You are on page 1of 9

Hadits-Hadits Lemah Tentang Mengusap Muka Setelah

Berdo'a
Written by admin
Wednesday, 11 October 2006 09:12

Banyak orang yang mengusap muka mereka setelah melakukan sholat ataupun berdo'a.
Namun benarkah amalan itu pernah dilakukan dan dicontohkan oleh Rasululloh
shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya?. Oleh karena itu, pada
pembahasan Hadits kali ini, InsyaAllah kita akan berupaya memahami secara ilmiah dan
sesuai syariat Islam tentang lemahnya hadits-hadits mengenai mengusap wajah setelah
berdo'a.

HADIST PERTAMA
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika mengangkat kedua tangannya untuk berdo'a,
tidaklah menurunkannya kecuali beliau mengusapkannya terlebih dahulu ke mukanya.

Hadits ini lemah. Diriwayatkan oleh At Tirmidzi (2/244), Ibnu 'Asakir (7/12/2). Dengan
sanad: Hammaad ibn 'Isa al-Juhani dari Hanzalah ibn Abi Sufyaan al-Jamhi dari Salim ibn
'Abdullah dari bapaknya dari 'Umar ibn al-Khatthab.

At Tirmidzi berkata: "Hadits ini gharib, kami hanya mendapatkannya dari Hammad ibn
'Isa Al Juhani. Dan dia menyendiri dalam meriwayatkan hadits ini. Dia hanya mempunyai
(meriwayatkan) beberapa hadits saja, tapi orang-orang meriwayatkan darinya."

Bagaimanapun juga hadits ini lemah, berdasarkan pada perkataannya Al Hafidh Ibnu
Hajar di dalam At Taqrib, dimana beliau menjelaskan tentang riwayat hidupnya dalam At
Tahdzib: "Ibnu Ma'in berkata:'Dia adalah Syaikh yang baik', Abu Hatim berkata:'Lemah
didalam (meriwayatkan) hadits', Abu Dawud berkata:'Lemah, dia meriwayatkanhadits-
hadits munkar'.

Hakim dan Naqash berkata: ''Dia meriwayatkan hadits-hadits yang tidak kuat dari Ibnu
Juraij dan Ja'far Ash Shadiq', Dia dinyatakan lemah oleh Ad Daraquthni, Ibnu Hibban
mengatakan bahwa dia meriwayatkan sesuatu yang salah melalui jalur Ibnu Juraij dan
Abdul Aziz bin Umar bin Abdul Aziz, tidaklah diperbolehkan untuk menjadikannya
sebagai sandaran, Ibnu Makula berkata:'mereka semua mencap hadits-hadits dari dia
sebagai hadits lemah".

Terdapat hadits yang sejenis dengan Hadits Pertama: "Apabila Rasululloh shallallahu
'alaihi wa sallam berdo'a dan mengangkat kedua tangannya, maka beliau mengusap
wajahnya dengannya" Hadits ini Dha'if. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (1492) dari Ibnu
Lahi'ah dari Hafsh bin Hisyam bin 'Utbah bin Abi Waqqash dari Sa'ib bin Yazid dari
ayahnya.
Ini adalah hadits dha'if berdasarkan pada Hafsh bin Hisyam karena dia tidak dikenal
(majhul) dan lemahnya Ibnu Lahi'ah (Taqribut Tahdzib).

Hadits ini tidak bisa dikuatkan oleh dua jalur hadits berdasarkan lemahnya hadits yang
pertama.

HADIST KEDUA
"Jika kamu berdo'a kepada Alloh, kemudian angkatlah kedua tanganmu (dengan telapak
tangan diatas), dan jangan membaliknya,dan jika sudah selesai (berdo'a) usapkan
(telapak tangan) kepada muka".

Hadits ini lemah. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (1181, 3866), Ibnu Nashr dalam
Qiyaamul-Lail (hal. 137),Ath Thabarani dalam Al-Mu'jam al-Kabir (3/98/1) & Hakim
(1/536), dari Shalih ibn Hassan dari Muhammad ibn Ka'b dari Ibnu 'Abbas radiallaahu
'anhu (marfu').

