You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kemajuan dan perkembangan pendidikan sejalan dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sehingga perubahan akhlak pada anak sangat
dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan
pendidikan akhlak pada anak sebaiknya dilakukan sedini mungkin agar kualitas
anak yang berakhlak mulia sebagai bekal khusus bagi dirinya, umumnya bagi
keluarga, masyarakat, bangsa dan agama.
Betapa banyak faktor penyebab terjadinya kenakalan pada anak-anak yang
dapat menyeret mereka pada dekadensi moral dan pendidikan yang buruk dalam
masyarakat, dan kenyataan kehidupan yang pahit penuh dengan “kegilaan”,
betapa banyak sumber kejahatan dan kerusakan yang menyeret mereka dari
berbagai sudut dan tempat berpijak.
Oleh karena itu, jika para pendidik tidak dapat memikul tanggung jawab
dan amanat yang diberikan pada mereka, dan pula tidak mengetahui faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kelainan pada anak-anak serta upaya
penanggulangannya maka akan terlihat suatu generasi yang bergelimang dosa dan
penderitaan dalam masyarakat.
Hal ini sesuai dengan untaian Hikmah (Muhammad Nur, Abdul Hafizh
1988:9) sebagai berikut: Anas ra. Berkata bahwa Rasulullah SAW. Bersabda:
“Apabila Allah menghendaki kebaikan pada suatu keluarga, dia memperdalamkan
pengetahuan agama kepada mereka, menjadikan anak-anak mereka menghormati
orang tua mereka, memberikan kemudahan pada kehidupan mereka,
kesederhanaan dalam nafkah mereka, dan memperlihatkan aib mereka sehingga
mereka menyadarinya, lalu menghentikan perbuatannya. Namun apabila
menghendaki sebaliknya, dia meninggalkan dan menelantarkan mereka.” (H. R.
Daru Quthni).
Ketika seorang anak pertama kali lahir ke dunia dan melihat apa yang ada
di dalam rumah dan sekelilingnya, tergambar, dalam benaknya sosok awal dari
sebuah gambaran kehidupan. Bagaimana awalnya dia harus bisa melangkah dalam
kehidupan di dunia. Jiwanya yang masih suci dan bersih akan menerima segala
bentuk apa saja yang datang dalam dirinya. Imam Al-Ghozali berkata: anak adalah
amanat bagi orang tuanya hatinya bersih, suci, dan polos, kosong dari segala
ukiran dan gambaran anak akan selalu menerima segala yang diukirnya dan anak
akan cenderung terhadap apa saja yang mempengaruhinya, maka apabila dia
dibiasakan dan diajarkan serta dibimbing untuk melakukan kebaikan, niscaya
akan seperti itulah anak terbentuk, sehingga kedua orang tuanya akan
mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Namun apabila si anak dibiasakan untuk melakukan kejahatan dan
ditelantarkan bagaikan binatang liar, sengsara dan celakalah ia, dosanya akan
ditanggung langsung kedua orang tuanya sebagai Penanggung jawab, dari amanat
Allah.
Rasulullah SAW bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci,
bersih, dan sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang menjadikannya sebagai
orang Yahudi, atau Majusi atau Nasrani.”Abu ‘Ala berkata dalam syairnya Al-
Bayan (Mendidik Anak Bersama Rasulullah,1998. M. Nur Abdul Hanifah):
Akan tumbuh dan berkembang seorang anak sebagaimana perlakukan dan
pembiasaan orang tuanya terhadapnya, anak tidak mungkin menjadi hina dan
tercela. Apabila kita memahami betapa besar pengaruh lingkungan rumah bagi
kehidupan anak maka kedua orangtuanya memiliki kewajiban penuh dalam
mempersiapkan anak dan melindunginya dari kehinaan serta mengarahkannya
agar tumbuh di dalam jiwanya ruh agama dan kemuliaan
Dari kemungkinan-kemungkinan di atas penulis tertarik untuk
mendeskripsikan bimbingan orang tua dalam membina akhlak pada usia pra
sekolah di lingkungan keluarga.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas permasalahan dalam tugas akhir ini
dirumuskan dalam hal-hal sebagai berikut:
a) Bagaimana bentuk bimbingan orang tua dalam membina akhlak terhadap anak
pra sekolah di lingkungan keluarga
b) Sejauh mana pentingnya pembinaan akhlak terhadap anak usia pra sekolah di
lingkungan keluarga

