You are on page 1of 36

132

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

A. Judul
Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI) untuk Meningkatkan
Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Materi Optik Kelas VIIIA SMPN 7
Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009.
B. Mata Pelajaran dan Bidang Kajian
a. Mata pelajaran : IPA.
b. Bidang Kajian : Fisika.
C. Pendahuluan
Kelas VIIIA SMPN 7 Semarang adalah kelas heterogen,
berjumlah 42siswa terdiri dari 26 perempuan dan 16 laki-laki. Menurut
keteranganguru mata pelajaran, hasil belajar siswa mata pelajaran IPA
semester I tahun 2008/2009 adalah : nilai tertinggi 83, nilai terendah 60 dan
rata-rata = 68,3, ketuntasan belajar = 52,3% dengan Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) = 68. Hasil tersebut belum sesuai harapan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMPN 7 Semarang yang telah
menetapkan ketuntasan belajar individu = 68 dan ketuntasan belajar klasikal
75%.
Pembelajaran materi optik tahun 2005/2006 sampai 2007/2008
telah dilakukan dengan menerapkan berbagai model. Pengaruh penerapan
model terhadap hasil belajar siswa dapat diketahui dari ketuntasan hasil
belajar yang dicapai. Menurut Supratioko,K,(2009) guru pengampu fisika
pada kelas tersebut, ketuntasan hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan
model Direct Instruction (DI) adalah 34,28%. Ketuntasan hasil belajar siswa
pada pembelajaran yang menerapkan model demontrasi 68,42%. Dan
ketuntasan hasil belajar siswa pada pembelajaran yang menerapkan model
jigsaw 34,21%. Secara ringkas ditunjukkan oleh Tabel 1. Dari keterangan
tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1) penggunaan model pembelajaran
mempengaruhi hasil belajar siswa. 2) melalui demontrasi materi optik lebih
mudah difahami siswa. 3) tingkat keberhasilan belajar materi optik dengan

1
132

menerapkan model pembelajaran demontrasi di SMPN 7 Semarang lebih


baik dari pada Direct Instruction(DI) atau jigsaw.
Tabel 1. Ketuntasan belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dan Model Pembelajaran
Tahun
NO Siswa tuntas KKM Model Pembelajaran
Pelajaran
67 Direct Instruction(DI)-
1 2005/2006 34,28%
tanya jawab.
2 2006/2007 68,42% 67 Demostrasi.
3 2007/2008 34,21% 68 Jigsaw.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 25 Februari 2009,


aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran adalah 5 siswa mendengarkan
penjelasan guru sambil tiduran, 10 siswa berbicara sendiri dengan teman
duduk di dekatnya saat guru membahas soal latihan. Lebih dari 50%
pertanyaan yang diajukan guru, siswa menjawab tidak benar. Siswa kurang
percaya diri dalam menyampaikan gagasan. Dua dari sepuluh kelompok
tidak bersedia mempresentasikan hasil diskusi mereka. Dan aktivitas siswa
belum terlihat secara signifikan. Hal tersebut menunjukkan aktivitas siswa
belum terlatih.
Peningkatan hasil belajar masih dimungkinkan untuk dapat
diperoleh dengan menerapkan model pengajaran yang memanfaatkan
keragaman dalam kelas dan karakter siswa pada usia sekitar 12-13 tahun
yang sangat dinamis. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Instruction/PBI) dapat menjadi pilihan karena Model PBI sesuai dengan
karakter siswa SMP. Siswa SMP biasa menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan PBI siswa dilatih dan
ditunjukkan dengan contoh nyata bagaimana menemukan dan memecahan
masalah dengan baik. Kompetensi ini penting untuk bekal hidup mereka
mencapai kemandirian. Dengan PBI disamping belajar melakukan
pemecahan masalah kontektual, mereka diharapkan lebih banyak melakukan
aktivitas dalambelajar IPA. Menurut Ibrahim (dalam Trianto, 2007: 72)
peran guru dalam Problem Based Instruction/(PBI) antara lain:
mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, menfasilitasi/membimbing

2
132

penyelidikan, menfasilitasi dialog siswa dan mendukung belajar siswa.


Dengan peran tersebut maka guru menjalankan fungsinya sebagai motivator
belajar dan memberi perhatian serta bimbingan untuk mencapai kemandirian
dalam menemukan dan memecahkan masalah IPA.
Materi optikkonsep dan penerapan cermin dan lensa dalam
produk teknologi sehari-hari merupakan materi esensial karena dekat dengan
kehidupan manusia, benda dan gejalanya mudah ditemukan. Tingkat
keabstrakan konsep optik dapat berkurang dengan bantuan pengamatan obyek
nyata. Cermin dan lensa mudah kita jumpai pada kehidupan sehari-hari dalam
berbagai aplikasidari tingkat sederhana sampai yang rumit. Dengan karakter
semacam ini memungkinkan siswa untuk dapat menemukan masalah dalam
kehidupan sehari-hari dan mengamati melalui percobaan/eksperimen dengan
bimbingan guru.
Memperhatikan hal tersebut peningkatan hasil belajar
dan aktiftas siswa dapat diupayakan pada materi optik melalui penerapan
model Problem Based Instruction/(PBI). Oleh karena itu PTK tentang
Penerapan Model Problem Based Instruction/(PBI) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Materi Optik perlu dilaksanakan.
D. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas masalah yang dikaji adalah bagaimana
peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa melalui penerapan model
Problem Based Instruction (PBI) materi optik di kelas VIIIA SMP Negeri
7Semarang tahun pelajaran 2008/2009?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan
aktivitas siswa pada materi optik kelas VIIIA SMP 7Semarang tahun
pelajaran 2008/2009 melalui penerapan model PBI .

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
3
132

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa materi optikkonsep dan


penerapan cermin dan lensa dalam produk teknologi sehari-hari melalui
penerapan model PBI.
2. Meningkatkan aktivitas siswa materi optikkonsep dan penerapan cermin
dan lensa dalam produk teknologi sehari-hari melalui penerapan model
PBI.
G. Batasan dan Pengertian Istilah
1. Hasil belajar : merupkan bentuk atau wujud prestasi yang dicapai
siswa setelah melakukan proses belajar. Menurut Bloom hasil belajar
meliputi tiga aspek perubahan yaitu: 1) Aspek kognitif yaitu hasil
belajar dalam hal perolehan pengetahuan dan pemahaman. 2) Aspek
afektif yaitu hasil belajar dalam hal perolehan nilai-nilai dan sikap. 3)
Aspek psikomotorik yaitu hasil belajar dalam hal perolehan
ketrampilan.
2. Aktivitas : Kegiatan-kegiatan siswa yang menunjuk pada jenis
kemampuan tertentu. Dalam penelitian ini aktivitas siswa dibatasi
hanya dua jenis kegiatan yaitu: kegiatan-kegiatan lisan/oral dan
kegiatan-kegiatan visual. Kegiatan visual yang berhubungan dengan
eksperimen meliputi: menyiapkan alat, memilih alat, merangkai alat
/kit potik, mengoperasikan alat dan melakukan pengukuran. Kegiatan
lisan/oral meliputi: mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,
menyampaikan pendapat, memaparkan hasil diskusidan menarik
kesimpulan.
3. Problem Based Instruction (PBI) adalah suatu model pengajaran yang
didasarkan pada banyaknya masalah, siswa mengerjakan permasalahan
yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka
sendiri, mengembangkan inkuiri, meningkatkan ketrampilan berfikir
tingkat lebih tinggi serta mengembangkan kemandirian dan percaya
diri.
4. Materi optik : adalah materi ajar yang dikembangkan dari
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) meliputi prilaku cahaya

