Professional Documents
Culture Documents
Tim 11 IPA-3:
Muhammad Mufid (21)
Muthia Septiani (22)
Nabilah Shabrina (23)
Prabawati Dwi Sari (24)
Rianti Novianti (25)
Ray Luke Siregar (26)
Renaldi Surya (27)
Resti Yuliana (28)
Riani Permatasari (29)
Rita Amalia (30)
DIPUNGGAH OLEH MUHAMMAD MUFID DI BLOGNYA http://bytearea.blogspot.com
KATA PENGANTAR (VERSI
ONLINE)
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT yang
Alhamdulillah telah memberikan izin terselesaikannya makalah ini. Shawalat serta salam
juga semoga selalu tercurah kepada Nabi Besar kita, Nabi Muhammad SAW yang mana
insya Allah kita akan diberikan syafa’atnya oleh beliau. Amin.
Pada versi online ini Saya tidak mau panjang lebar. Namun yang jelas adalah e-book ini
merupakan hasil kerjasama dari nama-nama penulis tercantum di halaman depan.
Tujuan dipunggahnya e-book ini tidak lain dan tidak bukan untuk memudahkan
pengaksesan informasi demi terciptanya pendidikan yang benar-benar terdistribusi.
3 — Daftar Isi
KERAJAAN SINGOSARI
S UMBER : E - DUKASI . NET
Nama kerajaan Singosari tentu bukan sesuatu yang asing bagi Anda karena
Singosari sangat identik dengan Ken Arok dan banyak cerita dan lakon
drama yang mengambil ide cerita dari riwayat hidup Ken Arok dan
berdirinya Singosari.
SUMBER SEJARAH
Dengan kemenangannya maka Ken Arok dapat menguasai seluruh kekuasaan kerajaan
Kadiri dan menyatakan dirinya sebagai raja Singosari dengan gelar Sri Rajasa Sang
Amurwabhumi.
SILSILAH
Sebagai raja pertama Singosari maka Ken Arok menandai munculnya dinasti baru yaitu
dinasti Rajasa atau dinasti Girindra untuk menambah pemahaman Anda tentang
keturunan dinasti Rajasa, maka simaklah silsilah berikut ini:
4 — Kerajaan Singosari
Dengan memperhatikan silsilah tersebut di atas, maka yang perlu Anda ketahui bahwa
nama yang diberi nomor dan diberi kotak/dalam kotak itulah urutan raja-raja Singosari.
Raja pertama sampai ketiga yang diberi tanda (*) mati dibunuh karena persoalan
perebutan tahta dan balas dendam. Dari kelima raja Singosari tersebut, raja
Kertanegaralah yang paling terkenal, karena dibawah pemerintahan Kertanegara
Singosari mencapai puncak kebesarannya. Kertanegara bergelar Sri Maharajaderaja Sri
Kertanegara mempunyai gagasan politik untuk memperluas wilayah kekuasaannya.
PETA KEKUASAAN
5 — Kerajaan Singosari
Setelah Anda menyimak gambar peta kekuasaan Singasari tersebut, yang perlu Anda
ketahui bahwa kekuasaan tersebut dicapai oleh Kertanegara karena tindakan politiknya
seperti:
6 — Kerajaan Singosari
Kediri. Setelah Kertanegara meninggal maka didharmakan/diberi penghargaan di candi
Jawi sebagai Syiwa Budha, di candi Singasari sebagai Bhairawa. Di Sagala sebagai Jina
(Wairocana) bersama permaisurinya Bajradewi. Untuk memperjelas pemahaman Anda,
tentang candi Singosari tempat Kertanegari di muliakan, maka simaklah gambar 16.
berikut ini!
Setelah Anda menyimak gambar candi Singosari tersebut maka simaklah uraian materi
berikut.
Dalam kitab Pararaton maupun Negara Kertagama diceritakan bahwa kehidupan sosial
masyarakat Singosari cukup baik karena rakyat terbiasa hidup aman dan tenteram sejak
pemerintahan Ken Arok bahkan dari raja sampai rakyatnya terbiasa dengan kehidupan
religius. Kehidupan religius tersebut dibuktikan dengan berkembangnya ajaran baru
yaitu ajaran Tantrayana (Syiwa Budha) dengan kitab sucinya Tantra.