Lemahnya hadits ini ada pada Shalih bin Hassan, Sebagai munkarul hadits, seperti
dikatakan Al Bukhari dan Nasa'i, "Dia tertolak dalam meriwayatkan hadits"; Ibnu Hibban
berkata: "Dia selalu menggunakan (mendengarkan) penyanyi wanita dan mendengarkan
musik, dan dia selalu meriwayatkan riwayat yang kacau yang didasarkan pada perawi
yang terpercaya"; Ibnu Abi Hatim berkata dalam Kitabul 'Ilal (2/351): "Aku bertanya pada
ayahku (yaitu Abu Hatim al-Razi) tentang hadits ini, kemudian beliau berkata: 'Munkar'."

Hadits dari Shalih bin Hasan ini diriwayatkan juga oleh jalur lain yaitu dari Isa bin
Maimun, yaitu yang meriwayatkan dari Muhammad bin Ka'ab, seperti yang diriwayatkan
oleh Ibnu Nashr. Tapi hal ini tidaklah merubah lemahnya hadits ini, sebab Isa bin Maimun
adalah lemah.

Ibnu Hibban berkata: "Dia meriwayatkan beberapa hadits,dan semuanya tertolak". An


Nasa'i berkata:"Dia tidak bisa dipercaya".

Hadits dari Ibnu Abbas ini juga diriwayatkan oleh Abu Dawud (1485), dan Bayhaqi
(2/212), melalui jalur 'Abdul Malik ibn Muhammad ibn Aiman dari 'Abdullah ibn Ya'qub
ibn Ishaq dari seseorang yang meriwayatkan kepadanya dari Muhammad ibn Ka'b, dengan
matan sebagai berikut: "Mintalah kepada Alloh dengan (mengangkat) kedua telapak
tanganmu,dan minta pada-Nya dengan membaliknya, dan jika kau selesai, maka usaplah
mukamu dengannya".

Hadits ini sanadnya dha'if. Abdul Malik dinyatakan lemah oleh Abu Dawud. Dalam hadits
ini terdapat Syaikhnya Abdullah bin Ya'qub yang tidak disebutkan namanya, dan tidak
dikenal - Bisa saja dia adalah Shalih Bin Hassan atau Isa bin Maimun. Keduanya sudah
dijelaskan sebelumnya.

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Hakim (4/270) melalui jalur Muhammad ibn
Mu'awiyah, yang berkata bahwa Mashadif ibn Ziyad al-Madini memberitahukan padanya
bahwa dia mendengar hal ini dari Muhammad ibn Ka'b al-Qurazi. Adz Dzahabi
menyatakan bahwa Ibnu Mu'awiyah dinyatakan kadzab oleh Daraquthni, Maka hadits ini
adalah maudhu'.

Abu Dawud berkata tentang hadits ini: "hadits ini telah diriwayatkan lebih dari satu jalur
melalui Muhammad ibn Ka'b; semuanya tertolak."

Mengangkat kedua tangan ketika melakukan qunut memang terdapat riwayat dari
Rasululloh tentangnya, yaitu ketika beliau berdoa terhadap kaum yang membunuh 15
pembaca Al Qur'an (Riwayat Ahmad (3/137) & AthThabarani Al-Mu'jamus-Shaghir (hal.
111) dari Anas dengan sanad shahih. Serupa dengan yang hadits yang diriwaytakan dari
Umar dan yang lainnya ketika melakukan qunut pada sholat Witir.

Namun mengusap muka sesudah du'a qunut maka tidaklah pernah dicontohkan oleh
Rasululloh shalallahu 'alaihi wa sallam, tidak juga dari para shahabatnya, ini adalah bid'ah
yang nyata.

