You are on page 1of 18

Hakikat Bahasa dan Bunyi Sebagai Sistem Simbol

Oleh : Armania Bawon Kresnamurti X Ilmu Bahasa dan Budaya 2 SMA Negeri 1 Malang

Peta Konsep
Arbitrer Bunyi Konvensional Sistematis Bahasa adalah Sistem Sistemik Simbol Contoh Contoh Tersusun secara teratur Fonologi Morfologi Sintaksis & Semantik Contoh

Bahasa adalah Bunyi


Kata bunyi berbeda dengan kata suara. Menurut

Kridaklaksana (1983:27) bunyi adalah pesan dari pusat saraf sebagai akibat dari gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Oleh karena itu, banyak ahli menyatakan bahwa yang disebut bahasa itu adalah yang sifatnya primer, dapat diucapkan, dan menghasilkan bunyi Dengan demikian, bahasa tulis adalah bahasa sekunder yang sifatnya berupa rekaman dari bahasa lisan, yang apabila dibacakan/dihafalkan tetap melahirkan bunyi juga.

Gorys Keraf dalam bukunya Komposisi(1984) mengemukakan dua buah pengertian bahasa:
Bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota

masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia Bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Arbitrer dalam konteks ini adalah manasuka, yaitu berubah-ubah penggunaannya bergantung pada situasi dan kondisi pembicara Bahasa sebagai alat komunikasi yang bersifat konvensional, artinya telah disepakati oleh masyarakat penutur sebagai alat komunikasi

:
Terdapat abjad konsonan & vokal

Konsonan : B,C,D,F,G,H,J,K,L,M,N,O,P, Q,R,S,T,V,W,X,Y,Z Vokal : A,I,U,E,O Pada kata Contoh Apabila terdapat konsonan dan vokal yang lengkap maka akan membentuk kata yang bermakna yaitu sesuatu yang digunakan sebagai permisalan. Apabila konsonannya dihilangkan oo atau vokalnya yang dihilangkan Cnth maka tidak memiliki makna. Jadi abjad konsonan dan vokal yang berada dalam sebuah kata merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Apabila dipisah maka tidak memiliki makna

Contoh Bahasa Bersifat Arbitrer:

Penjelasan
Dalam bahasa Indonesia, telah disepakati bahwa

nama binatang tersebut adalah Kucing Begitu juga bahasa lain, misalnya dalam bahasa Finlandia disepakati bahwa nama binatang tersebut adalah Tata Jadi, apabila kita berbicara tentang binatang tersebut di Indonesia maka kita menyebutnya Kucing sesuai yang disepakati dalam bahasa Indonesia. Bukan Tata sebagai kata penunjuk hewan tersebut yang disepakati dalam bahasa Finlandia Jadi penggunaaan bahasa yang Arbitrer maksudnya bahasa tersebut bergantung pada situasi dan kondisi penutur

Contoh Bahasa Bersifat Konvensional


Konvensional berarti sesuai dengan kesepakatan

bersama Dalam Sumpah Pemuda, pemuda-pemudi Indonesia telah sepakat bahwa bahasa persatuan Negara Indonesia adalah Bahasa Indonesia Jadi bila kita berbicara pada lawan bicara yang tidak mengerti bahasa daerah kita sebaiknya menggunakan Bahasa Indonesia agar tidak timbul kesalahpahaman.

Contoh Situasi :
Terdapat 2 tokoh bernama Hadi dan Mukhlis. Mereka berasal dari suku dan daerah yang berbeda. Mereka berdebat tentang penyebutan sebuah benda yang dalam Bahasa Indonesia disebut meja. Dalam bahasa Indonesia, benda tersebut merupakan perabotan rumah tangga. Sedangkan dalam bahasa daerah Hadi, perabotan tersebut dinamakan Bangku dan dalam bahasa daerah Mukhlis disebut Mijo. Posisi bahasa Indonesia di sini sebagai bahasa pemersatu kedua bahasa daerah tersebut agar keduanya tidak berdebat dan berujung perselisihan tentang perabot tersebut.

Bahasa itu Sistem


Sebagai sebuah sistem, bahasa memiliki konsep

sistematis dan sistemik. Sistematis dapat diartikan bahwa bahasa itu tersusun menurut suatu pola yang selalu berkaitan, tidak tersusun acak, dan mempunyai susunan. Selain sistematis, bahasa juga sistemik. Sistemik maksudnya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi juga terdiri atas sub-sub sistem atau sistem bawahan.

Kata yang dipilih : Tahu


Huruf

:t Suku kata : ta Kata : tahu Frasa : tahu segalanya


Kalimat

: Terkadang kita harus berhenti

berakting seolah-olah tahu segalanya agar hati dan mata tidak buta akan kebenaran dan fakta

Subsistem-subsistem itu antara lain:


Subsistem fonologi(susunan huruf yang

memberikan makna dalam bunyi ) Subsistem morfologi(perubahan dalam jumlah, jenis, atau kasus dari sebuah kata karena pengaruh kata lain yang di dekatnya), Subsistem sintaksis(tata kalimat) Subsistem semantik(makna kata/kalimat). Dengan demikian, sebagai sebuah sistem, bahasa berfungsi untuk memilah kajian morfologi, fonologi, sintaksi, dan semantik.

Contoh penerapan dalam subsistem:


Fonologi
Huruf J,U,A,R,A membentuk kata Juara yang bermakna

pemenang dalam suatu kompetisi


Morfologi
Kata Juara diberi imbuhan ke- dan akhiran an menjadi

Kejuaraan yang maknanya berbeda dari Juara yaitu sebuah kompetisi atau lomba
Sintaksis & Semantik
Tata kalimat yang memiliki makna dalam Bahasa Indonesia

yaitu S-P-O-K
Anak ini[S] mengikuti[P] kejuaraan dunia[O] di Yunani[KT]beberapa

waktu lalu[KW]

Apabila dibolak-balik maka tidak memiliki makna Mengikuti[P] anak ini[S] kejuaraan dunia[O] beberapa waktu lalu[KW]di Yunani[KT]

Bahasa adalah Simbol


Bahasa sebagai lambang artinya memiliki simbol

untuk menyampaikan pesan kepada lawan tutur. Bahasa berfungsi untuk menegaskan bahasa yang hendak disampaikan. Contoh : Kata Komputer melambangkan alat elektronik yang terdiri dari CPU,Monitor Keyboard dan Mouse yang digunakan untuk input data

Simbol digunakan untuk menyampaikan pesan kepada orang yang melihat simbol tersebut

Kesimpulan
Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian bahasa mencakup hal-hal sebagai berikut: Sistem lambang bunyi yang arbitrer Alat komunikasi Simbol bunyi yang memiliki arti serta makna Digunakan oleh masyarakat untuk berinteraksi

Terimakasih

arma

You might also like