Dalam kehidupan ekonomi, walaupun tidak ditemukan sumber secara jelas. Ada
kemungkinan perekonomian ditekankan pada pertanian dan perdagangan karena
Singosari merupakan daerah yang subur dan dapat memanfaatkan sungai Brantas dan
Bengawan Solo sebagai sarana lalu lintas perdagangan dan pelayaran.
S UMBER : ID .W IKIPEDIA
7 — Kerajaan Singosari
Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari, adalah sebuah kerajaan di Jawa
Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan
ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.
Nama Tumapel juga muncul dalam kronik Cina dari Dinasti Yuan
dengan ejaan Tu-ma-pan.
AWAL BERDIRINYA
Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri.
Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul
Ametung. Ia mati dibunuh secara licik oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken
Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Tidak hanya itu, Ken Arok bahkan berniat
melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri.
Pada tahun 1222 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan kaum
brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat
dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang
melawan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.
Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan Tumapel,
namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan
Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil mengalahkan
Kertajaya raja Kadiri.
Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri
Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari
Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel
tersebut dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum
maju perang melawan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.
8 — Kerajaan Singosari
RAJA-RAJA TUMAPEL
Kisah suksesi raja-raja Tumapel versi Pararaton diwarnai pertumpahan darah yang
dilatari balas dendam. Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak tirinya). Anusapati mati
dibunuh Tohjaya (anak Ken Arok dari selir). Tohjaya mati akibat pemberontakan
Ranggawuni (anak Anusapati). Hanya Ranggawuni yang digantikan Kertanagara
(putranya) secara damai.
Di antara para raja di atas hanya Wisnuwardhana dan Kertanagara saja yang didapati
menerbitkan prasasti sebagai bukti kesejarahan mereka. Dalam Prasasti Mula Malurung
(yang dikeluarkan Kertanagara atas perintah Wisnuwardhana) ternyata menyebut
Tohjaya sebagai raja Kadiri, bukan raja Tumapel. Hal ini memperkuat kebenaran berita
dalam Nagarakretagama.
Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Kertanagara tahun 1255 selaku raja bawahan di
Kadiri. Jadi, pemberitaan kalau Kertanagara naik takhta tahun 1254 perlu dibetulkan.
Yang benar adalah, Kertanagara menjadi raja muda di Kadiri dahulu. Baru pada tahun
1268, ia bertakhta di Singhasari.
Dengan ditemukannya prasasti Mula Malurung maka sejarah Tumapel versi Pararaton
perlu untuk direvisi.
9 — Kerajaan Singosari
Kerajaan Tumapel didirikan oleh Rajasa alias Bhatara Siwa setelah menaklukkan Kadiri.
Sepeninggalnya, kerajaan terpecah menjadi dua, Tumapel dipimpin Anusapati
sedangkan Kadiri dipimpin Bhatara Parameswara (alias Mahisa Wonga Teleng).
Parameswara digantikan oleh Guningbhaya, kemudian Tohjaya. Sementara itu,
Anusapati digantikan oleh Seminingrat yang bergelar Wisnuwardhana.
PEMERINTAHAN BERSAMA
Apabila kisah kudeta berdarah dalam Pararaton benar-benar terjadi, maka dapat
dipahami maksud dari pemerintahan bersama ini adalah suatu upaya rekonsiliasi antara
kedua kelompok yang bersaing. Wisnuwardhana merupakan cucu Tunggul Ametung
sedangkan Narasingamurti adalah cucu Ken Arok.
PUNCAK KEJAYAAN
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari (1268 -
1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun
1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan pulau Sumatra sebagai
benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi bangsaMongol. Saat itu penguasa
pulau Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu).
Kerajaan ini akhirnya tunduk dengan ditemukannya bukti arca Amoghapasa yang dikirim
Kertanagara sebagai tanda persahabatan kedua negara.
Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali. Pada
tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta agar Jawa
mengakui kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara.