Sedangkan mengusap muka setelah berdoa diluar sholat berdasarkan pada dua
hadits. Dan tidaklah dapat dikatakan benar kedua hadits tersebut bisa menjadi
hasan, seperti yang dikatakan oleh Al Manawi, berdasarkan pada lemahnya sanad
yang ditemukan pada hadits tersebut.

Inilah yang menjadikan alasan Imam An Nawawi dalam Al Majmu bahwa hal ini tidak
dianjurkan, menambahkan perkataan Ibnu 'Abdus-Salaam yang berkata bahwa "hanya
orang yang sesat yang melakukan hal ini".

Bukti bahwa mengusap muka setelah berdo'a tidak penah dicontohkan adalah dikuatkan
bahwa terdapat hadits-hadits yang tsabit yang menyatakan diangkatnya tangan untuk
berdo'a, tapi tidak ada satupun yang menjelaskan mengsuap muka setelahnya, dengan hal
ini, wallahu a'lam, hal ini tidak diterima dan tidak pernah dicontohkan. Wallahu a'lam bish
shawab

(Sumber Rujukan: Kitab Irwa'ul Ghalil 2/178-182. Karya Syaikh Muhammad Nashiruddin
al Albani)

"Allahumma a'innii 'alaa dzikrika wa syukrika wa husni 'ibaadatika" (Ya Allah,


tolonglah kami untuk berdzikir kepada Mu, bersyukur kepada Mu, serta beribadah
dengan baik kepada Mu." (HR. Abu Dawud no. 1522)

Hukum Mengusap Muka Setelah Doa


2009 Agustus 8
by dialogimani
Tanya:
Bagaimana hukumnya mengusap muka setelah berdoa sehabis sholat fardhu?
(081321401XXX)
Jawab:

Banyak orang yang mengusap muka mereka setelah melakukan sholat ataupun berdo’a.
Namun benarkah amalan itu pernah dilakukan dan dicontohkan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya?

Memang kita dapati banyak riwayat yang menjelaskan tentang mengusap muka dengan
kedua telapak tangan setelah berdoa, namun riwayat-riwayat tersebut tidak ada satupun
yang shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Berikut ini beberapa riwayat tersebut:

Hadits Pertama:

‫حتّى‬
َ ‫ط ُهمَا‬
ّ‫ح‬ُ َ‫ل كَانَ رَسُولُ الِّ صَلّى الّ عََليْهِ وَسَلّمَ ِإذَا َرفَ َع َيدَيْ ِه فِي الدّعَاءِ لَ ْم ي‬
َ ‫عنْه قَا‬
َ ّ‫خطّابِ رَضِي ال‬ َ ْ‫عمَ َر بْنِ ال‬
ُ ْ‫عَن‬
ُ‫جهَه‬
ْ َ‫ح ِب ِهمَا و‬َ َ‫َيمْس‬

“Dari Umar bin Khattab Radliyallahu ’anhu ia berkata: “Adalah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, ketika mengangkat kedua tangannya untuk berdo’a, tidaklah
menurunkannya kecuali beliau mengusapkannya terlebih dahulu ke mukanya.”
Hadits ini lemah.

Diriwayatkan oleh At Tirmidzi (2/244), Ibnu ‘Asakir (7/12/2). Dengan sanad Hammaad
ibn ‘Isa al-Juhani dari Hanzalah ibn Abi Sufyaan al-Jamhi dari Salim ibn ‘Abdullah dari
bapaknya dari ‘Umar ibn al-Khatthab.
At Tirmidzi berkata : “Hadits ini gharib, kami hanya mendapatkannya dari Hammad ibn
‘Isa Al Juhani. Dan dia menyendiri dalam meriwayatkan hadits ini. Dia hanya
mempunyai (meriwayatkan) beberapa hadits saja, tapi orang-orang meriwayatkan
darinya.”
Al Hafidh Ibnu Hajar di dalam At Taqrib At Tahdzib, menjelaskan tentang riwayat
hidupnya, menukil penilaian Ibnu Ma’in berkata: ‘Dia adalah Syaikh yang baik’, Abu
Hatim berkata: ‘Lemah didalam (meriwayatkan) hadits’, Abu Dawud berkata: ‘Lemah,
dia meriwayatkan hadits-hadits munkar’.
Hal senada dikatakan oleh Hakim, Naqash, Ad Daraquthni dan Ibnu Hibban. (Lihat
Irwaul Ghalil 2/178)

