Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI :
SUSPECT CASE :
adalah Seseorang setelah 1 November 2002 menderita sakit dengan gejala
demam tinggi (>38°C), dengan satu atau lebih gejala gangguan pernapasan
yaitu batuk, napas pendek, kesulitan bernapas,dengan satu atau lebih
keadaan berikut; dalam 10 hari terakhir sebelum sakit mempunyai riwayat
kontak erat dengan seseorang yang didiagnosis sebagai penderita SARS
atau dalam 10 hari terakhir sebelum sakit melakukan perjalanan ke " Affected
Areas" lihat http://www.infeksi.com/penyakit/penyakit_sars.html
SARS adalah infeksi saluran napas akut berat disebabkan oleh coronavirus.
Sars merupakan salah satu type pneumonia atipik. atau SARS adalah
Pneumonia yang didapat melalui penularan di masyarakat atau lazim disebut
Community Acquired Pneumonia ( CAP ).
FORMULIS SARS adalah formulir yang telah disiapkan dalam rangka
pencatatan dan pelaporan kasus SARS, terdiri dari Form Sars.01, Form Sars
02, Form Sars.03,Form Sars.04 dan Form Sars. 05. Form.W1 ...
PROSEDUR
1. RUJUKAN : Penderita yang dirujuk ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.
Dr. Sulianti Saroso adalah penderita yang oleh Petugas Kesehatan dari
Rumah Sakit yang merujuk sudah dapat mengidentifikasi bahwa penderita
tersebut adalah SUSPECT CASE SARS. Rumah Sakit yang melakukan
rujukan sebaiknya menghubungi petugas Triage RSPI - SS untuk
mempersiapkan segala sesuatunya dalam rangka penerimaan penderita
tersebut termasuk pengiriman kendaraan ambulans khusus untuk
penanganan kasus ini ke rumah sakit yang merujuk tersebut.
3. DATANG SENDIRI :
Adalah tempat yang disediakan oleh Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.
Dr. Sulianti Saroso untuk melakukan pendaftaran diri penderita dalam
rangka pemeriksaan kesehatan oleh tim Medis Rumah Sakit.
Pada TPP tersebut telah ditempatkan seorang petugas tambahan yang
telah dilatih untuk melakukan seleksi terhadap seluruh penderita yang
mengalami keluhan/gejala sesuai gejala SARS.
Petugas TPP tersebut akan mengarahkan penderita yang telah dicurigai
menderita gejala SARS tersebut untuk diperiksa di ruang Triage IRD.
5. GEJALA SARS :
RAWAT JALAN :
RADIOLOGI :
o Petugas Instalasi radiologi telah mempersiapkan diri dengan Standart
Universal Precaution sebelum melaksanakan tugasnya.
o Pemeriksaan akan dilakukan selama 24 jam dengan menggunakan
dua pesawat radiologi, satu pada ruang Instalasi dan satu lagi pesawat
radiologi yang mudah bergerak dan berada didalam ruangan
perawatan
o Pemeriksaan Foto Toraks dengan gambaran Infiltrat pada Foto Toraks
adalah menunjukan bahwa kasus ini adalah kasus SARS.
o Mengukur suhu tubuh dua kali sehari, apabila suhu mencapai lebih dari
38° C dua kali berturut-turut maka penderita harus melapor ke RS.
o Hindari kontak dengan orang lain dirumah semaksimal mungkin.
o Pemeriksaan ulang/kontrol dilakukan satu minggu setelah pulang,
pemeriksaan kontrol dilakukan Foto Toraks dan uji lain yang abnormal.
o Gunakan masker ( N95 tipe 8210, atau surgical mask).
o Penderita baru boleh masuk kerja/sekolah setelah 14 hari pulang dari
Rumah Sakit.
KEMBALI KE TRIAGE RUMAH SAKIT.
