You are on page 1of 13

ASUHAN KEPERAWATAN CEDERA KEPALA RINGAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas (Mansjoer, 2007: 3). Di dunia diperkirakan sebanyak 1,2 juta jiwa nyawa melayang setiap tahunnya sebagai akibat kecelakaan bermotor, diperkirakan sekitar 0,3-0,5% mengalami cedera kepala. Di Indonesia diperkirakan lebih dari 80% pengendara kendaraan mengalami resiko kecelakaan. 18% diantaranya mengalami cedera kepala dan kecederaan permanen, tingginya angka kecelakaan lalu lintas tidak terlepas dari makin mudahnya orang untuk memiliki kendaraan bermotor dan kecelakaan manusia.(Shell, 2008)

B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien dengan Cedera Kepala Ringan. 2. Tujuan Khusus a. Dapat melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan Cedera Kepala Ringan dari aspek bio, psikososial dan spiritual. b. Dapat merumuskan diagnosis keperawatan dan menentukan prioritas masalah pada klien dengan Cedera Kepala Ringan. c. Merencanakan tindakan keperawatan berdasarkan diagnosis keperawatan serta dapat melaksanakan rencana tindakan pada klien dengan Cedera Kepala Ringan d. Dapat mengevaluasi hasil akhir terhadap tindakan keperawatan yang telah diberikan pada klien dengan Cedera Kepala Ringan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. PENGERTIAN Cedera kepala adalah kerusakan neurologis yang terjadi akibat adanya trauma pada jaringan otak yang terjadi secara langsung maupun efek sekunder dari trauma yang terjadi (Price, 1985). Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001) ETIOLOGI Trauma kepala/cedera kepala dapat disebabkan oleh beberapa peristiwa, diantaranya: Kecelakaan lalu lintas. Benturan pada kepala. Jatuh dari ketinggian dengan dua kaki. Menyelam di tempat yang dangkal.

B. 1. 2. 3. 4.

5. Olahraga yang keras. 6. Anak dengan ketergantungan. C. PATOFISIOLOGI

D.

MEKANISME CEDERA

Mekanisme cedera / trauma kepala, meliputi : 1. Akselerasi Jika benda bergerak membentur kepala yang diam, misalnya pada orang yang diam kemudian dipukul atau dilempar. 2. Deselerasi Jika kepala bergerak membentur kepala yang diam, misalnya pada kepala yang terbentur. 3. Deformitas Perubahan atau kerusakan pada bagian tubuh yang terjadi akibat trauma, misalnya adanya fraktur kepala, kompresi, ketegangan atau pemotongan pada jaringan otak. E. 1. 2. 3. F. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. KLASIFIKASI Trauma /cedera kepala dapat diklasifikasikan berdasarkan Glasgow Coma Scale (GCS): Ringan (Minor) Total GCS 13 15 Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 30 menit. Tidak ada kontusio tengkorak, tidak ada fraktur serebral, hematoma. Sedang Total GCS 9 12 Kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 24 jam. Dapat mengalami fraktur tengkorak. Berat Total GCS 3 8 Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam. Juga dapat terjadi kontusio serebral, laserasi, atau hematoma intrakanial. MANIFESTASI KLINIS Tanda dan gejala yang umum terjadi pada korban trauma kepala, yaitu: Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih. Gelisah. Mual dan muntah. Irritable. Pucat. Pusing. Hematoma. Cemas. Sukar dibangunkan

Manifestasi klinis berdasarkan tingkatan cedera/trauma: 1. Tingkat I Bila dijumpai adanya riwayat kehilangan kesadaran/pingsan yang sesaat setelah mengalami trauma dan kemudian sadar. Pada waktu diperiksa dalam keadaan sadar penuh, orientasi baik dan tidak ada deficit neurologis. 2. Tingkat II Kesadaran menurun namun masih dapat mengikuti perintah yang sederhana dan dijumpai adanya deficit neurologis.