Hadits Kedua:

ِ‫جهَهُ ِب َيدَيْه‬
ْ ‫سلّ َم كَانَ ِإذَا دَعَا فَ َرفَ َع َيدَيْ ِه مَسَحَ َو‬
َ َ‫ن يَزِيدَ عَنْ َأبِيهِ أَنّ ال ّنبِيّ صَلّى اللّهم عََليْهِ و‬
ِ ْ‫ب ب‬
ِ ِ‫عَنِ السّائ‬
“Dari Said bin Yazid dari bapaknya bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika
berdo’a dan mengangkat kedua tangannya, maka beliau mengusap wajahnya dengan
kedua tangannya tersebut.”

Hadits ini Dha’if (lemah).

Diriwayatkan oleh Abu Dawud (1492) dari Ibnu Lahi’ah dari Hafsh bin Hisyam bin
‘Utbah bin Abi Waqqash dari Sa’ib bin Yazid dari ayahnya.
Ini adalah hadits dha’if berdasarkan pada Hafsh bin Hisyam karena dia tidak dikenal
(majhul) dan lemahnya Ibnu Lahi’ah (Taqribut Tahdzib). (Lihat Irwaul Ghalil 2/179)

Hadits Ketiga

َ‫ظهُورِ ِهمَا فَِإذَا فَرَغْت‬


ُ ِ‫ن كَ ّف ْيكَ َولَ َت ْدعُ ب‬
ِ ِ‫ع ِببَاط‬
ُ ْ‫لّ فَاد‬
َ ‫سلّمَ ِإذَا دَعَوْتَ ا‬
َ َ‫صلّى الّ عََليْهِ و‬
َ ِّ‫ل قَالَ رَسُولُ ال‬َ ‫س قَا‬
ٍ ‫عبّا‬َ ِ‫ن ابْن‬ ِ َ‫ع‬
َ‫ج َهك‬ْ ‫ح ِبهِمَا َو‬
ْ َ‫فَامْس‬

“Dari Ibnu Abbas. Ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika
engkau berdo’a kepada Allah, mohonlah dengan kedua telapakmu yang bagian dalam,
janganlah engkau memohon dengan punggung kedua telapak tangan. Dan jika engkau
sudah selesai (berdo’a) maka usapkan kedua (telapak tangan) tersebut kewajahmu”.

Hadits ini lemah.

Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (1181, 3866), Ibnu Nashr dalam Qiyaamul-Lail (hal.
137),Ath Thabarani dalam Al-Mu’jam al-Kabir (3/98/1) & Hakim (1/536), dari Shalih ibn
Hassan dari Muhammad ibn Ka’b dari Ibnu ‘Abbas radiallaahu ‘anhu (marfu’). (Lihat
Irwaul Ghahlil 2/179)

Hadits Keempat

ْ‫غتُ ْم فَامْسَحُوا ِبهَا وُجُو َه ُكم‬


ْ َ‫ظهُورِهَا َفِإذَا فَر‬
ُ ِ‫سأَلُو ُه ب‬
ْ َ‫لّ ِببُطُونِ َأكُ ّف ُكمْ َولَ ت‬
َ ‫سَلُوا ا‬

“Mohonlah kalian kepada Allah dengan kedua telapakmu yang bagian dalam, janganlah
kalian memohon kepada-Nya dengan punggung kedua telapak tangan. Dan jika kalian
sudah selesai (berdo’a) maka usapkan kedua (telapak tangan) tersebut kewajah kalian”.

Hadits ini Lemah.