KAMAR MAYAT :
DOKUMEN TERKAIT
o Jadwal dokter jaga triage, daftar jaga dokter konsulen jaga
o Daftar jaga perawat Instalasi Rawat Darurat / Instalasi Rawat Inap/
Instalasi Laboratorium dan Instalasi Radiologi
o FORMULIS SARS adalah formulir yang telah disiapkan dalam rangka
pencatatan dan pelaporan kasus SARS, terdiri dari Form Sars.01,
Form Sars 02, Form Sars.03,Form Sars.04 dan Form Sars. 05.Form
Sars.06
o Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.
Dr.Sulianti Saroso Jakarta tentang Tim Penanganan SARS di Rumah
Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta.
LEMBAR PERTANYAAN KASUS SARS
UNTUK RUANG TRIAGE
NAMA PENDERITA :
TANGGAL MASUK DIRAWAT :
NAMA PETUGAS IRD :
PETUGAS SEGERA MELAKUKAN Standar Universal Precautions ( Masker N95, topi, baju / apron,
sepatu dan sarung tangan )
PENDERITA MENGGUNAKAN MASKER ( SEBAIKNYA MASKER N95 )
Hasil :
1. Jika jawaban Ya pada pertanyaan 1,2, dan 3 maka dianjurkan untuk dilakukan perawatan pada
ruang perawatan observasi / ISOLASI
2. Jika jawaban ya pada seluruh pertanyaan maka penderita harus dirawat di ruang Isolasi SUSPECT
CASE.
3. Jika ada hasil Thoraks foto ( Pneumonia + ), maka penderita harus dirawat diruang Isolasi
PROBABLE CASE .
KUESIONER SKRINING
PASIEN SUSPECT CASE SARS
Untuk meningkatkan kewaspadaan kita terhadap wabah kasus SARS, dimana setiap pasien yang
datang ke RSPI - SS akan melakukan/dilakukan pemeriksaan terhadap suspek SARS/Probable SARS maka
akan dilakukan anamnesa dengan menggunakan kuesioner ini, kuesioner yang telah diisi sebaiknya
dilampirkan dalam status penderita Suspek/Probable SARS.
Nama Penderita :
Tanggal Pengisian :
Nomor Rekam Medis :
Nama yang mengisi :
Catatan :
Lembaran ini dilampirkan dalam status penderita
Dokter Triase
1. Sarung tangan
Sarung tangan melindungi tangan dari bahan-bahan terinfeksi dan melindungi pasien dari
mikroorganisma yang berasal dari tangan petugas. Alat ini adalah satu-satunya pembatas fisik yang lebih
penting selain cuci tangan untuk mencegah penyebaran infeksi.
Tergantung pada situasi yang dihadapi, sarung tangan rumah tangga perlu dikenakan oleh semua petugas
bila :
• Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah / cairan tubuh, selaput lendir, kulit yang terbuka
• Melakukan prosedur medis invasif (memasang selang infus)
• Menangani bahan sampah terkontaminasi atau menyentuh permukaan terkontaminasi.
Langkah-langkah mengenakan sarung tangan:
Cuci tangan dengan air dan sabun 10-15 detik dan keringkan dengan handuk kertas/kain
LANGKAH 1:
sekali pakai atau pengering
Kenakan kedua sarung tangan. Sepasang sarung tangan bersih untuk prosedur yang
memerlukan sentuhan halus (seperti pengambilan sampel darah) atau sepasang sarung
LANGKAH 2:
tangan rumah tangga untuk membersihkan permukaan yang terkontaminasi dengan
desinfektan.
Dekontaminasi sarung tangan dengan merendam dalam larutan klorin 0.5% selama 10
LANGKAH 3: menit bila sarung tangan akan dipakai lagi. Bila tidak dipakai ulang, buang kedalam
tempat sampah terkontaminasi yang anti bocor.
