You are on page 1of 6

IMPLEMENTASI DELAPAN KOMPETENSI DESA SIAGA

OLEH POKJA DESA SIAGA DI PUSKESMAS TAWANGSARI

Oleh : dr. Sugeng Purnomo

Desa siaga ialah suatu kondisi masyarakat tingkat desa/ kalurahan yang memiliki

sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah – masalah kesehatan,

bencana,kegawat daruratan kesehatan secara mandiri. Desa siaga mencakup konsep

pelayanan kesehatan dasar,mengembangkan surveilance dan menciptakan perilaku hidup

bersih dan sehat.

Dalam melaksanakan program pengembangan desa siaga,semua desa di wilayah

kerja Puskesmas Tawangsari yang berjumlah 12 Desa. telah melaksanakan dan

mewujudkan 8 kopentensi Desa Siaga.

1. Melakukan pengamatan penyakit , Gizi, Kesehatan Lingkunngan dan perilaku

masyarakat dalam rangka survei mawas diri.

Pengamatan dilakukan secara terus menerus di setiap RW terhadap :

- Gejala atau penyakit menular potensial KLB, penyakit tidak menular

termasuk gizi buruk

- Faktor resiko : Perilaku buruk masyarakat yang dapat menimbulkan

Penyakit.

- Faktor Lingkungan yang tidak menguntungkan terhadap kesehatan.

- Kejadian dan kondisi lain masyarakat.


Bentuk pengamatan dilakukan oleh masyarakat,kader kesehatan,pengurus Pokja

Desa Siaga dan di laporkan secara tertulis. Kemudian data tersebut dipakai

sebagai bahan untuk SMD ( Survei Mawas Diri ) di tingkat desa. Survei mawas

diri bertujuan agar Forum Kesehatan Desa / Pokja Desa Siaga mampu

melakukan telaah mawas diri untuk desanya, diharapkan mereka menjadi sadar

akan permasalahan yang dihadapi didesanya , serta bangkit niat atau tekad untuk

mencari solusinya.

2. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa dalam penggalangan komitmen Desa

Siaga.

Pada kegiatan ini pengurus Pokja Desa Siaga beserta kader kesehatan mencari

alternatif penyelesaian masalah kesehatan dan upaya membangun masyarakat sehat

dikaitkan dengan potensi yang dimiliki pada saat SMD dilaksanakan,utamanya

daftar masalah kesehatan,data potensi,serta harapan masyarakat. Hasil pendataan

tersebut di musyawarahkan untuk penentuan prioritas, analisa masalah ,

penyelesaian masalah, serta rencana tindak lanjut dan kegiatan yang akan

dilaksanakan bulan depan untuk pembangunan kesehatan dan pengembangan desa

siaga. Seluruh desa telah membuat rencana tindak lanjut dalam bentuk matrik dirinci

mulai dari nama kegiatan,tujuan,sasaran, waktu,tempat, pelaksana, penanggung

jawab dan dana.

3. Memberikan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.


Bberdasarkan hasil Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD ), maka dilakukan

kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di desa tersebut, salah

satumnya adalah kegiatan pelayanan kesehatan promotif atau penyuluhan.

Penyuluhan ini dilaksanakan oleh pengurus pokja desa siaga, kader posyandu dan

bidan desa. Kegiatan penyuluhan dimaksudkan agar pengetahuan masyarakat

meningkat sehingga bisa merubah perilaku. Pelayanan kesehatan preventif yang

dilakukan oleh pengurus pokja desa siaga adalah dengan menggerakan masyarakat

untuk melakukan pencegahan penyakit, misal Pemantauan Jentik dan PSN oleh

kader posyandu untuk mencegah dan memberantas penyakit Demam Berdarah.

Semua Balita diharuskan sudah mendapatkan lima Imunisasi dasar lengkap sebelum

berumur satu tahun untuk mencegah penularan penyakit tuberkulosa, hepatitis,polio

campak,diptheri,pertusis, dan tetnus.