PERISTIWA KERUNTUHAN
Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya
mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan
10 — Kerajaan Singosari
Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus
besan dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu Kertanagara mati terbunuh.
Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru
di Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir.
Pada tahun 1293 datang pasukan Mongol dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan Jawa.
Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah
Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar
dari tanah Jawa.
11 — Kerajaan Singosari
KERAJAAN HOLING
N EONOVAN .T OPCITIES
LOKASI KERAJAAN
Berita Cina berasal dari Dinasti T'ang yang menyebutkan bahwa letak Kerajaan Holing
berbatasan dengan Laut Sebelah Selatan, Ta-Hen-La (Kamboja) di sebelah utara, Po-Li
(Bali) sebelah Timur dan To-Po-Teng di sebelah Barat. Nama lain dari Holing adalah Cho-
Po (Jawa), sehingga berdasarkan berita tersebut dapat disimpulkan bahwa Kerajaan
Holing terletak di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah.
J.L. Moens dalam menentukan letak Kerajaan Holing meninjau dari segi perekonomian,
yaitu pelayaran dan perdagangan. Menurutnya, Kerajaan Holing selayaknya terletak di
tepi Selat Malaka, yaitu di Semenanjung Malaya. Alasannya, Selat Malaka merupakan
selat yang sangat ramai dalam aktifitas pelayaran perdagangan saat itu. Pendapat J.L.
Moens itu diperkuat dengan ditemukannya sebuah daerah di Semenajung Malaya yang
bernama daerah Keling.
SUMBER SEJARAH
12 — Kerajaan Holing
KEHIDUPAN POLITIK, SOSIAL , EKONOMI
Berdasarkan berita Cina disebutkan bahwa Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja
putri yang bernama Ratu Sima.
Pemerintahan Ratu Sima sangat keras, namun adil dan bijaksana. Rakyat tunduk dan
taat terhadap segala perintah Ratu Sima. Bahkan tidak seorang pun rakyat atau pejabat
kerajaan yang berani melanggar segala perintahnya.
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Holing sudah teratur rapi. Hal ini disebabkan
karena sistem pemerintahan yang keras dari Ratu Sima. Di samping ini juga sangat adil
dan bijaksana dalam memutuskan suatu masalah. Rakyat sangat menghormati dan
mentaati segala keputusan Ratu Sima.
D OT W ORDPRESS
Kerajaan ini ibukotanya bernama Chopo ( nama China ), menurut bukti- bukti China
pada abad 5 M. Mengenai letak Kerajaan Holing secara pastinya belum dapat
ditentukan. Ada beberapa argumen mengenai letak kerajaan ini, ada yang menyebutkan
bahwa negara ini terletak di Semenanjung Malay, di Jawa barat, dan di Jawa Tengah.
Tetapi letak yang paling mungkin ada di daerah antara pekalongan dan Plawanagn di
Jawa tengah. Hal ini berdasarkan catatan perjalanan dari Cina
Kerajaan Holing adalah kerajaan yang terpengaruh oleh ajaran agama Budha. Sehingga
Holing menjadi pusat pendidikan agama Budha. Holing sendiri memiliki seorang pendeta
yang terkenal bernama Janabadra. Sebgai pusat pendidikan Budha, menyebabkan
seorang pendeta Budha dari Cina, menuntut ilmu di Holing. Pendeta itu bernama Hou
ei- Ning ke Holing, ia ke Holing untuk menerjemahkan kitab Hinayana dari bahasa
sansekerta ke bahasa cina pada 664-665.
Sistem Administrasi kerajaan ini belum diketahui secara pasti. Tapi beberapa bukti
menunjukkan bahwa pada tahun 674-675, kerajaan ini diperintah oleh seoarang raja
wanita yang bernama Simo.
