You are on page 1of 20

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Allah SWT menciptakan bumi beserta isinya, menciptakan sebuah kehidupan di dalamnya, bukanlah tanpa tujuan yang jelas. Sama halnya dengan Allah SWT menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak sia-sia, manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi untuk mengatur atau mengelola apa yang ada di bumi beserta segala sumber daya yang ada. Di samping kita sebagai manusia harus pandai-pandai mengelola sumber daya yang ada, sebagai seorang manusia juga tidak boleh lupa akan kodratnya yakni menyembah sang Pencipta, Allah SWT, oleh karena itu manusia harus mempunyai aqidah yang lurus agar tidak menyimpang dari apa yang diperintahkan Allah SWT. Sebagai seorang Islam, wajiblah Muslim Yakin bahawa segala apa yang kita hendak laksanakan tidak mampu untuk buat melainkan dengan adanya Izin Allah. Seseorang hendak buat baik atua buruk perlukan Izin Allah. Ataupun apa yang di rancangan Manusia hanya akan terlaksana jika di takdirkan Allah. Ada takdir yang mana tidak sesuai dengan apa yang kita hendak ada takdir yang selari dengan kehendak kita. Lahir di perut siapa ketrunan apa dan sebaginya bukan sesuatu di atas pilihan kita. Ada takdir yang selari dengan kehenadak kita seperti pilhan buat baik atau jahat. kita berkehendak buat jahat kadang Allah izinkan dan kadang Allah tidak Izinkan. sebab itu ia di Hisab sebab perbuatan itu atas pilihan kita dan dengan Izin Allah sebab itu juga buat baik dapat pahala dan buat jahat dapat dosa. Percakapan biasa dalam Bahasa Melayu "kita hanya merancangn Tuhan yang tentukan". Namun yakini baik dan buruk dari Allah adalah Rukun Iman. Iman adalah aspek agama Islam yang paling mendasar, dan bisa disebut pondasi dari setiap agama. Bila sistem iman rusak, maka runtuhlah bangunan agama secara keseluruhan. Dalam agama Islam iman ini terbagi enam, yaitu: iman kepada Allah, RasulNya, Malaikatnya, Kitab-kitabNya, Hari akhir, dan qadha & qadar.

Universitas AL-Ghifari

1.2 RUMUSAN MASALAH Adapun masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah : 1. Pengertian dan perbedaan qodho dan qodhar 2. Macam macam takdir Allah 3. Hikmah beriman kepada qodho dan qodhar 4. Hubungan takdir dengan usaha manusia 5. Contoh taqdir dalam kehidupan manusia

1.3 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memperdalam ilmu mengenai Iman kepada Qada dan Qadar.

Universitas AL-Ghifari

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan perbedaan qodho dan qodhar Allah 2.1.1 Pengertian qodho dan qodhar Menurut bahasa qadha memiliki beberapa arti yaitu hukum, ketetapan, perintah, kehendak, pemberitahuan, dan penciptaan. Sedangkan menurut istilah, qadha adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya sesuai dengan iradah (kehendak-Nya), meliputi baik dan buruk, hidup dan mati, dan seterusnya. Menurut bahasa qadar berarti kepastian, peraturan, dan ukuran. Sedangkan menurut istilah, qadar adalah perwujudan ketetapan (qadha) terhadap segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya yang telah ada sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya. Qadar disebut juga dengan takdir Allah SWT yang berlaku bagi semua makhluk hidup, baik yang telah, sedang, maupun akan terjadi. Menurut istilah, pengertian Qadar adalah ketetapan atau ketentuan Tuhan sejak azali dan tidak ada satu makhluk pun yang dapat merubahnya. Dengan kata lain Pengertian Qadar merupakan undang-undang, di mana manusia tidak mampu merubahnya. Dalam ilmu kalam, istilah Qadar disamakan dengan Qadha, yakni penetapan Allah yang tidak berubah-ubah. Karena makna dari pengertian Qadar merupakan ketetapan Allah, maka apa yang telah ditetapka-Nya tiada kuasa bagi makhluk-makhluk-Nya untuk mengadakan perubahan atas ketetapan tersebut (bandingkan dengan pengertian takdir) Misalnya saja, Allah telah menetapkan bagi bulan manzilahuntuk mengelilingi matahari, maka walau bagaimana pun usaha manusia untuk merubahnya, sungguh sia-sialah usahanya, karena qadar-nya memang sudah demikian. Beriman kepada qadha dan qadar adalah menyakini dengan sepenuh hati adanya ketentuan Allah SWT yang berlaku bagi semua mahluk hidup. Semua itu menjadi bukti kebesaran dan kekuasan Allah SWT. Jadi, segala sesuatu yang terjadi di alam fana ini telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Universitas AL-Ghifari 3