Dilemahkan oleh Imam Nawawi (lihat Nazlul Abrar : 36), Al Baghawi dalam Syarah
Sunnah 5/203, AL Bushiri dalam Az-Zawaid (Misbahuz Zujajah) 1/141, Syeikh Albani
dalam As-Shahihah 2/146 dan Syaikh Bakar Abu Zaid dalam Mashul Wajhi 9-21.

Inilah beberapa riwayat tentang mengusap wajah setelah berdoa, yang kesemuanya tidak
shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, oleh karenanya riwayat-riwayat
tersebut tidak dapat dijadikan sebagai hujjah dalam masalah ini.
Justru kita dapatkan pengingkaran dari para ulama salaf tentang mengusap wajah setelah
berdoa ini diantaranya:

1. Imam Anas Bin Malik.

Imam AL Maruzi mengatakan dalam Kitabul Witri hal : 236 : “Imam Malik bin Anas
Rahimahullah ditanya tentang seorang laki-laki yang mengusapkan kedua telapak
tangannya kewajahnya setelah berdoa. Lalu beliau mengingkarinya seraya berkata: “Aku
tidak tahu (sunnahnya).”

1. Abdullah bin Mubarak.

Imam Baihaqi (2/212) meriwayatkan dari Al Basyani ia berkata: “Aku bertanya kepada
Abdullah yakni Ibnu Mubarak tentang orang yang berdoa kemudian mengusap wajahnya,
beliau menjawab : “Aku tidak mendapati pijakan (dalil) yang kuat tentang persoalan itu.”

1. Imam Izz bin Abdussalam.

Imam Al Munawi dalam Faidhul Qadir 1/369 mengatakan: Imam Izz bin Abdussalam
berkata: “Tidaklah mengusap wajahnya kecuali orang yang jahil.”

1. Imam An Nawawi.

Dalam Kitab beliau al Majmu’ sebagaimana dinukil oleh Ibnu Allan dalam Syarah Al
Adzkar2/311, beliau mengatakan: “Tidak disunnahkan mengusap (wajah) setelah berdoa
diluar sholat.”

1. Imam Ibnu Taimiyah.

Di dalam Majmu’ Fatawa (22/519) beliau mengatakan: “Banyak hadits-hadits yang


shahih yang menjelaskan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kedua
tangan beliau dalam berdoa. Sedangkan tentang mengusap wajah dengan kedua tangan
beliau (setelah berdoa) tidak banyak riwayat dari beliau kecuali satu atau dua riwayat
saja, dan kedua riwayat itupun tidak bisa dijadikan sebagai hujjah (lantaran
periwayatannya yang lemah). Wallahu A’lam.”

Oleh karenanya pendapat yang paling kuat adalah tidak disyari’atkannya mengusap
wajah dengan kedua tangan setelah berdoa, baik itu dalam sholat seperti ketika membaca
doa qunut maupun diluar sholat saat seseorang berdoa memohon kepada Allah Ta’ala.
(Lihat kitab Juz Fi Mashil Wajhi Bil Yadaini ba’da Raf’ihima liddu’a, Syeikh Bakar bin
Abdullah Abu Zaid)

(sumber : Kumpulan Materi Dialog Imani )


Mengusap Muka Sesudah Berwudu
March 27th, 2009 by salam

Tanya : Haruskan mengusap muka setelah mengangkat tangan dalam berdoa setelah
wudu ?

Jawab : Hadist-hadist mengusap tangan setelah berdoa tidak ada yang sahih, seperti :
Dari Abdullah bin Abbas – sesungguhnya Rasullulah SAW bersabda, “Mintalah kepada
Allah dengan (menampakkan) telapak tangan-telapak tangan kalian dan janganlah
kalian meminta kepada-Nya dengan punggung tangan-tangan kalian, jika sudah selesai
maka usaplah telapak tangan kalian ke wajah-wajah kalian.” H. R. Abu Daud.