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1) Untuk mengetahui bagaimana orang tua dalam membimbing akhlak, pada anak
usia pra sekolah di lingkungan keluarga.
2) Untuk mengetahui bagaimana pentingnya pembinaan akhlak terhadap anak usia
pra sekolah di lingkungan keluarga
BAB II
BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP ANAK

A. Bimbingan Orang Tua Terhadap Anak

1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai suatu bantuan. Namun
untuk sampai kepada pengertian yang sebenarnya kita harus ingat bahwa tidak
setiap bantuan dapat diartikan bimbingan. Bimbingan adalah terjemahan dari
istilah bahasa Inggris yaitu guidance, kata guidance berasal dari kata kerja to
guidance artinya menunjukkan, membimbing, menuntun orang ke jalan yang
benar. Jadi kata guidance berarti pemberian petunjuk, pemberian bimbingan pada
orang lain yang membutuhkan. Untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas di
bawah ini penulis akan pendapat dari para pakar, diantaranya:
1) Jear Book of education (I. Djumhur, 1975:25) mengemukakan bahwa
bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri
untuk dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan
pribadi dan kemanfaatan sosial.
2) Stoops (I. Djumhur, 1975:25), mengemukakan bahwa bimbingan adalah suatu
proses membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara
maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebenar-benarnya, baik bagi dirinya
maupun bagi masyarakat.
3) Miller (I, Djumhur, 1975:25) mengemukakan bimbingan adalah proses
terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang
dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah,
keluarga, serta masyarakat.

2. Pengertian Orang Tua Dan Tanggung Jawabnya Terhadap Anak


Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang dituakan.
Namun umumnya di masyarakat pengertian orang tua itu adalah orang yang telah
melahirkan kita yaitu Ibu dan Bapak. Ibu dan bapak selain telah melahirkan kita
ke dunia ini, ibu dan bapak juga yang mengasuh dan yang telah membimbing
anaknya dengan cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan
sehari-hari, selain itu orang tua juga telah memperkenalkan anaknya kedalam hal-
hal yang terdapat di dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang
tidak dimengerti oleh anak. Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak
adalah dari orang tuanya. Karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani si anak
dan sebagai penyebab berkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi
anak dan pemikirannya dikemudian hari terpengaruh oleh sikapnya terhadap
orang tuanya di permulaan hidupnya dahulu.
Jadi, orangtua atau ibu dan bapak memegang peranan yang penting dan
amat berpengaruh atas pendidikan anak-anak. Sejak seorang anak lahir, ibunyalah
yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu ia meniru perangai ibunya dan
biasanya seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalankan
tugasnya dengan baik dan penuh kasih sayang. Ibu merupakan orang yang mula-
mula dikenal anak yang menjadi temanya dan yang pertama untuk dipercayainya.
Kunci pertama dalam mengarahkan pendidikan dan membentuk mental si anak
terletak pada peranan orang tuanya, sehingga baik buruknya budi pekerti itu
tergantung kepada budi pekerti orang tuanya.
Sesungguhnya sejak lahir anak dalam keadaan suci dan telah membawa
fitrah beragama, maka orang tuanyalah yang merupakan sumber untuk
mengembang fitrah beragama bagi kehidupan anak dimasa depan. Sebab cara
pergaulan, aqidah dan tabiat adalah warisan orang tua yang kuat untuk
menentukan subur tidaknya arah pendidikan terhadap anak.

3. Tujuan Orang Tua Membimbing anaknya


Orang tua membimbing anaknya karena kewajaran karena kodratnya dan
selain itu karena cinta. Tujuan orang tua membimbing anaknya itu menjadi anak
yang shaleh.
Anak yang shaleh dan berprestasi dalam belajar dapat mengangkat nama
baik orang tuanya yang telah membimbing anaknya dengan penuh kasih sayang.