Rukun iman yang keenam adalah mempercayai adanya qadha dan qodar. Qodha artinya ketentuan atau keputusan Allah kepada mahluknya yang akan terjadi baik di dunia maupun di akherat, sedangkan qodar dalah segala sesuatu ketentuan atau ketetapan Allah yang telah terjadi atas mahluknya. Pendek kata qadha dalah rencana Allah yang akan terjadi sedang jika rencana tersebut sudah terjadi menjadi kenyataan pada diri mahluknya disebut qodar. Segala sesuatu yang ada di dunia ini telah di tentukan qadha oleh Allah. Orang yang beriman kepada Qodha dan Qodar memiliki ciri ciri sebagai berikut : a) Tidak sombong, karena kelebihan dan keberhasilan yang ia miliki merupakan takdir Allah dan Manusia hanya diwajibkan untuk berihtiar. b) Sabar dalam menerima cobaan dan musibah, karena ia yakin bahwa segala sesuatu mengenai dirinya maupun orang lain dalah merupakan ketentuan Allah sehingga manusia hanya menjalannya estela berusaha. c) Optimis dan tidak rendah diri, ia tidak menyesali nasib dan kekurangan yang dimiliki karena apa saja yang dimiliki seseorang merupakan bagiannya yang sudah di takdirkan. d) Qonaah, karena dia sudah merasa cukup dengan yang dimilikinya setelah berusaha. e) Pantang menyerah, tak kenal putus asa selalu berusaha dan berihtiar mencari takdir yang terbaik.

Perilaku yang mencerminkan keimanan kepada qodho dan qadar : Untuk dapat menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada qada dan qadar Allah, hendaknya diperhatikan beberapa hal sebagai berikut : a) Tanamkan keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Allah SWT. agar tidak mudah tergoda bujuk rayu seta. b) Biasakan bergaul dengan orang-orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat, sehingga dapat mencontoh dan meneladani semua amal baiknya. c) Tanamkan kesadaran bahwa manusia adalah makhluk lemah. d) Perbanyak bersikap lapang dada, ikhlak dan berjiwa besar dalam menerima segala sesuatu yang berhubungan dan qada dan qadar Allah. e) Perbanyak sikap berbaik sangka terutama terhadap ketentuan Allah yang kita terima.

Universitas AL-Ghifari

f) Berdoa kepada Allah, agar diberi kekuatan menjadi orang yang beriman kuat, berilmu manfaat dan berakhlak mulia. 2.1.2 Perbedaan qodho dan qodhar Para ulama berbeda pendapat tentang perbedaan antara kedua istilah tersebut. Sebagian mengatakan bahwa Qadar adalah kententaun Allah sejak zaman azali (zaman yang tak ada awalnya), sedangkan Qadha' adalah ketetapan Allah terhadap sesuatu pada waktu terjadi. Maka ketika Allah menetapkan sesuatu akan terjadi pada waktunya, ketentuan ini disebut Qadar. Kemudian ketika telah tiba waktu yang telah ditetapkan pada sesuatu tersebut, ketentuan tersebut disebut Qadha'. Masalah ini (Qadha') banyak sekali disebut dalam AlQur'an, seperti firman Allah :