13 — Kerajaan Holing
M ANDAILING .O RG
MANDAILING DALAM LINTASAN SEJARAH
Sepanjang yang dapat diketahui sampai sekarang, belum ada seseorang yang menulis
dan menerbitkan sejarah Mandailing. Oleh karena itu kita tidak dapat memperoleh
refensi untuk membicarakan sejarah Madailing. Suku bangsa atau kelompok etnis
Mandailing. Suku bangsa atau kelompok etnis Mandailing memang mempuyai aksara
sendiri yang dinamakan Surat Tulak-Tulak. Tetapi ternayata orang-orang Mandailing
pada zaman dahulu tidak menggunakan aksara tersebut untuk menuliskan sejarah. Pada
umumnya yang dituliskan adalah mengenai ilmu pengobatan tradisional, astronomi
tradisional, ilmu ghaib, andung-andung dan tarombo atau silsilah keturunan keluarga-
keluarga tertentu. Setalah sekolah berkembang di Mandailing, Surat Tulak-Tulak mulai
dipergunakan oleh guru-guru untuk menuliskan cerita-cerita rakyat Mandailing sebagai
bacaan murid-murid sekolah.
Beberapa legenda yang mengandungi unsur sejarah dan berkaitan dengan asal-usul
marga orang Mandailing masih hidup di tengah masyarakat Mandailing. Seperti legenda
Namora Pande Bosi dan legenda Si Baroar yang dtulis oleh Willem Iskandar pada abad
ke-18. Tetapi legenda yang demikian itu tidak memberi keterangan yang cukup berarti
mengenai sejarah Mandailing. Dalam bebrapa catatan sejarah seperti sejarah Perang
Paderi yang disusun oleh M. Radjab, disebut-sebut mengenai Mandailing dan
keterlibatan orang Mandailing dalam Perang Paderi. Catatan sejarah ini hanya
berhubungan dengan masyarakat Mandailing pada abad ke-18 dan awal masuknya
orang Belanda ke Mandailing. Bagaimana sejarh atau keadaan masyarakat Mandailing
pada abad-abad sebelumnya tidak terdapat tulisan yang mencatatnya.
KITAB NEGARAKERTAGAMA
Mpu Prapanca, seorang pujangga Kerajaan Majapahit menulis satu kitab yang berjudul
Negarakertagama sekitar tahun 1365. kitab tersebut ditulisnya dalam bentuk syair yang
berisi keterangan mengenai sejarah Kerajaan Majapahit. Menurut Prof. Slamet Mulyana
(1979:9). Kitab Negarakertagama adalah sebuah karya paduan sejarah dan sastra yang
bermutu tinggi dari zaman Majapahit. Berabad-abad setelah runtuhnya Kerajaan
Majapahit, keberadaan dimana kitab ini tidak diketahui. Baru pada tahun 1894, satu
Kitab Negarakertagama ditemukan di Puri Cakranegara di Pulau Lombok. Kemudian
pada tanggal & Juli 1979 ditemukan lagi satu Kitab Negarakertagama di Amlapura,
Kabupaten Lombok, Pulau Bali.
Dalam Pupuh XIII Kitab Negarakertagama, nama Mandailing bersama nama banyak
negeri di Sumatera dituliskan oleh Mpu Prapanca sebagai negara bawahan Kerajaan
Majapahit. Tidak ada keterangan lain mengenai Mandailing kecuali sebagai salah satu
negara bawahan Kerajaan Majapahit. Namun demikian, dengan dituliskan nama
14 — Kerajaan Holing
Mandailing terdapatlah bukti sejarah yang otentik bahwa pada abad ke-14 telah diakui
keberadaannya sebagai salah satu negara bawahan Kerajaan Majapahit.. pengertian
negara bawahan dalam hal ini tidak jelas artinya karena tidak ada keterangan
berikutnya.
Jadi dapatlah dikatakan bahwa Negri Mandailing sudah ada sebelum abad ke-14. Karena
sebelum keberadaannya dicatat tentunya Mandailing sudah terlebih dahulu ada. Kapan
Negeri Mandailing mulai berdiri tidak diketahui secara persis. Tetapi karena nama
Mandailing dalam kitab ini disebut-sebut bersama nama banyak negeri di Sumatera
termasuk Pane dan Padang Lawas, kemungkinan sekali negeri Mandailing sudah mulai
ada pada abad ke-5 atau sebelumya. Karena Kerajaan Pane sudah disebut-sebut dalam
catatan Cina pada abad ke-6. Dugaan yang demikian ini dapat dihubungkan dengan
bukti sejarah berupa reruntuhan candi yang terdapat di Simangambat dekat Siabu.