3. Tingkat III Kesadaran sangat menurun dan tidak dapat mengikuti perintah walaupun yang sederhana sama sekali. Penderita masih bisa bersuara, namun susunan kata dan orientasinya kacau, gaduh gelisah. Respon motorik bervariasi dari keadaan yang mampu melokalisir rasa nyeri sampai tidak ada respon sama sekali desebrasi. 4. Tingkat IV Tidak ada fungsi neurologis sama sekali. G. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. KOMPLIKASI Komplikasi yang dapat terjadi pada cedera/trauma kepala ; Higroma subdural Pneumotokel traumatic Meningokel traumatic spuriosa Prolap serebri Ostitis osteomielitis Meningitis encephalitis Abses subdural

H. PENATALAKSANAAN 1. Pemeriksaan Laboratorium - Darah lengkap : Hb, Leukosit, LED, CT BT - Elektrolit 2. CT Scan 3. MRI 4. X ray.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CEDERA KEPALA RINGAN FORMAT PENGKAJIAN Tanggal masuk Rumah Sakit Tanggal Pengkajian No. Registrasi Ruangan / Bangsal Diagnose Medis A. 1. a) b) c) d) e) f) Biodata Identitas klien Nama Jenis Kelamin Umur Status Perkawinan Agama Suku Bangsa : : : : : 22 Mei 2011 23 24 Mei 2011 11 93 45 Bangsal Bedah Wanita Cedera Kepala Ringan

: Ny. H : : 51 tahun : Kawin : KK : China - Makasar

g) Pendidikan h) Pekerjaan i) Alamat 2. Identitas penanggung

: : :

SMA Wiraswasta Sentani

a) b) c) d) e) f) g) h)

Nama Jenis Kelamin Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Hubungan dengan klien Alamat

: : : : : : : : ASKES SOSIAL

utama

B. Data Biologis : Post KLL, luka sobek di kepala kiri sampai pipi kiri, muntah 1x. (Rujukan dari RS Yowari) : Nyeri kepala dari daerah depan (frontal) sampai tengkuk leher belakang. Nyeri dapat dispesifikkan : P : Nyeri selalu ada Q : Persisten R : Frontal sampai belakang leher. S : 8 (berat). T : Nyeri timbul kapan saja : Klien terjatuh dari motor, kepala membentur badan aspal dan terseret. Luka sobek di kepala kiri (temporal) sampai pipi kiri dengan panjang 25 cm, klien tidak sadar saat dibawa ke RS Yowari selama < 30 menit. 4. Status Kesehatan : CKR + Vulnus laseratum temporalis sinistra 25 cm. : Klien memiliki riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu dan sering control ke dokter praktek. 5. a. b. c. d. e. f. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum Kesadaran Tanda tanda vital Tekanan darah : Nadi : Suhu badan : Respirasi : Berat badan Tinggi badan Kepala

rang asa lalu

: Lemah, gelisah : Somnolen : 145/90 mmHg 105 X/menit 36,80C 20 X/menit : kg : cm

Inspeksi -

Simetris ka/ki, kepala tidak berambut lagi (dicukur), terdapat balutan yang melingkar di kepala menutupi luka (sekitar dahi) Palpasi : Tidak dilakukan karena klien kesakitan.

g. Wajah - Inspeksi : simetris ka/ki, bentuk bulat, ada balutan luka di pipi kiri. - Palpasi : nyeri tekan ada di area pipi kiri - Tampak menahan nyeri, kesakitan meringis, cemas dan gelisah. h. Mata - Bentuk : Simetris ka/ki - Konjungtiva ka/ki : tidak anemis - Sclera ka/ki : tidak ikhterik - Pupil ka/ki : - (tidak dapat diperiksa) - Palpebrae ka/ki : udema, ada jejas (kebiruan). - Klien sulit membuka matanya. i. j. Hidung Inspeksi Palpasi Mulut Inspeksi Gigi Gusi Lidah Bibir