Artinya : Hai kedua penghuni penjara, "Adapun salah seorang di antara kamu berdua, akan memberi minum tuannya dengan khamar adapun yang seorang lagi maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku)." [Yusuf : 41] Dan firman-Nya :

Universitas AL-Ghifari

Artinya: Dan Allah menghukum dengan keadilan. Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tiada dapat menghukum dengan sesuatu apapun. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.[ Ghafir : 20 ] Dan ayat-ayat lain yang serupa. Maka Qadar adalah ketentuan Allah terhadap segala sesuatu sejak zaman azali, sedangkan Qadha' merupakan pelaksanaan Qadar ketika terjadi. Sebagian Ulama' mengatakan bahwa kedua istilah tersebut mempunyai satu makna. Qadha itu adalah rumusan-rumusan Allah secara global, seperti misalkan bahwa tiap makhluk yang bernyawa pasti mati. Qadar/taqdir adalah rumusan-rumusan Allah yang terinci atau rinciannya, seperti misalnya ayam akan mati pada saat apa dan dimana. Sedangkan qadar/taqdir pada manusia adalah tergantung dari pilihan manusia itu sendiri. Sebagian ulama' ada yang membedakaan diantara dua istilah tersebut. Akan tetapi yang lebih dekat tidak ada perbedaan antara Qadha' dan Qadar dari sisi artinya. Satu kata menunjukkan arti kata yang lainnya. Karena tidak ada dalil dari Kitab ( Al-Qur'an ) maupun Hadits yang membedakan diantara keduanya. Dan sudah ada kesepakatan bahwa boleh menggunakan satu kata untuk kata yang lainnya. Dengan catatan bahwa kata Qadar lebih banyak disebut dan digunakan dalam Al-Qur'an dan Sunnah yang menunjukkan keharusan beriman terhadapnya rukun Iman ini.

2.2 Macam macam takdir Allah Takdir itu terbagi menjadi dua macam yaitu : 1.TAKDIR MUBRAM Yaitu ketentuan yang tak akan diubah Allah. Diminta atau tidak diminta , ada sebab atau tidak ada sebab hukum Allah atau ketetapan Allah yang sudah dituliskan di Lauh AlMahfuzh terjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Sebagai contoh Seperti takdirnya kelahiran bayi. Apakah ibunya tinggal dikampung atau tinggal dikota, sehat atau sakit, kalau waktunya lahir, maka lahirlah bayi itu. Tidak ada yang pempengaruhi bayi itu tidak lahir. 2.TAKDIR MUALLAQ

Universitas AL-Ghifari

Yaitu ketentuan Allah yang pasti berlaku dan terjadi bagi makhluk-Nya bergantung pada sebab atau tindakan .Ketentuan ini dituliskan dalam Lauh Al-Mahwi yang ada ditangan malaikat. Di catatan ini takdir manusia bisa diubah tergantung usaha manusia itu sendiri. Keberuntungan dan musibah yang telah berlalu adalah takdir Mubram, karena tidak mungkin bisa diubah .Ketika kita tidak tahu takdir kita yang akan datang, maka yakinilah bahwa takdir kita pasti baik.Kita harus yakin bahwa takdir kita adalah takdir Muallaq. Allah maha Rahman dan Maha Rahim , memberikan motivasi kita untuk meraih yang terbaik. Itu artinya bahwa amal baik akan menentukan takdir baik. Sebagai contoh seperti takdirnya pencapaian seseorang. Allah takdirkan orang bodoh bagi orang yang tidak mau belajar, dan Allah takdirkan orang pintar bagi orang yang mau belajar . Takdir bodoh atau pintar adalah sebuah kepastian , tetapi dihubungkan dengan sebab Pinttar adalah sebuah pencapaian karena belajar Kepastian karena sebab inilah yang juga disebut dengan hukum alam . Dan para ahli fisika maupun ahli matematika dan bahkan seluruh ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu bekerja dengan hukum ini . Takdir manusia pada kehidupannya : Hidup ini terus berjalan bersama waktu. Kita tidak tahu kapan perjalanan ini akan berakhir . Kita sudah tahu takdir kita yang sudah berlaku sampai saat ini, tetapi kita tidak tahu takdir kita yang akan datang. Kita yakin bahwa Allah sudah menetapkan takdir kita secara terperinci sesuai dengan masa hidup kita. Ketetapan takdir Allah berdasarkan masa bisa dikelompokkan menjadi 3 takdir, yaitu : 1. Takdir Umri , yaitu takdir sepanjang umur. Allah telah menetapkan takdir sepanjang hidupnya, mulai dari kelahiran sampai kematiannya . Disini manusia ditetapkann umurnya , rezekinya, ajalnya, amalnya, celaka atau bahagia. Jelasnya, semua yang akan terjadi mulai dari kelahiran sampai kematian sudah ditakdirkan Allah. Rasulullah bersabda : Sesungguhnya kejadian seorang dari kamu dihimpun dalam perut ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nutfah, kemudian menjadi segumpal alaqah, kemudian menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaikat dan diperintah untuk menuliskan empat kalimat . Kepada malaikat itu dikatakan : Tulislah rezekinya , amalnya ,
Universitas AL-Ghifari 7