4
132

pada cermin, lensa, kaca plan paralel, prisma dan aplikasinya pada
alat-alat optik yang ditemuan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini hanya berlaku pada materi optik di
kelas VIIIA SMP 7 Semarang tahun pelajaran 2008/2009.
H. Kajian Pustaka
a. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).
Embrio model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
dicetuskan sejak tahun 1916 oleh John Dewey. Dewey menganjurkan guru
untuk mendorong siswa terlibat dalam tugas proyek dan membantu
mereka menyelidiki masalah-masalah intelektual dan sosial (Wiyanto,
2008: 24). Menurut Dewey (dalam Sujana, 2001: 19) belajar berdasarkan
masalah adalah interaksi antara stimulus dan respons, merupakan
hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi
masukan berupa bantuan dan masalah sedang sistem syaraf otak
menafsirkan secara efektif sehingga masalah dapat dianalisis dan dicari
pemecahannya dengan baik. Pembelajaran berbasis masalah yang baik
menurut Arends (Arends,1997 dalam Wiyanto, 2008: 26-27) diawali
dengan mengangkat masalah dari dunia nyata yang bermakna. Termasuk
dalam pembelajaran berbasis masalah ini adalah pembelajaran inquiry dan
pembelajaran discovery. Discovery merupakan proses mental dalam
mengasimilasikan konsep dan prinsip. Inquiry dibedakan dalam tiga
tingkatan yaitu:1) discovery, 2) inkuiri terbimbing dan 3) inkuiri terbuka.
Konsekuensi dari PBI ini adalah membangkitkan usaha sendiri
untuk mencari pemecahan masalah dan memberi keleluasaan kepada siswa
untuk mengkonstruksi pengetahuannya. Sehingga model PBI merupakan
suatu model pembelajaran yang : 1) didasarkan pada banyaknya
permasalahan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan
yang nyata pula. 2) didasarkan pada usaha sendiri untuk memecahkan
masalah serta membangun pengetahuan yang menyertainya. 3)
menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna (Trianto, 2007:
67). Secara garis besar PBI terdiri dari penyajian kepada siswa situasi
masalah yang otentik dan bermakna yang dapat memberi kemudahan

5
132

kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. PBI


dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan ketrampilan intelektual,
belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi siswa yang otonom dan
mandiri. Lingkungan belajar PBI dicirikan oleh keterbukaan, proses
demokrasi dan peran aktif siswa. Peran guru dalam pembelajaran PBI
adalah mengajukan masalah, memfasilitasi penyelidikan, menfasilitasi
dialog siswadan mendukung belajar siswa (Trianto, 2007: 72). Ciri utama
pembelajaran model PBI adalah :
1) Suatu pengajuan pertanyaan atau masalah.
2) Suatu pemusatan antar disiplin, penyelidikan authentik.
3) Menghasilkan karya dan peragaan.
(Depdiknas, 2004: 23). Sintak pembelajaran model PBI adalah seperti
pada Tabel 2.

Tabel 2. Sintak Pembelajaran PBI

6
132

Fase-Fase Perilaku Guru

Fase 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,


Orientasi siswa kepada menjelaskan logistik yang dibutuhkan,
masalah. memotivasi siswa terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah yang dipilih.
Fase 2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan
Mengorganisasikan mengorganisasikan tugas belajar yang
siswa untuk belajar. berhubungan dengan masalah tersebut.
Fase 3. Membimbing Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
penyelidikan individu informasi yang sesuai, melaksanakan
maupun kelompok. eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
Guru nmembantu siswa dalam merencanakan
Fase 4. Mengembangkan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
dan menyajikan hasil laporan, video dan model dan membantu
karya. mereka untuk berbagi tugas dengan teman.

Guru membantu siswa untuk melakukan


Fase 5. Menganalisis dan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mengevaluasi proses mereka dan proses-proses yang mereka
pemecahan masalah. gunakan.

(Trianto, 2007: 71-72)


b. Hasil Belajar.
Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan
nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Kamus Bahasa
Indonesia). Istilah hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan baru
sama sekali atau dapat juga berupa penyempurnaan maupun
pengembangan dari suatu kemampuan yang telah dimiliki seseorang yang
diperoleh dari proses belajar (Winkel, 1978: 38). Berdasar pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada dua hasil belajar yaitu a) Sesuatu
yang memang dituju yang merupakan kemampuan baru atau
penyempurnaan kemampuan yang telah dimiliki. b) Sesuatu yang tidak
dituju yang merupakan efek samping. (Widyaningsih, 2008: 10)

7
132

Pembelajaran diharapkan dapat berperan mengubah tingkah laku


siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (2005: 111) bahwa
hasil belajar adalah bentuk tingkah laku yang dimiliki siswa setelah
menyelesaikan pengalaman belajar. Bentuk tingkah laku itu dapat berupa
kemampuanmemberi reaksi terhadap rangsangan sosial verbal,
mengemukakan konsep, prinsip dan memecahkan masalah. Hasil belajar
diperoleh siswa setelah dinyatakan berhasil dalam suatu penilaian yang
dilakukan pada akhir pembelajaran. Hasil belajar pada hakekatnya tersirat
dalam tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu hasil belajar siswa di sekolah
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pembelajaran.
Dalam pandangan Dick, dkk (dalam Sopan, 2000: 30) hasil belajar
merupakankemapuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan
pembelajaran. Mereka membedakan hasil belajar atas empat macam yaitu
pengetahuan, ketrampilan intelektual, ketrampilan motorik, dan sikap.
Untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa maka dilakukan
penilaian. Penilaian dapat diadakan setiap saat selama kegiatan
berlangsung, dapat pula diadakan setelah siswa menyelesaikan suatu
program pembelajaran dalam waktu tertentu. Penilaian terhadap hasil
belajar menggunakan alat ukur berupa tes maupun non tes.
Menurut Bloom hasil belajar meliputi tiga aspek perubahan yaitu:
1. Aspek Kognitif yaitu hasil belajar dalam hal perolehan pengetahuan
dan pemahaman.
2. Aspek Afektif yaitu hasil belajar dalam hal perolehan nilai-nilai dan
sikap.
3. Aspek Psikomotorik yaitu hasil belajar dalam hal perolehan
ketrampilan diminatinya.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat diambil kesimpulanbahwa
hasil belajar adalah bentuk tingkah laku yang dimiliki siswa setelah
menyelesaikan pengalaman belajaryang meliputi aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik.

c. Aktivitas dalam Pembelajaran.

8
132

Diantara ahli yang menjelaskan aktivitas adalah Paul D. Dierich.