B. Pembinaan Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Perkataan akhlak dari bahasa arab, jamak dari khuluk, secara lugowi
diartikan tingkah laku untuk kepribadian. Akhlak diartikan budi pekerti, perangi,
tingkah laku, atau tabiat. Untuk mendapatkan definisi yang jelas di bawah ini
penulis akan kemukakan beberapa pendapat diantaranya:
a. Al-Ghozali (Moh. Rifai, 1987: 40) mengemukakan bahwa “akhlak ialah yang
tertanam dalam jiwa dan dari padanya timbul perbuatan yang mudah tanpa
memerlukan pertimbangan.”
b. Ahmad Amin (Moh. Rifai, 1987: 41) mengemukakan bahwa “akhlak yang
dibiasakan, artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka
kebiasaan itu dinamakan akhlak.
Dari definisi-definisi di atas memberikan suatu gambaran, bahwa tingkah
laku merupakan bentuk kepribadian dari seseorang tanpa dibuat-buat tanpa ada
dorongan dari luar. Kalau pun adanya dorongan dari luar sehingga seseorang
menampakan pribadinya dengan bentuk tingkah laku yang baik, namun suatu
waktu tanpa di pasti akan terlihat tingkah laku yang sebenarnya.
Sifat-sifat yang tertanam pada manusia sejak lahir berupa perbuatan baik
disebut akhlak yang mulia atau perbuatan buruk disebut akhlak tercela. Awal
seseorang mempunyai tingkah laku karena adanya pengaruh, baik secara langsung
maupun tidak langsung sesuai dengan pembinaannya, karena didikan dan
bimbingan dalam keluarga secara langsung maupun tidak langsung banyak
memberikan bekas bagi penghuni rumah itu sendiri dalam tindak-tanduknya,
maka ilmu akhlak menjelaskan tentang arti baik dan buruk, menerangkan apa
yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyarankan tujuan yang harus dituju
oleh manusia dalam perbuatan yang harus menunjukan jalan apa yang harus di
perbuat.

2. Pembinaan Akhlak terhadap anak


Secara umum bahwa akhlak dapat disamakan dengan budi pekerti,
perangai atau kepribadian dari hal tersebut setiap individu berangkat dalam
mempertahankan jati diri dari kesewenangan-wenangan individu lainnya, akhlak
dapat mencerminkan kepribadian sekaligus dapat menggambarkan karakteristik
untuk senantiasa dibina demi mempertahankan citra diri dan keluarga serta
masyarakat sekitarnya.
Seorang individu mempunyai akhlak, awalnya adalah hasil dari bimbingan
orang tuanya dalam lingkungan keluarga, pengaruh yang tidak sengaja akan dapat
diperoleh melalui Pengamatan panca indera, yang tidak disadari masuk dalam
pribadi anak atau individu.
Oleh karena akhlak merupakan sebagian cermin dari tingkah laku individu,
maka keberadaan akhlak itu harus tetap dibina dan diarahkan karena akhlak
sebagai penuntun kebaikan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Disinilah
letak pentingnya pembinaan akhlak terhadap anak, guna mencapai tujuan yang
dikehendaki.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak, karena
merekalah anak mula-mula menerima pendidikan-pendidikan serta anak mampu
menghayati suasana kehidupan religius dalam kehidupan keluarga yang akan
berpengaruh dalam perilakunya sehari-hari yang merupakan hasil dari bimbingan
orang tuanya, agar menjadi anak yang berakhlak mulia, budi pekerti yang luhur
yang berguna bagi dirinya demi masa depan keluarga agama, bangsa dan negara.

B. Saran
Hendaklah orang tua selalu memberikan perhatian yang jenuh kepada
anaknya dalam membina akhlak bukan hanya menyuruh anak agar melakukan
perbuatan yang baik tetapi hendaklah orang tua selalu memberikan contoh yang
baik bagi anak-anaknya
Serta orang tua tampil selalu tauladan baik, membiasakan berbagai bacaan
dan menanamkan kebiasaan memerintah melakukan kegiatan yang baik,
menghukum anak apabila bersalah, memuji apabila berbuat baik, menciptakan
suasana yang hangat yang religius (membaca Al-Qur’an, sholat berjamaah,
memasang kaligrafi, Do’a-Do’a dan ayat-ayat Al-Qur’an), menghapal,
menumbuhkan gairah bertanya dan berdialog.
BIMBINGAN ORANG TUA
TERHADAP ANAK PRA SEKOLAH

MAKALAH

Diajukan sebagai Tugas Mandiri


Mata Kuliah : Pendidikan Luar Sekolah
Dosen : Bapak Taqiyudin, M.Ag

Oleh :
R O H MAT
NIM. 50540341
Tarbiyah / PAI-2 / XI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)


CIREBON
2008

You might also like