ajalnya, celaka atau bahagia. Kemudian Allah meniupkan Ruh ke dalamnya. ( HR. Bukhari dan Muslim ).

2. Takdir sanawi, yaitu takdir tahunan Allah menetapkan takdir manusia dalam satu tahun , kemudian tahun berikutnya , dan tahun tahun seterusnya. Takdir manusia dalam satu tahun ditetapkan pada

malam Qadar, atau Lailatul Qadar. Disini manusia ditetapkan bagaimana kehidupannya , usaha memperoleh rezeki, amal perbuatannya, ibadahnya, dan sebagainya. Allah berfirman ; Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan . Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah . Yaitu urusan yang besar dari sisi kami . Sesungguhnya kami adalah yang mengutus rasul rasul . ( QS . Ad-Dukhan /44 : 2-5 ). Yang dimaksud dengan segala urusan disini ialah segala perkara yang berhubungan dengan kehidupan makhluk seperti : hidup, mati, rezeki, keuntungan, kerugian , dan sebagainya. 3. Takdir Yaumi , yaitu takdir harian. Allah menetapkan takdir manusia dalam implemetasi kehidupannya setiap hari atau dalam waktu yang sudah ditentukan. Disini manusia ditetapkan takdirnya setiap hari ,apa yang akan didapat pada setiap harinya . Para ahli tafsir menjelaskan ayat diatas sebagai berikut : Dalam kehidupan setiap waktu dan setiap hari itu, Allah menghidupkan, mematikan,memberi rezeki, memuliakan kaum,menghinakan kaum lain, menyembuhkan orang sakit, membukakan kesulitan orang yang sungguh sungguh, melapangkan orang yang terkena bencana, mengabulkan orang yang berdoa, memberi orang yang meminta, mengampuni dosa, hingga tidak terbatas apa yang diperbuat oleh Allah terhadap ciptaan-Nya. Dalam kesibukan yang demikian itu , Allah juga mengatur pergantian takdir manusia secara terus menerus,. Yang susah diganti senang, yang senang diganti susah, yang kaya menjadi miskin, yang miskin menjadi kaya, yang baik diganti buruk , yang buruk diganti baik, yang di atas diturunkan , yang dibawah dinaikkan, dan sebagainya. Karena itulah kita tidak perlu bersedih jika saat ini mendapatkan takdir yang kurang baik . Teruslah berjuang mengubah takdir harian kita! Yakinlah dengan perjuangan yang keras , takdir hari esok kita

