Professional Documents
Culture Documents
Kinerja
Secara sederhana kinerja dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai
oleh seorang karyawan selama periode waktu tertentu pada bidang pekerjaan
tertentu. Seorang karyawan yang memiliki kinerja yang tinggi dan baik dapat
menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Untuk dapat memiliki kinerja yang tinggi dan baik, seorang
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya harus memiliki keahlian dan
ketrampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang dimilikinya.
Menurut Mangkunegara, prestasi kerja sama dengan
kinerja yang memiliki arti hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sementara As’ad,
mendefinisikan prestasi kerja sebagai hasil yang dicapai oleh seseorang
menurut ukuran yang berlaku untuk suatu pekerjaan yang bersangkutan.
Sedangkan Mitchell dan Larson mengatakan bahwa
prestasi kerja menunjukan pada suatu hasil perilaku yang dinilai oleh
beberapa kriteria atau standart mutu suatu hasil kerja. Persoalan mutu ini
berkaitan dengan baik buruknya hasil yang dikerjakan oleh pekerja. Bila
perilaku pekerja memberikan hasil pekerjaan yang sesuai dengan standart
atau kriteria yang ditetapkan organisasi, maka prestasi kerjanya tergolong
baik. Sebaliknya bila perilaku pekerja memberikan hasil pekerjaaan yang
kurang atau tidak sesuai dengan standart atau kriteria yang ditetapkan oleh
organisasi, maka prestasi kerjanya tergolong kurang baik. Beda yang
dikemukakan oleh Hasibuan, bahwasanya prestasi kerja
merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepada pegawai yang didasarkan atas
kemampuan, kedisiplinan, kesungguhan kerja dan hasil kerja pegawai.
Penilaian Kinerja
Pengertian Insentif
a. Bagi Perusahaan.
Tujuan dari pelaksanaan insentif dalam perusahaan khususnya dalam
kegiatan produksi adalah untuk meningkatkan produkstivitas kerja
karyawan dengan jalan mendorong/merangsang agar karyawan :
1) Bekerja lebih bersemangat dan cepat.
2) Bekerja lebih disiplin.
3) Bekerja lebih kreatif.
b. Bagi Karyawan
Dengan adanya pemberian insentif karyawan akan mendapat
keuntungan :
1) Standar prestasi dapat diukur secara kuantitatif.
2) Standar prestasi di atas dapat digunakan sebagai dasar pemberian
balas jasa yang diukur dalam bentuk uang.
3) Karyawan harus lebih giat agar dapat menerima uang lebih besar.
Tipe insentif.
Menurut Manullang (1981:141), tipe insentif ada dua yaitu:
a. Finansial insentif
Merupakan dorongan yang bersifat keuangan yang bukan saja
meliputi gaji-gaji yang pantas. Tetapi juga termasuk didalamnya kemungkinan
memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan dan soal-soal kesejahteraan
yang meliputi pemeliharaan jaminan hari tua, rekreasi, kesehatan dan lain-lain.
b. Non finansial insentif.
Ada 2 elemen utama dari non finansial insentif, yaitu :
1. Keadaan pekerjaan yang memuaskan yang meliputi tempat kerja,
jam kerja, tugas dan rekan kerja.
2. Sikap pimpinan terhadap keinginan masing-masing karyawan
seperti jaminan pekerjaan, promosi, keluhan-keluhan, hiburanhiburan
dan hubungan dengan atasan.
para karyawan atau para pekerja supaya lebih bersemangat dan bergairah dalam
melakukan
pekerjaan atau untuk berkembang lebih maju yang pada akhirnya juga
kemampuannya dan prestasi kerja yang baik dalam melaksanakan tugasnya hal ini
apabila kepada mereka diberikan insentif, disamping itu juga manajer harus
baik kepada karyawan, hal ini penting sebab tanpa petunjuk serta arahan yang
jelas mereka akan bekerja tanpa arah sehingga kerja karyawan tidak akan nampak
dengan menawarkan perangsang finansial dan melebihi upah dasar. Selain untuk
dalaksanakan tepat pada waktunya, agar dapat mendorong setiap karyawan untuk
produktivitasnya.