Cuci tangan dengan air dan sabun 10-15 detik dan keringkan dengan handuk kertas/kain
LANGKAH 4:
sekali pakai atau pengering udara sebelum kontak dengan pasien berikut atau petugas.
• Selalu cuci tangan dengan air dan sabun sebelum mengenakan masker
• Selalu cuci tangan dengan air dan sabun serta mengeringkannya setelah menyentuh atau
melepaskan masker
• Jangan sering-sering menyentuh dan menyetel masker
• Ganti masker tiap 4 jam bila basah karena sekresi/air ludah
• Selalu siapkan sepasang masker
• Pastikan bahwa masker menutup sempurna ke wajah
• Buang masker yang sudah dipakai ketempat sampah yang disediakan untuk bahan terkontaminasi
CUCI TANGAN
Mencuci tangan dengan air dan sabun akan banyak mengurangi jumlah mikroorganisma dari kulit dan
tangan.
Mencuci Tangan sebaiknya dilakukan, sebelum:
• Memeriksa pasien
• Memakai sarung tangan
atau sesudah:
Pada daerah triase / penapisan di fasilitas pelayanan, perlu disediakan paling tidak:
• Bila kulit lecet atau perlu sering-sering cuci tangan karena banyak kasus, bisa dipakai sabun lunak
(tanpa antiseptik) untuk mengangkat kotoran. Krim dan lotion pelembab bisa dipakai untuk
menghindari iritasi kulit.
• Bila diperlukan antimikroba (a.l. kontak dengan pasien suspek SARS), dan bila tangan tampak
tidak kotor, maka sebagai altrernatif bisa dipakai antiseptik gel setelah kontak.
Dekontaminasi dan mencuci merupakan dua langah pencegahan infeksi yang sangat efektif untuk
mengurangi risiko terkena infeksi bagi petugas kesehatan, termasuk petugas kebersihan dan rumah
tangga bila mereka menangani alat medis, sarung tangan dan lain-lain. Sterilisasi atau DTT (desinfeksi
tingkat tinggi) dilakukan setelah deontaminasi dan pencucian selesai dilakukan.
Dekontaminasi merupakan langkah pertama yang harus dilakukan untuk memproses alat dan
sarung tangan yang kotor, dimana alat-alat yang telah kontak dengan darah atau cairan tubuh direndam
dulu dalam larutan klorin 0.5 % selama 10menit. Tindakan ini akan mematikan berbagai virus sehingga
aman untuk ditangani oleh petugas yang mencuci.
larutan pekat
Jumlah bagian air dibutuhkan = ---------------------------- - 1
% larutan dekontaminasi
Campurkan 1 bagian larutan pekat dengan jumlah bagian air sesuai formula
Contoh: Membuat larutan dekontaminasi 0.5% dari larutan pekat 5%
Note: cairan pemutih yang beredar (Bayclean, Sunclean dll) pada umumnya
mempunyai kadar klorin 5.25%. Untuk kepastian harap di cek kembali.
Pembuangan Limbah/Sampah
Tujuan dari pengelolaan limbah adalah untuk:
• Menggunakan plastik atau wadah besi dengan tutup yang dapat dipasang dengan rapat
• Pisahkan sampah terkontaminasi dan tak terkontaminasi. Beri tanda pada wadah untuk sampah
terkontaminasi.
• Taruh tempat sampah di tempat yang memerlukan dan nyaman bagi pemakai
• Perlengkapan yang digunakan untuk menampung dan membawa sampah tidak boleh digunakan
untuk keperluan lain
• Cuci semua wadah/tempat sampah dengan larutan disinfektan (klorin 0.5%) dan bilas dengan air
secara teratur. Petugas pembersih harus memakai Barier Protektif (pelindung wajah, apron,
sarung tangan rumah tangga dan sepatu boot).
• Petugas kebersihan harus memakai Barier Protektif ketika membuang sampah, kemudian setelah
selesai dan melepaskan sarung tangan, cuci tangan atau gunakan antiseptik tangan berbahan
dasar alcohol .