Menurut Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2008: 172-173) aktivitas belajar
dibedakan dalam 8 kelompok: a) kegiatan-kegiatan visual, b) kegiatan-
kegiatan lisan/oral, c) kegiatan-kegiatan mendengarkan, d) kegiatan-
kegiatan menulis, e) kegiatan-kegiatan menggambar, f) kegiatan-kegiatan
metrik, g) kegiatan-kegiatan emosional, h) kegiatan-kegiatan mental.
Penelitian ini menitik beratkan aktivitas belajar pada kegiatan-kegiatan
visual dan kegiatan-kegiatan lisan/oral. Maksud kegiatan-kegiatan visual
adalah mengamati obyek eksperimen, sedang kegiatan-kegiatan lisan/oral
adalah bertanya, menjawab, diskusi dan presentasi.
Tokoh lain adalah Skinner yang mengaitkan aktivitas dengan
minat. Menurut Skinner (1977), apabila seseorang mempunyai
minat terhadap suatu obyek maka minat tersebut akan mendorong
seseorang untuk berhubungan lebih dekat dengan obyek tersebut, yaitu
melakukan aktivitas lebih aktif dan positif demi mencapai
sesuatu yang diminati.
Memperhatikan pendapat diatas yang dimaksud aktivitas belajar
padapenelitian tindakan kelas ini adalah sejauh mana peserta didik terlibat
dalam proses pembelajaran IPA baik saat berdiskusi kelompok,
melakukan eksperimen, mengerjakan tugas yang diberikan guru di kelas
maupun kegiatan - kegiatan lain yang mengarahi pencapaian tujuan
pembelajaran. Peserta didik dikatakan aktif apabila peserta didik dapat
bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya, berani mengemukakan
pendapat saat berdiskusi dan bersedia menyelesaikan tugas yang diberikan
guru. Dengan demikian siswa akan lebih berminat untuk belajar IPA
karena dorongan banyaknya aktivitas belajar yang dilakukan. Pada
akhirnya peningkatan aktivitas siswa dapat memacu peserta didik untuk
berusaha mendapatkan hasil yang terbaik pada pelajaran IPA.

d. Karakteristik materi Optik.

9
132

Ruang lingkup materi optik adalah konsep cermin dan lensa serta
aplikasinya dalam produk teknologi sehari-hari. Aplikasi materi optik
tersebut dalam produk teknologi sehari-hari pada berbagai peralatan
sangat banyak. Karena itu materi ini esensial. Gejala-gejala fisika pada
materi optik seperti pemantulan dan pembiasan cahaya yang menjadi
faktor terpentingdapat diamati secara sederhana tanpa harus menggunakan
alat bantu yang rumit. Contoh penerapan konsep cermin dan lensa dalam
produk teknologi sehari-hari adalah kaca mata dan kamera.
Materi dasar dalam judul penelitian ini diturunkan dari silabus
pembelajaran pada Standart Kompetensi (SK) 6: Memahami konsep dan
penerapan getaran, gelombang dan optikal dalam produk teknologi sehari-
hari. Kompetensi Dasar (KD) 6.3: Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan
hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Dan KD 6.4:
Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
I. Model Penelitian
1. Seting Penelitian dan Kharakteristik Subyek.
a. Waktu : Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada Maret 2009
sampai April 2009 yaitu pada semester genap tahun pelajaran
2008/2009.
b. Tempat : Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 7 Semarang yang
berlokasi di jalan Imam Bonjol 191 A Semarang,
c. Subyek Penelitian : Subyek penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah
siswa kelas VIIIA SMPN 7 Semarang pada semester genap tahun
pelajaran 2008/2009, yang berjumlah 42 siswa terdiri 16 siswa laki-
laki dan 26 siswa perempuan. Kelas VIIIA dipilih sebagai subyek
penelitian karena memiliki karakteristik kelas heterogen, hasil belajar
dan aktivitas rendah. Dalam pembelajaran IPA masih terpusat pada
guru.

2. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas(PTK).

10
132

Siklus pertama direncanakanselama 4 pertemuan masing-


masing 2x40 menit. Materi pembelajaran pada siklus 1 adalah tentang
pembiasan pada: 1) lensa cekung, 2) lensa cembung, 3) prisma dan 4) kaca
plan paralel.
a. Perencanaan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan meliputi:
1) Melakukan observasi awal untuk : mengidentifikasi hal-hal yang
berhubungan dengan masalah teknik, memantapkan skenario dan
pemilihan pendekatan pembelajaran. Masalah-masalah teknik yang
berhubungan dengan guru diidentifikasi melalui wawancara
dengan guru pengajar fisika.
2) Penyusunan perangat pembelajaran seperti silabus dan sistem
penilaian, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja
siswa (LKS) untuk mewujudkan peningkatan aktivitas
belajarsiswa.
3) Menyiapkan media pembelajaran berupa alat peraga sederhana
yang sesuai denga materi pembelajaran.
4) Menyusun kisi-kisi soal tes.
5) Menyusun dan menyiapkan alat evaluasi berupa lembar observasi
untuk penilaian afektif, lembar observasi untuk penilaian
psikomotor dan tes obyektif untuk penilaian kognitif.
6) Menetapkan kelas yang akan digunakan untuk penelitian.
b. Pelaksanaan Tindakan.
Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai
dengan skenario yang telah direncanakan. Skenario pembelajaran
direncanakan berbasis inkuiri dengan memanfaatkan alat peraga sains
fisika materi alat optik. Ada empat tatap muka yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap tatap muka terdiri
dari lima tahapan yaitu:
1) Tahap awal (15 menit ) guru membimbing siswa menemuan
masalah yang dekat dengan lingkungan.

11
132

2) Tahap kedua (25 menit) siswa pada kelompok masing-masing


melakukan percobaan menggunakan kit optik . Kegiatan ini dipandu
oleh LKS yang berisi: tugas melakukan kegiatan untuk mengamati
gejala pembiasan pada lensa, prisma atau kaca plan parale,
menjawab pertanyaan-pertanyaan, diskusi di dalam kelompok untuk
membahas dan menyimpulkan hasil pengamatan pada percobaan
mereka masing-masing serta menuangkan hasil diskusi tersebut
pada lembar laporan sementara hasil percobaan.
3) Tahap ketiga (25 menit) siswa menempelkan hasil diskusi kelompok
berupa laporan sementara hasil percobaan serta
mempresentasikannya kepada seluruh siswa di depan kelas. Dalam
presentasi diharapkan siswa menyampaikan temuan-temuan hasil
observasi dan dengan bantuan guru menjelaskan kesimpulan hasil
diskusi kelompoknya.
4) Tahap keempat (10 menit) dengan memanfaatkan hasil diskusi, guru
membimbing siswa membuat rangkuman materi.
5) Tahap kelima (5 menit) guru melakukan evaluasi dengan tes tertulis
dalam bentuk kuis.
c. Observasi.
Observasi dilakukan bersamaan dengan waktu pelaksanaan
pembelajaran. Hal yang dipriorotaskan dalam observasi adalah proses
tindakan, efek tindakan maupun hasil tindakan yang dilakukan. Fungsi
observasi untuk merekam semua aktivitas dan kemampuan yang
ditunjukkan siswa selama kegiatan pembelajaran. Setiap kejadian yang
berhubungan dengan obyek yang diamati dicatat pada lembar
pengamatan yang telah tersedia untuk digunakan sebagai bahan refleksi.

