu Resep. PPB SMF-SMKF: Jakarta.

Laporan Farmasetika 1 Suspensi

Page 97

You might also like