Sanitasi Lingkungan
Urusan kebersihan di rumah sakit dan klinik, meliputi lantai, dinding, beberapa perlengkapan
tertentu, meja dan permukaan lain. Tujuan dari kegiatan kebersihan adalah untuk::
• Mengurangi jumlah mikroorganisme yang mungkin tertinggal di pasien, penjenguk, petugas, dan
masyarakat
• Menciptakan suasana yang bersih dan menyenangkan bagi pasien dan petugas
• Saat pagi hari semua permukaan yang rata harus dibersihkan dengan kain bersih yang telah
dibasahi untuk menghapus debu
• Pembersihan total / bongkar (mengepel lantai dan menggosok semua permukaan dari atas sampai
bawah) dilakukan pada:
o Akhir hari atau pergantian shift (area penerimaan pasien)
o o Setelah transfer kasus Suspek SARS (ruang isolir)
Pembersihan
• Petugas yang ditunjuk harus memakai sarana pelindung (sarung tangan rumah tangga/utility dan
sepatu boot)
• Ambil wadah/ember dekontaminasi yang tertutup kemudian ganti dengan wadah/ember berisi
larutan klorin 0.5% baru
• Ambil tempat untuk sampah terkontaminasi dan ganti dengan tempat sampah bersih
• Rendam kain lap ke dalam larutan disinfektan dan gunakan untuk membersihkan semua
permukaan termasuk tempat penerimaan, meja, wastafek, lampu, dll. Bersihkan dari atas ke
bawah, sehingga debu yang jatuh ke lantai dibersihkan paling akhir.
• Permukaan ventilasi AC harus dibersihkan dengan kain basah, sabun dan air. Penyaring udara
harus diperiksa dan dibersihkan setiap bulan.
• Lantai harus dibersihkan dengan kain / alat pel menggunakan larutan pembersih 0.5%
• Untuk setiap noda tetesan atau ekskresi cairan tubuh, bersihkan dengan larutan klorin 0.5%
LANGKAH - LANGKAH
Pengambilan Spesimen
Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas laboratorium atau petugas lain yang terampil dan
berpengalaman. Sesuai dengan kondisi dan situasi setempat, spesimen dapat diambil oleh petugas
RS/laboratorium setempat, atau oleh petugas laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
Pengambilan harus dilakukan dengan memperhatikan universal precaution atau kewaspadaan dini untuk
mencegah terjadinya infeksi. Jenis spesimen yang diambil dapat berupa : usap nasopharynx, usap
oropharynx, bilasan broncheoalveolar, aspirat tracheal atau pleural, darah (serum atau darah), urin, tinja,
dan jaringan. Dianjurkan untuk mengambil / mengirimkan lebih dari satu macam spesimen.
Pengiriman Spesimen
Untuk sementara ini, pemeriksaan laboratorium masih akan dilakukan di CDC Atlanta, Amerika Serikat.
Pengiriman spesimen dilaksanakan secara kolektif oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
bekerja sama dengan US NAMRU-2, Jakarta. Untuk bulan pertama, pengiriman akan dilakukan seminggu
sekali atau seminggu dua kali. Frekuensi pengiriman selanjutnya akan ditentukan kemudian, sesuai
dengan perkembangan epidemiologi SARS di Indonesia, perkembangan teknologi laboratorium global, dan
kebijakan Departemen Kesehatan RI.
Spesimen dari daerah dibawa ke atau dikirimkan ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
setiap kali ada kasus Suspect atau probable SARS dengan alamat sebagai berikut:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Jl. Percetakan Negara no.29
Jakarta 10560
Up. Drh. Gendro Wahyuhono,MTH.