Universitas AL-Ghifari

akan lebih baik. Lakukan hal yang terbaik hari ini, hari esok akan berubah nasib kita, lakukan demikian secara terus menerus . Percayalah, masa dan hari-hari itu akan berganti, dan takdir kita juga akan berubah . Allah berfirman : Dan hari-hari kejayaan dan kehancuran itu kami pergilirkan diantara manusia ( agar mereka mendapat pelajaran ); dan supaya Allah membedakan orang- orang yang beriman ( dengan orang orang kafir ) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya sebagai saksi dan Allah tidak menyukai orang orang yang Zalim. Semua takdir kita seumur hidup ,setiap tahun, dan setiap hari sangat mungkin bisa diubah , karena masih ada dalam catatan malaikat. Cara mengubahnya , yaitu menghindari takdir dan melakukan takdir serta melakukan usaha sungguh-sungguh. Disamping itu , kita bisa menolaknya dengan doa sebagai mana sabda Rasulullah Saw : Tidak bisa menolak Qadar kecuali doa, dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali kebaikan . ( HR. Ahmad, AT- Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al- Hakim).

2.3 Hikmah beriman kepada qodho dan qodhar Dengan mengimani qadha dan qadar, kita dapat mengambil beberapa hikmah, antara lain : a) Dapat membangkitkan semangat dalam bekerja dan berusaha, serta memberikan dorongan untuk memperoleh kehidupan yang layak di dunia ini. b) Tidak membuat sombong atau takabur, karena ia yakin kemampuan manusia sangat terbatas, sedang kekuasaan Allah Maha Tinggi. c) Memberikan pelajaran kepada manusia bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini berjalan sesuai dengan ketentuan dan kehendak Allah SWT. d) Mempunyai keberanian dan ketabahan dalam setiap usaha serta tidak takut menghadapi resiko, karena ia yakin bahwa semua itu tudak terlepas dari takdir Allah SWT. e) Selalu merasa rela menerimasetiap yang terjadi pada dirinya, karena ia mengerti bahwa semua berasal dari Allah SWT. Dan akan dikembalikan kepadanya , sebagai man firman Allah SWT yang artinya :(yaitu) orang orang yang apabila di timpa

Universitas AL-Ghifari

musibah, mereka mengucapkan : bahwasanya kami ini bagi (kepunyaan) Allah, kami semua ini pasti kembali lagi kepadaNya .(QS.Al Baqarah :156). f) Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian . g) Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa, Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah h) Memupuk sifat optimis dan giat bekerja Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. i) Menenangkan jiwaOrang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi. j) Menumbuhkankesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya berjalan sesuai dengan ketentuan ketentuan Allah swt (sunnatullah atau hokum alam ). Kesadaran demikian dapat mendorong umat manusia (umat Islam) untuk menjadi ilmuan ilmuan yang canggih di bidangnya masing masing , kemudian mengadakan usahausaha penelitian terhadap setiap makhluk Allah seperti manusia, hewan, tumbuhan, air,udara,barang tambang dan gas. Sedangkan hasil hasil penelitiannyadimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia kearah yang lebih tinggi. k) Menumbuhkan sikap dan perilaku terpuji, serta menghilangkan sikap serta perilaku tercela. Orang yang betul betul beriman kepada takdir ( umat islam yang bertakwa ) tentu akan memiliki sikap dan perilaku terpuji seperti sabar, tawakal, qanaah, dan optimis dalam hidup. Juga akan mampu memelihara diri dari sikap dan perilaku tercela seperti : sombong, iri hati, dengki, buruk sangka, dan pesimis dalam hidup.

Universitas AL-Ghifari

10

2.4 Hubungan takdir dengan usaha manusia Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya, baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempat, maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi di alam raya ini ada takdirnya, termasuk manusia. Takdir dalam Agama Islam : Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, Yaitu informasi Allah melalui Al Quran dan Al Hadits. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi. Untuk memahami konsep takdir, jadi umat Islam tidak dapat melepaskan diri dari dua dimensi pemahaman takdir. Kedua dimensi dimaksud ialah dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusiaan. a. Dimensi Ketuhanan Dimensi ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al Quran yang

menginformasikan bahwa Allah maha kuasa menciptakan segala sesuatu termasuk menciptakan Takdir.