Candi tersebut adalah Candi Siwa yang dibangun sekitar abad ke-8.
Apakah pada abad ke-14 Mandailing merupakan satu kerajaan tidak diketahui. Karena
dalam Kitab Negarakertagama, Mandailing tidak disebut-sebut sebagai kerajaan tetapi
sebagai negara bawahan Kerajaan Majapahit. Tetapi dengan disebutkan negeri
Mandailing sebagai negara, ada kemungkinan pada masa itu Mandailing merupakan
satu kerajaan. Keterangan mengenai keadaaan Mandailing sebelum abad ke-14 tidak
ada sama sekali kecuali keberadaaan Candi Siwa di Simangambat. Namun demikian,
berdasarkan berbagai peninggalan dari zaman pra sejarah dan peninggalan dari zaman
Hindu/Buddha yang terdapat di Mandailing kita dapat mengemukakan keterangan yang
bersifat hipotesis.
Besar kemungkinan orang Hindu datang ke Mandailing yang terletak di Swarna Dwipa
adlah untuk mencari emas. Dalam sejarah Inida, terdapat keterangan yang
menyebutkan bahwa sekitar abad pertama Masehi pasokan emas ke India yang
didatangi dar Asia Tengan terhenti. Karena di Asia Tengan terjadi berbagai
peperangan.Oleh karena itu kerajaan-kerajaan yang terdapat di India berusaha
mendapatkan emas dari tempat lain yaitu dari Sumatera/Swarna Dwipa. Dalam
hubungan ini kita mengerti bahwa di wilayah Mandailing yang pada masa lalu hingga
kini di dalamnya termasuk kawasan Pasaman terdapat banyak emas. Bukti-bukti
mengenai hal ini banyak sekali. Jadi besar sekali kemungkinan bahwa tempat yang dituju
15 — Kerajaan Holing
oleh orang Hindu dari India untuk mencari emas di Swarna Dwipa adalah daerah
Mandailing. Pada masa daerah ini belum bernama Mandailing. Entah apa namanya kita
tidak mengetahui.
Orang Hindu yang datang ke wilayah Mandailing adalah yang berasal dari negeri atau
Kerajaan Kalingga di India. Oleh karena itu mereka disebut orang Holing atau orang
Koling. Ada kemungkinan mereka masuk darri daerah Singkuang. Karena Singkuang yang
merupakan tempat bermuaranya Sungai Batang Gadis cukup terkenal sebagai
pelabuhan. Itulah sebabnya tempat tersebut dinamakan Singkuan oleh pedagang Cina
yang berarti harapan bar. Karena melalui pelabuhan ini mereka biasa memperoleh
berbagai barang dagangan yang penting yang berasal dari Sumatera seperti damar,
gitan, gading dsb.
Pada waktu orang Holing/Koling sampai di kawasan Mandailing Godang (waktu itu kita
tidak tahu nama kawasan ini) maka mereka bertemu dengan penduduk pribumi
setempat. Penamaan orang Holing/Koling digunakan untuk menyebutkan orang Hindu
yang berasal dari Negeri Kalingga tersebut dibuat oleh penduduk pribumi. Setibanya di
wilayah Mandailing, orang-orang Holing/Koling tersebut menemukan apa yang mereka
cari yaitu emas. Kita mengetahui melalui sejarah bahwa emas tercatat sebagai salah
satu modal utama dalam berdirinya kerajaan-kerajaan besar dan emas juga merupakan
sumber kemakmuran. Setelah orang-orang Hindu menemukan banyak emas di kawasan
Mandailing yang sekarang ini, mereka kemudian menetap di kawasan tersebut. Karena
orang-orang Holing/Koling menetap di kawasan itu maka dinamakan Mandala
Holing/Koling. Mandala artinya lingkungan atau kawasan. Mandala Holing/Koling berarti
lingkungan atau kawasan tempat tinggal orang-orang Holing/Koling. Sampai sekarang
kita sering mendengar disebut-sebut adanya Banua Holing/Koling. Tetapi orang-orang
tidak mengetahui dimana tempat yang dinamakan Banua Holing/Koling itu.