d. Refleksi.
Data yang diperoleh dari observasi pelaksanaan tindakan berupa
lembar observasi dan hasil tes obyektif. Data tersebut dikumpulkan,

12
132

dianalisis dan dievaluasi untuk mengetahui berhasil atau tidaknya


tindakan yang telah dilakukan pada siklus pertama. Hasil refleksi ini
menjadi dasar acuan untuk memperbaiki: rencana pembelajaran, proses
pembelajaran, kinerja guru, perbaikan bahan kajian, LKS atau sarana
lainnya yang berhubungan dengan keberhasilan pencapaian tujuan.
Analisis data hasil observasi dilakukan tiap aspek. Modelanalisis data
tiap-tiap aspek dapat dipaparkan sebagai berikut:
1) Aspek Ketrampilan Psikomotor.
Analisis data aspek ketrampilan dilakukan terhadap data
hasil observasi menggunakan tabel hasil analisis pengamatan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
(a) Siswa diberi skor antara 1-4 jika melakukan satu kegiatan.
(b) Menjumlahkan skor hasil observasi yang diperoleh siswa.
(c) Mengubah ke koefisien dalam bentuk persen dengan rumus :
P = Jumlah skor yang diperolehJumlah skor ideal x 100 %.
(Sugiyono, 2003: 204).
(d) Mengkategorikan banyaknya persen ke dalam tingkatan :
i. Sangat rendah / tidak baik = Kurang dari 40.
ii.Rendah / kurang baik = 40 %-55 %.
iii.Cukup tinggi / cukup baik = 56 %-75 %.
iv.Tinggi / baik = 76 %-100 %.
(Suharsimi, 1998: 246).
2) Aspek Sikap.
Analisis data aspek sikap dilakukan dengan menggunakan
table hasil observasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
analisis deskriptif kuantitatif kemudian dikualitatifkan untuk
mendeskripsikan tingkat pencapaian aspek sikap siswa dengan cara :
(a) Menggabungkan skor yang diperoleh siswa berdasar hasil
observasi.
(b) Mengubah ke koefisien dalam bentuk persen dengan rumus :
P = Jumlah skor yang diperolehJumlah skor ideal x 100 %.
(Sugiyono, 2003: 204).

13
132

(c) Mengkategorikan banyaknya persen ke dalam tingkatan :


i. Sangat rendah / tidak baik = Kurang dari 40 %.
ii.Rendah / kurang baik = 40 %-55 %.
iii.Cukup tinggi / cukup baik = 56 %-75 %.
iv.Tinggi / baik = 76-100 %.
(Suharsimi, 1998: 246).
3) Aspek Kognitif.
Analisis data aspek kognitif dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
(a) Jawaban obyektif/uraian dianalisis dengan cara tiap jawaban
benar diberi skor sesuai pedoman penilaian, selanjutnya skor
tiap nomor jawaban dijumlahkan sehingga diperoleh skor total
jawaban benar obyektif / uraian.
(b) Nilai akhir siswa ditentukan dengan rumus sebagaimana
pedoman penilaian tes dalam skala 0-100.
(c) Mengkategorikan nilai akhir ke dalam tingkatan :
i. Kurang dari 40,0 = Sangat rendah / tidak baik.
ii. 41,0-55,9 = Rendah / kurang baik.
iii.56,0-75,9 = Cukup tinggi / cukup baik.
iv. 76,0-100,0 = Tinggi / baik.
(Suharsimi, 1998: 246).
Hasil belajar siswa diperoleh dari perpadauan tiga aspek :
kognitif, psikomotor dan afektif dengan bobot 3: 2: 1 . Penentuan bobot
tersebut berdasarkan kecenderungan indikator terhadap ketiga aspek itu.

Mempertimbangkan hal tersebut maka nilai hasil belajar dirumuskan :


N = 3xSkor kognitif+2x skor psikomotor+skor afektif6.
4) Aspek Aktivitas.
Analisa data aktivitas siswa dilaukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :

14
132

(a) Aktivitas yang dilakukan oleh siswa diberi skor menurut jenis
aktivitas belajar yang dilakukan. Satu jenis aktivitas belajar
diberi skor 1-2.
(b) Menjumlah skor yang diperoleh siswa dan menilai dengan
rumus :
Nilai yang diperoleh adalah :
x = Jumlah skor yang diperolehJumlah skor maksimal x 100.
(Sugiyono, 2003: 204)
(c) Mengkategorikan kedalam kriterian tingkatan.
Kriteria aktivitas disetarakan dengan Kriteria berfikir kreatif sebagai
berikut:
Siswa dikategorikan :
i.Sangat aktif : 81,25 < x <= 100.
ii.Aktif : 62,50 < x <= 81,25.
iii.Kurang aktif : 43,75 < x <= 62,50.
iv.Sangat kurang aktif : 25,00 < x <= 43,75.
Dengan x adalah nilai yang diperoleh
(Tim Peneliti Program Pasca Sarjana UNY, 2003-2004).
Selanjutnya hasil analisis data pengamatan digunakan sebagai dasar
dalam merencanakan kegiatan pada siklus berikutnya.
Siklus II.
Siklus kedua direncanakan dengan mengacu pada hasil refleksi siklus
pertama. Keempat tahapan pada siklus I diatas (perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi) merupakan serangkaian yang dilakukan pula pada
siklus II. Revisi bahan kajian dilakukan jika diperlukan guna memperbaiki
kegiatan siklus I, agar hasilnya lebih meningkat. Setiap perubahan
disesuaikan dengan perkembangan hasil refleksi. Materi yang diberikan pada
silkus II merupakan materi lanjutan dari siklus pertama.
3. Data Penelitian.
Data penelitian berupa :
a. Tes : diperoleh dengan melakukan tes tertulis soal-soal obyektif terhadap
subyek belajar disetiap akhir siklus.