Tilpon: 021-426-1088 ext. 126 / 021-425-9860
Fax: 021-424-5386
e-mail: gendro@litbang.depkes.go.id
Spesimen harus diambil segera pada waktu pasien masih dalam keadaan sakit. Virus akan hilang dalam
waktu 72 jam setelah gejala penyakit timbul, sedangkan kuman patogen lain akan dapat diisolasi setelah
lewat 72 jam.
Tiga jenis spesimen dapat diambil untuk isolasi bakteri atau virus dan pemeriksaan dengan PCR.
Spesimen tersebut meliputi :
• Usap nasopharynx
• Bilasan nasopharynx
• Usap uropharynx
Bilasan nasopharynx merupakan spesimen untuk mendeteksi virus saluran nafas, terutama pada anak-
anak berumur 2 tahun atau kurang.
Gunakan swab yang terbuat dari dacron/rayon steril dengan tangkai plastik. Jangan menggunakan kapas
yang mengandung kalsium alginat atau kapas dengan tangkai kayu, karena mungkin mengandung
substansi yang dapat menghambat pertumbuhan virus tertentu dan dapat menghambat pemeriksaan PCR.
Untuk usap nasopharynx: masukkan swab ke dalam lubang hidung sejajar dengan rahang atas. Biarkan
beberapa detik agar cairan hidung terhisap. Lakukan usapan pada kedua lubang hidung. Untuk usap
oropharynx: lakukan usapan pada bagian belakang pharynx dan daerah tonsil, hindarkan menyentuh
bagian lidah. Kemudian masukkan swab sesegera mungkin ke dalam cryotube (tabung tahan pendinginan)
yang berisi 2 ml media transport virus (Hanks BSS + antibiotik). Putuskan gagang plastik di daerah mulut
botol/tabung agar botol/tabung dapat ditutup dengan rapat. Bungkus tabung ini dengan tissue bersih atau
kertas koran yang telah diremas-remas agar menghindarkan terjadinya beturan-benturan pada tabung
saat pengiriman. Masukkan tabung ini kedalam kotak pengiriman primer (bahan boleh dari pipa paralon
atau sejenis tupper ware).
Spesimen yang diambil dapat berupa bilasan bronkhoalveolar, aspirasi trakheal, atau cairan pleural.
Setelah itu, separuh cairan disentrifugasi dan endapan selnya difiksasi dalam formalin. Sisa cairan yang
belum disentrifugasi ditampung dalam botol dengan tutup luar yang bagian dalamnya mengandung ring
untuk penahan. Semua spesimen ini masukkan dalam kotak pengiriman spesimen primer seperti diatas.
Komponen Darah
Darah fase akut harus diambil dan dikirim sesegera mungkin. Jika mungkin spesimen fase konvalesen (3-
4 minggu setelah pengambilan darah primer).
• Masukkan separuh dari darah yang diperoleh kedalam tabung darah bertutup karet warna merah
(tabung steril vacum tanpa bahan pencegahan pembekuan darah) dan separuh lagi masukkan
kedalam tabung darah bertutup karet ungu (tabung steril vacuum berisi EDTA-bahan pencegahan
pembekuan darah).
• Diamkan darah dalam waktu 1 jam pada suhu kamar, agar darah dalam tabung merah membeku
dengan baik.
• Pemisahan darah bekuan dari serum pada tabung merah dan darah dari plasma pada tabung ungu
harus dilakukan di Badan Litbangkes/Namru-2, Jakarta.
• Semua tabung (tabung merah dan tabung ungu) setelah dibungkus dengan kertas tissu atau
kertas koran diremas di masukkan ke dalam kotak pengiriman primer.
• Darah ditampung lebih dahulu pada tabung darah bertutup karet ungu sebanyak 2,5 ml dari anak-
anak dan 5 ml dari orang dewasa, lalu gantikan tabung ini dengan tabung darah bertutup karet
merah dan biarkan darah masuk sebesar 2,5 ml dari penderita anak-anak dan 5 ml dari penderita
orang dewasa.