: :

simetris ka/ki, tidak ada secret nyeri tekan (-)

: simetris ka/ki : patah 3 gigi, akibat benturan badan aspal : tidak radang, merah muda. : kotor. : pucat, kering.

k. Telinga - Inspeksi - Palpasi

: :

simetris ka/ki, tidak ada serumen ada nyeri tekan di area jahitan luka (sebelah kiri)

Palpasi

l. Leher - Inspeksi : kelenjar tyroid tidak membesar. : kelenjar tyroid teraba, vena jugularis tidak teraba, arteri karotis teraba. m. Thorax dan Pernapasan Inspeksi : simetris ka/ki, RR : 20 X/menit, regular. Palpasi : nyeri tekan tidak ada Perkusi : sonor. Auskultasi : vesikuler, suara tambahan tidak ada. Terdapat jejas di daerah bahu kiri belakang.

n. Jantung - Auskultasi : - Perkusi :

BJ I dan BJ II terdengar, regular. Pekak.

Palpasi

o. Abdomen - Auskultasi : Bising usus lambat. - Inspeksi : Datar, simetris ka/ki. : Perut lunak, ada nyeri tekan di daerah epigastrik.

Perkusi

Tympani.

p. Genitalia - Inspeksi - Palpasi

: :

Simetris, kebersihan terjaga, terpasang kateter. nyeri tekan tidak ada.

Atas

q. Ekstermitas : simetris ka/ki,ada udema di lengan kiri, ada jejas disekitar siku. Tidak ada nyeri.

Bawah -

simetris ka/ki, terpasang infuse di area dorsum pedis sinistra. Kekuatan otot 5 5 5 5

r. Status neurologi N. Olfaktorius : Klien mampu membedakan bau minyak tawon dan minyak telon. N. Optikus : Palpebrae udema, sehingga klien tidak dapat membuka mata dan melihat en, Troklearis : - (palpebrae udema) . Trigeminus : Klien mampu menggerakkan rahangnya minimal. N. Fasialis : Klien tampak meringis menahan nyeri. N. Auditorius : Klien mampu mendengar suara / bunyi-bunyian dari jarak 5 meter - N. Glossofaringeus : klien tidak mengalami kesulitan menelan. - N. Assesoris : klien dapat menggerakan kepala ke ka/ki minimal - N. Hipoglosus : klien dapat menggerakkan lidahnya. Pola Nutrisi Metabolisme Kebiasaan Makan : - Frekuensi - Jenis Minum : - Frekuensi - Jenis Kesulitan

6.

Sebelum Sakit 2 - 3X sehari 1 porsi nasi, sayur, ikan/ayam 2 - 3 liter sehari air putih, the manis. Tidak ada

Saat Sakit Klien dipuasakan sementara

Klien dipuasakan sementara Tidak ada.

7. Pola Eliminasi Kebiasaan BAB BAK Kesulitan Sebelum Sakit 1X sehari 4 5X sehari Tidak ada Saat Sakit Belum Terpasang kateter ( 1500 cc/hari) Tidak ada

8. Pola Istirahat - Tidur Kebiasaan Tidur siang

Sebelum Sakit 14.00 16.00 wit

Saat Sakit Selalu tidur

Tidur malam Kesulitan

21.00 06.00 wit Tidak ada

Tidak tentu Sering terbangun di malam hari.

9. Pola Personal Hygiene Personal hygiene Mandi/cara mandi Frekuensi Kebersihan gigi 10. Pemeriksaan Penunjang a. X ray : - Thorax - Kranium (depan kanan kiri) b. Laboratorium (Tgl. 23 Mei 2011) - Kimia klinik GD Sewaktu : 95 mg/dl Kreatinin : 0,8 mg/dl Ureum : 20 mg/dl Asam urat : 3,8 mg/dl SGOT : 18 u/L SGPT : 23 u/L Fosfatase alkalis : 79 u/L Trigliserida : 50 mg/dl Natrium : 134 mmol/L Kalium : 2,7 mmol/L Chloride : 84 mg/dl Darah lengkap Eritrosit Leukosit Hemoglobin LED DIFF Hematokrit Trombosit