4. Melakukan administrasi desa siaga.

Semua tahapan kegiatan desa siaga mulai dari pengamatan penyakit,survei mawas

diri, Musyawarah Masyarakat Desa, rencana tindak lanjut dan pelaksanaan kegiatan

harus dilaporkan dan ditulis dalam bentuk buku . Buku laporan yang harus dibuat

minimal ; Buku kunjungan rumah, buku survei mawas diri, daftar hadir, notulen

rapat, rencana lindak lanjut, dan hasil pelaksanaan kegiatan .

5. Menggalang jejaring kemitraan potensi yang ada di desa.


Dalam setiap pertemuan musyawarah masyarakat desa,pengurus pokja desa siaga

selalu mengundang organisasi yang ada di desa, Baperdes ,Tim penggerak PKK,

Karang taruna, Pengurus RT / RW, dan diharapkan dengan adanya kemitraan ini

semua program desa siaga dapat terlaksana bersama – sama dengan potensi yang ada

di desa tersebut sehingga dapat berjalan dengan baik dan dapat mengaatasi masalah

kesehatan secara mandiri.

6. Menerapkan teknologi tepat guna sesuai dengan potensi yang ada.

Teknologi tepat guna yang dapat dan sudah dilakukan oleh pokja desa siaga di

puskesmas Tawangsari adalah pemberian dan pemasangan genting kaca pada rumah

penduduk yang anggota keluarganya ada yang menderita Tuberculosa , diharapkan

dengan adanya pemasangan genting kaca cahaya matahari yang masuk rumah

mencagah penularan penyakit TBC pada anggota keluarga yan lain.

7. Menggali pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.

Penggalian pembiyaan kesehatan adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai

upaya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana yang bersumber dari

masyarakat untuk menjamin pemeliharaan kesehatan masyarakat. Bentuk penggalian

dana yang telah dilakukan pokja desa siaga di Puskesmas Tawangsari berupa

jimpitan, uang sukarela pada saat pertemuan arisan, anggaran dana desa, swadaya

RT, hasil pelayanan Poliklinik Kesehatan Desa 10 % untuk kas desa / Pokja desa

siaga . Pengalokasian dana adalah untuk operasional kegiatan desa siaga, yang
antara lain untuk biaya pertemuan rutin bulanan pokja desa siaga, uang transport

kader dalam pemantauan jentik dan PSN, penyuluhan keshatan kepada masyarakat,

pemberian makanan tambahan khususnya balita gizi buruk dan umumnya balita

pengunjung posyandu.

8. Mengelola upaya kesehatan berbasis masyarakat.

Ketua pokja desa siaga bertanggung jawab penuh dalam kegiatan UKBM yang ada

di desa, ketua pokja desa siaga beserta pengurus harus melakukan pembinaan terus

menerus jangan sampai posyandu Balita, Lansia, Posbindu ( Pos Bina Terpadu )

yang sudah berjalan dengan baik berhenti kegiatannya oleh karena sesuatu sebab.

Ketua pokja desa siaga beserta pengurus setiap bulan melakukan kunjugan supervisi

di setiap posyandu balita, lansia dan posbindu untuk memotivasi para kader

sekaligus pembinaan. Bila ada posyandu yang kekurangan / tidak ada

kader,pengurus pokja desa siaga berkewajiban merekrut dan mendapatkan kader

yang baru, selain itu juga perlu mengembangkan upaya – upaya untuk memenuhi

kebutuhan para kader agar tidak drop out, kader – kader yang memiliki motivasi

memuaskan kebutuhan sosial psikologisnya diberi kesempatan seluas – luasnya

untuk mengembangkan motivasinya sedangkan kader yang ekonominya masih

kurang dibantu untuk memperoleh tambahan penghasilan, misal dengan pemberian

insentif atau modal usaha.


Demikianlah delapan kompetensi pokja desa siaga yang telah dan sedang

dijalankan oleh ketua dan pengurus pokja desa siaga se Kecamatan Tawangsari yang

berjumlah 12 desa. Semoga apa yang telah dilakukan ini dapat diteruskan dan

bermanfaat bagi masyarakat sehingga mandiri dalam bidang kesehatan.

You might also like