a) Dialah Yang Awal dan Yang Akhir ,Yang Zhahir dan Yang Bathin. Allah tidak terikat ruang dan waktu, bagi-Nya tidak memerlukan apakah itu masa lalu, kini atau akan datang). b) Dia (Allah) telah menciptakan segala sesuatu dan sungguh telah menetapkannya (takdirnya). c) Apakah kamu tidak tahu bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Sesungguhnya itu semua telah ada dalam kitab, sesungguhnya itu sangat mudah bagi Allah. d) Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya e) Kalau Dia (Allah) menghendaki maka Dia memberi petunjuk kepadamu semuanya f) Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat g) Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan, Allah yang menentukan segala akibat.

Universitas AL-Ghifari

11

b. Dimensi Kemanusiaan Dimensi ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al Quran yang meginformasikan bahwa Allah memperintahkan manusia untuk berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidup yang dipilihnya.

a) Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekalikali tak ada pelindung bagi mereka selain dia. b) (Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. c) Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Nasrani, Shabiin (orang-orang yang mengikuti syariat Nabi zaman dahulu, atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa), siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan beramal saleh, maka mereka akan menerima ganjaran mereka di sisi Tuhan mereka, tidak ada rasa takut atas mereka, dan tidak juga mereka akan bersedih. Iman kepada Allah dan hari kemudian dalam arti juga beriman kepada Rasul, kitab suci, malaikat, dan takdir.

2.5 Contoh takdir dalam kehidupan manusia

Istilah qadha dan qadar biasa disebut juga dengan takdir. Jadi, beriman kepada qadha dan qadar dapat dikatakan pula dengan beriman kepada takdir. Takdir baru dapat diketahui oleh manusia dengan kenyataan atau peristiwa yang yang telah terjadi, contoh :

a) Terjadinya musibah bencana tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember tahun 2004 yang merenggut ratusan ribu korban meninggal dunia. Sebelum kejadian tersebut tak ada seorangpun yang mengetahuinya. b) Dalam suatu kejadian kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpang ternyata ada seorang bayi yang selamat. Menurut ukuran akal, si bayi adalah makhluk yang sangat lemah dan tidak mampu mencari perlindungan, tetapi malah dia yang selamat.

Universitas AL-Ghifari

12

Sementara penumpang lain yang sudah dewasa dan dapat berusaha menyelamatkan diri malah meninggal dunia. c) Ada seorang yang dilahirkan dari keluarga yang sangat miskin. Orang sekampung memperkirakan anak tersebut kelak juga akan menjadi miskin seperti orang tuanya. Namun, setelah anak tersebut dewasa ternyata menjadi orang yang pandai berdagang, sehingga dia menjadi orang yang kaya. d) Takdir muallaq antara lain adalah kekayaan, kepandaian, dan kesehatan. Untuk menjadi pandai, kaya, atau sehat, seseorang tidak boleh hanya duduk berpangku tangan menunggu datangnya takdir tapi ia harus mengambil peran dan berusaha. e) Ketika sepasang kekasih yang telah lama menjalin hubungan, ketika akan melanjutkan ke jenjang pernikahan tiba-tiba acara yang diharapkan gagal dan mereka berpisah hal tersebut merupakan takdir yang tidak bisa ditolak oleh siapa pun. f) Ketika terjadi gempa bumi ada seorang bayi yang selamat dan bayi tersebut masih hidup walau bayi tersebut terpisah dari keluarganya hal tersebut merupakan takdir.

Contoh-contoh di atas hanyalah merupakan bagian kecil ari peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan takdir Allah SWT. Masih banyak sekali peristiwa yang bisa kita pahami sebagai perwujudan dari qadha dan qadar dari Allah SWT. Namun dari berbagai contoh di atas menunjukkan bahwa qadha dan qadar Allah SWT akan tetap berlaku kepada setiap makhluk-Nya. Oleh karena itu, orang beriman harus meyakini dengan sepenuh hati akan adanya qadha dan qadar. Firman Allah SWT :

Artinya : Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (takdir) Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Yasin : 38)