Sebelum Sakit Basah (diguyur) 2X sehari Terjaga

Saat Sakit Hanya diseka air hangat 1 2 X sehari Tidak terjaga

: 4,0 juta/uL : 16,4 ribu/uL : 12,0 gr/dl : 52 81 mm/jam : -/-/1/85/11/3 % : 35% : 211.000 /uL

11. -

Penatalaksanaan Terapi tgl. 22 Mei 2011 IUFD RL / 8 jam Ceftriaxone 2 x 1 gr (iv); pemberian pada jam 08.00 - 20.00 WIT Metronidazole 3 x 500 mg (drip); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Ketorolac 3 x 1 amp (iv); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Ranitidine 2 x 1 amp (iv); pemberian pada jam 08.00 - 20.00 WIT Brainact 3 x 1 amp (iv); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Piracetam 3 x 3 gr (iv); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Manitol 3 x 125 cc (drip); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT.

Omeprazole 1 x 1 vial (iv); pemberian pada jam 16.00 WIT. Terapi tgl. 24 Mei 2011 IUFD RL / 8 jam Ceftriaxone 2 x 1 gr (iv); pemberian pada jam 08.00 - 20.00 WIT Metronidazole 3 x 500 mg (drip); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Ketorolac 3 x 1 amp (iv); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Ranitidine 2 x 1 amp (iv); pemberian pada jam 08.00 - 20.00 WIT Brainact 3 x 1 amp (iv); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Piracetam 3 x 3 gr (iv); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Manitol 3 x 125 cc (drip); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Omeprazole 1 x 1 vial (iv); pemberian pada jam 16.00 WIT. Diet Bisment susu. Terapi 25 Mei 2011 IUFD RL / 8 jam Ceftriaxone 2 x 1 gr (iv); pemberian pada jam 08.00 - 20.00 WIT Ketorolac 3 x 1 amp (iv); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Brainact 3 x 1 amp (iv); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Piracetam 3 x 1 gr (iv); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Manitol 3 x 125 cc (drip); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Omeprazole 1 x 1 vial (iv); pemberian pada jam 16.00 WIT. GV luka. Terapi tgl. 26 Mei 2011 IUFD RL / 8 jam Ceftriaxone 2 x 1 gr (iv); pemberian pada jam 08.00 - 20.00 WIT Ketorolac 3 x 1 amp (iv); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Brainact 2 x 1 amp (iv); pemberian pada jam 08.00 20.00 WIT. Piracetam 3 x 1 gr (iv); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Manitol 2 x 125 cc (drip); pemberian pada jam 08.00 20.00 WIT. Omeprazole 1 x 1 vial (iv); pemberian pada jam 16.00 WIT GV luka. Diet lunak (bubur putih). Terapi tgl. 27 Mei 2011 IUFD RL / 8 jam Ceftriaxone 2 x 1 gr (iv); pemberian pada jam 08.00 - 20.00 WIT Ketorolac 3 x 1 amp (iv); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Brainact 2 x 1 amp (iv); pemberian pada jam 08.00 20.00 WIT. Piracetam 3 x 1 gr (iv); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Manitol 1 x 125 cc (drip); pemberian pada jam 08.00 WIT. Omeprazole 1 x 1 vial (iv); pemberian pada jam 16.00 WIT GV luka. Terapi tgl. 28 Mei 2011 IUFD RL / 8 jam Ceftriaxone 2 x 1 gr (iv); pemberian pada jam 08.00 - 20.00 WIT Ketorolac 3 x 1 amp (iv); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Brainact 2 x 1 amp (iv); pemberian pada jam 08.00 20.00 WIT.