Pada riwayat ini terdapat rawi bernama Abdullah bin Ya’qub bin Ishak Al Madini, ia
majhul dalam pandangan Adz Dzahabi dan Ibnu Qayyim. Mizanul I’tidal II : 527,
Tahdzibut Tahdzib V : 86. Hadis ini diriwayatkan dari jalan yang lain (yang semuanya)
melalui Muhammad bin Ka’ab dan kesemuanya dhaif. Ada juga hadis semakna dari Yazid
bin Said, pada sanadnya ada rawi bernama Hafsh bin Hasyim bin Utbah bin Abi Waqas
Al Quraisyi yang majhul. Mizanul I’tidal I : 569, Al Kasyif I : 244, Tahdzibut Tahdzib I :
420. Selain itu ada juga perawi bernama Abu Lahi’ah yang hadisnya tidak bisa dijadikan
hujjah. Al Kamil V : 144-145. Ada juga riwayat Tirmidzi dari Sahabat Umar namun pada
hadisnya terdapat rawi bernama Hamad bin Isa Ubaidah Al Zuhani yang dinilai dhaif
oleh Abu Hatim.

Selain itu juga ada seorang yang biasa meriwayatkan hadist-hadist yang munkar dalam
pandangan Abu Daud. Tahdzibul Kamal VII : 282.

Dengan demikian, hadis-hadis tentang mengusap wajah setelah berdoa tidak bisa
dijadikan hujjah dan tidak boleh diamalkan.

Sumber : http://myunger.multiply.com/

Mengusap Muka Setelah Berdo’a


Sabtu, 11 April 2009 14:42

Apakah mengusap muka setelah berdo’a itu bid’ah?

Jawab:

Banyak dijumpai di masyarakat kita, setelah selesai berdo’a lalu mengusap muka dengan kedua
telapak tangannya. Pada umumnya mereka melakukannya berdasarkan kebiasan yang telah
turun menurun. Dan kalaupun ada yang telah membaca dalilnya, mereka tidak mempedulikan
kedudukan hadis-hadis yang mendasarinya.
Hadis-hadis tentang mengusap muka setelah berdo’a cukup banyak. Di antara hadis-hadis itu
adalah

ُ‫لّ فَادْع‬
َ ‫ل الِّ صلى ال عليه وسلم إِذَا َدعَ ْوتَ ا‬ ُ ‫ل قَالَ رَسُو‬
َ ‫س قَا‬
ٍ ‫ن ابْنِ عَبّا‬ ِ َ‫ع‬
َ‫ت فَامْسَحْ ِبهِمَا َوجْ َهك‬
َ ‫غ‬
ْ َ‫طنِ َكفّ ْيكَ وَلَ تَدْعُ ِبظُهُورِهِمَا َفإِذَا فَر‬
ِ ‫بِبَا‬
1- Dari Ibnu Abbas, ia berkata ; “Telah bersabda Rasulullah saw: Apabila engkau meminta
(berdo’a) kepada Allah, maka hendaklah engkau berdo’a dengan kedua telapak tanganmu, dan
janganlah engkau berdo’a dengan kedua punggung (telapak tangan). Apabila engkau telah
selesai berdo’a, maka usaplah mukamu dengan kedua telapak tanganmu”. [HR Ibnu Majah]

Hadits ini sangat lemah (dla’if jiddan). Karena di sanadnya ada seorang (rawi) yang bernama
Shalih Bin Hassan Al-Anshari yang disepakati kelemahannaya oleh para ulama’.