Berdasarkan hipotesis ini kita dapat mengatakan bahwa yang disebut Banua
Holing/Koling itu adalah wilayah Mandailing yang dahulu ditempati oleh orang-orang
Holing/Koling. Dengan kata lain Banua Holing/Koling adalah Mandala Holing/Koling.
Berabad-abad kemudian Mandalan Holing/Koling dikenal sebagai Kerajaan Holing.
Dalam hubungan ini Slamet Mulyana (1979:59) mengemukakan bahwa hubungan
dagang dan diplomat antara Cina dan Jawa berlangsung mulai dari berdirinya Kerajaan
Holing pada permulaan abad ke-7 sampai runtuhnya Kerajaan Majapahit pada
permulaan abad ke-16. Sejalan dengan keterangan Slamer Mulyana ini kita dapat
melihat hubungan antara Kerajaan Holing dengan adanya Candi Siwa Di Simangambat
16 — Kerajaan Holing
yang dibangunkan pada abad ke-8. Dalam hubungan ini dapat pula dikemukan bahwa
dari berbagai catatan sejarah disebut-sebut adanya Kerajaan Kalingga dan Kerajaan
Holing. Tetapi sampai sekarang para sejarah belum menentukan dimana sebenarnya
lokasinya yang pasti. Ada pakar sejarah yang menduga bahwa Kerajaan Kalingga terletak
di Jawa Timur tetapi Kerajaan Holing yang disebut-sebut dalam catatan Cina tidak
diketahui lokasinya yang pasti. Dan dapat pula dipertanyakan apakah Kerajaan Kalingga
adalah yang disebut juga sebagai Kerajaan Holing.
Dengan argumentasi yang telah dikemukan di atas, kita mengajukan dugaan (hipotesis)
bahwa yang disebut Kerajaan Holing itu dahulu terletak di wilayah Mandailing yang juga
disebut sebagai Kerajaan Mandala Holing/Koling. Kiranya cukup beralasan untuk
menduga bahwa nama Mandahiling (Mandailing) yang disebut oleh Mpu Prapanca
dalam Kitan Negarakertagama pada abad ke-14 berasal dari nama Mandalaholing yang
kemudian mengalami perubahan penyebutan menjadi Mandahiling dan akhirnya kini
menjadi Mandailing. Untuk membuktikan kebenaran dugaan atau hipotesis ini tentu
masih perlu dilakukan penelitian. Dan ini merupakan tantangan bagi orang Mandailing
yang berkedudukan sebagai pakar sejarah.
17 — Kerajaan Holing
Pasaman, yaitu di tempat yang bernama Tanjung Medan dekat Rao terdapat juga candi
yang mirip keadaannya dengan candi di Portibi. Dan kita tahu bahwa di kawasan
Pasaman juga terdapat emas yang dibutuhkan oleh orang-orang Hindu. Kalau tidak salah
di kawasan yang bernama Manggani. Dan di kawasan itu juga terdapat tambang emas
Belanda pada masa penjajahan.
I NDOFORUM .O RG
KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI , POLITIK
Letak Kerajaan Holing tidak dapat diketahi secara pasti, sebab tidak ada prasasti yg
ditinggalkan..Namun demikian ada sumber berita dari China yang digunakan untuk
menganalisis letaknya.Berita China dari dinasti Tang menyebutkan bahwa letak Holing
berbatasan dengan Laut sebelah selatan, Ta-Hr-La(Kamboja) di sebelah utara, Po-Li (Bali)
disebelah timur dan To-Po-Teng I disebelah barat..Holing disebut dengan istilah Cho-
Po(Jawa).Berdasarkan berita China tersebut dapat disimpulkan bahwa letak Holing ada
di Jawa khususnya Jawa Tengah.