15
132

b. Observasi psikomotor :diperoleh dengan melakukan observasi terhadap


subyek belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Sampel dipilih
secara acak selama siklus berlangsung.
c. Observasi afektif : diperoleh dengan melakukan observasi sikap siswa
selama mengikuti pembelajaran. Sampel dipilih secara acak selama siklus
berlangsung.
d. Observasi kinerja guru : diperoleh melalui observasi oleh kolaborator/guru
mitra terhadap kinerja subyek peneliti selama proses pembelajaran dalam
satu siklus. Sampel diambil secara acak selama siklus berlangsung.
e. Observasi aktivitas siswa : diperoleh dengan melakukan observasi
terhadap subyek belajar pada aspek aktivitas belajar selama proses
pembelajaran berlangsung. Sampel proses pembelajaran dipilih secara
acak selama siklus berlangsung.
4. Indikator Keberhasilan.
Keberhasilan penelitian tindakan ini ditandai adanya
peningkatan hasil belajar siswa yang diukur berdasar ketuntasan belajar
klasikal. Indikator ketuntasan belajar siswa mengacu pada Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) SMPN7 Semarang yaitu : a) Siswa dinyatakan telah belajar
tuntas jika mencapai nilai 68, b) Kelas telah belajar tuntas jika terdapat 85%
siswa yang telah belajar tuntas.
Apabila kelas belum mencapai ketuntasan belajar maka
penelitian tindakan kelas dilanjutkan pada siklus berikutnya. Tindakan yang
dipilih pada siklus itu direncanakan berdasar hasil refleksi dari tindakan pada
siklus sebelumnya.
Dengan memperhatikan hal tersebut penelitian tindakan kelas
(PTK) ini, dinyatakan telah berhasil mencapai tujuan apabila :
a. Hasil belajar minimal 85% siswa mencapai KKM/tuntas.
b. Aktivitas siswa minimal25% dalam kategori aktif.
5. Analisa Instrumen Penelitian.
Judul : Penerapan Model PBI Untuk Meningkatkan Hasil belajar
dan Aktivitas Siswa Materi optik Kelas VIII A SMP7 Semarang Tahun
Pelajaran 2008/2009.

16
132

Tujuan : meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa materi


optik di kelas VIII A SMP 7Semarang tahun pelajaran 2008/2009 dengan
penarapan model PBI.
Tabel 3 . Analisa Instrumen Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Vari-
N0 Aspek Indikator
abel Model

Penya- • Melaksanakan tahapan Lembar


jian pembelajaran dengan baik observasi
1 belajar Kegiatan. meliputi kegiatan : apersepsi, proses
oleh motivasi, kegiatan inti dan pembelajar-
guru. penutup. an.

• Mengikuti tes tertulis yang Tes tertulis.


Kognitif.
direncanakan guru.
• Menyadari pentingnya
Afektif. pemanfaatan optik dalam produk Observasi.
teknologi.
Hasil • Melakukan pengamatan tentang
2 belajar pembentukan bayangan benda
Observasi
siswa. pada lensa cembung, lensa
kegiatan
cekung.
Psiko- praktek.
motorik. • Melakukan pengamatan tentang Observasi
pembentukan bayangan pada kegiatan
alat-alat optik yang sering praktek.
dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari.
3 • Melakukan aktivitas oral
(diskusi/presentasi) dengan baik. Observasi
PBM.
Aktifi- •
Observasi
tas - • Melakukan aktivitas visual PBM.
belajar. (pengamatan obyek belajar)
dengan baik.

17
132

6. Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas.


Jadwal Penelitian Tindakan Kelas(PTK) Peserta PKM
SMPN 7 Semarang Tahun 2008/2009
Bulan
NO Jenis Kegiatan Februari Maret April Mei Juni
2009 2009 2009 2009 2009
1. Observasi Awal x
2. Penyusunan Proposal x x
Konsultasi
3. penyusunan proposal/ x x
desiminasi
Pembuatan instrumen
4. x x
dan Perangkat PBM
Pelaksanaan
5. intervensi dan x x
Observasi
Evaluasi dan
6. Refleksi, Pengisian x
Kuisener Siklus I
Evaluasi dan
7. Refleksi, Pengisian x
Kuisener Siklus II
Evaluasi dan
8. Refleksi, Pengisian x
Kuisener Siklus III
Pembahasan Hasil
9. x
Penelitian
10. Penyusunan Laporan x x
11. Pelaporan x x

18
132

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 1991. Teknik Belajar yang Efektif. Jakarta: Rineka Cipta


Balitbang, Depdiknas. 2006. Model Pengembangan silabus Mata Pelajaran dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta.

Dalyana. 1991. Dasar-Dasar Kegiatan Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Karya.


Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 3 rd ed. Jakarta
: Balai Pustaka.
Hamalik,O. 2008.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik,O.2008. Kuriulum dan Pembelajara. Jakarta :Bumi Aksara
Lewin, Kurt. 1990. Action Reseacrh and Minority Problems The Action Research Reader.
3 rd ed. Deakin University.

Mapiare,A.1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.


Mustofa,B.2008. Metode Penulisan Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Penerbit Optimis.
Purwanto, N.1986. M. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya.
Roestiyah, N.K. 1987. Masalah-Masalah Keguruan. Jakarta: Bina Aksara.
Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto,S, Suharjono, Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: Bumi Aksara
Suparno, AS. 1998. Penelitian Tindakan Kelas, Makalah disajikan dalam Lokakarya
Nasional Instruktur PKG. Bogor : Depdikbud
Triani.Ch. 2008. Bahan Ajar Perkembangan Psikologi Peserta Didik. Semarang. Unnes
Trianto.2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep
Landasan Teori-Praktis dan Implementasinya.Jakarta: Prestasi Pustaka

Uno,H.B.2008.Teori Motivasi dan Pengukurannya.Jakarta: Bumi Aksara


Wibawa, Dr. Basuki. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional..

Widyaningsih,T.S. 2008. Implementasi Teknik Two Stay Two Straydan Media Kartu
Gambar Dalam Pembelajaran IPS Geografi Sebagai Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas IX F SMP Negeri Bangun Tapan. Laporan
PTK.Tidak Diterbitkan.
Winkel, W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.
Wiyanto.2008.Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi
Laboratorium.Semarang: Unnes Press

Yamin,H.M.2007.Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi.Jakarta:Persada Press.


132

KISI-KISI
PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Judul : Penerapan Model PBI Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan
Aktivitas Siswa pada Materi Optik Kelas VIIIA SMP 7 Semarang Tahun
Pelajaran 2008/2009.
Tujuan : Meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa materi optika di
kelas VIIIA SMP7 Semarang tahun pelajaran 2008-2009 melalui penerapan
model PBI.
N0 Variabel Aspek Indikator Model
Melaksanakan tahapan pembelajaran Observasi
Penyajian
Kegiatan dengan baik meliputi kegiatan: proses
1 belajar
. apersepsi, motivasi, kegiatan inti dan pembelajaran
oleh guru.
penutup. .
Mengikuti tes tertulis yang
direncanakan guru.
Tes tertulis.
Kognitif. Melaksanakan tugas proyek dan
menyusun laporan tugas proyek secara
tertulis.
Hasil Menyadari pentingnya mempelajari
Observasi.
2 belajar Afektif. pemanfaatan optik dalam produk
siswa. teknologi.
Menjelaskan cara kerja beberapa
Observasi
produk teknologi yang relevan, seperti :
Psiko- kegiatan
mikroskop, berbagai jenis teropong,
motorik. praktek.
periskop dan sebagainya melalui
percoaan/pengamatan.
Melakukan ativitas oral Observasi
Aktivitas (diskusi/presentasi) dengan baik PBM.
3 -
belajar. Melakukan ativitas visual (pengamatan Observasi
obyek belajar) dengan baik. PBM.
132