C. 1. 2. 3. 4. 5.

Piracetam 3 x 1 gr (iv); pemberian pada jam 08.00 16.00 - 24.00 WIT. Manitol 1 x 125 cc (drip); pemberian pada jam 08.00 WIT. Omeprazole 1 x 1 vial (iv); pemberian pada jam 16.00 WIT GV luka. Data Psikologis Klien selalu mengeluh kesakitan menahan nyeri kepalanya.. Klien kesulitan istirahat dan tidur Klien selalu mengeluhkan penyakitnya. Klien ingin cepat sembuh. Keluarga klien sangat cemas dengan keadaan klien dan selalu menanyakan tindakan medis.

D. Data Sosial 1. Klien hanya berkomunikasi dengan keluarga dan petugas 2. Klien apatis dengan sekitarnya. E. Data Spiritual 1. Klien beragama Kristen Katolik. 2. Klien taat pada agamanya, rajin beribadah dan berdoa.

KLASIFIKASI DATA Data Subyektif Data Obyektif Nyeri kepala dari daerah depan (frontal) - KU : Lemah, gelisah sampai tengkuk leher belakang. - Kesadaran : Somnolen Nyeri dapat dispesifikkan : - Tekanan darah : 145/90 mmHg P : Nyeri selalu ada - Nadi : 105 X/menit Q : Persisten - Suhu badan : 36,80C R : Frontal sampai belakang leher. - Respirasi : 20 X/menit S : 8 (berat). - Kepala tidak berambut lagi (dicukur), T : Nyeri timbul kapan saja terdapat balutan yang melingkar di kepala Post KLL, luka sobek di kepala kiri menutupi luka (sekitar dahi). sampai pipi kiri, muntah 1x. (Rujukan - Balutan luka di pipi kiri. dari RS Yowari) - Nyeri tekan ada di area pipi kiri Klien terjatuh dari motor, kepala - Tampak menahan nyeri, kesakitan membentur badan aspal dan terseret. meringis, cemas dan gelisah. Luka sobek di kepala kiri (temporal) - Palpebrae udema, ada jejas (kebiruan). sampai pipi kiri dengan panjang 25 cm,- Klien sulit membuka matanya. klien tidak sadar saat dibawa ke RS - Gigi patah 3 gigi, akibat benturan badan Yowari selama < 30 menit aspal. Klien sulit tidur akibat nyeri kepala. - Bibir pucat, kering. Sering terbangun di malam hari. - Ada nyeri tekan di area jahitan luka Klien hanya diseka air hangat ketika (sebelah kiri). mandi. - Terdapat jejas di daerah bahu kiri Klien selalu mengeluh kesakitan belakang. menahan nyeri kepalanya. - Bising usus lambat. Klien kesulitan istirahat dan tidur - Perut lunak, ada nyeri tekan di daerah Klien selalu mengeluhkan penyakitnya. epigastrik. Klien ingin cepat sembuh. - Terpasang kateter. Keluarga klien sangat cemas dengan - Ada udema di lengan kiri, ada jejas

keadaan klien dan selalu menanyakan tindakan medis. Klien hanya berkomunikasi dengan keluarga dan petugas Klien apatis dengan sekitarnya.

disekitar siku. Klien tampak meringis menahan nyeri. Klien dipuasakan sementara. Klien hanya berkomunikasi dengan keluarga dan petugas Klien apatis dengan sekitarnya. Laboratorium : Kreatinin : 0,8 mg/dl Leukosit : 16,4 ribu/uL

No. 1. -

Data DS : Nyeri kepala dari daerah depan (frontal) sampai tengkuk leher belakang. Nyeri dapat dispesifikkan : P : Nyeri selalu ada Q : Persisten R : Frontal sampai belakang leher. S : 10 (berat). T : Nyeri timbul kapan saja Klien selalu mengeluh kesakitan menahan nyeri kepalanya. DO : KU : Lemah, gelisah Kesadaran : Somnolen Tekanan darah : 145/90 mmHg Nadi : 105 X/menit Suhu badan : 36,80C Respirasi : 20 X/menit Kepala tidak berambut lagi (dicukur), terdapat balutan yang melingkar di kepala menutupi luka (sekitar dahi). Balutan luka di pipi kiri. Nyeri tekan ada di area pipi kiri Tampak menahan nyeri, kesakitan meringis, cemas dan gelisah. Palpebrae udema, ada jejas (kebiruan). Ada nyeri tekan di area jahitan luka (sebelah kiri). Klien tampak meringis menahan nyeri. DS : Nyeri kepala dari daerah depan