Kerajaan Holing diperintah oleh seorang Ratu yang bernama Ratu Sima yang sangat
keras namun adil dan bijaksana.Kejujuran sangat di tanamkan pada rakyatnya.Pejabat
kerajaan dan rakyat sangat taat pada aturan dari pemerintah di bawah kekuasaan Ratu
Sima hingga rakyat menjadi makmur.
Berita tentang Ratu Sima yg adil beserta negrinya yang makmur dan rakyatnya yang
jujur telah terdengar sampai China dan sampai di telinga Raja Ta-che.Raja Ta-che
penasaran kenapa kerajaan Holing begitu terkenal akan kejujurannya hingga sampai
terdengar di China yg terbilang sangat jauh dari jawa.Akhirnya Raja Ta-che ingin
membuktikan kebenaran dari kejujuran rakyat Holing.Ia pun mengirim utusann ke
Holing untuk membuktikan hal itu.Utusan Raja Ta-che diperintah untuk menaruh pundi-
pundi emas secara diam-diam di tengah jalan dekat keramaian pasar.
Hingga sampailah pada suatu hari..Sang Putra Mahkota yaitu anak tertua dari Ratu Sima
berjalan melewati pasar tersebut.ketika ia berjalan,tak sengaja kakinya menyenggol
pundi-pundi tersebut.
18 — Kerajaan Holing
Sang Putra Mahkota yang tidak lain adalah anaknya sendiri.Ratu Sima menganggap itu
hal itu termasuk dalam kejahatan pencurian.Peraturan Kerajaan kerajaan bagi pencuri
adalah hukuman mati.karena Ratu Sima berpendapat bahwa mencuri itu berawal dari
menyentuh barang tersebut hingga timbul keinginan untuk mencuri.
Beberapa Patih kerajaan tidak setuju dengan keputusan Ratu Sima.Mereka mengajukan
pembelaan untk Sang Putra Mahkota kepada Ratu Sima.Pembelaan mereka yaitu, Sang
Putra Mahkota menyenggol pundi-pundi tersebut karena tidak sengaja dengan
kakinya.maka lebih baik cukup kakinya saja yang di potong,tidak perlu di hukum mati
karena ada unsur ke tidak sengajaan
Utusan Raja Ta-che kembali ke china setelah melihat kebenaran tentang Adilnya Ratu
Sima yang mau menghukum anaknya yang telah melakukan kesalahan dan kejujuran
rakyat Holing yang benar-benar luar biasa.
19 — Kerajaan Holing
KERAJAAN MATARAM ISLAM
THE MAPS
Peta Mataram Baru yang telah dipecah menjadi empat kerajaan pada tahun 1830,
setelah Perang Diponegoro. Pada peta ini terlihat bahwa Kasunanan Surakarta memiliki
banyak enklave di wilayah Kasultanan Yogyakarta dan wilayah Belanda. Mangkunagaran
juga memiliki sebuah enklave di Yogyakarta. Di kemudian hari enklave-enklave ini
dihapus.
Pada awal perkembangannya kerajaan Mataram adalah daerah kadipaten yang dikuasai
oleh Ki Gede Pamanahan. Daerah tersebut diberikan oleh Pangeran Hadiwijaya (Jaka
Tingkir) yaitu raja Pajang kepada Ki Gede Pamanahan atas jasanya membantu mengatasi
perang saudara di Demak yang menjadi latar belakang munculnya kerajaan Pajang. Ki
Gede Pamanahan memiliki putra bernama Sutawijaya yang juga mengabdi kepada raja
Pajang sebagai komando pasukan pengawal raja. Setelah Ki Gede Pamanahan meninggal
tahun 1575, maka Sutawijaya menggantikannya sebagai adipati di Kota Gede tersebut.
Setelah pemerintahan Hadiwijaya di Pajang berakhir, maka kembali terjadi perang
saudara antara Pangeran Benowo putra Hadiwijaya dengan Arya Pangiri, Bupati Demak
yang merupakan keturunan dari Raden Trenggono.