LEMBAR OBSERVASI SISWA


JENIS PENILAIAN : Psikomotor. Guru Pengajar : Ilyasin,S.Pd
MATA PELAJARAN : IPA. Kelas/Semester: VIIIA/2.
Nama Siswa. Indikator.
Mengkomunikasika
n data hasil
percobaan di depan
N Ke teman-temannya
o. lo dengan bahasa yang
Membuat baik dan runtut,
A m Menyiapkan alat Menyusun alat Membaca hasil kesimpulan Data hasil percobaan
bs po dan bahan. atau bahan. pengukuran. hasil percobaan. tepat dan benar.
en. k 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
3 Aisahal. K
9 Chintya
20 Intan Ks
21 Intan Oke D
23 Maulida A
36 I Siti N
2 Aisaha
13 Dika Ws
27 Nadhiroh
30 Nur.Su
35 Siti A
42 II Yunita Rs
17 Fariska Yrk
18 Fitri
19 Hanik R
28 Nila D
29 Nugroho Fp
41 III Yulfa Sn
8 Evan
10 Dani M
11 Dindha A
25 M. Fajar.Md
26 M.Syahbt
34 IV Rauf Ap
6 Ali Maskur
14 Dinda Plma
16 Evan Nh
31 Prayogi.Ew
32 Fajar
40 V Wiky M

Semarang, April 2009.


132

RUBRIK PENSKORAN ASPEK PSIKOMOTORIK


No Indikator Skor Kriteria
1 Menyiap 4 • menyediakan alat dan bahan percobaan dengan
kan alat lengkap.
3
dan • salah satu alat/bahan percobaan tidak disiapkan
bahan. 2 dengan lengkap.
1 • dua alat/bahan percobaantidak disiapkan dengan
lengkap.
• lebih dari dua alat/bahan percobaan tidak disiapkan
dengan lengkap.
2 Menyusu 4 • Menyusun alat dan bahan sesuai prosedur LKS tanpa
n alat bantuan orang lain.
atau 3 • Menyusun alat dan bahan sesuai prosedur LKS tetapi
bahan. pernah satu kali minta bantuan orang lain.
2
• Menyusun alat dan bahan sesuai prosedur LKS tetapi
pernah lebih satu kali minta bantuan orang lain.
1
• Tidakmampu menyusun alat dan bahan sesuai
prosedur LKS.
3 Membaca 4 • Mampu membaca hasil pengukuran serta satuan
hasil secara benar.
pengukur 3 • Mampu membaca hasil pengukuran tetapi satuan
an. salah atau sebalikanya.
2
• Hanya membaca hasil pengukuran tanpa
menyebutkan satuan atau sebaliknya.
1
• Tidak mampu membaca hasil pengukuran.
4 Membuat 4 • Membuat kesimpulan berdasarkan analisa dari data
kesimpul hasil percobaan dengan baik tanpa bantuan dari guru.
an hasil 3 • Membuat kesimpulan berdasarkan analisa dari data
percobaa hasil percobaan dengan 1 x bantuan dari guru.
n. 2
• Membuat kesimpulan berdasarkan analisa dari data
hasil percobaan dengan 2-3 x bantuan dari guru.
1
• Membuat kesimpulan berdasarkan analisa dari data
hasil percobaan dengan bantuan dari guru lebih dari
3x.
5 Mengkomunikasika
n data hasil 4 • Semua indikator terpenuhi dengan baik.
percobaan di depan
teman-temannya
dengan bahasa 3 • Memenuhi 2 indikator namun salah satu indikator
yang baik dan
belum tercapai dengan baik.
runtut, data hasil
2
percobaan tepat dan
benar. • Hanya 1 indikator terpenuhi.
1
132

• Tidak dapat memenuhi indikator dengan baik.


Jumlah skor ideal 20

Kriteria aspek psikomotor.


i. Kurang dari 40 % = sangat rendah / tidak baik.
ii.40 %-55 % = rendah / kurang baik.
iii.56 %-75 % = cukup tinggi / cukup baik.
iv.76 %-100 % = tinggi / baik.
(Suharsimi, 1998: 246).
132

LEMBAR OBSERVASI SISWA


Jenis Penilaian: Afektif. Guru Pengajar : Ilyasin,S.Pd.
Mata Pelajaran : IPA. Kelas/Semester : VIII/2.
No Indikator. Ju
ab Kehadiran di Partisipasi dalam Sistematis. Kejujuran. Kedisiplinan ml
Ke kelas/laboratorium. kegiatan dalam ah
lo
se Nama siswa. sk
praktikum. mengembalikan
mp n. alat/bahan. or.
ok. 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
3 AISAHAL.
KAROMAH
9
CHINTYA
20
INTAN KS
21
INTAN OKE D
23
MAULIDA A
36
I SITI N
2
AISAHA
13
DIKA WS
27
NADHIROH
30
NUR.SU
35
SITI A
42
II YUNITA RS
17
FARISKA YRK
18
FITRI
19
HANIK R
28
NILA D
29
NUGROHO FP
41
III YULFA SN
8
EVAN
10
DANI M
11
DINDHA A
25
MUH. FAJAR.MD
26
M.SYAHBT
34
IV RAUF AP
132

6
ALI MASKUR
14
DINDA PLMA
16
EVAN NH
31
PRAYOGI.EW
32
FAJAR
40
V WIKY M
5
AL. HEGAR
7
ARVAN DIKA
22
MAULAN GK
33
RATNA CA
37
SOFIA DA
38
VI SUBIC TU

Semarang,.........April 2009
132

KRITERIA PENSEKORAN ASPEK AFEKTIF

Indikator S Kriteria
kor
Kehadiran 4. • Hadir di kelas sebelum guru masuk kelas/lab.
di 3 • Hadir di kelas5 menit sesudah guru masuk
kelas/laboratorium 2 kelas/lab.
.
• Hadir di kelas antara 5-10 menit sesudah guru
1
masuk kelas/lab.
• Hadir di kelas lebih dari10 menit sesudah
guru masuk kelas/lab.
Partisipasi dalam • Bekerja sama dengan semua anggota
kegiatan 4 kelompok.
praktikum. 3 • Bekerja sama dengan 4-3 anggota kelompok.
2 • Bekerja sama dengan 2-1 anggota kelompok.
1 • Tidak mau bekerja sama dengan anggota
kelompok.
Sistematis. 4 • Seluruh kegiatan percobaan dilakukan sesuai
prosedur LKS.
3 • Melaukan kegiatan percobaan namun ada 2-1
bagian dilakukan tidak sesuai prosedur LKS.
2
• Melaukan kegiatan percobaan namun ada 3-4
bagian dilakukan tidak sesuai prosedur LKS.
1
• Tidak melakukan kegiatan percobaan sesuai
prosedur LKS.
Kejujuran. • Seluruh data hasil percobaan tidak mencontoh
kelompok lain.
4 • 1-2 data hasil percobaan mencontoh
kelompok lain.
3
2 • 3-4 data hasil percobaan mencontoh
1 kelompok lain.
• Seluruh data hasil percobaan mencontoh
kelompok lain.
Kedisiplinan • Masing-masing kelompok mengembalikan
dalam 4 semua alat dan bahan percobaan ke tempat
mengembalikan semula.
alat/bahan 3 • Ada 1 alat dan bahan percobaan yang tidak
percobaan dikembalikan ke tempat semula.
2 • Ada 2 alat dan bahan percobaan yang tidak
dikembalikan ke tempat semula.
1 • Lebih dari 2 alat dan bahan percobaan yang
tidak dikembalikan ke tempat semula.
Jumlah skor ideal 20
Kriteria aspek afektif :
(i) Sangat rendah / tidak baik = Kurang dari 40 %.
(ii) Rendah / kurang baik = 40 %-55 %.
26
132

(iii)Cukup tinggi / cukup baik = 56 %-75 %.