ِ ‫سلُوا الَّ بِبُطُو‬


‫ن‬ َ .…َ‫لّ صلى ال عليه وسلم قَال‬ ِ ‫لا‬ َ ‫س أَنّ َرسُو‬
ٍ ‫ن ابْنِ عَبّا‬ ِ َ‫ع‬
َ‫ قَالَ أَبُو دَاوُد‬.» ‫سحُوا بِهَا ُوجُوهَكُ ْم‬ َ ْ‫سَألُوهُ بِظُهُورِهَا َفإِذَا فَرَغْتُ ْم فَام‬
ْ ‫أَ ُكفّكُمْ وَلَ َت‬
ُ‫عنْ ُمحَمّدِ بْنِ كَ ْعبٍ ُكلّهَا وَاهِيَةٌ وَ َهذَا الطّرِيق‬ َ ٍ‫غيْرِ َوجْه‬ َ ْ‫رُ ِوىَ هَذَا الْحَدِيثُ مِن‬
ٌ ‫أَمْ َثلُهَا وَهُوَ ضَعِي‬.
‫ف أَ ْيضًا‬
2- Dari Ibnu Abbas, bahwa rasulullah saw bersabda… mohonlah kepada Allah dengan telapak
tanganmu, dan janganlah memohon dengan punggung telapak tangan, dan apabila kalian telah
selesai (memohon) maka usapkanlah tanganmu ke wajah kalian. [HR Abu Dawud]

Di dalam hadis ini ada seorang rawi yang tidak disebut namanya (dalam istilah ilmu hadits
disebut rawi mubham). Sedang Imam Abu Dawud sendiri setelah menyebutkan hadis ini
mengatakan: “Hadits inipun telah diriwayatkan selain dari jalan ini dari Muhammad bin Ka’ab al-
Quradzy akan tetapi semuanya lemah (wahiyah). Dengan demikian jalan ini dan yang semisalnya
adalah lemah juga”.

َ‫ن إِذَا دَعَا فَ َرفَع‬


َ ‫ كَا‬-‫صلى ال عليه وسلم‬- ‫ى‬
ّ ِ‫ن النّب‬
ّ َ‫ن أَبِي ِه أ‬
ْ‫ع‬َ َ‫عَنِ السّا ِئبِ ْبنِ يَزِيد‬
ِ‫َيدَيْهِ َمسَحَ َوجْ َههُ بِيَدَ ْيه‬
3- Dari Sa-ib bin Yazid dari bapaknya (Yazid) : Bahwasanya Nabi saw, apabila beliau berdo’a
mengangkat kedua tangannya, (setelah selesai) beliau mengusap mukanya dengan kedua
(telapak) tangannya”. [HR Abu Dawud)

Sanad hadits inipun lemah, karena di sanadnya ada 2 orang rawi yang lemah, yaitu Ibnu Lahi'ah
dan Hafsh Bin Hasyim. Ibnu Lahi’ah dinilai dla’if oleh para ulama’, sedangkan hafsh adalah rawi
yang majhul, tidak diketahui identitasnya.

‫صلى ال عليه‬- ّ‫ل‬ ِ ‫لا‬ ُ ‫ى الُّ عَ ْن ُه قَالَ كَانَ َرسُو‬


َ ِ‫ن الْخَطّابِ َرض‬ ِ ‫عَنْ عُمَرَ ْب‬
ُ‫ إِذَا َرفَعَ يَدَيْ ِه فِى الدّعَا ِء لَمْ َيحُطّهُمَا حَتّى َيمْسَحَ ِبهِمَا َوجْهَه‬-‫وسلم‬
4- Dari Umar bin Khattab, ia berkata : dahulu Rasulullah saw apabila mengangkat kedua
tangannya waktu berdo'a, beliau tidak turunkan kedua (tangannya) itu sehingga beliau mengusap
mukanya lebih dahulu dengan kedua (telapak) tangannya". [HR at-Tirmidzi]

Hadits ini lemah, karena di dalam sanadnya ada seorang rawi bernama Hammad Bin Isa Al-
Juhany. Rawi ini dinilai dla’if, karena menurut Abu Dawud suka meriwayatkan hadis-hadis munkar

Karena hadis-hadis yang menerangkan tentang mengusap wajah semuanya dla’if, dan tidak ada
hadis yang shahih, maka yang benar setelah berdo’a tidak mengusap wajah

( Sumber : http://www.assalaam.or.id/forum-santri/ibadah/416-mengusap-muka-setelah-
berdoa.html )

You might also like