ANALISA DATA Masalah Nyeri akut

Penyebab Cedera kepala Akselerasi, deselerasi, tajam, tumpul. Terbuka Hematoma Me TIK Nyeri kepala

2. -

Gangguan perfusi

Cedera kepala

(frontal) sampai tengkuk leher belakang. Nyeri dapat dispesifikkan : P : Nyeri selalu ada Q : Persisten R : Frontal sampai belakang leher. S : 10 (berat). T : Nyeri timbul kapan saja Post KLL, luka sobek di kepala kiri sampai pipi kiri, muntah 1x. (Rujukan dari RS Yowari) Klien terjatuh dari motor, kepala membentur badan aspal dan terseret. Luka sobek di kepala kiri (temporal) sampai pipi kiri dengan panjang 25 cm, klien tidak sadar saat dibawa ke RS Yowari selama < 30 menit Klien selalu mengeluh kesakitan menahan nyeri kepalanya. Klien sering terbangun di malam hari. Klien selalu mengeluh kesakitan menahan nyeri kepalanya DO : KU : Lemah, gelisah Kesadaran : Somnolen Tekanan darah : 145/90 mmHg Nadi : 105 X/menit Suhu badan : 36,80C Respirasi : 20 X/menit Kepala tidak berambut lagi (dicukur), terdapat balutan yang melingkar di kepala menutupi luka (sekitar dahi). Tampak menahan nyeri, kesakitan meringis, cemas dan gelisah. Palpebrae udema, ada jejas (kebiruan). Klien tampak meringis menahan nyeri.

serebral

Hematoma Me TIK Respon disfungsi otak Me kerusakan sel otak Gangguan autoregulasi Me vaskularisasi serebral Me asupan O2 ke otak Me metabolisme anaerob Gangguan perfusi serebral

3.

DS : - Klien selalu mengeluh kesakitan menahan nyeri kepalanya.. - Klien kesulitan istirahat dan tidur - Klien selalu mengeluhkan

Anxietas

Cedera kepala Hematoma Nyeri kepala hebat

penyakitnya. - Klien ingin cepat sembuh. - Keluarga klien sangat cemas dengan keadaan klien dan selalu menanyakan tindakan medis. DO : KU : Lemah, gelisah Tampak menahan nyeri, kesakitan meringis, cemas dan gelisah. - Klien hanya berkomunikasi dengan keluarga dan petugas - Klien apatis dengan sekitarnya. - Keluarga klien sangat cemas dengan keadaan klien dan selalu menanyakan tindakan medis. -

Perubahan status kesehatan Kurang pengetahuan tentang penyakit Anxietas

DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa yang muncul berdasarkan prioritas masalah : 1. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan TIK, adanya hematoma, cedera kepala terbuka. 2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan TIK, penurunan vaskularisasi serebral, peningkatan metabolisme anaerob. 3. Kecemasan (anxiety) berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit, perubahan status kesehatan. 4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri kepala hebat, penurunan kesadaran. 5. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan peningkatan TIK, pembatasan asupan. 6. Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan adanya nyeri hebat. 7. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama, pembatasan aktifitas. 8. Risiko konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltic usus, pembatasan aktifitas, pembatasan asupan. 9. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya luka sobekan, kontaminasi kuman. 10. Risiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan kondisi kepala yang tak berambut, luka jahitan di area kepala.

NB : Intervensi dan selanjutnya, silahkan buat sendiri yach!

You might also like