(iv)Tinggi / baik = 76-100 %.
(Suharsimi, 1998: 246).

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA


Jenis Penilaian : Aktivitas Belajar Guru Pengajar : Ilyasin,S.Pd
Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2
Turus.
Melakukan ativitas oral Melakukan
(diskusi/presentasi) . ativitas visual
N0 (pengamatan
Kelo Absen obyek belajar).
mpok. . Nama Siswa. A B C D E F G H I JUMLAH
3 AISAHAL. K
9 CHINTYA
20 INTAN KS
21 INTAN OKE D
23 MAULIDA A
I 36 SITI N
2 AISAHA
13 DIKA WS
27 NADHIROH
30 NUR.SU
35 SITI A
II 42 YUNITA RS
17 FARISKA YRK
18 FITRI
19 HANIK R
28 NILA D
29 NUGROHO FP
III 41 YULFA SN
8 EVAN
10 DANI M
11 DINDHA A
25 MUH. FAJAR.MD
26 M.SYAHBT
IV 34 RAUF AP
6 ALI MASKUR
14 DINDA PLMA
16 EVAN NH
31 PRAYOGI.EW
32 FAJAR
V 40 WIKY M

Semarang, 7 April 2009.


Observer.

27
132

RUBRIK PENSEKORAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA


No Indikator Jenis Aktivitas Alat Bantu Skor Jumlah
Observasi
1 Melakukan A. Mengajukan pertanyaan 1
ativitas oral B. Menjawab pertanyaan 1
(diskusi/prese C. Menyampaikan 1
ntasi) dengan pendapat 2
Jagung. 6
baik D. Memaparkan hasil 1
diskusi
E. Menarik kesimpulan

2 Melakukan F. Menyiapkan,memilih K.tholo. 2


aktivitas alat. K.hitam. 2
visual G. Merangkai alat /kit K. hijau. 2
(pengamatan potik. K. tanah. 2
obyek belajar) H. Mengoperasikan alat.
8
dengan baik. I. Melakukan
pengamatan/
pengukuran.

( Hamalik, 2008).
Keterangan
Siswa Melakukan salah satu jenis aktivitas deberi 1 turus.
Nilai yang diperoleh adalah, x = jumlah skor yang diperolehjumlah skor
maksimal x 100.
Kriteria aktivitas diambil dari kriteria berfikir kreatif sebagai berikut:
siswa dikategorikan :
1. Sangat Aktif : 81,25 < x <= 100.
2. Aktif : 62,50 < x <= 81,25.
3. Kurang aktif : 43,75 < x <= 62,50.
4. Sangat kurang aktif : 25,00 < x <= 43,75.
Dengan x adalah nilai yang diperoleh (Tim Peneliti Program Pasca Sarjana
UNY, 2003-2004).

28
132

OBSERVASI PENYAJIAN BELAJAR/ KINERJA GURU


Aspek Penilaian : Kinerja Guru Guru Pengajar: Ilyasin,S.Pd
Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2
SIKLUS : 1/2
Aspek yang Dilakukan.
No Indikator. Ket.
Diamati. Ya. Tidak.
1 Keterampilan 1. Menarik
membuka perhatian
dan menutup peserta
pembelajaran didik.
. 2. Menimbulka
n motivasi
belajar
peserta
didik.
3. Mengaitkan
bahan ajar
yang lalu
dengan yang
akan
diberikan.
4. Mengevalua
si proses
pembelajara
n.

2 Variasi dalam 1. Memperhati


menggunakan kan prinsip-
media dan prinsip
bahan penggunaan
pelajaran. jenis media.
2. Ketepatan
saat
penggunaan.
3. Keterampila
n dalam
mengoperasi
kan.
4. Membantu
meningkatk
an proses
pembelajara
n.
3 Keterampilan 1. Pengungkapan cukup jelas.
bertanya. 2. Pemberian waktu berpikir.
3. Penyebaran pertanyaan ke seluruh
kelas.
4. Penggunaan pertanyaan pelacak.
4 Keterampilan 1. Merumuskan tujuan diskusi.
membimbing 2. Menyebarkan kesempatan peserta
29
132

kelompok didik berpartisipasi.


kecil. 3. Merangkum hasil diskusi.
4. Memberikan gambaran tindak
lanjut.

Rubrik pensekoran penyajian belajar/kinerja guru :


Skor 1 untuk Ya.
Skor 0 untuk Tidak.
Kriteria Penyajian belajar/kinerja guru
Nilai BAIK apabila jumlah skor lebih dari 12.
Nilai SEDANG apabila jumlah skor x, dimana 8 ≤ x ≤ 12.
Nilai KURANG apabila jumlah skor kurang dari 8.

LEMBAR KINERJA GURU PERSIAPAN MENGAJAR


NAMA GURU : ILYASIN,S.Pd
MATA PELAJARAN : IPA
KELAS/SEMESTER : VIII/2
SIKLUS : 1/2
NO Aspek Skor Skor
maksimum Perolehan
I Persiapan
1. Program 2
tahunan
2. Program 2
semester
3. Alanisa materi 3
pelajaran
4. Silabus 3
5. RPP/ scenario 10
III Evaluasi
1. Evaluasi hasil belajar 2
2. Analisa hasil belajar 2
3. Daya serap 2
4. Penilaian tugas 2
5. Program perbaikan – 2
pengayaan
Jumlah 20

30
132

Semarang, ......................April 2009


Kolaborator

Rubrik penskoran kinerja guru

NO Aspek yang Skor Keterangan Skor


dinilai Maximu Perolehan Peroleha
m n
I Persiapan
1. Program 2 Tidak ada prota,skor=0
tahunan Ada prota tetapi kurang
komunikatif , skor=1
Ada dan komunikatif , skor= 2
2. Program 2 Tidak ada prosem,skor=0
semester Ada prosem tetapi kurang
komunikatif , skor=1
Ada dan komunikatif , skor= 2
3. Alanisa 3 Tidak ada AMP, skor=0
materi Ada tetapi kurang memadai ,
pelajaran skor=1
Ada memadai , skor= 2
Ada dengan perluasan, skor=3
4. Silabus 3 Tidak ada silabus ,skor=0
Ada kurang memadai , skor=1
Ada memadai , skor= 2
Ada dengan perluasan , skor=3
5. RPP/ 10 Tidak ada , skor=0
skenario Ada tidak memenuhi syarat
minimal , skor=1-5
Ada memenuhi syarat minimal ,
skor=5-8
Ada dengan dikembangkan , skor
9-10
II Evaluasi
31
132