Akibat dari perang saudara tersebut, maka banyak daerah yang dikuasai Pajang
melepaskan diri, sehingga hal inilah yang mendorong Pangeran Benowo meminta
bantuan kepada Sutawijaya. Atas bantuan Sutawijaya tersebut, maka perang saudara
dapat diatasi dan karena ketidakmampuannya maka secara sukarela Pangeran Benowo
menyerahkan takhtanya kepada Sutawijaya. Dengan demikian berakhirlah kerajaan
Pajang dan sebagai kelanjutannya muncullah kerajaan Mataram. Lokasi kerajaan
Mataram tersebut di Jawa Tengah bagian Selatan dengan pusatnya di kota Gede yaitu di
sekitar kota Yogyakarta sekarang.
KEHIDUPAN POLITIK
Kelemahan raja-raja Mataram setelah Sultan Agung dimanfaatkan oleh penguasa daerah
untuk melepaskan diri dari kekuasaan Mataram juga VOC. Akhirnya VOC berhasil juga
menembus ke ibukota dengan cara mengadu-domba sehingga kerajaan Mataram
berhasil dikendalikan VOC. VOC berhasil menaklukan Mataram melalui politik devide et
impera, kerajaan Mataram dibagi dua melalui perjanjian Gianti tahun 1755. Sehingga
Mataram yang luas hampir meliputi seluruh pulau Jawa akhirnya terpecah belah :
Belanda ternyata belum puas memecah belah kerajaan Mataram. Akhirnya melalui
politik adu-domba kembali tahun 1757 diadakan perjanjian Salatiga. Mataram terbagi 4
wilayah yaitu sebagian Surakarta diberikan kepada Mangkunegaran selaku Adipati tahun
1757, kemudian sebagian Yogyakarta juga diberikan kepada Paku Alam selaku Adipati
tahun 1813.
KEHIDUPAN EKONOMI
Sebagai kerajaan yang bersifat agraris, masyarakat Mataram disusun berdasarkan sistem
feodal. Dengan sistem tersebut maka raja adalah pemilik tanah kerajaan beserta isinya.
Untuk melaksanakan pemerintahan, raja dibantu oleh seperangkat pegawai dan
keluarga istana, yang mendapatkan upah atau gaji berupa tanah lungguh atau tanah
garapan. Tanah lungguh tersebut dikelola oleh kepala desa (bekel) dan yang
menggarapnya atau mengerjakannya adalah rakyat atau petani penggarap dengan
membayar pajak/sewa tanah. Dengan adanya sistem feodalisme tersebut,
menyebabkan lahirnya tuan-tuan tanah di Jawa yang sangat berkuasa terhadap tanah-
tanah yang dikuasainya. Sultan memiliki kedudukan yang tinggi juga dikenal sebagai
panatagama yaitu pengatur kehidupan keagamaan. Sedangkan dalam bidang
kebudayaan, seni ukir, lukis, hias dan patung serta seni sastra berkembang pesat. Hal ini
terlihat dari kreasi para seniman dalam pembuatan gapura, ukiran-ukiran di istana
maupun tempat ibadah. Contohnya gapura Candi Bentar di makam Sunan Tembayat
(Klaten) diperkirakan dibuat pada masa Sultan Agung.
Di samping itu juga adanya upacara Grebeg pada hari-hari besar Islam yang ditandai
berupa kenduri Gunungan yang dibuat dari berbagai makanan maupun hasil bumi.
Lubis, D. P. (n.d.). Mandailing Dalam Lintas Sejarah. Retrieved 08 05, 2008, from Horas
Mandailing: http://www.mandailing.org/ind/rencana18.html
Neonovan. (n.d.). Sejarah Kerajaan Indonesia. Retrieved 8 5, 2008, from Neonovan Base
Href: neonovan.topcities.com/sejarah_kerajaan_indonesia.htm
Sudartoyo. (2008, 01 14). Kerajaan Mataram Islam. Retrieved 08 05, 2008, from
Indonesianto 07: http://pakyok.wordpress.com/2008/01/14/kerajaan-mataram/
Wikipedia. (2008, 0405 04). Kerajaan Singhasari. Retrieved 08 05, 2008, from Wikipedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Singhasari
31 — Daftar Pustaka