• Diamkan darah dalam waktu 1 jam pada suhu kamar, agar darah dalam tabung merah membeku
dengan baik.
• Pemisahan darah bekuan dari serum pada tabung merah dan darah dari plasma pada tabung ungu
harus dilakukan di Badan Litbangkes/Namru-2, Jakarta.
• Semua tabung (tabung merah dan tabung ungu) setelah dibungkus dengan kertas tissu atau
kertas koran diremas dimasukkan ke dalam kotak pengiriman primer.
Urine
Urine hanya diambil pada fase akut. Untuk mendapatkan virus yang optimal, 50 ml urin disentrifugasi
dengan kecepatan 2500 rpm selama 30 menit. Sentrifugasi hanya dilakukan di Badan Litbangkes/NAMRU-
2, Jakarta. Spesimen disimpan dalam tabung poli propilen 50 ml. Tutup rapat-rapat dan lapis dengan para
film. Masukkan dalam kotak pengiriman primer setelah dilindungi dengan kertas tissu atau kertas koran
yang diremas.
Tinja
Tinja sebanyak 10-50 gram ditempatkan dalam konteiner tinja transparan. Ditutup rapat-rapat dan
dilapisi dengan parafilm. Kemudian dimasukkan ke dalam kotak pengriman primer. Spesimen harus
dikirim dalam keadaan dingin (4o C).
Spesimen Jaringan
Jaringan dapat diambil dari semua organ tubuh (paru, trakhea, jantung, limpa, hati, otak, ginjal, kelenjar
adrenal). Jarinagn difiksasi dalam formalin/paraffin. Jaringan yang telah difiksasi tidak dinyatakan sebagai
biohazard. Jaringan disimpan dan dikirim dalam suhu kamar. Diberi tulisan: *Do not freeze fixed tissues*.
Jaringan segar beku dari paru dan saluran nafas atas harus diambil secara aseptic secepat mungkin. Cara
dan waktu pengambilan akan berpengaruh terhadap kontaminasi.
Gunakan instrumen steril secara terpisah untuk setiap pengambilan di daerah tubuh tertentu. Letakkan
setiap spesimen dalam wadah yang terpisah yang berisi media transport virus (Hanks BSS/PBS). Simpan
dan kirim dalam keadaan beku.
Setiap spesimen yang disimpan dalam wadah khusus diberi label yang berisi informasi : nama pasien/
umur/ jenis kelamin/ tanggal pengambilan/ asal rumah sakit/ jenis spesimen
(S=serum; NT=usap oro dan nasopharynx; U=urin; D=darah;T=tinja).
Cara pengepakan dan pengiriman spesimen untuk keperluan diagnostik harus menuruti ketentuan WHO.
Bungkus kotak pengiriman primer dengan tissu atau kertas koran yang diremas, untuk mencegah
benturan-benturan pada spesimen waktu pengiriman. Masukkan dalam kotak pengiriman sekunder. Kotak
pengiriman sekunder dapat menampung lebih dari satu kotak pengiriman primer, asal persyaratan suhu
pengiriman sama. Bila pengiriman dalam suhu 4o C, masukkan beberapa ice pack yang sudah dibekukan
lebih dahulu. Sekali-kali jangan mengirimnya dengan memasukkan dry ice (es kering) untuk
mendinginkannya.
• Wadah spesimen yang pertama harus kedap air, jika tutupnya berulir harus dilapisi dengan
parafilm atau sejenisnya.
• Jika terdiri dari beberapa wadah harus dibungkus secara terpisah untuk mencegah pecah akibat
berhimpitan.
• Gunakan material pendukung di sela-sela wadah yang mempunyai daya hisap untuk menghisap
seluruh isi yang terdapat dalam wadah pertama, apabila terjadi kebocoran atau pecah.
• Pada saat menentukan besarnya volume spesimen yang dikirim sertakan besarnya volume media
transport yang digunakan.