Dalam surat Al-Hadid ayat 22, Allah juga berfirman :

Universitas AL-Ghifari

13

Artinya : Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. al-Hadid 22)

Universitas AL-Ghifari

14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Dari pembahsan diatas kita dapat menyimpulkan :


a)

Beriman kepada qadha dan qadar adalah menyakini dengan sepenuh hati adanya ketentuan Allah SWT yang berlaku bagi semua mahluk hidup. Semua itu menjadi bukti kebesaran dan kekuasan Allah SWT. Jadi, segala sesuatu yang terjadi di alam fana ini telah ditetapkan oleh Allah SWT.

b) Menurut istilah, pengertian Qadar adalah ketetapan atau ketentuan Tuhan sejak azali dan tidak ada satu makhluk pun yang dapat merubahnya. Dengan kata lain Pengertian Qadar merupakan undang-undang, di mana manusia tidak mampu merubahnya. Dalam ilmu kalam, istilah Qadar disamakan dengan Qadha, yakni penetapan Allah yang tidak berubah-ubah. c) Orang yang beriman kepada qadha dan qadar salah satu diantaranya dia bersifat optimis , pantang menyerah , tidak sombong , serta sabar dalam menerima ujian dan musibah. d) Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. e) Hikmah beriman kepada qadha dan qadar dapat menghasilkan kebaikan untuk diri kita sebagai contohnya dapat membangkitkan semangat dalam bekerja dan berusaha , dapat menjauhkan diri dari sifat takabur dan sombong.

3.2 Saran

Sebagai makhluk hidup di muka bumi kita harus beriman terhadap qodho dan qadar dalam kehidupan sehari hari. Karena merupakan salah satu rukun iman dalam ajaran islam. Dengan beriman kepada qodho dan qadar kita akan mendapatkan hikmah yang berarti dan berguna dalam kehidupan kita. Oleh karena itu sebagai manusia kita harus beriman rukun iman yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Universitas AL-Ghifari

15

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya maka sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan pembahasan Qodho dan Qodar Allah untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa banyak kekurangan baik secara teknik penulisan maupun materi mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini khususnya kepada teman-teman dan dosen pembimbing. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.

Subang November 2013

Penyusun

Universitas AL-Ghifari

16

DAFTAR PUSTAKA

Al-Jauziyah,Ibnu Qayyim. (2006). Qadha dan Qadar Ulasan Tuntas Masalah Takdir, Jakarta: Pustaka Azzam http://khofif.wordpress.com/2010/06/15/faham-qadariyah/diakses http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/rakhma/2010/02/07/nasib-dan-taqdir/ http://www.dakwatuna.com/2008/iman-kepada-qadha-dan-qadar/ http: //qada_qadar.makalah.com

Universitas AL-Ghifari

17

DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................................................ i Daftar isi.....................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 2 Tujuan Pembuatan Makalah ................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3 2.1 Pengertian dan perbedaan qodho dan qodar Allah ........................................................... 3 2.1.1 Pengertian qodho dan qodar .......................................................................................... 3 2.1.2 Perbedaan qodho dan qodar .......................................................................................... 5 2.2 Macam macam takdir Allah .......................................................................................... 6 2.3 Hikmah Beriman Kepada qodho dan qodar ..................................................................... 9 2.4 Hubungan takdir dengan usaha manusia ........................................................................ 11 2.5 Contoh takdir dalam kehidupan manusia ....................................................................... 12 BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 15 3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 15 3.2 Saran ............................................................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................

ii

Universitas AL-Ghifari

18

Nama Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam Nama Dosen : Nuhrodin , S. Ag., M. M. Pd.

Di susun oleh : Kelompok 4 Ketua Anggota : Dewi Susanti : Cucu Solihat I Lia Fitri Yana Yudiana

UNIVERSITAS AL - GHIFARI FAKULTAS MIPA PROGRAM STUDI FARMASI JL. CISARANTEN KULON NO. 140 BANDUNG

Universitas AL-Ghifari

19

Universitas AL-Ghifari

20

You might also like