1. Evaluasi 2 Tidak ada skor=0


hasil belajar Hanya dengan tes tertulisr skor =
1
Dengan lebih dari satu cara skor
=2
2. Analisa 2 Tidak ada skor=0
hasil belajar Ada skor= 2
3. Daya 2 Tidak ada skor=0
serap Ada skor= 2
4. Penilaian 2 Tidak ada skor=0
tugas Ada skor= 2
5. Program 2 Tidak ada skor=0
perbaikan Ada skor= 2
-pengayaan
Jumlah

LEMBAR OBSERVASI PENYAJIAN BELAJAR/ KINERJA GURU


Aspek Penilaian : Kinerja Guru Guru Pengajar: Ilyasin,S.Pd
Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2
SIKLUS : 1/2
Aspek yang Dilakukan.
No Indikator. Ket.
Diamati. Ya. Tidak.
1 Keterampilan 5. Menarik
membuka perhatian
dan menutup peserta
pembelajaran didik.
. 6. Menimbulka
n motivasi
belajar
peserta
didik.
7. Mengaitkan
bahan ajar
yang lalu
dengan yang
akan
diberikan.
8. Mengevalua
si proses
pembelajara
n.

2 Variasi dalam 5. Memperhati


menggunakan kan prinsip-
media dan prinsip
bahan penggunaan
32
132

pelajaran. jenis media.


6. Ketepatan
saat
penggunaan.
7. Keterampila
n dalam
mengoperasi
kan.
8. Membantu
meningkatk
an proses
pembelajara
n.
3 Keterampilan 5. Pengungkapan cukup jelas.
bertanya. 6. Pemberian waktu berpikir.
7. Penyebaran pertanyaan ke seluruh
kelas.
8. Penggunaan pertanyaan pelacak.
4 Keterampilan 5. Merumuskan tujuan diskusi.
membimbing 6. Menyebarkan kesempatan peserta
kelompok didik berpartisipasi.
kecil. 7. Merangkum hasil diskusi.
8. Memberikan gambaran tindak
lanjut.

Rubrik pensekoran penyajian belajar/kinerja guru :


Skor 1 untuk Ya.
Skor 0 untuk Tidak.
Kriteria Penyajian belajar/kinerja guru
Nilai BAIK apabila jumlah skor lebih dari 12.
Nilai SEDANG apabila jumlah skor x, dimana 8 ≤ x ≤ 12.
Nilai KURANG apabila jumlah skor kurang dari 8.

REFLEKSI SIKLUS 2
1. FASE 1 ORIENTASI MASALAH

33
132

Demonstrasi/menghadirkan fenomena menarik dari lingkungan yang


riil tetap dilaksanakan seperti pada siklus 1 mengawali pembelajaran pada
siklus 2. Hadirnya fenomena riil tentang penggunaan alat tes cacat mata
mempercepat siswa menemukan permasalahan yang terkait dengan alat-alat
optik. Disamping itu kita mendapatkan siswa dalam berkonsentrasi tentang
materi alat-alatoptik dengan segera.

2. FASE 2 MENGORGANISASI SISWA


Pembagian kelompok menggunakan kelompok belajar yang telah
dibentuk oleh kelas dengan beberapa penyempurnaan. Perubahan perlakuan
pada fase ini hanya dalam penempatan tempat duduk dalam kelompok. Dari
penelitian yang pernah penulis lakukan siswa kelas 8 tempat duduk sebaiknya
menggunakan prinsip satuan terpisah, tempat duduk siswa laki-laki tidak
berdekatan dengan tempat duduk siswa perempuan. Mereka merasa memiliki
beban psiologis jika duduk berdekatan dengan teman lain jenis. Pengaturan
tempat duduk secara acak tidak akan memberikan beban untuk remaja
madya.Umumnya ciri perkembangan seseorang yang mulai ingin mengenal
lawan jenis dan berkomunikasi dengan lawan jenis ada pada remaja madya
usia 15-17 tahun (Ani.Ch.T, 2008).

Pembatasan waktu praktek : kegiatan siswa diberi batas waktu


kurang-lebih 20 menit serta dicantumkan batasan waktu itu pada LKS.
Maksud pemberian batas waktu adalah seperti diuraikan pada perencanan
silus 1. Pencantuman batas watu dalam LKS dimaksudkan untuk memberi
peringatan secara terus menerus sehingga mereka tidak terlena dalam
kesibukan.

3. FASE 3 Membimbing penyelidikan individu


Pembimbingan siswa dalam melakukan kegiatan/pengamatan :
pemberian bimbingan siswa pada hakekatnya bersifat individu (Jasmine.
2007 hal:177). Untuk tujuan evektivitas kerja mereka dibantu dengan LKS
yang diberikan masing-masing kelompok 2-3 lembar. Dengan rasio 1 LKS
untuk 2 orang siswa maka diskusi antar mereka dalam satu kelompok lebih
maksimal. Akibat logis yang akan terjadi adalah meningkatnya aktivitas
belajar. Peran LKS adalah untuk membantu kerja kelompok dalam
34
132

melaksanakan tugas mereka agar lebih terarah. Yang lebih diharapkan adalah
munculnya ide-ide baru dalam mencapai tujuan belajar serta penguasaan
konsep secara lebih cepat.

4. FASE 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya untuk dipresentasikan


Pembimbingan ini berfungsi untuk menyakinan bahwa hasil
pengamatan siswa benar. Guru harus bekerja keras sebagai pelayan yang baik
sehingga menjangkau semua kelompok. Guru dapat mengetahui ketercapaian
tujuan di setiap kelompok secara meyakinkan melalui bimbingan kelompok
ini. Kelompok yang belum mendapatkan hasil dengan benar dapat disarankan
untuk melakukan pengamatan lebih jeli. Bantuan dari teman observer dalam
melakukan bimbingan ini sangat mendukung tercapainya tujuan lebih cepat.

5. FASE 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


Pembatasan waktu Presentasi diperlukan sebagaimana yang dijelaskan
pada refleksi siklus 1. Untuk pemerataan kesempatan disarankan agar petugas
presenter bergilir dan jika diperlukan bisa 2 siswa secara bersamaan.

Seluruh perencanaan tindakan pada siklus 2 tersebut disajikan untuk


evektifitas pencapaian tujuan pembelajaran dan peningkatan indikator
keberhasilan yang telah dicapai pada siklus 1. Hasil pelaksanaan atas rencana
tindakan tersebut dapat disaksikan dalam data hasil pengamatan berikut.

Aspek kognitif
Maksimal 100
Tertinggi 83
Terendah 58

Rata-Rata 70,8
Ketuntasan Belajar
Klasikal 54,8 Tuntas

35
132

Psikomotor
8
3,3
Psiomotor Tinggi %
1
Psiomotor Cukup 4,3
Tinggi %
2,4
Psikomotor Rendah %

Avektif
Rata-Rata 90,7
Kategori Baik 88%
Kategori Cukup Baik 12%
Kategori Kurang Baik 0%

Aktivitas
0,0
Sangat Aktif(Sa) %
28,6
Aktif(A) %
38,1
Kurang Aktif(Ka) %
Sangat Kurang 23,8
Aktif(Ska) %
9,5
Pasif %

36

You might also like