• Dalam wadah yang pertama tidak boleh berisi lebih dari 500 ml atau 500 gram bahan.
• Seluruh isi dari wadah yang pertama disebut sebagai spesimen diagnostik.
Untuk mencegah penularan mikroorganisme penyebab SARS kepada petugas kesehatan dan petugas
laboratorium yang menangani spesimen dari penderita SARS maka dilakukan langkah-langkah sebabgi
berikut :
Spesimen untuk keperluan ini hendaknya ditangani dengan cara penanganan standard yang memenuhi
aturan kewaspadaan umum. Petugas laboratorium harus mengenakan perlengkapan pelindung diri,
termasuk sarung tangan karet sekali pakai (disposable), jas laboraorium, kaca mata, masker untuk
operasi dan/atau pelindung wajah untuk melindungi selaput mukosa permukaan dari paparan spesimen.
Sentrifugasi harus dilakukan dengan memakai tabung sentrifus yang memiliki tutup atau memakai rotor
yang memiliki penutup. Pekerjaan memasang tabung dan membuka tabung sentrifus dilakukan di dalam
biosafety cabinet.
• Pekerjaan berikut dapat dilakukan di ruangan dengan fasilitas Biosafety Level (BSL)-2 yang
disertifikasi dan menggunakan tatakerja BSL-2 (sesuai manual CDC/NIH Biosafety untuk
Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedik):
o Pemeriksaan patologi dan pengolahan jaringan/organ yang difiksasi formalin ataupun
jaringan yang telah diinaktifasi
o Ekstraksi asam nukleat untuk keperluan analisis molekuler
o Pengolahan spesimen untuk pemeriksaan mikroskop elektron
o Pemeriksaan rutin untuk perbenihan bakteri dan jamur
o Pewarnaan rutin untuk pemeriksaan mikroskopis ataupun sediaan apus yang telah
difiksasi
o Pengepakan akhir spesimen untuk dikirim ke laboratorium lain guna pemeriksaan
laboratorium yang lainnya. Spesimen harus sudah disimpan dalam kontaimer primer yang
telah di-sealed dan telah disterilkan lebih dulu.
• Pekerjaaan yang meliputi pengolahan spesimen dapat dilakukan di ruangan dengan fasilitas BSL-
2, tapi dengan tata kerja lebih ketat seperti pada BSL-3. Semua pengolahan spesimen harus
dilakukan di dalam biosafety cabinet. Petugas laboratorium mengenakan perlengkapan pelindung
diri, termasuk sarung tangan karet sekali pakai, baju laboratorium lengan panjang, pelindung
mata, dan pelindung pernapasan. Alat pelindung pernapasan yang dianjurkan adalah NIOSH yang
dilengkapi dengan filter N-95 atau yang dengan pori lebih halus lagi, pelindung pernapasan yang
dilengkapi dengan udara bersih yang disaring dengan HEPA filter. Petugas yang tidak dapat
mengenakan respirator karena gangguan rambut di wajah ataupun gangguan lainnya, diharuskan
memakai helm respirator. Sentrifugasi harus menggunakan tabung sentrifus tertutup atau
memakai rotor yang dipasang ataupun dibuka di dalam biosafety cabinet.
• Pekerjaan berikut memerlukan ruangan dengan fasilitas BSL-3 dan tata kerja BSL-3 :
(a) Pembiakan virus pada sel/biakan sel.
(b) Identifikasi awal isolat yang berasal dari kultur spesimen SARS
• Pekerjaan berikut memerlukan fasilitas BSL-3 hewan dan tata kerja BSL-3 hewan:
(a) Inokulasi hewan percobaan untuk membiakkan mikroorganisme yang berasal dari spesimen
SARS.
(b) Tatakerja yang mencakup inokulasi hewan percobaan untuk karakterisasi mikroorganisme
SARS.
DAFTAR PUSTAKA